Laporan Analisis Kegiatan Produksi Bersih (Kelompok BIma) FIX
Laporan Analisis Kegiatan Produksi Bersih (Kelompok BIma) FIX
Disusun Oleh
1. Nurul Syahnia Dewi ( 183050001)
2. Bima Dwi Putro ( 183050017)
3. Ariansah ( 193050002)
4. Reza Putri Yuliana (193050003)
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah maka Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan
Salam juga tak lupa kami sampaikan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sebagai pedoman hidup kita hingga akhir zaman.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah
Produksi Bersih. Selain itu, kami juga berharap agar laporan ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang analisis produksi bersih yang bisa dilakukan di
industri daur ulang plastik
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada . Ibu Astri
Widiastuti Hasbiah, ST, M. ENV selaku dosen mata kuliah. Laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan Laporan ini.
Penulis
ii
D
AFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Rumusan Masalah 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Produksi Bersih 3
2.2 Prinsip Produksi Bersih 4
2.3 Neraca Massa dan Neraca air Setiap Proses produksi Cacahan Plastik
(Analisis Produksi Bersih) 5
2.4 Industri X 5
2.5 Tahapan Proses Produksi Industri X 6
2.5.1 Bahan Baku Masuk 6
2.5.2 Pemisahan Bahan Baku 7
2.5.3 Penggilingan 9
2.5.4 Penyucian 11
2.5.2 Pengeringan 13
2.5.2 Pengemasan 15
BAB III PEMBAHASAN 17
3.1 Analisis Peluang Produksi Bersih 17
3.1.1 Good Housekeeping 17
3.1.2 Reuse 17
3.1.3 Daur Ulang Finishing 18
3.1.4 Perubahan Teknologi 18
3.1.5 Penanganan Getaran dan Kebisingan 19
3.2 Manfaat yang Diperoleh dari Penerapan Produksi Bersih 19
BAB IV PENUTUP 20
4.1 Kesimpulan 20
4.1 Saran 20
Daftar Pustaka 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah produksi bersih adalah:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Prinsip Produksi Bersih
Pola pendekatan produksi bersih dalam melakukan pencegahan dan
pengurangan limbah yaitu dengan strategi 1E4R (Elimination, Reduce, Reuse,
Recycle, Recovery/Reclaim) (UNEP, 1999). Prinsip-prinsip pokok dalam strategi
produksi bersih dalam Kebijakan Nasional Produksi Bersih (KLH, 2003)
dituangkan dalam 5R (Re-think, Re-use, Reduce, Recovery and Recycle).
1. Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan
limbah langsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses produksi
sampai produk.
2. Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiran yang harus
dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi.
3. Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi
timbulan limbah pada sumbernya.
4. Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali) adalah upaya yang
memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan
fisika, kimia atau biologi.
5. Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk
memanfaatkan limbah dengan memrosesnya kembali ke proses semula
melalui perlakuan fisika, kimia dan biologi.
6. Recovery/ Reclaim (pungut ulang, ambil ulang) adalah upaya mengambil
bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu
limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau
tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi.
Dari semua teknik tersebut, yang paling penting dan perlu diperhatikan
untuk mencapai keberhasilan program produksi bersih adalah mengurangi
penyebab timbulnya limbah. Tujuh faktor kunci dalam ekoefisiensi atau produksi
bersih yang diidentifikasi oleh World Bussiness Council for Sustainability
Development (WBCSD) menurut KNLH-GTZ, 2007, yaitu:
a. mengurangi jumlah penggunaan bahan
b. mengurangi jumlah penggunaan energi
c. mengurangi pencemaran
d. memperbesar daur ulang bahan
4
e. memaksimalkan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui
f. memperpanjang umur pakai produk
g. meningkatkan intensitas pelayanan
2.3 Neraca Massa dan Neraca Air Setiap Proses Produksi Cacahan Plastik
(Analisis Produksi Bersih)
2.4 Industri X
Industri X merupakan industri pengolahan daur ulang sampah plastik
menjadi cacahan plastik. Cacahan plastik tersebut merupakan bahan setengah jadi
yang nantinya harus diproses kembali untuk menghasilkan suatu produk.
Proses produksi sampah plastik menjadi cacahan plastik meliputi
pengumpulan bahan baku, penimbangan, pemisahan sampah plastik berdasarkan
jenisnya masing-masing, penggilingan, pencucian, dan pengeringan.
5
2.5 Tahapan Proses Produksi Industry X
2.5.1 Bahan Baku Masuk
Input:
Bahan baku plastik diperoleh dari pengepul maupun pemulung
Proses:
a. Bahan baku yang dikirimkan oleh pengepul menggunakan mobil
pengangkut, kemudian diturunkan.
b. Dilakukan penimbangan terhadap bahan baku masuk, menggunakan
timbangan manual yang memiliki kapasitas 500kg.
c. Dilakukan pencatatan setiap bahan baku masuk, proses ini berlangsung
30- 40 menit untuk 1mobil pengangkut.
Output:
Neraca massa pada proses produksi pada bahan baku plastik yang masuk:
PET 1 :571kg, PET 2 :86kg, MBR :439kg, EH :102kg, BLW :159kg, PK
:247kg, AG K :226kg, AG B :232kg, MT :171kg
Total :2233kg
6
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Proses Produksi pada Bahan Baku Plastik
yang Masuk
Jenis Bahan Neraca Massa
Baku (Kg)
PET 1 571 kg
PET 2 86 kg
MBR 439 kg
EH 102 kg
BLW 159 kg
PK 247 kg
AG K 226 kg
AG B 232 kg
MT 171 kg
Total 2233 kg
7
3. Limbah padat yang dihasilkan dari proses ini berupa kotoran yang
menempel, label, tutup botol, dan benda benda yang tidak termasuk jenis
plastik serta yang tidak dapat diolah di industri ini.
Berdasarkan data tabel di atas dari tahap sortir pada bulan juni 2020 dapat
dihitung limbah padat yang ditimbulkan sebanyak:
36395 Kg – 35196 Kg = 1199Kg
Persentase bahan baku yang dapat dilakukan proses produksi
= (35196 Kg / 36395 Kg) x 100% = 96,7%
8
2.5.3 Penggilingan
Input:
9
Gambar 2.4 Tahapan Penggilingan Bahan Baku
Input :
a. Bahan baku plastik yang telah dipisahkan berdasJenis bahan baku plastik
PET berjumlah 895 kg, dan jenis bahan baku plastik PP berjumlah 769
kg.
b. Proses pencacahan plastik dilakukan satu hari satu jenis plastik.
1. Berat input jenis bahan baku plastik PET= 1,6 kg/wadah
2. Berat input jenis bahan baku plastik PP= 1,9 kg/wadah
3. Air, mesin pencacah rata-rata setiap 20 menit ditambahkan air 1
ember yang memiliki volume 33 liter, maka kebutuhan air setiap
dilakukan pencacahan yaitu:
= 6jam/hari x 3kali/jam x 33liter
= 594 l/hari
Air yang digunakan untuk mesin pencacah diresirkulasi dari bak
pencucian 1 yang dapat menampung air kurang lebih 1500 liter air.
4. Sabun, setiap dilakukannya satu kali proses pencacahan, memerlukan
250gram sabun ABS.
5. Energi listrik, dibutuhkan untuk menjalankan mesin penggilingan
yang memiliki daya 11.000 kWh, digunakan 6jam/hari.
Output :
a. Cacahan plastik
b. Limbah padat, yang ditimbulkan
yaitu cacahan plastik yang jatuh
berceceran di sekitar area mesin
pencacah dan kotoran yang
masih menempel pada bahan
baku plastik
c. Getaran
d. Kebisingan , dapat diperoleh
10
intensitas kebisingan pada saat
dilakukan penggilingan plastik yaitu
96,4 dB, intensitas ini melebihi nilai
85 dB
11
e. ambang batas kebisingan dalam PERMENAKER No 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja. Titik
pengukuran berada samping bak pencucian, dengan jarak 2 meter dari
sumber kebisingan.
2.5.4 Pencucian
1. Cacahan plastik.
Berat jenis bahan baku plastik PET sebelum digiling = 1,6 kg/wadah
Berat jenis bahan baku plastik PP sebelum digiling = 1,9 kg/wadah
2. Air
Air yang digunakan untuk pencucian cacahan plastik berasal dari
PDAM, setiap kali dilakukan pencucian cacahan plastik memerlukan
kurang lebih 4000 liter air untuk mengisi 2 bak pencucian.
3. Caustic Soda
Caustic soda yang digunakan dalam 1kali pencucian dalam 1 hari rata-
rata 250gram.
Input:
a. Cacahan plastik.
1. Berat jenis bahan baku plastik PET sebelum digiling = 1,6
kg/wadah
2. Berat jenis bahan baku plastik PP sebelum digiling = 1,9
kg/wadah
b. Air, setiap kali dilakukan pencucian cacahan plastik memerlukan
kurang lebih 4000 liter air untuk mengisi 2 bak pencucian.
12
c. Caustic Soda,yang digunakan dalam 1 kali pencucian dalam 1
hari rata-rata 250 gram.
Pembersihan bak dan pengisian air dilakukan setiap hari setelah proses
pencucian cacahan plastik selesai.
• Volume air yang dipakai untuk pengisian bak pencucian dalam 1 hari
yaitu:
• V = Vtotal bak 1 + Vtotal bak 2
• V = 1,58 m³ + 2,47 m³
• V = 4,05m³
Output:
a. Cacahan plastik yang sudah dilakukan pencucian
b. Berat output jenis bahan baku plastik PET = 5,6 kg/wadah
Presentase jumlah air yang terbawa cacahan plastik
= berat output - berat input berat input x100%
= 5,6 - 1,6 / 1,6 x 100% = 262%
c. Berat output jenis bahan baku plastik PP = 6,7 kg/wadah
Presentase jumlah air yang terbawa cacahan plastik
= 6,7 - 1,9 / 1,9 x 100% = 252%
d. Limbah
1. limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian sebanyak
volume air yang dihunakan dalam 1 kali pencucian cacahan
plastik.
13
2. Limbah padat yang dihasilkan berupa cacahan plastik yang tidak
terbawa ataupun tercecer disekitar bak pencucian, kotoran yang
mengendap didasar bak pencucian
2.5.5 Pengeringan
Input:
a. Cacahan plastik basah
Berat input jenis bahan baku plastik PET sebelum dikeringkan
menggunakan pengering Sentris = 5,6 kg/wadah
Berat input jenis bahan baku plastik PP sebelum dikeringkan
menggunakan pengering Sentris = 6,7 kg/wadah
b. Energi listrik
Energi listrik digunakan untuk menjalankan dua mesin pengering,
yaitu mesin sentris dengan daya 2500kWh dan mesin pengering HE
dengan daya 3750kWh yang dibutuhkan untuk mengeringkan
cacahan plastik basah.
c. Kayu bakar
Kayu bakar digunakan untuk menghasilkan panas pada mesin
pengering HE, untuk satu kali proses pengeringan menggunakan
mesin pengeringan HE, dibutuhkan kurang lebih 0,5m³ kayu bakar.
14
Output:
1. Cacahan plastik
a) Pengering Sentris
Berat output cacahan plastik jenis PET menggunakan pengeringan
Sentris = 2,5 kg/wadah. Persentase pengeringan
= berat input - berat output / berat input x100%
= 5,8 - 2,5 / 5,8 x 100% = 56,8%
Berat output cacahan plastik jenis PP menggunakan pengeringan
Sentris = 2,6 kg/wadah
= 6,7 - 2,6 / 6,7 x 100% = 61,1%
b) Pengering HE
Berat output cacahan plastik jenis PET menggunakan pengeringan
HE = 2,1 kg/wadah
= 2,5 - 2,1 / 2,5 x 100% = 16%
Berat output cacahan plastik jenis PP menggunakan pengeringan
HE = 2,3 kg/wadah
= 2,6 - 2,3 / 2,6 x 100% = 11,5%
2. Limbah cair pengeringan Sentris
Diketahui 𝜌 air = 1000 kg/m³, ρ= massa / volume
a) Cacahan plastik jenis PET
Massa air yang hilang = berat input – berat output
= 5,8 kg – 2,5 kg
= 3,3 kg
Maka volume air yang keluar dari pengering Sentris
= massa air yang hilang / ρ air
= 3,3 kg / 1000 kg/m³
= 0,0033 m³
Volume air dari mesin pengering Sentris yang menjadi air limbah yaitu:
V = 3 x 0,0033 m³ = 0,0099 m³
b) Cacahan plastik jenis PP
Massa air yang hilang= berat input – berat output
= 6,7 kg – 2,6 kg
15
= 4,1 kg
Maka volume air yang keluar dari pengering Sentris
= massa air yang hilang / ρ air
= 4,1 kg / 1000 kg/m³ = 0,0041 m³
volume air dari mesin pengering Sentris yang menjadi air limbah yaitu:
V = 3 x 0,0041 m³ = 0,0123m³
3. Limbah padat yang ditimbulkan berupa cacahan plastik yang tercecer
disekitar mesin pengering dan tercecer saat pemindahan kedalam karung.
Limbah padat yang ditimbulkan dari jenis cacahan plastik PET sebanyak 6,3
kg dan jenis cacahan plastik PP 1,7 kg
2.5.6 Pengemasan
Input:
a. Cacahan plastik kering
b. Karung
c. Tali
Proses:
a. Pengemasan Proses pengemasan cacahan plastik secara manual,
dikemas kedalam karung, proses ini memerlukan 10-15 menit per
karung.
b. Penimbangan
Produk yang sudah dikemas kemudian ditimbang sebelum dilakukan
pengiriman, proses ini memerlukan waktu sekitar 5 menit per
karung.
16
a. Jenis plastik PET
• Bahan baku setelah dilakukan sortasi = 895 kg
• Cacahan plastik yang dihasilkan = 792 kg
• Persentase produk jadi = (792 kg/895 kg) x 100% = 88%
b. Jenis plastik PP
• Bahan baku setelah dilakukan sortasi = 769 kg
• Cacahan plastik yang dihasilkan = 637 kg
• Persentase produk jadi = (637 kg/769 kg) x 100% = 82%
Presentase hasil produk jadi kedua jenis sampel plastik pengamatan berbeda-
beda angka tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa penyebab selama
dilakukannya tahapan proses produksi, sebagai berikut:
a. Berat produk berkurang karena saat akan dilakukan proses penggilingan
masih ada jenis plastik yang tidak bisa diolah, sehingga menimbulkan
limbah padat
b. Berkurangnya berat produk karena pada saat pencucian yang
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada bahan baku plastik
c. Terdapat ceceran cacahan plastik yang mengendap pada permukaan bak
pencucian saat dilakukan proses pencucian cacahan plastik
d. Ceceran plastik yang ditimbulkan saat dilakukan peralihan tahapan
pencucian ke pengeringan sentris dan saat peralihan tahapan pengeringan
sentris ke tahap pengeringan HE sehingga mempengaruhi berkurangnya
berat produk
e. Ceceran cacahan plastik yang ditimbulkan saat proses pengeringan cacahan
plastik menggunakan pengering HE
17
BAB III
PEMBAHASAN
18
3.1.3 Daur ulang di Finishing
Daur ulang merupakan penggunaan kembali limbah dalam berbagai
bentuk, di antaranya:
a. Dikembalikan lagi ke proses semula
b. Bahan baku pengganti untuk proses produksi lain
c. Dipisahkan untuk diambil kembali bagian yang bermanfaat
d. Diolah kembali sebagai produk samping
Walaupun daur ulang limbah cenderung efektif dari segi biaya dibanding
pengolahan limbah, ada hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa proses daur
ulang limbah harus mempertimbangkan semua upaya pengurangan limbah
pada sumber telah dilakukan.
19
tadinya menggunakan energi listrik dan kayu bakar, juga tidak
menghasilkan abu dan gas.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, banyak hal yang dapat diterapkan dalam pada
Industri X yaitu dengan cara:
1. Menerapkan Good House Keeping
2. Melakukan kegiatan reuse
3. Melakukan kegiatan daur ulang di finishing
4. Melakukan Perubahan Teknologi
5. Melakukan Penanganan terhadap timbulan getaran dan kebisingan
Karena dengan melakukan penerapan produksi bersih Industri mendapatkan
banyak manfaat baik apabila diterapkan dengan benar. Produksi bersih sebagai
strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat terpadu dan preventif, dapat
diterapkan dalam produksi dan siklus pelayanan pada produk, proses, dan
pelayanan yang berdampak pada perbaikan efisiensi, performansi lingkungan
yang lebih baik serta peningkatan keuntungan yang kompetitif. Dengan penerapan
produksi bersih untuk mengharmonisasikan upaya pengelolaan
lingkungan dengan kegiatan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, diharapkan pembangunan industri berkelanjutan (sustainable industry)
yang memanfaatkan sumber daya alam untuk kegiatan industri masa kini tidak
mengorbankan kepentingan generasi berikutnya sehingga anak cucu kita masih
dapat merasakan lingkungan seperti yang kita rasakan sekarang, bahkan bisa lebih
baik lagi.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah segera dilakukan sosialisasi tentang
produksi bersih ini, sehingga semua pihak yang terlibat mengetahui manfaat dari
penerapan produksi bersih. Dengan demikian Industri dapat mengurangi limbah
yang ditimbulkan dan sekaligus menghemat biaya dalam pengelolaannya.
21
DAPTAR PUSTAKA
22