Anda di halaman 1dari 82

1.

100 Hadits Pilihan


Download Pdf File: 1.100 Hadits Pilihan

Cinta dan Benci

1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati
amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)

2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan
melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)

3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-
Thabrani)

4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)

6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana
kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam
kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)

Dukun dan Peramal

1. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu
mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim)

2. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah
mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. (Abu Dawud)

3. Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-


guna adalah syirik. (HR. Ibnu Majah)

4. Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah
bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali
yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)
5. Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas
dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan:

Thair artinya burung. Ramalan tentang mujur dan sial semula dikaitkan dengan burung yaitu
suara atau arah terbangnya.

Hewan

1. Rasulullah Saw melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkannya


mati karena lapar dan haus. (HR. Muslim)

2. Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR.
Bukhari)

3. Nabi Saw melarang mengadu domba antara hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud)

Penjelasan:

Mengadu kerbau, sapi, domba, kambing, ayam dan lain sebagainya.

4. Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan
atau melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR. Bukhari)

5. Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena
kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air
dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni. (HR.
Bukhari)

Kebersihan

1. Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih, dan menyukai kebersihan, murah hati
dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu
bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi)

Penjelasan:

Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah.


2. Suatu keharusan atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi
pada hari Jum’at. (HR. Ahmad)

3. Fitrah manusia ada lima yaitu dikhitan (disunat), mencukur rambut kemaluan, menggunting
(merapikan) kumis, memotong kuku (kuku tangan dan kaki) serta mencabuti bulu ketiak. (HR.
Bukhari)

4. Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari
(percikan dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi)

5. Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak
dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali
dirinya sendiri. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)

6. Malaikat jibril terus-menerus berpesan agar aku menggosok gigi (bersiwak) sehingga aku
khawatir gigi-gigiku tanggal dan aku ompong tanpa gigi. (HR. Ath-Thahawi)

7. Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat


(melalui) kuku-kuku yang panjang. (HR. Ahmad)

Penjelasan:

Mengikat dengan sihir, rayuan dan godaan.

8. Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ. (HR.
Ahmad dan Tirmidzi)

9. Apabila seorang bersenggama dengan isterinya dan hendak mengulangi, hendaklah dia
berwudhu lebih dulu agar lebih segar pengulangannya. (HR. Muslim)

10. Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih. (HR. Ath-Thahawi)

11. Apabila seorang bangun tidur jangan langsung memasukkan tangannya ke dalam ember
(bak) air sehingga mencucinya lebih dulu tiga kali. Sesungguhnya dia tidak mengetahui dimana
tangannya bermalam atau dimana tangannya melayang. (HR. Abu Dawud)

Kesombongan

1. Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.
(HR. Muslim)
2. Barangsiapa memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena
kesombongannya maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari
dan Muslim)

3. Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya


(dari Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)

4. Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya
maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari
kiamat. (HR. Muslim)

5. Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi,
dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas)

6. Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan
menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)

Al-Quran

1. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan
dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)

2. Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan
menjatuhkan derajat kaum yang lain. (HR. Muslim)

Penjelasan:

Maksudnya: Barangsiapa yang berpedoman dan mengamalkan isi Al Qur’an maka Allah akan
meninggikan derajatnya, tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al Qur’an maka Allah akan
menghinakannya dan merendahkan derajatnya.

3. Apabila seorang ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an.
(Ad-Dailami dan Al-Baihaqi)

4. Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan
yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari dan
Muslim)

5. Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

6. Orang yang dalam benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang bobrok.
(Mashabih Assunnah)
7. Barangsiapa mengulas Al Qur’an tanpa ilmu pengetahuan maka bersiaplah menduduki
neraka. (HR. Abu Dawud)

Penjelasan:

Maksud hadits ini adalah menterjemah, menafsirkan atau menguraikan Al Qur’an hanya dengan
akal pikirannya sendiri tanpa panduan dari hadits Rasulullah, panduan dari para sahabat dan
ulama yang shaleh, serta tanpa akal dan naqal yang benar.

8. Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan benar, maka
sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR. Ahmad)

9. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala
diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi)

Pembicaraan dan Ucapan

1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau
diam. (HR. Bukhari)

2. Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di
antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)

3. Barangsiapa akhir ucapannya “Laa ilaaha illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia masuk
surga.( HR. Abu Dawud)

4. Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari)

5. Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)

Penjelasan:

Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan.

6. Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR.
Ibnu Hibban)

7. Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan
harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab)
8. Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu,
janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena
pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami)

9. Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka
banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya.
(HR. Ath-Thabrani)

10. Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

11. Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah


penyembelihan. (HR. Bukhari)

12. Seorang memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya,
“Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah
memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad)

13. Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR.
Muslim)

14. Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih
mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia
tidak sukai.”(HR. Muslim)

15. Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR.
Bukhari dan Al Hakim)

16. Semua umatku diampuni kecuali yang berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang
melakukannya pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia
membeberkan sendiri dengan berkata, “Hai Fulan, tadi malam aku berbuat begini…begini.” Dia
membuka tabir yang telah disekat oleh Allah Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)

17. Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR.
Abu Ya’la)

Pengobatan dan Penyakit

1. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kami berobat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai hamba-
hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya,
kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)”. (HR. Ashabussunnah)
2. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui
dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia
bertanggung jawab. (HR. Ibnu Majah)

4. Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke
luar meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah kamu
memasukinya. (HR. Bukhari)

5. Wafat karena wabah adalah mati syahid. (HR. Bukhari)

Penjelasan:

Tentu tidak setingkat dengan gugur di jalan Allah.

6. Janganlah orang sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta’ziah
(melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR. Ad-Dailami)

8. Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al-
Baihaqi)

Penjelasan:

Yang haram tidak dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit.

9. Apabila seorang yang sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR. Ibnu
Majah)

10. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu
pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah)

11. Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari)

12. Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah
berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika
sehat.” (HR. Abu Hanifah)
13. Rasulullah Saw ditanya tentang azal (mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri). Beliau
lalu menjawab, “Lakukanlah yang kamu pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan Allah pasti
akan terjadi, dan bukan kepastian bahwa dari tiap air mani dapat terjadi anak. “(HR. Al Hakim)

Persoalan-Persoalan Pribadi

1. Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit,
kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk. (HR. Al
Hakim dan Al-Baihaqi)

2. Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu,
karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR.
Muslim)

3. Sesungguhnya persoalan-persoalan itu ada tiga macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu
kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas bagimu sesatnya maka jauhilah, dan
persoalan yang terdapat perselisihan di dalamnya maka serahkanlah (kembalikan penentuan
hukumnya) kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani)

4. Buta yang paling buruk ialah buta hati. (HR. Asysyihaab)

5. Sesungguhnya Allah melampaui ketentuan bagiku dengan (memaafkan) umatku dalam


kesalahan yang tidak disengaja, karena lupa, dan karena dipaksa melakukannya. (HR. Ibnu
Majah)

6. Usia umatku antara enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang
melampauinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

7. Mungkin pelampiasan nafsu syahwat sebentar berakibat kesedihan yang lama. (HR. Al-
Baihaqi)

Keterangan:

Banyak kasus yang terjadi, gara-gara melampiaskan nafsu syahwat dengan berzina lalu hamil,
maka hal tersebut menimbulkan trauma yang dalam dan berkepanjangan bagi sang wanita.
Orang tua dan keluarga menjadi sedih dan malu. Juga akibat-akibat buruk lainnya yang dapat
terjadi diluar perkiraan.

8. Rasulullah bersabda dengan membawakan firman Allah dalam hadits Qudsi: “Pandangan
mata adalah panah beracun dari antara panah-panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya
karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.”
(HR. Al Hakim)
9. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Ketika aku sakit, Rasulullah datang menjenguk dan aku
berkata, “Ya Rasulullah, bolehkah aku mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi Saw menjawab,
“Tidak.” Aku bertanya lagi, “Separonya?”, Nabi menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi,
“Sepertiganya?” Beliau menjawab, “Meninggalkan keluargamu dalam keadaan baik (senang) lebih
baik daripada membiarkan mereka miskin mengemis pada orang-orang.” (HR. Bukhari)

Keterangan:

Batas maksimum wasiat adalah sepertiga dari seluruh hartanya, karena sepertiga itu sudah
banyak.

10. Barangsiapa bernazar untuk mentaati Allah, hendaklah dia mentaatiNya dan barangsiapa
bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah maka janganlah ia melakukannya. (HR. Bukhari)

11. Mimpi yang baik (sholeh) adalah dari Allah dan mimpi (buruk) adalah dari setan. (Bukhari)

12. Sesungguhnya yang dimaksud nazar ialah apa yang diharapkan dengannya keridhoan Allah
‘Azza wajalla. (HR. Ahmad)

13. Mimpi yang paling benar ialah (yang terjadi) menjelang waktu sahur (sebelum fajar). (HR. Al
Hakim dan Tirmidzi)

14. Hak seorang muslim yang memiliki harta (peninggalan untuk diwasiatkan) ialah tidak
melampaui dua malam kecuali wasiatnya sudah tertulis dan sudah ditangannya. (HR. Muslim)

15. Mimpi yang baik oleh seorang yang sholeh merupakan satu dari empat puluh enam bagian
dari mimpi kenabian. (HR. Bukhari)

16. Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan
pertama kali untuk dirinya dan keluarganya. (HR. Muslim)

17. Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah. Jika seseorang membongkar keburukan yang
diketahuinya pada dirimu janganlah kamu membongkar keburukan yang kamu ketahui ada
pada dirinya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Perzinaan

1. Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah
menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim)

2. Ada dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu
kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan
wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat
punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang
sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR. Muslim)

3. Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata
zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya
memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat
dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau
digagalkannya. (HR. Bukhari)

4. Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi dan Asysyihaab)

5. Perbuatan lesbian di antara kaum wanita adalah perzinaan. (HR. Ath-Thabrani)

Riya dan Nifak

1. Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana syirik menyia-nyiakannya. (HR. Ar-Rabii’)

2. Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat
lidah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

3. Tidak akan tiba hari kiamat sampai penguasa-penguasa tiap umat ialah orang-orang yang
munafik. (HR. Ar-Rabii’)

4. Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

5. Seburuk-buruk manusia ialah orang yang mempunyai dua muka, mendatangi kelompok ini
dengan wajah yang satu dan mendatangi kelompok lain dengan wajahnya yang lain.
(Mutafaq’alaih)

6. Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia
malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada
tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia
berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).

7. Paling banyak orang munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari)

8. Menyukai sanjungan dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami).

9. Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka
taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka. (HR. Ahmad)
Ujian dan Cobaan

1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla
bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya
manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya
kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)

3. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah
orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang
meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut
kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila
imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di
muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)

4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu
musibah). (HR. Bukhari)

5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan
amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR.
Ath-Thabrani)

6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya
(kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)

7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka
Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)

8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau
kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah
menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan
baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar)

10. Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana
menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan
cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek
bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari)
Penjelasan:

Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah.

12. Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji
kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi
Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu.
Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-
Thabrani)

13. Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari
kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)

14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah
kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya
dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak
akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)

17. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan
tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR.
Ath-Thabrani)

15. Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain
dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami)

16. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan
menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang
yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)

Amal Perbuatan

1. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan
tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)

2. Sesungguhnya jika Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia
dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, “Bagaimana
dikaryakannya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Diberinya taufiq untuk beramal sholeh
sebelum wafatnya.” (Mashabih Assunnah)

3. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak.
(HR. Muslim)
Penjelasan:

Yang dimaksud adalah amal perbuatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan.

4. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang
anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim)

5. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi
sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli
neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga.
(HR. Bukhari)

6. Dunia dihuni empat ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan
dan ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan
melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia. Kedua,
seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat
untuk bersungguh-sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti
yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah
(kelompok pertama dan kedua) sama. Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi
tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya dengan berhamburan (foya-foya)
tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga
dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji.
Keempat, seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari
Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan melakukan seperti
layaknya orang-orang yang menghamburkan uang, serampangan dan membabi-buta (kelompok
yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

7. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan
dan kesedihan. (HR. Ahmad)

8. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?” Nabi Saw
menjawab, “Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.” Dia bertanya lagi, “Dan yang
bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?” Nabi Saw menjawab, “Adalah orang yang panjang
usianya dan jelek amal perbuatannya.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na’im)

9. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan)
meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

10. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-
Thabrani dan Al Bazzar)

11. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu
sendiri jemu. (HR. Bukhari)
12. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling
bertakwa. (Ath-Thahawi)

Kezaliman

1. Jauhilah kezaliman, sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Jauhilah
kekikiran, sesungguhnya kekikiran telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu, mereka
saling membunuh dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan. (HR. Bukhari)

2. Barangsiapa berjalan bersama seorang yang zalim untuk membantunya dan dia mengetahui
bahwa orang itu zalim maka dia telah ke luar dari agama Islam. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

3. Do’anya seorang yang dizalimi terkabul meskipun dia orang jahat dan kejahatannya menimpa
dirinya sendiri. (HR. Ahmad)

4. Waspadalah terhadap do’a orang yang dizalimi. Sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak
ada tabir penyekat. (HR. Mashabih Assunnah)

5. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menangguhkan azabnya terhadap orang zalim dan bila
mengazabnya tidak akan luput. Kemudian Rasulullah membacakan doa dalam surat Hud ayat
102: “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat
zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (HR. Muslim)

6. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Dengan keperkasaan dan keagunganKu, Aku
akan membalas orang zalim dengan segera atau dalam waktu yang akan datang. Aku akan
membalas terhadap orang yang melihat seorang yang dizalimi sedang dia mampu menolongnya
tetapi tidak menolongnya.” (HR. Ahmad)

7. Kebaikan yang paling cepat mendapat ganjaran ialah kebajikan dan menyambung hubungan
kekeluargaan, dan kejahatan yang paling cepat mendapat hukuman ialah kezaliman dan
pemutusan hubungan kekeluargaan. (HR. Ibnu Majah)

8. Bila orang-orang melihat seorang yang zalim tapi mereka tidak mencegahnya dikhawatirkan
Allah akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua. (HR. Abu Dawud)

9. Barangsiapa menzalimi orang lain terhadap sejengkal lahan maka kelak dia akan dililit dengan
tujuh bumi. (HR. Bukhari dan Muslim)

Murah Hati – Boros – Kikir

1. Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima). (HR.
Bukhari)
2. Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun
tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada
manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai
Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi kikir. (HR. Ath-Thabrani)

3. Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari
perolehan (rezekiNya). (HR. Asysyihaab)

4. Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba kekikiran dan keimanan. (HR. Aththalayisi)

5. Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah rnembinasakan (umat-umat) sebelum


kamu. (HR. Muslim)

6. Kemurahan hati adalah dari (harta) kemurahan hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah
niscaya Allah bermurah hati kepadamu. (HR. Ath-Thabrani)

Zuhud dan Tamak

1. Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku
suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia.” Rasulullah
Saw menjawab, “Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah,
dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi
manusia.” (HR. Ibnu Majah).

2. Telah sukses orang yang beriman dan memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun akan
disenangkan Allah dengan pemberianNya itu. (HR. Muslim)

Penjelasan:

Dia merasa senang dengan rezeki yang diberikan Allah meskipun sedikit.

3. Ya Allah, langsungkan hidupku dalam kemiskinan dan wafatkan aku dalam keadaan miskin,
dan bangkitkan pula aku kembali dalam kelompok orang-orang miskin. (HR. Bukhari)

4. Robbku menawarkan kepadaku untuk menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku
menjawab, “Jangan ya Allah, aku ingin satu hari kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar
aku akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila kenyang aku akan bertahmid dan bersyukur
kepada-Mu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

5. Cukup bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya.
(HR. Ath-Thabrani)
6. Barangsiapa ridho dengan rezeki yang sedikit dari Allah maka Allah akan ridho dengan amal
yang sedikit dari dia, dan menanti-nanti (mengharap-harap) kelapangan adalah suatu ibadah.
(HR. Bukhari)

7. Kepuasan (rela dengan bagiannya) adalah pusaka yang tidak bisa hilang. (HR. Al-Baihaqi)

8. Barangsiapa zuhud di dunia maka ringan baginya segala musibah. (HR. Asysyihaab)

9. Dua orang pelahap yang tidak pernah kenyang yaitu penuntut ilmu dan penuntut dunia. (HR.
Al Bazzaar)

10. Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)

11. Kekayaan bukan banyaknya harta-benda yang dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari)

Keberanian dan Ketakutan

1. Rasa takut (segan) terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan
apa yang sebenarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.
(HR. Ahmad)

2. Rasa takut (segan) kepada manusia jangan sampai mencegah seorang apabila rnengetahui
suatu yang hak untuk menegakkannya. (HR. Ahmad)

3. Di antara wasiat-wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah: “Jangan takut berada di jalan
Allah terhadap celaan orang yang suka mencela.” Aku berkata, “Tambah lagi ya Rasulullah.”
Beliau melanjutkan pesannya: “Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit.”( HR.
Ibnu Hibban)

Benar dan Dusta

1. Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan
kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat
di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta
membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta
dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR.
Bukhari)

2. Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan
bila diamanati dia berkhianat. (HR. Muslim)
3. Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud
agar mereka tertawa. Celakalah dia…celaka dia. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

4. Seorang mukmin mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al
Bazzaar)

5. Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam
rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada
isterinya. (HR. Ahmad)

Penjelasan:

Bila dikhawatirkan ucapan suami yang benar dapat berakibat buruk, maka suami boleh berdusta
kepada isteri untuk memelihara kerukunan.

6. Suatu khianat besar bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu
sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya. (HR. Ahmad dan Abu
Dawud)

7. Sesungguhnya Allah menyukai dusta yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendamaikan
(merukunkan), dan Allah membenci kebenaran (kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan. (HR.
Ibnu Babawih)

Tolong-Menolong

1. Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu
dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau). (Mutafaq’alaih)

2. Kaum muslimin ibarat satu tangan terhadap orang-orang yang di luar mereka. (HR.
Asysyihaab)

3. Kekuatan disertakan kepada jama’ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri)
maka dia menyimpang menuju neraka. (HR. Tirmidzi)

4. Tiadalah kamu mendapat pertolongan (bantuan) dan rezeki kecuali karena orang-orang yang
lemah dari kalangan kamu. (HR. Bukhari)

5. Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdol. (HR. Ibnu Abi Ad-
Dunia dan Asysyihaab)

6. Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR.
Ahmad)
7. Seorang menjadi kuat karena banyak kawannya. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan Asysyihaab)

Sabar

1. Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-
Baihaqi)

2. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya
daripada sabar. (HR. Al Hakim)

3. Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR.
Bukhari)

4. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan
musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)

5. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian
dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Akhlak yang Buruk

1. Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang
paling bodoh. (HR. Bukhari)

2. Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)

3. Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR.
Bukhari)

4. Bila hilang budaya malumu lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)

5. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang
meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi)

6. Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan


terlalu banyak bertanya. (HR. Bukhari)

7. Semua (dosa) umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat (dosa) terang-terangan,
yaitu yang melakukan perbuatan dosa pada malam hari lalu Allah menutup-nutupinya kemudian
pada esok harinya dia bercerita kepada kawannya, “Tadi malam aku berbuat begini…begini…”
Lalu dia membongkar rahasia yang telah ditutup-tutupi Allah ‘Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)
8. Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki) keburukan saudaranya semuslim maka Allah
akan mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka Allah
akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam (tengah-tengah)
rumahnya. (HR. Ahmad)

9. Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai keburukan orang maka kamu telah merusak mereka
atau hampir merusak mereka. (HR. Ahmad)

10. Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu
memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa. (HR.
Al Hakim)

11. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya
lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku
ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat,
tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah
memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya
(sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis
sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang
menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)

12. Sesungguhnya Allah membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan-
kawannya. (HR. Ad-Dailami)

13. Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi
manusia karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq’alaih)

14. Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang
buruk. (HR. Ahmad)

15. Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan
perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita
(seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang
terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)

16. Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak
mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)

17. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong,
angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan
pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak
mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad)
18. Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari
mereka. (HR. Abu Dawud)

19. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur
nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan
harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan
dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan
kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)

Akhlak

1. Paling dekat dengan aku kedudukannya pada had kiamat adalah orang yang paling baik
akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)

2. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik.
(HR. Abu Dawud)

3. Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, “Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang
kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga.
Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?” Nabi Saw menjawab, “Dia disuruh
memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, “Ya Robbku, orang
ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia.
Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan
akhirat.” (HR. Ath-Thabrani)

4. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah
yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)

5. Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan
kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

6. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang
lain. Nabi Saw menjawab, “Katakan: ‘Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)’.”
(HR. Muslim)

7. Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah
dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya.
Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah
orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim,
dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati.
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
8. Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan
pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji
ditepati. (HR. Ad-Dailami)

9. Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang
lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub
(rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada
kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan
yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri
(memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari
tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu
Majah dan Ath-Thabrani)

10. Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi
orang lain adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-
Thabrani)

11. Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya,
sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

12. Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya
dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya. (HR. Ibnu Hibban)

13. Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi, lakukanlah apa yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)

14. Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada
menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta’ala. (HR. Ahmad)

15. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, “Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku.” Nabi Saw
berpesan, “Jangan suka marah (emosi).” Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap
berulang kali berpesan, “Jangan suka marah.” (HR. Bukhari)

16. Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)

17. Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah omongan paling dusta.
(HR. Bukhari)

18. Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya.
Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah
dari setan. (HR. Asysyihaab)

19. Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak
berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)
20. Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan
berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan
karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu. (HR. Muslim)

21. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar)

22. Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat
derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya.
(HR. Ath-Thabrani)

23. Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang
menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)

25. Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah
kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

26. Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari
keimanan. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)

27. Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu
dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

28. Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang
menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa
dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa
kepadamu. (HR. Muslim)

24. Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari
kesombongan. (HR. Al-Baihaqi)

Anak Yatim

1. Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini. (HR. Bukhari)

Penjelasan:

(Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).

2. Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang
diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang
di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah)
3. Aku dan seorang wanita yang pipinya kempot dan wajahnya pucat bersama-sama pada hari
kiamat seperti ini (Nabi Saw menunjuk jari telunjuk dan jari tengah). Wanita itu ditinggal wafat
suaminya dan tidak mau kawin lagi. Dia seorang yang berkedudukan terhormat dan cantik
namun dia mengurung dirinya untuk menekuni asuhan anak-anaknya yang yatim sampai
mereka kawin (berkeluarga dan berumah tangga) atau mereka wafat. (HR. Abu Dawud dan
Ahmad)

4. Harta-benda anak yatim tidak terkena zakat sampai dia baligh. (HR. Abu Ya’la dan Abu
Hanifah)

5. Tidak disebut lagi anak yatim bila sudah baligh. (HR. Abu Hanifah)

6. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan
menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta
kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya
terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima
sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang
sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah,
Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)

7. Barangsiapa menjadi wali atas harta anak yatim hendaklah diperkembangkan


(diperdagangkan) dan jangan dibiarkan harta itu susut karena dimakan sodaqoh (zakat). (HR. Al-
Baihaqi)

Pembantu Rumah Tangga dan Para Budak

1. Abu Sa’id Al Badri berkata, “Aku sedang menyambuk budakku yang muda, lalu aku mendengar
suara orang menyeru dari belakangku. Orang itu berkata, “Ketahuilah hai Aba Mas’ud.” Sungguh
aku tidak tahu suara siapakah itu karena ketika itu aku sedang berang (marah). Ketika orang itu
mendekatiku tahulah aku ternyata yang datang adalah Rasulullah Saw. Beliau berkata,
“Ketahuilah hai Aba Mas’ud…Ketahuilah hai Aba Mas’ud.” Mendengar perkataan itu aku
campakkan cambuk dari tanganku. Beliau kemudian melanjutkan ucapannya, “Ketahuilah, hai
Aba Mas’ud, sesungguhnya Allah lebih mampu bertindak terhadapmu daripada tindakanmu
terhadap anak muda itu.” Aku spontan menjawab, “Ya Rasulullah, dia sekarang ini aku
merdekakan karena Allah.” Nabi Saw berkata, “Kalau kamu tidak memerdekakannya maka api
neraka akan menjilatmu.” (HR. Muslim)

2. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah Saw, “Pelayan (pembantu rumah tangga) saya
berbuat keburukan dan kezaliman.” Nabi Saw menjawab, “Kamu harus memaafkannya setiap
hari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Baihaqi)

3. Apa yang kamu ringankan dari pekerjaan pembantumu bagimu pahala di neraca
timbanganmu. (HR. Ibnu Hibban)
4. Bagi seorang budak jaminan pangan dan sandangnya. Dia tidak boleh dipaksa melakukan
pekerjaan yang tidak mampu dilakukannya. (HR. Muslim)

5. Pelayan-pelayanmu adalah saudara-saudaramu. Allah menjadikan mereka bernaung di bawah


kekuasaanmu. Barangsiapa saudaranya yang berada di bawah naungan kekuasaannya
hendaklah mereka diberi makan serupa dengan yang dia makan dan diberi pakaian serupa
dengan yang dia pakai. Janganlah membebani mereka dengan pekerjaan yang tidak dapat
mereka tunaikan. Jika kamu memaksakan suatu pekerjaan hendaklah kamu ikut membantu
mereka. (HR. Bukhari)

6. Ada tiga golongan orang yang kelak pada hari kiamat akan menjadi musuhku. Barangsiapa
menjadi musuhku maka aku memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji setia kepadaku lalu
dia ingkar (berkhianat). Kedua, seorang yang menjual orang yang merdeka (bukan budak) lalu
memakan uang harga penjualannya. Ketiga, seorang yang mengkaryakan (memperkerjakan)
seorang buruh tapi setelah menyelesaikan pekerjaannya orang tersebut tidak memberinya
upah. (HR. Ibnu Majah)

7. Jangan memukul budak perempuanmu hanya karena dia memecahkan barang pecah-
belahmu. Sesungguhnya barang pecah-belah itu ada waktu ajalnya seperti ajalnya manusia. (HR.
Abu Na’im dan Ath-Thabrani)

8. Berikanlah kepada buruh upahnya sebelum kering keringatnya. (HR. Abu Ya’la)

9. Apabila seseorang memukul pelayannya (pembantunya) lalu dia menyebut Allah maka
hendaklah dia mengangkat tangannya (menghentikan niat memukul). (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

10. Berdosalah orang yang menahan pemberian pangan kepada orang yang menjadi
tanggungannya. (HR. Muslim)

11. Nabi Saw melarang memperkerjakan seorang buruh sebelum jelas upah yang akan
diterimanya. (HR. An-Nasaa’i)

12. Menzhalimi upah terhadap buruh termasuk dosa besar. (HR. Ahmad)

13. Seorang budak yang setia kepada tuannya dan beribadah kepada Robbnya dengan baik
maka baginya dua kali lipat pahala. (HR. Asysyihaab)

14. Barangsiapa yang merusak hubungan pelayannya dengan keluarganya bukanlah dia dari
golongan kami dan barangsiapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya
maka dia juga bukan termasuk golongan kami. (HR. Al-Baihaqi)
Tetangga

1. Malaikat Jibril Alaihissalam selalu berpesan kepadaku tentang tetangga sehingga aku mengira
dia akan menetapkan hak waris bagi tetangga. (HR. Bukhari)

2. Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah
kanan dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-Thahawi).

3. Tetangga adalah orang yang paling berhak membeli rumah tetangganya. (HR. Bukhari dan
Muslim)

4. Janganlah seorang melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding


rumahnya. (HR. Bukhari)

5. Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya.
Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu
tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat
kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka.
Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup
kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan
kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)

6. Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang
luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

7. Nabi Saw berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat
pemukiman. Sesungguhnya tetangga-tetangga orang-orang Badui suka berpindah-pindah.” (HR.
Ibnu ‘Asakir)

8. Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara
tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu. (HR. Al Bazzaar)

9. Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan
amanah dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi) .

10. Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah.
Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat
(bepergian). (HR. Al Khatib)
Ayah – Ibu – Anak – Keluarga

1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak
pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)

2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi
Saw bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?” Orang itu
menjawab, “Masih.” Lalu Nabi Saw bersabda, “Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad.”
(Mutafaq’alaih)

Penjelasan:

Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk
mengurusi mereka.

3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada seseorang, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.”
(Asy-Syafi’i dan Abu Dawud)

Keterangan:

Terdapat satu riwayat yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan,
ada laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: “Ya Rasulullah,
sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ….” “Pergilah Kau membawa ayahmu kesini”,
perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan
Allah kepada beliau. Jibril berkata: “Ya, Muhammad, Allah ‘Azza wa Jalla mengucapkan salam
kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-
apa yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua itu
tiba, maka nabi pun bertanya kepadanya: “Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar
engkau ingin mengambil uangnya?” Lelaki tua itu menjawab: “Tanyakan saja kepadanya, ya
Rasulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudara
ayahnya) atau khalati (saudara ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri?” Rasulullah bersabda
lagi: “Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam
hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!” Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi
cerah dan tampak bahagia, dia berkata: “Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt
berkenan menambah kuat keimananku dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi
nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah mendengarnya …” Nabi mendesak: “Katakanlah,
aku ingin mendengarnya.” Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: “Saya
mengatakan kepadanya kata-kata ini: ‘Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu
muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari,
hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai
akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur
deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah
engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan,
kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang…, kau
tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu
menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu …,
seakanakan kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.’ Selanjutnya Jabir
berkata: “Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya berkata:
“Engkau dan hartamu milik ayahmu!” (HR. At-Thabarani dalam “As-Saghir” dan Al-Ausath).

4. Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan


orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim)

Penjelasan:

Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur akidah.

5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan dia
mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan baginya. (HR.
Muslim)

6. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan
dan persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan
kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq’alaih).

7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang
anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin mereka. (HR. Ad-Dailami).

8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia
akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan
kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni).

9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka
adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)

Penjelasan:

Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka.

10. Apabila seorang meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya.
(HR. Ad-Dailami)

11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya,
“Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi Saw
menjawab, “Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya
dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya.
(Mutafaq’alaih)
12. Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani)

13. Warisan bagi Allah ‘Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang
beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).

14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya
(dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi)

15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)

16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi
Saw menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya
kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).

17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka
tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki.
(HR. Ath-Thahawi).

18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan
Muslim)

19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu
terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR.
Ath-Thabrani)

20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)

21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu
‘Asakir).

22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan
wajib baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi).

23. Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela
dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim)

24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).


25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang
disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan
diberi nama. (HR. An-Nasaa’i)

26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah
dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan
mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke
dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii’).

27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq’alaih)

30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan
keluhan dan pengaduan: “Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah
diperlakukan dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi mereka, ya
Robbi, ya Robbi.” Lalu Allah menjawab: “Tidakkah kamu ridha Aku menyambung hubunganKu
dengan orang yang menghubungimu dan Aku putus hubunganKu dengan orang yang memutus
hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari)

31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampasan perang
yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila ternyata ada
kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan negara
(baitul maal). (HR. Ahmad)

33. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).

32. Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam
menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)

Wanita

1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad)

3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran


mereka. Para sahabat bertanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Nabi Saw menjawab,
“Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada
seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya
dia akan berkata, “Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku.” (HR. Bukhari)

4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal
(pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan
benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya
paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR.
Bukhari)

5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya,
maka hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan
dalam dirinya. (HR. Muslim)

6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang
ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud)

7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia
dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih)

8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi
mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali
didampingi mahramnya. (HR. Muslim)

9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di
rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad)

10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau
dia mahramnya. (HR. Muslim)

11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki)
dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR.
An-Nasaa’i)

12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria
daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: “Celaka laki-laki dari godaan wanita dan
celaka wanita dari godaan laki-laki.” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)

14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab).


Pergaulan

1. Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab.
(HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)

2. Lakukanlah ziarah dengan jarang-jarang agar lebih menambah kemesraan. (HR. Ibnu Hibban)

3. Laki-laki memberi salam kepada wantia dan wanita jangan memberi salam kepada laki-laki.
(HR. Ad-Dainuri)

4. Apabila kamu saling berjumpa maka saling mengucap salam dan bersalam-salaman, dan bila
berpisah maka berpisahlah dengan ucapan istighfar. (HR. Ath-Thahawi)

5. Sahabat Anas Ra berkata, “Kami disuruh oleh Rasulullah Saw agar jawaban kami tidak lebih
daripada “wa’alaikum”. (HR. Ad-Dainuri).

Penjelasan:

Yakni ketika orang non muslim (Yahudi, Nasrani, dan lain-lain) memberi salam kepada seorang
muslim maka jawabannya tidak boleh lebih dari: “Wa’alaikum,” artinya: “Dan juga bagimu”.
Namun jika yang mengucapkan salam tersebut orang Islam, maka kita harus membalasnya
dengan ucapan yang lebih baik, atau minimal sama. Firman Allah, “Apabila kamu dihormati
dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau
balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Surat 4.
AN NISAA’ – Ayat 86)

6. Apabila dua orang muslim saling berjumpa lalu berjabatan tangan dan mengucap
“Alhamdulillah” dan beristighfar maka Allah ‘Azza Wajalla mengampuni mereka. (HR. Abu Dawud)

7. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)

8. Apabila berkumpul tiga orang janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan
meninggalkan orang yang ketiga (karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan dan
perasaan tidak enak baginya). (HR. Bukhari)

9. Apabila seorang bertamu lalu minta ijin (mengetuk pintu atau memanggil-manggil) sampai tiga
kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu) maka hendaklah ia pulang. (HR. Bukhari)

10. Seorang tamu yang masuk ke rumah suatu kaum hendaklah duduk di tempat yang ditunjuk
kaum itu sebab mereka lebih mengenal tempat-tempat aurat rumah mereka. (HR. Ath-Thabrani)
11. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang
sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada
berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)

12. Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu
berhati-hati dalam memilih kawan pendamping. (HR. Ahmad)

13. Sesungguhnya Allah Ta’ala menyukai kelestarian atas keakraban kawan lama, maka
peliharalah kelangsungannya. (HR. Ad-Dailami)

14. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya
dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka.
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)

15. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan
kesenangan ke dalam hati seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani)

16. Barangsiapa mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka
untuk mencolok matanya. (HR. Muslim)

17. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia
segera memperbaikinya. (HR. Bukhari)

18. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi
dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni saudara-
saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)

19. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan
mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii’)

20. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak
mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama
baiknya). (HR. Muslim)

21. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)

22. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami
memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang.” Rasulullah kemudian berkata, “Kalau
memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya.” Mereka bertanya, “Apa haknya
jalanan itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Memalingkan pandangan (bila wanita lewat),
menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma’ruf
nahi mungkar.” (Mutafaq’alaih)
23. Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-
Baihaqi)

24. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian
hadiah tersebut. (HR. Bukhari)

25. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)

26. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat
melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)

27. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut
maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi)

28. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya.
Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan
sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan
tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)

29. Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta
hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan
Allah untuknya. (HR. Al Hakim)

30. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka
Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi)

31. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya)
padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di
akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)

32. Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling
mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)

33. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya
sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)

34. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada
orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya,
jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)

35. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia
dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR.
Bukhari)
36. Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan
termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)

37. Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan
menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)

38. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)

39. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada
kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab
atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah,
kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)

40. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada
paksaan. (HR. Malik)

41. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)

42. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya
melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan
yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)

43. Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)

44. Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita
rahasia orang lain). (HR. Bukhari)

45. Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti
satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam.
(HR. Muslim)

46. Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu
minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk
ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR.
Bukhari)

Halal dan Haram

1. Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal
musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh
kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah
membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat,
maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke
dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah
sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di
dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan
apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah
hati.” (HR. Bukhari)

Keterangan:

Khusus untuk hadits no.1 ini saya ambil langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Al-
Albani, karena saya lihat arti (terjemahan) yang bersumber dari buku 1100 Hadits Terpilih ini
kurang tepat. Disana disebutkan, “Barangsiapa terperosok ke dalam hal yang syubhat (perkara-
perkara yang diragukan hukumnya) maka dia terperosok dalam yang haram.” Padahal kalimat
yang tepat bukan menyatakan “pasti”, tapi “hampir-hampir” terperosok kepada yang haram.
Wallaahu’alam.

2. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw: “Apabila aku shalat semua yang fardhu
(yang wajib / shalat lima waktu) dan puasa pada bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal dan
mengharamkan yang haram dan tidak lebih dari itu, apakah aku bisa masuk surga?” Nabi Saw
menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)

3. Lautan airnya suci (untuk wudhu) dan bangkai ikannya halal (untuk dimakan). (HR. Bukhari)

4. Orang yang mengharamkan sesuatu yang halal serupa dengan orang yang menghalalkan
sesuatu yang haram. (HR. Asysyihaab)

5. Yang halal jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang kelam
(syubhat / kabur / samar-samar). (HR. Bukhari)

6. Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau tidak
ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau debunya). (HR. Abu Dawud)

7. Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan

1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-
Rabii’)
2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada
shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik
dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at. (HR. Ibnu Majah)

3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)

4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah
rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)

5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut
ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian
orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah)

6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama
terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )

7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke
surga. (HR. Muslim)

8. Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)

9. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya,
“Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-
majelis taklim.” (HR. Ath-Thabrani)

10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di tengah-tengah umatku wajib atas seorang ‘alim
menyebarkan ilmunya (yang benar). Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah,
para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya.
(HR.Ar-Rabii’)

11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada
hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)

12. Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti
oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari segala
sesuatu. (HR. Ad-Dailami)

13. Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu
Dawud)
14. Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum
yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab)

15. Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)

16. Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang
memberi fatwa. (HR. Ahmad)

17. Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah
menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)

18. Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa
dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)

19. Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal
perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)

20. Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang
tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya[1], serta penguasa yang adil. (HR.
Abu Dawud dan Aththusi)

21. Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan
mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang
mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu
pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)

22. Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia
mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga
(ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)

23. Maafkanlah dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang
penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala membimbing mereka apabila ada yang
tergelincir. (HR. Bukhari)

24. Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya
berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta.
(HR. Abu Na’im)

Catatan Kaki:

[1] Pengemban Al Qur’an dan ahlinya termasuk pembaca, penghafal, ahli tafsir, dan penegak
ajaran Al Qur’an.
Jaman

1. Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang
sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi
tidak bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka
bernazar (berjanji) tetapi tidak menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk. (HR. Tirmidzi)

2. Tiada datang kepadamu jaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk dari pada yang
sebelumnya sampai kamu berjumpa dengan Allah. (HR. Ahmad)

3. Jangan memaksa dirimu berjaga (tidak tidur) pada malam hari karena kamu tidak mampu
melakukannya. Bila seseorang mengantuk maka hendaklah dia tidur di tempat tidurnya sendiri
dan itu lebih aman. (HR. Ad-Dailami)

4. Pada hari Jum’at terdapat saat yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah sesuatu
kebaikan maka Allah akan memberinya, yaitu saat antara duduknya seorang imam (Khatib)
sampai usainya shalat. (HR. Muslim)

Dunia dan Segala Isinya

1. Barangsiapa pada pagi hari aman dalam kelompoknya, sehat tubuhnya, memiliki pangan
untuk seharinya, maka dia seolah-olah memperoleh dunia dengan segala isinya. (HR. Tirmidzi)

2. Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke
dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

3. Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di
bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah)

4. Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya Allah menjadikan kamu kholifah dan Allah
mengamati apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan dunia.
Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa bani Israil adalah godaan kaum wanita. (HR.
Ahmad)

5. Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana
orang-orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya, “Apakah
saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah
kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit
wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)

6. Demi Allah, bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila menimpa kalian, tetapi yang kutakuti
adalah bila dilapangkannya dunia bagimu sebagaimana pernah dilapangkan (dimudahkan) bagi
orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian saling berlomba sebagaimana mereka berlomba,
lalu kalian dibinasakan olehnya sebagaimana mereka dibinasakan. (HR. Ahmad)

7. Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, “Hai Muhammad, hiduplah sesukamu
namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan diganjar, dan
cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah,
kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan kehormatannya tergantung dari
ketidakbutuhannya kepada orang lain.” (HR. Ath-Thabrani)

8. Janganlah kalian mencaci-maki dunia. Dia adalah sebaik-baik kendaraan. Dengannya orang
dapat meraih kebaikan dan dapat selamat dari kejahatan. (HR. Ad-Dailami)

9. Sesungguhnya Allah melindungi hambaNya yang mukmin dari godaan dunia dan Allah juga
menyayanginya sebagaimana kamu melindungi orangmu yang sakit dan mencegahnya dari
makanan serta minuman yang kamu takuti akan mengganggu kesehatannya. (HR. Al Hakim dan
Ahmad)

Muamalah (Hubungan Kemasyarakatan)

1. Biarlah manusia saling memberi rezeki kepada yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi)

2. Apabila Allah menginginkan kemajuan dan kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah
memberi mereka karunia kemudahan dalam jual-beli dan kehormatan diri. Namun bila Allah
menginginkan bagi suatu kaum kemacetan dan kegagalan maka Allah membuka bagi mereka
pintu pengkhianatan. (HR. Ath-Thabrani)

3. Jangan kamu saling dengki dan iri dan jangan pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan
saling benci dan jangan saling bermusuhan serta jangan saling menawar lebih tinggi atas
penawaran yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah
saudara muslim lainnya dengan tidak menzhaliminya, tidak mengecewakannya, tidak
membohonginya dan tidak merendahkannya. Letak takwa ada di sini (Nabi Saw menunjuk ke
dada beliau sampai diulang tiga kali). Seorang patut dinilai buruk bila merendahkan saudaranya
yang muslim. Seorang muslim haram menumpahkan darah, merampas harta, dan menodai
kehormatan muslim lainnya. (HR. Muslim)

4. Pedagang yang jujur amanatnya kelak di hari kiamat bersama-sama para nabi, shiddiqin dan
para shuhada. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

5. Nabi Saw melarang menjual-beli uang muka (persekot). Artinya, memperjual belikan uang
muka. (HR. Abu Dawud)

6. Apabila terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli maka keputusan ada di tangan
penjual. Apakah pembeli menyetujuinya atau jual-beli batal. (HR. Abu Hanifah)
7. Barangsiapa menjual buah-buahan lalu buah-buahan itu rusak (busuk) maka dilarang
menerima uang penjualannya. Mengapa dia mengambil dengan tidak sah uang saudaranya
semuslim? (HR. Ibnu Majah)

8. Rasulullah Saw melarang orang menjual air. (Mutafaq’alaih)

Keterangan:

Yakni air yang bersumber dari sumber aslinya, seperti air hujan, mata air pegunungan, air
sungai, air laut, air danau, dan lain-lain. Seandainya ada orang yang hendak mengambil air ke
sumber-sumber air tersebut, maka siapapun tidak berhak untuk melarang atau pun menjual dan
menentukan harga airnya. Siapapun tidak ada yang boleh menguasai dan memonopoli sumber-
sumber air tersebut. Firman Allah, “Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk
kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan,
yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (Surat 16. AN NAHL – Ayat
10). Namun, seandainya air tersebut sudah di proses, misalnya yang semula masih kurang
hygenis, lalu diolah dan diproses menjadi air murni yang segar (seperti air dalam kemasan) yang
layak untuk diminum, maka boleh untuk dijual, karena orang atau perusahaan yang telah
memprosesnya tersebut telah mengeluarkan tenaga serta biaya juga. Wallaahu’alam.

9. Apabila seorang kehilangan atau kecurian barangnya kemudian ditemukan di tangan


seseorang maka orang itu (yang kehilangan) lebih berhak memiliki kembali barangnya. Adapun
orang yang membeli barang tersebut hendaknya menuntut pengembalian uangnya dari penjual
barang tersebut. (HR. Ibnu Majah)

10. Tidak boleh menjual buah-buahan sampai terbukti benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi)

11. Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang
mudah dan penagihan yang mudah. (HR. Ath-Thahawi)

12. Rasulullah Saw melarang penjualan karena terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak
kebutuhan) dan melarang penjualan dengan pemalsuan (penipuan). (HR. Mashabih Assunnah)

13. Tidak sah perceraian, penjualan atau pembelian yang dilakukan orang gila. (HR. Abu Hanifah)

14. Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :”Aku yang ketiga (bersama) dua orang yang
berserikat dalam usaha (dagang) selama yang seorang tidak berkhianat (curang) kepada yang
lainnya. Apabila berlaku curang maka Aku ke luar dari mereka.” (Abu Dawud)

15. Orang yang mendatangkan barang dagangan (impor) untuk dijual selalu akan memperoleh
rezeki dan orang yang menimbun barang akan dikutuk Allah. (HR. Ibnu Majah dan Aththusi)
16. Barangsiapa menimbun bahan pangan kebutuhan kaum muslimin maka Allah akan
menimpanya dengan kebangkrutan dan penyakit lepra. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

17. Rasulullah Saw memutuskan untuk mendahulukan penyelesaian hutang sebelum


melaksanakan wasiat. (HR. Al Hakim)

Keterangan:

Hadits ini merupakan petunjuk bagaimana tata urutan menunaikan harta warisan ketika
seseorang meninggal dunia. Maka yang pertama adalah pembayaran hutang, lalu menunaikan
wasiat, kemudian baru sisa harta warisan yang ada dibagikan kepada ahli waris.

18. Berhati-hatilah dalam berhutang. Sesungguhnya berhutang itu suatu kesedihan pada malam
hari dan kerendahan diri (kehinaan) di siang hari. (HR. Ibnu Babawih dan Al-Baihaqi)

19. Orang kaya yang menunda-nunda (mengulur-ulurkan waktu) pembayaran hutangnya adalah
kezaliman. (HR. Bukhari)

20. Roh seorang mukmin masih terkatung-katung (sesudah wafatnya) sampai hutangnya di
dunia dilunasi. (HR. Ahmad)

21. Barangsiapa mengambil harta orang-orang untuk disampaikannya (kepada yang berhak)
maka Allah akan menyampaikannya dan barangsiapa mengambilnya dengan maksud
merusaknya maka Allah akan merusak orang itu. (HR. Bukhari)

22. Jangan menimbulkan ketakutan pada dirimu sendiri sesudah terasa olehmu keamanan
(ketentraman). Para sahabat bertanya, “Apa yang menimbulkan ketakutan itu, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Hutang.” (HR. Ahmad)

23. Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik dalam membayar hutangnya. (HR. Bukhari)

24. Seorang hamba muslim yang membayar hutang saudaranya maka Allah akan melepaskan
ikatan penggadaiannya pada hari kiamat. (HR. Mashabih Assunnah)

25. Hutang adalah bendera Allah di muka bumi. Apabila Allah hendak menghinakan seorang
hamba maka diikatkan ke lehernya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

26. Waspadalah dan hindarilah do’a orang yang dalam kesulitan untuk membayar kembali
hutangnya. (HR. Ad-Dailami)

27. Berlakulah lunak dan saling mengasihi. Hendaklah kamu saling mengalah terhadap yang lain.
Apabila orang yang punya hak mengetahui kebaikan yang akan diperolehnya disebabkan
menunda tuntutannya atas haknya pasti orang yang punya tuntutan atas haknya akan lari
menjauhi orang yang dituntutnya. (HR. Bukhari)

28. Apabila seorang menghutangi orang lain maka janganlah mengambil suatu kelebihan
(komisi). (HR. Ahmad)

29. Barangsiapa mengangkat senjata terhadap kami tidaklah dia dari golongan kami dan
barangsiapa menipu kami maka dia bukan dari golongan kami. (HR. Bukhari)

30. Unta yang digadaikan boleh ditunggangi karena dikeluarkan biaya pemeliharaannya dan
susunya boleh diminum oleh orang yang menyimpan unta tersebut. (HR. Bukhari)

31. Seorang laki-laki yang menzinai wanita merdeka atau budak maka anaknya adalah anak zina.
Dia tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh laki-laki tersebut. (HR. Tirmidzi)

32. Pembunuh tidak bisa menerima warisan dari orang yang dibunuhnya. (HR. Tirmidzi)

33. Seorang kafir tidak boleh mewarisi harta orang muslim dan orang muslim pun tidak boleh
mewarisi harta orang kafir. (HR. Bukhari)

34. Apabila kamu menimbang hendaklah ditepati. (HR. Ibnu Majah)

35. Barangsiapa menanami lahan orang lain tanpa ijin dari pemiliknya maka baginya
pengembalian biaya penanaman dan tidak mendapat bagian dari hasil tanaman. (HR. Ahmad)

36. Pemilik hak berhak pula berbicara agak keras (misalnya terhadap yang berhutang). (HR.
Bukhari dan Muslim)

37. Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di
padang rumput yang tidak bertuan), dan api. (HR. Abu Dawud)

Menunaikan Amanat

1. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat


terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

2. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang yang
tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami)

3. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa memegang
amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)
4. Apa yang dibicarakan dan terjadi dalam majelis-majelis (rapat atau pertemuan) harus dijaga
dan dipelihara sebagai amanat. (HR. Abu Dawud)

Kemiskinan

1. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir
(miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun[1] sebelum orang-orang kaya
memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

3. Kesengsaraan yang paling sengsara ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat. (HR. Ath-
Thabrani dan Asysyihaab)

4. Balasan amal dari seorang miskin terhadap orang kaya ialah kesetiaan (keikhlasan) dan doa.
(HR. Abu Dawud)

5. Kasihanilah tiga golongan orang yaitu orang kaya dalam kaumnya lalu melarat, seorang yang
semula mulia (terhormat dalam kaumnya) lalu terhina, dan seorang ‘alim yang dipermainkan
(diperolok-olok) oleh orang-orang yang dungu dan jahil. (HR. Asysyihaab)

6. Hampir saja kemiskinan (kemiskinan jiwa dan hati) berubah menjadi kekufuran. (HR. Ath-
Thabrani)

Catatan Kaki:

[1] Lima ratus tahun adalah setengah hari di surga karena sehari di sisi Allah sama dengan
seribu tahun di dunia. Wallaahu’alam.

Harta dan Kekayaan

1. Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang


sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati). (HR. Abu Ya’la)

2. Setiap orang lebih berhak atas harta miliknya daripada ayahnya atau anaknya dan segenap
manusia. (HR. Al-Baihaqi)

3. Harta kekayaan adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah. (HR.
Ad-Dailami)
4. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi
orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa: “Ya
Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).”
(Mutafaq’alaih)

5. Harta yang dizakati tidak akan susut (berkurang). (HR. Muslim)

6. Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-
Thabrani)

7. Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (HR.
Aththusi)

8. Anak Adam berkata: “Hartaku… hartaku…” Nabi Saw bersabda: “Adakah hartamu, hai anak
Adam kecuali yang telah kamu belanjakan untuk makan atau membeli sandang lalu kumal, atau
sedekahkan lalu kamu tinggalkan.” (HR. Muslim)

9. Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu
Dawud)

10. Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah
harta-benda. (HR. Tirmidzi)

11. Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang
diperolehnya halal atau haram. (HR. Bukhari)

12. Wahai ‘Amru, alangkah baiknya harta yang sholeh di tangan orang yang sholeh. (HR. Ahmad)

13. Pada akhir jaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama
dan urusan dunianya. (HR. Ath-Thabrani)

14. Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh
harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari)

15. Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi
mereka api neraka pada hari kiamat. (HR. Bukhari)

16. Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah.
Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang
memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah
maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa
pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud)
17. Sesungguhnya uang dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang sebelum kamu
dan di masa yang akan datang pun akan membinasakan. (HR. Ath-Thabrani)

18. Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu minta maka pergunakanlah (makanlah) dan
sedekahkanlah sebagiannya. (HR. Muslim)

19. Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan
memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor). (HR. Al-Baihaqi)

Mata Pencaharian dan Hasil Kerja

1. Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat,
puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

2. Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak
akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa
kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat,
janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi
Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim)

3. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan
seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

4. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya
pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)

5. Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala
shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari
nafkah. (HR. Ath-Thabrani)

6. Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari
rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)

7. Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas
dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan
nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang
terkadang diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq’alaih)

8. Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari)
9. Apabila dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. (HR. Al-
Baihaqi)

Keterangan:

Yakni senantiasa bersungguh-sungguh dan konsentrasi di bidang usaha tersebut, serta jangan
suka berpindah-pindah ke pintu-pintu rezeki lain atau berpindah-pindah usaha karena di
khawatirkan pintu rezeki yang sudah jelas dibukakan tersebut menjadi hilang dari genggaman
karena kesibukkan nya mengurus usaha yang lain. Seandainya memang mampu maka hal
tersebut tidak mengapa.

10. Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari
rezeki. (HR. Ath-Thabrani)

11. Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya
pada pagi hari terdapat barokah dan keberuntungan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)

12. Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). (HR. Ahmad)

13. Barangsiapa menghidupkan lahan mati maka lahan itu untuk dia. (HR. Abu Dawud dan
Aththusi)

Keterangan:

Hal tersebut khusus untuk lahan atau tanah kosong yang tidak ada pemiliknya. Jika lahan atau
tanah kosong tersebut ada pemiliknya maka tidak boleh diambil dengan jalan yang bathil.

14. Carilah rezeki di perut bumi. (HR. Abu Ya’la)

15. Pengangguran menyebabkan hati keras (keji dan membeku). (HR. Asysyihaab)

16. Allah memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya
serta ambisinya. (HR. Aththusi)

17. Mata pencaharian paling afdhol adalah berjualan dengan penuh kebajikan dan dari hasil
keterampilan tangan. (HR. Al-Bazzar dan Ahmad)

18. Sebaik-baik mata pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia
jujur (ikhlas). (HR. Ahmad)
Jihad dan Perang

1. Aku menginginkan berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh, dihidupkan lagi dan mati lagi,
lalu dihidupkan lagi. (HR. Bukhari)

2. Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api
neraka. (HR. Bukhari)

3. Berjaga-jaga satu malam dalam perang fisabilillah lebih afdhol dari seribu malam dishalati
malam harinya dan dipuasai siang harinya. (HR. Al Hakim)

4. Tidak ada hijrah lagi sesudah fathu Mekah selain jihad, niat, dan apabila diserukan berangkat
(pergi berperang) maka berangkatlah. (HR. Bukhari)

5. Puncak persoalan adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam) maka dia selamat.
Tiangnya Islam adalah shalat dan atapnya adalah jihad (perjuangan). Yang dapat mencapainya
hanya orang yang paling utama di antara mereka. (HR. Ath-Thabrani)

6. Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lidahmu. (HR. An-Nasaa’i)

7. Manusia yang paling dekat derajatnya kepada derajat kenabian ialah para mujahidin dan
ilmuwan (cendekiawan) karena kaum mujahidin melaksanakan ajaran para rasul dan ilmuwan
membimbing manusia untuk melaksanakan ajaran nabi-nabi. (HR. Ad-Dailami)

8. Tiada setetes yang lebih disukai Allah ‘Azza wajalla daripada setetes darah di jalan Allah. (HR.
Ath-Thahawi)

9. Barangsiapa memberi perlengkapan bagi seorang yang berperang di jalan Allah maka dia
terhitung ikut berperang dan barangsiapa ikut memenuhi kebutuhan keluarga (menyantuni)
orang yang berperang maka dia terhitung ikut berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari)

10. Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh.
Mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka bersabarlah
(yakni sabar menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka). Ketahuilah, surga terletak
di bawah bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari)

11. Rasulullah Saw bila melepas pasukan yang akan pergi berperang (tanpa disertainya)
berpesan: “Dengan nama Allah, dengan disertai Allah, di jalan Allah dan atas sunah Rasulullah.
Janganlah kamu berlebihan mengambil barang rampasan tanpa seijin pimpinan pasukan.
Janganlah kamu berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme (menganiaya) terhadap musuh.
Jangan membunuh anak-anak, wanita-wanita dan laki-laki yang telah tua.” (HR. Ath-Thabrani dan
Abu Dawud)
12. Rasulullah Saw mengikutsertakan kaum wanita dalam peperangan. Mereka mengobati orang
yang terluka. Rasulullah tidak pernah memberi mereka bagian dari harta rampasan tetapi
memberi mereka dari kelebihan (sisa) pembagian. (HR. Muslim)

13. Perang adalah tipu daya. (HR. Bukhari)

14. Kalau kamu melakukan perdagangan dengan riba, hanya menjadi peternak-peternak dan
senang hanya dengan bertani saja dan meninggalkan jihad (perjuangan) maka Allah akan
menimpakan kehinaan atasmu. Kamu tidak dapat mencabut kehinaan itu sehingga kamu
kembali kepada Ad Dienmu. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

15. Ada tiga hal yang menyebabkan tidak bergunanya seluruh amalan, yaitu: syirik kepada Allah,
durhaka kepada orang tua, dan lari menghindari pertempuran (dalam perang fisabilillah) (HR.
Ath-Thabrani)

16. Suatu kaum yang meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan kepada mereka azab. (HR.
Ath-Thabrani)

17. Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang
terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Itu untuk si pembunuh, lalu
bagaimana tentang yang terbunuh?” Nabi Saw menjawab, “Yang terbunuh juga berusaha
membunuh kawannya.” (HR. Bukhari)

Penjelasan:

Yang terbunuh berusaha membunuh tetapi kedahuluan terbunuh.

18. Rasulullah Saw melarang penyebaran racun (wabah penyakit / virus / senjata kimia) di negeri
musuh. (HR. Ath-Thahawi)

19. Saling berpesanlah untuk memperlakukan para tawanan dengan baik. (HR. Ath-Thabrani)

20. Kami tidak menggunakan bantuan kaum musyrikin untuk memerangi kaum musyrikin. (HR.
Ahmad)

21. Orang yang pergi berperang di jalan Allah dan yang pergi untuk menunaikan haji atau umroh
adalah tamu-tamu Allah. Allah menyerukan kepada mereka, dan mereka menyambutnya dan
mereka memohon kepada-Nya, lalu Allah mengabulkan permohonan mereka. (HR. Ibnu Majah).

22. Barangsiapa menolak ketaatan (membangkang) dan meninggalkan jama’ah lalu mati maka
matinya jahiliyah, dan barangsiapa berperang di bawah panji (bendera) nasionalisme
(kebangsaan atau kesukuan) yang menyeru kepada fanatisme atau bersikap marah (emosi)
karena mempertahankan fanatisme (golongan) lalu terbunuh maka tewasnya pun jahiliyah. (HR.
An-Nasaa’i)

Penjelasan:

Asysyathibi memberi definisi tentang yang dimaksud jama’ah, yaitu: 1. Orang-orang Islam yang
berhimpun dalam satu urusan.

2. Mayoritas orang-orang Islam

3. Kumpulan ulama mujtahidin.

4. Jama’atul muslimin jika berhimpun di bawah komando seorang amir (pemimpin).

5. Para sahabat yang diridhoi Allah dan tentu pada kondisi yang khusus. Suatu jama’ah akan
terbentuk bila ada musyawarah.

Hakim dan Kehakiman

1. Hakim terdiri dari tiga golongan. Dua golongan hakim masuk neraka dan segolongan hakim
lagi masuk surga. Yang masuk surga ialah yang mengetahui kebenaran hukum dan mengadili
dengan hukum tersebut. Bila seorang hakim mengetahui yang haq tapi tidak mengadili dengan
hukum tersebut, bahkan bertindak zalim dalam memutuskan perkara, maka dia masuk neraka.
Yang segolongan lagi hakim yang bodoh, yang tidak mengetahui yang haq dan memutuskan
perkara berdasarkan kebodohannya, maka dia juga masuk neraka. (HR. Abu Dawud dan Ath-
Thahawi)

2. Lidah seorang hakim berada di antara dua bara api sehingga dia menuju surga atau neraka.
(HR. Abu Na’im dan Ad-Dailami)

3. Barangsiapa diangkat menjadi hakim maka dia telah disembelih tanpa menggunakan pisau.
(HR. Abu Dawud)

4. Allah beserta seorang hakim selama dia tidak menzalimi. Bila dia berbuat zalim maka Allah
akan menjauhinya dan setanlah yang selalu mendampinginya. (HR. Tirmidzi)

5. Bila seorang hakim mengupayakan hukum (dengan jujur) dan keputusannya benar, maka dia
akan memperoleh dua pahala. Tetapi bila keputusannya salah maka dia akan memperoleh satu
pahala. (HR. Bukhari)

6. Janganlah hendaknya seorang wanita menjadi hakim yang mengadili urusan masyarakat
umum. (HR. Ad-Dailami)
7. Salah satu dosa paling besar ialah kesaksian palsu. (HR. Bukhari)

8. Rasulullah Saw bersabda : “Disejajarkan kesaksian palsu dengan bersyirik kepada Allah.”
Beliau mengulang-ulang sabdanya itu sampai tiga kali. (Mashabih Assunnah)

9. Nabi Saw mengadili dengan sumpah dan saksi. (HR. Muslim)

10. Maukah aku beritahukan saksi yang paling baik? Yaitu yang datang memberi kesaksian
sebelum dimintai kesaksiannya. (HR. Muslim)

11. Pria paling dibenci Allah ialah orang yang bermusuhan dengan sengit. (HR. Bukhari)

12. Janganlah hendaknya seorang hakim mengadili antara dua orang dalam keadaan marah.
(HR. Muslim)

13. Tidak halal darah (dihukum mati) seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga sebab.
Pertama, duda atau janda yang berzina (juga suami atau isteri). Kedua, hukuman pembalasan
karena menghilangkan nyawa orang lain (Qishas), dan ketiga, yang murtad dari Islam dan
meninggalkan jama’ah. (HR. Bukhari)

14. Rasulullah Saw pernah memenjarakan seseorang karena suatu tuduhan kemudian
dibebaskannya. (HR. An-Nasaa’i)

15. Sesungguhnya aku mengadili dan memutuskan perkara antara kalian dengan bukti-bukti dan
sumpah-sumpah. Sebagian kamu lebih pandai mengemukakan alasan dari yang lain. Siapapun
yang aku putuskan memperoleh harta sengketa yang ternyata milik orang lain (saudaranya),
sesungguhnya aku putuskan baginya potongan api neraka. (HR. Aththusi)

16. Seorang wanita di jaman Rasulullah Saw sesudah fathu Mekah telah mencuri. Lalu Rasulullah
memerintahkan agar tangan wanita itu dipotong. Usamah bin Zaid menemui Rasulullah untuk
meminta keringanan hukuman bagi wanita tersebut. Mendengar penuturan Usamah, wajah
Rasulullah langsung berubah. Beliau lalu bersabda : “Apakah kamu akan minta pertolongan
(mensyafa’ati) untuk melanggar hukum-hukum Allah Azza Wajalla?” Usamah lalu menjawab,
“Mohonkan ampunan Allah untukku, ya Rasulullah.” Pada sore harinya Nabi Saw berkhotbah
setelah terlebih dulu memuji dan bersyukur kepada Allah. Inilah sabdanya : “Amma ba’du.
Orang-orang sebelum kamu telah binasa disebabkan bila seorang bangsawan mencuri dibiarkan
(tanpa hukuman), tetapi jika yang mencuri seorang awam (lemah) maka dia ditindak dengan
hukuman. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Apabila Fatimah binti Muhammad mencuri
maka aku pun akan memotong tangannya.” Setelah bersabda begitu beliau pun kembali
menyuruh memotong tangan wanita yang mencuri itu. (HR. Bukhari)

17. Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu
mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan
keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)
18. Kami bersama Rasulullah Saw dalam suatu majelis. Rasulullah bersabda :”Berbai’atlah kamu
untuk tidak syirik kepada Allah dengan sesuatu apapun, tidak berzina, tidak mencuri, dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan (alasan) yang benar.
Barangsiapa menepatinya maka baginya pahala di sisi Allah dan barangsiapa yang melanggar
sesuatu dari perkara-perkara itu maka dia dihukum dan itulah tebusannya (kafarat). Namun
barangsiapa yang melanggar perkara-perkara itu dan dirahasiakan oleh Allah maka
persoalannya adalah di tangan Allah. Bila Dia menghendaki maka akan diampuniNya atau
disiksaNya (di akhirat).” (HR. Muslim)

19. Hindarkanlah tindakan hukuman terhadap seorang muslim sedapat mungkin karena
sesungguhnya lebih baik bagi penguasa bertindak salah karena membebaskannya daripada
salah karena menjatuhkan hukuman. (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

20. Barangsiapa menjauhi kehidupannya sebagai badui maka dia mengisolir dirinya, dan
barangsiapa yang mengikuti perburuan maka dia akan lengah dan lalai. Barangsiapa yang
mendatangi pintu-pintu penguasa maka dia akan terkena fitnah. Ketahuilah, seorang yang makin
mendekatkan dirinya kepada penguasa akan bertambah jauh dari Allah. (HR. Abu Dawud dan
Ahmad)

Kepemimpinan, Keadilan, dan Politik

1. Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka. (HR. Abu Na’im)

2. Tidak akan sukses suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpin. (HR.
Bukhari)

3. Barangsiapa menghina penguasa Allah di muka bumi maka Allah akan menghinanya. (HR.
Tirmidzi)

4. Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, “Wahai Abdurrahman bin
Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu
maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka
kamu akan ditolong mengatasinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin
mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan
peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika
Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin
mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani
hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)

6. Kami tidak mengangkat orang yang berambisi berkedudukan. (HR. Muslim)


7. Ada tiga perkara yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu (i) Seorang penguasa bila
kamu berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu berbuat kesalahan dia
tidak mengampuni; (2) Tetangga, bila melihat kebaikanmu dia pendam (dirahasiakan / diam saja)
tapi bila melihat keburukanmu dia sebarluaskan; (3) Isteri bila berkumpul dia mengganggumu
(diantaranya dengan ucapan dan perbuatan yang menyakiti) dan bila kamu pergi (tidak di
tempat) dia akan mengkhianatimu. (HR. Ath-Thabrani)

8. Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR.
Ahmad)

9. Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka


memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka
melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani)

l0. Jabatan (kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan


(kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)

Keterangan:

Hal tersebut karena dia menyalah gunakan jabatannya dengan berbuat yang zhalim dan menipu
(korupsi dll).

11. Aku mendengar Rasulullah Saw memprihatinkan umatnya dalam enam perkara: (1)
diangkatnya anak-anak sebagai pemimpin (penguasa); (2) terlampau banyak petugas keamanan;
(3) main suap dalam urusan hukum; (4) pemutusan silaturahmi dan meremehkan pembunuhan;
(5) generasi baru yang menjadikan Al Qur’an sebagai nyanyian; (6) Mereka mendahulukan atau
mengutamakan seorang yang bukan paling mengerti fiqih dan bukan pula yang paling besar
berjasa tapi hanya orang yang berseni sastra lah. (HR. Ahmad)

12. Barangsiapa diserahi kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani
kaum lemah dan orang yang membutuhkannya maka Allah tidak akan mengindahkannya pada
hari kiamat. (HR. Ahmad)

13. Khianat paling besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya. (HR. Ath-
Thabrani)

14. Menyuap dalam urusan hukum adalah kufur. (HR. Ath-Thabrani dan Ar-Rabii’)

15. Barangsiapa tidak menyukai sesuatu dari tindakan penguasa maka hendaklah bersabar.
Sesungguhnya orang yang meninggalkan (membelot) jamaah walaupun hanya sejengkal maka
wafatnya tergolong jahiliyah. (HR. Bukhari dan Muslim)
16. Jangan bersilang sengketa. Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu bersilang sengketa
(cekcok, bermusuh-musuhan) lalu mereka binasa. (HR. Ahmad)

17. Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu
tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang
mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad)

18. Kaum muslimin kompak bersatu menghadapi yang lain. (HR. Asysyihaab)

19. Kekuatan Allah beserta jama’ah (seluruh umat). Barangsiapa membelot maka dia membelot
ke neraka. (HR. Tirmidzi)

20. Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang
imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam
keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan
bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung
jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya.
(HR. Bukhari dan Muslim)

21. Barangsiapa membaiat seorang imam (pemimpin) dan telah memberinya buah hatinya dan
jabatan tangannya maka hendaklah dia taat sepenuhnya sedapat mungkin. (HR. Muslim)

22. Akan terlepas (kelak) ikatan (kekuatan) Islam, ikatan demi ikatan. Setiap kali terlepas satu
ikatan maka orang-orang akan berpegangan kepada yang lainnya. Yang pertama kali terlepas
ialah hukum dan yang terakhir adalah shalat. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

23. Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat (kepada pemimpinmu), dalam masa
kesenangan (kemudahan dan kelapangan), dalam kesulitan dan kesempitan, dalam kegiatanmu
dan di saat mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun keadaan itu merugikan
kepentinganmu. (HR. Muslim dan An-Nasaa’i)

24. Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Karena itu jika terjadi
perselisihan maka ikutilah suara terbanyak. (HR. Anas bin Malik)

25. Dua orang lebih baik dari seorang dan tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang
lebih baik dari tiga orang. Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah Azza wajalla tidak
akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk (hidayah) (HR. Abu Dawud)

Fitnah

1. Umatku ini dirahmati Allah dan tidak akan disiksa di akhirat, tetapi siksaan terhadap mereka di
dunia berupa fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan dan musibah-musibah. (HR. Abu Dawud)
2. Fitnah itu sedang tidur (reda) dan laknat Allah terhadap orang yang membangkitkannya. (HR.
Ar-Rafii).

3. Rasulullah Saw melarang penjualan senjata di kala berjangkitnya fitnah. (HR. Ath-Thabrani)

4. Jangan mendekati fitnah jika sedang membara dan jangan menghadapinya bila sedang timbul,
bersabarlah bila fitnah datang menimpa. (HR. Ath-Thabrani)

5. Jika kamu berbicara (menyampaikan ucapan) tentang sesuatu perkara kepada suatu kaum
padahal perkara itu tidak terjangkau (tidak dipahami) oleh akal pikiran mereka, niscaya akan
membawa fitnah di kalangan mereka. (HR. Muslim)

Bahaya Bersumpah

1. Jangan bersumpah kecuali dengan nama Allah. Barangsiapa bersumpah dengan nama Allah,
dia harus jujur (benar). Barangsiapa disumpah dengan nama Allah ia harus rela (setuju). Kalau
tidak rela (tidak setuju) niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah. (HR. Ibnu Majah dan Aththusi)

2. Barangsiapa merampas hak orang muslim (dari) hasil sumpahnya maka Allah mengharamkan
baginya masuk surga dan mewajibkannya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
meskipun barang itu sedikit?” Nabi menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu yang
dipakai untuk siwak/gosok gigi).” (HR. Muslim)

3. Sumpah dengan maksud melariskan dagangan adalah penghapus barokah. (HR. Bukhari dan
Muslim)

4. Barangsiapa bersumpah tidak dengan (menyebut) nama Allah maka dia telah berbuat syirik
(menyekutukan Allah). (HR. Ad-Dailami)

Kenikmatan

1. Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu
senggang (Artinya, saat-saat sehat dan waktu senggang / luang orang sering menggunakannya
untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan terlarang). (HR. Bukhari)

2. Membesarnya kenikmatan Allah bagi seseorang adalah bertambah banyaknya kebutuhan


orang kepadanya (banyak dibutuhkan orang). Tetapi barangsiapa enggan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan orang-orang itu maka dia telah membiarkan kenikmatan itu lenyap. (HR. Al-Baihaqi)

3. Mohonlah kepada Allah kesehatan (keselamatan). Sesungguhnya karunia yang lebih baik
sesudah keimanan adalah kesehatan (keselamatan). (HR. Ibnu Majah)
4. Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada hambaNya maka Allah suka agar
kenikmatanNya itu tampak pada diri (hamba) Nya. (HR. Ath-Thabrani)

5. Yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba dari

kenikmatan-kenikmatan Allah kelak pada hari kiamat ialah ucapan, “Bukankah telah Kami
berikan kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air minum yang sejuk?” (HR. Tirmidzi)

Rahmat Allah

1. Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih
sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR.
Bukhari)

2. Allah Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): “RahmatKu mendahului murkaKu.” (HR. Muslim)

3. Tiada dicabut rahmat kecuali dari (hati) seorang pendurhaka. (HR. Abu Dawud)

4. Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan tidak
disayangi Allah. (HR. Bukhari)

5. Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada
hari kesulitan. (HR. Ath-Thabrani)

6. Pengampunan Allah lebih besar dari dosamu. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

7. Allah Azza Wajalla merahasiakan dosa hambanya di dunia dan merahasiakannya pula di
akhirat. (HR. Muslim).

8. Seorang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Allah Ta’ala. Karena itu
bertindaklah yang lurus (baik dan benar). (HR. Muslim)

Yang Berhak Mendapat Syafa’at

1. Sesungguhnya syafa’atku diperuntukkan bagi umatku yang sama sekali tidak berbuat syirik
kepada Allah. (HR. Ahmad)

2. Syafa’atku adalah bagi pelaku-pelaku dosa-dosa besar (kabair) dari kalangan umatku. (HR.
Tirmidzi)
3. Pada hari kiamat ada tiga golongan manusia yang dapat memberi syafa’at yaitu para nabi,
para ulama dan para syuhada. (HR. Ahmad)

Perihal Mesjid

1. Semua lahan adalah mesjid, kecuali kuburan dan tempat pemandian. (HR. Ahmad)

2. Rasulullah Saw menyuruh kita membangun masjid-masjid di daerah-daerah dan agar masjid-
masjid itu dipelihara kebersihan dan keharumannya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

3. Aku tidak menyuruh kamu membangun masjid untuk kemewahan (keindahan) sebagaimana
yang dilakukan kaum Yahudi dan Nasrani. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)

4. Janganlah menjadikan kuburanku sebagai tempat pemujaan berhala. Allah melaknat suatu
kaum yang menjadikan kuburan-kuburan para nabi sebagai masjid-masjid. (HR. Bukhari dan Abu
Ya’la)

5. Mimbarku (terletak) di tepi jalur menuju surga. Antara mimbarku dan kamarku adalah taman
dari taman-taman surga. (HR. Ahmad)

6. Tidak dibenarkan ziarah (kunjungan) ke masjid-masjid kecuali pada ketiga masjid, yaitu
masjidil Haram (Mekah), masjidil Aqsha (Baitul Maqdis), dan masjidku ini (Madinah). (HR. Bukhari
dan Muslim)

7. Shalat di masjidku ini lebih afdol (utama) dari seribu shalat di masjid-masjid lainnya, kecuali
masjidil Haram, dan shalat di masjidil Haram lebih afdol (utama) dari seratus shalat di masjidku
ini. (HR. Ahmad)

8. Apabila seorang mengantuk saat shalat Jum’at di masjid maka hendaklah pindah tempat
duduknya ke tempat duduk lainnya. (HR. Al Hakim dan Al-Baihaqi)

9. Bila seorang masuk ke masjid hendaklah shalat (sunnat) dua rakaat sebelum duduk. (HR.
Ahmad)

10. Apabila seorang isteri minta ijin suaminya untuk pergi ke masjid maka janganlah sang suami
melarangnya. (HR. Bukhari)

11. Sebaik-baik masjid (tempat bersujud) untuk wanita ialah dalam rumahnya sendiri. (HR. Al-
Baihaqi dan Asysyihaab)

12. Tidak ada shalat bagi tetangga masjid, selain dalam masjid. (HR. Adarqathani)
13. Apabila kamu melihat orang yang terbiasa masuk masjid maka saksikanlah bahwa dia
beriman karena sesungguhnya Allah telah berfirman dalam surat At taubah ayat 18: “Hanyalah
yang memakmurkan masjid-masjid Allah lah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah. Maka mereka lah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

14. Beritakanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan kaki di malam gelap-gulita
menuju masjid bahwa bagi mereka cahaya yang terang-benderang di hari kiamat. (HR. Al Hakim
dan Tirmidzi)

15. Barangsiapa membangun untuk Allah sebuah masjid (mushola) walaupun sebesar kandang
unggas (rumah gubuk) maka Allah akan membangun baginya rumah di surga. (HR. Asysyihaab
dan Al Bazzar)

16. Nabi Saw bertanya kepada malaikat Jibril As, “Wahai Jibril, tempat manakah yang paling
disenangi Allah?” Jibril As menjawab, “Masjid-masjid dan yang paling disenangi ialah orang yang
pertama masuk dan yang terakhir ke luar meninggalkannya.” Nabi Saw bertanya lagi,” Tempat
manakah yang paling tidak disukai oleh Allah Ta’ala?” Jibril menjawab, “Pasar-pasar dan orang-
orang yang paling dahulu memasukinya dan paling akhir

meninggalkannya.” (HR. Muslim)

Keutamaan Takwa

1. Barangsiapa mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dengan ikhlas, masuk surga. Para sahabat
bertanya, “Apa keikhlasannya, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Memagarinya
(melindunginya) dari segala apa yang diharamkan Allah.” (HR. Ath-Thabrani)

2. Tiap orang yang bertakwa termasuk keluarga Muhammad (umat Muhammad). (HR. Ath-
Thabrani dan Al-Baihaqi)

3. Kemuliaan dunia adalah kekayaan dan kemuliaan akhirat adalah ketakwaan. Kamu, baik laki-
laki maupun perempuan, kemuliaanmu adalah kekayaanmu, keutamaanmu adalah
ketakwaanmu, kedudukanmu adalah akhlakmu dan (kebanggaan) keturunanmu adalah amal
perbuatanmu. (HR. Ad-Dailami)

4. Rasulullah Saw ditanya tentang sebab-sebab paling banyak yang memasukkan manusia ke
surga. Beliau menjawab, “Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik.” Beliau ditanya lagi,
“Apa penyebab banyaknya manusia masuk neraka?” Rasulullah Saw menjawab, “Mulut dan
kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
5. Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan
perbuatan baik, niscaya menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang luhur.
(HR. Tirmidzi)

6. Tiadalah kamu beriman sehingga perilaku hawa nafsumu sesuai dengan tuntunan ajaran yang
aku bawa. (HR. Ath-Thabrani)

7. Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan berjihadlah di
jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan berzikirlah kepada Allah serta
membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di
langit. Kuncilah lidah kecuali untuk segala hal yang baik. Dengan demikian kamu dapat
mengalahkan setan. (HR. Ath-Thabrani)

8. Cukup berdosa orang yang jika diingatkan agar bertakwa kepada Allah, dia marah. (HR. Ath-
Thabrani)

Keutamaan Ta’at Kepada Allah

1. Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah. (HR. Ad-
Dailami dan Al Qodho’i)

2. Di antara wahyu Allah kepada nabi Dawud As : “Tiada seorang hamba yang taat kepada-Ku
melainkan Aku memberinya sebelum dia minta, dan mengabulkan permohonannya sebelum dia
berdoa, dan mengampuni dosanya sebelum dia mohon pengampunan (istighfar).” (HR. Ad-
Dailami)

3. Semua umatku masuk surga kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para
sahabat bertanya, “Siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab,
“Orang yang menentang (perintah dan larangan)ku adalah orang yang menolak masuk surga.”
(HR. Bukhari)

4. Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan apa yang memurkakan Allah, maka orang-
orang yang tadinya memuji akan berobah mencelanya. Namun barangsiapa mengutamakan
ketaatan kepada Allah, meskipun berakibat orang-orang menjadi marah kepadanya maka
cukuplah Allah yang menjadi penolong dan pembelanya dalam menghadapi permusuhan tiap
musuh, kedengkian tiap pendengki dan kezaliman tiap orang zalim. (HR. Aththusi)

5. Apa yang aku larang jauhilah dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah sampai batas
kemampuanmu. Sesungguhnya Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu
disebabkan terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR. Bukhari)

6. Tidak ada ketaatan kepada orang yang tidak taat kepada Allah. (Abu Ya’la)
7. Ketaatan hanya untuk perbuatan makruf. (HR. Bukhari)

8. Tiada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Pencipta (Allah). (HR. Ahmad dan Al
Hakim)

9. Sebaik-baik pemimpin adalah yang kamu cintai dan mereka mencintaimu. Kamu mendoakan
mereka dan mereka mendoakanmu. Sejahat-jahat pemimpin adalah yang kamu benci dan
mereka membencimu. Kamu kutuk mereka dan mereka mengutukmu. Para sahabat bertanya,
“Tidakkah kami mengangkat senjata terhadap mereka?” Nabi Saw menjawab, “Jangan, selama
mereka mendirikan shalat. Jika kamu lihat perkara-perkara yang tidak kamu senangi maka
bencimu terhadap amal perbuatannya dan jangan membatalkan ketaatanmu kepada mereka.”
(HR. Muslim)

Keutamaan Ikhlas

1. Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci
karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)

2. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan
maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati
yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling
bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)

3. Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka
Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka
kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka
Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga
Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya.
(HR. Ath-Thabrani)

4. Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan


hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah
akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)

5. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal
(kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa
senang).” Rasulullah Saw berkata, “Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala
terang-terangan.” (HR. Tirmidzi)

6. Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, “Loyalitas kepada siapa,
ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur’an), kepada
rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam.” (HR. Muslim)

Penjelasan:
Artinya, patuh dan taat kepada penguasa dan pemerintahan (muslim) dan setia kepada rakyat
dengan tidak merugikan mereka atau mengambil (mengurangi) hak mereka.

Akibat Berbuat Maksiat

1. Janganlah memandang kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu
durhakai. (HR. Aththusi)

2. Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia
mencelanya maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia
menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)

3. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Tiada dua orang saling mengasihi lalu bertengkar
dan berpisah kecuali karena akibat dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya. (HR.
Ad-Dailami)

4. Celaka orang yang banyak zikrullah dengan lidahnya tapi bermaksiat terhadap Allah dengan
perbuatannya. (HR. Ad-Dailami)

5. Barangsiapa mencari pujian manusia dengan bermaksiat terhadap Allah maka orang-orang
yang memujinya akan berbalik mencelanya. (Ibnu Hibban)

6. Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur
kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa
yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)

7. Tiada seorang hamba ditimpa musibah baik di atasnya maupun di bawahnya melainkan
sebagai akibat dosanya. Sebenarnya Allah telah memaafkan banyak dosa-dosanya. Lalu
Rasulullah membacakan ayat 30 dari surat Asy Syuura yang berbunyi : “Dan apa saja musibah
yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Mashabih Assunnah)

8. Apabila suatu kesalahan diperbuat di muka bumi maka orang yang melihatnya dan tidak
menyukainya seolah-olah tidak hadir di tempat, dan orang yang tidak melihat terjadinya
perbuatan tersebut tapi rela maka seolah-olah dia melihatnya. (HR. Abu Dawud)

9. Barangsiapa meninggalkan maksiat terhadap Allah karena takut kepada Allah maka ia akan
memperoleh keridhoan Allah. (HR. Abu Ya’la)

10. Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada
kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah
bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)
11. Jangan menyiksa dengan siksaan Allah (artinya: menyiksa dengan api). (HR. Tirmidzi dan Al-
Baihaqi)

12. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang maka dipercepat tindakan hukuman
atas dosanya (di dunia) dan jika Allah menghendaki bagi hambanya keburukan maka disimpan
dosanya sampai dia harus menebusnya pada hari kiamat. (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

13. Apabila kamu menyaksikan pemberian Allah dari materi dunia atas perbuatan dosa menurut
kehendakNya, maka sesungguhnya itu adalah uluran waktu dan penangguhan tempo belaka.
Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah Swt dalam surat Al An’am ayat 44 : “Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka terdiam berputus asa.” (HR. Ahmad dan Ath-
Thabrani)

14. Sayyidina Ali Ra berkata: “Rasulullah menyuruh kami bila berjumpa dengan ahli maksiat agar
kami berwajah masam.” (HR. Ath-Thahawi)

15. Bagaimana kamu apabila dilanda lima perkara? Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung
kepada Allah agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya. (1) Jika perbuatan mesum
dalam suatu kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah dan penyakit-
penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu. (2) Jika suatu kaum menolak
mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena
binatang-binatang ternak tentu hujan tidak akan diturunkan sama sekali. (3) Jika suatu kaum
mengurangi takaran dan timbangan maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu,
kesulitan pangan dan kezaliman penguasa. (4) Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan
hukum yang bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk
memerintah dan merampas harta kekayaan mereka. (5) Jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah
dan sunah Nabi maka Allah menjadikan permusuhan di antara mereka. (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah)

16. Tiada seorang berzina selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan
tiada seorang minum khamar pada saat minum dia mukmin. (Mutafaq’alaih)

Penjelasan:

Ketika seorang berzina, mencuri dan minum khamar maka pada saat itu dia bukan seorang
mukmin.

17. Aku beritahukan yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw mengulangnya hingga
tiga kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua, durhaka terhadap orang tua, dan ketiga,
bersaksi palsu atau berucap palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring kemudian duduk dan
mengulangi ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau berhenti mengucapkannya).
(Mutafaq’alaih)
18. Rasulullah Saw melaknat orang yang mengambil riba, yang menjalani riba dan kedua orang
saksi mereka. Beliau bersabda: “Mereka semua sama (berdosanya)”. (HR. Ahmad)

19. Ada empat kelompok orang yang pada pagi dan petang hari dimurkai Allah. Para sahabat lalu
bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Beliau lalu menjawab, “Laki-laki yang menyerupai
perempuan, perempuan yang menyerupai laki-laki, orang yang menyetubuhi hewan, dan orang-
orang yang homoseks. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

20. Tiap minuman yang memabukkan adalah haram (baik sedikit maupun banyak). (HR. Ahmad)

21. Allah menyukai keringanan-keringanan perintahNya (rukhsah) dilaksanakan sebagaimana


Dia membenci dilanggarnya laranganNya. (HR. Ahmad)

22. Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka
terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam keluarganya
(artinya, merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong atau zina). (HR. An-Nasaa’i
dan Ahmad)

Perintah Beramar Ma’ruf Nahi Mungkar

1. Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang
berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling
jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak
dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Zar)

2. Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma’ruf dan cegahlah dari yang mungkar
sebelum kamu berdo’a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon
ampunan dan tidak diampuni. Amar ma’ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi
Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dilaknat
oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. (HR.
Ath-Thabrani)

3. Masih tetap ada dari segolongan umatku yang menegakkan perintah Allah. Tidak
menghambat dan tidak mengecewakan mereka orang-orang yang menentangnya sampai tiba
keputusan Allah. Mereka masih tetap konsisten (mantap / teguh) baik dalam sikap maupun
pendiriannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Jihad paling afdhol ialah menyampaikan perkataan yang adil di hadapan penguasa yang zalim
dan kejam. (HR. Aththusi dan Ashhabussunan)

5. Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila


tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah
dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR. Muslim)
Penjelasan:

Dengan hati artinya tindakan aktif dan bukan pasif, senantiasa membencinya dan berusaha
merubahnya seandainya ia sudah mampu atau berani.

6. Apabila Allah memberi hidayah kepada seseorang melalui upayamu, itu lebih baik bagimu
daripada apa yang dijangkau matahari sejak terbit sampai terbenam.[1] (HR. Bukhari dan
Muslim)

7. Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda,
tidak menghormati orang yang lebih tua, dan tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar. (HR.
Tirmidzi)

8. Permudahlah (segala urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan
menyebabkan orang menjauh. (HR. Bukhari)

Penjelasan:

Ini termasuk kebijaksanaan dalam berdakwah dan beramar ma’ruf nahi mungkar.

9. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang, maka dirinya sendirilah yang dijadikannya
untuk mengingatkannya, menyuruhnya dan melarangnya. (HR. dan Ad-Dailami)

10. Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, “Hai
Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh
berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar?” Orang tersebut menjawab, “Ya benar,
dahulu aku menyuruh berbuat ma’ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah
orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri melakukannya.” (HR. Muslim)

11. Nabi meniadakan pemberian pelajaran untuk beberapa hari karena khawatir kejenuhan
kami. (HR. Ahmad)

12. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa)
orang-orang yang khusus sehingga mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka
mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka
berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya). (HR. Ahmad
dan Ath-Thabrani)

13. Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar kecuali
memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah),
mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. Ad-Dailami)
14. Orang yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling
banyak berkeliling di muka bumi dengan bernasihat kepada manusia (makhluk Allah). (HR. Ath-
Thahawi)

15. Pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: “Kamu kini jelas atas
petunjuk dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan
berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu
kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan
kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi beramar ma’ruf, nahi
mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang menegakkan Al Qur’an dan sunnah, baik
dengan sembunyi maupun terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-
tama masuk Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)

Catatan Kaki:

[1] Dalam hadits lain dikatakan: “Lebih baik bagimu daripada memperoleh satu lembah berisi
penuh ternak.”

Kebaikan dan Kebajikan

1. Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka


Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan
barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di
dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya.
Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan ke
surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawat Al
Qur’an dan mempelajarinya bersama maka Allah akan menurunkan ketentraman dan menaungi
mereka dengan rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di
kalangan para malaikat yang ada di sisiNya. Barangsiapa lambat dengan amalan-amalannya
maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (HR. Muslim)

2. Jangan meremehkan sedikitpun tentang makruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan
berwajah ceria (senyum). (HR. Muslim)

3. Barangsiapa dibukakan baginya pintu kebaikan (rezeki) hendaklah memanfaatkan


kesempatan itu (untuk berbuat baik) sebab dia tidak mengetahui kapan pintu itu akan ditutup
baginya. (HR. Asysyihaab)

4. Kebaikan itu banyak tetapi pengamalnya (yang melaksanakannya) sedikit. (HR. Abu Hanifah)

5. Bagi Allah ada hamba-hambaNya yang dikhususkan melayani


kebutuhan-kebutuhan orang banyak. Mereka berlindung kepadanya untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Orang-orang itulah yang aman dari azab Allah. (HR. Ath-Thabrani)

6. Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang
melakukannya. (HR. Bukhari).

7. Barangsiapa memperoleh suatu yang makruf maka hendaklah menyebutnya karena berarti
dia mensyukurinya, dan kalau merahasiakannya (berarti) dia mengkufuri nikmat itu. (HR. Ath-
Thabrani)

8. Barangsiapa menerima suatu kebajikan lalu berkata kepada pemberinya ucapan “Jazakallahu
khairon” (semoga Allah membalas anda dengan kebaikan) maka sesungguhnya dia sudah
berlebih-lebihan dalam berterima kasih. (HR. Tirmidzi dan An-Nasaa’i)

9. Orang yang paling berat disiksa pada hari kiamat ialah orang yang dipandang (dianggap) ada
kebaikannya padahal sebenarnya tidak ada kebaikannya sama sekali. (HR. Ad-Dailami)

10. Barangsiapa ada kelebihan tempat (tempat yang kosong) dalam kendaraan (punggung unta)
hendaklah diberikan kepada orang yang tidak punya kendaraan (diajak serta), dan barangsiapa
punya kelebihan bekal (perjalanan) maka hendaklah diberikannya kepada orang yang tidak
punya bekal. (HR. Muslim)

11. Janganlah kamu menjadi orang yang “ikut-ikutan” dengan mengatakan “Kalau orang lain
berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan
berbuat zalim”. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, “Kalau orang lain berbuat
kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan
melakukannya”. (HR. Tirmidzi)

Zakat dan Sodaqoh

1. Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas,
menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan
keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)

2. Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan
(amal bakti). (HR. Ath-Thahawi)

3. Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran
dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun
perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)

4. Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah
(nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
5. Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat
berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat
orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)

6. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling
besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan
dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan
ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan
sekian.” (HR. Bukhari)

7. Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia
mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)

8. Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma.
(Mutafaq’alaih)

9. Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-
Baihaqi)

10. Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan
bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR. Ath-Thabrani)

11. Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya.
(HR. Ahmad)

12. Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya. (HR. Ahmad)

13. Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki
sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi
dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi
menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya:
“Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.”
Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah
diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

14. Apa yang kamu nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi pahala walaupun
hanya sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari)

15. Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi.
(HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

16. Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya,
“Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil
satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak,
dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i)

17. Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti anjing
yang makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari)

18. Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia
akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang
melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka
simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: “Dan
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu
buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” (HR. Bukhari)

19. Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka dengan
paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)

20. Barangsiapa memperoleh keuntungan harta (maka) tidak wajib zakat sampai tibanya
perputaran tahun bagi pemiliknya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Penjelasan:

Perhitungan perputaran tahun (haul) untuk menunaikan zakat ialah dengan tahun Hijriyah.

21. Tentang sodaqoh yang seakan-akan berupa hadiah, Rasulullah Saw bersabda: “Baginya
sodaqoh dan bagi kami itu adalah hadiah.” (HR. Bukhari)

22. Allah Ta’ala mengharamkan bagiku dan bagi keluarga rumah tanggaku untuk menerima
sodaqoh. (HR. Ibnu Saad)

Penjelasan:

Nabi Saw menolak menerima sodaqoh tetapi mau menerima hadiah.

23. Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia
belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia
melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

24. Allah mengkhususkan pemberian kenikmatanNya kepada kaum-kaum tertentu untuk


kemaslahatan umat manusia. Apabila mereka membelanjakannya (menggunakannya) untuk
kepentingan manusia maka Allah akan melestarikannya namun bila tidak, maka Allah akan
mencabut kenikmatan itu dan menyerahkannya kepada orang lain. (HR. Ath-Thabrani dan Abu
Dawud)

25. Abu Dzarr Ra berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berkata, “Ya Rasulullah,
orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat
sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bisa
bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi Saw lalu berkata, “Bukankah Allah telah
memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sodaqoh, takbir
sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar makruf sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh,
bersenggama dengan isteri pun sodaqoh.” Para sahabat lalu bertanya, “Apakah melampiaskan
syahwat mendapat pahala?” Nabi menjawab, “Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau
dilampiaskannya di tempat yang haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat
diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim)

26. Tiap-tiap amalan makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara amalan
makruf ialah berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk
diisikan ke mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad)

Wudhu

1. Barangsiapa berwudhu dengan baik keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya sampaipun dari
bawah kuku-kukunya. (HR. Muslim)

2. Seorang yang selesai berwudhu dengan baik lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, maka
akan terbuka baginya pintu-pintu surga yang delapan dan dia dapat memasuki pintu yang mana
saja dia kehendaki. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

3. Nabi Saw melihat Sa’ad yang sedang berwudhu, lalu beliau berkata, “Pemborosan apa itu, hai
Sa’ad?” Sa’ad bertanya, “Apakah dalam wudhu ada pemborosan?” Nabi menjawab, “Ya, meskipun
kamu (berwudhu) di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad)

4. Akan terdapat dalam umat ini suatu kaum yang berlebih-lebihan dalam berwudhu dan
berdo’a. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

5. Umatku akan tampil pada hari kiamat dengan wajah bersinar, tangan serta kakinya berkilauan
dari bekas-bekas wudhu. (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Niat Pangkal Seluruh Aktivitas

1. Sesungguhnya amal-amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap orang apa yang
diniatinya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan
rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya untuk meraih kesenangan dunia atau menikahi wanita, maka
hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahi. (HR. Bukhari)
2. Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya. (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii’)

3. Manusia dibangkitkan kembali kelak sesuai dengan niat-niat mereka. (HR.-Muslim)

Keutamaan Do’a

1. Do’a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)

2. Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.
(HR. Abu Ya’la)

3. Akan muncul dalam umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam
berthaharah dan berdoa. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Penjelasan:

Yakni berdoa atau mohon kepada Allah untuk hal-hal yang tidak mungkin dikabulkan karena
berlebih-lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram).

4. Do’a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir dikabulkan Allah. (HR. Ahmad)

5. Jangan mendo’akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-


pelayanmu (karyawan-karyawanmu) atau harta-bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok
dikabulkan segala permohonan dan terkabul pula do’amu. (Ibnu Khuzaimah)

6. Rasulullah Saw ditanya, “Pada waktu apa do’a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?” Lalu
Rasulullah Saw menjawab, “Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum
salam).” (Mashabih Assunnah)

7. Do’a yang diucapkan antara azan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)

8. Bermohonlah kepada Robbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman
(hadits Qudsi): “Barangsiapa berdo’a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka
Aku akan mengabulkan do’anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka
Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan
barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa
mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya.” (Ar-Rabii’)

9. Ada tiga orang yang tidak ditolak do’a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka;
(2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do’a orang yang dizalimi (teraniaya). Do’a mereka
diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, “Demi
keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR.
Tirmidzi)

10. Barangsiapa tidak (pernah) berdo’a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)

11. Apabila kamu berdo’a janganlah berkata, “Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau
menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau
menghendaki.” Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat
segala apa yang dikehendakiNya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang
lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh
keyakinan bahwa do’amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do’a orang yang hatinya
lalai dan lengah. (HR. Ahmad)

13. Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah ‘Azza wajalla turun ke langit bumi dan
berfirman : “Adakah orang yang berdo’a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang yang
beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki
kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang
dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?” Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu
fajar (subuh). (HR. Ahmad)

14. Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do’a. (HR. Ahmad)

15. Tiga macam do’a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa kedua
orang tua, dan do’a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)

16. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya
yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.
(HR. Al Hakim)

17. Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkanNya, dan dia
memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan
(ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah
(bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)

18. Barangsiapa mendo’akan keburukan terhadap orang yang menzaliminya maka dia telah
memperoleh kemenangan. (HR. Tirmidzi dan Asysyihaab)

19. Ambillah kesempatan berdo’a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat.
(HR.Ad-Dailami)
20. Ali Ra berkata, “Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do’a : “Ya Allah,
rahmatilah aku”. Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, “Berdoalah juga untuk umum
(kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk
umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi.” (HR. Ad-Dailami)

21. Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup
yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari
cemoohan lawan-lawan. (HR. Muslim)

22. Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi do’a
bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak diturunkan. Oleh karena itu
hendaklah kamu berdoa, wahai hamba-hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)

23. Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia
menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

Perintah Takut Kepada Allah

1. Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya.
Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu.
(HR. Al-Baihaqi)

2. Dua mata yang diharamkan dari api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada
Allah, dan mata yang menjaga serta mengawasi Islam dan umatnya dari (gangguan) kaum kafir.
(HR. Bukhari)

3. Puncak kebijaksanaan ialah takut kepada Allah. Sebaik-baik yang tertanam dalam hati adalah
keyakinan. Keragu-raguan (dalam beriman) termasuk kekufuran. Kepemudaan termasuk
kelompok kegilaan (radikal). Orang bahagia adalah yang dapat mengambil pelajaran dari
(peristiwa) orang lain, dan orang yang sengsara ialah yang sengsara sejak dalam kandungan
ibunya. Tiap perkara yang akan datang adalah dekat. (HR. Al-Baihaqi)

Ibadah

1. Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling
bertakwa. (HR. Ath-Thabrani)

2. Laksanakan ibadah sesuai kemampuanmu. Jangan membiasakan ibadah lalu


meninggalkannya. (HR. Ad-Dailami)

Penjelasan:
Yang dimaksud ialah ibadah selain yang fardhu.

3. Amal (kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

4. Sebaik-baik ibadah ialah yang dirahasiakan (tidak dipamerkan). (HR. Asysyihaab)

5. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah
kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari
kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak
menghindarkan kamu dari kemelaratan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

6. Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah. (HR. Muslim)

Sabda Nabi Saw Tentang Kuburan

1. Tiada aku melihat sesuatu (yang buruk) kecuali (pasti) kuburan lebih buruk daripadanya. (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)

2. Jangan kamu shalat menghadap kuburan dan jangan shalat di atas kuburan. (HR. Ath-
Thabrani)

3. Rasulullah Saw melarang mengapur kuburan, duduk-duduk di atas kuburan dan membina
kuburan (dibangun dengan bata atau dengan ubin, dll) tapi berupa unggukan tanah saja setinggi
satu jengkal. (HR. Muslim)

4. Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kuburan nabi-nabi
mereka sebagai tempat beribadah. (HR. Bukhari)

Syuhada

1. Para syuhada di lembah (tepi) sungai dekat pintu surga dalam bangunan berkubah berwarna
hijau. Rezeki mereka datang dari surga setiap pagi dan petang. (HR. Al Hakim dan Ahmad)

2. Seorang yang mati syahid diberi enam perkara pada saat tetesan darah pertama mengalir dari
tubuhnya: semua dosanya diampuni (tertebus), diperlihatkan tempatnya di surga, dikawinkan
dengan bidadari, diamankan dari kesusahan kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat),
diselamatkan dari siksa kubur dan dihiasi dengan pakaian keimanan. (HR. Bukhari)

3. Barangsiapa tewas membela Ad Dien-Nya (maka) matinya syahid. (HR. Asysyihaab)


4. Orang yang tewas melindungi keselamatan hartanya mati syahid dan yang membela
(kehormatan) keluarganya mati syahid dan membela dirinya (kehormatan dan jiwanya) juga mati
syahid. (HR. Ahmad)

5. Bagi Allah ada hamba-hamba yang dipelihara dari pembunuhan. Umur mereka diperpanjang
dengan amalan kebaikan-kebaikari. Rezeki mereka ditingkatkan dan hidup mereka serba
selamat. Nyawa mereka direnggut dengan selamat di atas tempat tidurnya dan mereka diberi
kedudukan sebagai syuhada. (HR. Ath-Thabrani)

6. Barangsiapa mencari mati syahid dengan sungguh-sungguh maka akan Aku berikan
kepadanya meskipun dia mati di atas tempat tidurnya. (HR. Muslim)

7. Seorang yang mati syahid dapat memberi syafaat bagi tujuh puluh anggota keluarganya. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)

8. Apa yang dirasakan seorang syahid yang terbunuh adalah seperti yang dirasakan seorang dari
cubitan (gigitan serangga). (Tirmidzi dan Ibnu Majah)

9. Pahlawan syuhada adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib dan orang yang menghadap penguasa
yang zalim dan kejam untuk menyuruhnya berlaku baik dan mencegahnya berbuat kejahatan
lalu dia dibunuh oleh penguasa. (HR. Al Hakim)

Maut dan Kematian

1. Kematian yang paling mulia ialah matinya para syuhada. (Asysyihaab)

2. Tidak ada sesuatu yang dialami anak Adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada
kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialaminya sesudahnya. (HR.
Ahmad)

3. Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah
akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)

Penjelasan:

Dia mati dengan mudah dan ringan pada saat sakaratul maut.

Bid’ah dan Kesesatan

1. Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari
ajarannya maka tertolak. (HR. Bukhari)
2. Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah
jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan.
Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan tiap bid’ah adalah sesat, dan tiap kesesatan
(menjurus) ke neraka. (HR. Muslim)

3. Dua golongan dari umatku yang tidak punya bagian dalam Islam adalah kaum Jabariyah dan
kaum Kadariyah. (HR. Ahmad)

4. Apabila kamu melihat orang-orang yang ragu dalam agamanya dan ahli bid’ah sesudah aku
(Rasulullah Saw) tiada maka tunjukkanlah sikap menjauh (bebas) dari mereka. Perbanyaklah
lontaran cerca dan kata tentang mereka dan kasusnya. Dustakanlah mereka agar mereka tidak
makin merusak (citra) Islam. Waspadai pula orang-orang yang dikhawatirkan meniru-niru bid’ah
mereka. Dengan demikian Allah akan mencatat bagimu pahala dan akan meningkatkan derajat
kamu di akhirat. (HR. Ath-Thahawi)

5. Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut
memasukinya. Para sahabat lantas bertanya, “Siapa ‘mereka’ yang baginda maksudkan itu, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani.” (HR. Bukhari)

6. Tiga perkara yang aku takuti akan menimpa umatku setelah aku tiada: kesesatan sesudah
memperoleh pengetahuan, fitnah-fitnah yang menyesatkan, dan syahwat perut serta seks. (Ar-
Ridha)

7. Barangsiapa menipu umatku maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia.
Ditanyakan, “Ya Rasulullah, apakah pengertian tipuan umatmu itu?” Beliau menjawab,
“Mengada-adakan amalan bid’ah, lalu melibatkan orang-orang kepadanya.” (HR. Daruquthin dari
Anas).

Sunnah-Sunnah Yang Utama

1. Orang yang berpegangan kepada sunahku pada saat umatku dilanda kerusakan maka
pahalanya seperti seorang syahid. (HR. Ath-Thabrani)

2. Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan
barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah.
Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan “Laa haula walaa
quwwata illaa

illaahil’aliyyil’adzhim.” (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang
Maha Tinggi lagi Maha Agung)” (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii’)
3. Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal
sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan
muluk terhadap Allah. (HR. Abu Dawud)

4. Angin adalah dari kebaikan Allah yang membawa rahmat dan azab, maka janganlah kamu
mencaci-makinya. Mohonlah kepada Allah limpahan kebaikannya dan berlindunglah kepada
Allah dari keburukannya. (HR. Bukhari)

5. Rasulullah Saw melarang bernazar dengan sabdanya : “Sesungguhnya itu (nazar) tidak dapat
menolak sedikitpun dari takdir dan hanya penarikan uang dari orang bakhil.” (HR. Bukhari)

Penjelasan:

Orang bakhil tidak bisa ditarik uangnya dengan rela hati, tetapi dimungkinkan melalui nazar.

6. Anas Ra berkata,”Kami bertanya kepada Rasulullah Saw, “Bila berjumpa sahabat (saudara
seiman) apakah kita saling membungkuk?” Nabi Saw menjawab, “Tidak usah.” Kami bertanya lagi,
“Apakah berpelukan satu sama lain?” Nabi menjawab, “Tidak, tetapi cukup dengan saling
bersalaman.” (HR. Ibnu Majah)

7. Rasulullah Saw melarang kami mengenakan pakaian dari sutera, memakai cincin emas dan
minum dengan tempat yang biasa dipakai untuk minum arak (seperti kendi). (HR. An-Nasaa’i)

Keterangan:

Khusus untuk kaum wanita (muslimah) diperkenankan untuk menggunakan perhiasan dari emas
dan perak, serta memakai pakaian sutera dan pakaian yang dibordir dengan sutera (yang
terdapat suteranya), namun hal tersebut diharamkan untuk kaum pria (muslimin). Khusus untuk
kaum pria yang mempunyai penyakit gatal-gatal (penyakit exim) yang umumnya sering
menggaruk-garuk pada kulit yang gatal tersebut, maka menggunakan pakaian sutera
diperbolehkan untuk mereka. Hal tersebut pernah dialami oleh Zubair dan Abdurrahman bin
‘Auf, dan Rasulullah pun mengizinkannya.

8. Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan). (HR.
Al-Baihaqi)

9. Allah tidak menyukai pria yang bersuara keras (tinggi), tetapi Allah suka kepada yang bersuara
lembut. (HR. Al-Baihaqi)

10. Sesungguhnya Allah Ta’ala indah dan suka kepada keindahan. Allah suka melihat tanda-
tanda kenikmatannya pada diri hambaNya, membenci kemelaratan dan yang berlagak melarat.
(HR. Muslim)
11. Bersenda-guraulah dan bermain-mainlah. Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi
kekerasan dalam agamamu. (HR. Al-Baihaqi)

Penjelasan:

Yang dimaksud, agar dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.

12. Laksanakan urusan-urusanmu dengan dirahasiakan. Sesungguhnya banyak orang menaruh


dengki kepada orang yang memperoleh kenikmatan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

13. “Hiburlah hatimu pada saat-saat tertentu.” (maksudnya, adalah hiburan yang tidak
melanggar norma agama dan akhlak). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

14. Tidak kecewa orang yang istikharah (memohon pilihan yang lebih baik dari Allah), tidak
menyesal orang yang bermusyawarah dan tidak akan melarat orang yang hidup hemat. (Ath-
Thabrani).

15. Orang yang paling dekat dengan Allah ialah yang memulai memberi salam. (Abu Dawud)

16. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus
beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila
kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR.
Muslim)

17. Janganlah kamu berbaring dan meletakkan kaki yang satu di atas yang satu lagi. (HR. Muslim)

18. Rasulullah Saw bila menerima berita yang menggembirakan, beliau sujud syukur kepada
Allah ‘Azza wajalla. (HR. Al Hakim)

19. Demi Allah, aku ini orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya.
Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, dan aku mengawini wanita- wanita.
Barangsiapa mengabaikan sunnahku maka dia bukan dari golonganku. (Mutafaq’alaih)

20. Jangan membiarkan api tetap menyala di rumahmu selama kamu tidur. (HR. Bukhari)

21. Sesungguhnya Assalaam nama dari nama-nama Allah Ta’ala diletakkan di bumi, maka
sebarkanlan ucapan “Assalaam” di antara kamu. (HR. Bukhari)

22. Rasulullah Saw melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR. Muslim)

23. Sesungguhnya Allah Tunggal (Esa) dan suka kepada yang ganjil (bilangan yang tidak genap).
(HR. Tirmidzi).
24. Pakaian untukmu yang terbaik ialah yang berwarna putih, maka pakailah dan juga untuk
mengkafani mayit-mayitmu. (Ath-Thahawi)

25. Rasulullah Saw apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau dengan
bajunya dan mengecilkan (merendahkan) suaranya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

26. Sesungguhnya Allah pemalu dan suka merahasiakan. jika kamu akan mandi hendaklah
menutupinya (bertabir) dengan sesuatu. (Abu Dawud)

27. Rasulullah Saw menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal, meskipun waktu
berjalan dan ketika memakai sandal. (HR. Ibnu Hibban)

28. Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik, kecuali dalam amalan untuk akhirat. (HR. Abu
Dawud dan Al Hakim)

29. Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah ‘Azza wajalla, agar mendengar, taat
dan patuh meskipun pemimpinmu seorang budak. Barangsiapa hidup panjang umur dari kamu
maka dia akan melihat banyak silang-sengketa. Berpeganglah kepada sunnahku dan sunnah-
sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk dan hidayah (sesudahku). Gigitlah kuat-kuat
dengan gigi gerahammu. Waspadalah terhadap ciptaan persoalan-persoalan baru.
Sesungguhnya tiap bid’ah mengandung kesesatan. (HR. Tirmidzi)

Hari Kiamat dan Hisab

1. Seorang Arab Badui bertanya, “Kapankah tibanya kiamat?” Nabi Saw lalu menjawab, “Apabila
amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana hilangnya
amanat itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada
orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)

2. Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang


gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang
yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya
dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)

3. Belum terjadi kiamat sehingga orang-orang dari umatku kembali menyembah berhala-berhala
selain Allah. (HR. Abu Dawud)

Keutamaan Mempelajari Fiqih dan Ilmu Agama

1. Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu
agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar. (HR. Bukhari)
2. Para ulama fiqih adalah pelaksana amanat para rasul selama mereka tidak memasuki (bidang)
dunia. Mendengar sabda tersebut, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa arti memasuki
(bidang) dunia?” Beliau menjawab, “Mengekor kepada penguasa dan kalau mereka melakukan
seperti itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas keselamatan agamamu. (HR. Ath-Thabrani)

3. Rasulullah Saw bersabda : “Ya Allah, rahmatilah khalifah-khalifahku.” Para sahabat lalu
bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah khalifah-khalifahmu?” Beliau menjawab, “Orang-orang yang
datang sesudahku mengulang-ulang pelajaran hadits-hadits dan sunahku dan mengajarkannya
kepada orang-orang sesudahku.” (HR. Ar-Ridha)

Keistimewaan Muslimin dan Mukminin

1. Tidak ada orang yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin. (HR. Ath-Thabrani)

2. Umatku (umat Muhammad) ibarat air hujan, tidak diketahui mana yang lebih baik awalnya
atau akhirnya. (Mashabih Assunnah)

3. Sesungguhnya di kalangan hamba-hamba Allah ada orang yang apabila memohonkan sesuatu
maka Allah akan menerimanya (mengabulkannya). (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Waspadalah terhadap firasat seorang mukmin. Sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah.”
(HR. Tirmidzi dan Ath-Thabrani)

5. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan
jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar.
Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan
dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan
bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani)

6. Barangsiapa menyenangi amalan kebaikannya dan menyedihkan (bersedih dengan)


keburukannya maka dia adalah seorang mukmin. (HR. Al Hakim)

7. Akan ada suatu umat dari umatku yang masih tetap melaksanakan perintah Allah, maka tidak
akan membahayakan mereka orang-orang yang mengecewakan dan menentangnya dan sampai
tiba ketentuan Allah mereka tetap dalam penderitaan tersebut. (HR. Al Hakim)

8. Orang yang shaleh selalu mendapat tekanan-tekanan. (HR. Al Hakim)

9. Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya,
yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; (2)
mencintainya di dalam hatinya; (3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya
atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila sakit; (6) melayat
jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)
10. Sebaik-baik kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan
seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari
kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan Abu Ya’la)

11. Mencaci-maki seorang mukmin adalah suatu kejahatan, dan memeranginya adalah suatu
kekufuran. (HR. Muslim)

12. Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan
bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala
dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)

13. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang
lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah
pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah
janganlah berkata, “Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu”,
tetapi katakanlah, “Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya.”
Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: “andaikata” dan “jikalau” membuka peluang bagi (masuknya)
karya (kerjaan) setan.” (HR. Muslim)

14. Seorang muslim ialah yang menyelamatkan kaum muslimin (lainnya) dari (kejahatan) lidah
dan tangannya. Seorang mukmin ialah yang dipercaya oleh kaum beriman terhadap jiwa dan
harta mereka, dan seorang muhajir ialah yang berhijrah meninggalkan dan menjauhi keburukan
(kejahatan). (HR. Ahmad)

15. Seorang mukmin tidak akan digigit dua kali dari lobang yang satu (sama). (Mutafaq’alaih)

16. Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti saudaranya yang muslim. (HR. Abu Dawud)

17. Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang
ucapannya kotor. (HR. Bukhari)

Islam – Iman – Ihsan

1. Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw.
Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak
tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung
duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari
kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya
Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah
bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian dia
bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada
Qodar baik dan buruknya.” Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.”
Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak
melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang
Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”
Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab,
“Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah
telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-
gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah
Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku
(Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah
Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)

2. Iman terbagi dua, separo dalam sabar dan separo dalam syukur. (HR. Al-Baihaqi)

3. Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu
dimanapun kamu berada. (HR. Ath Thobari)

4. Sufyan bin Abdullah berkata,”Ya Rasulullah, terangkan kepadaku tentang Islam. Aku tidak akan
bertanya lagi kepada orang lain.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Ikrarkanlah (katakan): Aku
beriman kepada Allah, kemudian berlakulah jujur (istiqomah).” (HR. Muslim)

5. Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-
Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam
kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu
dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan
(keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan
kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi)

6. Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali
asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah
Saw, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?” Lalu Rasulullah menjawab,
“Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan.” (HR.
Muslim)

7. Umat terdahulu selamat (jaya) karena teguhnya keyakinan dan zuhud. Dan umat terakhir
kelak akan binasa karena kekikiran (harta dan jiwa) dan cita-cita kosong.” (Ibnu Abi Ad-Dunia)

8. Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha
illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu
perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang
terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau
keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)

9. Pokok segala urusan ialah Al Islam dan tiangnya adalah shalat, dan puncaknya (atapnya)
adalah berjihad. (HR. Tirmidzi)
10. Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga
lurus lidahnya. (HR. Ahmad)

Perintah Berpegang Pada Ad-Diin-Nya

1. Sesungguhnya agama ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama, kecuali pasti
dikalahkannya. Bertindaklah tepat, lakukan pendekatan, sebarkan berita gembira, permudahlah
dan gunakan siang dan malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai penolongmu. (HR. Bukhari)

2. Tiada manusia mengabaikan sesuatu dari urusan agama untuk kepentingan keduniaan
mereka, kecuali Allah menimbulkan bagi mereka perkara-perkara yang lebih membahayakan
mereka. (HR. Ahmad)

3. Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat ini pada penghujung tiap seratus tahun orang
yang memperbaharui (ajaran) agama mereka. (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)

4. Akan datang satu masa, hati seorang mukmin cair sebagaimana cairnya timah dalam api
disebabkan melihat bala dan peristiwa yang merugikan agamanya tetapi dia tidak mampu
merubahnya. (Aththusi)

5. Agama ini kokoh dan kuat. Masukilah dengan lunak dan jangan sampai timbul dalam dirimu
kejenuhan beribadah kepada Robbmu. (HR. Al-Baihaqi)

6. Yang menyebabkan agama cacat ialah hawa nafsu. (HR Asysyihaab)

7. Umatku dibebaskan (dari tuntutan) disebabkan kesalahan (yang tidak disengaja), lupa dan
terhadap apa yang dipaksakan kepada mereka. (HR. Ath Thobari)

8. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk diampuni dan kembali kepada jalan Allah yang telah
Allah tangguhkan ajalnya sehingga dia sudah mencapai usia enam puluh tahun. (HR. Bukhari)

Penjelasan:

Jadi bila sudah mencapai usia 60 tahun dan belum mau bertobat atas perbuatan dosanya maka
tidak ada lagi alasan baginya pada saat menghadapi perhitungan Allah.

9. Allah menyukai akan rukhsah-rukhsah-Nya[1] diterima dan diamalkan sebagaimana seorang


hamba menyukai pengampunan-Nya. (HR. Ath Thobari)

10. Sesungguhnya Allah akan mendukung (mengokohkan) agama ini (Islam) dengan perantaraan
seorang yang durhaka. (Mutafaq’alaih)
Catatan Kaki:

[1] Rukshah artinya dispensasi dan keringanan-keringanan dari Allah, seperti shalat Qoshar dan
berbuka (tidak puasa) bagi musafir.

Larangan Mencaci Sahabat-Sahabat Rasulullah Saw

1. Janganlah kamu mencaci-maki sahabat-sahabatku. Kalau ada orang yang menafkahkan emas
sebesar gunung Uhud, tidak akan mencapai satu cupak[1] atau separonya dari yang telah
mereka infakkan. (Mashabih Assunnah)

2. Sahabat-sahabatku ibarat bintang-bintang. Barangsiapa menelusuri salah satunya dia


mendapat petunjuk jalan. (Ad-daarami)

Catatan Kaki:

[1] Satu cupak kurang lebih 1 Ons

Muhammad Rasulullah Saw

1. Rasulullah Saw bersabda: “Aku kesayangan Allah (dan tidak congkak). Aku membawa panji
“PUJIAN” pada hari kiamat, di bawahnya Adam dan yang sesudahnya (dan tidak congkak). Aku
yang pertama pemberi syafa’at dan yang diterima syafaatnya pada hari kiamat (dan tidak
congkak). Aku yang pertama menggerakkan pintu surga dan Allah membukanya untukku dan
aku dimasukkanNya bersama-sama orang-orang beriman yang fakir (dan tidak congkak). Dan
Aku lah paling mulia dari kalangan terdahulu dan terbelakang di sisi Allah (dan tidak congkak).”
(HR. Tirmidzi)

2. Ketika Aisyah Ra ditanya tentang akhlak Rasulullah Saw, maka dia menjawab, “Akhlaknya
adalah Al Qur’an.” (HR. Abu Dawud dan Muslim)

3. Aku penutup para nabi. Tidak ada nabi lagi sesudah aku. (HR. Ahmad dan Al Hakim).

Sumber:   Dr. Muhammad Faiz Almath, “1100 Hadits Terpilih”, Penerbit: Gema Insani Press, 1991

Anda mungkin juga menyukai