Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

POTENSI ALAM SOSIAL BUDAYA SERTA KEBERAGAMAN

DISUSUN OLEH : ACHMAD ICHSANUDDIN AZHAR


: JELLY HERNANDO
MATA KULIAH : IAD,ISD,IBD
DOSEN PENGAMPU : DISNIARTI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


PAGAR ALAM
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konsep agama dalam berbagai
sudut padang sebagai ilmu ini tepat pada waktunya.
Adapun tujian dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Disniarti
pada Mata Kuliah IAD,ISD,IBD. selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang IAD,ISD,IBD sebagai ilmu bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Disniarti,selaku dosen pengampuh mata
kuliah IAD,ISD,IBD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkam terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehinnga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari,makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurana.oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pagar Alam, September 2021

Penyususun
DAFTAR ISI

MAKALAH..........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A.  Latar Belakang.................................................................................................................................4
B.  Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C.  Tujuan pembahasan.........................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
A.  Potensi Alam...................................................................................................................................5
B.  Potensi Sosial Budaya......................................................................................................................7
BAB III..............................................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................9
B. SARAN...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pengertian potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kekuatan, kesanggupan,
daya, atau kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan. Pengertian alam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu
yang termasuk di satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan.
Pengertian sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang perilaku
kehidupan manusia sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat. Pengertian budaya menurut
Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kata agama bisa diartikan sebagai sebuah kepercayaan. Dengan kata lain bahwa orang
yang beragama tentu memiliki pedoman agar hidupnya teratur dan tidak kacau karena berfungsi
sebagai pengatur untuk terwujudnya integritas hidup manusia dalam hubungan dengan Tuhan
dan dengan alam yang mengitarinya. Sedangkan keberagamaanadalah respon atau pandangan
seseorang atas ajaran agama yang dia anut dan dia yakini. Sehingga apa yang dilakukan dalam
rangka menjalankan ajaran agama itu merupakan keberagamaan

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Potensi Alam ?
2.      Apa pengertian dari Potensi Sosial Budaya ?
3.      Apa saja Pertentangan Sosial Akibat Keberagaman Budaya
4.      Bagaimana hubungan Potensi Alam, Sosial dan Budaya dalam keberagamaan

C.  Tujuan pembahasan
1.      Untuk memahami pengertian potensi alam
2.      Untuk memahami pengertian potensi sosial budaya
3.      Pertentangan Sosial Akibat Keberagaman Budaya
4.      Untuk memahami hubungan potensi alam, sosial dan budaya dalam keberagamaan

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Potensi Alam
Potensi alam merupakan seluruh kenampakan alam beserta sumber daya alam yang
terdapat di suatu daerah. Potensi alam dapat dibedakan menjadi tiga yakni sebagai berikut :
1.    Potensi Alam Wilayah Daratan
Pada umumnya di dalam bumi terkandung berbagai kekayaan alam seperti minyak bumi, gas
alam, emas, tembaga serta bahan mineral lainnya.
Contoh potensi alam wilayah daratan :
a.       Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan daratan yang memiliki ketinggian 0 - 200 meter di atas
permukaan air laut. Dataran rendah biasanya berada dekat laut. Dataran rendah sering
dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk, pertanian, pertambangan dan perdagangan.
Tanaman yang cocok tumbuh di dataran rendah antara lain padi dan palawija.
b.      Dataran Tinggi
Dataran tinggi merupakan daratan luas yang berada pada ketinggian di atas 200
meter. Dataran tinggi sering dimanfaatkan untuk usaha perkebunan dan tempat wisata.
Tanaman yang cocok untuk usaha perkebunan di dataran tinggi antara lain teh, kopi,
cengkih, dan sayuran.
2.    Potensi Alam Wilayah Perairan
a.       Laut
Sumber daya alam yang terkandung di dalamnya sangat banyak. Antara lain
berbagai macam ikan, udang, kerang, rumput laut serta mutiara. Selain itu berbagai bahan
tambang juga terkandung di dalam lautan.
b.      Perairan Darat
Perairan darat merupakan perairan yang berair tawar. Yang termasuk perairan
darat adalah sungai, danau dan waduk. Perairan darat dapat dimanfaatkan untuk olah raga,
sarana transportasi, rekreasi, perikanan dan pertambangan. Air yang bertenaga seperti air
terjun juga dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.

3.    Potensi Alam Wilayah Udara


Udara memiliki banyak fungsi bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Manusia dan hewan membutuhkan udara untuk bernapas. Tumbuhan membutuhkan udara
untuk melakukan fotosintesis. Udara juga berfungsi melindungi kehidupan di bumi dari sinar
ultraviolet dan benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi. Lapisan udara atau atmosfer yang
menyelubungi bumi menyaring radiasi ultraviolet yang dapat mengganggu kehidupan di
bumi. Benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi  juga akan hancur di udara sebelum sampai
ke bumi. Udara terdiri atas tiga unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol.
B.  Potensi Sosial Budaya
Potensi sosial budaya merupakan potensi yang terdapat di kehidupan
masyarakat. Keberagaman budaya itu merupakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat
Indonesia. Merupakan tantangan karena apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik maka
keberagaman budaya akan dapat mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan sosial.
Sebagai peluang, keragaman budaya itu bila dibina dan diarahkan secara tepat, maka akan
menjadi suatu kekuatan atau potensi dalam melaksanakan pembangunan bangsa dan Negara
Indonesia.
Pengaruh lingkungan budaya yang dalam ekspresi keberagamaan lebih banyak ditemukan
dalam hal-hal praktis dan konkrit.  Budaya lingkungan tertentu berpengaruh pada cara beragama
yang berbeda pula. Untuk budaya Indonesia khususnya budaya jawa, sarung merupakan contoh
nyata yang dapat ditunjukkan dengan mudah. sarung merupakan lambang keislaman yang
sebenarnya mengandung nilai intrinsik islam yang universal. Yaitu kewajiban menutup aurat.
Juga mengandung instrumen yang lokal, yaitu wujud materialnya sebagai pakaian itu sendiri.
Suatu bentuk kesadaran sosial dalam keberagamaan adalah pelaksanaan zakat yang
diberikan kepada orang yang berhak menerima. Ini adalah salah satu contoh pengertian ibadah
bahwa ibadah itu sendiri mancakup seluruh kegiatan manusia termasuk kehidupan sosial. Jika
ibadah tidak melahirkan kesadaran sosial, maka akan menghilangkan makna hakiki ibadah itu
sendiri.
Islam dalam konteks Budaya da Tradisi Plural, dalam buku Agama dan Pluralitas Budaya lokal, editor
Zakiyyudin Baidhay dan Mutohharun Jina UMS Press 2022. hlm 1-3
Lihat Simuh, “Interaksi Islam dalam Budaya Jawa”, Muhammadiyah Dalam kritik Surakarta, Muhammadiyah
universitiy Press,200), hlm. 149
Ibadah itu sendiri mencakup seluruh kegiatan manusia termasuk kehidupan sosial. Karena
ibadah yang tidak melahirkan kesadaran sosial maka akan menghilangkan makna hakiki ibadah
itu sendiri. Sehingga pelaku suatu bentuk ibadat formal tanpa kesadaran sosial itu justru terkutuk
oleh Tuhan. Karena tiadanya kesadaran sosial merupakan indikasi kepalsuan dalam beragama.
Dan kegiatan melakukan ibadat seperti sholat justru dikutuk Tuhan jika sholat itu tidak
melahirkan kesadaran sosial.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan di bab sebelumnya, dapat disimpulkan


bahwa:
1. Kearifan lokal dalam sistem budaya di Indonesia tercermin dalam keberagaman
agama, keberagaman suku/ etnis, keberagaman bahasa. Mayoritas agama yang dianut
masyarakat Indonesia adalah Islam. Terdapat lebih dari 250 suku bangsa, dengan
mayoritas penduduk adalah suku Jawa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari baik di rumah maupun lingkungan sekitar adalah bahasa daerah.
2. Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam budaya masyarakat
tercermin dalam keikutsertaan masyarakat dalam melakukan kunjungan ke tempat-
tempat peninggalan sejarah/ warisan budaya, melihat pertunjukan/pameran seni,
penggunaan busana daerah/ tradisional, upacara adat. Status kunjungan penduduk ke
tempat-tempat peninggalan sejarah/ warisan budaya masih rendah. Pertunjukan/ pameran
seni yang sering diikuti adalah seni musik dan seni tari. Penggunaan busana daerah/
tradisional hanya dilakukan pada saat menghadiri upacara keagamaan. Upacara adat
banyak diikuti oleh penduduk. Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan propinsi dengan
upacara adat paling beragam dan banyak. 65
3. Kearifan Lokal dalam sistem sosial tercermin dalam keadaan masyarakat yang aman,
terpeliharanya kehidupan yang akrab dan penuh gotong royong. Kejadian perkelahian
massal hanya sedikit terjadi, dengan tingkat penyelesaian yang bagus. Mayoritas kejadian
perkelahian massal disebabkan karena keramaian, serta mayoritas dapat diselesaikan
dengan bantuan apparat keamanan sebagai penengah. Tingkat keikutsertaan penduduk
dalam pertemuan/ rapat masih kurang, namun partisipasi dalam kegiatan sosial
keagamaan dan gotong royong sudah bagus. 4. Toleransi dan kepedulian sebagai wujud
kearifan lokal tercermin dalam sikap persetujuan masyarakat apabila ada kegiatan di
lingkungan yang dilakukan oleh suku bangsa lain maupun pemeluk agama lain. Toleransi
juga ditunjukkan dengan sikap persetujuan masyarakat terhadap pertemanan dengan
suku/ etnis lain maupun pemeluk agama lain. Kepedulian juga tercermin dari budaya
menjaga sumber daya alam, utamanya mata air. 5. Kearifan lokal dalam kebudayaan fisik
tercermin dalam banyaknya situs/ bangunan bersejarah yang tersebar di kecamatan-
kecamatan di Indonesia. Situs bersejarah tersebut di antaranya adalah: gedung bersejarah,
pelabuhan bersejarah, stasiun bersejarah, tempat spiritual/ makam/ petilasan, dll.
Mayoritas, situs yang ada adalah tempat spiritual. Jawa Tengah adalah propinsi dengan
jumlah situs bersejarah terbanyak di Indonesia.

B. SARAN
Saran Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pemerintah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kunjungan ke tempat-


tempat bersejarah, misalkan dengan cara mewajibkan sekolah untuk mengadakan kunjungan ke
situs bersejarah minimal 2 kali setahun. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan dan menjaga
kelestarian situs bersejarah
2. Pemerintah menjaga agar situs bersejarah diinventarisasi dengan baik agar tidak dimiliki
secara pribadi dan dikomersialkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Masyarakat lebih terlibat aktif dalam menjaga budaya gotong royong dan partisipasi dalam
pertemuan/rapat di lingkungan.
4. Pemerintah meningkatkan peran tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam penyelesaian
konflik atau perkelahian dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). (2016). Revitalisasi Kearifan Lokal
sebagai Upaya Penguatan Indentitas Keindonesiaan. Diunduh pada 18 Agustus 2016 dari
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1366 Meliono, I. (2011).
Understanding the Nusantara Thought and Local Wisdom as an Aspect of the Indonesian
Education. International Journal for Historical Studies, Vol. 2(2), hal. 221-234.
Koentjaraningrat (1985). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. PT. Gramedia, Jakarta.
Koentjaraningrat (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta. BPS (2011).
Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Seharihari Penduduk Indonesia: Hasil
Sensus Penduduk 2010. BPS, Jakarta Kamus Bahasa Indonesia (2008). Kamus Bahasa
Indonesia. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Suyatno, S. (n.d). Revitalisasi
Kearifan Lokal Sebagai Upaya Penguatan Identitas Keindonesiaan. Diakses pada 1 Agustus
2016 dari http://badan bahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1366 Akhmar, A.M. dan
Syarifuddin. (2007). Mengungkap Kearifan Lingkungan Sulawesi Selatan. PPLH Regional
Sulawesi, Maluku dan Papua, Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI dan Masagena Press,
Makasar. Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat, Jurnal
Filsafat Jilid 37, Nomor 2, 111 diunduh 22 Agustus 2016 http://dgi-
indonesia.com/wpcontent/uploads/2009/02/menggalikearifanlokalnusantara1.pdf Soemarjan
dan Soelaeman Soenardi. 1964 “Setangkai bunga sosiologi. Penerbit FEUI. Jakarta E.B. Tylor
(1871). Primitive Culture. Penerbit Brentano’s New York Ridwan, N. A. (2007) ‘Landasan
Keilmuan Kearifan Lokal’, IBDA, Vol. 5, No. 1, Jan-Juni Sumber:
https://wildawilda.wordpress.com/2015/09/08/hubungankearifan-lokal-dengan-kebudayaan/
gotong royong sebagai wujud kearifan lokal kita

Anda mungkin juga menyukai