KELOMPOK 1
KHALIL NURUL ISLAM
30700115027
SUMIATI
30700115021
WAHYUNI
30700115018
FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
ALAUDDIN MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami persembahkan kepada kehadiran Tuhan semesta alam yaitu
Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kegiatan penulisan makalah
ini dapat berjalan dengan baik, meskipun , terdapat beberapa kendala dari penulisan ini
salam tetap tercurahkan kepada junjungan umat Islam pembawa risalah kebenaran yaitu
Darmawati H.S.Ag.,M.HI. yang telah memberikan tugas kepada kami yang sekaligus
kami dididik dan dilatih untuk jauh lebih berkualitas dan profesional sesuai bidang studi
Kami juga meminta maaf atas kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam
penulisan makalah kami .Oleh karena itu , kami meminta saran dan kritikan yang akan
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang tidak hanya menjadi petunjuk
bagi umat islam, melainkan dia merupakan seperangkat aturan yang sangat fundamental (
(keseluruhan).
Pada hakikatnya manusia diciptakan oleh Allah swt untuk beribadah kepadanya,
hal ini telah dijelaskan di dalam al-Qur’an, surah Azd- dzariyat Ayat 56 ;
Terjemahannya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (Q.S. Adz-dzariyat: 56 ).
Prinsip al-Qur’an itu sangat jelas menempatkan manusia sebagai seorang hamba
yang harus mengabdikan diri kepada-Nya, namun, bukan berarti Allah melarang manusia
untuk mencari sumber penghidupan di dunia ini. Dan baik itu masalah ibadah dan
muamalah telah diatur sedemikian rupa dalam agama lewat dalil-dalil-Nya, akan tetapi
terdapat beberapa perbedaan dalam mengatur suatu hukum dikalangan umat muslim
sendiri.
Sumber atau dalil fikih yang telah disepakati , seperti dikemukakan ‘abd. Al-
Majid Muhammad al-Khafawi, ahli hukum islam berkebangsaan Mesir, ada 4 (empat),
Dari latar belakang di atas , maka penulis tertarik untuk menyusun makalah
dengan judul : Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Utama dalam Agama Islam
B.Rumusan Masalah
2. Apa tujuan dari disyariatkannya al-Quran sebagai sumber hukum dalam islam?
C.Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana al-Quran menjadi sumber hukum dalam syariat islam.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari disyariatkannya al-Quran sebagai sumber hukum
dalam islam.
D.Manfaat
2. Bidang agama, dalam kegiatan penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw.
menjadi petunjuk bagi ummat manusia secara universal ( keseluruhan ) . sebelum Islam
menyebar ke penjuru dunia , agama ini terlebih dahulu turun di Mekah tanah Arab, yang
pada masa itu dikenal sebagai peradaban jahiliah. Namun, meskipun agama ini membawa
risalah dari Tuhan yang disampaikan oleh orang yang terpercaya akan kejujurannya
sebelum beliau menjadi rasul yaitu Rasulullah Muhammad saw., tidak bisa langsung
diterima oleh bangsa Arab saat itu, karena banyaknya pertentangan dengan tradisi bangsa
Sebelum membahas lebih jauh tentang al-Quran sebagai sumber hukum dalam
agama islam maka pemakalah akan memaparkan secara singkat tentang Bangsa Arab Pra-
Bangsa Arab Pra-Islam – kecuali sedikit dari mereka hidup dengan cara
primitif, dan sebagian yang lainnya menetap di sebuah kawasan desa dan kota
yang berpradaban seperti yaman , kota Yastrib “Madinah” dan Makkah dengan
1
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H. 11.
Bangsa Arab terdiri atas beraneka ragam suku . Sistem kemasyarakatan
bukanlah suatu entitas2 politik, melainkan hanya sebuah kesatuan sosial yang
dan kebatilan.4
kebiasaan, dan tradisi yang bisa disebut sebagai undang-undang jahiliah. Karena
tidak memiliki kekuasaan eksekutif , mereka hanya merujuk kepada kepala suku
berikut;
A. Undang-undang Keluarga
sejumlah batasan dan norma. Ada juga bentuk-bentuk pernikahan yang rusak
dan ditolak oleh syariat islam. Diantara pernikahan yang rusak ini adalah :
2
Entitas adalah satuan yg berwujud; wujud ( KBBI Offline )
3
Implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terlibat: -- manusia sbg objek percobaan atau
penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya; yg termasuk atau tersimpul; yg disugestikan, tetapi
tidak dinyatakan: apakah ada -- dl pertanyaan itu?
4
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H.15
a. Nikah al-syighar, yaitu seorang laki-laki menikahkan anak perempuannya
masing-masing dari dua istri itu merupakan mahar bagi yang lain. Islam
b. Nikah al-Muqthi (keji), yaitu anak laki-laki menikahi isteri bapaknya setelah
meninggal, jika ia bukan ibunya. Islam menentang pernikahan yang keji ini
aturan pengharaman menikahi ibu, anak perempuan, bibi dari ayah dan bibi
a. Wasiat
wasiat kepada ahli waris dan selainnya tanpa membatasi kuantitasnya . Islam
pemberi wasiat.
b. Warisan
dan hak-haknya berpindah dari orang yang mewariskan (mayit) kepada ahli
5
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H.27-28.
kewajiban yang berkaitan dengan peninggalan mayit. Masyarakat Arab telah
menjalankan ketentuan waris berdasarkan dua hal : nasab dan usaha. Mereka
laki-laki yang telah dewasa dan berperang di atas kuda , membawa pedang
B. Muamalah
1. Akad syirkah (perseroan) telah dikenal oleh masyarakat Arab pra-islam ,hal
2. Qardh (pinjaman dan riba) . masyarakat telah mengenal akad qardh , dan
islam hanya mengakui jual-beli yang benar dan didasarkan pada sikap saling
6
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H.35-36.
rela ,serta menghapus jual –beli yang bertentangan dengan prinsip saling rela,
mengandung penipuan atau mengambil harta pihak lain dengan cara batil. 7
tetapi mereka tidak membatasi qishash pada pelaku kriminal saja melainkan
meluas hingga semua anggota suku. Maka islam datang membatasi tanggung
al-Quran, dan al-Quran ini adalah sumber utama dalam pengambilan hukum.
Rasulullah pernah bertanya jawab dengan sahabatnya bernama Mu’adz bin Jabal
sebagai berikut;
“ Nabi saw. Bertanya kepada Mu’adz , “bagaimana engkau berbuat jika
dihadapkan kepada suatu perkara ?” jawab Mu’adz “saya memutuskan dengan
apa yang terdapat dalam kitab Allah. Jika perkara itu tidak terdapat dalam kitab
Allah?” tanya Nabi saw. Lagi . jawab Mu’adz “maka saya memutuskan dengan
apa yang terdapat dalam sunnah Rasulullah saw. Tanya nabi lagi “jika perkara
itu tidak terdapat dalam sunnah Rasulullah ?” Mu’adz menjawab “saya
berijtihad dengan pendapatku, dan saya tidak akan berlaku ceroboh.9
7
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H.37-40.
8
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H.42.
9
Umar Hasyim, Membahas Khilafiyah Memecah Persatuan Wajib Bermadzhab dan Pintu Ijtihad
Tertutup?> , Cetakan Pertama. H.60.
1. Pengertian
alif dan nun berfungsi untuk menunjukkan kesempurnaan. Maka secara bahasa
kata ُرْ انhhُ القbukan sekadar bacaan (راءةhh( قtetapi bacaan yang sempurna. Kata
“bacaan” ini mengandung arti bahwa al-Qur’an merupakan sesuatu yang selalu
dibaca (( َم ْقرُو ُء. Hal ini diperkuat oleh ayat al-Qur’an sebagai berikut:
١٨ ُ فَإِ َذا قَ َر ۡأ ٰنَهُ فَٱتَّبِ ۡع قُ ۡر َءانَهۥ١٧ ُُ َوقُ ۡر َءانَهۥhإِ َّن َعلَ ۡينَا َجمۡ َع ۥه
Terjemah :
a. Menurut Abdul Wahab Khallaf, al-Qur’an ialah kalam Allah yang diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dengan lafaz
berbahas Arab dengan makna yang benar sebagai hujah bagi Rasul, sebagai
Muhammad saw. Berupa ayat yang pertama turun, yaitu اِ ْق َر ْا بِسم ربك الذى خلق...
dan ayat yang terakhir turun, yaitu اليوم اكملت لكم دينك...10
Al-Quran dalam kajian ushul fiqh merupakan objek utama dan pertama pada
kegiatan penelitian dalam memecahkan suatu hukum. Al-Quran menurut bahasa berarti
“bacaan” dan menurut istilah ushul fiqh al-Quran berarti “kalam (perkataan) Allah yang
diturunkan-Nya dengan perantaraan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. dengan
Syariat dari segi bahasa berarti mazdhab dan jalan lurus. Kata syir’atul ma’
berarti sumber12 air yang hendak diminum , kata syara’a bermakna nahaja ( meneliti ),
menerangkan , dan menjelaskan berbagai jalan titian . kata syara’a juga berarti sanna
(menetapkan). Menurut istilah , syariat berarti agama dan berbagai hukum yang
karena ia lurus dan menyerupai mata air , karena ia memberi kehidupan bagi jiwa dan
Syariat, din, dan millah memiliki arti yang sama , yaitu hukum-hukum yang
10
. Sapiudin Shidiq,Ushul Fiqh(cet.II. Jakarta, Kencana 2014,h.26-27)
11
Satria Effendi, Ushul Fiqh, cet.v. Jakarta : Kencana , 2014, H.79
12
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kata ‘sumber’ memilki arti ‘asal usul sesuatu’. Berarti
‘sumber hukum Islam’ memiliki arti ‘asal atau tempat pengambilan hukum Islam’. Sedangkan dalam
kepustakaan hukum Islam di Indonesia, sumber hukum Islam terkadang disebut ‘dalil hukum Islam atau
pokok hukum Islam atau dasar hukum Islam’. Menurut istilah ahli ushul fiqh, hukum adalah titah Allah Swt.
mengenai pekerjaan mukalaf, baik titah itu mengandung tuntutan suruhan atau larangan, atau semata-mata
sebagai suatu pilihan dan ketetapan.
menjadi sarana untuk patuh dan beribadah kepada Allah: dan disebut millah karena
Islam artinya menyerah diri kepada Allah swt. Kemudian penggunaan kata islam
14
ini dibatasi oleh agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. dari Allah swt.
2. Karakteristik al-Quran
Pertama, lafadz dan makna al-Quran berasal dari Allah, sedangkan Rasul saw.
tidak lain hanya menyampaikan . lafadz al-Quran dengan menggunakan bahasa Arab.
al-Quran dari Nabi saw. Oleh orang-orang yang tak terhingga jumlahnya , dan tidak
terbayangkan oleh akal akan kesepakatan mereka untuk berdusta, kemudian diriwayatkan
dari kaum tersebut oleh kaum lain yang tidak terbayangkan oleh akal bahwa mereka
bersepakat untuk berdusta, karena banyaknya jumlah mereka dan berlainan tempat
tinggalnya.
mendatangkan semisalnya. I’jaz ini berupa tantangan al-Quran kepada bangsa Arab yang
menentang al-Quran , mereka sangat menguasai balaghah dan kefasihan bahasa bahkan
memiliki kekuasaan. Seandainya mereka berdaya , pastilah mereka tidak tinggal diam.
Jika orang arab saja tidak berdaya hingga hari ini,maka dipastikan al-Quran itu berasal
dari Allah.15
15
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H.232.
Penetapan syariat Islam berpijak pada prinsip menjaga kemaslahatan
prinsip besar yang mencakup seluruh hukum syariat Islam .Diantara karakteristik
bertahap ini bahwa hukum-hukum itu dirasakan lebih ringan bagi jiwa
bentuknya.
satu waktu, melainkan ada yang didahulukan dan ada yang diakhirkan,
kenabian.
2. Menghilangkan Kesulitan
Diantara karakteristik penetapan syariat adalah menghilangkan
kesulitan . Hal ini tampak jelas bagi orang yang meneliti hukum-hukum
Terjemah:
“ Allah menghendaki kemudahan bagi kamu dan tidak menghendaki
kesulitan untukmu”.
Di dalam Sunnah juga terdapat banyak nash tentang makna ini. Di
antaranya;
تعسروايسرواوال
Artinya :
Terdapat riwayat shahih bahwa tidaklah nabi saw. Diberikan dua pilihan
3 . Nasakh
a) ‘iddah istri yang ditinggal mati suaminya pada masa permulaan Islam adalah
satu tahun genap, dan suami harus mewasiatkan nafkah dan tempat tinggal
bagi istri selama masa ‘iddah , hal ini telah disebutkan di dalm al-Quran
16
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press, 2008) ,
H. 140-144.
b) Dahulu wasiat untuk kedua orang tua dan kerabat hukumnya wajib
,kemudian dihapus dengan ayat waris , seperti yang disebutkan dalam sunnah
akhirat.”
Sebagai sumber hukum Islam, al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Ia
merupakan sumber utama dan pertama sehingga semua persoalan harus merujuk dan
berpedoman kepada Al-Qur'an. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam al-Qur’an:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-Nya
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Swt. (al-
Qur’an) dan Rasu-Nyal (sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-
Nisa’/4:59)Dalam ayat yang lain Allah Swt. menyatakan: Artinya: “Sungguh, Kami telah
engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan
janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang yang berkhianat.” (Q.S. an-Nisa’/4:105) Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
17
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press, 2008),
H. 145-146.
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda: Artinya: “... Amma
ba’du wahai sekalian manusia, bukankah aku sebagaimana manusia biasa yang diangkat
menjadi rasul dan saya tinggalkan bagi kalian semua dua perkara utama/besar, yang
pertama adalah kitab Allah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya/penerang,
maka ikutilah kitab Allah (al-Qur’an) dan berpegang teguhlah kepadanya ... (H.R.
Muslim) Berdasarkan dua ayat dan hadis di atas, jelaslah bahwa al-Qur’an merupakan
kitab yang berisi sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. Al-
Qur’an merupakan sumber dari segala sumber hukum baik dalam konteks kehidupan di
dunia maupun di akhirat. Namun demikian, hukum-hukum yang terdapat dalam Kitab
Suci al-Qur’an ada yang bersifat rinci dan sangat jelas maksudnya, tapi ada yang masih
tentang akhlak terpuji yang wajib dijadikan perhiasan , dan akhlak tercela yang wajib
luar dua macam di atas . ini adalah hukum-hukum ‘amaliyah (praksis) dan masuk dalam
prinsip umum yang menjadi dasar untuk menentukan hukum-hukum furu’, seperti:
ۡر َو ۡٱلبَ ۡغ ۚ ِي َي ِعظُ ُكمh ۡ ۡ ۡ hِِٕ ۞إِ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡأ ُم ُر بِ ۡٱل َع ۡد ِل َوٱإۡل ِ ۡح ٰ َس ِن َوإِيت
ِ hٓا ِء َوٱل ُمن َكhَٓإي ِذي ٱلقُ ۡربَ ٰى َويَ ۡنهَ ٰى َع ِن ٱلفَ ۡح َش
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.
َر ٰۚىhة ِو ۡز َر أُ ۡخٞ از َر ۚ ٍ قُ ۡل أَغ َۡي َر ٱهَّلل ِ أَ ۡب ِغي َر ٗبّا َوهُ َو َربُّ ُكلِّ ش َۡي ٖۚء َواَل ت َۡك ِسبُ ُكلُّ ن َۡف
ِ hَا َواَل تhhَس إِاَّل َعلَ ۡيه
ِ ز ُر َوh
١٦٤ َثُ َّم إِلَ ٰى َربِّ ُكم َّم ۡر ِج ُع ُكمۡ فَيُنَبِّئُ ُكم بِ َما ُكنتُمۡ فِي ِه ت َۡختَلِفُون
164. Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah
Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan
memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan
ٰ ۡ ََة ِّم ۡثلُهَ ۖا فَ َم ۡن َعفَا َوأٞ َو َج ٰ َٓزؤ ُْا َسيِّئ َٖة َسيِّئ
َصلَ َح فَأ َ ۡج ُرهۥُ َعلَى ٱهَّلل ۚ ِ إِنَّهۥُ اَل ي ُِحبُّ ٱلظَّلِ ِمين
40. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang
siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
19
Kaidah adalah rumusan asas yg menjadi hukum; aturan yg sudah pasti; patokan; dalil
ٞ ص
١١٠ ير ْ وا ٱل َّزك َٰو ۚةَ َو َما تُقَ ِّد ُم
ِ َوا أِل َنفُ ِس ُكم ِّم ۡن خَ ۡي ٖر ت َِجدُوهُ ِعن َد ٱهَّلل ۗ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ بِ َما ت َۡع َملُونَ ب ْ ُصلَ ٰوةَ َو َءات ْ َوأَقِي ُم
َّ وا ٱل
110. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi
Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
Disini al-Quran tidak menyebutkan jumlah rakaatnya dan tata caranya.
بِياٗل ۚ َو َمنh ِه َسhٱستَطَا َع إِلَ ۡي ِ اس ِحجُّ ۡٱلبَ ۡي ۗ ٰ ُ ۢ َفِي ِه َءا ٰي
ۡ ت َم ِن ِ َّت َّمقَا ُم إِ ۡب ٰ َر ِهي ۖ َم َو َمن َدخَ لَهۥُ َكانَ َءا ِم ٗنا َوهَّلِل ِ َعلَى ٱلنٞ َت بَيِّن
97. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.
Sunnah menjelaskan cara pelaksanaannya beserta rukun-rukunnya. 20
ُر ٓۥهُ ِإلَى ٱهَّلل ۖ ِ َو َم ۡنhۡلَفَ َوأَمhا َسhhٱنتَهَ ٰى فَلَهۥُ َمhhَة ِّمن َّربِّ ِهۦ فhٞ hَٓا َءهۥُ َم ۡو ِعظhhٱل ِّربَ ٰو ۗ ْا َوأَ َح َّل ٱهَّلل ُ ۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم ٱلرِّ بَ ٰو ۚ ْا فَ َمن َج
Terjemah :
20
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H. 233-236.
Selanjutnya sunnah menjelaskan jual beli yang halal dan haram, serta
.misalnya pembagian warisan, cara talak dan jumlahnya , wanita-wanita yang haram
Ulama salaf yang melahirkan konsep asli , berangkat dari keterangan al-Quran,
sunnah , dan prinsip-prinsip umum syari’ah setelah dilakukan istiqra’ (induksi22) terhadap
Maqasid syari’ah adalah suatu prinsip dasar ilmu ushul fiqh yang memiliki
aturan jelas dan standar pasti agar tidak dijadikan alat untuk merelatifkan teks dan
asumsi dan prakiraan semu.oleh sebab itu, Imam Syathibi sebagai peletak dasar ilmu
maqasid telah menetapkan berbagai aturan bahi upaya menggali maqasid syari’ah. 23
hukum-hukum islam . tujuan itu dapat ditelusuri dalam ayat-ayat al-Quran dan sunnah
Rasulullah sebagai alasan logis bagi rumusan suatu hukum yang berorientasi kepada
21
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Syariat, Cetakan Pertama (Jakarta : Robbani Press,
2008) ,H. 236.
22
Induksi adalah 1 metode pemikiran yg bertolak dr kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk
menentukan hukum (kaidah) yg umum; penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara
umum; penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah khusus. (KBBI Ofline )
23
Fahmi Salim, Tafsir Sesat: 58 Essai Kritis Wacana Islam di Indonesia , (Jakarta : Gema Insani ,
2013, Cetakan Pertama), H.137-140
24
Satria Effendi, Ushul Fiqh, cet.v. Jakarta : Kencana , 2014, H.233
Abu ishaq al-Syatibi dalam buku ushul fiqh membagi tingkat kemaslahatan
a. Kebutuhan Dharuriyat
akan terancam keselamatan umat manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Menurut al-Syatibi ada lima hal yang termasuk dalam kategori ini, yaitu
harta. Untuk memelihara lima pokok inilah syariat islam diturunkan. Misalnya
Terjemah:
“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertakwa”.
b. Kebutuhan Hajiyat
khallaf, adalah sebagai contoh dari kepedulian syariat islam terhadap kebutuhan
ini.
dalam perjalanan dalam jarak tertentu dengan syarat diganti pada hari yang lain.
c. Kebutuhan Tahsiniyat
Kebutuhan tahsiniyat ialah tingkat kebutuhan yang apabila tidak
terpenuhi , tidak mengancam eksistensi25 salah satu dari lima pokok di atas dan
Tujuan Syariat seperti tersebut tadi bisa disimak dalam beberapa ayat,
َ… َو ٰلَ ِكن ي ُِري ُد لِيُطَهِّ َر ُكمۡ َولِيُتِ َّم نِ ۡع َمتَهۥُ َعلَ ۡي ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ ت َۡش ُكرُون.
Terjemah :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
undang. Dan setelah al-Quran diturunkan terdapat beberapa tradisi yang diterima
dan ditolak . Dalam al-Quran Allah menetapkan syariat-Nya secara bertahap baik
25
Eksistensi adalah hal berada; keberadaan
26
Satria Effendi, Ushul Fiqh, cet.v. Jakarta : Kencana , 2014, H.233-237.
2. Adapun tujuan atau maqashidu al-Syariah dari penetapan syariat Islam, baik
dalam al-Quran dan hadis dan lainnya adalah menjaga kemaslahatan manusia dan
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Ahmad Satori , Islam Moderat: Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin,
Jakarta : Ikadi , 2012 , cet.II
Salim, Fahmi , Tafsir Sesat: 58 Essai Kritis Wacana Islam di Indonesia , Jakarta :
Gema Insani , 2013, Cetakan Pertama.
Shidiq, Sapiudin ,Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2014. cet.II
Zaidan, Abdul Karim , Pengantar Studi Syariat , Jakarta : Robbani Press , 2008 ,
cet.1