Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS EMFISEMA

TUGAS

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan
dosen pengampu Dr. Lisna Anisa F, S.Kep., Ners., M.Kes., AIFO

oleh:
Yenni Ayuni Sugiarti
NIM 2001928
Keperawatan - B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
Kasus Emfisema
Tn.N, usia 57 tahun, penggunaan otot-otot tambahan, dada membungkuk karena menahan nyeri,
dispnea, hiperresonan, cracles (+), ronkhi (+), bronchospasme. Tentukan, diagnosa, perencanaan,
dan implementasi pada Tn.N?
I. Pengkajian
Terdapat pasien di RS berinisial Tn. N berusia 57 tahun dengan keluhan sesak napas
(dispnea) , nyeri pada dada, pasien terlihat penggunaan otot tambahan dan terdengar bunyi
pada saat bernapas. Setelah dilakukan pengkajian terdapat hiperresonan, cracles (+),
ronkhi (+), bronchospasme.
Data Fokus

• Data Subjektif
- Pasien mengeluh sesak napas, nyeri dada
• Data objektif
- Pasien terlihat sesak dan penggunaan otot-otot tambahan,
- Pasien terlihat dada membungkuk menahan nyeri
- Terdapat hiperresonan, cracles (+), ronkhi (+), bronchospasme

II. Analisis Data


No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Efek destruktif paru (D.0005) Pola Napas Tidak
− Pasien mengeluh Efektif b.d hambatan upaya
sesak napas napas d.d penggunaan otot
(dispnea) Gangguan fungsi paru pada bantu pernapasan
ekspirasi (obstruksi)
DO:
− Pasien terlihat
sesak,
penggunaan otot- Penurunan perfusi jaringan
otot tambahan
− Terdapat
hiperresonan, Penurunan ventilasi
cracles(+),
ronkhi(+),
bronchospasme.
Peningkatan upaya
menangkap O2
Peningkatan Respirasi

Retraksi otot bantu napas

Pola napas tidak efektif


2. DS: Efek destruktif paru (D.0077) Nyeri Akut b.d
− Pasien mengeluh agen pencedera fisiologis
nyeri dada (emfisema) d.d posisi
DO: Tertutupnya lumen, spasme membungkuk menahan
− Pasien terlihat bronkiolus nyeri
membungkuk
menahan nyeri
dada Gangguan fungsi paru pada
ekspirasi (obstruksi)

Udara terperangkap dalam


alveolus

Retraksi otot bantu napas

Nyeri Akut

III. Diagnosis Keperawatan


a. (D.0005) Pola Napas Tidak Efektif b.d hambatan upaya napas d.d penggunaan otot
bantu pernapasan
b. (D.0077) Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis (emfisema) d.d posisi membungkuk
menahan nyeri
IV. Rencana/Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. (D.0005) (L.01004) Pola Napas (I.01014) Pemantauan
Observasi
Pola Napas Setelah dilakukan Respirasi • Untuk
Tidak Efektif tindakan keperawatan mengetahui
b.d hambatan selama 3x24 jam Observasi pola napas
upaya napas d.d diharapkan pola napas pasien
penggunaan membaik dengan kriteria • Monitor pola
• Untuk
otot bantu hasil: napas (seperti mengetahui
pernapasan 1. Dispnea membaik bradipnea, kemampuan
(5) takipnea,hiperven batuk pasien
2. Penggunaan otot tilasi, Kussmaul, • Untuk
DS: bantu napas cukup Cheyne-Stokes, mengetahui
− Pasien menurun (4) Biot, ataksik0 adanya
mengeluh 3. Frekuensi napas • Monitor sumbatan
sesak napas cukup membaik (4) kemampuan batuk berupa sekret
(dispnea) efektif Terapeutik
• Monitor adanya • Untuk mencatat
DO: produksi sputum perkembangan
− Pasien • Monitor adanya dari hasil
terlihat sumbatan jalan pemantauan
sesak, napas Edukasi
penggunaan • Untuk pasien
otot-otot Terapeutik
dapat
tambahan mengetahui
− Terdapat • Dokumentasikan
tujuan dan
hiperresona hasil pemantauan
tindakan dari
n, pemantauan
Edukasi
cracles(+), Observasi
ronkhi(+),
• Jelaskan tujuan • Untuk
bronchospas mengetahui
dan prosedur
me. adanya bunyi
pemantauan
napas
Manajemen Jalan Napas tambahan
(I. 01011) Terapeutik
• Untuk
Observasi membantu
jalan napas dan
• Monitor bunyi kenyamanan
napas tambahan pasien
(mis. Gurgling, • Untuk
mengi, weezing, memenuhi
ronkhi kering) kebutuhan
oksigen
Terapeutik

• Posisikan semi- Edukasi


Fowler atau • Untuk menjaga
Fowler asupan cairan
• Berikan pasien
oksigen, jika • Untuk melatih
perlu batuk efektif
Kolaborasi
Edukasi
• Untuk
memperluas
• Anjurkan asupan
permukaan
cairan 2000
bronkus
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
• Ajarkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi

• Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu.

2. (D.0077) Nyeri (L.12111) Tingkat Nyeri (I. 08238) Manajemen Observasi


Akut b.d agen Setelah dilakukan Nyeri • Untuk
pencedera tindakan keperawatan mengetahui
fisiologis selama 3x24 jam Observasi skala nyeri
(emfisema) d.d diharapkan nyeri pasien
posisi berkurang dengan kriteria • Identifikasi skala • Untuk
hasil: nyeri membantu
membungkuk 1. Keluhan nyeri • Identifikasi faktor pasien untuk
menahan nyeri menurun (5) yang mencapai
2. Meringis cukup memperberat dan kondisi yang
DS: menurun (4) memperingan dapat
− Pasien 3. Pola napas cukup nyeri memperingan
mengeluh membaik (4) nyeri
nyeri dada 4. Pola tidur Terapeutik Terapeutik
DO: membaik (5) • Untuk
− Pasien • Berikan teknik membantu
terlihat nonfarmakologis pasien agar
membungku untuk mengurangi dapat
k menahan rasa nyeri (mis. mengurangi
nyeri dada TENS, hypnosis, rasa nyeri
akupresur, terapi • Untuk
musik, menciptakan
biofeedback, lingkungan
terapi pijat, aroma yang nyaman
terapi, teknik Edukasi
imajinasi • Untuk pasien
terbimbing, dapat paham
kompres strategi redakan
hangat/dingin, nyeri
terapi bermain) Kolaborasi
• Control • Untuk
lingkungan yang membantu
memperberat rasa pasien
nyeri (mis. Suhu mengurangi
ruangan, rasa nyeri
pencahayaan, dengan obat
kebisingan)

Edukasi

• Jelaskan strategi
meredakan nyeri

Kolaborasi

• Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

V. Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Diagnosis Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Senin, 06-09- (D.0005) Pola Napas 08.00 14.00 Yenni
2021 Tidak Efektif b.d − Memonitor pola S: Pasien mengatakan Ayuni
hambatan upaya napas masih merasa sesak Sugiarti
napas d.d penggunaan − Memonitor O: Pasien terlihat masih
otot bantu pernapasan kemampuan batuk menggunakan otot-otot
efektif bantu napas, R:29x/menit
− Memonitor adanya A: Masalah belum
produksi sputum teratasi
− Memonitor adanya P: Intervensi dilanjutkan
sumbatan jalan
napas
− Mendokumentasikan
hasil pemantauan
− Menjelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan

08.20
− Memonitor bunyi
napas tambahan
(ronchi)
− Memposisikan
fowler/semi fowler
(pasien kooperatif)
08.30
− Melakukan batuk
efektif dan napas
dalam
Senin, 06-09- (D.0077) Nyeri Akut 09.05 Jam 14.00 Yenni
2021 b.d agen pencedera − Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan Ayuni
fisiologis (emfisema) skala nyeri ( skala nyeri sudah berkurang Sugiarti
d.d posisi nyeri 7 dari skala 1- sedikit
membungkuk 10) O: Pasien telihat tidak
menahan nyeri − Mengidentifikasi membungkuk, namun
faktor yang raut wajah masih
memperberat dan menahan nyeri
memperingan nyeri A: Masalah teratasi
(klien mengatakan sebagian
nyeri bertambah P: Intervensi dilanjutkan
berat pada saat
melakukan aktivitas)
09.20
− Mengkontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (

TTD

Yenni Ayuni Sugiarti

Anda mungkin juga menyukai