Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

MEMBACA BUKU

OLEH
ZAHRA WURI HANDARBENI

KELAS XII IPA 1


SMA NEGERI 9 BANDUNG
2018
A. IDENTITAS BUKU
1. Judul : The Grand Old Man
2. Pengarang : Haris Priyatna
3. Editor : Luttfi Fatahillah
4. Penerbit : BITREAD Publishing
6. Tahun terbit : Juli 2017
7. Cetakan ke- :1
8. Jumlah halaman : 184
9. Jenis buku : Novel sejarah
B. KEGIATAN PRABACA
1.
No. Pertanyaan Sebelum Membaca Buku
Apa maksud dari judul “The Grand Old Man”?
2. a.
Siapa Agus Salim?
b.
Bagaimana karakter Agus Salim?
c.
Apa kelebihan yang dimiliki Agus Salim?
d.
Seperti apa keluarga Agus Salim?
e.
Apa peran dan hubungan Agus Salim dengan kemerdekaan
f. RI?

Apa itu diplomasi?


g.
Siapa yang ditujukan untuk berdiplomasi?
h.
I Apa alasan dilakukannya diplomasi?
Alasan memilih buku :
a. Judul dan cover bukunya membuat saya tertarik untuk
memperdalam bahasannya.
b. Ukuran buku dan jumlah halamannya sedikit. Dapat
mempersingkat waktu dalam membacanya.
c. Dapat menjadi informasi-ilmu sejarah tambahan.

C. KEGIATAN PASCABACA
1. Garis besar isi novel :
Pada 5 November 1954, M.
Natsir dan M.Roem usai
menghadiri pemakaman Agus
Salim, mereka berbincang-
bincang mengenai almarhum
adalah tokoh yang kaya ilmu
Prolog dan amat pandai. Diluar itu,
keluarga Agus Salim pernah
berada di perkekonomian yang
susah. Meskipun begitu Agus
Salim tetap tegar menghadapi
semua cobaan semasa
hidupnya.
Diawali oleh latar Hutan
Lengkong di Tangerang dmana
ada seorang Taruna Militer
bernama Syewket yang sedang
beradu perang melawan tentara
Jepang. Namun, naas ketika ia
sedang beristirahat dibawah
pohon dengan minum
seadanya, disaat ia merasa
tenang dengan senandung lagu
yang dinyanyikan oleh sang
ayah untuknya, Syewket tewas
diserbu oleh tembakan dari 3
tentara Jepang yang
mengepungnya.

Agus Salim yang dipanggil


Paatje terbangun dari mimpi
buruk, istrinya Zainatun Nahar,
yang akrab disapa Maatje
Orientasi
memberikan obat kepada
Paatje kemudian
menawarkannya untuk keluar
kota sekedar menghilangkan
kerisauan dan kepenatan
Paatje.

Disaat yang sama juga, Agus


Salim kedatangan tamu,
Bahrum. Ia mengambil
informasi untuk menerbitkan
sebuah buku tentang Agus
Salim bersama Muhammad
Roem. Terdapat nama Abdul
Mun’im tahun 1947 yang
dilingkari oleh pena merah
pada lembaran kertas Bahrum.
Ia bertanya pada Agus Salim
mengenai siapa sebenernya
beliau.
Pengenalan Peristiwa Agus Salim pun mengatakan
bahwa Abdul Mun’im
merupakan utusan Liga Arab,
pejabat konsul Mesir yang
ditugaskan di India dan mulai
bercerita mengenai peristiwa
yang terkait. Ketika itu Agus
Salim beserta 30 orang lainnya
diutus oleh Menteri Syahrir
untuk pergi ke Konferensi Inter
Asia di New Delhi. Setelah
usai di New Delhi, Mun’im
meminta agar perwakilan
Indonesia datang ke Mesir. Ia
bilang bahwa Pemeritahan
Mesir ingin memberikan
pengakuan kedaulatan
Indonesia. Peristia yang cukup
banyak membuang waktu ini
disebut Mission Diplomatique.
Menuju Konflik Di Kairo 1947 Agus Salim,
Mohammad Rasyidi, Nazir
Pamuncak, dan Baswedan
disambut oleh udara gersang.
Paspor sementara mereka
sempat tidak diterima oleh
pihak imigrasi bandara.
Mereka telah ditunggu oleh
Zain Hasan dan Abdulkadir
yang keduanya merupakan
aktivis PPKI. Sekarang hanya
tinggal menunggu Sekretaris
Jenderal Liga Arab, Azzam
Pasya yang terlambat.

Sesampainya para diplomasi


Indonesia di Hotel Continental,
ada Hisyam, yang sering
mencari informasi bawah tanah
tentang Indonesia. Agus Salim
pun menyikapi ia dengan baik.
Tujuan utama delegasi
Indonesia datang ke Kairo,
untun mendapat pengakuan
dari Mesir secara de jure.

Ternyata ketika mereka


sampai, ada seorang mata-mata
Belanda bernama, Cornelis
Adriaanse yang diutus oleh
sang duta besar, Graaf Willem
Van Recteren.
Dilain masalah, para diplomasi
Indonesia seperti dianggurkan
dan digantungkan di Kairo
karena keputusan Perdana
Menteri, Nokrasyi sangatlah
lamban.

Sedangkan Agus Salim


mendapat informasi dari koran
yang diberikan Hisyam
padanya tentang Indonesia
bagian Jawa di serang oleh
NICA. Namun, Agus Salim
mencurigai identitas Hisyam
yang dengan mudahnya
mendapatkan informasi seperti
itu.
Puncak Konflik Para diplomasi Indonesia
sangat ketakutan salah
mengambil keputusan karena
PM Nokrasyi dan Azzam
berhasil dihasut oleh pihak
Belanda.

Di pihak lain Agus Salim


meminta bantuan Abbas
Mahmud barangkali bisa
membujuk pihak Liga Arab
yang beragama sama. Agus
Salim terus berkelut dengan
pikirannya, karena uang yang
mereka bawa tidak cukup
untuk tinggal lebih dari
seminggu lagi di Kairo.

Di hotel Continental, ada


penyusup mengenakan topeng
yang ternyata Hisyam berusaha
mencari dan mengambil
dokumen namu ia tidak
berhasil, ia sempat kejar-
kejaran dengan Hasan hingga
kepalanya berdarah dan
kakinya terkilir. Sepatu yang
Hisyam kenakan ditinggal
begitu saja, hingga akhirnya
terungkap identitasnya.
Setelah waktu yang cukup
panjang dan pertimbangan PM
Nokrasyi dengan masalah
pemerintahan lainnya ia
pikirkan serta bujukan dari
Abbas Mahmud, akhirnya
Mesir menyatakan pengakuan
diplomasi kemerdekaan
terhadap Indonesia. Semua
sorak senang dan bersyukur,
bahwa mereka tidak sia-sia
Resolusi
berada di Kairo.

Di lain tempat, Belanda


merasa hancur, Willem
menganggap reputasinya
hancur. Begitu juga dengan
Hisyam yang menyesal karena
ia menjad buronan kedua belah
pihak. Pada akhirnya Hisyam
ditembak mati oleh Jansen,
pihak Belanda
Koda Bahrum yang terus mengetik
karyanya meski sudah siang
hari, mukanya tetap kusut
bekas semalaman ditemani
oleh secangkir kopi. Bahrum
berhenti sejenak, kemudia ia
mengetik lagi, “Setiap generasi
melahirkan pahlawannya
sendiri. Namun tetap ada,
orang-orang luar biasa yang
senantiasa hidup, meski zaman
silih berganti, dan kerapkali
tidak disadari. Namanya erus
bercahaya dan jasa-jasanya
melekat di jejak-jejak sejarah.”

“Para pejuang yang manusiawi


dan memusatkan pikiran serta
tenagananya untuk menabur
manfaat bagi orang banyak
tidak peduli akn diingat atau
dilupaka. Sebab kebesaran
bukanlah pencapaian,
melainkan anugerah dari Sang
Maha Besar, yang mesti dijaga
dengan tanggung jawab besar.”

2. Bagian-bagian penting/ menarik :


 Menurut saya, hal penting terdapat pada konflik cerita. Nasib
Indonesia berada di tangan para Liga Arab. Selanjutnya, bagian
klimaks konflik cerita. Dimana para diplomasi Indonesia sudah
hampir putus asa akan keberhasilan misinya karena adanya
mata-mata diantara mereka. Disaat itulah waktu mendesak
Agus Salim untuk memikirkan jalan keluar yang terbaik.
Setelah itu, ada pada bagian resolusi. Para diplomasi Indonesia
harus cerdik dan berhati-hati ketika akan membahas diplomasi
pengakuan dengan Perdana Menteri Nokrasyi.
 Bagian menarik novel ini ada pada gurauan yang disisipkan
penulis pada alur cerita. Keakraban satu sama lain antara
diplomasi juga meringankan pembaca dari konflik utama.
Lainnya terdapat pada karakter Agus Salim yang cerdas dan
selalu siap menghadapi berbagai kendala.

D. TANGGAPAN/KOMENTAR
1. Manfaat
 Buku ini telah menjawab pertanyaan yang tercantum di bagian
prabaca.
 Kandungan buku sangat baik untuk menambah edukasi tentang
sejarah kemerdekaan RI.
 Menambah rasa nasionalisme dan patriotism.
 Karakter tokoh dapat dijadikan pelajaran dan teladan
kehidupan sehari-hari.
 Melatih membaca.

2. Keunggulan dan kelemahan


 Kejelasan isi
Bagi saya buku ini sangat jelas menjawab dan menjelaskan
konflik sejarah yang dipermasalahkan. Tidak terlalu bertele-
tele.
 Kelengkapan isi
Secara struktur, novel ini sudah lengkap mulai dari orientasi
sampai kodanya tersampaikan dengan jelas.
 Tema
Menurut saya, tema yang diangkat penulis tentang sepengggal
kisah dari perjuangan kemerdekaan RI ini mampu menarik
sekalipun untuk orang yang tidak suka membaca. Peristiwa
yang dikembangkan dari satu tokoh ini cukup ringan.

 Alur
Sedikit membingungkan karena alur yang digunakan, yaitu tipe
maju-mundur. Dimana isi utama novel disampaikan dalam
bentuk cerita yang diceritakan tokoh utama kepada tokoh
lainnya.

 Tokoh
- Tokoh utama, yaitu Agus Salim sangat dapat dijadikan
teladan bagi pembaca. Karakternya yang kuat, teguh,
cerdas, beriman, tegas, tapi juga tidak kaku sangat
cocok menjadi contoh seorang pemimpin sebagaimana
layaknya.
- Para delegasi Indonesia lainnnya juga sangat keras
dalam usahanya untuk menyukseskan misi mereka di
Kairo.
- Walaupun karakter tokoh tersirat, penulis sangat jelas
menunjukkan tiap-tiap sikap tokoh melalui hal-hal yang
diperbuat mereka.

 Bahasa
- Bahasa yang digunakan tidak terlalu baku.
- Masih ada beberapa kesalahan EYD.
- Terkandung ungkapan. Salah satunya, “…sang singa
sudah mulai menunjukkan taringnya…”
- Banyak menggunakan bentuk dialog.
- Mengandung kata kerja material.
- Dll.

3. Tampilan
 Mutu cetak
- Covernya cukup baik, sehingga tidak mudah robek.
- Kertas yang digunakan tipis dan ringan.
- Tidak ada kekurangan ataupun kecacatan dalam cetakan
buku.
- Berwarna BW (Black and White)
 Gambar
Tidak banyak mengandung gambar pada buku ini. Hanya
terdapat pada bab ke-14 dan pada akhir bagian buku.

E. KESIMPULAN
Buku ini sangat bermanfaat terutama untuk dibaca para pelajar, selain itu
tema peristiwa sejarahnya juga ringan. Sangat edukatif. Buku ini sudah
cukup lengkap dan jelas hingga masalah yang dipertanyakan dapat
terpaparkan oleh bahasan isi buku.

Anda mungkin juga menyukai