Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Selagi senja masih cerah di ufuk barat sana cahaya bintang dan bulan
menemani kegelapan malam, mentari masih menghangatkan dunia, dan pelangi
menjadi hiasan awan bersama merpati putih. Maka sepantasnya bagi kita untuk
selalu bertasbih dan bertauhid atas karunianya kepada kita semua

Shalawat serta salam mudah-mudahan selalu disenandungkan kepada nabi


besar kita MUHAMMAD SAW, yang selalu membawa seluruh umat ke jalan
yang diterangi oleh cahaya iman dan islam, yakni siratul mustaqim

Setiap manusia selalu menginginkan kesempurnaan dalam segala macam,


seperti halnya dalam penulisan makala ini. Tapi itu semua tidak mudah untuk
mencapai, karena memang manusia tidak luput dari kesalahan

Akhirnya semoga apa yang kita tulis bermanfaat bagi kita khususnya dan
para pembaca pada umumnya

Amien....

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................... 3

A. Latar Belakang ..................................................................................... 3

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

BAB II: PEMBAHASAN ................................................................................ 4

A. Profesi Pelukis ....................................................................................... 4

B. Sensasi dan Persepsi profesi Pelukis ....................................................... 6

BAB III : PENUTUP ....................................................................................... 9

A. Kesimpulan .......................................................................................... 9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya memerlukan seni dalam hidupnya sebagai
penyeimbang Hidup agar lebih dinamis dan menyenangkan. Seni diartikan
sebagai bentuk kegiatan manusia yangdisadari untuk melahirkan perasaan-
perasaan melaluitanda-tanda lahiriah. Karya seni pada dasarnya merupakan
usaha manusia untuk menciptakan Bentuk-bentuk yang menyenangkan,
dalam artian mampu membuat perasaan itu Terpuaskan.
Seniman adalah seseorang yang memiliki bakat seni dan berhasil
menciptakan serta menggelar Karya seniseperti lukisan, patung, seni peran,
seni tari, dan lain sebagainya. Seni lukis sebagai sebuah karya budaya yang
Mampu memindahkan obyek, peristiwa, tanda dan imajinasi ke dalam media
lukisan. Jadi disimpulkan bahwa seniman lukis adalah seseorang yang
mampu Menciptakan, mengerjakan dan menggelar karya berbentuk lukisan.
Seniman lukis Biasanya dikenal dengan sebutan pelukis.
Menjadi seorang pelukis itu tidaklah mudah, pelukis harus memiliki
berbagai pengetahuan Dan keterampilan yang mendukung dirinya dalam
menciptakan sebuah karya seni. proses penciptaan karya seni merupakan
sebuah proses yang penting Karena kondisi psikologis yang menyertai proses
tersebut akan berdampak langsung terhadap kualitas karya. Berdasarkan
pernyataan diatas penulis tertarik untuk memaparkan tentang sensasi dan
Persepsi yang mempengaruhi pelukis dalam menghasilkan sebuah karya.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui profesi Pelukis
2. Memahami bagaimana sensasi dan Persepsi Profesi pelukis

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profesi Seniman Lukis


Pekerjaan merupakan bagian kehidupan yang penting karena manusia
dapat memenuhi Berbagai kebutuhan, mendapatkan kesejahteraan dan
identitas diri melalui karier yang ditekuni. Berdasarkan karier yang akan
dipilih, seseorang akan menekuni bidang pekerjaan tertentu hingga Dapat
mencapai aktualisasi diri untuk meraih prestasi dan dapat mempertahankan
atau meningkatkan Taraf kehidupannya. Pilihan karier dapat disesuaikan
dengan kepribadian, minat bakat, kemampuan, keterampilan dan kecerdasan
yang dimiliki. Minat memiliki pengaruh yang signifikan Terhadap pilihan
karier seseorang. Keputusan karier yang dipilihakan lebih optimal apabila
Disesuaikan dengan kepribadian dan minat seseorang.
Bidang pekerjaan yang menjanjikan kestabilan dan memiliki penghasilan
yang tetap Cenderung lebih diminati daripada bidang pekerjaan dengan
penghasilan yang kurang pasti. Salah Satu bidang pekerjaan yang sampai
saat ini kurang diminati dan mendapat perhatian dari pemerintah Adalah
profesi dalam bidang kesenian. Inilah mengapa menjadi seorang seniman
sangatlah jarang, Oleh karena itu peminat nya sedikit, disamping harus
mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang bagus, penghasilan
senimantidak menjanjikan. Akan tetapi jika profesionalitas seorang seniman
sudah tingkat tinggi, maka penghasilan dari karyanya akan lebih besar dari
bidang pekerjaan yang menjanjikan kestabilan penghasilan. Profesionalitas
seorang seniman seperti pelukis, itu diukur dari seberapa tajam sensasi
seniman dalam membuat karya dan seberapa kuat energi kinestetik persepsi
seniman tersebut. Profesionalitas pelukis sangat berpengaruh terhadap
kualitas karya seninya atau bisa dikatakan kualitas karya seni seorang
seniman bisa dilihat dari kondisi psikologis nya. Dapat disimpulkan pelukis
adalah orang yang menciptakan karya seni dua dimensi berupa lukisan.

4
Chemi mengungkapkan bahwa para seniman dapat memasuki kondisi
ketenangan dan Konsentrasi tinggi ketika berada dalam pengalaman optimal
pada saat menciptakan sebuah karya. Karya seni pada dasarnya merupakan
usaha manusia untuk menciptakan Bentuk-bentuk yang menyenangkan,
dalam artian mampu membuat perasaan itu Terpuaskan. Csikszentmihalyi
menjelaskan pengalaman tersebut melalui gagasannya Mengenai flow, yaitu
sebuah sensasi pengalaman puncak yang dialami ketika seseorang sedang
Melakukan aktivitas tertentu. Flow adalah keadaan ketika seseorang dapat
melakukan efisiensi Kognitif dan merasakan kenikmatan intrinsik hingga
dirinya merasa menyatu dengan aktivitas yang Sedang dilakukannya. Flow
akan terjadi apabila seseorang tenggelam sebuah Aktivitas yang sesuai
dengan minat dan kemampuan yang dikuasai. Menurut Maslow Pengalaman
puncak (peak experience) yang dialami subjek merupakan sebuah refleksi
dari Realitas potensi diri yang dimiliki seseorang.
Seni lukis merupakan karya seni yang pada proses pembuatannya
dilakukan Pada media tembok, kertas, kanvas, dan sebagainya. Kebanyakan
pelukis memlih Media datar seperti kertas dan kanvas dikarenakan lebih
mudah dalam Mengalokasikan gambar di media tersebut. Seni lukis ini
memiliki keunikan Tersendiri dalam hasil karyanya yang membuatnya
sangat berbeda dengan foto Maupun gambar digital lainnya. Hal tersebut
dapat dilihat dari bentuk, goresan Maupun Karakter seiman pembuatnya.
Setiap seniman memiliki ciri khusus yang Ditampilkan untuk setiap hasil
karya yang dihasilkannya dan pada pembuatannya Yang dikerjakan secara
satuan menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pemesan atau Kolektornya
Mendalami bidang kesenian khususnya seni lukis dapat menjadi peluang
Usaha berupa pembuatan jasa, baik itu yang hanya sekedar pekerjaan
sampingan Untuk sekedar menyalurkan hobi ataupun menjadikannya
pekerjaan utama. Sesuai pernyataan diatas Untuk Menjadi pelukis
profesional membutuhkan keterampilan khusus, teknik khusus yang didapat
melalui latihan mendalam dalam waktu yang lama untuk bisa sampai pada
taraf profesional.

5
B. Sensasi dan Persepsi Profesi Pelukis
Dari apa yang sudah penulis ketahui sensasi dan Persepsi merupakan
bagian dari psikologi. Dimana sensasi disini adalah sebuah proses
rangsangan yang melibatkan panca indera. Sedangkan persepsi adalah proses
diterimanya rangsang sampai rangsang tersebut disadari dan di mengerti oleh
individu, persepsi sendiri bukan hanya sekedar penginderaan akan tetapi juga
melibatkan penafsiran dalam sebuah pengalaman. Hal ini diperkuat oleh
Rahmat bahwa persepsi ialah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yangdidapat dengan menyimpulkan informasiserta
menafsirkan pesan.
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan fisiologis dan psikologis.
Kebutuhan psikologis pada seseorang harus Terpenuhi agar dirinya mampu
berkembang secaraBaik dan sehat secara psikologis. Seperti pendapatMurray,
suatu kebutuhan harus dipenuhi melalui usahaAtau tindakan. Beberapa
remaja merasa lebih mudahUntuk menyatakan apa yang ada di dalam diri
merekaMelalui medium yang berbeda-beda seperti, potlot, Kapur, gambar,
atau cat. Kesempatan ini jugaDigunakan untuk mengungkapkan berbagai
gejolakEmosi yang ada pada diri mereka.
Berdasarkan pernyataan diatas tidak dapat dipungkiri bahwa seorang
pelukis melibatkan psikologis yang berupa sense atau panca inderadalam
melukis. Hal ini sejalan dengan teori Piliang bahwa Melukis melibatkan
kapasitas intuisi,yaitu kapasitas dalam mengolah berbagaipotensi indra
(sense) untuk menghasilkan sebuah ‘citra’ melalui medium lukisan.Selain
melibatkan sense, seni juga yang melukiskan perasaan dan penginderaan
batin yang Timbul dari pengalaman – pengalaman yang diterima tidak saja
oleh panca indera, Melainkan juga oleh jiwa seseorang (ekpresionanisme).
Mengutip dari buku, Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan) oleh The
Liang Gie.Benedeto Croce menyatakan bahwa:
“Art is expression of impression”atau seni adalah pengungkapan dari
kesan-Kesan, yaitu sebagai aliran yang berusaha melukiskan aktualitas
yang sudahDidistorsikan kearah suasana emosional seniman seperti
kesedihan, kekerasan, Atau tekanan batin yang berat. Pelukisan obyek

6
secara ekspresionis Mengizinkan baik bentuk maupun warnanya
diubah sehingga menunjang Suasana yang dimaksudkan, dari pada
menurut realitas yang semestinya.
Penjelasan dari teori Croce dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum
Pendekatan ekspresionisme mengutamakan perasaan yang terlibat secara
mendalam pada proses penciptaan karya tersebut agar dapat menghasilkan
seni yang mampu melukiskan perasaan dan pengindraan batin dengan baik.
Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat Thomas Munro bahwa karya
manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya,
pengalaman batin tersebut disajikan secara indah sehingga merangsang
timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.
Dari yang penulis amati pelukis melibatkan sense atau alat indera
penglihatan dan peraba. Dengan penglihatan pelukis bisa secara detail
keindahanalam atau hal-hal yang menarik disekitar nya, kemudian merekam
nya didalam otak. sedangkanDengan kulit atau peraba pelukis
bisamebedakan mana benda kasar, halus, lembek, keras. Bahkan individu
buta, sentuhan pada kulitnya adalah cara untuk mengetahui dunia.Dari hal-
hal yang diperoleh oleh inderanya pelukis menentukan obyek apa yang akan
pelukisungkapan dalam lukisan nya. pernyataan ini dapat diselaraskan
dengan Teori dari Herbert Read bahwa:
"Seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk –
bentuk yang menyenangkan, membingkai perasaan keindahan
yang terpuaskan bila dapatmenangkapharmoni atau satu kesatuan
dari bentuk yang disajikan."
Seni Lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapanPengalaman estetik
seseorang yang dituangkan dalam Bidang dua dimensi dengan menggunakan
mediumRupa, yaitu garis, warna, tekstur, shape, danSebagainya. Medium
rupa dapat dijangkau melalui Berbagai macam jenis material seperti tinta,
cat/Pigmen, tanah liat, semen, dan berbagai aplikasi yangMemberi
kemungkinan untuk mewujudkan mediumRupa. Hal ini membuktikan bahwa
ada persepsi yang dihadirkan pelukis dalam melukis, persepsi tersebut
berbentuk sebuah energi kecerdasan kinestetik. Kecerdasan kinestetikadalah
suatu kecerdasan dimana saat menggunakan kita mampu melakukan gerakan-

7
gerakan yang bagus, berlari, menari, membangun sesuatu, dan semua seni
hasta karya. Kecerdasan kinestetik seorang pelukis dituangkan melalui garis,
kontras warna dan lain sebagainya.
Hakikatnya seni lukis tidak lepas dari garis dan warna, peranya sangat
penting dalam sebuah lukisan. Garis merupakan elemen dasar dalam seni
rupa yang mengandung arti lebih dari sekedar goresan, karena garis dengan
iramanya dapat menimbulkan suatu kesan simbolik pada pengamatnya.
Peranan garis sangat penting dalam proses perwujudan bentuk, karena
garis sangat menentukan kualitas ekspresi seorang seniman yang nampak
pada sapuan-sapuan atau dalam pemberian aksentuasi tertentu pada objek
penciptaannya. Ketika garis diberi struktur, seperti misalnya disusun melalui
ritme, simetri,keseimbangan akan membentuk pola-pola tertentu sehingga
garis sudah dapat berbicara sebagai media ekspresi.
Garis merupakan dua titik yang dihubungkan. Pada dunia seni rupa (seni
lukis) sering kali kehadiran “garis” bukan saja hanya sebagai garis tetapi
kadang sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis, goresan yang
dibuat oleh seorang seniman akan memberikan kesan psikologis yang
berbeda pada setiap garis yang dihadirkan.
Sedangkan warna, secara garis besar arti dari Warna itu sebenarnya bisa
kita deskripsikan. Jika warna-Warna itu dalam keadaan berdiri sendiri atau
menjadi Dominan dibanding dengan warna yang lain.Secara ilmiah
pengertian Warna merupakan gelombang elektromagnetik yang Menuju ke
mata kita dan kemudian diterjemahkan oleh Otak sebagai warna.
Perkembangan penggunaan warna mulai dari lukisan Prasejarah sampai
dengan seni kontemporer masa kini Sangat penting. Pada zaman sekarang
orang Mempercayai warna sebagai ungkapan emosi pribadi. Menurut J.
Budhi Raharjo Warna dalam karya seni rupa berfungsi untuk mempertinggi
kemungkinan-kemungkinan dalam suatu penciptaan atau karya lukisan, salah
satu contoh dari warna yang di gunakan untuk keperluan ekspresi. Yang dari
padanya seolah-olah warna mempunyai sifat-sifat psikologis tertentu seperti
warna panas, dingin, sejuk, hangat, gelap, terang dan sebagainya

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pekerjaan merupakan bagian kehidupan yang penting karena
manusia dapat memenuhi Berbagai kebutuhan, mendapatkan
kesejahteraan dan identitas diri melalui karier yang ditekuni contoh
pelukis. Pelukis adalah orang yang menciptakan karya seni dua dimensi
berupa lukisan. Profesionalitas pelukis sangat berpengaruh terhadap
kualitas karya seninya atau bisa dikatakan kualitas karya seni seorang
seniman bisa dilihat dari kondisi psikologis nya.
Seni lukis merupakan karya seni yang pada proses pembuatannya
dilakukan Pada media tembok, kertas, kanvas, dan sebagainya.
Kebanyakan pelukis memlih Media datar seperti kertas dan kanvas
dikarenakan lebih mudah dalam Mengalokasikan gambar di media
tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang pelukis melibatkan
psikologis yang berupa sense atau panca indera dalam melukis. Hal ini
sejalan dengan teori Piliang bahwa Melukis melibatkan kapasitas intuisi,
yaitu kapasitas dalam mengolah berbagai potensi indra (sense) untuk
menghasilkan sebuah ‘citra’ melalui medium lukisan. Selain melibatkan
sense, seni juga yang melukiskan perasaan dan penginderaan batin yang
Timbul dari pengalaman – pengalaman yang diterima tidak saja oleh
panca indera, Melainkan juga oleh jiwa seseorang (ekpresionanisme).
Pelukis menggunakan sense penglihatan dan peraba, kemudian di kuatkan
oleh persepsi yang berbentuk kecerdasan kinestetik dituangkan melalui
garis dan warna

9
DAFTAR PUSTAKA

Amanullah, Juni dan Fivin Bagus Septiya Pambudi. ““Psikologiseni”


Seniman Antara Persepsi, Fantasi, dan Emosi”. JurnalSULUH, Vol.4
No1.

Fatwasari, Astri dkk. “Terapi Melukis untuk Meningkatkan Konsep Diri


Remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta”. Fatwasari/ Terapi
Melukis Untuk Meningkatkan Konsep

Setianik, Amanda Esti dan Siswati. “Pengalaman Menjalani Karier Sebagai


Seniman Lukis Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis”.
Jurnal Empati, Volume 8(Nomor 4), halaman 94-103

Shokiyah, Nunuk Nur. 2014, “ Analisis Hubungan antara Kegiatan Melukis


dengan Kebutuhan Psikologis Para Remaja”.Jurnal Seni Budaya,
Vol. 12, No. 1.

Suharlis. 2020. “Profesi Muhammad Arfian Sebagai Pelukis Potret”. Skripsi.


Makassar; Universitas Negeri Makassar

Yunaldi, Aldi. 2016, “Dinamika Ekspresi Melalui Garis dan Warna”. Jurnal
Seni Desain Dan Budaya Vol. 1 No.2.

10

Anda mungkin juga menyukai