Anda di halaman 1dari 17

HISTEREKTOMI

I. DEFENISI

Histerektomi obstetric adalah pengangkatan rahim atas indikasi obstetrik.

II. INDIKASI

- Ruptura uteri

- Pendarajan yang tidak dapat dikontrol dengan cara-cara yang ada, misalnya pada :

 atonia uteri

 afilerinogenemia atau hipofibrinogenemia pada solution plasenta

dan lainnya

 couvelaire uterus tanpa kontraksi

 aa. Uterinae terputus

 plasenta inkreta dan perkreta

 hematoma yang luas pada rahim

- Infeksi intrapartal berat : untuk ini biasanya dilakukan operasi porro, yaitu uterus dengan

isinya diangkat sekaligus bulat-bulat.

- Uterus iniomatosus yang besar

- Kematian janin dalam rahim dan missed abortion dengan kelainan darah

- Kanker leher rahim.

III. TEKNIK
1) Bebaskan dulu peritorium kandung kemih : pada subtotal, seadanya saja : pada total

sejauh mungkin kearah bawah.

2) Klem ligamentum rotundum kanan dan kiri pada 2 tempat, potong diantaranya kira – kira

1 cm dari uterus, lalu ikat pada kedua potongannya.

3) Jari telunjuk operator ditekan kedepan dari ligamentum latum dinding belakang dibawah

ligament orari proprium sedekat mungkin ke dinding rahim sampai tembus diklem pada 2

tempat dipotong dan diikat

4) Jaringan ligamentum latum yang terbuka dipotong kebawah lateral supaya kita dapat

bekerja jauh dari ureter

5) Vasa uterine (aa dan vv. Uterine) diklem kuat pada dua tempat, dipotong dan diikat kuat.

6) Selanjutnya tahap demi tahap jaringan kearah bawah, baik kanan maupun kiri, dilakukan

seperti tadi bergantung apakah akan dilakukan histerektomi supra-ragional atau total.

7) Perdarahan dikontrol, luka dijahit sebaiknya.

8) Dilakukan reperitonealisasi sambil puntung-puntung operasi dibenamkan seutuhnya.

Umumnya pada histerektumi obstetric adveksa kanan – kiri didiamkan. Bila kedua

adreksa ikut diangkat, maka disebut bisalfingo oforektomi (BSO).

9) Akhirnya luka dinding perut ditutup dengan jahitan lapis demi lapis seperti biasanya.

Pada histerektomi supravaginal atau subtotal, serviks uteri bagian atas dipegang dengan

curam serviks: dibawahnya dipasang 1 cunam lagi dan serviks dipotong diantara 2 curam

tersebut. Setelah pendarahan yang ada dirawat, luka pada serviks uteri yang ditinggalkan

dijakit dengan catgut kuat dan akhirnya diadakan peritoneisasi sisa serviks, ujung ligamentum

rotundum dan adreksa yang telah dipotong, disebelah kiri dan kanan.
TINJAUAN KASUS

I. BIODATA

A. Identitas Klien

Nama : Ny. “A” Penanggungjawab : Askes

Umur : 53 tahun Nama : Tn. Y.R

Agama : Kr. Protestan Umur : 54 tahun

Suku/Bangsa : Indonesia/Toraja Alamat : Batualu

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : Batualu

Tgl Masuk : 10 April 2007

Tgl Pengkajian : 16 April 2007

No. Rm : 04 62 48

II. DATA BIOLOGIS/FISIKOLOGIS

A. Keluhan utama : Nyeri pada luka operasi

B. Riwayat

± 10 Tahun yang lalu ibu mengeluh ada benjolan keluar pada kemaluan 2 minggu sebelum MRS

klien periksa ke Dokter praktek. Dan dianjurkan untuk ke Rumah Sakit .

Tanggal 10 April 2007 klien Masuk Rumah Sakit pada tanggal 11 April 2007 jam 10.30

dilaksanakan tindakan pembedahan Histerektomi trans vaginal. Pada saat dikaji klien mengeluh
nyeri pada luka operasi; nyeri timbul saat banyak bergerak, nyeri ini hilang timbul. Skala nyeri

sedang (5) 0-10 nyeri hilang bila klien sudah istirahat ditempat tidur.

C. Riwayat kehamilan terakhir

• Gv1 Pv1 Ao

• Haid terakhir : ± 5 tahun tidak haid (menopause 5 tahun)

D. Pola reproduksi

• Menorhoe umur : 15 tahun

• Siklus haid : teratur

• Lama haid : 3 hari

• Sifat darah : kental

E. Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas

Kehamilan penyalinan Anak


Anak Komp
Peno- Penyak Kela- KU. Ket.
ke Umur Penyult Jenis -likasi BB PB
long it min Skrg
1 9 bln - Spontan Dukun ♀ ‡ditimbang ‡diukur Baik
2. 9 bln Spontan Dukun ♂ ‡ditimbang ‡diukur Baik
3. 9 bln Spontan Dukun ♀ ‡ditimbang ‡diukur Baik
4. 9 bln Spontan Dukun ♂ ‡ditimbang ‡diukur Baik
5. 9 bln Spontan Dukun ♀ ‡ditimbang ‡diukur Baik
6. 9 bln serotinus Spontan Bidan Krn ♂
? ? +
Bayi msk
tdk
Induksi incubator
ada 1 mlm →
+
HIS

F. Riwayat KB
 Melaksanakan KB : IUD
 Sejak kapan melaksanakan kontrasepsi :
I. Tahun 1992 ± 2 Tahun
II. Tahun 1994
 Masalah yang terjadi :
Pada pemasangan yang pertama klien mengatakan hamil anak ke 5 dan ke 6 sehingga klien
memasang IUD yang ke 2 pada Tahun 1994. pada pemasangan yang ke 2 klien merasakan
nyeri supra pubis, akhirnya klien masuk Rumah Sakit untuk dilakukan exterpasi ADR pada
tahun 2007 (saat ini).

G. Riwayat Kesehatan
 Penyakit yang pernah dialami : Tidak
 Operasi yang pernah dialami : Tidak
 Pernah dirawat di Rumah Sakit Tahun 1993 dengan gravid anak ke VI karena seratinus.

H. Riwayat Keluarga
Genogram 3 generasi.

G1. X x X x

GII X ? x ? ?
70 X
x X
50 48 45 43 40 38
G.III 53 54

30 28 26 24 15 X

Keterangan :

GI Orang tua dari pihak Ibu dan Ayah klien telah meninggal karena factor usia.

GII Kakak dari Ibu klien meninggal karena factor usia

Kakak dari Ayah dan Ayah klien meninggal karena factor usia

GIII Klien anak pertama dari 7 bersaudara


Klien memiliki 6 orang anak :

Anak I, II, III : di perantauan

Anak ke IV dan ke V tinggal serumah dengan orang tua

Anak ke VI meninggal berumur 1 hari oleh karena lahir serotirus.

I. Pola Kegiatan Sehari-hari

No. JENIS KEGIATAN SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT


1. Nutrisi Pobi
 Selera makan Baik Kurang
 Menu makan Nasi + sayur + ikan Nasi + sayur + ikan + buah
 Frekuensi makan 3 x sehari 3 x sehari
 Makanan yang disukai - Tidak ada
 Masalah mengunyah/menelan Tidak ada Tidak ada

2 Cairan
 Jenis minuman yg dikonsumsi Air putih + Kopi Air putih + the
 Banyak minum sehari ± 6 – 8 gelas ± 5 – 6 gelas

3.
Eliminasi
a. BAK
5 – 6 x sehari Pasang kateter
 Frekuensi
Kuning (jernih) Kuning (jernih)
 Warna
Khas amoniak Khas amoniak
 Bau
b. BAB 1-2 x sehari Tidak teratur 1x dlm 2 hari
 Frekuensi Kuning/kecoklatan Kecoklatan
 Warna Lunak lunak
 Bau
4. Istirahat tidur
 Siang Tidak teratur (± 10 mnt) Tidak teratur (± 15 mnt)
 Malam ± 7-8 jam Tidak teratur (± 6-7 jam)
 Kebiasaan sblm tidur Menonton TV Tidak ada
5. Personal hygiene
 Mandi 1 x sehari/mandiri Tidak pernah
 Cuci rambut 3 x seminggu Tidak pernah
 Gosok gigi 1 x sehari Tidak pernah
6. Nyeri/ketidaknyamanan
 Lokasi nyeri Nyeri pada suprapubis, nyeri
pada luka op tranvaginal

 Kualitas nyeri Hilang timbul


 Factor pencetus Saat klien bergerak
Tingkat nyeri yang dirasakan
 intensitas
“S” skala sedang (skala 0 – 10)
J. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum lemah

b. Tanda-tanda vital

TO : 150/90

N : 84 x/menit

S : 37 ºC

c. Rambut

1). Inspeksi : Pertumbuhan rambut merata

d. Mata

1). Inspeksi : Konjungtiva aremis

Sclera putih, tidak ictrus

Mata tidak merah

e. Mulut

1). Inspeksi : Gigi nampak kuning

Gusi tidak ada pendarahan

Bibir kering

f. Leher

1). Inspeksi : Pergerakan baik, tidak tegang pada tengkuk

Tidak nampak adanya pembesarab kelenjar tyroid

Tidak nampak adanya bendungan vena jugularis

2). Palpasi : Tidak teraba adnya pembesarab kelenjar tyroid

Tidak ada nyeri tekan.

g. Buah dada

1). Inspeksi : aerda mammae : hiperpigmentasi

Putting : tidak menonjol keluar

Asi : tidak ada pengeluaran ASI


Kebersihan : buah dada bersih

Tidak ada kelainan pada buah dada

2). Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

h. Abdomen/uterus

1). Inspeksi : tidak tampak strial gravidarum

2). Auskultasi : Peristaltik usus 7 x/menit

3). Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen

i. Genitalia

Inspeksi : Tidak tampak udem vagina

Tampak tampon di vagina

Tidak tampak varises

Terpasang chateter

Darah warna merah kehitaman 2-3 kali ganti duck/hari

Perineum : utuh

K. Anus

1). Inspeksi : Tidak tampak haemorhaid

L. Ekstremitas Bawah

1). Inspeksi : Tidak tampak adanya Varises

2). Palpasi : Tidak ada oedem pada kedua tungkai

Tidak ada nyeri tekan pada tungkai

Tidak ada keluhan kran pada kaki

Kekuatan otot 5 5

5 5

M. Ambulasi

Miring kiri/kanan di tempat tidur.


N. Pemeriksaan diagnostic tgl, 10-4-2007

1. Hb: 11.4 gr%

2. Golongan darah : B

3. GDs : 103 Mg/dl

4. CT : 4´ 30 ´´

CT : 1´ 15 ´´

Tgl, 12 April 2007

Hb : 10, 2 gr %

O. Therapy.

Inf RL : D 5% =1:3 28 tts/i

Amoxycilin 1 gr/8 jam/IV

Gentamiayn 1 amp/8 jam/IV

Alinamin.f 1 amp/8 jam/IV

Torasic 1 amp/8 jam/IV

Ulcumet 1 amp/8 jam/IV

III. DATA PSIKOLOGIS

1. Kesiapan mental bagi ibu

Klien mengatakan siap dan menerima dilakukan pengangkatan uterus dan IUD dikeluarkan.

2. Klien tinggal bersama dengan suaminya dan anak-anaknya

3. Peran dalam struktur keluarga : klien berperan sebagai seorang istri bagi suaminya.

4. Klien mengatakan menerima keadaannya

5. Perasaan tentang pelayanan yang diberikan : klien mengatakan puas atas pelayanan yang telah

diberikan

6. Bantuan yang diberikan : klien masih mengharapkan bantuan dari petugas kesehatan untuk

kesembuhannya.

IV. DATA SOSIAL EKONOMI


1. Orang yang paling berarti bagi klien adalah suami dan anak-anaknya.

2. Hubungan klien dengan keluarga, tetangga dan lingkungan baik, ini ditandai dengan banyaknya

sanak keluarga yang berkunjung untuk membesuk klien

DATA FOKUS

(CP.IA)

Nama pasien : Ny. “A”

No. RM : 042645

Ruang rawat : obgyn

NO. DATA SUBJEKTIF NO. DATA OBJEKTIF


1. Klien mengeluh nyeri pada luka operasi 1 Tampak luka operasi
(sekitar vaginal)
2. Klien mengeluh nyeri pada suprapulais 2. Tampak tampon divagina
3. Klien mengatakan tidak dapat melakukan 3. Klien tampak berbaring di tempat tidur
aktivitasnya secara mandiri. Karena nyeri 4. Terpasang Cateter
pada luka operasi 5. Klien tampak berbaring di tempat tidur
6. Aktivitas klien masih dibantu misalnya
ke WC
7. TTU
T : 150/90 mnhg
N : 84 x/mnt
S : 37ºC
8. Post OP hr ke V

ANALISA DATA

(CP I B)

Nama Pasien : Ny “A”

No. Rm : 046245

Ruang rawat : obgyn

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Tindakan operasi
- Klien mengeluh nyeri pada luka (histerektomi transvaginal) Nyeri.
operasi (selatan genitalia)
- Klien mengeluh nyeri suprapubis. Terputusnya kontuinitas jaringan
kulit.
DO:
- Nampak luka operasi Pengeluaran mediator kimia
- Nampak tampon di vagina (bradikinin,histamine,prostaglandin
- Post op hari ke V )
- TTV : T = 150/90 MmHg
N= 84 x/mnt. Merangsang nosiseptor
S =37 C
Impuls nyeri dihantarkan ke
thalamus oleh saraf afferent

Dipersepsikan loeh korteks sereberi

Dikembalikan ke organ target


melalui saraf afferent.

Nyeri dipersepsikan.

2 DS: Nyeri saat beraktifitas Intoleran


- Klien mengatakan tidak dapat aktifitas.
melakukan aktifitasnya secara Kegiatan sehari-hari terganggu
mandiri.
DO: Bagian pemenuhan kebutuhan
- Klien nampak berbaring di tempat sehari-hari
tidur
- Terpasang kateter
- Aktifitas klien masih dibantu

3. DS : Tinadakan operasi (histerektomi Resiko


- transvaginal) Infeksi
DO :
- Nampak luka operasi Terpasang kateter
- Nampak tampon di vagina
- Post op hari ke V Port de entri mikroorganisme
- TTV : T = 150/90 MmHg
N = 84 x/mnt Resiko tinggi.
S = 37 C

DIAGNOSA KEPERAWATAN
CP 2
NO DIAGNOSA TANGGAL DITEMUKAN TANGGAL
TERATASI
1 Nyeri b/d terputusnya kontinuitas 16-04-2007
jaringan 17-04-2007

2 Bagian pemenuhan kebutuhan sehari- 16-04-2007


hari b/d nyeri 17-04-2007
3 16-04-2007
Resiko infeksi b/d adanya luka operasi 16-04-2007

RENCANA KEPERAWATAN

(CP.3)

DIAGNOSA
NO TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri b/d terputusnya Klien mengatakan nyeri 1. Kaji takut nyeri, lokasi 1. sebagai indicator
kontinuitas jaringan ditandai berkurang atau hilang dan intensitasnya. untuk tindakan
dengan : dengan criteria : 2. Observasi T.T.V selanjutnya
DS : - Klien tidak mengeluh 2. nyeri dapat
- Klien mengeluh nyeri pd nyeri meningkatkan
luka op (genitalia) - Intensitas nyeri pada metabolisme
- Klien mengeluh nyeri skala “O” tubuh sehingga
suprapubis - TTV dalam batas 3. Ajarkan teknik dapat
normal relalsasi napas dalam menimbulkan
DO 4. Berikan posisi yang perubahan T.T.V.
- Nampak tampon di vagina menyenangkan (sesuai 3. Teknik relaksasi
- Nampak luka operasi kebutuhan) nafas dalam dapat
- TTV : 5. Berikan HE pada klien mengurangi
T : 150/90 mnt Hg dan keluarga tentang ketegangan otot,
N : 84 x/mnt penyebab nyeri yang emosional
S : 37º C dirasakan. sehingga nyeri
6. penatalaksanaan berkurang.
pemberian obat 4. Mengurangi rasa
analgetik nyeri yang
dirasakan.
5. agar klien dan klg
mengerti dan
kooperatif dalam
perawatan.
6. Dapat memblok
resepter nyeri pada
medulla spinalis,
impul dan tidak
diteruskan
kekorteks cerebri,
hingga nyeri tidak
dipersepsikan.

2. Bagian pemenuhan kebutuhan Klien dapat melakukan 1. Kaji kemampuan klien 1. sebagai indikator
sehari-hari b/d nyeri aktivitasnya secara untuk melakukan untuk tindakan
Histerektomi trans vagina mandiri dengan criteria : aktivitas normal. selanjutnya.
yang ditandai dengan : - Klien dapat 2. Ukur T.T.V sebelum 2. memberi control
DS : Klien mengatakan tidak memenuhi dan sesudah situasi dalam
dapat melakukan aktivitas kebutuhannya. beraktivitas tindakan lanjut
secara mandiri. - Klien tidak harus 3. Libatkan keluarga 3. agar kebutuhan
DO : beristirahat dalam memenuhi klien terpenuhi
- Klien nampak berbaring di ditempat tidur kebutuhan aktivitas dan meningkatkan
tempat tidur - Tidak terpasang klien kerjasama
- Terpasang kateter cateter 4. Tingkatkan aktivitas 4. terbaring lama
- Aktivitas klien masih - Ku. baik sesuai toleransi, Bantu dapat menurunkan
dibantu. melakukan latihan kemampuan. Ini
rentang gerak terjadi karena
pasif/aktif. Dekatkan keterbatasan
barang-barang aktivitas yang
keperluan klien kearah mengganggu
klien periode istirahat.

3. Resiko terjadinya inpeksi Tidak terjadi infeksi 1. kaji adanya tanda- 1. sebagai indikator
bedah adanya luka operasi dengan criteria : tanda infeksi untuk intervensi
ditandai dengan : - tidak ada tanda-tanda 2. awasi tanda-tanda selanjutnya.
DS : infeksi (rubor, color, vital, demam, 2. untuk mengetahui
dotor, tumor, funchio menggigil, nadi dan tanda syok sepsis
DO : lesa) pernapasan cepat, sehubungan
- Tampak luka operasi - luka operasi kering perubahan mental. dengan
- Tampak tampon divagina - tidak terpasang tampon 3. pertahankan teknik instrumentasi.
- TTV : T : 150/90 mnHg aseptic dan antiseptik 3. mencegah,
N : 84 x/mnt pada penggantian menghindari
S : 37 ºC balutan, tindakan resiko infeksi
inisiatif merokok.
4. bersihkan, rawat luka 4. mencegah
dengan teknik aseptic. terjadinya infeksi
5. penatalaksanaan nosokomial saat
pemberian obat luka dibersihkan.
antibiotic 5. antibiotik dapat
6. anjurkan klien untuk mencegah
tidak memegang dan terjadinya infeksi.
membasahi daerah 6. dapat
luka operasi menyebabkan
infeksi nosokonial

CATATAN TINDAKAN

(CP.4)

KODE
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL
NOX
Senin/ 16 April 2007 1. 15.00 1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan insentitasnya.
Hasil : Nyeri pada skala 5, sedang (0-10), nyeri
dirasakan pada daerah genetalia dan suprapubis.

15.30 2. Menganjurkan teknik relaksasi: tarik nafas dalam bila


nyeri muncul
Hasil : Klien mengikuti anjuran dan mengatakan nyeri
berkurang bila melakukan nafas dalam.

16.00 3. Mengukur TTV


Hasil : To : 150/90 mnHg
N : 84 x/mnt
S : 37 ºC

2. 15.10 1. Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan


aktivitas
Hasil : klien belum dapat melakukan aktivitasnya
secara mandiri, klienmiring kanan, miring kiri
ditempat tidur
2. Melibatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan klien
Hasil : klien dibantu oleh keluarga (suami) masuk
3. 16.30 kamar ganti

1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi


Hasil : tidak nampak adanya tanda-tanda infeksi pada
daerah genetalia
2. Mengganti tampon vagina dengan teknik aseptic
yaitu betadine
Hasil Klien merasa nyaman
3. Mengobservasi TTV
Hasil : TO : 150/90 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 37 ºC
4. Menganjurkan untuk mengganti pembalut bila
perdarahan
Respon : klien mengatakan rajin mengganti balutan.
Selasa/17 April 2007 1. 15.00 1. mengkaji tingkat nyeri, alokasi dan intensitasnya.
Hasil : nyeri pada skala 2 (rangan) pada daerah
genetalia dan supropubis
Respon : klien mengatakan nyeri berkurang.
17.00 2. Mengukur TTV
Hasil : T : 140/90 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36 ºC

2. 16.00 1. Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan


aktivitas
Hasil : klien mulai dapat melakukan aktivitas secara
mandiri
Misalnya : sikat gigi, makan, minum BAB
dan BAK di Kamar mandi
Klien sudah dapat berjalan

3. 16.30 1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi


Hasil : tidak nampak adanya tanda-tanda infeksi
didaerah genetolia.
2. Mengganti tampon vagina dengan teknik aseptic
Hasil : Klien merasa nyaman
3. aff chateter
Hasil : klien merasa nyaman.
OS. Sudah pulang

Rabu/18 April 2007


13.00

CATATAN PERKEMBANGAN

(C.P 5)

KODE
HARI / TANGGAL JAM EVALUASI (SOAP)
NOX
Senin/16 April 2007 1. 18.00 S : Klien mengatakan masih nyeri pada daerah
genetalia dan suprapubis
O: Nampak luka operasi, skala nyeri sedang ‘5’
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6

2. 18.00 S : Klien mengatakan belum sepenuhnya melakukan


aktivitasnya secara mandiri.
O : Klien masih dibantu keluarga untuk makan, minum
Klien mampu miring kanan/miring kiri
A : Masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi 3,4

3. 17.00 S:-
O : Tidak ada tanda-tanda infeksi
TTV : TO : 150/50 mmHg
N : 84x/mnt
S : 37ºC
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi

Selasa/17 April 2007 1. 17.00 S : Klien mengatakan nyeri berkurang


O : KU. Membaik, post op hari VI
Nyeri pada skala 2 (ringan)
TTV : TO : 140/90 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36ºC
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

2. 18.00 S : Klien mengatakan sudah dpt melakukan aktivitasnya


secara mandiri
O : Klien mampu makan/minum sendiri
Klien mampu berjalan/duduk sendiri
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
OS sudah pulang
Rabu/18 April 2007 13.00

RESUME KEPERAWATAN

(CP.6)

Nama Klien : Ny “A” No. RM : 046245


Umur : 53 Tahun R. Rawat : obgyn/Kls II
Agama : Protestan Tgl Masuk : 10 April 2007
Alamat : Batualu Tgl Keluar : 18 April 2007

A. Masalah keperawatan selama klien dirawat :


1. Nyeri badan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Intoleran aktivitas badan post op histerektomi transvaginal
3. Resiko terjadinya infeksi badan adanya luka operasi

B. Tindakan keperawatan selama dirawat :


1. Mengkaji takut nyeri, lokasi dan intensitasnya
2. Menganjurkan teknik relaksasi, tarik nafas dalam bila nyeri timbul
3. Mengobservasi TTV
4. Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
5. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan klien
6. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
7. Mengganti tampon vagina dengan teknik aseptic
8. Menganjurkan untuk mengganti balutan bila pendarahan.

C. Evaluasi
1. Nyeri teratasi
2. Intoleran aktivitas teratasi
3. Resiko infeksi tidak terjadi

D. Nasehat waktu pulang


1. Tingkatkan personal hygiene
2. Tingkatkan intake peroral (cairan + makanan) terutama makanan yang bergizi.

Anda mungkin juga menyukai