Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UTS

KOHORT DATA ASUMSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah

Perencanaan Pendidikan

Dosen Pengampu:

Nor Rochmatul Wahidah, M. Pd.

Disusun oleh kelompok 1 :

ATI MULIA ISLAMI 1911030269


ADINDA DWI SAFITRI 1911030004
GILANG PRATAMA. M 1911030084
SITI NAJWA MUYASYAROH 1911030413

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Kelas: H semester 5

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN
1443 H/2021 M

1
KOHORT DATA ASUMSI

A. Pengertian
Istilah kohort digunakan untuk menggambarkan arus siswa dalam suatu sistem
pendidikan, yaitu berupa bagan yang bersisi data tentang siswa yang masuk mulai
di tingkat satu sampai mereka tamat/lulus mengikuti program pendidikannya.
Mempersiapkan asumsi-asumsi perencanaan adalah memprediksikan kejadian-
kejadian dan kondisi-kondisi yang paling banyak mempengaruhi kinerja para
individu, departemen, sekolah, dan gugus sekolah secara keseluruhan.1
Proses penyusunan asumsi perencanaan sering dikacaukan dengan adanya
perencanaan. asumsi tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Rencana jangka
pendek atau jangka panjang untuk apa yang akan terjadi di masa depan.
Mempersiapkan asumsi perencanaan adalah bagian yang penting dari proses
perencanaan.

B. Tujuan Asumsi-Asumsi Perencanaan


Ketika asumsi-asumsi perencanaan disiapkan, di-up date,atau dimodifikasikan
bila perlu,dan digunakan secara memadai, mereka dapat memberikan beberapa
kegunaan yang bermanfaat. Yaitu :2
1. Membantu para administrator mengantisipasikan kejadian-kejadian dan
kondisi–kondisi yang akan terjadi dan rencana untuk semua itu daripada sekedar
menunggu apa yang akan terjadi dan memberikan reaksi.
2. Membantu para pengelola (administrator) unit perencanaan untuk sampai pada
beberapa kesimpulan mengenai masa depan yang dihadapai gugus sekolah dan,
melalui pertimbangan kelompok, sampai pada serangkaian prediksi besar yang
secara umum dapat diterima.
3. Melindungi unit perencanaan tidak hanya terhadap perubahan yang tidak
dinginkan yang dapat terjadi melalui peristiwa-peristiwa terpendam, tetapi juga
terhadap hal yang muncul dengan adanya perubahan-perubahan pada sebagian
pengelola (administrator) unit perencanaan.
4. Memungkinkan proses perencanaan untuk dimulai dan mengalami kemajuan
tanpa merencanakan asumsi-asumsi yang seharusnya ada sehingga banyak
ketidakpastian yang akan diketahui oleh para pengelola unit perencanaan
dimana untuk memulai perencanaan.
5. Bertindak sebagai salah satu dari beberapa pemeriksaan (chek) mengenai
validitas rencana-rencana dengan melakukan sejumlah rencana kerja yang
menonjol di luar proses perencanaan.
6. Bertindak sebagai poin-poin pemeriksaan (chekpoint) untuk revisi yang
memungkinkan atas perencanaan; jika selama tahun ajaran sekolah kejadian-

1
Asriyana, Yuliana, Produktivitas Perairan, (Jakarta Timur, PT: Bumi Aksara, 2019), h. 172
2
Ida kintamani dewi hermawan, Metode penyusunan proyeksi siswa dalam perencanaan pendidikan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 58

2
kejadian yang benar-benar terjadi berbeda dari peristiwa-peristiwa yang
diprediksikan,para administrator (pengelola) unit perencanaan segera berubah
sehingga tindakan-tindakan korektif diperlukan untuk mempertahankan tujuan,
rencana, dan alokasi sumber daya yang realistis dan ada sekarang.
7. Menuntun dan menyederhanakan proses perencanaan dengan meminimalkan
faktor-faktor yang tidak diketahui.
8. Memberikan cita-cita jangka panjang dan tujuan jangka pendek yang lebih
bermakna.

C. Pembagian Asumsi Perencanaan


Asumsi-asumsi perencanaan adalah berorientasi waktu, dan beberapa
diantaranya diklasifikasikan dalam dua kategori utama, yaitu :3
1. Asumsi-asumsi jangka panjang
Asumsi-asumsi jangka panjang adalah luas, prediksi secara keseluruhan
mempengaruhi gugus sekolah secara keseluruhan, dan dapat meliputi tiga tahun
atau lebih. Semua itu memberikan poin-poin acuan yang umum untuk semua
pengelola unit kepada siapa asumsi-sumsi adalah saling berhubungan.
Misalnya, suatu asumsi mengenai menurunnya peran yang akan melibatkan
semua administrator (pengelola) unit perencanaan.Contoh-lain lain mengenai
asumsi-asumsi jangka panjang bisa berkaitan dengan hal-hal seperti tingkat
inflasi, perundang-undangan yang dapat berdampak pada gugus sekolah
tersebut, dan kebutuhan akan fasilitas-fasilitas tambahan.
2. Asumsi-asumsi jangka pendek
Asumsi-asumsi jangka pendek secara khusus berlaku pada para pengelola
(administrator) unit perencanaan individual. Semua itu umumnya lebih spesifik
dalam mata pelajaran dan meliputi suatu periode satu bulan hingga satu tahun.
Misalnya, manajer bisnis dapat merumuskan suatu asumsi yang meliputi
penetapan-penetapan tawar-menawar kolektif, atau sautu asisten pengawas
(penilik sekolah) untuk kurikulum dan pengajaran dapat mengembangkan suatu
asumsi yang berkaitan dengan keusangan buku teks.
Perpaduan asumsi jangka panjang dan jangka pendek
Biasanya asumsi-asumsi perencanaan jangka panjang seharusnya berkaitan
dengan kondisi-kondisi dan kejadian-kejadian yang sama sebagaimana asumsi-
asumsi perencanaan jangka pendek.Yang berada di luar dua perangkat asumsi
perencanaan ini adalah identik, tetapi dari tahun kedua hingga ke depan akan ada
perbedaan-perbedaan yang mencolok.4Untuk mengintegrasikan kedua perangkat
asumsi perencanaan dengan basis tahunan ini,asumsi-sumsi perencanaan jangka pajang
haruslah direkonsiliasikan dengan asumsi-asumsi perencanaan jangka pendek.

3
Asmoni,Asumsi-asumsi Perencanaan Pendidikan, (Sumenep: API Blooger, 2013), h.12-13
4
Ibid, h. 14

3
Sehingga, semua asumsi perencanaan seharusnya, dengan menurut pengetahuan dan
pengalaman terbaik, harus berada dalam lagu dengan realitas-realitas yang diharapkan.

D. Jenis-Jenis Asumsi Perencanaan


Jenis-jenis asumsi perencanaan dikendalikan oleh kontrol. Secara dasar ada
tiga jenis asumsi perencanaan.5

1. Asumsi-asumsi Perencanaan yang tidak terkontrol


Asumsi-asumsi perencanaan yang tidak terkontrol berkaitan dengan faktor-
faktor atau variabel yang terjadi di luar lingkungan sekolah, dimana gugus
sekolah tidak memiliki kendali. Beberapa contohnya adalah :

a. Meningkat atau berkurangnya peran siswa


b. Perundang-undangan lokal, negara bagian dan federal.
c. Faktor-faktor ekonomi
d. Naik atau turunnya besarnya pendanaan
e. Lingkungan politik.

2. Asumsi-asumsi Perencanaan yang setengah dapat dikontrol


Asumsi-asumsi perencanaan yang semi dapat dikontrol merupakan faktor-
faktor dalam lingkungan sekolah dimana gugus sekolah memiliki beberapa
kontrol. Beberapa contohnya adalah :

a. Karakter perputaran staf


b. Gaji staf dan tunjangan di luar gaji (fringe benefit)
c. Arah kebijakan sekolah
d. Metode penilaian unjuk kerja
e. Naik atau turunnya anggaran yang diproyeksikan.

3. Asumsi-asumsi Perencanaan yang dapat dikontrol


Asumsi-asumsi perencanaan yang dapat dikontrol merupakan variabel-
variabel di dalam lingkungan sekolah dimana gugus sekolah memiliki banyak
pengontrolan. Beberapa contoh diantaranya adalah ;

a. Program pengajaran
b. Alokasi buku teks dan materi pelajaran.
c. Pembelian peralatan, furnitur, dan sejenisnya.
d. Pengawas pengumuman.
e. Cita-cita dan tujuan seluruh distrik.

5
Asmoni,Asumsi-asumsi Perencanaan Pendidikan, (Sumenep: API Blooger, 2013), h.17-18

4
E. Metode Untuk Mempersiapkan Asumsi Perencanaan
Asumsi-asumsi perencanaan adalah penting dalam setiap fase proses
perencanaan sekolah. Masalah utama untuk para pengelola (administrator unit
perencanaan akan akan diputuskan asumsi-asumsi yang manakah yang terpenting,
yang seharusnya dipelajari secara mendalam, dan bagaimana sumber-sumber daya
distrik sekolah digunakan untuk mengklarifikasikannya.6
Asumsi-asumsi perencanaan dimasukkan dalam tiga kelompok besar.
1. Asumsi-asumsi perencanaan kualitatif adalah proyeksi-proyeksi yang telah
dirumuskan melalui penilaian dari salah satu atau lebih orang.
2. Asumsi-asumsi perencanaan kuantitatif adalah peramalan-peramalan yang telah
ditentukan melalui suatu formula atau perhitungan matematis.
3. Asumsi-asumsi perencanaan kualitatif/kuantitatif adalah proyeksi-proyeksi
yang telah sampai pada suatu keputusan penilaian dan suatu formula atau
perhitungan matematis.

F. Contoh Penerapan Kohort Data Asumsi


Kasus:
Asisten pengawas dalam pengajaran telah disyaratkan oleh pengawas
sekolah untuk memprediksikan jumlah siswa yang tidak mencapai level kelulusan
dalam pelajaran matematika di kelas delapan pada akhir tahun ajaran berikutnya.7
Dengan menggunakan data historis berikut, perhitungan berikut dihasilkan :

Siswa yang tidak mencapai level


Tahun kelulusan dalam mata pelajaran Tabulasi
matematika

1 750 80

2 670 105

3 565 (195)

4 760 70

5 690 55

6 ?

6
H. Kuntoro, Analisis kelangsungan hidup, (Surabaya : Universitas Airlangga press, 2017) h. 24
7
Zurnila marli, Analisis data epidemiologi menggunakan R dan epicalo,(Yogyakarta : Dee publish,
2010) h. 254

5
Prediksi untuk tahun keenam adalah 635.
Asumsi perencanaan hasil :
Diasumsikan untuk tujuan perencanaan bahwa 635 lulusan kelas delapan tidak
akan mencapai level kelas delapan dalam pelajaran matematika.

G. Hal-Hal Penting Menyiapkan Asumsi Perencanaan


Dalam membuat asumsi-asumsi perencanaan harus memperhatikan poin-poin
di bawah ini, bahwa asumsi-asumsi perencanaan :

1. Merupakan variabel-variabel dinamis dan beberapa merupakan subyek untuk


melakukan perubahan.
2. Seharusnya dibuat untuk rencana jangka panjang dan pendek.
3. Seharusnya disiapkan oleh mereka pada level unit perencanaan pusat.
4. Kapanpun memungkinkan,seharusnya dibuat dengan menggunakan pendekatan
lembar kerja (worksheet).
5. Seharusnya disebarkan dan dibahas dengan yang bertanggung jawab untuk
perencanaan.
6. Seharusnya diubah ketika kondisi-kondisi membutuhkan dan penilaian yang
memadai seharusnya dibuat dalam perencanaan-perencanaan.
7. Disyaratkan untuk disiapkan sebelum penyiapan anggaran sekolah.
8. Seharusnya disiapkan dengan pemeliharaan dengan cermat oleh masing-masing
administrator unit perencana, dengan bantuan supervisor, dan kemudian
direvisi, dimodifikasi, dan dilengkapi oleh para administrator perencana pusat
dan akhirnya dikirimkan untuk penelitian dengan cermat dan persetujuan untuk
dewan pendidikan.
9. Seperlunya memiliki beberapa kelemahan sangat kecil dibandingkan dengan
keunggulan yang ditawarkan.
10. Menekan dan mengurangi keragu-raguan, langkah-langkah yang keliru, dan
perubahan tindakan yang tidak diperingatkan, dan membantu meningkatkan
kinerja individu.
11. Seharusnya disebarkan dengan hati-hati, khususnya jika memuat informasi yang
sensitif dengan memperhatikan orang lain dan/atau organisasi.8

8
Asmoni,Asumsi-asumsi Perencanaan Pendidikan, (Sumenep: API Blooger, 2013), h.34

6
DAFTAR PUSTAKA
Matin. 2013. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Vembriarto. 1975. Pengantar Perencanaan pendidikan. Yogyakarta: Paramita.
Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. 2007. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komperhensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rambel, A.A. 2011. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Dan Manajemen
Pendidikan. Jurnal Ilmu pendidikan, (Online), 14 (2): 168,
Indar D. 1990. Perencanaan Pendidikan: Strategi dan Implementasi. Surabaya: Karya
Abditama.
Manap S. 1999. Perencanaan Strategis Penuntasan Wajib Belajar dan Peningkatan
Mutu Pendidikan [Disertasi]. Bandung: Program Pascasarjana, Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai