Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Elvira Rizka Afiyati

NIM : 210210103116
KELAS : B

MENCIPTAKAN PEMUDA BERTOLERANSI SERTA BERPERIKEMANUSIAAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari banyaknya pulau serta beragam
variasi masyarakat yang tengah menetap. Negara yang terbentuk dari adanya persatuan dan
kesatuan antar individu yang memiliki nasib suram yang sama. Indonesia merupakan bentuk
surga dunia dikarenakan banyaknya rempah – rempah serta alam yang begitu banyak dan juga
indah. Dimana Indonesia juga memiliki adat istiadat, ras, agama, suku, dan budaya yang
bermacam – macam serta keunikan dari masing – masing daerahnya. Namun dibalik beragamnya
Indonesia masih terdapat kaum – kaum yang menjudge, mendiskriminasi, mencaci maki serta
mengolok – ngolok karena adanya perbedaan antara agama atau ras maupun suku budaya entah
secara offline maupun online melalui gadget serta media sosial yang dimana akan menyebabkan
timbulnya sikap intoleransi.
Sebelum masuk kepada topik yang paling dalam mengenai toleransi dan intoleransi, saya
akan membahas apa itu toleransi dan juga intoleransi. Toleransi merupakan sebuah sikap saling
menghargai suatu perbedaan dari seluruh keunikan individu – individu yang pastinya berbeda –
beda dengan menggunakan sudut pandang yang sama agar terciptanya sebuah kerukunan serta
integrasi nasional. Intoleransi merupakan sebuah sikap yang intolerir atau tidak toleran atau
tenggang rasa terhadap adanya suatu perbedaan dan keunikan dari individu maupun daerah
tersebut.
Media sosial dapat menumbuhkan sebuah percakapan jarak jauh tanpa batas ruang dan
waktu serta dapat membantu untuk meringankan pekerjaan dengan cara mengakses media sosial
sampai ke inti dari permasalahan yang kita hadapi.Adapun website literasi saya mengenai media
sosial bahwa berdasarkan literasi yang say abaca, banyaknya masyarakat yang menggunakan
whatsaap yaitu 2,9 juta, facebook sebesar 3,3 juta, serta instagram mencapai 1,07 milliar yang
dimana 354 juta penggunanya berusia 25 hingga 34 tahun. Dapat kita lihat betapa banyaknya
masyarakat terutama para remaja di generasi millennial ini yang menggunakan media sosial yang
dimana isi keluh kesah ataupun segala curhatan mereka rekam dan sebar dalam media sosial
mereka masing – masing. Hal ini berpeluang juga banyak masyarakat melakukan hal – hal
negative di media sosialnya, seperti contoh memaki atau hate komen yang mengandung
membanding – bandingkan agama didalamnya, mengejek dikarenakan perbedaan warna kulit
ataupun mata, memaki dikarenakan memiliki bahasa daerah yang cukup aneh dan mungkin asing
di telinga ataupun kebenciang – kebencian yang sudah diunggah pada lama media sosial masing
– masing.
Hal itu tidak luput dari sumber yang disebabkan sendiri oleh para remaja di generasi
millennial di zaman sekarang ini. Maka dari itu perlunya untuk memahami serta
mengaplikasikannya secara langsung pada setiap kegiatan yang dilakukan di era seperti ini.
Amatlah penting sekali sebuah pemahaman serta pengaplikasian secara nyata agar timbul
perubahan pada para remaja khususnya pada generasi millennial sekarang ini agar membentuk
sikap serta pribadi yang berakal dan berperikemanusiaan dan menciptakan integrasi nasional.
Cara mengaplikasikan atau menerapkan adanya sikap toleransi pada negara Indonesia ini
masih belum dapat dikatakan cukup atau maximal. Terbukti bahwa pada realitanya masih banyk
orang - orang yang yang masih menghate komen, rasisme, pluralisme, serta caci makian secara
verbal (nyata) maupun dengan non verbal (media sosial). Masih ditemukannya bukti - bukti
nyata atau online tentang intoleransi pada orang - orang Indonesia, membuat runtuhnya integrasi
nasional pada negara Indonesia.
Adapun salah satu bukti dari seorang wanita yang berwarga negara Indonesia.
Pekerjaannya hanya menjadi streamer youtube dengan mengandalkan akun ome tvnya. Suatu
ketika dia sedang bekerja membuat konten pada akun ome tvnya, akan tetapi tiba" wanita
tersebut malah di diskriminasi dan dicaci maki oleh orang asing (bule) berkulit putih dikarenakan
si wanita tersebut memiliki mata yang sipit serta berkulit kusam. Pria dari negara asing tersebut
mengejeknya dengan menyipitkan kedua matanya sambil menjulurkan lidahnya pada layar video
obrol online tersebut. Tingkah pria asing tersebut membuat si wanita asal Indonesia ini menangis
dan menceritakan keluh kesahnya di akun twitternya.
Bukan hanya itu, adapula bukti lainnya dengan orang berbeda namun berasal dari negara
yang sama. Seorang wanita asal Indonesia sedang bermain aplikasi omegle yang mirip dengan
ome tv namun versi percakapan lewat video lebih luas pada layar laptopnya. Setelah lama untuk
mencari teman mengobrol online sebagai konten youtubenya akhirnya masuklah pria Korea yang
dimana negara Korea juga termasuk kedalam Asia dan masih berteman dengan Indonesia. Pada
bukti intoleransi di peristiwa ini terlihat jelas pria Korea tersebut mengejek serta
mendiskriminasi wanita asal Indonesia tersebut dikarenakan kulit wanita Indonesia ini kusam
kata pria Korea tersebut, padahal kulit seperti itu merupakan idaman para orang asing serta
termasuk kedalam kriteria dunia model. Peristiwa ini membuat wanita asal Indonesia ini
merekam aksi diskriminasi pria tersebut padanya, lalu diunggahlah pada akun youtubenya
mengakibatkan banyak pengikut youtubenya yang mengfollow akun pria Korea tersebut lalu
membuat hate komen sebagai pembelaan untuk wanita Indonesia tersebut.
Adapun bukti nyata aksi intoleransi seperti adanya terorisme, penindasan dikarenakan
perbedaan sebuah agama, seperti contoh Palestina dan Israel. Bukan hanya itu, pengeboman pada
gereja di Samarinda yang menyebabkan korban anak – anak meninggal, seorang Biksu yang
dilarang untuk beribadah di Tangerang, dan kasus – kasus lain yang pernah terjadi di Indonesia.
Dari peristiwa – peristiwa intoleransi yang sudah terjadi tersebut dapat kita ambil kesimpulan
bahwa adanya rasa menghargai atas perbedaan haruslah dipupuk sejak dini. Faktor – faktor yang
dapat mencegah sikap intoleransi adalah dengan melakukan edukasi serta menumbuhkan nilai
religious pada diri sendiri maupun menyampaikan kepada orang lain. Hal ini dilakukan agar
menciptakan kepedulian, cara menghargai dan menghormati dari dalam diri, serta rasa lapang
dada akan adanya perbedaan serta beragamnya masyarakat yang ada di Indonesia. Selain faktor
pengaruh dari keluarga, guru, dan saudara para remaja generasi millennial tidak luput dari
pengaruh teman – temannya.
Remaja generasi millennial lebih berpengaruh pada lingkungan teman – temannya
dikarenakan yang paling mengerti sosok pribadinya hanyalah temannya. Disini haruslah pintar –
pintar dalam memilih sebuah pergaulan agar tidak terjadi peristiwa intoleransi seperti
penembakan, pengeboman, peperangan karena beda agama atau daerah dengan cara sama – sama
memberikan nasehat dan mengajak untuk meningkatkan nilai religious dengan sering sholat,
mengaji, dzikir, kegiatan apapun yang mendekatkan diri pada Allah SWT atau kegiatan
kerohanian untuk masyarakat yang non muslim kepada Tuhan-Nya.
Dapat kita Tarik sebuah kesimpulan untuk keseluruhan, bahwa adanya toleransi dapat
menciptakan integrase nasional, kerukunan, ketentraman hati, kenyamanan jiwa dan raga, serta
memperluas pergaulan serta sosial untuk membangun persatuan dari adanya perbedaan.
Intoleransi juga dapat dicegah dan ditanggulangi dengan cara meningkatkan sikap kepedulian
diri, menghargai dan menghormati atas perbedaan, dan saling tolong menolong diatas perbedaan
serta beragamnya keunikan warga negara di Indonesia. Adapun kata – kata yang dilontarkan oleh
John F Kennedy, bahwa “Toleransi tidak mengartikan kurangnya komitmen seseorang pada
kepercyaannya. Melainkan hal itu mengutuk penindasan dan penganiayaan terhadap orang lain”.

Anda mungkin juga menyukai