I. DEFENISI
II. INDIKASI
- Ruptura uteri
- Pendarajan yang tidak dapat dikontrol dengan cara-cara yang ada, misalnya pada :
atonia uteri
dan lainnya
- Infeksi intrapartal berat : untuk ini biasanya dilakukan operasi porro, yaitu uterus dengan
- Kematian janin dalam rahim dan missed abortion dengan kelainan darah
III. TEKNIK
1) Bebaskan dulu peritorium kandung kemih : pada subtotal, seadanya saja : pada total
2) Klem ligamentum rotundum kanan dan kiri pada 2 tempat, potong diantaranya kira – kira
3) Jari telunjuk operator ditekan kedepan dari ligamentum latum dinding belakang dibawah
ligament orari proprium sedekat mungkin ke dinding rahim sampai tembus diklem pada 2
4) Jaringan ligamentum latum yang terbuka dipotong kebawah lateral supaya kita dapat
5) Vasa uterine (aa dan vv. Uterine) diklem kuat pada dua tempat, dipotong dan diikat kuat.
6) Selanjutnya tahap demi tahap jaringan kearah bawah, baik kanan maupun kiri, dilakukan
seperti tadi bergantung apakah akan dilakukan histerektomi supra-ragional atau total.
Umumnya pada histerektumi obstetric adveksa kanan – kiri didiamkan. Bila kedua
9) Akhirnya luka dinding perut ditutup dengan jahitan lapis demi lapis seperti biasanya.
Pada histerektomi supravaginal atau subtotal, serviks uteri bagian atas dipegang dengan
curam serviks: dibawahnya dipasang 1 cunam lagi dan serviks dipotong diantara 2 curam
tersebut. Setelah pendarahan yang ada dirawat, luka pada serviks uteri yang ditinggalkan
dijakit dengan catgut kuat dan akhirnya diadakan peritoneisasi sisa serviks, ujung ligamentum
rotundum dan adreksa yang telah dipotong, disebelah kiri dan kanan.
TINJAUAN KASUS
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Batualu
No. Rm : 04 62 48
B. Riwayat
± 10 Tahun yang lalu ibu mengeluh ada benjolan keluar pada kemaluan 2 minggu sebelum MRS
Tanggal 10 April 2007 klien Masuk Rumah Sakit pada tanggal 11 April 2007 jam 10.30
dilaksanakan tindakan pembedahan Histerektomi trans vaginal. Pada saat dikaji klien mengeluh
nyeri pada luka operasi; nyeri timbul saat banyak bergerak, nyeri ini hilang timbul. Skala nyeri
sedang (5) 0-10 nyeri hilang bila klien sudah istirahat ditempat tidur.
• Gv1 Pv1 Ao
D. Pola reproduksi
F. Riwayat KB
Melaksanakan KB : IUD
Sejak kapan melaksanakan kontrasepsi :
I. Tahun 1992 ± 2 Tahun
II. Tahun 1994
Masalah yang terjadi :
Pada pemasangan yang pertama klien mengatakan hamil anak ke 5 dan ke 6 sehingga klien
memasang IUD yang ke 2 pada Tahun 1994. pada pemasangan yang ke 2 klien merasakan
nyeri supra pubis, akhirnya klien masuk Rumah Sakit untuk dilakukan exterpasi ADR pada
tahun 2007 (saat ini).
G. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami : Tidak
Operasi yang pernah dialami : Tidak
Pernah dirawat di Rumah Sakit Tahun 1993 dengan gravid anak ke VI karena seratinus.
H. Riwayat Keluarga
Genogram 3 generasi.
G1. X x X x
GII X ? x ? ?
70 X
x X
50 48 45 43 40 38
G.III 53 54
30 28 26 24 15 X
Keterangan :
GI Orang tua dari pihak Ibu dan Ayah klien telah meninggal karena factor usia.
Kakak dari Ayah dan Ayah klien meninggal karena factor usia
2 Cairan
Jenis minuman yg dikonsumsi Air putih + Kopi Air putih + the
Banyak minum sehari ± 6 – 8 gelas ± 5 – 6 gelas
3.
Eliminasi
a. BAK
5 – 6 x sehari Pasang kateter
Frekuensi
Kuning (jernih) Kuning (jernih)
Warna
Khas amoniak Khas amoniak
Bau
b. BAB 1-2 x sehari Tidak teratur 1x dlm 2 hari
Frekuensi Kuning/kecoklatan Kecoklatan
Warna Lunak lunak
Bau
4. Istirahat tidur
Siang Tidak teratur (± 10 mnt) Tidak teratur (± 15 mnt)
Malam ± 7-8 jam Tidak teratur (± 6-7 jam)
Kebiasaan sblm tidur Menonton TV Tidak ada
5. Personal hygiene
Mandi 1 x sehari/mandiri Tidak pernah
Cuci rambut 3 x seminggu Tidak pernah
Gosok gigi 1 x sehari Tidak pernah
6. Nyeri/ketidaknyamanan
Lokasi nyeri Nyeri pada suprapubis, nyeri
pada luka op tranvaginal
b. Tanda-tanda vital
TO : 150/90
N : 84 x/menit
S : 37 ºC
c. Rambut
d. Mata
e. Mulut
Bibir kering
f. Leher
g. Buah dada
h. Abdomen/uterus
i. Genitalia
Terpasang chateter
Perineum : utuh
K. Anus
L. Ekstremitas Bawah
Kekuatan otot 5 5
5 5
M. Ambulasi
2. Golongan darah : B
4. CT : 4´ 30 ´´
CT : 1´ 15 ´´
Hb : 10, 2 gr %
O. Therapy.
Klien mengatakan siap dan menerima dilakukan pengangkatan uterus dan IUD dikeluarkan.
3. Peran dalam struktur keluarga : klien berperan sebagai seorang istri bagi suaminya.
5. Perasaan tentang pelayanan yang diberikan : klien mengatakan puas atas pelayanan yang telah
diberikan
6. Bantuan yang diberikan : klien masih mengharapkan bantuan dari petugas kesehatan untuk
kesembuhannya.
2. Hubungan klien dengan keluarga, tetangga dan lingkungan baik, ini ditandai dengan banyaknya
DATA FOKUS
(CP.IA)
No. RM : 042645
ANALISA DATA
(CP I B)
No. Rm : 046245
Nyeri dipersepsikan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
CP 2
NO DIAGNOSA TANGGAL DITEMUKAN TANGGAL
TERATASI
1 Nyeri b/d terputusnya kontinuitas 16-04-2007
jaringan 17-04-2007
RENCANA KEPERAWATAN
(CP.3)
DIAGNOSA
NO TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri b/d terputusnya Klien mengatakan nyeri 1. Kaji takut nyeri, lokasi 1. sebagai indicator
kontinuitas jaringan ditandai berkurang atau hilang dan intensitasnya. untuk tindakan
dengan : dengan criteria : 2. Observasi T.T.V selanjutnya
DS : - Klien tidak mengeluh 2. nyeri dapat
- Klien mengeluh nyeri pd nyeri meningkatkan
luka op (genitalia) - Intensitas nyeri pada metabolisme
- Klien mengeluh nyeri skala “O” tubuh sehingga
suprapubis - TTV dalam batas 3. Ajarkan teknik dapat
normal relalsasi napas dalam menimbulkan
DO 4. Berikan posisi yang perubahan T.T.V.
- Nampak tampon di vagina menyenangkan (sesuai 3. Teknik relaksasi
- Nampak luka operasi kebutuhan) nafas dalam dapat
- TTV : 5. Berikan HE pada klien mengurangi
T : 150/90 mnt Hg dan keluarga tentang ketegangan otot,
N : 84 x/mnt penyebab nyeri yang emosional
S : 37º C dirasakan. sehingga nyeri
6. penatalaksanaan berkurang.
pemberian obat 4. Mengurangi rasa
analgetik nyeri yang
dirasakan.
5. agar klien dan klg
mengerti dan
kooperatif dalam
perawatan.
6. Dapat memblok
resepter nyeri pada
medulla spinalis,
impul dan tidak
diteruskan
kekorteks cerebri,
hingga nyeri tidak
dipersepsikan.
2. Bagian pemenuhan kebutuhan Klien dapat melakukan 1. Kaji kemampuan klien 1. sebagai indikator
sehari-hari b/d nyeri aktivitasnya secara untuk melakukan untuk tindakan
Histerektomi trans vagina mandiri dengan criteria : aktivitas normal. selanjutnya.
yang ditandai dengan : - Klien dapat 2. Ukur T.T.V sebelum 2. memberi control
DS : Klien mengatakan tidak memenuhi dan sesudah situasi dalam
dapat melakukan aktivitas kebutuhannya. beraktivitas tindakan lanjut
secara mandiri. - Klien tidak harus 3. Libatkan keluarga 3. agar kebutuhan
DO : beristirahat dalam memenuhi klien terpenuhi
- Klien nampak berbaring di ditempat tidur kebutuhan aktivitas dan meningkatkan
tempat tidur - Tidak terpasang klien kerjasama
- Terpasang kateter cateter 4. Tingkatkan aktivitas 4. terbaring lama
- Aktivitas klien masih - Ku. baik sesuai toleransi, Bantu dapat menurunkan
dibantu. melakukan latihan kemampuan. Ini
rentang gerak terjadi karena
pasif/aktif. Dekatkan keterbatasan
barang-barang aktivitas yang
keperluan klien kearah mengganggu
klien periode istirahat.
3. Resiko terjadinya inpeksi Tidak terjadi infeksi 1. kaji adanya tanda- 1. sebagai indikator
bedah adanya luka operasi dengan criteria : tanda infeksi untuk intervensi
ditandai dengan : - tidak ada tanda-tanda 2. awasi tanda-tanda selanjutnya.
DS : infeksi (rubor, color, vital, demam, 2. untuk mengetahui
dotor, tumor, funchio menggigil, nadi dan tanda syok sepsis
DO : lesa) pernapasan cepat, sehubungan
- Tampak luka operasi - luka operasi kering perubahan mental. dengan
- Tampak tampon divagina - tidak terpasang tampon 3. pertahankan teknik instrumentasi.
- TTV : T : 150/90 mnHg aseptic dan antiseptik 3. mencegah,
N : 84 x/mnt pada penggantian menghindari
S : 37 ºC balutan, tindakan resiko infeksi
inisiatif merokok.
4. bersihkan, rawat luka 4. mencegah
dengan teknik aseptic. terjadinya infeksi
5. penatalaksanaan nosokomial saat
pemberian obat luka dibersihkan.
antibiotic 5. antibiotik dapat
6. anjurkan klien untuk mencegah
tidak memegang dan terjadinya infeksi.
membasahi daerah 6. dapat
luka operasi menyebabkan
infeksi nosokonial
CATATAN TINDAKAN
(CP.4)
KODE
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL
NOX
Senin/ 16 April 2007 1. 15.00 1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan insentitasnya.
Hasil : Nyeri pada skala 5, sedang (0-10), nyeri
dirasakan pada daerah genetalia dan suprapubis.
CATATAN PERKEMBANGAN
(C.P 5)
KODE
HARI / TANGGAL JAM EVALUASI (SOAP)
NOX
Senin/16 April 2007 1. 18.00 S : Klien mengatakan masih nyeri pada daerah
genetalia dan suprapubis
O: Nampak luka operasi, skala nyeri sedang ‘5’
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6
3. 17.00 S:-
O : Tidak ada tanda-tanda infeksi
TTV : TO : 150/50 mmHg
N : 84x/mnt
S : 37ºC
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
RESUME KEPERAWATAN
(CP.6)
C. Evaluasi
1. Nyeri teratasi
2. Intoleran aktivitas teratasi
3. Resiko infeksi tidak terjadi