Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI INDUSTRI

PENGOLAHAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK MENJADI


CACAHAN PLASTIK
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Produksi Bersih

Disusun Oleh
1. Nurul Syahnia Dewi ( 183050001)
2. Bima Dwi Putro ( 183050017)
3. Ariansah ( 193050002)
4. Reza Putri Yuliana (193050003)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
K
ATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah maka Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan
Salam juga tak lupa kami sampaikan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
sebagai pedoman hidup kita hingga akhir zaman.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah
Produksi Bersih. Selain itu, kami juga berharap agar laporan ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang analisis produksi bersih yang bisa dilakukan di
industri daur ulang plastik
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada . Ibu Astri
Widiastuti Hasbiah, ST, M. ENV selaku dosen mata kuliah. Laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan Laporan ini.

Bandung 14 Desember 2021

Penulis

ii
D
AFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Rumusan Masalah 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Produksi Bersih 3
2.2 Prinsip Produksi Bersih 4
2.3 Neraca Massa dan Neraca air Setiap Proses produksi Cacahan Plastik
(Analisis Produksi Bersih) 5
2.4 Industri X 5
2.5 Tahapan Proses Produksi Industri X 6
2.5.1 Bahan Baku Masuk 6
2.5.2 Pemisahan Bahan Baku 7
2.5.3 Penggilingan 9
2.5.4 Penyucian 11
2.5.2 Pengeringan 13
2.5.2 Pengemasan 15
BAB III PEMBAHASAN 17
3.1 Analisis Peluang Produksi Bersih 17
3.1.1 Good Housekeeping 17
3.1.2 Reuse 17
3.1.3 Daur Ulang Finishing 18
3.1.4 Perubahan Teknologi 18
3.1.5 Penanganan Getaran dan Kebisingan 19
3.2 Manfaat yang Diperoleh dari Penerapan Produksi Bersih 19
BAB IV PENUTUP 20
4.1 Kesimpulan 20
4.1 Saran 20
Daftar Pustaka 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sekarang ini di era globalisasi seperti sekarang ini pertumbuhan
industry pada berbagai sekala menjadi suatu tren di berbagai negara mulai dari
industry makanan, hingga industry kimia. Keberadaan industry dalam berbagai
sekala dan jenis ditunjukan sebagai solusi dalam mengatasi persoalan ekonomi pada
masing masing negara. Dalam proses produksinya industri pengolahan daur ulang
sampah plastik ini dijadikan suatu cacahan plastik yang menghasilkan cacahan
plastik, industri ini juga menghasilkan limbah baik berupa limbah padat, cair , gas,
dan kebisingan, yang apabila tidak dikelola secara benar dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan. Pada proses produksi ini dilakukan dari
memperoleh bahan baku, penimbangan dan pemisahan bahan baku, penggilingan,
pencucian, pengeringan dan pengemasan. Produksi bersih adalah suatu program
strategis yang bersifat proaktif yang diterapkan untuk menselaraskan kegiatan
pembangunan ekonomi dengan upaya perlindungan lingkungan.
Sebaiknya pengelolaan limbah industri pengolahan daur ulang sampah
plastik menjadi cacahan plastik ini dilakukan dengan pendekatan penerapan
produksi bersih supaya tidak menggaggu lingkungan maka akan dilakukan
penelitian peluang-peluang produksi bersih pada industri ini Dalam hal ini
penelitian direncanakan akan di lakukan di Industri X.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan Produksi bersih adalah:

1. Mengetahui penyebab pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh


proses produksi
2. Mengetahui minimalisasi limbah pada produksi bersih
3. Mengetahui salah satu cara minimalisasi limbah dan pengendalian
limbah.

1
1.3 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah produksi bersih adalah:

1. Pengertian produksi bersih dan teknik pelaksanaannya


2. Analisa neraca massa pada proses industri dalam produksi limbah
cacahan plastic.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi Bersih


Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku
maupun bahan pendukung dalam suatu tahapan proses produksi, dengan sasaran
peningkatan produktivitas dan minimalisasi residu maupun limbah yang dihasilkan.
Pengelolaan pencemaran dimulai dengan melihat sumber timbulan limbah mulai
dari bahan baku, bahan pendukung, proses produksi, sampai menjadi sebuah
produk. Pendekatan pengelolaan lingkungan dengan penerapan konsep produksi
bersih melalui peningkatan efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan nilai ekonomis suatu produk serta meminimalisasi
dampak negatif pada manusia dan linkunganya.
Menurut United Nations Environment Programme (UNEP) dalam
konsepnya tentang produksi bersih pada 1989/1990 yang tertuang dalam U RI No.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
memberikan definisi terhadap produksi bersih yaitu sebagai berikut: "Cleaner
Production is the continuous application f an integrated preventive environment
strategy to proceses, produces and senvices to increase efficiency and reduce risks
to humans and the environment". Jadi, produksi bersih merupakan strategi
pengelolaan lingkungan yang bersitat pevenut atau pencegahan dan terpadu yang
perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk
dengan tujuan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan (UNEP, 1991).
Produksi Bersih, menurut Kementerian Lingkungan Hidup, didefinisikan sebagai
strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan
secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait
dengan proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
sumberdaya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi
terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan (KLH, 2003)

3
2.2 Prinsip Produksi Bersih
Pola pendekatan produksi bersih dalam melakukan pencegahan dan
pengurangan limbah yaitu dengan strategi 1E4R (Elimination, Reduce, Reuse,
Recycle, Recovery/Reclaim) (UNEP, 1999). Prinsip-prinsip pokok dalam strategi
produksi bersih dalam Kebijakan Nasional Produksi Bersih (KLH, 2003)
dituangkan dalam 5R (Re-think, Re-use, Reduce, Recovery and Recycle).
1. Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan
limbah langsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses produksi
sampai produk.
2. Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiran yang harus
dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi.
3. Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi
timbulan limbah pada sumbernya.
4. Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali) adalah upaya yang
memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan
fisika, kimia atau biologi.
5. Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk
memanfaatkan limbah dengan memrosesnya kembali ke proses semula
melalui perlakuan fisika, kimia dan biologi.
6. Recovery/ Reclaim (pungut ulang, ambil ulang) adalah upaya mengambil
bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu
limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau
tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi.
Dari semua teknik tersebut, yang paling penting dan perlu diperhatikan
untuk mencapai keberhasilan program produksi bersih adalah mengurangi
penyebab timbulnya limbah. Tujuh faktor kunci dalam ekoefisiensi atau produksi
bersih yang diidentifikasi oleh World Bussiness Council for Sustainability
Development (WBCSD) menurut KNLH-GTZ, 2007, yaitu:
a. mengurangi jumlah penggunaan bahan
b. mengurangi jumlah penggunaan energi
c. mengurangi pencemaran
d. memperbesar daur ulang bahan

4
e. memaksimalkan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui
f. memperpanjang umur pakai produk
g. meningkatkan intensitas pelayanan

2.3 Neraca Massa dan Neraca Air Setiap Proses Produksi Cacahan Plastik
(Analisis Produksi Bersih)

Prinsip umum neraca massa adalah membuat sejumlah persamaan-


persamaan yang saling tidak tergantung satu sama lain, dimana persamaan-
persamaan tersebut jumlahnya sama dengan jumlah komposisi yang tidak diketahui.
Tahapan proses produksi cacahan plastik di industri X Meliputi pengumpulan bahan
baku penimbangan, pemisahan, penggilingan, pencucian, dan pengeringan
memiliki neraca massa dan neraca air masing-masing untuk setiap tahapannya

2.4 Industri X
Industri X merupakan industri pengolahan daur ulang sampah plastik
menjadi cacahan plastik. Cacahan plastik tersebut merupakan bahan setengah jadi
yang nantinya harus diproses kembali untuk menghasilkan suatu produk.
Proses produksi sampah plastik menjadi cacahan plastik meliputi
pengumpulan bahan baku, penimbangan, pemisahan sampah plastik berdasarkan
jenisnya masing-masing, penggilingan, pencucian, dan pengeringan.

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Produksi Industry X

5
2.5 Tahapan Proses Produksi Industry X
2.5.1 Bahan Baku Masuk
Input:
Bahan baku plastik diperoleh dari pengepul maupun pemulung
Proses:
a. Bahan baku yang dikirimkan oleh pengepul menggunakan mobil
pengangkut, kemudian diturunkan.
b. Dilakukan penimbangan terhadap bahan baku masuk, menggunakan
timbangan manual yang memiliki kapasitas 500kg.
c. Dilakukan pencatatan setiap bahan baku masuk, proses ini berlangsung
30- 40 menit untuk 1mobil pengangkut.
Output:
Neraca massa pada proses produksi pada bahan baku plastik yang masuk:
PET 1 :571kg, PET 2 :86kg, MBR :439kg, EH :102kg, BLW :159kg, PK
:247kg, AG K :226kg, AG B :232kg, MT :171kg
Total :2233kg

Gambar 2.2 Tahapan Bahan Baku Masuk

6
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Proses Produksi pada Bahan Baku Plastik
yang Masuk
Jenis Bahan Neraca Massa
Baku (Kg)
PET 1 571 kg
PET 2 86 kg
MBR 439 kg
EH 102 kg
BLW 159 kg
PK 247 kg
AG K 226 kg
AG B 232 kg
MT 171 kg
Total 2233 kg

2.5.2 Pemisahan Bahan Baku


Input:
Bahan baku plastik yang sudah ditimbang.
Proses:
Proses pemisahan bahan baku dilakukan secara manual oleh para pekerja,
dilakukan untuk memisahkan bahan baku dari kotoran-kotoran yang
menempel, dan melepas label atau tutup botol pada setiap bahan baku
plastik. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih 5-10menit/kg.
Output:
1. Bahan baku berdasarkan jenis
Bahan baku plastik yang telah disortir siap untuk dilakukan proses
penggilingan.

2. Sebagian bahan baku disimpan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi


peningkatan jumlah yang diminta oleh konsumen. Dan juga terkait
dengan kondisi pandemi covid-19 juga berdampak terhadap permintaan
konsumen yang menurun, mengakibatkan terjadinya penumpukan bahan
baku.

7
3. Limbah padat yang dihasilkan dari proses ini berupa kotoran yang
menempel, label, tutup botol, dan benda benda yang tidak termasuk jenis
plastik serta yang tidak dapat diolah di industri ini.

Gambar 2.3 Tahapan Pemisahan Bahan Baku


Tabel 3.2 Data Proses Sortir Bahan Baku
Jenis Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Hasil
Baku Baku Masuk (Kg) Baku Bersih (Kg) Sortir
PET 1 6694 6427 267
PET 2 1526 1494 32
MBR 7055 6712 343
EH 2180 2021 156
BLW 4355 4214 141
PK 5347 5206 141
AG K 3422 3422 0
AG B 2828 2716 112
MT 2974 2967 7
Campuran 14 14 0
Total 3695 35196 1199

Berdasarkan data tabel di atas dari tahap sortir pada bulan juni 2020 dapat
dihitung limbah padat yang ditimbulkan sebanyak:
36395 Kg – 35196 Kg = 1199Kg
Persentase bahan baku yang dapat dilakukan proses produksi
= (35196 Kg / 36395 Kg) x 100% = 96,7%

8
2.5.3 Penggilingan
Input:

1. Bahan baku plastik yang telah dipisahkan berdasJenis bahan baku


plastik PET berjumlah 895 kg, dan jenis bahan baku plastik PP
berjumlah 769 kg.
2. Proses pencacahan plastik dilakukan satu hari satu jenis plastik.
a. Berat input jenis bahan baku plastik PET= 1,6 kg/wadah
b. Berat input jenis bahan baku plastik PP= 1,9 kg/wadah
c. Air
Air yang digunakan berasal dari PDAM, kemudian air
digunakan untuk melancarkan aliran cacahan plastik menuju bak
pencucian. Mesin pencacah rata-rata setiap 20 menit
ditambahkan air 1 ember yang memiliki volume 33 liter, maka
kebutuhan air setiap dilakukan pencacahan yaitu:
=6jam/hari x 3kali/jam x 33liter
=594 l/hari
Air yang digunakan untuk mesin pencacah diresirkulasi dari bak
pencucian 1 yang dapat menampung air kurang lebih 1500 liter
air.
d. Sabun
Sabun yang digunakan yaitu sabun ABS (Alkyl Benzene
Sulfonat) dengan cara mencampurkan ke bahan baku plastik
yang akan masuk ke mesin pencacahan. Setiap dilakukannya
satu kali proses pencacahan, memerlukan 250gram sabun ABS.
e. Energi listrik
Energi listrik dibutuhkan untuk menjalankan mesin
penggilingan yang memiliki daya 11.000 kWh, digunakan
6jam/hari.

9
Gambar 2.4 Tahapan Penggilingan Bahan Baku

Input :
a. Bahan baku plastik yang telah dipisahkan berdasJenis bahan baku plastik
PET berjumlah 895 kg, dan jenis bahan baku plastik PP berjumlah 769
kg.
b. Proses pencacahan plastik dilakukan satu hari satu jenis plastik.
1. Berat input jenis bahan baku plastik PET= 1,6 kg/wadah
2. Berat input jenis bahan baku plastik PP= 1,9 kg/wadah
3. Air, mesin pencacah rata-rata setiap 20 menit ditambahkan air 1
ember yang memiliki volume 33 liter, maka kebutuhan air setiap
dilakukan pencacahan yaitu:
= 6jam/hari x 3kali/jam x 33liter
= 594 l/hari
Air yang digunakan untuk mesin pencacah diresirkulasi dari bak
pencucian 1 yang dapat menampung air kurang lebih 1500 liter air.
4. Sabun, setiap dilakukannya satu kali proses pencacahan, memerlukan
250gram sabun ABS.
5. Energi listrik, dibutuhkan untuk menjalankan mesin penggilingan
yang memiliki daya 11.000 kWh, digunakan 6jam/hari.
Output :
a. Cacahan plastik
b. Limbah padat, yang ditimbulkan
yaitu cacahan plastik yang jatuh
berceceran di sekitar area mesin
pencacah dan kotoran yang
masih menempel pada bahan
baku plastik
c. Getaran
d. Kebisingan , dapat diperoleh

10
intensitas kebisingan pada saat
dilakukan penggilingan plastik yaitu
96,4 dB, intensitas ini melebihi nilai
85 dB

11
e. ambang batas kebisingan dalam PERMENAKER No 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja. Titik
pengukuran berada samping bak pencucian, dengan jarak 2 meter dari
sumber kebisingan.

2.5.4 Pencucian
1. Cacahan plastik.
Berat jenis bahan baku plastik PET sebelum digiling = 1,6 kg/wadah
Berat jenis bahan baku plastik PP sebelum digiling = 1,9 kg/wadah
2. Air
Air yang digunakan untuk pencucian cacahan plastik berasal dari
PDAM, setiap kali dilakukan pencucian cacahan plastik memerlukan
kurang lebih 4000 liter air untuk mengisi 2 bak pencucian.
3. Caustic Soda
Caustic soda yang digunakan dalam 1kali pencucian dalam 1 hari rata-
rata 250gram.

Gambar 2.5 Tahapan Pencucian Cecahan Plastik

Input:
a. Cacahan plastik.
1. Berat jenis bahan baku plastik PET sebelum digiling = 1,6
kg/wadah
2. Berat jenis bahan baku plastik PP sebelum digiling = 1,9
kg/wadah
b. Air, setiap kali dilakukan pencucian cacahan plastik memerlukan
kurang lebih 4000 liter air untuk mengisi 2 bak pencucian.

12
c. Caustic Soda,yang digunakan dalam 1 kali pencucian dalam 1
hari rata-rata 250 gram.

Tabel 3.3 Keterangan Bak Pencucian


Keterangan Bak Pencucian 1 Bak Pencucian 2
Panjang 185 cm 290 cm
Lebar 95 cm 95 cm
Tinggi 90 cm 90 cm
Volume 1,58 m³ 2,47 m³

Pembersihan bak dan pengisian air dilakukan setiap hari setelah proses
pencucian cacahan plastik selesai.
• Volume air yang dipakai untuk pengisian bak pencucian dalam 1 hari
yaitu:
• V = Vtotal bak 1 + Vtotal bak 2
• V = 1,58 m³ + 2,47 m³
• V = 4,05m³

Output:
a. Cacahan plastik yang sudah dilakukan pencucian
b. Berat output jenis bahan baku plastik PET = 5,6 kg/wadah
Presentase jumlah air yang terbawa cacahan plastik
= berat output - berat input berat input x100%
= 5,6 - 1,6 / 1,6 x 100% = 262%
c. Berat output jenis bahan baku plastik PP = 6,7 kg/wadah
Presentase jumlah air yang terbawa cacahan plastik
= 6,7 - 1,9 / 1,9 x 100% = 252%
d. Limbah
1. limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian sebanyak
volume air yang dihunakan dalam 1 kali pencucian cacahan
plastik.

13
2. Limbah padat yang dihasilkan berupa cacahan plastik yang tidak
terbawa ataupun tercecer disekitar bak pencucian, kotoran yang
mengendap didasar bak pencucian

2.5.5 Pengeringan
Input:
a. Cacahan plastik basah
Berat input jenis bahan baku plastik PET sebelum dikeringkan
menggunakan pengering Sentris = 5,6 kg/wadah
Berat input jenis bahan baku plastik PP sebelum dikeringkan
menggunakan pengering Sentris = 6,7 kg/wadah
b. Energi listrik
Energi listrik digunakan untuk menjalankan dua mesin pengering,
yaitu mesin sentris dengan daya 2500kWh dan mesin pengering HE
dengan daya 3750kWh yang dibutuhkan untuk mengeringkan
cacahan plastik basah.
c. Kayu bakar
Kayu bakar digunakan untuk menghasilkan panas pada mesin
pengering HE, untuk satu kali proses pengeringan menggunakan
mesin pengeringan HE, dibutuhkan kurang lebih 0,5m³ kayu bakar.

Gambar 2.6 Tahapan Pengeringan Cecahan Plastik


Proses:
Pengeringan dilakukan dengan menggunakan mesin pengering sentris dan
pengering HE. Mesin pengering sentris berfungsi untuk menurunkan kadar air
sebesar 70%, dan mesin pengering HE berfungsi untuk menurunkan kadar air
sebesar 30%. Proses pengeringan cacahan plastik memerlukan waktu sekitar 20-
30menit dalam satu kali proses pengeringan.

14
Output:
1. Cacahan plastik
a) Pengering Sentris
Berat output cacahan plastik jenis PET menggunakan pengeringan
Sentris = 2,5 kg/wadah. Persentase pengeringan
= berat input - berat output / berat input x100%
= 5,8 - 2,5 / 5,8 x 100% = 56,8%
Berat output cacahan plastik jenis PP menggunakan pengeringan
Sentris = 2,6 kg/wadah
= 6,7 - 2,6 / 6,7 x 100% = 61,1%
b) Pengering HE
Berat output cacahan plastik jenis PET menggunakan pengeringan
HE = 2,1 kg/wadah
= 2,5 - 2,1 / 2,5 x 100% = 16%
Berat output cacahan plastik jenis PP menggunakan pengeringan
HE = 2,3 kg/wadah
= 2,6 - 2,3 / 2,6 x 100% = 11,5%
2. Limbah cair pengeringan Sentris
Diketahui 𝜌 air = 1000 kg/m³, ρ= massa / volume
a) Cacahan plastik jenis PET
Massa air yang hilang = berat input – berat output
= 5,8 kg – 2,5 kg
= 3,3 kg
Maka volume air yang keluar dari pengering Sentris
= massa air yang hilang / ρ air
= 3,3 kg / 1000 kg/m³
= 0,0033 m³
Volume air dari mesin pengering Sentris yang menjadi air limbah yaitu:
V = 3 x 0,0033 m³ = 0,0099 m³
b) Cacahan plastik jenis PP
Massa air yang hilang= berat input – berat output
= 6,7 kg – 2,6 kg

15
= 4,1 kg
Maka volume air yang keluar dari pengering Sentris
= massa air yang hilang / ρ air
= 4,1 kg / 1000 kg/m³ = 0,0041 m³
volume air dari mesin pengering Sentris yang menjadi air limbah yaitu:
V = 3 x 0,0041 m³ = 0,0123m³
3. Limbah padat yang ditimbulkan berupa cacahan plastik yang tercecer
disekitar mesin pengering dan tercecer saat pemindahan kedalam karung.
Limbah padat yang ditimbulkan dari jenis cacahan plastik PET sebanyak 6,3
kg dan jenis cacahan plastik PP 1,7 kg

2.5.6 Pengemasan
Input:
a. Cacahan plastik kering
b. Karung
c. Tali
Proses:
a. Pengemasan Proses pengemasan cacahan plastik secara manual,
dikemas kedalam karung, proses ini memerlukan 10-15 menit per
karung.
b. Penimbangan
Produk yang sudah dikemas kemudian ditimbang sebelum dilakukan
pengiriman, proses ini memerlukan waktu sekitar 5 menit per
karung.

Gambar 2.7 Tahapan Pengemasan Produk


Output:
Produk siap dikirim ke industri lain.
Uraian cacahan plastik yang dihasilkan setelah mengalami proses produki:

16
a. Jenis plastik PET
• Bahan baku setelah dilakukan sortasi = 895 kg
• Cacahan plastik yang dihasilkan = 792 kg
• Persentase produk jadi = (792 kg/895 kg) x 100% = 88%
b. Jenis plastik PP
• Bahan baku setelah dilakukan sortasi = 769 kg
• Cacahan plastik yang dihasilkan = 637 kg
• Persentase produk jadi = (637 kg/769 kg) x 100% = 82%
Presentase hasil produk jadi kedua jenis sampel plastik pengamatan berbeda-
beda angka tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa penyebab selama
dilakukannya tahapan proses produksi, sebagai berikut:
a. Berat produk berkurang karena saat akan dilakukan proses penggilingan
masih ada jenis plastik yang tidak bisa diolah, sehingga menimbulkan
limbah padat
b. Berkurangnya berat produk karena pada saat pencucian yang
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada bahan baku plastik
c. Terdapat ceceran cacahan plastik yang mengendap pada permukaan bak
pencucian saat dilakukan proses pencucian cacahan plastik
d. Ceceran plastik yang ditimbulkan saat dilakukan peralihan tahapan
pencucian ke pengeringan sentris dan saat peralihan tahapan pengeringan
sentris ke tahap pengeringan HE sehingga mempengaruhi berkurangnya
berat produk
e. Ceceran cacahan plastik yang ditimbulkan saat proses pengeringan cacahan
plastik menggunakan pengering HE

17
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisa Peluang Produksi Bersih


3.1.1 Good Housekeeping
Dengan menerapkan ketatarumahtanggaan yang baik (Good Housekeeping)
yaitu upaya-upaya produksi bersih berupa tindakan sederhana untuk mengurangi
pemakaian air, energi maka akan diperoleh manfaat seperti penghematan biaya,
kinerja lingkungan hidup yang lebih baik dan penyempurnaan organisasi.
Peningkatan good housekeeping umumnya dapat menurunkan jumlah limbah
antara 20 sampai 30% dengan biaya yang rendah. Upaya yang dapat dilakukan
antara lain :
● Melakukan material handling dengan baik dan menggunakan alas untuk
mencegah terjadinya bahan yang tercecer.
● Penggunaan alas pada setiap proses untuk menampung cacahan plastik
atau limbah yang tercecer disekitar prosesnya, agar dapat dikumpulkan,
dan digunakan kembali.
● Limbah padat hasil pembersihan seperti kertas label bisa didaur ulang
kembali dan dijual atau bisa dijual ke bank sampah. Untuk kotorannya
bisa dipakai untuk pakai untuk pengurukan tanah.
● Melakukan pengendalian persediaan agar tidak ada bahan baku yang
menumpuk yang bisa mengakibatkan terhambatnya proses lainnya.
● Perawatan alat pengering secara rutin
● Menghidupkan peralatan jika diperlukan.
● Segera mematikan alat apabila tidak digunakan.
● Mengukur dan mencatat pemakaian energi.

3.1.2 Reuse (pakai ulang/penggunaan Kembali)


Penggunaan Kembali air hasil akhir pengelolaan limbah, untuk pencucian.

18
3.1.3 Daur ulang di Finishing
Daur ulang merupakan penggunaan kembali limbah dalam berbagai
bentuk, di antaranya:
a. Dikembalikan lagi ke proses semula
b. Bahan baku pengganti untuk proses produksi lain
c. Dipisahkan untuk diambil kembali bagian yang bermanfaat
d. Diolah kembali sebagai produk samping
Walaupun daur ulang limbah cenderung efektif dari segi biaya dibanding
pengolahan limbah, ada hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa proses daur
ulang limbah harus mempertimbangkan semua upaya pengurangan limbah
pada sumber telah dilakukan.

3.1.4 Perubahan Teknologi


Pada saat pengeringan sangat penting dilakukan. Karena mengganti
teknologi produksi untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan timbulan
limbah, mengubah urutan proses produksi menjadi lebih efisien, untuk lebih
meningkatkan produktifitas dan penggunaan bahan, air dan energi yang
lebih efisien dalam proses menjadi alasan untuk dilakukan hal ini Peralatan
pengeringan menggunakan 2 alat sentris berfungsi untuk menurunkan kadar
air sebesar 70% yamg menggunkan energi listrik, dan mesin pengering HE
berfungsi untuk menurunkan kadar air sebesar 30% yang menggunakan
energi listrik dan kayu bakar. Sehingga membuat energi listrik yang
digunakan lebih besar. Sebaiknya proses ini perlu dilakukan modifikasi
peralatan pengeringan dengan Alat pengering tipe Centrifugal Dryer hasil
pengeringan ini dapat mencapai 98% kering, sehingga untuk sampai kondisi
hasil cacahan benar-benar kering atau siap jual, kita hanya perlu
membiarkan bahan baku pada ruang terbuka dalam beberapa jam tanpa perlu
penjemuran dengan matahari. Dan hasilnya bahan baku cacahan plastik ini
siap dijual dalam waktu satu hari. sehingga dapat mengurangi ditimbulkan
berupa cacahan plastik yang tercecer disekitar mesin pengering dan tercecer
saat pemindahan, dapat mengurangi pemakaian energi yang

19
tadinya menggunakan energi listrik dan kayu bakar, juga tidak
menghasilkan abu dan gas.

3.1.5 Penanganan Getaran dan Kebisingan


Agar tidak mengganggu lingkungan sekitar akibat timbulnya suara mesin
penggilingan, maka mesin penggilingan ditempatkan di bagian dalam pabrik
yang jauh dari lingkungan luar, sehingga lingkungan sekitar pabrik tidak
terganggu oleh kebisingan mesin penggilingan. Selain itu, modifikasi alat
yang menimbulkan getaran dan kebisingan dapat dilakukan agar mencegah
terjadinya pencemaran kebisingan. Dalam menanggapi hal yang serupa
pula, pekerja diwajibkan menggunakan alat pelindung pendengaran yang
setidaknya dapat melindungi suara 85db di telinga.

3.2 Manfaat yang Diperoleh dari Penerapan Produksi Bersih


1. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan melalui
upaya minimisasi limbah, daur ulang, pengolahan, dan pembuangan
limbah yang aman.
2. Mendukung prinsip pemeliharaan lingkungan dalam rangka
pelaksanaan Pembangunan berkelanjutan.
3. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
melalui penerapan proses produksi, penggunaan bahanbaku dan energi
yang efisien.
4. Mencegah atau memperlambat degradasi lingkungan dan mengurangi
eksploitasi sumberdaya alam melalui penerapan daur ulang limbah dan
dalam proses yang akhirnya menuju pada upaya konservasi sumberdaya
alam untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
5. Memberi peluang keuntungan ekonomi, sebab didalam produksi bersih
terdapat strategi pencegahan pencemaran pada sumbernya.
6. Mengurangi tingkkat bahaya Kesehatan dan keselamatan kerja.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, banyak hal yang dapat diterapkan dalam pada
Industri X yaitu dengan cara:
1. Menerapkan Good House Keeping
2. Melakukan kegiatan reuse
3. Melakukan kegiatan daur ulang di finishing
4. Melakukan Perubahan Teknologi
5. Melakukan Penanganan terhadap timbulan getaran dan kebisingan
Karena dengan melakukan penerapan produksi bersih Industri mendapatkan
banyak manfaat baik apabila diterapkan dengan benar. Produksi bersih sebagai
strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat terpadu dan preventif, dapat
diterapkan dalam produksi dan siklus pelayanan pada produk, proses, dan
pelayanan yang berdampak pada perbaikan efisiensi, performansi lingkungan
yang lebih baik serta peningkatan keuntungan yang kompetitif. Dengan penerapan
produksi bersih untuk mengharmonisasikan upaya pengelolaan
lingkungan dengan kegiatan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, diharapkan pembangunan industri berkelanjutan (sustainable industry)
yang memanfaatkan sumber daya alam untuk kegiatan industri masa kini tidak
mengorbankan kepentingan generasi berikutnya sehingga anak cucu kita masih
dapat merasakan lingkungan seperti yang kita rasakan sekarang, bahkan bisa lebih
baik lagi.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah segera dilakukan sosialisasi tentang
produksi bersih ini, sehingga semua pihak yang terlibat mengetahui manfaat dari
penerapan produksi bersih. Dengan demikian Industri dapat mengurangi limbah
yang ditimbulkan dan sekaligus menghemat biaya dalam pengelolaannya.

21
DAPTAR PUSTAKA

Materi mata kuliah Produksi Bersih 2021/2022


http://dspace.uii.ac.id/

22

Anda mungkin juga menyukai