Anda di halaman 1dari 20

12.3.

STANDAR UPAYA KESEHATAN


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.
Puskesmas mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan sarana pelayanan
kesehatan lain.
Puskesmas wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit, pelaporan penyakit
menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta dalam melaksanakan
program prioritas pemerintah. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). yang saling berkaitan
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup
upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa,
pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pengamanan sediaan farmasi termasuk obat tradisional dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan,
pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam
UKP juga termasuk pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.
Kedua upaya kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan berbagai upaya kesehatan penunjang.
Berdasarkan program, upaya kesehatan dikelompokkan menjadi:
1.Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib merupakan kegiatan yang harus ada dalam pelayanan di Puskesmas, meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana serta Anak Remaja
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
f. Upaya Pengobatan, terdiri dari:
1) Upaya Pengobatan Dasar
2) Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
3) Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Pelayanan Laboratorium
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Pengembangan dapat bervariasi sesuai dengan kekhususan atau permasalahan
kesehatan di wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas, meliputi:
a. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Sekolah.
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Tradisional
f. Upaya Kesehatan Olah Raga
g. Upaya Kesehatan Indera (mata dan telinga)
h. Upaya Kesehatan Jiwa

1.3.1. Upaya Kesehatan Wajib


2.3.1.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Deskripsi
Promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada
masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta
lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Tujuan promosi kesehatan di Puskesmas adalah agar masyarakat mau dan mampu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya, baik masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri.
Disamping itu, petugas kesehatan Puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga
dan masyarakat untuk melakukan PHBS.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.
Antara promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Promosi kesehatan selalu bertujuan akan adanya kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
bertindak yaitu yang disebut sebagai masyarakat yang berdaya, sedangkan pemberdayaan masyarakat
selalu harus diawali dengan pemberian informasi yang terus menerus.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga
dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat akan dapat berkontribusi dalam meningkatkan derajat
kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, salah satu bentuk proses pemberdayaan
masyarakat saat ini adalah berkembangnya kegiatan Desa Siaga. Keberhasilan Proses pemberdayaan
dapat dilihat dengan terwujudnya berbagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di
masyarakat.
UKBM adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk dari, oleh , untuk dan
bersama masyarakat. Jenis-jenis UKBM antara lain Posyandu, Poskesdes, Poskestren, Pos UKK,
Posbindu PTM dan lain-lain.

b. Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan

Tabel 2.39. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas


No Lokasi Kegiatan di dalam Gedung
1 Tempat Penyebaran informasi melalui media poster, leaflet yang bisa dipasang
Pendaftaran didepan loket pendaftaran. Adapun jenis informasi yang disediakan,
yaitu :
 Informasi
kesehatan yang menjdi isu pada saat itu
 Peraturan
kesehatan seprti larangan merokok, dilarang meludah sembarangan,
membuang sampah pada tempatnya, dll.
No Lokasi Kegiatan di dalam Gedung
2 Poliklinik Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya
atau obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin
dilaksanakan, maka dapat dibuka klinik khusus bagi pasien rawat jalan
yang memerlukan konseling.(sudah dirujuk ke klinik bagian konsultasi)
Disediakan pula media promosi : lembar balik, poster, gambar atau
model anatomi atau leaflet yang bisa dibawa pulang pasien
3 Ruang Dipasang media poster, leaflet, media penyuluhan lain tentang penyakit
tunggu dan pencegahannya dan kotak saran.
4 Ruang a) Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan pelayanan
pelayanan yang didapatkannya. Jika belum mampu dapat dilimpahkan ke klinik
KIA & KB khusus
b) Memasang poster atau disediakan leaflet tentang berbagai penyakit
yang menyerang bayi dan balita, (resiko tinggi ibu hamil bayi dan
balita) pentingnya memeriksakan kehamilan teratur, pentingnya
tablet Fe bagi bumil, pentingnya imunisasi lengkap pada bayi, dll
5 Ruang rawat a. Menggunakan lembar balik, gambar atau foto
inap b. Penggunaan bahan bacaan (Biblioterapi) dengan cara dipinjamkan ke
pasien
c. Penyuluhan kelompok bagi keluarga pasien, dengan metode yang
bersifat menghibur seperti permainan, simulasi dan menggunakan
media flipchart, poster atau standing banner. Penyuluhan kelompok
di dalam ruangan bisa digunakan laptop, LCD dan layar untuk
menayangkan gambar atau film
d. Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster, penyediaan
boks leaflet
e. Pendekatan keagamaan dengan mengajak pasien untuk berdoa
6 Laboratorium Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para pengantarnya
akan pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium melalui
pemasangan poster dan penyediaan leaflet yang bisa dibawa pulang.
7 Kamar obat  Meningkatkan kesadaran tentang manfaat obat generik, kedisiplinan
dan kesabaran dalam penggunaan obat sesuai petunjuk dokter
 Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang informasi
kesehatan serta pemutaran tape recorder
8 Tempat Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga cepat
pembayaran sembuh dan bertambah sehat
9 Klinik Layanan konseling, misalnya klinik gizi, klinik sanitasi, klinik
khusus konsultasi remaja,dll
10 Tempat parkir Promosi kesehatan dapat berupa pemasangan baliho/billboard di area
lapangan parkir
11 Taman Jika memungkinkan mempromosikan taman obat keluarga dan
karangkitri (jenis tanaman dengan kandungan gizinya), dll
12 Dinding Dipasang spanduk pada momen tertentu asal tidak merusak keindahan
gedung
13 Pagar Dipasang spanduk pada momen tertentu misalnya kampanye hari-hari
pembatas kesehatan, namun harus diperhitungkan agar tidak merusak keindahan
kawasan pagar Puskesmas
Puskesmas
14 Kantin/kios Ditampilkan pesan terkait konsumsi gizi seimbang, dll bisa dalam
di kawasan bentuk poster
Puskesmas
15 Tempat Pemasangan poster dan penyediaan leaflet. Pesan yang disampaikan
Ibadah sebaiknya pesan untuk kesehatan jiwa, pentingnya menjaga kebersihan /
kesehatan lingkungan
c. Kegiatan di luar gedung
1. Kunjungan rumah
2. Penyuluhan kesehatan
3. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
4. Pembinaan Desa Siaga Aktif (Pengenalan kondisi desa, Survey Mawas Diri, Musyawarah
Masyarakat Desa, perencanaan partisipatif, Intervensi ,dll)
5. Pembinaan UKBM (Poskesdes, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Posbindu PTM, Poskestren, Pos
UKK, dll)
2.3.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Deskripsi
Upaya kesehatan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
kesehatan lingkungan pada obyek atau sasaran yang diawasi, agar terwujud kualitas lingkungan yang lebih sehat
sehingga dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan
dan/atau bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan lingkungan dan masyarakat yang lebih baik.
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pencegahan terhadap
penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif, penyelidikan, pemantauan, terhadap tempat-
tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya. terhadap
subtansi yaitu air, udara, tanah, limbah padat, cair, gas, kebisingan/getaran pencahayaan, habitat vektor penyakit,
radiasi, kecelakaan, makanan/ minuman, dan bahan - bahan berbahaya.
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam
suatu wilayah, melalui upaya pengawasan dampak kualitas lingkungan yang merupakan proses pengamatan,
pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap
satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolok ukur
yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu, yang menekankan
kegiatannya pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan, dan dampak pada manusia.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan

Tabel 2.40. Kegiatan upaya Kesehatan Lingkungan di dalam dan di luar Gedung Puskesmas
Jenis Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Pemetaan dan pemantauan sasaran 1. Membantu mekanisme
Kesehatan program penyehatan lingkungan, penyediaan dan pengelolaan air
Lingkungan sehingga tersedianya data program bersih dan sanitasi lingkungan
penyehatan lingkungan dan berbasis komunitas masyarakat
terpetakannya penyebaran hasil 2. Melakukan inspeksi sanitasi
kegiatan program terhadap Tempat Pengelolaan
2. Membuat laporan dan feed back Sementara (TPS) sampah dan
terhadap stakeholder, sehingga Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
tersusunnya pelaporan dokumen sampah. perumahan, sarana air
penting lainnya serta gambaran di bersih, Tempat Tempat Umum,
daerah prioritas, tempat pengelolaan
3. Melakukan pelayanan konseling makanan, tempat pengelolaan
bidang penyehatan lingkungan melalui pestisida, sarana sanitasi dasar,
program kilinik sanitasi Puskesmas. termasuk pembinaan pekerja
4. Melaksanakan pemicuan sekaligus tempat umum dan industri kecil
melakukan pendampingan pasca dalam mendukung Kesehatan
pemicuan dalam rangka program Keselamatan Kerja (K3),
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sehingga termonitornya kondisi
(STBM), agar adanya perubahan higiene sanitasi sasaran kegiatan,
perilaku masyarakat dan peningkatan keluarnya rekomendasi teknis,
akses terhadap air minum dan sanitasi meningkatkan kualitas sanitasi
dasar oleh masyarakat dengan dan terciptanya kewaspadaan dini
terlaksananya sanitasi secara total 3. Melakukan koordinasi lintas
5. Melakukan penatalaksanaan program dan lintas sektor di
manajemen KLB/bencana berbasis tingkat kecamatan sehingga
lingkungan di tingkat Kecamatan. terbentuknya jejaring dan
6. Penatalaksanaan strategi adaptasi kerjasama antara sektor terkait
sektor kesehatan terhadap dampak dalam menangani masalah
perubahan iklim. kesehatan lingkungan.
7. Penatalaksanaan ijin operasional 4. Melakukan strategi adaptasi
pemberantasan hama (pes control). sektor kesehatan terhadap dampak
perubahan iklim.
5. Melakukan pembinaan dan
monitoring terhadap Puskesmas
dan jaringannya, sehingga
terlaksananya fungsi Puskesmas
Pembantu dan Ponkesdes sesuai
dengan tupoksinya
6. Melakukan pembinaan dalam
upaya menurunkan risiko
terjadinya angka kesakitan akibat
kondisi lingkungan dengan
melakukan intervensi yang tepat
antara lain dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), sehingga
hilang atau berkurangnya
breading place yang menjadi
sumber berkembang biaknya
binatang penular penyakit.

2.3.1.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana


a. Deskripsi
1) Upaya pelayanan kesehatan ibu adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kesehatan
wanita yang berkaitan dengan fungsi keibuannya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), yang dimulai sejak periode usia
subur, kehamilan, persalinan, nifas dan meneteki.
2) Upaya pelayanan kesehatan anak adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kesehatan
anak untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, memiliki kebugaran jasmani,
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan dan
perlindungan hak anak, mulai dari terwujudnya bayi lahir sehat dengan lahir normal,
mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal sejak usia dini, usia sekolah,
masa pubertas sampai usia dewasa.
3) Upaya kesehatan remaja adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
remaja melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan remaja.
4) Upaya kesehatan remaja dilaksanakan dengan prinsip kemitraan dan harus mampu
membangkitkan, mendorong keterlibatan dan kemandirian remaja. Pelaksanaan pembinaan
kesehatan remaja dilaksanakan terpadu lintas program dan lintas sektor, pemerintah dan sektor
swasta, serta LSM, sesuai dengan peran dan kompetensi masing-masing sektor secara efektif dan
efisien sehingga mencapai hasil yang optimal.
5) Upaya pelayanan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya Pemerintah dalam mengendalikan laju
pertambahan penduduk dengan menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan
dengan menggunakan kontrasepsi dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui
pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) dengan menggunakan kontrasepsi,
termasuk penanganan komplikasi, efek samping dan kegagalan.

b. Kegiatan upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Tabel 2.41. Kegiatan KIA-KB di dalam dan di luar Gedung Puskesmas Rawat Jalan
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pelayanan 1. Pemeriksaan antenatal (ANC terpadu), natal 1. Pelayanan ante natal pada
Kesehatan dan post natal kehamilan normal
Ibu 2. Pelaksanaan kelas ibu (ibu hamil dan ibu 2. Pelayanan ibu nifas normal
balita) 3. Pelayanan ibu menyusui
3. Pertolongan persalinan normal 4. Melaksanakan deteksi dini
4.
Perawatan nifas kanker leher rahim dan
5.
Penyuluhan payudara (sarari)
6.
Rujukan 5. Pelaksanaan kelas ibu (ibu
7.
Bimbingan (konseling)gizi hamil dan ibu balita)
8.
Pelayanan penanganan vaginitis, servisitis,
adneksitis dan ekstirpasi kista kelenjar
Bartholini
9. Melaksanakan deteksi dini kanker leher
rahim (IVA) dan payudara (sararí)
10. Pemberian surat keterangan kelahiran dan
kematian
Pelayanan 1.Pemeriksaan kesehatan neonatal, bayi, anak 1. Kunjungan rumah (KN)
Kesehatan balita dan anak prasekolah 2. Imunisasi rutin sesuai program
Anak 2.Pemantauan tumbuh kembang anak (SDIDTK) pemerintah (Posyandu)
3.Imunisasi 3. Pemantauan tumbuh kembang
4.MTBM dan MTBS bayi, anak balita dan anak pra
5.Konseling kesehatan anak sekolah/SDIDTK (Posyandu,
6.Rujukan TK, PAUD)
4. Konseling dan penyuluhan
(Posyandu, kunjungan rumah)
Pelayanan 1. KIE 1. Skreening remaja yang sekolah
Kesehatan 2. Pelayanan medis dan yang tidak sekolah
Remaja 3. Konseling 2. KIE untuk remaja yang
4. Rujukan sekolah dan yang tidak sekolah
3. Konseling untuk remaja yang
sekolah dan yang tidak
sekolah.
Pelayanan 1. Pelayanan dan konseling KB 1. Konseling dan penyuluhan
Keluarga 2. Pelayanan KB kafetaria (IUD, implant, (Posyandu, kunjungan rumah)
Berencana suntik, pil, kondom) 2. Pelayanan KB dengan Tim KB
(KB) 3. Pelayanan efek samping dan komplikasi Keliling (TKBK)
4. Penyuluhan 3. Pelayanan dengan momen
5. Pelayanan dan konseling pada calon khusus (contoh Safar TNI KB
pengantin wanita, masa pra hamil dan masa Kes)
antara dua kehamilan 4. Pendataan sasaran KB ( 4 T,
6. Pelayanan PPIA Unmetneed, keluarga miskin)
7. Pelayanan IVA dan Pap Smear 5. Pelayanan dan konseling pada
8. Rujukan calon pengantin wanita, masa
pra hamil dan masa antara dua
kehamilan
Keterangan:
4T : Terlau Tua, Terlalu Muda, Terlalu Sering, Terlalu dekat
Unmetneed : Calon akseptor yang menjadi sasaran KB tetapi belum mengikuti KB

2.3.1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Deskripsi
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 disebutkan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat
bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Di masyarakat, upaya perbaikan gizi dilakukan oleh para petugas gizi Puskesmas bersama-sama
dengan masyarakat setempat. Kegiatannya dilakukan di dalam gedung maupun di luar gedung dan
bekerjasama dengan lintas program maupun lintas sektor.
b. Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Tabel 2.42. Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat di dalam dan di luar Gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Kegiatan di luar Gedung
Gedung
Perbaikan Gizi 1. Klinik gizi (pojok gizi) 1. Pemberian kapsul vitamin A
Masyarakat 2. Konsultasi gizi 2. Memotivasi ibu post partum untuk segera
3. Melaksanakan program memberikan ASI eksklusif
kesehatan gizi Masyarakat 3. Penimbangan setiap bulan dan
dengan sasaran ibu hamil, ibu pemantauan pertumbuhan bayi, anak
nifas, bayi dan balita balita di Posyandu
4. Bayi baru lahir mendapatkan 4. Pengukuran tinggi badan/panjang badan
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) bayi dan balita
dan dilanjutkan dengan 5. Penyuluhan, pemantauan status gizi dan
memfasilitasi dan motivasi konsultasi gizi di meja IV (empat)
ASI eksklusif 6. Pemetaan kadarzi
5. Pemberian tablet tambah 7. Monitoring garam beryodium
darah untuk ibu hamil 8. Penyuluhan kelompok di Posyandu
6. Pengukuran Lingkar Lengan 9. Pemberian makanan pendamping ASI
Atas (LILA) ibu hamil pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
7. Pemberian kapsul vitamin A Merah (BGM) dari GAKIN
untuk bayi, balita dan bufas 10. Investigasi/Pelacakan kasus gizi buruk
8. Perawatan gizi buruk yang 11. Pemberian PMT penyuluhan di
ditemukan Posyandu
9. Pencatatan monev gizi buruk 12. Balita gizi buruk mendapat perawatan
10. Penyuluhan kelompok di 13. Pemberian tablet tambah darah pada
ruang tunggu Bumil
14. Balita gizi buruk dan ibu hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) mendapat PMT
Pemulihan.
2.3.1.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
1.3.1.5.1. Upaya Pencegahan Penyakit
a. Deskripsi
Jawa Timur sebagai wilayah rawan wabah dan bencana, sehingga diperlukan kegiatan surveilans
epidemiologi. Pengertian surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus
terhadap suatu kasus pada suatu wilayah, yang kegiatannya meliputi: pengumpulan, penyajian, analisis
data kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular termasuk dalam keadaan khusus
misalnya terjadi bencana
Setiap kejadian bencana baik bencana alam maupun karena ulah manusia atau kedaruratan
komplek akan menimbulkan krisis kesehatan. Mengingat hal tersebut perlu kesiapsiagaan baik di
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa untuk penanggulangan bencana dan masalah kesehatan.
Meliputi upaya surveilans, pencegahan serta masalah kesehatan (wabah dan bencana).

b. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit

Tabel 2.43. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit di dalam dan di luar Gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Pengamatan perkembangan 1. Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB
pencegahan penyakit (data kesakitan dan 2. Melakukan pelacakan dan menentukan daerah
penyakit kematian), baik menular maupun fokus penyakit potensi KLB (kolera, pes Bubo,
menular penyakit tidak menular menurut IVD, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies,
dan tidak karakteristik epidemiologi (waktu, Malaria, Avian influenza H5N1, penyakit
menular. tempat dan orang) dalam rangka Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A
kewaspadaan dini serta respon baru (H1N1), Meningitis, Demam kuning
Kejadian Luar Biasa (KLB) Cikungunya dengan membuat pemetaan
2. Membuat pemetaan, daerah 3. Melakukan screening TT WUS dan atau
kantong, rawan PD3I dengan memberikan imunisasi di Posyandu
indikator cakupan imunisasi 4. Melakukan pencarian kasus penderita secara
(kurang dari target yang aktif (pelacakan kasus, kunjungan rumah,
ditentukan). Dengan disertai pelacakan kontak sweeping)
analisis faktor penyebabnya 5. Melakukan pelacakan dalam upaya
3. Melakukan screening TT WUS penanggulangan KLB
dan atau memberikan imunisasi 6. Pelayanan imunisasi di Posyandu, Ponkesdes
4. Pelayanan konseling dan Pustu
5. Membuat pencatatan dan 9. Penyuluhan kepada masyarakat melalui
pelaporan kegiatan kegiatan yang ada di desa / kelurahan setempat
6. Membuat pemetaan daerah rawan 10. Melaksanakan surveilans faktor risiko PTM
bencana dan jalur evakuasi melalui Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)
7. Melakukan Sistem Kewaspadaan atau UKBM yang ada di masyarakat
Dini KLB 11. Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh
8. Melakukan deteksi dini dan masyarakat dalam rangka pencegahan dan
diagnosa dini PTM (Penyakit pengendalian penyakit menular dan tidak
Tidak Menular) menular
12. Membuat Rapid Health Assesment

1.3.1.5.2. Upaya Pemberantasan Penyakit


a. Deskripsi
Adapun penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah Kolera, Pes, Demam
Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian Influenza H5N1, Antraks,
Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1), Meningitis, Yellow Fever dan Chikungunya.
Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Jawa Timur. Hal ini diperlukan
upaya penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara cepat dan tepat. Beberapa penyakit menular
tersebut antara lain :
1) Penyakit Kusta, masih merupakan masalah kesehatan karena 30% penderita Kusta yang ada di Indonesia
berasal dari Jawa Timur. Saat ini penderita terdaftar per 31 Desember 2012 sejumlah 5570 orang. Salah
satu upaya kita untuk menurunkan angka kesakitan kusta dengan meningkatkan advokasi, kerjasama
Lintas Sektor/ Lintas Program dan penyuluhan pada masyarakat melalui media cetak/ elektronik. Dengan
kegiatan tersebut diatas diharapkan dapat menurunkan stigma di masyarakat serta angka kecacatan pada
penderita baru.
2) Tuberculosis (TB), di Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa Barat sebagai
penyumbang kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2009 jumlah kasus TB yang berhasil ditemukan di Jawa
Timur sebanyak 36.999 kasus. Permasalahan secara umum pada program TB adalah angka penemuan
kasus baru masih dibawah target, hal ini dapat diasumsikan bahwa masih banyak penderita TB yang
berobat ke unit pelayanan kesehatan yang lain tanpa menggunakan strategi DOTS maka dampaknya akan
muncul kasus Multi Drug Resisten (MDR). Bagi pasien dengan pemeriksaan dahak positif maka dapat
diberikan obat TB dalam bentuk lepas (Puskesmas rawat inap) dan dipantau oleh petugas TB sampai
pasien melanjutkan pengobatan TB di Puskesmas terdekat alamat pasien.
3) Pneumonia, kejadian Pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10% - 20% per
tahun.Tahun 2013 P2 ISPA menetapkan target penemuan penderita Pneumonia balita per tahun pada
suatu wilayah kerja sebesar 90% dari 10% jumlah balita yang ada di wilayah kerja
4) Diare, merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada
anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden (kesakitan) Diare di Indonesia pada tahun 2006
(survei P2 Diare) 423 per 1000 penduduk, sedangkan episode Diare balita adalah 1,0 - 1,5 kali pertahun.
Program P2 Diare menetapkan angka 10% dari perkiraan jumlah penderita sebagai target penemuan
penderita Diare per tahun pada suatu wilayah kerja.
5) Infeksi Virus Dengue (IVD)
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemis di Indonesia dengan angka kesakitan yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering menimbulkan KLB di berbagai Kabupaten/Kota.
Strategi utama adalah melakukan upaya preventif dengan pemutusan mata rantai penularan melalui
gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini
dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan penderita.
6) Filariasis (Penyakit Kaki Gajah, Elephantiasis)
Penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar
getah bening. Penyakit ini dapat merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki,
glandula mammae dan skrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma sosial bagi penderita dan
keluarganya.
Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, Prevalensi penyakit tidak
menular yang juga mengalami peningkatan, yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker,
penyakit diabetes melitus, penyakit degeneratif serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Kecenderungan
ini dipacu oleh berubahnya gaya hidup masyarakat modernisasi, urbanisasi penduduk antar kawasan atau
negara yang tidak mengenal batas, sehingga gobalisasi hampir di semua aspek kehidupan baik sosial budaya,
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Kegiatan Pemberantasan Penyakit
Tabel 2.44. Kegiatan Pemberantasan Penyakit di dalam dan di luar gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1.Melakukan pemeriksaan dan 1. Melakukan pencarian kasus penderita
pemberan tatalaksana penderita Pneumonia secara aktif (pelacakan kasus,
tasan Balita, Diare, TB , Kusta dan IVD. kunjungan rumah dan pelacakan
penyakit Melakukan penjaringan suspek TB, kontak)
menular dan IVD, Kusta, IMS, HIV dan 2. Melakukan pelacakan kasus mangkir
tidak Malaria. (TB, Kusta)
menular 2.Melakukan pemeriksaan dan 3. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) di
tatalaksana penderita penyakit rumah-rumah atau tempat-tempat
Tidak menular umum
3.Melakukan pemeriksaan dan 4. Penyuluhan kepada masyarakat
tatalaksana penderita Pes, melalui kegiatan yang ada di
leptospirosis, Frambusia, Malaria desa/kelurahan setempat
(Bagi daerah khusus/ endemis). 5. Melakukan koordinasi lintas sektor
4.Melakukan rujukan diagnosis dan tokoh masyarakat dalam rangka
(pada TB) dan rujukan kasus pencegahan dan pengendalian
(Pneumonia Balita, Diare, TB , penyakit menular dan tidak menular
Kusta dan IVD) yang tidak bisa 6. Melaksanakan fogging
ditangani di Puskesmas 7. Melakukan pelacakan dalam upaya
5.Pengambilan obat dan pengawasan penanggulangan KLB.
menelan obat (TB dan Kusta)
6.Pelayanan konseling
7.Membuat pencatatan dan pelaporan
kegiatan
8.Melakukan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB

2.3.1.6. Upaya Pengobatan dan Penanganan Gawat Darurat


Upaya Pengobatan di Puskesmas terdiri dari :
1. Upaya Pengobatan
2. Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Pelayanan Laboratorium

2.3.1.6.1. Upaya Pengobatan


a. Deskripsi
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung
keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi
pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat
dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu
pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap
saat dan harga terjangkau.
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal
melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Kegiatan Upaya Pengobatan

Tabel 2.45. Kegiatan Upaya Pengobatan di dalam dan diluar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pengobatan 1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan 1. Penyuluhan tentang penyakit
dan tatalaksana penderita 2. Pengobatan sederhana secara massal
2. Melakukan pencatatan rekam medik dibawah pengawasan dokter
pasien Puskesmas
3. Pengobatan medik dasar di 3. Deteksi dini pada keluarga dan
Puskesmas sesuai pedoman masyarakat
4. Melakukan perawatan luka 4. Screening penyakit tertentu
5. Penyuluhan tentang penyakit dan 5. Pertolongan pertama pada kecelakaan
pola hidup sehat atau gawat darurat penyakit
6. Konseling medik umum 6. Pengobatan pada waktu Puskesmas
7. Deteksi dini keliling
8. Menerima rujukan
9. Melakukan rujukan kasus
spesialistik
10. Menerbitkan surat keterangan
sakit/sehat yang ditanda tangani
dokter
11. Melakukan rehabilitasi

2.3.1.6.2. Upaya Penanganan Kegawatdaruratan


a. Deskripsi
Upaya penanganan kegawatdaruratan adalah pelayanan medik dasar yang ditujukan untuk membantu pasien
mengatasi kegawatan jalan nafas, pernafasan, peredaran darah dan kesadaran. Puskesmas non perawatan dapat
memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami
kecelakaan.
Tujuan penanganan kegawatdaruratan adalah mencegah kecacatan dan kelemahan.
Kriteria :
1) Unit Gawat Darurat (UGD) harus dipimpin oleh dokter terlatih PPGD dokter/GELS sebagai kepala UGD
yang bertanggung jawab atas pelayanan di UGD dibantu tenaga medis keperawatan dan tenaga lainnya yang
telah mendapat pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) dengan kemampuan melakukan Bantuan
Hidup Dasar (BHD).
2) Dokter melaksanakan proses triase untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
3) Ada jadwal jaga harian bagi dokter, perawat dan petugas non medis yang bertugas di UGD.
4) Tenaga di Puskesmas mampu melakukan teknik pertolongan kegawatdaruratan, mengenali tanda-tanda
mengancam nyawa serta menyadari kapan harus merujuk penderita.
5) Puskesmas memberi pelayanan pasien gawat darurat sesuai kompetensi dan sarana yang ada.
6) Pasien dengan kegawatdaruratan harus selalu diobservasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan mampu.
7) Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain. Apabila petugas, peralatan
dan sarana serta kondisi pasien diluar kemampuan Pukesmas maka pasien dapat dirujuk ke rumah sakit.
8) Ada ketentuan tertulis tentang indikasi rujukan pendamping pasien ditransportasi
9) Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang jelas mengenai penyakit dan
pengobatan selanjutnya.
10) Pelayanan evakuasi medik dapat dilakukan pada kejadian sehari-hari dan pada saat terjadi bencana dengan
memperhatikan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
11) Pelayanan evakuasi medik saat bencana/evakuasi korban massal harus berdasarkan hasil triase (seleksi
korban berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya untuk memberikan prioritas pelayanan), dimana:
a) Korban label merah, dievakuasi ke rumah sakit kelas A/B
b) Korban label kuning, dievakuasi ke rumah sakit kelas B/C
c) Korban label hijau, dievakuasi ke Puskesmas
d) Korban label hitam, perlu diidentifikasi, dievakuasi ke rumah sakit A/B yang memiliki bagian
forensik (sesuai dengan ketentuan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1087/MENKES/SKB/IX/2001dan Nomor Pol.KEP/40/IX/2004 tentang Pedoman
Penatalaksanaan Identifikasi Korban Mati pada Bencana Massal)
12) Pelayanan evakuasi medik untuk korban gawat darurat harus selalu disertai petugas pendamping yang
terampil ( dokter/tenaga keperawatan).

b. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan

Tabel 2.46. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan di dalam dan d iluar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Penanganan 1) Pemeriksaan awal kasus- 1) Melakukan pelatihan Bantuan Hidup
Kegawatdaruratan kasus gawat darurat untuk Dasar kepada masyarakat awam
menilai tingkat kegawatan umum dan awam khusus
dan memberi tindakan 2) Membantu pasien mengatasi
prioritas berdasarkan SOP kegawatan sirkulasi pembuluh darah
2) Diagnosis dan penanganan dan kesadaran, pernafasan serta jalan
permasalahan dalam upaya nafas.
penyelamatan jiwa, 3) Melaksanakan simulasi evakuasi
mengurangi kecacatan dan bencana
kesakitan penderita 4) Pelayanan gawat darurat pada situasi
a) Melakukan pembalutan, bencana
pembidaian dan
resusitasi
b) Mengatasi renjatan/syok
hipovolemik
c) Melakukan observasi
penderita
d) Memberikan antidotum
apabila diperlukan
e) Pelayanan gawat darurat
oleh petugas segera
setelah pasien sampai di
UGD
3) Memberikan bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup
lanjut tertentu
4) Membantu pasien mengatasi
kegawatan sirkulasi
pembuluh darah dan
kesadaran, pernafasan serta
jalan nafas
5) Melakukan resusitasi dan
stabilisasi serta pertolongan
sementara/tindakan darurat
sebelum korban di evakuasi/
transportasi ke Rumah Sakit
rujukan
6) Mampu melakukan
penanganan KLB
7) Pemberian terapi anti diabetes
parenteral (insulin)
8) Mampu melakukan bedah
minor/ tindakan operatif
terbatas sesuai kompetensi
9) Memberikan penyuluhan
penanganan gawat darurat
awam umum

2.3.1.6.3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut


a. Deskripsi
Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan atas dasar hubungan antara
dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi lainnya dengan individu/masyarakat yang membutuhkannya

b. Kegiatan Pengobatan Gigi dan Mulut


Tabel 2.47. Kegiatan Upaya Pengobatan Gigi Dan Mulut di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pengobatan 1) Promotif preventif: Dental Health 1) Pelayanan Upaya Kesehatan Gigi
Gigi dan Education (DHE), kontrol plak, Sekolah (UKGS)
Mulut aplikasi topikal dan penumpatan 2) Pelayanan Kesehatan Gigi
pit fissure Masyarakat (UKGM), salah bentuk
2) Kuratif UKBM (posyandu balita, Bina
Pencabutan tanpa komplikasi, Keluarga Balita, Poskestren, Saka
penumpatan gigi, perawatan Bakti Husada dll)
saluran akar untuk gigi yang
berakar satu, terapi periodontal,
pembuangan karang gigi,
penyakit mulut dan rujukan
3) Pelayanan darurat dasar
a) Mengurangi rasa sakit
b) Pembersihkan karang gigi
c) Penambalan sementara
d) Ekstraksi gigi
e) Fissure sealant
f) Restorasi tumpatan
g) Perawatan saluran akar
h) Perawatan penyakit/ kelainan
jaringan mulut
i) Menghilangkan traumatik
oklusi

2.3.1.6.4. Upaya Pelayanan Laboratorium


a. Deskriptif
Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012).

b. Kegiatan Upaya Pelayanan Laboratorium

Tabel 2.48. Kegiatan Upaya Pelayanan Laboratorium di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pelayanan 1) Menyelenggarakan pemeriksaan 1) Pemeriksaan Hemoglobin terhadap
Laboratori laboratorium yang bermutu ibu hamil.
um berdasarkan etika profesi. 2) Pengambilan sampel air untuk
2) Melaksanakan rujukan spesimen pemantauan kualitas air minum di
secara horisontal antar Puskesmas di lingkungan.
wilayahnya.
3) Melaksanakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Laboratorium Puskesmas untuk
menghindari bahaya/resiko terhadap
petugas laboratorium
4) Melaksanakan kegiatan pemantapan
mutu, baik eksternal maupun
internal untuk menjamin ketepatan
hasil pemeriksaan
5) Melaksanakan pencatatan dan
pelaporan hasil pemeriksaan
6) Menyelenggarakan pelayanan di
bidang diagnostik dengan cara
memberikan dan melakukan
interpretasi hasil laboratorium yang
bermanfaat untuk pengelolaan
pasien,

Puskesmas rawat jalan minimal mampu melakukan pemeriksaan dibawah ini:


1) Pemeriksaan darah (12 pemeriksaan), meliputi pemeriksaan hemoglobin, Laju Endap Darah,
hematokrit, hitung lekosit, eritrosit dan trombosit, pemeriksaan sediaan hapus darah tepi, masa
perdarahan, masa pembekuan darah, golongan darah, pemeriksaan sediaan malaria dan gula darah
acak.
2) Pemeriksaan urin (2 pemeriksaan), meliputi:
 Makroskopis; warna, kejernihan, bau, volume, PH, berat jenis, reduksi, protein, urobilin, bilirubin,
benda keton.
 Mikroskopis; sedimen serta tes kehamilan.
3) Pemeriksaan tinja (2 pemeriksaan), berupa:
 Makroskopis: warna, konsistensi, darah, lendir, pus, cacing dewasa dan tes darah samar.
 Mikroskopis: telur cacing, amoeba, kista, epitel, eritrosit, lekosit dan sisa makanan (lemak,
karbohidrat dan protein).
4) Pemeriksaan sputum: Basil Tahan Asam (BTA).
2.3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan
b.3.2.1. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
a. Deskripsi
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang berpenghasilan rendah. Keluarga
rawan adalah keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan (Vulnerable group), terutama keluarga yang
mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui (termasuk balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronis baik menular
maupun tidak menular. Kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan di dalam maupun di luar
gedung Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

b. Kegiatan Perkemas
Tabel 2.49. Kegiatan Perkesmas di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Perkesmas 1) Penemuan kasus baru (deteksi dini) Melakukan kunjungan ke
pada pasien rawat jalan keluarga/kelompok/masyarakat untuk
2) Pelaksanaan anamnesa pemeriksaan melakukan asuhan keperawatan di
tertentu keluarga/kelompok/masyarakat
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan 1) Asuhan keperawatan kasus yang 
4) Pemantauan keteraturan berobat memerlukan tindak lanjut di rumah
5) Rujukan kasus/masalah kesehatan (individu dalam konteks keluarga).
kepada tenaga kesehatan lain Merupakan asuhan keperawatan
6) Pemberian nasehat (konseling) individu di rumah dengan melibatkan
keperawatan peran serta aktif  keluarga. Kegiatan
7) Kegiatan yang merupakan tugas yang dilakukan antara lain :
limpah sesuai pelimpahan kewenangan a) Penemuan  suspek/ kasus kontak
yang diberikan dan atau prosedur yang serumah
telah ditetapkan (contoh: pengobatan, b) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
penanggulangan kasus gawat darurat, pada individu dan keluarganya
dll) c) Pemantauan keteraturan berobat
8) Menciptakan lingkungan terapeutik sesuai program pengobatan
dalam pelayanan kesehatan di gedung d) Kunjungan rumah (home
9) Pertemuan berkala staf keperawatan visit/home health nursing) sesuai
setiap bulan untuk mendiskusikan hal- rencana
hal yang berkaitan dengan penyediaan e) Pelayanan keperawatan dasar
pelayanan keperawatan. Hasil langsung (direct care) maupun
pertemuan dicatat dan disimpan tidak langsung (indirect care)
dengan baik f) Pemberian nasehat (konseling) 
10)Pemeriksaan kelengkapan peralatan kesehatan/keperawatan
yang akan digunakan, obat-obatan, g) Pencatatan dan pelaporan seperti
kartu kunjungan dan buku register kartu keluarga dan pencatatan
posyandu
2) Asuhan keperawatan keluarga rawan
dan miskin.
Merupakan asuhan keperawatan yang
ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang
mempunyai masalah kesehatan  yang di
temukan di masyarakat dan dilakukan di
rumah keluarga.
Kegiatannya meliputi,
a) Identifikasi keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin dengan
masalah kesehatan  di masyarakat
b) Penemuan dini  suspek/kasus kontak
serumah
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan
terhadap keluarga (lingkup keluarga)
d) Kunjungan rumah (home visit/home
health nursing) sesuai rencana
e) Pelayanan keperawatan dasar
langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care)
f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana,
misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan
jangka panjang
g) Pemberian nasehat (konseling)
kesehatan/keperawatan di rumah
h) Pencatatan dan pelaporan

b.3.2.2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


a. Deskripsi
Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih
berkualitas.
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, selain jumlahnya
yang besar (30%) dari jumlah penduduk, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena
terorganisir dengan baik. Pada umumnya peserta didik tingkat dasar lebih banyak terkait dengan masalah perilaku
hidup bersih dan sehat, sedangkan pada peserta didik tingkat lanjutan berkaitan dengan perilaku berisiko.
Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan
preventif.

b. Kegiatan UKS

Tabel 2.50. Kegiatan UKS di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Pemeriksaan kesehatan rujukan 1) Penjaringan kesehatan peserta didik
Sekolah hasil penjaringan kesehatan dan tingkat dasar SD/MI/SDLB) dan tingkat
pemeriksaan kesehatan berkala lanjutan (SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan
pada peserta didik tingkat dasar SLLB) pada anak yang baru masuk
(SD/MI/SDLB) dan tingkat (murid kelas I)
lanjutan (SMP/MTs, 2) Pemeriksaan kesehatan berkala pada
SMA/MA/SMK dan SLLB) peserta didik tingkat dasar
2) Penyuluhan dan konseling (SD/MI/SDLB) dan tingkat lanjutan
kesehatan (SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan SLLB)
3) Penyuluhan dan konseling kesehatan
b.3.2.3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
a. Deskripsi
Upaya pemerintah dalam rangka mengusahakan masa tua yang berbahagia dan masa tua yang
berguna, sehingga para usia lanjut tidak menjadi beban bagi masyarakat yang mencakup upaya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam penanganan masalah usia lanjut, perlu dilakukan pendekatan
yang tepat, team work (koordinasi) dan keterpaduan (diagnosa dan pengobatan).

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Tabel 2.51. Kegiatan Upaya Kesehatan Usia Lanjut di dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pelayanan 1) Pelayanan kesehatan usia lanjut 1) Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
kesehatan secara holistik, meliputi: oleh Puskesmas melalui Posyandu
usia lanjut a) Kesehatan umum lansia
b) Kesehatan jiwa 2) Olah raga/kesegaran jasmani bagi
c) Gizi pada usia lanjut lansia
d) Kesehatan indera (mata dan 3) Keperawatan kesehatan dasar
telinga) (bantuan, bimbingan, penyuluhan dan
e) Keperawatan kesehatan pengawasan)
dasar 4) Penyuluhan yang berkaitan dengan
2) Penyuluhan kesehatan masalah kesehatan usia
masyarakat berusia lanjut lanjut,misalnya penyakit jiwa, jantung,
syaraf, mata, telinga dll

b.3.2.4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


a. Deskripsi
Upaya kesehatan dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada
masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Kerja

Tabel 2.52. Kegiatan UKK di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Penilaian dan pengendalian 1) Pengumpulan data dasar
Kerja risiko 2) Pemetaan jenis usaha, jumlah pekerja
2) Pemeriksaan kesehatan sebelum dan perkiraan faktor risiko dan
bekerja, berkala dan khusus besarnya masalah/penilaian besaran
(sebelum mutasi, setelah cuti masalah
sakit/cuti panjang, kejadian luar 3) Pertemuan koordinasi tingkat
biasa) dan purna bakti kecamatan dengan lintas sektor
(menjelang pensiun/PHK) 4) Pertemuan dengan pengusaha dan
3) Diagnosis dini dan pengobatan serikat pekerja
segera penyakit akibat 5) Pelatihan pekerja dan pengusaha oleh
kerja/kecelakaan akibat kerja Puskesmas
4) Pelayanan instalasi gawat 6) Kunjungan lapangan
darurat 7) Menentukan tindakan perbaikan
5) Pelayanan kesehatan umum, 8) Pemberian motivasi pengusaha
kuratif dan rehabilitasi 9) Memfasilitasi pembentukan Pos
6) Promosi kesehatan di tempat UKK sektor formal dan informal
kerja
7) Tindakan preventif bagi
manajemen dan kendali bahaya
dari risiko kesehatan dan
keselamatan kerja.
8) Pencegahan kecelakaan
9) Surveilans kesehatan kerja dan
lingkungan kerja
10) Pencatatan, pelaporan serta
dokumentasi

b.3.2.5. Upaya Kesehatan Olahraga


a. Deskripsi
Upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat,
dilaksanakan melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan/atau olahraga, serta mengutamakan pendekatan
preventif dan promotif, tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Olahraga

Tabel 2.53. Kegiatan Kesehatan Olahraga di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam gedung Kegiatan diluar gedung
Kesehatan 1) Perencanaan kesehatan olahraga, 1) Pembentukan, bimbingan teknis dan
Olahraga mencakup identifikasi masalah, pengawasan upaya kesehatan
penyusunan usulan kesehatan olahraga pada kelompok olahraga
olahraga, mengajukan usulan 2) Skrining kesehatan
kesehatan olahraga dan 3) Pengukuran tingkat kebugaran
penyusunan rencana pelaksanaan jasmani siswa Sekolah Dasar,
kegiatan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah
2) Pelaksanaan dan pengendalian Menengah Pertama, Madrasah
mencakup pengorganisasian, Tsanawiyah (MTs), Sekolah
penyelenggaraan dan Menengah Atas, Madrasah Aliyah
pemantauan (MA)
3) Penilaian mencakup pengawasan 4) Rujukan kesehatan olahraga
dan pertanggungjawaban 5) Penyuluhan

b.3.2.6. Upaya Kesehatan Tradisional


a. Deskripsi
Upaya kesehatan tradisional adalah cara menanggulangi masalah/gangguan kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisional yang diselenggarakan secara
komprehensif, mencakup upaya promotif (pencegahan), kuratif (pengobatan penyakit) dan upaya
rehabilitatif (pemulihan).

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Tradisional

Tabel 2.54. Kegiatan Kesehatan Tradisional di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Melakukan pelayanan 1) Membina pengobatan tradisional di wilayah
Tradisional dan pembinaan upaya kerja melalui forum sarasehan/KIE.
kesehatan tradisional 2) Kultural.
dengan metoda akupuntur, 3) Membina dan mengembangkan “self care”
akupresur dan ramuan. (pengobatan di rumah) dengan cara
2) Menginventarisasi tradisional.
pengobat tradisional yang 4) Pemantauan praktek pengobat tradisional.
ada di wilayah kerjanya. 5) Menggerakkan dan membina TOGA
bersama tim Penggerak PKK Kecamatan.
b.3.2.7. Upaya Kesehatan Indera
b.3.2.7.1. Upaya Kesehatan Mata
a. Deskripsi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan mata di Puskesmas dibatasi pada pelayanan kesehatan mata
dasar, yang bisa dilaksanakan di Puskesmas dengan merujuk kasus-kasus yang tidak bisa ditangani ke
Rumah Sakit.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Mata


Pelayanan kesehatan indera penglihatan di dalam gedung dapat dilakukan dengan
mengintegrasikan dalam upaya kesehatan wajib Puskesmas

Tabel 2.55. Kegiatan Kesehatan Mata di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Penyuluhan kesehatan indera 1) Penyuluhan kesehatan kepada
Mata penglihatan masyarakat, anak sekolah,
2) Penjaringan kasus-kasus penyakit kelompok pekerja non formal
mata, kebutaan serta gangguan dan usia lanjut
penglihatan 2) Penjaringan kasus/deteksi dini
3) Pemeriksaan dan tindakan medis gangguan penglihatan dan
pelayanan kesehatan indera kebutaan oleh kader, guru UKS
penglihatan,yang meliputi antara lain: dan petugas kesehatan
a) Mengukur dan menentukan tajam 3) Pengobatan kasus penyakit mata
penglihatan (visus) serta pertolongan pertama pada
b) Melakukan pemeriksaan segmen kedaruratan mata, dapat dilakukan
depan mata dengan loupe dan oleh dokter Puskesmas atau
lampu senter tenaga perawat Puskesmas
c) Pemeriksaan lapang pandangan dengan bimbingan dokter
dengan metode konfrontasi atau Puskesmas
kampus sederhana 4) Rujukan kasus ke Puskesmas
d) Mengukur tekanan bola mata
dengan tonometer schiotz
e) Memeriksa dan menentukan ada
tidaknya kelainan penglihatan
warna dengan tes Ishihara-
Kanehara
f) Melakukan tindakan bedah kecil
(kalazion dan hordoelum)
g) Memeriksa dan menangani
penyakit mata luar
h) Melakukan pertolongan pertama
pada kedaruratan mata
4) Rujukan kasus penyakit mata ke Balai
Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)
dan ke RSUD
5) Operasi katarak oleh tim ahli (Dokter
Spesialis Mata dan perawat terlatih
mata) bekerjasama dengan tim
Puskesmas yang sudah mendapat
pelatihan teknis mata dapat
dikembangkan di Puskesmas rawat
inap

b.3.2.7.2. Upaya Kesehatan Telinga


a. Deskripsi
Ruang lingkup bahasan pada pedoman pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di Puskesmas ini
dibatasi pada pelayanan kesehatan THT dasar yang bisa dilaksanakan di Puskesmas dengan merujuk kasus-kasus
yang tidak bisa ditangani ke Rumah Sakit.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Telinga


Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di dalam gedung dapat dilakukan dengan mengintegrasikan
dalam upaya kesehatan wajib Puskesmas. Kegiatan diluar gedung terutama mengacu pada upaya promotif dan
preventif serta penjaringan kasus dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka menciptakan
kemandirian masyarakat.

Tabel 2.56. Kegiatan Kesehatan Telinga di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Penyuluhan kesehatan indera 1) Penyuluhan kesehatan kepada
Telinga pendengaran masyarakat umum, masyarakat
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan sekolah, kelompok pekerja yang
pendengaran dan ketulian melalui beresiko terhadap gangguan
rawat jalan, pendengaran dan lain-lain
3) pengobatan dan pada unit-unit 2) Penjaringan kasus-kasus gangguan
pelayanan lainnya pendengaran dan ketulian di
4) Pemeriksaan dan tindakan medik masyarakat dan sekolah oleh kader,
masalah gangguan pendengaran dokter kecil, guru UKS dan petugas
5) Pengobatan kasus-kasus gangguan kesehatan yang sudah dilatih
pendengaran 3) Pengobatan kasus-kasus gangguan
6) Merujuk kasus-kasus gangguan pendengaran dan pertolongan
pendengaran dan ketulian kepada pertama pada kedaruratan telinga
fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh dokter dan
lebih tinggi perawat Puskesmas
4) Rujukan kasus ke Puskesmas atau
fasilitas yang lebih tinggi

b.3.2.7.3. Upaya Kesehatan Jiwa


a. Deskripsi
Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang memungkinkan fisik, mental dan sosial individu berkembang
secara optimal dan selaras dengan perkembangan orang lain.
Konsep pelayanan kesehatan jiwa adalah merupakan pelayanan berbasis Puskesmas dimana upaya
pelayanan rawat jalan dan/atau rawat inap atau yang berciri adanya :
1. Mewujudkan sistem informasi kesehatan jiwa sebagai dasar perencanaan melalui pencatatan pelaporan
berjenjang dari Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi
2. Mewujudkan pola kerja sama layanan primer-layanan sekunder dalam upaya penanganan pelayanan
kesehatan jiwa secara utuh yang meliputi organobiologi (badan), psikoedukatif (jiwa) dan sosiokultural
(sosial)
3. Mewujudkan pola kerja sama layanan primer-layanan sekunder dalam ruang lingkup penanganan secara
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
4. Melaksanakan deteksi dini pada kasus jiwa
Konsep pelayanan mengutamakan peran tenaga perawat yang terlatih dalam bidang kesehatan jiwa dan
tenaga kesehatan yang ada lainnya sebagai pelaksana dalam hal deteksi dini, promosi dan prevensi dengan
terapi terbatas atas supervisi dari dokter yang telah terlatih. Pendelegasian kewenangan ini tetap mengikuti
ketentuan yang berlaku. Supervisi yang dilakukan oleh dokter meliputi koreksi diagnosis dan terapi dan
perawatan lanjutan dilakukan secara terjadwal setiap 1 (satu) minggu sekali.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa

Tabel 2.57. Kegiatan Kesehatan Jiwa di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Penyuluhan kesehatan jiwa dan 1) Penyuluhan dan kegiatan
Jiwa kegiatan pembinaan hidup sehat pembinaan hidup sehat
kepada masyarakat. 2) Penjaringan kasus gangguan jiwa
2) Deteksi secara dini adanya masalah di masyarakat (terutama kasus
kesehatan yang ada dalam pasung)
masyarakat atau pada pasien yang 3) Keperawatan kesehatan jiwa
datang ke Puskesmas serta 4) Pelayanan kesehatan jiwa yang
menegakkan diagnosis gangguan bersumberdaya masyarakat
jiwa. (community-based services)
3) Penemuan kasus gangguan jiwa 5) Merujuk kasus ke fasiltas dengan
4) Diagnosis dini, pemeriksaan dan tingkat yang lebih tinggi seperti
pengobatan psikofarmaka kasus rumah sakit atau lembaga non
penyakit jiwa segera/dini kesehatan yang ada di masyarakat
5) Pertolongan pertama pada kasus
kedaruratan jiwa
6) Merujuk kasus ke fasiltas dengan
tingkat yang lebih tinggi seperti
Rumah Sakit atau lembaga non
kesehatan yang ada di masyarakat
7) Melakukan upaya rehabilitatif
dengan kegiatan yang bersifat
medis, edukatif, vokasional dan
sosial yang bertujuan memulihkan
kemampuan fungsional penderita
8) Pembinaan pelaksanaan pelayanan
kesehatan jiwa yang bersumberdaya
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai