Anda di halaman 1dari 79

Laporan Interim

BAB IV
PELAKSANAAN SURVEI
DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. PENGUKURAN TOPOGRAFI

4.1.1. Persiapan Alat Ukur, Kalibrasi Alat Ukur dan Formulir Ukur

Pemeriksaan Peralatan Pengukuran, Kalibrasi Alat Peralatan. Kelengkapan


Theodolit Total Station seri DTM 322 dengan nomor seri 813655.

Gambar 4.1. Kelengkapan Alat Theodolit Total Station seri DTM 322

Gambar 4.2. Kelengkapan Alat Waterpass Leica Joger 24

Gambar 4.3. Pemeriksaan Alat Theodolit Total Station seri DTM 322

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 1


Laporan Interim

4.1.2. Lokasi dan Area Batas Pengukuran

Survei topografi dilakukan mulai akhir bulan mei 2014, setelah direksi
pekerjaan bersama penyedia jasa melakukan kesepakatan lokasi rencana
pembangunan bendungan limo.
a. Lokasi pengukuran meliputi dua wilayah administrasi yang berbeda.
b. Bagian kiri sungai : desa sawangan baru, kecamatan sawangan, kota
depok.
c. Bagian kanan sungai : kelurahan rangkapan jaya baru, kecamatan
pancoran mas, kota depok.
Pada area genangan dan hulu bagian genangan juga meliputi kedua
kelurahan tersebut.

Gambar 4.4. Lokasi dan Area Batas Pengukuran dilihat dari Citra Satelit Bing

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 2


Laporan Interim

Gambar 4.5. Lokasi Pengukuran Berdasarkan Peta RBI

4.1.3. Volume Pekerjaan

Realisasi dari pelaksanaan pekerjaaan mulai dari tahap survey awal sampai
dengan penggambaran hasil pengukuran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Volume Pekerjaan Pengukuran

No Jenis Kegiatan Pengukuran Volume Satuan

1 Pemasangan BM 15 Buah
2 Pengukuran Poligon 4.569 Km
3 Pengukuran Waterpass 4.569 Km
4 Pengukuran Detil Ketinggian 20 Titik
Pengukuran Situasi
5 30.182 Ha
Genangan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 3


Laporan Interim

Pengukuran dan pemetaan situasi detail dengan skala 1 : 500 dengan interval
garis ketinggian 1 meter. Pengukuran dan pemetaan long section dan
cross section sungai sampai dengan batas daerah genangan.
Pengukuran Situasi Detail Areal Genangan, mulai dari Rencana Waduk
ke arah hulu sampai batas elevasi yang ditentukan oleh Pihak Perencana.
Realisasi Luas area Genangan yang diukur adalah ± 30.182 ha.

4.1.4. Penentuan Referensi Koordinat dan Elevasi

Penentuan Patok BM (Bench Mark) digunakan untuk acuan dalam


pengukuran, baik untuk acuan koordinat horisontal (x,y) dan vertikal (z).
Sesuai dengan studi terdahulu yaitu SID 2013, untuk acuan koordinat
horizontal (x,y) yang digunakan adalah BM 06 hasil SID Tahun 2013.
Koordinat BM 06

X = 696084 m

Y = 9292570 m

Catatan : Koordinat didapat dari hasil


pengamatan GPS Handheld

Gambar 4.6. BM 06 Sebagai Acuan Kontrol Koordinat Horisontal (X,Y)

Elevasi Peilscaal AWLR

Z = 69,034 m

Catatan : Nilai elevasi didapat dari bacaan


peilscaal dengan ketinggian 1 m.

Jembatan berada di Jl. Muhtar, Keluraha


Rangkapan Jaya Baru, Kec. Pancoran
Mas, Kota Depok.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 4


Laporan Interim

Gambar 4.7. AWLR di dekat Jembatan Pesanggrahan 1 Sebagai Acuan Kontrol


Koordinat Vertikal (Z)

Pengukuran dilakukan dengan mengikatkan terlebih dahulu dengan BM 06


hasil SID Tahun 2013. Ikatan ini kemudian akan digunakan untuk referensi
koordinat untuk pemasangan BM Baru.

4.1.5. Deskripsi Bench Mark (Bm) Dan Control Point (Cp) Baru

Pemasangan Patok BM 01 WD PSG 2014 akan digunakan untuk acuan


koordinat (x,y,z) karena sudah diikatkan dengan acuan yang digunakan pada
pekerjaan SID tahun 2013 yaitu BM 06 dan AWLR Jembatan Pesanggrahan I.
Hasil pengukuran dan perhitungan BM 01 WD PSG 2014 didapat koordinat
sebagai berikut :

BM 01 WD 695234.71 m
X=
PSG 2014

Y= 9292755.83 m

Z= 35.714 m

Arah Utara Arah Selatan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 5


Laporan Interim

Arah Timur Arah Barat

Gambar 4.8. BM 01 WD PSG 2014 Sebagai Acuan Baru Untuk Pengukuran

4.1.6. Proses dan Hasil Pengukuran Kerangka Horisontal (Poligon)

Sebelum melakukan pemasangan patok poligon dan pengukuran poligon


maka diperlukan juga adany apatok bantu pengukuran untuk memudahkan
dalam menandai lokasi saat di lapangan.

Gambar 4.9. Pembuatan Patok Bantu Pengukuran

Untuk pengukuran Kerangka Horisontal dilakukan dengan melakukan


pemasangan patok sebanyak 77 patok. Sebagai acuan koordinatnya maka
semua patok poligon diikatkan dengan BM baru yaitu BM 01 WD PSG 2014.
BM ini sudah diikatkan dengan Koordinat horizontal (x:y) yaitu BM 06 dan
Koordinat vertikal (z) yaitu AWLR Jembatan Pesanggrahan I.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 6


Laporan Interim

Gambar 4.10. Aktifitas Pengukuran Kerangka Horisontal (Poligon)

4.1.7. Proses dan Hasil Pengukuran Kerangka Vertikal (Levelling)

Untuk acuan koordinat vertikal / elevasi yang digunakan sesuai dengan acuan
pada pekerjaan SID Tahun 2013 yaitu stasiun AWLR yang berada di
Jembatan Pesanggrahan I KM JKT 38+380. Pengukuran Kerangka Vertikal ini
mengikuti kerangka horisontal (jalur poligon) yang ada.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 7


Laporan Interim

Gambar 4.11. Aktifitas Pengukuran Kerangka Vertikal (Levelling)

4.1.8. Proses dan Hasil Pengukuran Detil Situasi

Pengukuran melintang waduk dilaksanakan dengan sistem raai. Jalur raai


merupakan panjang penampang melintang Waduk. Jarak antar jalur raai : ±25
m, ±50 m dan ±75 m. Jarak ini diambil berdasarkan kondisi topografi
dilapangan. Penampang melintang/raai diukur +50 m kekanan, ± 50 m kekiri
dihitung dari tepi Waduk, ditambah lebar Waduk.

Gambar 4.12. Aktifitas Pengukuran Detil Situasi Dengan Sistem Raai

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 8


Laporan Interim

4.1.9. Pengukuran Trase Sungai

Diukur mulai dari As Rencana bendungan ke arah hulu Sungai sampai


dengan batas Elevasi daerah Genangan yang ditentukan oleh perencana.
Patok-patok cross section dipasang setiap interval 25 meter sepanjang 100
meter kearah hulu dan hilir rencana as waduk. Patok-patok cross section
terpasang dilalui pengukuran poligon dan pengukuran waterpas yang terikat
pada Elevasi Referensi. Pengukuran menggunakan Alat Theodolite Total
Station.
Long Section skala 1 : 1000 dan Cross Section skala 1 : 200 semua digambar
secara digital, Long Section dimaksud adalah elevasi as dasar sungai.

100m

5m 5m 5m 5m 5m 5m
BM BM
As Embung

100m

Sungai

Gambar 4.13. Skema Pengukuran Trase Sungai di As Waduk

4.1.10. Pengukuran Detil Situasi Rencana Waduk

Pengukuran detail situasi menggunakan alat Theodolite Total Station dan


pengambilan data dilapangan dilakukan dengan cara spot height. Interval
pengambilan antar titik-titik detail dilapangan (kerapatan titik detail)
disesuaikan dengan skala peta yang diminta dan kebutuhan perencanaan.
Jarak titik detail diukur secara optis kecuali untuk detail-detail penting seperti
bangunan, dimensi saluran dl diukur dengan pita ukur.
Plotting/penggambaran semua data hitungan dilakukan secara digital dan
dilaksanakan langsung dilapangan.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 9


Laporan Interim

4.1.11. Pengukuran Detil Rencana Area Genangan

Pengukuran dan pemetaan daerah genangan skala 1 : 10.000 dilakukan


sampai dengan batas elevasi yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan
perencana. Pengukuran dilakukan meliputi wilayah sungai mulai dari As
Rencana Waduk kearah hulu sampai batas elevasi yang disetujui oleh pihak
perencana. Pengukuran detail situasi menggunakan alat Theodolite Total
Station dan Waterpass untuk pengambilan data dilapangan dilakukan dengan
cara spot height. Pengukuran detail situasi dilakukan didaerah yang dianggap
penting sesuai kebutuhan Perencana.

4.1.12. Ketelitian Pengukuran

Metode dan Sistem Pengukuran yang baik dan sesuai dengan kaidah-
kaidah Geodesi akan memperoleh hasil pengukuran yang sesuai dengan
KAK, diperoleh Ketelitian Pengukuran Poligon dan Waterpass sebagai berikut
:
a. Perhitungan Poligon
Hasil perhitungan poligon tertutup untuk 77 patok didapat ketelitian
sebagai berikut :

Tabel 4.2. Koreksi Ketelitian Poligon Hasil Pengukuran

Koreksi Sudut
Jumlah Titik (n) : 77
(n x 180 ) : 13500°
Jumlah sudut : 13500° 0' 20"
Koreksi sudut : 0° 0' 20"
Az. Awal : 310° 11' 15"
Az . Akhir : 310° 11' 15"
Ketelitian Linier
Ketelitian Linear : 1 : 10141
Ketlitian Sudut : √
Salah penutup absis (fx) : 0.448 m
Salah penutup ordinat (fy) : -0.051 m
Jumlah jarak : 4569.806 m
Koreksi Koordinat
Koordinat Awal : X = 696084 m
Koordinat Akhir : X = 696084 m
Koreksi Akhir : 0m
Koreksi koordinat X (fx) : 0.448 m
Koreksi koordinat Y (fy) : -0.051 m

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 10


Laporan Interim

b. Perhitungan Waterpass (WP)


Ketelitian pengukuran waterpass yang bereferensi pada elevasi AWLR
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Koreksi Ketelitian Waterpass Hasil Pengukuran

Elevasi referensi AWLR : 69.034 m


Elevasi pengukuran AWLR : 69.094 m
Beda tinggi elevasi : 0.060 m
Koreksi beda tinggi stand 1 : 0.00068 m
Koreksi beda tinggi stand 2 : - 0.00060 m

Elevasi yang didapat dari hasil perhitungan tidak berbeda jauh dengan
elevasi referensi AWLR yaitu 0.060 m.

4.1.13. Penggambaran

a. Penggambaran Situasi untuk Rencana Bangunan digambar dengan


skala 1 : 500 dan interval kontur 1 m dan Gambar Situasi area
genangan pada skala 1 : 2.000 dengan interval kontur 1 m.
b. Penggambaran Long Section dan Cross Section Daerah Aliran sungai
dibuat dengan Skala Horisontal 1 : 2000 dengan Skala Vertikal 1 : 200
atau 1 : 200.
c. Sedangkan Cross Section dibuat dengan Skala Horisontal 1 : 200 atau 1
: 200 dan Skala Vertikal 1 : 200.

4.2. INVESTIGASI GEOLOGI

Kondisi geologi yang perlu diketahui pada tempat rencana lokasi waduk dan
sekitarnya, adalah di lokasi bendungan dan lokasi bahan timbunan (kuari) melalui
pengumpulan data, survei lapangan dan beberapa pengujian yang diperlukan.
Kegiatan pekerjaan Investigasi Geologi dalam feasibility waduk Limo, meliputi antara
lain :

4.2.1. Lingkup Dan Prosedur Investigasi Geologi

Lingkup, metode dan tingkat akurasi investigasi geologi ditentukan sesuai


tahapan pelaksanaannya, seperti hal sebagai berikut :
a. Pengumpulan data dan studi
Tahap awal survei dan investigasi geologi bertujuan untuk
mengumpulkan dan mempelajari data yang sudah tersedia. Data
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Peta topografi dan foto udara

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 11


Laporan Interim

Digunakan untuk studi pendahuluan yang berkaitan dengan


kapasitas waduk dan dimensi bendungan, lokasi yang berpotensi
longsoran serta perkiraan formasi geologi dan struktur geologinya.
2. Peta geologi
Digunakan untuk mempelajari kekuatan dan tingkat permeabilitas
batuan fondasi bendungan, penyebaran dan sifat bahan
konstruksi, dengan cara menginterpretasikan sifat batuan dan
struktur geologinya.
3. Peta tekstur tanah dan jenis tanah
Untuk mengetahui ketebalan tanah permukaan dan sifat yang
dikandungnya.
4. Lain-lain
Mempelajari tentanag ada atau tidak adanya sesar aktif dengan
menggunakan peta pola dan penyebaran sesar.
b. Investigasi pada lokasi rencana bendungan
1. Tahap desain awal
Investigasi geologi pada tahap awal adalah untuk menjajagi
kemungkinan dibangunnya waduk serta perkiraan kasar tentang
besarnya biaya yang dibutuhkan. Untuk maksud tersebut perlu
dikaji lebih lanjut mengenai hal-hal sebagai berikut :
a). Daya dukung fondasi, apakah cukup kuat untuk menyangga
tubuh bendungan dan untuk mengetahui sifat kelulusan
airnya.
b). Penetapan batas galian fondasi untuk tubuh bendungan dan
bangunan pelimpah.
c). Rencana awal pekerjaan perbaikan fondasi jika diperlukan.
Pada tahap ini diusahakan agar investigasi yang minimum dapat
diperoleh gambaran mengenai kelanjutan rencana pembangunan
bendungan.
Dalam rangka menjajagi kemungkinan pelaksanaan konstruksi
bendungn, dilakukan melalui beberapa cara seperti diuraikan
sebagai berikut :
2. Survei geologi permukaan
Dilokasi rencana waduk, survei dilaksanakan mencakup area yang
dibatasi oleh garis sebagai berikut :
Pada bukit tumpuan kiri dan kanan oleh garis tegak lurus poros
bendungan yang ditarik melalui titik yang berjarak 2H (H = tinggi
bendungan) kearah luar dari titik perpotongan antara puncak
bendungan bukit tumpuan kiri maupun kanan. Pada sebelah hulu
dan hilir bendungan, masing-masing oleh garis yang berjarak 4H
dari dan sejajar poros bendungan.
Data yang diperoleh dari survei geologi permukaan memberikan
informasi tentang stratigrafi, jenis dan sifat batuan, struktur

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 12


Laporan Interim

geologi, hidrologi, orientasi bidang diskontinyuitas seperti struktur


sesar, struktur kekar dll, daerah longsoran, serta lokasi sumber
material atau bahan konstruksi.
Untuk selanjutnya mengenai lokasi, jumlah, jenis, serta metode
investigasi yang perlu dilakukan dalam survei geologi bawah
permukaan dapat direncanakan kemudian.
3. Survei geologi bawah permukaan
Metode yang umum digunakan adalah seismic, pemboran dan
pembuatan terowong uji :
a). Survei seismik : terutama untuk memperkirakan secara
tepat ketebalan dan kedalaman lapisan tanah dan batuan,
lokasi rekahan, struktur sesar, serta kondisi dan ketebalan
pelapukan batuan. Pada lokasi rencana bendungan
diperlukan 7 jalur survei yaitu : 1 jalur disepanjang poros
bendungan, 2 jalur sejajar poros bendungan, masing-
masiing disebelah hulu dan hilir bendungan, 1 jalur
disepanjang sungai tegak lurus poros bendungan, 2 jalur
masing-masing dibukit tumpuan kiri dan kanan, dan 1 jalur di
sepanjang bangunan pelimpah.
b). Pemboran : adalah cara yang efektif untuk mengetahui
secara langsung kondisi geologi pada lokasi rencana
bendungan. Pada tahap ini biasanya diperlukan 2 lubang bor
pada poros bendungan, masing-masing di tumpuan kiri dan
kanan, 2 atau 3 lubang bor ditempatkan di lembah sungai,
kecuali jika pada dasar sungai tersingkap batuan segar,
jumlah pemboran ini dapat dikurangi. Jika lembah sungai
sempit dan diduga merupakan jalur struktur sesar, maka
pemboran miring perlu dilakukan, masing-masing terletak
pada kedua sisi tebing sungai dan menembus formasi
batuan di bawah sungai.
Sebagai tambahan, pemboran perlu dilakukan juga pada
rencana puncak bangunan pelimpah dan di tempat lain yang
dianggap perlu.
c). Terowong uji : adalah yang paling mahal dibandingkan
dengan metode tersebut diatas, sehingga diperlukan
pertimbangan sesuai kepentingan dan biaya yang
dibutuhkan. Survei ini umumnya dilakukan pada rencana
bendungan besar (H > 30 m), dimana kekuatan (strength)
batuan fondasi sangat penting untuk diketahui. Pada tahap
awal desai, biasanya dibuat 1 atau 2 terowong uji pada
tumpuan kiri dan kanan. Didalam terowong uji biasanya
dilakukan pengujian insitu terhadap ketahanan geser,
pengujian deformasi dll.

4. Uji Insitu geoteknik

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 13


Laporan Interim

Antara lain terdiri atas pengujian pembebanan di dalam galian uji


(test pit) dan atau di dalam lubang pemboran, pengujian
ketahanan geser di dalam terowong uji. Data yang diperoleh dari
survei ini kemudian dituangkan di dalam peta geologi teknik skala
1 : 500 beserta penampang melintangnya.
c. Investigasi lokasi sumber material ( Kuari)
Bendungan type urukan memerlukan bahan atau material timbunan
dalam jumlah besar, antara lain untuk urukan tanah atau batu, batu
pelindung atau rip rap, tanah untuk inti bendungan, pasir dan kerikil
untuk filter dan drainase.
Survei bahan/material untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut :
1. Kualitas material, apakah sesuai dengan standar yang dibutuhkan
dalam desain dan konstruksi.
2. Ketersediaan material, apakah cukup sesuai dengan kebutuhan.
3. Kondisi lokasi sumber material, antara lain jarak dari lokasi
bendungan, jalan masuk, status kepemilikan, diperlukan
konservasi, dll.
Pada tahap ini sebaiknya telah ditentukan atau dipilih beberapa
alternative lokasi sumber material, perkiraan kasar tentang volume serta
penyebaran dan kemungkinan penggaliannya. Investigasi yang perlu
dilakukan untuk keperluan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Investigasi geologi permukaan
Kualitas dan jumlah cadangan bahan urukan ditentukan dan
tergantung kepada kondisi topografi dan geologinya. Jenis
penyebarannya ditentukan melalui survei geologi perukaan
terasuk cara penggaliannya.
Pada awalnya dipilih beberap lokasi untuk dikaji lebih lanjut yang
paling menguntungkan atau ekonomis, selanjutnya dikaji jenis dan
sifat batuan, derajad pelapukannya, pola dan orientasi, kerapatn
dan penyebaran bidang diskontinyuitas.
2. Investigasi geologi bawah permukaan
Dari alternative 2 atau 3 usulan lokasi sumber material yang dipilh
melalui investigasi geologi permukaan, perlu dilakukan investigasi
geologi bawah permukaan guna mengetahui jumlah cadangan
serta metode penggaliannya. Kemudian lokasi sumber material
dapat ditetapkan berdasarkan hasil investigasi yang sudah
dilakukan.
Investigasi pada lokasi sumber material konstruksi terutama
dilakukan dengan cara pemboran inti atau sumur uji sekurang-
kurangnya 3 titik untuk setiap lokasi yang diusulkan.
Untuk investigasi sumber material batu, survei seismik dinilai
cukup efektif dan umumnya diperlukan dua jalur survei. Bila
dipandang perlu, dapat digali 1 atau 2 lubang sumur uji (test pit)
guna pengambilan sample untuk pengujian di laboratorium.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 14


Laporan Interim

Untukmengevaluasi lokasi sumber material tanah, terutama untuk


pengambilan sample dilakukan dengan menggali 3 lubang sumur
uji. Sedangkan untuk memperkirakan volume cadangan perlu
dilakukan pemboran tangan dengan interval/grid 50 meter. Dari
semua data yang diperoleh, selanjutnya digambarkan atau dibuat
peta geologi beserta penampang melintangnya. Kemudiandapat
diperkirakan jumlah cadangan material termasuk metode
penggaliannya. Pada tahap ini sudah ditetapkan sekurang-
kurangnya jumlah cadangannya 2 atau 3 kali volume yang
dibutuhkan.
d. Survei di sekitar cekungan waduk
Pada perencanaan bendungan, aspek geologi yang perlu dikaji disekitar
waduk adalah kemungkinan adanya terjadinya longsoran, pergerakan
masa batuan/tanah, serta kebocoran yang terjadi setelah waduk terisi
air.
e. Investigasi dan tahapan desain rinci
Pada tahap desain rinci, diutamakan untuk mencari dan melengkapi
data geologi yang diperlukan didalam desain rinci dan perkiraan
mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan. Untuk hal ini diperlukan
data yang cukup dan lengkap, baik kualitas maupun kuantitas
4.2.2. Prosedur Investigasi Geologi dan Uji Geoteknik
a. Prosedur Investigasi Geologi Permukaan
Maksud investigasi geologi permukaan adalah melakukan pengenalan
lapangan serta pengamatan terhadap singkapan-singkapan yang ada
untuk menyiapkan peta geologi dengan cara menganalisis kondisi
geologi bawah permukaan yang tertutup oleh tanah dan endapan abu
vulkanik.
Metode ini merupakan dasar dari semua investigasi geologi dan
merupakan prasyarat untuk analisis dan evaluasi terhadap hasil
investigasi geologi bawah permukaan antara lain : survei seismik,
pemboran dan uji geoteknik.
Prosedur umum penyelidikan geologi permukaan untuk tujuan
pembangunan bendungan adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari data/dan tulisan yang tersedia
2. Pengamatan dan perincian terhadap singkapan dan topografi
3. Mempersiapkan peta jalur
4. Membuat klasifikasi geologi
5. Menyiapan legenda untuk peta geologi
Hal-hal utama yang perlu dikaji dalam investigasi geologi permukaan
adalah sebagai berikut :
1. Peta rute yang menunjukkan jalur survei harus dipersiapkan
dengan menggunakan peta topografi. Demikian juga hasil
observasi lapangan harus dicatat dan diplot pada peta yang sama.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 15


Laporan Interim

Skala peeta pada umumnya beberapa kali lebih besar


dibandingkan dengan skal peta geologi yang dipersiapkan.
2. Pada peta rute diplot secara tepat lokasi singkapan yang telah
diobservasi disepanjang jalur survei. Perlu dicatat data tentang
jenis batuan, jurus dan kemiringan lapisan batuan, arah, lebar dan
arah struktur sesar dll.
b. Prosedur Investigasi Geologi Bawah Permukaan
1. Pendugaan Geofisik
Pendugaan geofisik dimaksudkan untuk mengklarifikasi formasi
batuan dengan cara mengukur perbedaan sifat fisik dari setiap
bagian formasi, antara lain cepat rambat dari gelombang elestis,
tahanan listrik, kepadatan, sifat geo magnetik dan radioaktif serta
struktur geologi bawah permukaan.
Jenis survei yang umum dikenal pada investigasi geologi bawah
permukaan :
a). Survei seismick
b). Pendugaan Geolistrik
c). Pendugaan Radioaktif
2. Pemboran
Pemboran merupakan metode yang sangat efektif dalam rangka
investigasi geologi bawah permukaan untuk pembangunan
bendungan, karena memungkinkan untuk memperoleh contoh
batuan pada tempat yang dalam serta berbagai pengujian dapat
dilakukan pada lobang pemboran.
Informasi yang cukup lengkap dapat diiperoleh dari investigasi
dengan cara pemboran, antara lain sebagai berikut :
Bagian yang mengandung air tanah, kehilangan
Operasi sirkulasi, longsoran dan kondisinya, kekerasan batuan
pemboran (dari penggunaan bit dan laju pemboran), elevasi air
tanah, dll
Ketebalan dan sifat endapan permukaan (tanah
penutup, onggokan batu, talus, debu vulkanik), jenis,
Pengamatan
warna dan kekerasan batuan, derajad pelapukan,
lobang bor
kondisi retakan, kemiringan lapisan, gambaran dari
struktur sesar, zona remukan dll
Pengujian inti Kekuatan batuan, sifat fisik daya serap air, kadar air,
pemboran dll.
Harga-N (uji penetrasi standar), kelulusan air
(permeabilitas, Lugeon), tahanan dan self potensial
Pengujian (logging elektris), modulus deformasi, (uji beban
pada lobang lobang bor), cepat rambat gelombang elastis (logging
bor dan kecepatan), kekerasan batuan (logging pembiasan),
“logging” kerapatan, derajad konsolidasi dan porositas (logging
radioaktifitas), pengamatan langsung lobang bor
dengan kamera dan TV, dll.

Hal-hal penting berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan


pemboran di lokasi bendungan adalah sebagai berikut :

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 16


Laporan Interim

a). Diameter standar mata bor harus lebih besar dari 56 mm.
Jika digunakan untuk lobang bor pengujian, diameternya
harus lebih besar dari 66 mm. Sebagai tambahan, bila laju
perolehan inti pemboran dari bagian yang jelek dan bagian
batuan dasaryang tidak perlu (urai) perlu peningkatan, maka
diameter diatas masih harus lebih besar lagi.
b). Kedalamam standar pemboran di atas lokasi waduk sebesar
2/3 kali tinggi bendungan serta diperoleh kejelasan
mengenai elevasi atau letak muka air tanah. Prinsip
umumkedalaman pemboran seyogyanya sampai menembus
batuan dasar lebih dari 5 meter, walaupun penentuan
akhirnya tergantung kepada hasil pendugaan uji seismik dan
geologi setempat
Kedalaman pemboran pada lokasi sumber material ditentukan
berdasarkan faktor ekonomi berkenaan dengan penggaliannya.
Secara umum, menurut persamaan Boussinesq, besarnya
tekanan yang bekerja pada permukaan fondasi secara berangsur-
angsur akan berkurang sesuai dengan kuadrat dari kedalamnnya.
Oleh karena itu, secara teoritis sifat mekanis dari lapisan (bagian)
atas fondasi akan jauh lebih penting dibandingkan dengan lapisan
di bawahnya. Demikan juga mengenai permeabilitasnya,
karenalaju perkolasi ke arah vertikal jauh lebih kecil dibandingkan
dengan arah horisontal.
Namun hasil uji model (model test) menunjukkan bahwa
konsentrasi tekanan dapat terjadi pada lapisan atau bagian yang
dalam di fondasi. Hal ini dikarenakan oleh ketidak seragaman
litologi, struktur geologi, bidang ketidaksambungan, dll. Disamping
itu, perlu dipertimbangkan pula adanya kemungkinan terjadinya
perkolasi air tanah pada bagian dalam dari batuan fondasi lewat
celah atau zona retakan. Oleh karena itu, walaupun standar
kedalamam sudah dicapai, namun kondisi batuan fondasi masih
mengandung banyak retakan atau jika masih dijumpai bidang
diskontinyuitas lainnya seperti bidang per lapisan dan sesar yang
diperkirakan dari kajian stratigrafi, maka kedalaman pemboran
perlu ditambah guna memastikan kondisi yang sebenarnya dari
bagian fondasi yang dalam.
Hal-hal yang perlu diamati pada pengambilan inni pemboran :
a). Upayakan agar perolehan inti (core recovery) mencapai
100%.
b). Perolehan inti harus meningkat, apabila digunakan tabung
inti ganda (dua atau tiga) atau dengan pemboran kering
seandainya core recovery pada pemboran basah tidak
memuaskan.
c). Arah pemboran yang memotong tegak lurus struktur geologi
lebih menguntungkan, karena perolehan informasinya akan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 17


Laporan Interim

lebih banyak. Disamping itu arah pemboran yang semakin


sejajar dengan arah bidang diskontinyuitas atau semakin
kurang pula perolehan intinya. Semua masalah/data yang
dijumpai selama pemboran harus dicatat secara tepat,
termasuk kehilangan air pembilas (water loss), elevasi muka
air tanah, rongga, adanya gas, dll.
3. Lubang Pengujian (test pit)
a). Sumuran Uji (Test Shaft)
b). Terowong Uji (Test Adit)
c. Uji Laboratorium
1. Metode Uji Batuan di Laboratorium
2. Uji sifat Fisik dan Kimiawi.
3. Pengujian sifat Mekanik
d. Pengolahan Hasil Investigasi
1. Klasifikasi Teknis Batuan Dasar
2. Penyajian hasil Investigasi
e. Hasil Penelitian
1. Kriteria Parameter Kondisi Tanah Dasar
Dasar yang digunakan untuk mendiskripsikan sifat fisis dan teknis
tanah mengacu pada hubungan antar parameter-parameter tanah
yang memberikan indikasi sifat stabilitas tanah dikemukakan
secara spesifik oleh Kezdi sebagai berikut :

Tabel 4.4. Hubungan Antar Parameter - Parameter Tanah


Berbutir Kasar
Tingkat Kepadatan  Tekanan qc
SPT
kepadatan Relatip (⁰) (kg/cm²)

Sangat lepas < 0,2 < 30 < 20,4 < 9


Lepas 0,2 – 0,4 30 - 35 20,4 - 45,9 9 - 10
agak padat 0,4 – 0,6 35 - 40 45,9 - 132,6 10 - 30
Padat 0,6 – 0,8 40 - 45 132,6 - 224,4 30 - 50
sangat padat > 0,8 > 45 > 224,4 > 50

Sumber : Hand Book of Soil Mechanics Soil Testing - Arped Kezdi, hal 29

Sedang korelasi parameter untuk tanah berbutir halus


dikemukakan oleh Sanglerat sebagai berikut :

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 18


Laporan Interim

Tabel 4.5. Hubungan Antar Parameter - Parameter Tanah


Berbutir Halus
Tekanan
Kondisi SPT
qu(kg/cm2)

Sangat lunak < 2 < 0,25


Lunak 2 - 4 0,25 - 0,5
agak lunak 4 - 8 0,5 - 1
agak keras 8 - 15 1 - 2
Keras 15 - 30 2 - 4
sangat keras > 30 4 - 8,5

Wesley mengemukakan korelasi parameter-parameter tanah


sesuai kondisi Indonesia (pengalaman di Indonesia) sbb :
a). Untuk tanah berbutir kasar :

Tabel 4.6. Korelasi Parameter - Parameter Tanah


Berbutir Kasar sesuai Kondisi Indonesia
Tingkat Kepadatan Kepadatan Relatip

Lepas 0,00 - 0,33


Sedang 0,33 - 0,67
Padat 0,67 - 1,00

b). Untuk tanah berbutir halus :

Tabel 4.7. Korelasi Parameter - Parameter Tanah


Berbutir Halus sesuai Kondisi Indonesia
Kondisi Tekanan qu(kg/ cm²)

Sangat lunak 0,25


Lunak 0,25 - 0,50
Teguh 0,50 - 1,00
Kenyal 1,00 - 4,00
sangat keras > 4,00

Kriteria parameter sifat fisis dan teknis yang memberikan


indikasi sifat tanah menurut Kezdi dan Sanglerat adalah sbb.
:

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 19


Laporan Interim

Tabel 4.8. Kriteria Parameter Sifat Fisis dan Teknis


Parameter (kuantitatip) Sifat Tanah (kualitatif)
Kepadat Tekanan Butir halus Butir kasar
 qu
an qc >50 lolos <50
(⁰) (kg/cm²)
Relatip (kg/cm²) #0,074 lolos#0,074

sangat lunak sangat


< 0,2 < 30 < 20,4 < 0,5
ke lunak lepas
0,2 – 0,4 30 - 35 20,4 – 45,9 0,5 – 1,0 agak lunak lepas
agak keras
0,4 – 0,6 35 - 40 45,9 – 132,6 1,0 – 4,0 agak padat
ke keras
padat ke
0,6 – 0,8 > 40 > 132,6 4,0 – 8,5 sangat keras sangat
padat

Dari kriteria tersebut diatas, hasil pengeboran dapat


disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 4.9. NSPT Titik Pengeboran


Kedalaman
Kedalaman
Titik Lapisan
Pengeboran Deskripsi NSPT
Bor dari MT
(m)
Setempat
1 2 3 4 5

Silt, sedikit berpasir, kenyal,


0,00 – 3,00 14
coklat kemerahan.
Lempung, agak lunak, coklat
3,00 – 5,00 14
BM 01 20,00 keputihan.
Pasir padat ( padas ),
5,00 – 20,00 berbatu, sangat padat, 19 - > 50/10
coklat.
Lempung, silt, lunak, coklat
0,00 – 2,00 -
kemerahan.
Lempung, sedikit silt, agak
2,00 – 5,00 keras ke keras, putih 17
BM 02 20,00
kemerahan.
Pasir padat ( padas ),
, 5,00 –
berbatu, sangat padat, 19 - > 50/10
20,00
coklat.
Lempung, sedikit silt, lunak,
0,00 – 2,00 -
coklat kemerahan.
Lempung, sedikit silt, agak
2,00 – 4,50 16
BM 03 20,00 keras, coklat kehitaman.
Pasir padat ( padas ),
4,50 – 20,00 berbatu, sangat padat, 50/15 – 50/10
coklat.
Lempung, sedikit silt, lunak,
0,00 – 3,00 -
coklat kemerahan.
Pasir padat ( padas ),
3,00 – 14,00 berkoral, sangat padat, 18 - > 50/10
BM 04 20,00
hitam.
Pasir padat ( padas ),
14,00 –
berbatu, sangat padat, coklat 50/10 – 50/3
20,00
kekuningan.
Lempung, sedikit silt, lunak,
0,00 – 3,00 16
coklat kemerahan.
Pasir padat ( padas ), padat,
3,00 – 7,00 43
coklat..
BM 05 20,00 Pasir padat ( padas ),
7,00 – 9,00 41
berbatu, padat, hitam.
Pasir padat ( padas ),
9,00 – 20,00 berbatu, sangat padat, 49 – 50/10
coklat.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 20


Laporan Interim

Lempung, sedikit silt, lunak,


0,00 – 3,00 15
coklat kemerahan.
Pasir padat ( padas ), sangat
3,00 – 9,00 53
padat, coklat..
BM 06 Pasir padat ( padas ),
20,00
9,00 – 12,00 berkoral, sangat padat, 58
hitam.
Pasir padat ( padas ),
12,00 –
berkoral, sangat padat, .> 50/10
20,00
hitam.

c). Borrow Area

Tabel 4.10. Borrow Area


Kedalaman
Titik Kedalaman
Lapisan dari MT Deskripsi Ket
Pit Tes Pit (m)
Setempat

Silt, coklat kemerahan,


-3,00m MT 0,00 – 2,00
TP.1 lunak
setempat
2,00 – 3,00 Silt, coklat, lunak
Silt, coklat kemerahan,
-3,00m MT 0,00 – 1,50
TP.2 lunak..
setempat.
1,50 – 3,00 Silt, coklat, lunak.
-3,00m MT Silt, coklat kemerahan,
TP.3 0,00 – 3,00
setempat. lunak.

4.3. KEGIATAN DESAIN DASAR


4.3.1. Pemilihan Lokasi dan Type Bendungan
a. Pemilihan Lokasi Bendungan
Beberapa factor penting dalam pemilihan lokasi bendungan :
1. Kesesuaian dengan rencana bendungan
2. Keterkaitan dengan masyarakat pemanfaat dan perekonomian
3. Keterkaitan dengan rencana jangka panjang
4. Kondisi geologi, topografi dan hidrologi
5. Keterkaitan dengan sumber material untuk konstruksi.
6. Keterkaitan dengan kondisi lingkungan
Berdasarkan SID tahun lalu didapat usulan alternatif pada dua lokasi,
lokasi B dan lokasi C seperti gambar berikut :

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 21


Laporan Interim

Gambar 4.14. Alternatif Lokasi Bendung

Data dimensi rencana bendungan yang didapat dari SID yang lalu
adalah :
1. Alternatif B :
a). Perkiraan Panjang Tubuh Bendungan = 247 m
b). Volume Tampungan = 3,690,955 m3
c). Luas Genangan = 60,23 Ha
2. Alternatif C :
a). Perkiraan Panjang Tubuh Bendungan = 275 m
b). Volume Tampungan = 699,418 m 3
c). Luas Genangan = 13,77 Ha
Pada pekerjaan FS waduk Limo tahun anggaran 2014, penyedia pada
awal peninjauan lapangan mengusulkan 1 lokasi (Alternatif D) yang
berada di hulu Jembatan Jl. Mochtar. Kondisi dihulu tersebut
memungkinkan dibuat tubuh bendungan, karena lahan masih cukup baik
dengan pemukiman belum padat.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 22


Laporan Interim

Tetapi pada peninjauan lapangan kedua kali bersama Direksi pekerjaan,


ternyata dihulu jembatan tersebut dengan jarak ± 500 m terdapat Pintu
Air yang dilengkapi dengan bangunan bendung dengan ketinggian ± 6
m yang dimiliki oleh Pemda Kota Depok yang pada awalnya melayani
irigasi dan saat ini lebih melayani kegiatan kolam ikan milik masyarakat
di hilirnya.. Dengan demikian pembangunan bendungan pada alternatif
D tidak memungkinkan, karena akan mengganggu operasi Pintu Air
pada bendung tersebut.
Untuk menentukan pemilihan lokasi, tabel matriks dengan nilai
pembobotan berikut dapat memberi gambaran untuk memilih lokasi
yang paling baik :
Volume Genangan Penggunaan Perkiraan Total Nilai
Alternatif
Waduk M3 Ha Tempat Tinggal Harga Total Bobot

210,80
Alternatif B 3,690,955 60,23 > 75%
Milliard 2,1512
Nilai Bobot 1 0,2886 0,6667
0,1959
Alternatif C 699,418 13,77 < 50 % 41,31 Milliard
3,1895
Nilai Bobot 0,1895 1 1 1
TIDAK PERLU DIBOBOT, KARENA LOKASI TIDAK MEMUNGKINKAN
Alternatif D
UNTUK DIBANGUN BENDUNGAN

Keterangan :
1. Nilai Bobot diberi Nilai Maksimum 1 (satu), jika menguntungkan
secara teknis ekonomis atau mudah dalam pelaksanaan.
2. Alternatif B Vol Waduk terbobot 1, Genangan 0,2886, Populasi
Perumahan 0,667, Perkiraan Biaya 0,1959 sehingga Total Nilai
Bobot menjadi 2,1512
3. Alternafif C, Vol Waduk terbobot 0.1895, Genangan 1, Popolasi
Perumahan 1, Perkiraan Biaya 1, sehingga Total Nilai Bobot
menjadi 3,1895
4. Total nilai bobot tertinggi yang paling menguntungkan dan mudah
pelaksanaan, diusulkan untuk dipilih, yaitu Alternatif C dengan nilai
bobot 3,1895 dibanding Alaternatif B dengan nilai bobot 2,1512.
b. Pemilihan Type Bendungan
Dasar pemilihan type bendungan yang akan dibangun : Tinggi
bendungan; Kualitas dan kuantitas material material bendungan; Kondisi
topografi; Kondisi geologi; Kondisi meteorology; Pemanfaatan waduk.
Dari tinjauan sikilas kondisi geologi setempat, diusulkan berupa
bendungan type urugan dengan inti tegak dengan pertimbangan :
1. Tinggi bendungan lebih kurang 6 – 8 m dari dasar sungai.
2. Ketersediaan material tubuh bendungan dimungkinkan
menggunakan tanah setempat atau mengambil dari daerah
sekitar.
3. Sebagai pelindung lereng digunakan rip-rap, yang harus diambil
dari luar lokasi

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 23


Laporan Interim

Berdasarkan hasil pengukuran topografi saat ini, dengan usulan


alternative C untuk dibangun Waduk Limo, dimungkinkan as bendungan
dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.15. Peta Hasil Pengukuran Topografi Lokasi Alternatif C


Berdasarkan hasil ukur panjang puncak bendungan didapat :
1. Rencana awal as Waduk sepanjang 275 m
2. Alternatif 1 pada lokasi C sepanjang 220 m
3. Alternatif 2 pada lokasi C sepanjang 140 m
Pemilihan alternative 2 pada lokasi C diusulkan dipilih dengan
pertimbangan :
1. Panjang puncak bendungan paling pendek, sehingga dapat
dihemat dari sisi biaya pembangunan bendungan.
2. Lokasi dengan tebing kiri as bendungan terlihat paling ideal untuk
pembuatan diversion tunnel, sedangkan sisi kanan dimungkinkan
dibangun spillway karena arah aliran dari chute spillway searah
dengan aliran air sungai, sehingga diharapkan tidak terjadi
pengerusan pada aliran tebing sungai.
c. Tipe Bendungan Dipilih Dengan Pertimbangan Sebagai Berikut :
Dengan mempertimbangkan factor geologi setempat dimana jenis
fondasi berupa batuan alluvial, ketersediaan bahan material tubuh
bendungan, kemudahan dalam pengadaan tanah, pemanfaatan waduk
bagi pendaya-gunaan sumber daya air beserta konservasi sumber daya
air, maka diusulkan tipe bendungan urukan tanah.
Bendungan urukan tanah, secara umum dapat dibedakan dalam
beberapa kelompok seperti gambar sketsa sebagai berikut :
Tipe Bendungan Gambar Keterangan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 24


Laporan Interim

Apabila 80% dari


seluruh bahan
pembentuk tubuh
Bendungan Urugan bendungan terdiri dari
Homogin bahan yang
bergradasi sama dan
bersifat kedap air.

Apabila bahan
pembentuk tubuh
bendungan terdiri dari
Tirai bahan yang lolos air,
tetapi dilengkapi
dengan tirai kedap air
di udiknya.
Apabila bahan
pembentuk tubuh
bendungan terdiri dari
bahan yang lolos air,
Bendungan Inti Miring
tetapi dilengkapi
Urugan Zonal dengan inti kedap air
yang miring ke arah
hulu
Apabila bahan
pembentuk tubuh
bendungan terdiri dari
Inti bahan yang lolos air,
Vertikal tetapi dilengkapi
dengan inti kedap air
yang berkedudukan
vertikal.
Apabila bahan
pembentuk tubuh
bendungan terdiri dari
bahan yang lolos air,
tetapi dilengkapi
dengan membran
kedap air di lereng
Bendungan Urugan Batu udiknya, yang
dengan Membrane biasanya terbuat dari
lembaran baja tahan
karat, lembaran beton
bertulang, aspal
beton, lembaran
plastik, dan lain-
lainnya

Gambar 4.16. Pengelompokan Bendungan Urukan

Bendungan Urukan tanah yang diusulkan untuk dibangun adalah :


Bendungan Urukan Zonal dengan Inti Vertikal. Pemiihan ini didasarkan
pada beberapa pertimbangan :
1. Kemudahan mendapatkan material bahan timbunan.
2. Kemudahan dalam pelaksanaan konstruksi, karena sudah umum
dipakai di Indonesia.
3. Ketahanan terhadap deformasi akibat gempa, karena tidak bersifat
rigid atau kaku.
d. Penentuan dimensi bendungan dan waduk Limo
1. Elevasi, Luas dan Volume Genangan waduk

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 25


Laporan Interim

Penentuan besaran Elevasi-Luas-Volume rencana genangan


waduk Limo didapat dari Grafik sebagai berikut :
2. Tinggi bendungan
Tinggi bendungan dapat dilihat dari grafik kurve Elevasi, Luas dan
Volume, didapat nilai sebagai berikut :
3. Kualitas dan kuantitas material tubuh bendungan
Kualitas rencana tubuh bendungan didasarkan dari hasil uji
Laboratorium terhadap contoh tanah dari sumber material yang
tersedia. Demikian pula kuantitas tubuh bendungan didasarkan
pada peta topografi tentang potensi jumlah volume yang
dibutuhkan.
4.3.2. Fondasi Bendungan
Syarat pokok yang perlu diperhatikan pada fondasi bendungan adalah
mampu mendukung bahan timbunan tubuh bendungan dan beban yang
bekerja diatasnya, kedap terhadap rembesan serta mampu mencegah
kehilangan air yang berlebihan.
Pada umumnya fondasi dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok besar sesuai
dengan karakter yang dominan :
a. Fondasi Batuan
Pada fondasi batuan, umumnya tidak ada masalah tentang daya
dukung. Secara prinsip yang perlu diperhatikan adalah rembesan yang
mungkin terjadi menyebabkan erosi pada fondasi, kehilangan air yang
berlebihan melalui sambungan (joint), rekahan (fissures), celah
(crevices), lapisan lulus air disepanjang bidang patahan atau di tempat
lain. Untuk mengatasi hal ini dilakukan perbaikan fondasi dengan injeksi
air semen (grouting).
Masalah lain yang mungkin timbul adalah adanya batuan shale,
khususnya bila terdapat pada sambungan, rekahan, terlihat terisi
dengan material lunak dan lapisan yang lemah.
b. Fondasi Pasir dan Kerikil
Fondasi pasir dan kerikil umumnya terdiri dari endapan alluvial yang
tersusun atas pasir dan kerikil bersifat lulus air dan terhampar di atas
formasi geologi yang kedap air. Pada kondisi ini umumnya dijumpai
permasalahan sebagai berikut :
1. Rembesan air yang berlebihan dibawah fondasi
2. Erosi buluh (piping) dan sembulan air akibat dari gaya yang
ditimbulkan oleh rembesan.
Perbaikan yang diperlukan untuk mengntrol maslah ini harus
memperhatikan ketebalan dan penyebaran lapisan lulus air. Pasir halus
lepas atau lanau yang terdapat pada fondasi dapat menimbulkan
masalah tersendiri. Kesulitan yang ditimbulkan tidak hanya akibat daya
dukung yang rendah atau pemampatan yang tinggi, tetapi juga melalui
fenomena likuifaksi. Pasir halus dengan keseragaman terentu pada
keadaan lepas apabila dipengaruhi oleh getaran yang mendadak seperti
gempa dapat mengakibatkan kehilangan ketahanan geser dan bersifat
seperti cairan yang mudah leleh. Fenomena ini sering dijumpai pada

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 26


Laporan Interim

pasir sangat halus berbutir seragam dan berbentuk bulat dengan


kepadatan relative kurang dari 50%.
c. Fondasi Tanah
Fondasi dari lanau dan lempung yang sangat tebal atau dalam, cukup
kedap untuk menahan rembesan dan aliran buluh. Masalah utama
fondasi jenis ini adalah adanya tekanan air pori yang berlebihan dan
deformasi yang cukup besar. Bila timbunan dibangun di atas fondasi
yang terdiri atas batuan yang rapuh, lempung yang plastisitasnya tinggi
atau konsolidasinya berlebihan, diperlukan penyelidikan yang lebih teliti
mengingat fondasi tersebut dapat menyebabkan deformasi yang
berlebihan.
Dalam hal ini desain tubuh bendungan harus dikontrol dengan tegangan
yang terjadi pada fondasi. Apabila terdapat lanau dan lempung yang
sangat dalam, maka tidak diperlukan lagi perbaikan fondasi untuk
mencegah rembesan dan erosi.
4.4. ANALISA HIDROLOGI
Data hujan yang dibutuhkan untuk perencanaan adalah data hujan harian maksimum
yang diperoleh dari stasiun hujan yang berpengaruh yaitu stasiun hujan Dramaga,
Stasiun Hujan Sawangan dan Stasiun Hujan Cengkareng Drain. Data hujan harian
maksimum tahunan masing-masing stasiun hujan disajikan pada Tabel 4.11. sampai
dengan Tabel 4.16.
Kondisi klimatologi daerah studi didasarkan pada hasil analisa data yang diperoleh dari
Stasiun Meteorologi di daerah sekitar. Data Klimatologi yang digunakan untuk analisis
hidrologi adalah data dari Stasiun Klimatologi Pondok Betung.
4.5. CURAH HUJAN RERATA
Untuk mendapatkan gambaran mengenai penyebaran hujan di seluruh daerah, di
beberapa tempat tersebar pada DAS dipasang alat penakar hujan. Pada daerah aliran
yang kecil kemungkinan hujan terjadi merata di seluruh daerah, tetapi tidak pada
daerah aliran yang besar. Hujan yang terjadi pada daerah aliran yang besar tidak
sama, sedangkan pos-pos penakar hujan hanya mencatat hujan di suatu titik tertentu.
Sehingga akan sulit untuk menentukan beberapa hujan yang turun di seluruh areal.
Hal ini akan menyulitkan dalam menentukan hubungan antara debit banjir dan curah
hujan yang mengakibatkan banjir tersebut.
Sebagai pendekatan untuk mendapatkan curah hujan wilayah (area rainfall)
sebagai pendukung, maka dijumlahkan curah hujan maksimum tahunan rata-rata
dengan metoda aljabar yang meliputi Stasiun Hujan Dramaga, Stasiun Hujan
Sawangan dan Stasiun Hujan Cengkareng Drain. Data hujan secara lengkap dari
masing-masing stasiun disajikan pada lampiran. Hasil perhitungan curah hujan
maksimum tahunan rerata, dapat dilihat pada berikut :

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 27


Laporan Interim

Tabel 4.11. Curah Hujan Maximum Tahunan Rerata


Sta.
Sta. Sta. Rekap Curah
No Tahun Cengakreng
Sawangan Dramaga Hujan (mm)
Drain

1 1990 - 188.3 - 188.3


2 1991 - 105 - 105
3 1992 - 122.2 - 122.2
4 1993 - 176.3 - 176.3
5 1994 - 100 - 100
6 1995 - 87.6 - 87.6
7 1996 - 174 - 174
8 1997 - 113.5 - 113.5
9 1998 51 127.1 - 178.1
10 1999 - 149.6 - 149.6
11 2000 - 93.8 - 93.8
12 2001 - 107.5 - 107.5
13 2002 - 127 - 127
14 2003 - - 126 126
15 2004 - 141.6 87 228.6
16 2005 - 126.5 114 240.5
17 2006 - 136.4 60 196.4
18 2007 - - 131 131
19 2008 - - 54 54
20 2009 85 - 139 224
21 2010 108 - 75 183
22 2011 76 - 83 159
23 2012 83.4 - 54 137.4
24 2013 41.33 122 60 223.33
25 2014 42 121 57 220

Sumber : Hasil Perhitungan

4.6. ANALISA HUJAN RANCANGAN


Curah hujan rencana adalah curah hujan terbesar tahunan yang terjadi pada periode
ulang tertentu. Pada daerah studi, pemilihan metode perhitungan hujan rencana
ditetapkan berdasarkan parameter dasar statistiknya. Metode analisis yang dilakukan
diuraikan pada sub bab dibawah ini.
4.6.1. Pemilihan Metode Perhitungan Hujan Rancangan
Suatu distribusi frekuensi yang dipilih harus dapat mewakili data historis yang
ada dengan baik. Berdasarkan hasil pencekan karakteristik statistik curah
hujan, dapat diketahui distribusi yang cocok untuk data hujan yang ada. Jenis
distribusi frekuensi yang banyak digunakan di Indonesia dan sifat-sifat
khasnya adalah sebagai berikut :
Normal : Cs = 0 dan Ck = 3
Log Normal : Cs > 0, Cs  3 Cv
Gumbel Type I : Cs = 1,1396 dan Ck = 5,4002
Log Pearson Type III : tidak memiliki sifat khas
Cs adalah skewness coefficient, yang dihitung sebagai berikut :

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 28


Laporan Interim

n 3
n x
i1
i  x
Cs 
n  1 n  2 S 3
Ck adalah kurtosis, yang dihitung sebagai berikut :
n 4
n2  x
i1
i  x
Ck 
n  1 n  2 n  3 S 4
Cv adalah coefficient of variation, yang dihitung sebagai berikut :
S
Cv 
x
dimana x adalah rata-rata (mean) dan S adalah deviasi standar (standard
deviation). Adapun perhitungan parameter dasar statistik hujan harian
maksimum dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12. Pemeriksaan Outlier Stasiun Hujan


Pengujian Outlier untuk Stasiun Hujan
Data
Data
i Terurut Y = LN (Y - Yrata- (Y - Yrata-rata)2
(mm)
(mm) X rata)

1 188 240.50 5.483 0.507 0.257


2 105 228.60 5.432 0.456 0.208
3 122 224.00 5.412 0.436 0.190
4 176 223.33 5.409 0.433 0.187
5 100 220.00 5.394 0.418 0.174
6 88 196.40 5.280 0.304 0.092
7 174 188.30 5.238 0.262 0.069
8 114 183.00 5.209 0.233 0.054
9 178 178.10 5.182 0.206 0.043
10 150 176.30 5.172 0.196 0.038
11 94 174.00 5.159 0.183 0.033
12 108 159.00 5.069 0.093 0.009
13 127 149.60 5.008 0.032 0.001
14 126 137.40 4.923 -0.053 0.003
15 229 131.00 4.875 -0.101 0.010
16 241 127.00 4.844 -0.132 0.017
17 196 126.00 4.836 -0.140 0.020
18 131 122.20 4.806 -0.170 0.029
19 54 113.50 4.732 -0.244 0.060
20 224 107.50 4.677 -0.299 0.089
21 183 105.00 4.654 -0.322 0.104
22 159 100.00 4.605 -0.371 0.138
23 137 93.80 4.541 -0.435 0.189
24 223 87.60 4.473 -0.503 0.253
25 220 54.00 3.989 -0.987 0.974
Sum 3.241
AVERAGE 153.85 4.98 0.00 0.13 0.041
STD.
DEVIASI 0.194 0.202
N 25
AVERAGE 153.845
MAX 240.50
MIN 54.00

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 29


Laporan Interim

Pengujian Outlier untuk Stasiun Hujan


Data
Data
i Terurut Y = LN (Y - Yrata- (Y - Yrata-rata)2
(mm)
(mm) X rata)
Kn 2.549
YH = Yrata +
Kn* Sy = 5.491
YL = Yrata -
Kn* Sy = 4.461

XH 242.4815718
Data bisa dipakai
XL 86.59658804

Tabel 4.13. Analisa distribusi Frekuensi Curah Hujan

Sumber : Hasil Perhitungan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 30


Laporan Interim

Tabel 4.14. Syarat pengujian Agihan Untuk Analisa Frekuensi


Normal Log Normal 2 Par. Log Normal 3 Par. Gumbel Pearson III Log Pearson III
Probability Observed
No 2 2 2 2 2 2
(P) Frequency Ef - Of ( Ef - Of ) Of Ef - Of ( Ef - Of ) Of Ef - Of ( Ef - Of ) Of Ef - Of ( Ef - Of ) Of Ef - Of ( Ef - Of ) Of Ef - Of ( Ef - Of )
( Of )

1 0.00 < P <= 16.67 6 1.83 3.36 7 2.83 8.03 6 1.83 3.36 6 1.83 3.36 6 1.83 3.36 7 2.83 8.03
2 16.67 < P <= 33.33 3 1.17 1.36 4 0.17 0.03 5 0.83 0.69 7 2.83 8.03 5 0.83 0.69 6 1.83 3.36
3 33.33 < P <= 50.00 9 4.83 23.36 7 2.83 8.03 7 2.83 8.03 6 1.83 3.36 7 2.83 8.03 6 1.83 3.36
4 50.00 < P <= 66.67 7 2.83 8.03 7 2.83 8.03 7 2.83 8.03 6 1.83 3.36 7 2.83 8.03 6 1.83 3.36

JUMLAH 25.00 36.11 25.00 24.11 25.00 20.11 25.00 18.11 25.00 20.11 25.00 18.11
D KRITIS 11.07 11.07 11.07 11.07 11.07 11.07
X2 hitung 8.67 5.79 4.83 4.35 4.83 4.35
KESIMPULAN Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima

Sumber : Hasil Perhitungan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 31


Laporan Interim

4.6.2. Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Person Type III

Berdasarkan tabel diatas, maka untuk analisis digunakan metode log pearson
type III dan di bawah adalah hasil perhitungan hujan rancangan dengan
metode Log Pearson type III.

Tabel 4.15. Hujan Rancangan Log Pearson Type III


Xi Log Xi Log Xi - Log X (Xi - X )2 (Xi - X )3 (Xi - X )4 Probabilitas
No 2 3 4
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) %
1 241 2.3811 0.2200 0.0484 0.01065 0.00234 3.85
2 229 2.3591 0.1980 0.0392 0.00776 0.00154 7.69
3 224 2.3502 0.1892 0.0358 0.00677 0.00128 11.54
4 223 2.3489 0.1879 0.0353 0.00663 0.00125 15.38
5 220 2.3424 0.1813 0.0329 0.00596 0.00108 19.23
6 196 2.2931 0.1321 0.0174 0.00230 0.00030 23.08
7 188 2.2749 0.1138 0.0129 0.00147 0.00017 26.92
8 183 2.2625 0.1014 0.0103 0.00104 0.00011 30.77
9 178 2.2507 0.0896 0.0080 0.00072 0.00006 34.62
10 176 2.2463 0.0852 0.0073 0.00062 0.00005 38.46
11 174 2.2405 0.0795 0.0063 0.00050 0.00004 42.31
12 159 2.2014 0.0403 0.0016 0.00007 0.00000 46.15
13 150 2.1749 0.0138 0.0002 0.00000 0.00000 50.00
14 137 2.1380 -0.0231 0.0005 -0.00001 0.00000 53.85
15 131 2.1173 -0.0438 0.0019 -0.00008 0.00000 57.69
16 127 2.1038 -0.0573 0.0033 -0.00019 0.00001 61.54
17 126 2.1004 -0.0607 0.0037 -0.00022 0.00001 65.38
18 122 2.0871 -0.0740 0.0055 -0.00041 0.00003 69.23
19 114 2.0550 -0.1061 0.0113 -0.00119 0.00013 73.08
20 108 2.0314 -0.1297 0.0168 -0.00218 0.00028 76.92
21 105 2.0212 -0.1399 0.0196 -0.00274 0.00038 80.77
22 100 2.0000 -0.1611 0.0259 -0.00418 0.00067 84.62
23 94 1.9722 -0.1889 0.0357 -0.00674 0.00127 88.46
24 88 1.9425 -0.2186 0.0478 -0.01044 0.00228 92.31
25 54 1.7324 -0.4287 0.1838 -0.07879 0.03378 96.15

S Log Xi 54.03 0.00 0.61 -0.06268 0.04708

Log X rata-rata 2.16 n= 25

Sd 0.1596
Cs -0.6983

Sumber : Hasil Perhitungan

GAMBAR 3.1
PLOTTING SEBARAN DATA LOG PEARSON TYPE III

1000.0
Curah Hujan (mm)

100.0

y = -1.791994x + 243.444900
R² = 0.981347

10.0
1.0 10.0 100.0
Probabilitas (%)

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson Type III.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 32


Laporan Interim

Tabel 4.16. Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson III
P Xt
Kala Ulang Log Xi S G G.S Log Xt
(%) (mm)
2 50.00 2.161 0.1596 0.1157 0.0185 2.1796 151
5 20.00 2.161 0.1596 0.8570 0.1368 2.2979 199
10 10.00 2.161 0.1596 1.1833 0.1889 2.3499 224
25 4.00 2.161 0.1596 1.4887 0.2376 2.3987 250
50 2.00 2.161 0.1596 1.6640 0.2656 2.4267 267
100 1.00 2.161 0.1596 1.8073 0.2884 2.4495 282
200 0.50 2.161 0.1596 1.9276 0.3076 2.4687 294
500 0.20 2.161 0.1596 2.0959 0.3345 2.4956 313
1000 0.10 2.161 0.1596 2.1520 0.3435 2.5046 320
10000 0.01 2.161 0.1596 3.7897 0.6048 2.7659 583

Sumber : Hasil Perhitungan

4.6.3. Analisa Probable Maximum Precipitation


Probable Maximum Precipitation (PMP) dapat diartikan sebagai curah hujan
terbesar dengan durasi tertentu yang secara fisik dimungkinkan terjadi pada
suatu pos hujan atau DAS yang akan menghasilkan debit aliran yang besar
pula yang disebut sebagai Probable Maximum Flood (PMF). PMF biasanya
digunakan untuk keperluan desain bangunan pelimpah. Data yang diperlukan
untuk melakukan analisa ini berupa seri data hujan harian maksimum tahunan
dengan panjang data sangat disarankan lebih dari 30 tahun.
Salah satu metode perkiraan PMP adalah dengan metode Hershfield yang
merupakan suatu prosedur statistik untuk memperkirakan PMP dalam
keadaan dengan data meteorologi sangat kurang. Persamaan Hershfield
dinyatakan sebagai berikut.
Xm = Xn + Km × Sn
dimana
Xm : hujan dengan periode ulang maksimum (PMP) (mm)
Xn : curah hujan harian maksimum rata-rata yang dikoreksi (mm)
Km : koefisien statistik
Sn : standar deviasi curah hujan harian maksimum yang dikoreksi (mm)
Km ditentukan berdasarkan observasi pada pencatatan hujan harian dari 2700
pos hujan yang 90% berada di Amerika yang dituangkan dalam suatu grafik
hubungan durasi hujan dengan hujan harian maksimum rata-rata. Untuk
mengkoreksi Xn dan Sn, digunakan grafik-grafik yang telah dipersiapkan oleh
Hershfield. Selain itu dilakukan pula koreksi terhadap panjang data dan
periode waktu pengamatan.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 33


Laporan Interim

Tabel 4.17. Perhitungan PMP DAS Limo


HUJAN MAX CH DIURUTKAN ( X )
NO TAHUN HARIAN ( mm )
TAHUNAN (mm)

1 1990 188 240.50


2 1991 105 228.60
3 1992 122 224.00
4 1993 176 223.33
5 1994 100 220.00
6 1995 88 196.40
7 1996 174 188.30
8 1997 114 183.00
9 1998 178 178.10
10 1999 150 176.30
11 2000 94 174.00
12 2001 108 159.00
13 2002 127 149.60
14 2003 126 137.40
15 2004 229 131.00
16 2005 241 127.00
17 2006 196 126.00
18 2007 131 122.20
19 2008 54 113.50
20 2009 224 107.50
21 2010 183 105.00
22 2011 159 100.00
23 2012 137 93.80
24 2013 223 87.60
25 2014 220 54.00

Jumlah 3846.13
Rerata 153.85

xn = 153.85 Faktor Koreksi xn


Sn = 51.21 faktor adjusmen 1 = 104.20
x(n-m) = 153.85 faktor adjusmen 2 = 105.40
S(n-m) = 51.21 xn terkoreksi = 168.96

(xn-m)/xn = 1.00 Faktor Koreksi Sn


(Sn-m)/Sn = 1.00 faktor adjusmen 1 = 114.30
faktor adjusmen 2 = 130.00
Sn terkoreksi = 76.09
Variabel Km
dari grafik 4
Untuk xn = 153.85
T = 6.00 jam
Km = 10.20

PMP (Point Rainfall) = 945.045 mm


Faktor penyesuaian

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 34


Laporan Interim

thd periode pengamatan 1.013


Faktor reduksi DAS = 63.310
= 0.955

PMP BASIN RAINFALL = 913.80 mm

Runoff coef = 0.6507 mm


PMP BASIN RAINFALL = 685.35 mm
(* runoff coef)

4.6.4. Test Kecocokan Distribusi (Goodness of Fit Test)


Masing-masing distribusi akan memberikan hasil perhitungan yang berbeda.
Oleh karena itu perlu dilakukan test kecocokan distribusi untuk menentukan
distribusi mana yang paling sesuai, yaitu yang mempunyai simpangan terkecil
terhadap data yang ada. Terdapat dua metoda yang lazim digunakan, yaitu
Chi-squared (c2) test dan Kolmogorov-Smirnov test.
a. Chi-squared (2) test
Statistik 2 dihitung dengan rumus :
2
k
Oi  Ei 
2   i1
Ei
N
E
k
dimana
k : jumlah kelas interval data (k = 1+ 3,322 Log N)
Oi : frekuensi data pengamatan pada kelas interval i
Ei : frekuensi kejadian yang diharapkan pada kelas interval i
N : banyaknya data
Derajat kebebasan Dk ditentukan dari :
Dk = k - u - 1
Dimana
u : banyaknya parameter (untuk Chi-squared, u = 2)
Bila nilai 2 2
kritis dari tabel,
maka distribusi dapat digunakan.
Hasil Chi-square test menunjukkan bahwa Distribusi Log Pearson Type
III dapat dipakai untuk semua stasiun hujan.
Tabel 4.18. Uji Kesesuaian Distribusi Chi Square
1. Aplikasi NORMAL
2
( Ef-Of ) /
Kelas P(x >= Xm) Ef CH (mm) Of Ef - Of
Ef

0 < P <=
5 0.200 5.000 196.941 5.000 0.000 0.000
0.2
0.2 < P <=
0.400 5.000 166.818 6.000 1.000 0.200
0.4
0.4 < P <=
0.600 5.000 140.872 2.000 3.000 1.800
0.6
0.6 < P <=
0.800 5.000 110.749 6.000 1.000 0.200
0.8

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 35


Laporan Interim

0.8 < P <=


0.999 5.000 -4.392 6.000 1.000 0.200
0.999
Chi-Kuadrat
25.000 25.000 2.400
=
DK = 2

Distribusi NORMAL Diterima Chi-Kritik = 5.991


Harga
Chi-Kuadrat
Ket. : Chi-
=
Kuadrat
Frekuensi sesuai pembagian
Ef =
kelasnya
Frekuensi dengan aplikasi distribusi
Of =
frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

2. Aplikasi LOG-NORMAL
2
( Ef-Of ) /
Kelas P(x >= Xm) Ef CH (mm) Of Ef - Of
Ef

0 < P <=
5 0.200 5.000 197.431 5.000 0.000 0.000
0.2
0.2 < P <=
0.400 5.000 159.047 6.000 1.000 0.200
0.4
0.4 < P <=
0.600 5.000 132.025 3.000 2.000 0.800
0.6
0.6 < P <=
0.800 5.000 106.357 6.000 1.000 0.200
0.8
0.8 < P <=
0.999 5.000 46.546 5.000 0.000 0.000
0.999
Chi-Kuadrat
25.000 25.000 1.200
=
DK = 2

Distribusi LOG-NORMAL Diterima Chi-Kritik = 5.991


Harga
Chi-Kuadrat
Ket. : Chi-
=
Kuadrat
Frekuensi sesuai pembagian
Ef =
kelasnya
Frekuensi dengan aplikasi distribusi
Of =
frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

3. Aplikasi GUMBEL
2
( Ef-Of ) /
Kelas P(x >= Xm) Ef CH (mm) Of Ef - Of
Ef

0 < P <=
5 0.200 5.000 190.686 6.000 1.000 0.200
0.2
0.2 < P <=
0.400 5.000 157.619 6.000 1.000 0.200
0.4
0.4 < P <=
0.600 5.000 134.291 2.000 3.000 1.800
0.6
0.6 < P <=
0.800 5.000 111.801 5.000 0.000 0.000
0.8
0.8 < P <=
0.999 5.000 53.640 6.000 1.000 0.200
0.999
Chi-Kuadrat
25.000 25.000 2.400
=
DK = 2

Distribusi GUMBEL Diterima Chi-Kritik = 5.991


Harga
Chi-Kuadrat
Ket. : Chi-
=
Kuadrat

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 36


Laporan Interim

Frekuensi sesuai pembagian


Ef =
kelasnya
Frekuensi dengan aplikasi distribusi
Of =
frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

4. Aplikasi LOG-PEARSON III


2
( Ef-Of ) /
Kelas P(x >= Xm) Ef CH (mm) Of Ef - Of
Ef

0 < P <=
5 0.200 5.000 198.415 5.000 0.000 0.000
0.2
0.2 < P <=
0.400 5.000 165.042 6.000 1.000 0.200
0.4
0.4 < P <=
0.600 5.000 137.682 2.000 3.000 1.800
0.6
0.6 < P <=
0.800 5.000 108.465 6.000 1.000 0.200
0.8
0.8 < P <=
0.999 5.000 31.859 6.000 1.000 0.200
0.999
Chi-Kuadrat
25.000 25.000 2.400
=
DK = 1

Distribusi LOG-PEARSON III Diterima Chi-Kritik = 3.841


Harga
Chi-Kuadrat
Ket. : Chi-
=
Kuadrat
Frekuensi sesuai pembagian
Ef =
kelasnya
Frekuensi dengan aplikasi distribusi
Of =
frekuensi
DK = Derajat Kebebasan

Kesimpulan : 1. Menurut Uji Chi-Kuadrat, Distribusi yang terbaik adalah LOG-PEARSON TYPE III

2. Dengan nilai Chi-Kritik = 5.991

3. Dan nilai Chi-Kuadrat adalah 1.200

b. Kolmogorov-Smirnov test
Test ini digunakan untuk menghindarkan hilangnya informasi data akibat
pengelompokan data dalam kelas-kelas interval. Test ini sering juga
disebut uji kecocokan non parametrik (non parametric test), karena
pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.
Data mula-mula disusun dari kecil ke besar atau sebaliknya. Probabilitas
masing-masing data pengamatan dihitung dengan menggunakan
persamaan Weibull sebagai berikut :
m
p
n 1
dimana
p : probabilitas (%)
m : nomor urut data yang telah disusun
n : jumlah data
Nilai masing-masing probabilitas teoritis dihitung melalui persamaan
yang sesuai dengan distribusinya. Dari kedua nilai probabilitas tersebut,
ditentukan simpangan terbesar antara probabilitas pengamatan
(emperis) dan probabilitas teoritis.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 37


Laporan Interim

  maksimum Pteoritis  Pemperis


Bila simpangan terbesar ini lebih kecil dari nilai kritis (yang diperoleh dari
tabel), maka distribusi dapat dipakai.
Tabel 4.19. Uji Smirnov-Kolmogorov CH Rancangan
NORMAL LOG-NORMAL GUMBEL LOG-PEARSON III
CH (mm) m P = m/(N+1)
P(x >= Xm) Do P(x >= Xm) Do P(x >= Xm) Do P(x >= Xm) Do
240.500 1 0.038 0.045 0.007 0.084 0.046 0.062 0.024 0.058 0.019
228.600 2 0.077 0.072 0.005 0.107 0.030 0.083 0.006 0.086 0.009
224.000 3 0.115 0.085 0.030 0.118 0.003 0.092 0.023 0.099 0.016
223.330 4 0.154 0.087 0.066 0.120 0.034 0.094 0.060 0.101 0.052
220.000 5 0.192 0.098 0.094 0.128 0.064 0.102 0.091 0.112 0.080
196.400 6 0.231 0.203 0.028 0.204 0.027 0.176 0.055 0.210 0.021
188.300 7 0.269 0.251 0.019 0.238 0.031 0.211 0.058 0.253 0.016
183.000 8 0.308 0.285 0.023 0.263 0.045 0.237 0.071 0.284 0.024
178.100 9 0.346 0.318 0.028 0.287 0.059 0.263 0.083 0.313 0.033
176.300 10 0.385 0.331 0.054 0.297 0.088 0.274 0.111 0.325 0.060
174.000 11 0.423 0.347 0.076 0.309 0.114 0.287 0.136 0.340 0.083
159.000 12 0.462 0.460 0.002 0.400 0.061 0.389 0.072 0.443 0.019
149.600 13 0.500 0.533 0.033 0.465 0.035 0.464 0.036 0.511 0.011
137.400 14 0.538 0.626 0.087 0.558 0.019 0.572 0.033 0.602 0.064
131.000 15 0.577 0.672 0.095 0.608 0.031 0.630 0.053 0.649 0.072
127.000 16 0.615 0.700 0.085 0.640 0.025 0.667 0.052 0.678 0.062
126.000 17 0.654 0.707 0.053 0.648 0.006 0.676 0.022 0.685 0.031
122.200 18 0.692 0.732 0.039 0.679 0.014 0.711 0.018 0.711 0.019
113.500 19 0.731 0.785 0.054 0.747 0.016 0.786 0.055 0.769 0.038
107.500 20 0.769 0.817 0.048 0.792 0.023 0.833 0.064 0.806 0.036
105.000 21 0.808 0.830 0.022 0.810 0.002 0.852 0.044 0.820 0.013
100.000 22 0.846 0.853 0.007 0.844 0.003 0.885 0.039 0.848 0.001
93.800 23 0.885 0.880 0.005 0.882 0.003 0.920 0.035 0.878 0.006
87.600 24 0.923 0.902 0.021 0.915 0.008 0.948 0.025 0.905 0.018
54.000 25 0.962 0.974 0.013 0.996 0.035 0.999 0.037 0.987 0.026

DKritik = 0.260 0.095 0.114 0.136 0.083


Diterima Diterima Diterima Diterima
Ket. : m = Peringkat
P = Peluang di lapangan
Do = Selisih peluang lapangan dengan peluang teoritis

Kesimpulan : 1. Uji Smirnov-Kolmogorov menggunakan nilai Delta Kritik 0.260


2. Menurut Uji Smirnov-Kolmogorov, Distribusi yang terbaik adalah LOG-PEARSON III
3. Dengan nilai Delta Maksimum adalah 0.083
Sumber : Hasil Perhitungan

4.7. ANALISIS BANJIR RANCANGAN


Analisa banjir bertujuan untuk memperkirakan besarnya banjir rencana dengan periode
ulang tertentu, termasuk Probable Maximum Flood (PMF) di lokasi rencana bendungan
yang diperlukan untuk mendesain bendungan dan bangunan-bangunan pelengkapnya
seperti spillway, saluran/terowongan pengelak, cofferdam serta bangunan hidrolik
lainnya dan untuk memperkirakan kapasitas pengendalian banjir waduk .
Banjir rencana dan PMF ditentukan dengan analisa hidrograf. Untuk memperkirakan
besarnya banjir, digunakan data hujan maximum harian. Data hujan diolah dengan
menggunakan analisa frekuensi untuk menentukan hujan rencana. Setelah dikurangi
dengan kehilangan akibat infiltrasi, didapatkan hujan efektif. Hujan efektif dibagi
menjadi hujan jam-jaman berdasarkan pola hujan yang ada. Hujan jam-jaman dikalikan
dengan hidrograf satuan untuk memperoleh hidrograf banjir rencana. Tahapan dalam
analisa banjir rencana adalah sebagai berikut.
4.7.1. Analisa Distribusi Hujan Jam-jaman
Analisa distribusi hujan jam-jaman dimaksudkan untuk memperkirakan
besarnya persentase hujan rencana yang jatuh setiap jam. Metoda yang
digunakan yaitu cara PSA 007 yang menyarankan besarnya intensitas hujan
seperti yang tercantum di dalam tabel dibawah ini.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 38


Laporan Interim

Tabel 4.20. Intensitas Hujan yang disarankan PSA 007 (Unit : %)


Periode
Durasi Hujan (jam)
Ulang
(tahun) ½ ¾ 1 2 3 6 12 24

2 32 41 48 60 67 79 88 100
5 32 41 48 59 66 78 88 100
10 30 38 45 57 64 76 88 100
25 28 36 43 55 63 75 88 100
50 27 35 42 53 61 73 88 100
100 26 34 41 52 60 72 88 100
1000 25 32 39 49 57 69 88 100
PMP 20 27 34 45 52 64 88 100

Dari tabel diatas dibuat intensitas hujan untuk masing-masing periode ulang.
Kemudian dari intensitas hujan dihitung distribusi hujannya. Untuk
mendapatkan hujan kritis, distribusi hujan disusun dalam bentuk genta (bell
shaped), dimana hujan tertinggi ditempatkan di tengah, hujan tertinggi kedua
di sebelah kiri, tertinggi ketiga di sebelah kanan, tertinggi keempat di sebelah
kiri, dan seterusnya.

4.7.2. Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran pada suatu daerah dipengaruhi oleh kondisi


karakteristiknya, yaitu :
a. Kondisi hujan,
b. Luas dan bentuk daerah pengaliran,
c. Kemiringan daerah aliran dan kemiringan
dasar sungai,
d. Daya infiltrasi dan perkolasi tanah,
e. Suhu udara dan angin serta evaporasi,
f. Tata guna lahan.
Nilai koefisien pengaliran (C) adalah bilangan yang menunjukkan
perbandingan antara besarnya air yang melimpas terhadap besarnya
curah hujan. Angka koefisien pengaliran ini merupakan salah satu
indikator untuk menentukan apakah suatu DAS tersebut telah mengalami
gangguan fisik (Asdak, 2001: 157). Nilai koefisien pengaliran (C) yang
besar menunjukkan jumlah limpasan permukaan yang terjadi pada lahan
tersebut besar, dengan kata lain kondisi tata air dan tata guna lahan pada
lahan tersebut rusak. Sebaliknya nilai koefisien pengaliran yang kecil
menunjukkan jumlah limpasan permukaan yang terjadi pada lahan tersebut
kecil, dengan kata lain jumlah air yang meresap ke dalam tanah dan
memberikan kontribusi (recharge) air tanah besar.
Koefisien pengaliran dapat dihitung dengan memperhatikan faktor iklim dan
fisiografi, yaitu dengan menjumlahkan beberapa koefisien C sebagai berikut :
(Kriteria Desain Waduk Kecil Untuk Daerah Semi Kering di Indonesia,1995,

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 39


Laporan Interim

Design Pengairan , Dep. PU.)


C = CP + Ct + Co + Cs + Cc dengan :
Cp = Komponen C yang disebabkan oleh intensitashujan yang bervariasi.
Ct = Komponen C yang disebabkan oleh keadaan toprografi.
Co = Komponen C yang disebabkan oleh tampungan permukaan.
Cs = Komponen C yang disebabkan Infiltrasi.
Cc = Komponen C yang disebabkan oleh penutup lahan .

Tabel 4.21. Harga Komponen C oleh faktor Intensitas Hujan


Intensitas Hujan (mm./jam) Cp
< 25 0.05
25 – 50 0.15
50 – 75 0.25
> 75 0.30
Sumber : Pedoman Kriteria Desain Waduk Kecil

Tabel 4.22. Harga Komponen C oleh Faktor Topografi

Keadan Topografi Kemiringan m/km Ct

Curam dan tidak rata 200 0.10

Berbukit –bukit 100 –200 0.05

Landai 50 – 100 0.00

Hampir datar 0 – 50 0.00


Sumber : Pedoman Kriteria Desain Waduk Kecil

Tabel 4.23. Harga Komponen C oleh Faktor Tampungan Permukaan


Tampungan Cp
Permukaan

1. Daerah pengaliran yang curam, sedikit despresi permukaan 0.10

2. Daerah pengaliran yang sempit dengan sistim teratur 0.05

3. Tampungan dan aliran pemukaan yang berarti; terdapat kolam 0.05

4. Sungai berkelok –kelok dengan usaha pelestarian lahan 0.00

Sumber : Pedoman Kriteria Desain Waduk Kecil

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 40


Laporan Interim

Tabel 4.24. Harga Komponen C Oleh Faktor Infiltrasi

Kemampuan Infiltrasi Tanah K (cm/dt) Cs

Infiltrasi besar (tidak terdapat penutup lahan) < 10-5 0.25

Infiltrasi lambat (lembut) 10-5 - 10-6 0.20

Infiltrasi sedang (loam) 10-3 - 10-4 0.10

Infiltrasi cepat (pasir tebal, tanah beragregat baik) > 10-3 0.05

Sumber : Pedoman Kriteria Desain Waduk Kecil

Tabel 4.25. Harga Komponen C oleh Faktor Penutup Lahan


Penutup Tumbuh-tumbuhan Pada Dearah Penggilingan Cp

1. Tidak terdapat tanaman yang efektif 0.25

2. Terdapat padang rumput yang baik sebesar 10% 0.20

3. Terdapat padang rumput yang baik sebesar 50%, ditanami atau


0.10
banyak pepohonan

4. Terdapat padang rumput yang baik sebesar 90%, hutan 0.05

Sumber : Pedoman Kriteria Desain Waduk Kecil

4.7.3. Analisis Curah Hujan Efektif (Hujan Netto Jam-Jaman)

Hujan efektif atau hujan netto adalah bagian hujan total yang
menghasilkan limpasan langsung (direct run-off).
Dengan asumsi bahwa proses transformasi hujan menjadi limpasan langsung
mengikuti proses linier dan tidak berubah oleh waktu (linear and time invariant
process), maka hujan netto (Rn) dapat dinyatakan sebagai berikut :
Rn = C . R
dengan :
Rn = hujan netto (mm)
C = koefisien limpasan
R = intensitas curah hujan
Berdasarkan kondisi topografi, perhitungan sebaran Hujan Netto Jam-
jaman disajikan pada Tabel 4.26.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 41


Laporan Interim

Tabel 4.26. Distribusi Hujan Jam-Jaman


Rasio Sebaran ujan
Rt = t.RT - ((t-1) . R(t-1))
T R Comm.

0 0.00% 0.00%
1 55.03% 55.03%
2 14.30% 69.34%
3 10.03% 79.37%
4 7.99% 87.36%
5 6.75% 94.10%
6 5.90% 100.00%

Total 100.00%

Gambar 4.17. Grafik Distribusi Hujan Jam-Jaman

4.8. ANALISIS PERHITUNGAN BANJIR RANCANGAN

Analisis perhitungan banjir rancangan Waduk Limo menggunakan 3 (tiga) metode


hidrograf yaitu metode HSS Gamma I, HSS Snyder-Alexejev dan metode Nakayasu.
Perhitungan masing-masing metode disajikan pada tabel berikut ini.

4.8.1. HSS Gamma I

Parameter :
Reservoir catchment area A km2 63.31

Upper catchment area (u/s of ee') AU km2 1.25

Length mainstream (along river) RL km 26.53

Length 1st order rivers (incls RL) FOL km 33.92

Length other Tributaries OL km 91.63

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 42


Laporan Interim

Mainstream length 0,75 L (OB along river) UL km 5.11

Mainstream length 0,25 L (OA along river) DL km 2.54

Number river confluences NJN 22.00

Upper Catchment width (bb') WU km 9.50

Lower Catchment width (aa') WL km 7.17

River Level at 0,75 L (at B) ULVL m 81.00

River Level at 0,25 L (at A) DLVL m 70.00

No of 1 st order segments FS 31.00

No of other segments OS 25.00

No of Total segments TS = FS + OS 56.00

Length 1st order (RL+FOL) AFL km 60.45

Upper catchment factor (AU/A) RUA 0.02

Catchment width factor (WU/WL) WF 1.32

Symmetry Factor (RUA.WF) SIM m/k 0.03

All river (RL+FOL+OL) TOT km 152.08

Source factor (AFL/TOT) SF 0.40

Source Frequency (FS/TS) SN 0.55

Drainage Density (TOT/A) D km/km2 2.40

Fall or river (ULVL-DLVL) FALL 11.00

River gradient FALL/(0,5RL) S 0.0008

Tabel 4.27. Resume Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo Menggunakan
Metode Gamma I
Q5th Q10th Q15th Q20th Q25th Q50th Q100th Q500th Q1.000th Q10.000th QPMF
(jam)
(m /det)
3 (m /det)
3 (m /det)
3 (m /det)
3 (m /det)
3 (m /det)
3 (m /det)
3 (m /det)
3 (m3/det) (m /det)
3 (m3/det)

0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
3,809 303,481 319,886 346,983 365,949 380,367 425,574 470,254 573,503 617,891 765,267 934,857
3,507 358,271 377,638 409,626 432,017 449,038 502,407 555,153 677,042 729,444 903,427 1.103,635
3,242 386,203 407,081 441,563 465,700 484,048 541,577 598,436 729,828 786,316 973,863 1.189,680
2,990 400,347 421,989 457,734 482,754 501,774 561,410 620,351 756,555 815,112 1.009,527 1.233,248
2,758 406,523 428,499 464,795 490,201 509,515 570,071 629,921 768,226 827,686 1.025,101 1.252,272
2,545 407,530 429,561 465,947 491,417 510,778 571,484 631,483 770,131 829,738 1.027,642 1.255,377
2,347 375,941 396,263 429,829 453,324 471,185 527,185 582,533 710,434 765,420 947,984 1.158,066
2,165 346,852 365,602 396,571 418,248 434,727 486,394 537,460 655,464 706,196 874,634 1.068,461
1,997 319,963 337,260 365,828 385,824 401,025 448,687 495,794 604,650 651,449 806,829 985,630
1,843 295,158 311,114 337,467 355,914 369,937 413,904 457,358 557,776 600,947 744,281 909,221
1,700 272,277 286,996 311,306 328,322 341,258 381,816 421,902 514,535 554,359 686,582 838,735
1,568 251,169 264,747 287,172 302,870 314,802 352,217 389,195 474,647 511,384 633,356 773,713
1,446 231,698 244,223 264,910 279,390 290,398 324,912 359,023 437,851 471,739 584,256 713,733

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 43


Laporan Interim

1,334 213,736 225,290 244,373 257,731 267,885 299,724 331,191 403,907 435,169 538,963 658,402
1,231 197,166 207,825 225,429 237,751 247,118 276,488 305,516 372,595 401,433 497,181 607,360
1,135 181,881 191,713 207,953 219,320 227,961 255,054 281,831 343,710 370,313 458,637 560,276
1,047 167,781 176,851 191,831 202,317 210,288 235,281 259,983 317,064 341,605 423,082 516,841
0,966 154,774 163,141 176,960 186,633 193,986 217,041 239,828 292,485 315,122 390,284 476,774
0,891 142,776 150,494 163,241 172,164 178,948 200,216 221,236 269,810 290,693 360,027 439,813
0,822 131,707 138,827 150,586 158,818 165,075 184,694 204,085 248,894 268,158 332,117 405,717
0,758 121,497 128,065 138,912 146,506 152,278 170,376 188,263 229,599 247,369 306,370 374,265
0,700 112,078 118,137 128,144 135,148 140,473 157,168 173,669 211,799 228,192 282,619 345,250
0,645 103,389 108,978 118,209 124,671 129,583 144,984 160,205 195,380 210,502 260,710 318,485

Gambar 4.18. Grafik Hidrograf Rancangan HSS Gamma I

4.8.2. HSS Snyder-Alexejev

Parameter :

A = 63.31 km2
L = 26.53 km
Lc = 6 km
Ct = 0.75 < Ct < 3.00 1.20 1.20
n = 0.277 0.25
0.3
tp = Ct (LLc) 4.89 jam time lag
Cp = 0.90 < Cp < 1,40 1.26 1.26
T = 3 + 3 (tp/24) 3.61 days
te = tp/5.5 0.89 jam

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 44


Laporan Interim

tr = 1 jam
t'p = tp+0.25(tr-te) 4.92
Tp = tp + tr/2 5.39
t'p = tp + 0.25 (tr-te) 4.92
Tp = 5.39 jam Time to Peak
3 2
qp = 0.07 m /dt/mm/km
Qp = qpA 4.12 m3/det/mm
S = Slope 0.00374
Q = f(t)
λ = (Qp Tp)/(h A) 0.35028
2
α = 1.32λ +0.15 λ+0.045 0.25950
Tb = 5(Tp+(tr/2)) 29.44 jam
h = tinggi hujan 1 mm
Y = Q/Qp
X = t/Tp
Y = 10^(-α*(((1-x)2)/x))

Tabel 4.28. Resume Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo


Menggunakan Metode Snyder-Alexejev
QPMF Q5th Q10th Q15th Q20th Q25th Q50th Q100th Q500th Q1.000th Q10.000th
Jam
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det

0,00 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
1,00 119,431 38,771 40,867 40,867 46,751 48,593 54,369 60,077 73,267 78,938 97,766
2,00 565,618 183,615 193,541 193,541 221,411 230,134 257,486 284,518 346,987 373,843 463,010
3,00 978,927 317,787 334,966 334,966 383,201 398,298 445,636 492,422 600,539 647,019 801,343
4,00 1.285,120 417,186 439,738 439,738 503,060 522,880 585,024 646,444 788,377 849,396 1.051,990
5,00 1.497,135 486,012 512,285 512,285 586,053 609,143 681,539 753,092 918,441 989,527 1.225,543
6,00 1.636,574 531,278 559,998 559,998 640,636 665,877 745,016 823,234 1.003,983 1.081,689 1.339,688
7,00 1.710,302 555,212 585,226 585,226 669,497 695,874 778,579 860,320 1.049,212 1.130,419 1.400,040
8,00 1.705,054 553,508 583,430 583,430 667,442 693,739 776,190 857,680 1.045,992 1.126,950 1.395,744
9,00 1.647,368 534,782 563,691 563,691 644,862 670,269 749,930 828,663 1.010,604 1.088,824 1.348,524
10,00 1.560,538 506,594 533,980 533,980 610,872 634,940 710,402 784,986 957,337 1.031,433 1.277,445
11,00 1.459,228 473,706 499,314 499,314 571,214 593,719 664,283 734,024 895,187 964,473 1.194,513
12,00 1.352,332 439,005 462,737 462,737 529,370 550,226 615,621 680,253 829,609 893,820 1.107,009
13,00 1.245,224 404,235 426,087 426,087 487,442 506,647 566,862 626,376 763,903 823,028 1.019,332
14,00 1.141,125 370,441 390,467 390,467 446,693 464,292 519,473 574,012 700,041 754,223 934,117
15,00 1.041,910 338,233 356,517 356,517 407,855 423,924 474,308 524,104 639,176 688,647 852,900
16,00 948,602 307,943 324,590 324,590 371,330 385,960 431,831 477,168 581,935 626,976 776,519
17,00 861,683 279,726 294,848 294,848 337,305 350,595 392,263 433,446 528,613 569,527 705,367
18,00 781,281 253,626 267,336 267,336 305,832 317,882 355,662 393,002 479,289 516,385 639,551
19,00 707,305 229,611 242,023 242,023 276,874 287,783 321,986 355,790 433,908 467,491 578,995
20,00 639,523 207,607 218,830 218,830 250,341 260,204 291,130 321,695 392,326 422,691 523,509

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 45


Laporan Interim

QPMF Q5th Q10th Q15th Q20th Q25th Q50th Q100th Q500th Q1.000th Q10.000th
Jam
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det

21,00 577,622 187,512 197,649 197,649 226,110 235,018 262,950 290,557 354,351 381,777 472,837
22,00 521,240 169,209 178,356 178,356 204,039 212,078 237,283 262,195 319,763 344,512 426,683
23,00 469,996 152,574 160,822 160,822 183,980 191,228 213,956 236,419 288,327 310,643 384,735
24,00 423,507 137,482 144,914 144,914 165,781 172,313 192,792 213,033 259,807 279,915 346,679
25,00 381,393 123,811 130,504 130,504 149,296 155,178 173,621 191,849 233,972 252,081 312,206
26,00 343,292 111,442 117,467 117,467 134,382 139,676 156,277 172,684 210,598 226,898 281,017
27,00 308,859 100,264 105,684 105,684 120,903 125,666 140,602 155,363 189,474 204,139 252,830
28,00 277,769 90,172 95,046 95,046 108,733 113,016 126,448 139,724 170,402 183,591 227,380
29,00 249,720 81,066 85,448 85,448 97,753 101,604 113,680 125,615 153,195 165,052 204,419
30,00 224,433 72,857 76,796 76,796 87,854 91,316 102,168 112,895 137,682 148,338 183,719
31,00 201,649 65,461 69,000 69,000 78,935 82,045 91,797 101,434 123,705 133,279 165,069
32,00 181,132 58,801 61,979 61,979 70,904 73,698 82,457 91,114 111,118 119,719 148,273
33,00 162,665 52,806 55,660 55,660 63,675 66,184 74,050 81,824 99,790 107,513 133,157
34,00 146,050 47,412 49,975 49,975 57,171 59,424 66,486 73,467 89,597 96,532 119,556
35,00 131,108 42,561 44,862 44,862 51,322 53,344 59,684 65,950 80,430 86,655 107,324
36,00 117,674 38,200 40,265 40,265 46,063 47,878 53,568 59,192 72,189 77,776 96,327
37,00 105,599 34,280 36,134 36,134 41,337 42,965 48,072 53,119 64,781 69,795 86,443
38,00 94,750 30,758 32,421 32,421 37,090 38,551 43,133 47,661 58,126 62,625 77,562
39,00 85,004 27,595 29,086 29,086 33,275 34,586 38,696 42,759 52,147 56,183 69,584
40,00 76,251 24,753 26,091 26,091 29,848 31,024 34,712 38,356 46,777 50,398 62,418
41,00 68,392 22,202 23,402 23,402 26,772 27,827 31,134 34,402 41,956 45,203 55,985
42,00 61,336 19,911 20,988 20,988 24,010 24,956 27,922 30,853 37,627 40,540 50,209
43,00 55,003 17,855 18,821 18,821 21,531 22,379 25,039 27,668 33,742 36,354 45,025
44,00 49,319 16,010 16,876 16,876 19,306 20,066 22,451 24,808 30,255 32,597 40,372
45,00 44,219 14,355 15,131 15,131 17,309 17,991 20,130 22,243 27,127 29,226 36,197
46,00 39,643 12,869 13,565 13,565 15,518 16,130 18,047 19,941 24,319 26,202 32,451
47,00 35,538 11,537 12,160 12,160 13,911 14,459 16,178 17,876 21,801 23,489 29,091
48,00 31,856 10,341 10,900 10,900 12,470 12,961 14,502 16,024 19,542 21,055 26,077
49,00 28,553 9,269 9,770 9,770 11,177 11,618 12,998 14,363 17,516 18,872 23,374
50,00 25,592 8,308 8,757 8,757 10,018 10,413 11,650 12,873 15,700 16,915 20,949
51,00 22,936 7,446 7,848 7,848 8,978 9,332 10,441 11,537 14,070 15,159 18,775
52,00 20,555 6,673 7,033 7,033 8,046 8,363 9,357 10,339 12,610 13,586 16,826
53,00 18,420 5,980 6,303 6,303 7,210 7,495 8,385 9,266 11,300 12,175 15,078
54,00 16,506 5,358 5,648 5,648 6,461 6,716 7,514 8,303 10,126 10,909 13,512
55,00 14,790 4,801 5,061 5,061 5,790 6,018 6,733 7,440 9,073 9,775 12,107
56,00 13,252 4,302 4,535 4,535 5,188 5,392 6,033 6,666 8,130 8,759 10,848
57,00 11,874 3,855 4,063 4,063 4,648 4,831 5,405 5,973 7,284 7,848 9,720
58,00 10,638 3,453 3,640 3,640 4,164 4,328 4,843 5,351 6,526 7,031 8,708
59,00 9,531 3,094 3,261 3,261 3,731 3,878 4,339 4,794 5,847 6,299 7,802
60,00 8,538 2,772 2,922 2,922 3,342 3,474 3,887 4,295 5,238 5,643 6,990
61,00 7,649 2,483 2,617 2,617 2,994 3,112 3,482 3,848 4,693 5,056 6,262
62,00 6,852 2,224 2,345 2,345 2,682 2,788 3,119 3,447 4,204 4,529 5,609
63,00 6,138 1,993 2,100 2,100 2,403 2,498 2,794 3,088 3,766 4,057 5,025
64,00 5,499 1,785 1,881 1,881 2,152 2,237 2,503 2,766 3,373 3,634 4,501

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 46


Laporan Interim

QPMF Q5th Q10th Q15th Q20th Q25th Q50th Q100th Q500th Q1.000th Q10.000th
Jam
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det

65,00 4,925 1,599 1,685 1,685 1,928 2,004 2,242 2,478 3,022 3,255 4,032
66,00 4,412 1,432 1,510 1,510 1,727 1,795 2,008 2,219 2,706 2,916 3,611
67,00 3,952 1,283 1,352 1,352 1,547 1,608 1,799 1,988 2,424 2,612 3,235
68,00 3,539 1,149 1,211 1,211 1,386 1,440 1,611 1,780 2,171 2,339 2,897
69,00 3,170 1,029 1,085 1,085 1,241 1,290 1,443 1,595 1,945 2,095 2,595
70,00 2,839 0,922 0,972 0,972 1,111 1,155 1,293 1,428 1,742 1,877 2,324
71,00 2,543 0,826 0,870 0,870 0,995 1,035 1,158 1,279 1,560 1,681 2,082
72,00 2,278 0,739 0,779 0,779 0,892 0,927 1,037 1,146 1,397 1,505 1,864
73,00 2,040 0,662 0,698 0,698 0,798 0,830 0,929 1,026 1,251 1,348 1,670
74,00 1,827 0,593 0,625 0,625 0,715 0,743 0,832 0,919 1,121 1,207 1,495
75,00 1,636 0,531 0,560 0,560 0,640 0,666 0,745 0,823 1,004 1,081 1,339
76,00 1,465 0,476 0,501 0,501 0,574 0,596 0,667 0,737 0,899 0,968 1,199
77,00 1,312 0,426 0,449 0,449 0,514 0,534 0,597 0,660 0,805 0,867 1,074
78,00 1,175 0,381 0,402 0,402 0,460 0,478 0,535 0,591 0,721 0,777 0,962
79,00 1,052 0,342 0,360 0,360 0,412 0,428 0,479 0,529 0,645 0,695 0,861
80,00 0,942 0,306 0,322 0,322 0,369 0,383 0,429 0,474 0,578 0,623 0,771
81,00 0,844 0,274 0,289 0,289 0,330 0,343 0,384 0,424 0,518 0,558 0,691
82,00 0,756 0,245 0,259 0,259 0,296 0,307 0,344 0,380 0,464 0,499 0,619
83,00 0,677 0,220 0,232 0,232 0,265 0,275 0,308 0,340 0,415 0,447 0,554
84,00 0,606 0,197 0,207 0,207 0,237 0,247 0,276 0,305 0,372 0,400 0,496
85,00 0,543 0,176 0,186 0,186 0,212 0,221 0,247 0,273 0,333 0,359 0,444
86,00 0,486 0,158 0,166 0,166 0,190 0,198 0,221 0,244 0,298 0,321 0,398
87,00 0,435 0,141 0,149 0,149 0,170 0,177 0,198 0,219 0,267 0,287 0,356

Gambar 4.19. Grafik Hidrograf HSS Snyder-Alexejev

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 47


Laporan Interim

4.8.3. HSS Nakayasu

Parameter :
Diketahui :
A = 63.31 km2
L = 26.53 km

 = 1.5< a <3.0 2.25


C = 0.65
Ro = 1.00 mm
Tg = 2.08 jam
Tr = 2.08 jam
Tp = 3.75 jam
T0.3 = 4.69 jam
Qp = 3.03 m3/det

Tabel 4.29. Resume Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo Menggunakan
Metode Nakayasu
Q5 Q10 Q15th Q20th Q25th Q50th Q100th Q500th Q1000th Q10000th QPMF
Jam
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det)

0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,2000 0,212 0,224 0,243 0,256 0,266 0,297 0,329 0,401 0,432 0,538 0,654
0,4000 1,175 1,238 1,343 1,417 1,473 1,648 1,820 2,220 2,392 2,977 3,619
0,6000 3,293 3,471 3,765 3,970 4,127 4,617 5,102 6,222 6,704 8,340 10,143
0,8000 6,915 7,289 7,906 8,338 8,667 9,697 10,715 13,068 14,079 17,511 21,301
1,0000 12,361 13,030 14,133 14,906 15,493 17,334 19,154 23,360 25,168 31,297 38,078
1,2000 19,931 21,008 22,788 24,033 24,980 27,949 30,883 37,664 40,579 50,454 61,395
1,4000 29,887 31,502 34,171 36,038 37,458 41,910 46,310 56,478 60,849 75,647 92,064
1,6000 42,436 44,730 48,519 51,171 53,187 59,509 65,756 80,194 86,401 107,400 130,722
1,8000 57,759 60,882 66,039 69,648 72,392 80,996 89,500 109,151 117,599 146,167 177,924
2,0000 76,018 80,127 86,914 91,665 95,277 106,600 117,792 143,654 154,773 192,358 234,169
2,2000 97,360 102,623 111,316 117,401 122,026 136,529 150,863 183,986 198,227 246,347 299,913
2,4000 121,925 128,516 139,402 147,022 152,814 170,976 188,927 230,407 248,241 308,486 375,583
2,6000 149,841 157,941 171,320 180,684 187,803 210,124 232,184 283,162 305,078 379,100 461,578
2,8000 181,231 191,028 207,209 218,535 227,146 254,142 280,824 342,481 368,989 458,498 558,272
3,0000 216,210 227,898 247,202 260,715 270,987 303,194 335,025 408,583 440,207 546,973 666,024
3,2000 254,889 268,668 291,426 307,356 319,465 357,434 394,960 481,677 518,958 644,804 785,173
3,4000 297,374 313,449 340,000 358,585 372,713 417,010 460,791 561,962 605,457 752,258 916,045
3,6000 343,765 362,348 393,041 414,525 430,857 482,065 532,676 649,630 699,910 869,590 1.058,950
3,7507 400,530 422,182 457,943 482,975 502,004 561,667 620,635 756,902 815,485 1013,015 1.233,812
3,8000 417,240 439,795 477,048 503,124 522,947 585,099 646,527 788,479 849,506 1055,112 1.285,285
4,0000 414,010 436,391 473,356 499,230 518,899 580,570 641,523 782,376 842,930 1046,819 1.275,337
4,2000 404,811 426,695 462,838 488,137 507,370 567,671 627,269 764,992 824,201 1023,480 1.247,000
4,4000 390,926 412,059 446,963 471,394 489,967 548,199 605,753 738,753 795,931 988,332 1.204,228
4,6000 373,755 393,959 427,330 450,688 468,445 524,120 579,146 706,303 760,969 944,904 1.151,332
4,8000 356,011 375,256 407,042 429,292 446,206 499,237 551,651 672,771 724,843 900,038 1.096,673
5,0000 338,187 356,469 386,664 407,800 423,867 474,243 524,033 639,090 688,554 854,979 1.041,769
5,2000 321,256 338,623 367,306 387,384 402,647 450,501 497,798 607,094 654,083 812,176 989,614

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 48


Laporan Interim

Q5 Q10 Q15th Q20th Q25th Q50th Q100th Q500th Q1000th Q10000th QPMF
Jam
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det)

5,4000 305,173 321,670 348,918 367,990 382,488 427,947 472,876 576,701 621,337 771,515 940,070
5,6000 289,895 305,566 331,449 349,567 363,340 406,523 449,202 547,829 590,230 732,890 893,007
5,8000 275,382 290,268 314,856 332,066 345,150 386,171 426,714 520,403 560,681 696,199 848,299
6,0000 261,595 275,736 299,093 315,442 327,870 366,837 405,351 494,349 532,611 661,344 805,830
6,2000 248,499 261,932 284,119 299,650 311,456 348,472 385,057 469,600 505,947 628,235 765,487
6,4000 236,058 248,819 269,895 284,648 295,863 331,026 365,780 446,090 480,617 596,783 727,164
6,6000 224,240 236,362 256,383 270,398 281,051 314,454 347,468 423,757 456,556 566,906 690,760
6,8000 213,014 224,529 243,548 256,860 266,980 298,711 330,072 402,543 433,699 538,525 656,178
7,0000 202,349 213,288 231,355 244,001 253,614 283,756 313,547 382,390 411,986 511,564 623,327
7,2000 192,219 202,610 219,772 231,785 240,918 269,551 297,850 363,246 391,361 485,953 592,121
7,4000 182,596 192,467 208,770 220,181 228,856 256,056 282,939 345,060 371,768 461,624 562,477
7,6000 173,454 182,831 198,318 209,158 217,399 243,237 268,774 327,785 353,155 438,514 534,317
7,8000 164,771 173,678 188,389 198,687 206,515 231,059 255,318 311,375 335,475 416,560 507,567
8,0000 156,522 164,983 178,958 188,740 196,176 219,492 242,536 295,787 318,680 395,706 482,157
8,2000 148,685 156,723 169,998 179,291 186,355 208,503 230,393 280,978 302,726 375,895 458,018
8,4000 141,242 148,877 161,488 170,315 177,025 198,065 218,859 266,912 287,570 357,076 435,088
8,4390 137,099 144,511 156,751 165,320 171,833 192,255 212,440 259,083 279,136 346,621 422,327
8,4390 134,616 141,893 153,913 162,326 168,721 188,774 208,593 254,391 274,081 340,360 414,679
8,6000 131,006 138,088 149,784 157,972 164,196 183,710 202,998 247,568 266,729 331,231 403,556
8,8000 127,116 133,987 145,337 153,281 159,320 178,255 196,970 240,217 258,809 321,392 391,573
9,0000 123,352 130,021 141,034 148,743 154,604 172,978 191,139 233,105 251,147 311,874 379,981
9,2000 119,752 126,226 136,918 144,402 150,091 167,929 185,560 226,301 243,817 302,767 368,890
9,4000 116,039 122,312 132,673 139,925 145,438 162,723 179,807 219,285 236,257 293,378 357,453
9,6000 112,183 118,248 128,264 135,275 140,605 157,316 173,832 211,998 228,407 283,629 345,575
9,8000 108,407 114,267 123,947 130,722 135,872 152,020 167,981 204,862 220,718 274,082 333,943
10,0000 104,758 110,421 119,774 126,321 131,298 146,903 162,326 197,967 213,289 264,856 322,702
10,2000 101,232 106,704 115,743 122,069 126,879 141,958 156,862 191,303 206,109 255,941 311,839
10,4000 97,824 103,113 111,847 117,960 122,608 137,180 151,582 184,863 199,172 247,326 301,343
10,6000 94,531 99,642 108,082 113,990 118,481 132,562 146,480 178,641 192,467 239,000 291,199
10,8000 91,349 96,288 104,444 110,153 114,493 128,100 141,549 172,628 185,989 230,956 281,397
11,0000 88,275 93,047 100,928 106,445 110,639 123,788 136,785 166,817 179,728 223,181 271,925
11,2000 85,303 89,915 97,531 102,862 106,915 119,621 132,180 161,202 173,678 215,669 262,772
11,4000 82,432 86,888 94,248 99,400 103,316 115,595 127,731 155,776 167,832 208,409 253,927
11,6000 79,657 83,963 91,075 96,054 99,838 111,704 123,431 150,532 162,183 201,394 245,380
11,8000 76,976 81,137 88,010 92,820 96,478 107,944 119,277 145,465 156,724 194,615 237,120
12,0000 74,385 78,406 85,047 89,696 93,230 104,310 115,262 140,569 151,448 188,064 229,138
12,2000 71,881 75,767 82,185 86,677 90,092 100,799 111,382 135,837 146,350 181,734 221,425
12,4000 69,461 73,216 79,418 83,759 87,059 97,406 107,633 131,265 141,424 175,617 213,972
12,6000 67,123 70,752 76,745 80,940 84,129 94,128 104,010 126,846 136,664 169,705 206,770
12,8000 64,864 68,370 74,162 78,215 81,297 90,959 100,509 122,576 132,064 163,993 199,810
13,0000 62,680 66,069 71,665 75,583 78,560 87,897 97,125 118,450 127,618 158,473 193,084
13,2000 60,571 63,845 69,253 73,038 75,916 84,939 93,856 114,463 123,322 153,138 186,584
13,4000 58,532 61,696 66,922 70,580 73,361 82,080 90,697 110,610 119,171 147,984 180,304
13,6000 56,561 59,619 64,669 68,204 70,891 79,317 87,644 106,887 115,160 143,002 174,235
13,8000 54,658 57,612 62,492 65,908 68,505 76,647 84,694 103,289 111,284 138,189 168,370
14,0000 52,818 55,673 60,389 63,690 66,199 74,067 81,843 99,812 107,538 133,537 162,702
14,2000 51,040 53,799 58,356 61,546 63,971 71,574 79,088 96,453 103,918 129,042 157,226
14,4000 49,322 51,988 56,392 59,474 61,817 69,164 76,426 93,206 100,420 124,699 151,933
14,6000 47,662 50,238 54,494 57,472 59,737 66,836 73,853 90,069 97,040 120,501 146,819
14,8000 46,057 48,547 52,659 55,538 57,726 64,587 71,367 87,037 93,773 116,445 141,877
15,0000 44,507 46,913 50,887 53,668 55,783 62,413 68,965 84,107 90,617 112,525 137,101
15,2000 43,009 45,334 49,174 51,862 53,905 60,312 66,644 81,276 87,567 108,738 132,487
15,4000 41,561 43,808 47,519 50,116 52,091 58,282 64,400 78,540 84,619 105,078 128,027
15,4715 40,634 42,831 46,459 48,998 50,929 56,982 62,964 76,788 82,732 102,737 125,172
15,4715 40,119 42,288 45,870 48,377 50,283 56,260 62,166 75,815 81,683 101,438 123,585
15,6000 39,420 41,551 45,070 47,534 49,407 55,279 61,082 74,493 80,259 99,670 121,431

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 49


Laporan Interim

Q5 Q10 Q15th Q20th Q25th Q50th Q100th Q500th Q1000th Q10000th QPMF
Jam
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det)

15,8000 38,569 40,654 44,098 46,508 48,341 54,086 59,764 72,886 78,527 97,518 118,811
16,0000 37,722 39,761 43,129 45,487 47,279 52,898 58,452 71,285 76,803 95,375 116,201
16,2000 36,892 38,887 42,181 44,486 46,239 51,735 57,166 69,717 75,113 93,277 113,645
16,4000 36,040 37,988 41,206 43,458 45,170 50,539 55,845 68,106 73,378 91,121 111,019
16,6000 35,147 37,047 40,185 42,382 44,051 49,287 54,461 66,419 71,560 88,863 108,269
16,8000 34,256 36,108 39,166 41,307 42,935 48,037 53,081 64,735 69,745 86,610 105,524
17,0000 33,387 35,192 38,173 40,260 41,846 46,819 51,735 63,094 67,977 84,414 102,848
17,2000 32,541 34,300 37,205 39,239 40,785 45,632 50,423 61,494 66,254 82,274 100,241
17,4000 31,716 33,430 36,262 38,244 39,751 44,476 49,145 59,935 64,574 80,188 97,699
17,6000 30,912 32,583 35,343 37,275 38,743 43,348 47,899 58,416 62,937 78,155 95,222
17,8000 30,128 31,757 34,447 36,330 37,761 42,249 46,685 56,935 61,341 76,174 92,808
18,0000 29,364 30,952 33,573 35,409 36,804 41,178 45,501 55,491 59,786 74,243 90,455
18,2000 28,620 30,167 32,722 34,511 35,871 40,134 44,347 54,084 58,270 72,360 88,162
18,4000 27,894 29,402 31,893 33,636 34,961 39,116 43,223 52,713 56,793 70,526 85,927
18,6000 27,187 28,657 31,084 32,783 34,075 38,125 42,127 51,377 55,353 68,738 83,748
18,8000 26,498 27,930 30,296 31,952 33,211 37,158 41,059 50,074 53,950 66,995 81,625
19,0000 25,826 27,222 29,528 31,142 32,369 36,216 40,018 48,804 52,582 65,296 79,555
19,2000 25,171 26,532 28,779 30,352 31,548 35,298 39,003 47,567 51,249 63,641 77,538
19,4000 24,533 25,859 28,050 29,583 30,748 34,403 38,015 46,361 49,949 62,027 75,572
19,6000 23,911 25,204 27,338 28,833 29,969 33,531 37,051 45,186 48,683 60,455 73,656
19,8000 23,305 24,565 26,645 28,102 29,209 32,680 36,111 44,040 47,449 58,922 71,789
20,0000 22,714 23,942 25,970 27,389 28,468 31,852 35,196 42,924 46,246 57,428 69,969
20,2000 22,138 23,335 25,311 26,695 27,747 31,044 34,304 41,835 45,073 55,972 68,195
20,4000 21,577 22,743 24,670 26,018 27,043 30,257 33,434 40,775 43,930 54,553 66,466
20,6000 21,030 22,167 24,044 25,358 26,358 29,490 32,586 39,741 42,817 53,170 64,781
20,8000 20,497 21,605 23,435 24,716 25,689 28,742 31,760 38,733 41,731 51,822 63,138
21,0000 19,977 21,057 22,840 24,089 25,038 28,014 30,955 37,751 40,673 50,508 61,538
21,2000 19,470 20,523 22,261 23,478 24,403 27,303 30,170 36,794 39,642 49,228 59,977
21,4000 18,977 20,003 21,697 22,883 23,784 26,611 29,405 35,861 38,637 47,980 58,457
21,6000 18,496 19,495 21,147 22,303 23,181 25,937 28,660 34,952 37,657 46,763 56,975
21,8000 18,027 19,001 20,611 21,737 22,594 25,279 27,933 34,066 36,703 45,577 55,530
22,0000 17,570 18,519 20,088 21,186 22,021 24,638 27,225 33,202 35,772 44,422 54,122
22,2000 17,124 18,050 19,579 20,649 21,463 24,013 26,535 32,360 34,865 43,296 52,750
22,4000 16,690 17,592 19,082 20,126 20,918 23,405 25,862 31,540 33,981 42,198 51,413
22,6000 16,267 17,146 18,599 19,615 20,388 22,811 25,206 30,740 33,120 41,128 50,109
22,8000 15,854 16,712 18,127 19,118 19,871 22,233 24,567 29,961 32,280 40,085 48,839
23,0000 15,453 16,288 17,668 18,633 19,367 21,669 23,944 29,201 31,462 39,069 47,601
23,2000 15,061 15,875 17,220 18,161 18,876 21,120 23,337 28,461 30,664 38,079 46,394
23,40 14,679 15,472 16,783 17,700 18,398 20,584 22,745 27,739 29,886 37,113 45,218
23,60 14,307 15,080 16,358 17,252 17,931 20,062 22,169 27,036 29,129 36,172 44,071
23,80 13,944 14,698 15,943 16,814 17,477 19,554 21,607 26,351 28,390 35,255 42,954
24,00 13,590 14,325 15,539 16,388 17,034 19,058 21,059 25,683 27,670 34,361 41,865

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 50


Laporan Interim

Gambar 4.20. Grafik Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo Menggunakan


Metode Nakayasu

4.9. PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

Flood routing adalah suatu prosedur untuk memperkirakan waktu dan hidrograf banjir
di suatu titik di sungai, berdasarkan hidrograf inflow yang diketahui di sungai sebelah
hulu. Didalam studi ini yang dilakukan adalah penelusuran waduk (reservoir routing).
Data yang diperlukan dalam melakukan flood routing adalah :
a. Hydrograf inflow
b. Hubungan antara volume tampungan dan elevasi waduk. Dihitung dari peta
kontur genangan yang dihasilkan dari interpretasi foto udara.
c. Hubungan antara outflow dengan elevasi muka air waduk
d. Nilai awal tampungan dan nilai awal debit yang keluar
Biasanya routing dimulai pada saat waduk terisi penuh atau muka airnya setinggi
mercu spillway, sehingga debit awal yang keluar adalah 0.
Bila aliran yang masuk (inflow) adalah I m 3/det dan aliran keluar (outflow) adalah Q
m3/det serta air yang tertampung selama t detik adalah S, maka menurut persamaan
kontinuitas :
dS
IQ
dt
Persamaan dengan periode penelusuran t dapat disederhanakan menjadi :
I j  I j1 Q j  Q j1
S j1  S j  t  t
2 2
Dimana :
Sj : storage pada awal periode ke j

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 51


Laporan Interim

Sj+1 : storage pada akhir periode ke j atau pada awal periode ke j+1
Ij : inflow pada awal periode ke j
Ij+1 : inflow pada akhir periode ke j
Qj : ouflow pada awal periode ke j
Qj+1 : ouflow pada akhir periode ke j
Ij dan Ij+1 diketahui dari hidrograf inflow, Qj dan Sj diketahui pada awal simulasi. Dan
pada saat simulasi Qj dan Sj didapatkan dari periode sebelumnya. Untuk itu nilai
2Sj+1 j+1 dapat dihitung dengan mengubah persamaan diatas menjadi :

 2S j1   2S j 
  Q j1   (I j  I j1 )    Qj 
 t   t 
   
Untuk menghitung outflow Qj+1 diperlukan suatu storage-outflow function yang
Function ini dapat dipersiapkan dari data kurva
tampungan (storage) dimana Q adalah fungsi dari outflow yang keluar melalui spillway.
Untuk mempermudah routing maka persamaan diatas disusun menjadi :
 2S j1   2S j 
   
 t  Q j1    t  Q j1   2Q j1
   
Routing kemudian dapat dilakukan dalam tabel Excel.
Persamaan untuk menghitung debit Q melalui spillway adalah :
Q  C L H 1.5

dimana
Q : debit (m3/det)
C : koefisien pengaliran dengan nilai antara 1,7 dan 2,2; dan diambil sebesar
2,0.
L : lebar efektif mercu spillway (m)
H : total head diatas puncak mercu spillway (m)
Besarnya debit yang melalui spillway tidak hanya ditentukan oleh lebar total mercu,
tapi harus diperhitungkan pengurangan akibat kontraksi aliran air di sekitar dinding
mercu dan pilar-pilar. Karena itu maka lebar efektif mercu spillway dihitung sebagai :
L  L'2 ( N K p  K a ) He

dimana
L : lebar efektif mercu (m)
L' : lebar mercu yang sebenarnya
N : banyaknya pilar
Kp : koefisien kontraksi pilar
Ka : koefisien kontraksi dinding bendung
He : total tinggi tekanan yang melimpah pada mercu (m)
Untuk mendesain bangunan pelimpah diperlukan debit banjir rencana yang realistis,
untuk ini angka-angka perhitungan hidrologi perlu diuji dengan menggunakan data-
data yang realistis dengan menggunakan data banjir-banjir besar dari pencatatan atau
pengamatan setempat. Untuk membangun bendungan lazimnya diperlukan data banjir

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 52


Laporan Interim

dengan kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 1000 tahun dan BMB/PMF. Patokan banjir
desain dan kapasitas pelimpah diambil dari SNI 03-3432-1994 dan dapat dilihat pada
tabel dan gambar dibawah ini yang memperlihatkan bagan alir penentuan banjir desain
dan kapasitas pelimpah bendungan.
Bangunan pengelak didesain dengan banjir kala ulang 25 tahun atau kala ulang 10
tahun per setiap tahun pelaksanaan konstruksi tergantung pada pertimbangan resiko
dan biaya pembangunan.

Tabel 4.30. Patokan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah untuk Bendungan berdasar
SNI 03-3432-1994

Jenis dan Kelas Konsekuensi Besar Konsekuensi Kecil


Bendungan Banjir Desain Kapasitas Pelimpah Banjir Desain Kapasitas Pelimpah

Q1000 dan BMB 1) dengan


masing-masing 1) ditentukan dengan penelusuran
Pilih yang besar
Bendungan Urugan : dengan tinggi penelusuran banjir banjir
antara Q1000 dan
(1) < 40 m (rendah) jagaan sesuai 2) minimal 15% debit 2) minimal 15%
0,5 BMB
standar yang puncak BMB debit puncak
berlaku banjir desain
1) ditentukan dg
1) ditentukan dengan penelusuran
(2) 40-80 m penelusuran banjir banjir
sda
(sedang) sda 2) minimal 15% debit 2) minimal 25%
puncak BMB debit puncak
banjir desain
1) ditentukan
dengan
1) ditentukan dengan
(3) > 80 m penelusuran
penelusuran banjir
(tinggi) sda banjir
sda 2) minimal 35% debit
2) minimal 35%
puncak BMB
debit puncak
banjir desain
Minimal 125% x 0,5
Bendungan Beton Q100 Minimal 125% Q100 0,5 Q100
Q100

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 53


Laporan Interim

Tipe Bendungan

Urugan Beton

Konsekuensi Daerah tidak Konsekuensi Daerah tidak


Hilir Besar ? Hilir Besar ?

ya
ya

Qdes = Q1000
Qdes = pilih yang Qdes = Q100 Qdes = 0,5Q100
dan PMF
terbesar antara Q1000 Kapasitas pelimpah Kapasitas pelimpah
dan 0,5 PMF min 125%xQdes min 125%xQdes

Tinggi bendungan?

tidak tidak
H < 40 m H < (40-80) m H > 80 m
(rendah) (sedang) (tinggi)

ya ya

Kapasitas Pelimpah : Kapasitas Pelimpah : Kapasitas Pelimpah :


- Resevoir routing - Resevoir routing - Resevoir routing
- Minimum 15%PMF - Minimum 25%PMF - Minimum 35%PMF

Gambar 4.21. Bagan Alir Penentuan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah
Bendungan sesuai SNI 03-3432-1994

Tabel 4.31. Rekap Routing Mercu Pelimpah Waduk Limo


Lebar Pelimpah = 60,00
Elevasi MAN (Mercu Peimpah) = 67,00
Elevasi Puncak Bendungan = 72,75
Tinggi MAB
Kala Debit Elevasi MA Sisa
Debit Inflow di Atas Keterangan
Ulang Outflow Banjir Jagaan
Pelimpah

Q100 646,53 633,13 70,08 3,08 2,67 Aman

Q1000 849,51 833,39 70,64 3,64 2,11 Aman

QPMF 1.285,29 1.268,02 71,72 4,72 1,03 Aman

Sumber : Hasil Perhitungan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 54


Laporan Interim

Tabel 4.32. Fungsi Tampungan Bendungan Limo Q-100


Lebar Pelimpah = 60,00 m Tinggi Pelimpah = 5,000 m Ka = 0
Elevasi Pelimpah = 67,00 m Hd ( Q PMF th ) = 6,735 m Kp = 0.10
Elevasi dasar Intake = m Cd = 2,130
Elevasi Tinggi MA, H C Lebar Efektif, L Q pelimpah Tampungan, S Q rata, Q/2  
(m) (m) (m) ( m /dt)
3 (m)
3 ( m /dt)
3 ( m /dt)
3 ( m /dt)
3 ( m3/dt)

67,00 - 1,60 60,00 - 20.928.804,37 5.814 - 5.814 5.814


67,20 0,20 1,63 59,96 8,91 21.142.560,90 5.873 4,455 5.868 5.877
67,40 0,40 1,65 59,92 25,59 21.356.317,44 5.932 12,794 5.920 5.945
67,60 0,60 1,68 59,88 47,70 21.570.073,98 5.992 23,848 5.968 6.016
67,80 0,80 1,70 59,84 74,45 21.783.830,52 6.051 37,227 6.014 6.088
68,00 1,00 1,73 59,80 105,43 21.997.587,05 6.110 52,715 6.058 6.163
68,20 1,20 1,75 59,76 140,34 22.217.191,69 6.171 70,169 6.101 6.242
68,40 1,40 1,77 59,72 178,97 22.436.796,32 6.232 89,487 6.143 6.322
68,60 1,60 1,79 59,68 221,18 22.656.400,96 6.293 110,589 6.183 6.404
68,80 1,80 1,81 59,63 266,82 22.876.005,59 6.354 133,410 6.221 6.488
69,00 2,00 1,83 59,59 315,79 23.095.610,22 6.415 157,895 6.258 6.573
69,20 2,20 1,85 59,55 367,99 23.321.441,38 6.478 183,996 6.294 6.662
69,40 2,40 1,87 59,51 423,35 23.547.272,54 6.541 211,673 6.329 6.753
69,60 2,60 1,89 59,47 481,77 23.773.103,70 6.604 240,885 6.363 6.845
69,80 2,80 1,91 59,43 543,20 23.998.934,86 6.666 271,601 6.395 6.938
70,00 3,00 1,93 59,39 607,57 24.224.766,02 6.729 303,786 6.425 7.033
70,20 3,20 1,95 59,35 674,82 24.458.291,72 6.794 337,412 6.457 7.131
70,40 3,40 1,96 59,31 744,90 24.691.817,43 6.859 372,450 6.486 7.231
70,60 3,60 1,98 59,27 817,75 24.925.343,13 6.924 408,875 6.515 7.333
70,80 3,80 1,99 59,23 893,32 25.158.868,83 6.989 446,660 6.542 7.435
71,00 4,00 2,01 59,19 970,57 25.392.394,54 7.053 485,284 6.568 7.539
71,20 4,20 2,02 59,15 1.050,38 25.633.241,37 7.120 525,190 6.595 7.646
71,40 4,40 2,04 59,11 1.132,72 25.874.088,19 7.187 566,358 6.621 7.754
71,60 4,60 2,05 59,07 1.217,54 26.114.935,02 7.254 608,768 6.645 7.863
71,80 4,80 2,07 59,03 1.304,80 26.355.781,84 7.321 652,399 6.669 7.973
72,00 5,00 2,08 58,99 1.394,46 26.596.628,67 7.388 697,232 6.691 8.085

6,00

5,00

Series1
4,00
Series2

3,00 Series3

Series4

2,00

1,00

-
- 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000

Gambar 4.22. Grafik Tampungan Bendungan Limo Q-100

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 55


Laporan Interim

Tabel 4.33. Perhitungan Penelusuran Banjir Q100 Melalui Pelimpah


Debit Banjir = Q 100 th.
Elevasi Spillway = 67,00 m H= 3,076 m
Lebar Spillway = 60,00 m
T Inflow Inflow rata   Total Outflow H EL. MAW
( jam ) ( m3/dt) ( m3/dt) ( m3/dt) ( m3/dt) ( m3/dt) (m) (m)

0 - - 0,000 67,00
0,2 0,33 0,16 5.813,56 5.813,72 0,023 0,001 67,00
0,4 1,82 1,07 5.813,70 5.814,77 0,170 0,004 67,00
0,6 5,10 3,46 5.814,60 5.818,06 0,629 0,014 67,01
0,8 10,72 7,91 5.817,44 5.825,34 1,645 0,037 67,04
1 19,15 14,93 5.823,70 5.838,63 3,500 0,079 67,08
1,2 30,88 25,02 5.835,13 5.860,15 6,504 0,146 67,15
1,4 46,31 38,60 5.853,65 5.892,24 12,569 0,244 67,24
1,6 65,76 56,03 5.879,68 5.935,71 23,275 0,372 67,37
1,8 89,50 77,63 5.912,43 5.990,06 39,701 0,528 67,53
2 117,79 103,65 5.950,36 6.054,01 61,846 0,706 67,71
2,2 150,86 134,33 5.992,16 6.126,49 90,259 0,902 67,90
2,4 188,93 169,89 6.036,23 6.206,13 124,549 1,110 68,11
2,6 232,18 210,56 6.081,58 6.292,13 164,641 1,326 68,33
2,8 280,82 256,50 6.127,49 6.384,00 210,878 1,551 68,55
3 335,03 307,92 6.173,12 6.481,04 263,110 1,784 68,78
3,2 394,96 364,99 6.217,93 6.582,92 321,421 2,022 69,02
3,4 460,79 427,88 6.261,50 6.689,38 384,649 2,260 69,26
3,6 532,68 496,73 6.304,73 6.801,46 454,407 2,506 69,51
3,7 620,64 576,66 6.347,06 6.923,71 533,827 2,769 69,77
3,8 646,53 633,58 6.389,88 7.023,47 601,182 2,980 69,98
4 641,52 644,03 6.422,28 7.066,31 630,392 3,068 70,07
4,2 627,27 634,40 6.435,92 7.070,31 633,126 3,076 70,08
4,4 605,75 616,51 6.437,19 7.053,70 621,781 3,042 70,04
4,6 579,15 592,45 6.431,92 7.024,37 601,793 2,982 69,98
4,8 551,65 565,40 6422,57 6.987,97 577,111 2,905 69,91
5 524,03 537,84 6410,86 6.948,70 550,479 2,823 69,82
5,2 497,80 510,92 6398,22 6.909,14 524,247 2,738 69,74
5,4 472,88 485,34 6384,89 6.870,23 498,668 2,655 69,66
5,6 449,20 461,04 6371,56 6.832,60 474,193 2,574 69,57
5,8 426,71 437,96 6358,41 6.796,37 451,167 2,495 69,50
6 405,35 416,03 6345,20 6.761,23 428,841 2,419 69,42
6,2 385,06 395,20 6332,39 6.727,59 408,046 2,345 69,34
6,4 365,78 375,42 6319,55 6.694,97 388,070 2,273 69,27
6,6 347,47 356,62 6306,90 6.663,52 368,817 2,203 69,20
6,8 330,07 338,77 6294,70 6.633,47 351,126 2,135 69,14
7 313,55 321,81 6282,35 6.604,16 333,898 2,069 69,07
7,2 297,85 305,70 6270,26 6.575,96 317,327 2,006 69,01
7,4 282,94 290,39 6258,63 6.549,02 301,860 1,943 68,94
7,6 268,77 275,86 6247,16 6.523,02 286,964 1,882 68,88
7,8 255,32 262,05 6236,06 6.498,10 272,690 1,824 68,82
8 242,54 248,93 6225,41 6.474,34 259,460 1,768 68,77
8,2 230,39 236,46 6214,88 6.451,34 246,939 1,713 68,71
8,4 218,86 224,63 6204,40 6.429,03 234,789 1,660 68,66
8,43 212,44 215,65 6194,24 6.409,89 224,368 1,614 68,61
8,44 208,59 210,52 6185,52 6.396,04 217,069 1,581 68,58
8,6 203,00 205,80 6178,97 6.384,77 211,274 1,553 68,55

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 56


Laporan Interim

8,8 196,97 199,98 6173,49 6.373,48 205,470 1,526 68,53


9 191,14 194,05 6168,00 6.362,06 199,602 1,498 68,50
9,2 185,56 188,35 6162,46 6.350,81 193,818 1,470 68,47
9,4 179,81 182,68 6156,99 6.339,67 188,094 1,443 68,44
9,6 173,83 176,82 6151,58 6.328,40 182,299 1,416 68,42
9,8 167,98 170,91 6146,10 6.317,00 176,605 1,388 68,39
10 162,33 165,15 6140,40 6.305,55 171,096 1,359 68,36
10,2 156,86 159,59 6134,46 6.294,05 165,564 1,331 68,33
10,4 151,58 154,22 6128,49 6.282,71 160,108 1,302 68,30
10,6 146,48 149,03 6122,60 6.271,63 154,780 1,275 68,27
10,8 141,55 144,01 6116,85 6.260,87 149,601 1,248 68,25
11 136,78 139,17 6111,27 6.250,43 144,582 1,222 68,22
11,2 132,18 134,48 6105,85 6.240,33 139,770 1,197 68,20
11,4 127,73 129,96 6100,56 6.230,52 135,403 1,172 68,17
11,6 123,43 125,58 6095,12 6.220,70 131,033 1,147 68,15
11,8 119,28 121,35 6089,66 6.211,02 126,726 1,122 68,12
12 115,26 117,27 6084,29 6.201,56 122,518 1,098 68,10
12,2 111,38 113,32 6079,04 6.192,37 118,426 1,074 68,07
12,4 107,63 109,51 6073,94 6.183,45 114,458 1,052 68,05
12,6 104,01 105,82 6068,99 6.174,81 110,615 1,030 68,03
12,8 100,51 102,26 6064,19 6.166,45 106,897 1,008 68,01
13 97,13 98,82 6059,56 6.158,37 103,451 0,987 67,99
13,2 93,86 95,49 6054,92 6.150,41 100,157 0,966 67,97
13,4 90,70 92,28 6050,26 6.142,53 96,897 0,945 67,94
13,6 87,64 89,17 6045,64 6.134,81 93,700 0,924 67,92
13,8 84,69 86,17 6041,11 6.127,28 90,584 0,904 67,90
14 81,84 83,27 6036,69 6.119,96 87,557 0,885 67,88
14,2 79,09 80,47 6032,40 6.112,87 84,623 0,866 67,87
14,4 76,43 77,76 6028,25 6.106,00 81,782 0,847 67,85
14,6 73,85 75,14 6024,22 6.099,36 79,034 0,830 67,83
14,8 71,37 72,61 6020,33 6.092,94 76,376 0,812 67,81
15 68,97 70,17 6016,56 6.086,73 73,879 0,796 67,80
15,2 66,64 67,80 6012,85 6.080,65 71,645 0,779 67,78
15,4 64,40 65,52 6009,01 6.074,53 69,393 0,762 67,76
15,47 62,96 63,68 6005,14 6.068,82 67,293 0,746 67,75
15,47 62,17 62,57 6001,53 6.064,09 65,554 0,733 67,73
15,6 61,08 61,62 5998,54 6.060,16 64,109 0,723 67,72
15,8 59,76 60,42 5996,05 6.056,48 62,753 0,713 67,71
16 58,45 59,11 5993,72 6.052,83 61,413 0,703 67,70
16,2 57,17 57,81 5991,42 6.049,23 60,087 0,693 67,69
16,4 55,84 56,51 5989,14 6.045,65 58,770 0,683 67,68
16,6 54,46 55,15 5986,88 6.042,03 57,440 0,673 67,67
16,8 53,08 53,77 5984,59 6.038,36 56,091 0,663 67,66
17 51,73 52,41 5982,27 6.034,68 54,736 0,653 67,65
17,2 50,42 51,08 5979,94 6.031,02 53,391 0,643 67,64
17,4 49,14 49,78 5977,63 6.027,41 52,065 0,633 67,63
17,6 47,90 48,52 5975,35 6.023,87 50,762 0,623 67,62
17,8 46,68 47,29 5973,11 6.020,40 49,486 0,613 67,61
18 45,50 46,09 5970,91 6.017,01 48,238 0,604 67,60
18,2 44,35 44,92 5968,77 6.013,69 47,118 0,595 67,59
18,4 43,22 43,79 5966,58 6.010,36 46,072 0,585 67,59
18,6 42,13 42,68 5964,29 6.006,96 45,006 0,576 67,58
18,8 41,06 41,59 5961,96 6.003,55 43,935 0,566 67,57
19 40,02 40,54 5959,62 6.000,15 42,869 0,556 67,56

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 57


Laporan Interim

19,2 39,00 39,51 5957,29 5.996,80 41,815 0,547 67,55


19,4 38,01 38,51 5954,98 5.993,49 40,777 0,537 67,54
19,6 37,05 37,53 5952,71 5.990,25 39,759 0,528 67,53
19,8 36,11 36,58 5950,49 5.987,07 38,761 0,519 67,52
20 35,20 35,65 5948,31 5.983,96 37,786 0,510 67,51
20,2 34,30 34,75 5946,18 5.980,93 36,833 0,502 67,50
20,4 33,43 33,87 5944,09 5.977,96 35,902 0,493 67,49
20,6 32,59 33,01 5942,06 5.975,07 34,995 0,485 67,49
20,8 31,76 32,17 5940,07 5.972,25 34,109 0,477 67,48
21 30,95 31,36 5938,14 5.969,50 33,245 0,469 67,47
21,2 30,17 30,56 5936,25 5.966,81 32,403 0,462 67,46
21,4 29,41 29,79 5934,41 5.964,20 31,582 0,454 67,45
21,6 28,66 29,03 5932,62 5.961,65 30,782 0,447 67,45
21,8 27,93 28,30 5930,87 5.959,16 30,002 0,440 67,44
22 27,22 27,58 5929,16 5.956,74 29,241 0,433 67,43
22,2 26,53 26,88 5927,50 5.954,38 28,500 0,426 67,43
22,4 25,86 26,20 5925,88 5.952,08 27,777 0,420 67,42
22,6 25,21 25,53 5924,30 5.949,83 27,073 0,413 67,41
22,8 24,57 24,89 5922,76 5.947,65 26,387 0,407 67,41
23 23,94 24,26 5921,26 5.945,52 25,718 0,401 67,40
23,2 23,34 23,64 5919,80 5.943,44 25,178 0,395 67,40
23,4 22,75 23,04 5918,26 5.941,30 24,652 0,389 67,39
23,6 22,17 22,46 5916,65 5.939,11 24,111 0,382 67,38
23,8 21,61 21,89 5915,00 5.936,88 23,564 0,376 67,38
24 21,06 21,33 5913,32 5.934,65 23,014 0,369 67,37

maksimum 633,13 3,08 70,08

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 58


Laporan Interim

Q inflow Q Outflow Q inflow Q Outflow


No. T No. T
(m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

1. 0,00 0,00 0,00 37. 7,00 313,55 333,90


2. 0,20 0,33 0,02 38. 7,20 297,85 317,33
3. 0,40 1,82 0,17 39. 7,40 282,94 301,86
4. 0,60 5,10 0,63 40. 7,60 268,77 286,96
5. 0,80 10,72 1,65 41. 7,80 255,32 272,69
6. 1,00 19,15 3,50 42. 8,00 242,54 259,46
7. 1,20 30,88 6,50 43. 8,20 230,39 246,94
8. 1,40 46,31 12,57 44. 8,40 218,86 234,79
9. 1,60 65,76 23,27 45. 8,44 212,44 224,37
10. 1,80 89,50 39,70 46. 8,44 208,59 217,07
11. 2,00 117,79 61,85 47. 8,60 203,00 211,27
12. 2,20 150,86 90,26 48. 8,80 196,97 205,47
13. 2,40 188,93 124,55 49. 9,00 191,14 199,60
14. 2,60 232,18 164,64 50. 9,20 185,56 193,82
15. 2,80 280,82 210,88 51. 9,40 179,81 188,09
16. 3,00 335,03 263,11 52. 9,60 173,83 182,30
17. 3,20 394,96 321,42 53. 9,80 167,98 176,61
18. 3,40 460,79 384,65 54. 10,00 162,33 171,10
19. 3,60 532,68 454,41 55. 10,20 156,86 165,56
20. 3,75 620,64 533,83 56. 10,40 151,58 160,11
21. 3,80 646,53 601,18 57. 10,60 146,48 154,78
22. 4,00 641,52 630,39 58. 10,80 141,55 149,60
23. 4,20 627,27 633,13 59. 11,00 136,78 144,58
24. 4,40 605,75 621,78 60. 11,20 132,18 139,77
25. 4,60 579,15 601,79 61. 11,40 127,73 135,40
26. 4,80 551,65 577,11 62. 11,60 123,43 131,03
27. 5,00 524,03 550,48 63. 11,80 119,28 126,73
28. 5,20 497,80 524,25 64. 12,00 115,26 122,52
29. 5,40 472,88 498,67 65. 12,20 111,38 118,43
30. 5,60 449,20 474,19 66. 12,40 107,63 114,46
31. 5,80 426,71 451,17 67. 12,60 104,01 110,61
32. 6,00 405,35 428,84 68. 12,80 100,51 106,90
33. 6,20 385,06 408,05 69. 13,00 97,13 103,45
34. 6,40 365,78 388,07 70. 13,20 93,86 100,16
35. 6,60 347,47 368,82 71. 13,40 90,70 96,90
36. 6,80 330,07 351,13 72. 13,60 87,64 93,70

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 59


Laporan Interim

73. 13,80 84,69 90,58 100. 18,80 41,06 43,93


74. 14,00 81,84 87,56 101. 19,00 40,02 42,87
75. 14,20 79,09 84,62 102. 19,20 39,00 41,81
76. 14,40 76,43 81,78 103. 19,40 38,01 40,78
77. 14,60 73,85 79,03 104. 19,60 37,05 39,76
78. 14,80 71,37 76,38 105. 19,80 36,11 38,76
79. 15,00 68,97 73,88 106. 20,00 35,20 37,79
80. 15,20 66,64 71,64 107. 20,20 34,30 36,83
81. 15,40 64,40 69,39 108. 20,40 33,43 35,90
82. 15,47 62,96 67,29 109. 20,60 32,59 34,99
83. 15,47 62,17 65,55 110. 20,80 31,76 34,11
84. 15,60 61,08 64,11 111. 21,00 30,95 33,25
85. 15,80 59,76 62,75 112. 21,20 30,17 32,40
86. 16,00 58,45 61,41 113. 21,40 29,41 31,58
87. 16,20 57,17 60,09 114. 21,60 28,66 30,78
88. 16,40 55,84 58,77 115. 21,80 27,93 30,00
89. 16,60 54,46 57,44 116. 22,00 27,22 29,24
90. 16,80 53,08 56,09 117. 22,20 26,53 28,50
91. 17,00 51,73 54,74 118. 22,40 25,86 27,78
92. 17,20 50,42 53,39 119. 22,60 25,21 27,07
93. 17,40 49,14 52,06 120. 22,80 24,57 26,39
94. 17,60 47,90 50,76 121. 23,00 23,94 25,72
95. 17,80 46,68 49,49 122. 23,20 23,34 25,18
96. 18,00 45,50 48,24 123. 23,40 22,75 24,65
97. 18,20 44,35 47,12 124. 23,60 22,17 24,11
98. 18,40 43,22 46,07 125. 23,80 21,61 23,56
99. 18,60 42,13 45,01 126. 24,00 21,06 23,01

MAX 646,53 633,13

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 60


Laporan Interim

Penelusuran Banjir Pada Pelimpah


Dengan Debit Q 100
700

600

500

400
Debit (m3/dt)

300

200

100

-
0 5 10 15 20
Waktu (jam)

Gambar 4.23. Penelusuran Banjir Pada Pelimpah


Dengan Debit Q 100
4.10. ANALISIS DEBIT ANDALAN
4.10.1. Ketersediaan Air
Secara umum pembahasan analisa hidrologi adalah melakukan analisa
hidroklimatologi dengan teknik analisa secara kuantitatif yang mengacu pada
berbagai metode yang relevan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
yang berlaku.
Hasil analisa hidrologi dalam studi ini menjadi dasar untuk mengidentifikasi
besaran potensi sumber air yang terkandung dalam setiap sumber air sasaran
studi, yang selanjutnya akan menjadi panduan dalam penyusunan peringkat
skala prioritas rencana pengembangan potensi sumber daya air.
Untuk analisa tampungan dibutuhkan data debit dengan rentang waktu yang
cukup panjang. Oleh karena itu untuk memperkirakan besarnya debit pada
lokasi pekerjaan dapat digunakan metode analisa FJ. Mock.
4.10.2. Evapotranspirasi
Disamping data curah hujan, data lain yang diperlukan dalam penerapan
model tangki adalah evapotranspirasi. Besaran evapotranspirasi yang
dipergunakan adalah menggunakan metode Penman. Alasan utama
penerapan metode ini adalah karena Metode Penman dihitung dengan
memasukkan cukup banyak parameter iklim yang berpengaruh dan data
parameter iklim tersebut diharakan mampu mewakili secara kuantitas maupun
kualitas.
Evaporasi dan transpirasi merupakan faktor penting dalam studi
pengembangan sumbar daya air. Evaporasi adalah proses fisik yang
mengubah suatu cairan atau bahan padat menjadi gas. Sedangkan
transpirasi adalah penguapan air yang terjadi melalui tumbuhan. Jika kedua
proses tersebut saling berkaitan disebut dengan evapotranspirasi. Sehingga

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 61


Laporan Interim

evapotranspirasi merupakan gabungan antara proses penguapan dari


permukaan tanah bebas (evaporasi) dan penguapan yang berasal dari daun
tanaman (transpirasi).
Besarnya nilai evaporasi dipengaruhi oleh iklim, sedangkan untuk transpirasi
dipengaruhi oleh iklim, varietas, jenis tanaman serta umur tanaman.
Persamaan yang dipergunakan dalam perhitungan kebutuhan air tanaman
adalah sebagai berikut :
ET : k x Eto
dengan :
k : koefisien tanaman
Eto : evapotranspirasi (mm/hari)
Dalam studi ini untuk menghitung besarnya evapotranspirasi digunakan
metode Penman Modifikasi yang telah disesuaikan dengan keadaan daerah
Indonesia (Suhardjono, 1990: 54).
Eto : c x Eto*
Eto* : W (0.75.Rs – Rn1) + (1 – W). f(u). (ea – ed)
Rumus penyederhanaan Penman ini mempunyai ciri khusus sebagai berikut :
W : faktor yang berhubungan dengan suhu (t) dan elevasi daerah
Rs : radiasi gelombang pendek (mm/hari)
: (0,25 + 0,54. n/N). Ra
Ra : radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir
(angka angot)
Rn1 : radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)
: f(t) . f(ed) . f(n/N)
f(T) : fungsi suhu : σ. Ta4
f(ed) : fungsi tekanan uap
: 0,34 – 0,044 . (ed)1/2
f(n/N) : fungsi kecerahan
: 0,1 + 0,9 . n/N
f(u) : fungsi kecepatan angin angin pada ketinggian 2 meter (m/det)
: 0,27 (1 + 0,864 .u)
ea–ed) : perbedaan tekanan uap jenuh dengan uap sebenarnya
ed : ea x RH
RH : kelembaban udara relatif (%)
c : angka koreksi Penman yang besarnya melihat kondisi siang dan
malam
Prosedur perhitungan ETo berdasarkan rumus Penman Modifikasi adalah
sebagai berikut :
a. Mencari data suhu rerata bulanan (t)
b. Berdasar nilai (t) cari nilai (ea), (W), (1–W) dan f(t) dengan tabel
c. Cari data kelembaban relatif (RH)

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 62


Laporan Interim

d. Berdasar nilai (ea) dan RH cari (ed)


e. Berdasar nilai (ed) cari nilai f(ed)
f. Cari letak lintang daerah yang ditinjau
g. Berdasar letak lintang cari nilai (Ra)
h. Cari data kecerahan matahari (n/N)
i. Berdasar nilai (Ra) dan (n/N) cari besaran (Rs)
j. Berdasar nilai (n/N) cari nilai f(n/N)
k. Cari data kecepatan angin rerata bulanan (u)
l. Berdasar nilai (u) cari besaran f(u)
m. Hitung besar Rn1 : f(t).f(ed).f(n/N)
n. Cari besarnya angka koreksi (c)
o. Hitung Eto*
p. Hitung Eto
4.10.3. Analisa Ketersediaan Air Waduk
Analisa aliran rendah / ketersediaan air dimaksudkan untuk memperkirakan
ketersediaan air di waduk bukan di sungai atau yang lebih umum disebut
sebagai debit andalan. Debit andalan adalah ketersediaan debit air yang
sama atau melampaui suatu nilai yang dikaitkan dengan kemungkinan
terjadinya.
Data yang diperlukan untuk analisa ini adalah data debit bulanan atau harian
dengan periode pencatatan yang cukup panjang yaitu lebih dari 10 tahun.
Untuk ketelitian yang lebih tinggi, sangat disarankan bahwa ketersediaan data
lebih panjang dari 30 tahun. Data harus merupakan hasil rekaman pos duga
air di lokasi bendungan atau dekat di sebelah hulu atau hilirnya.
Apabila data yang diperlukan kurang dari 30 tahun, maka digunakan model
matematik hubungan hujan dan limpasan. Model hubungan hujan-limpasan
dengan interval bulanan yang sering digunakan adalah model NRECA
(Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Vol. II. Analisis Hidrologi). Data
yang diperlukan untuk perhitungan model ini selain data hujan adalah data
meteorologi dari stasiun meteorologi terdekat yang berada didalam wilayah
DAS. Parameter model ini akan dikalibrasi dengan data debit, selanjutnya
parameter tersebut digunakan untuk mengubah data hujan menjadi data
debit.
a. Model Matematik Hubungaan Hujan – Limpasan NRECA
1. Struktur Model
Banyak model hidrologi untuk mensimulasikan hujan-limpasan
yang tujuannya adalah untuk pengisian atau memperpanjang data
debit, antara lain model Tank, model Mock, model SSARR dan
model NRECA. Dalam studi ini model hujan-limpasan yang dipakai
adalah model NRECA (USA) yang dikembangkan oleh Norman H.
Crowfort yang merupakan penyederhanaan dari Stanford
Watershed Model IV yang memiliki 34 parameter. Model ini telah
banyak diterapkan oleh Puslitbang Pengairan pada berbagai

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 63


Laporan Interim

daerah pengaliran di Indonesia, selain parameter model relatif


sedikit dan mudah dalam pelaksanaannya serta memberikan hasil
yang cukup handal.
Secara umum persamaan dasar dari model ini dirumuskan
sebagai berikut :
Q:P-E+S
dimana
Q : limpasan (mm)
P : hujan rata-rata DAS (mm)
E : actual evapotranspirasi (mm)
S : perubahan kandungan (simpanan) air dalam tanah
(mm)
Persamaan keseimbangan air diatas merupakan dasar dari model
NRECA untuk suatu daerah aliran sungai pada setiap langkah
waktu, dimana hujan, actual evapotranspirasi dan limpasan adalah
volume yang masuk kedalam dan keluar pada suatu DAS untuk
setiap langkah waktu tertentu.
Dalam model NRECA terdapat dua tampungan yaitu simpanan
kelengasan (moisture storage) dan simpanan air tanah
(groundwater storage). Simpanan kelengasan ditentukan oleh
hujan dan actual evapotranspirasi. Simpanan air tanah ditentukan
oleh kelebihan kelengasan (excess moisture). Secara skematis
struktur dari model NRECA dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :

Gambar 4.24. Parameter Karakteristik DPS

Pada model NRECA ini ada tiga parameter yang menggambarkan


karateristik DPS yang besar pengaruhnya terhadap keluaran sistem,
yaitu :
NOMINAL : indeks kapasitas kelengasan tanah (mm)
dapat didekati dengan persamaan : NOMINAL : 100 + C × RA

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 64


Laporan Interim

dimana C : 0,2 dan RA : hujan tahunan (mm)


Nilai NOMINAL dapat berkurang sampai 25 % pada DPS yang
vegetasinya terbatas dan tanah penutupnya tipis.
PSUB : prosentase dari limpasan yang bergerak keluar dari
DPS melalui limpasan permukaan. PSUB
merupakan parameter karakteristik lapisan tanah
pada kedalaman 0 ~ 2 m. Nilai PSUB berkisar 0,3 ~
0,9 bergantung kepada sifat lulus air tanah.
PSUB : 0,3 bila tanah bersifat kedap air
PSUB : 0,9 bila tanah bersifat lulus air
GWF : prosentase dari tampungan air tanah yang mengalir
ke sungai sebagai aliran dasar. GWF merupakan
parameter karakteristik lapisan tanah pada
kedalaman 2 ~ 10 m.
GWF : 0,2 bila tanah bersifat lulus air
GWF : 0,8 bila tanah bersifat kedap air
Selain ketiga parameter tersebut, ada dua parameter lagi yang
pengaruhnya kecil terhadap keluaran sistem (low effect parameter),
yaitu :
SM stor : simpanan kelengasan tanah (soil moisture storage)
GW stor : simpanan air tanah (ground water storage)
2. Simpanan Kelengasan Tanah
Simpanan kelengasan tanah adalah cadangan air yang besarnya
ditentukan oleh selisih dari tampungan akhir dan tampungan awal.
Besar tampungan ini ditentukan oleh hujan, evapotranspirasi dan
kelebihan kelengasan yang menjadi limpasan langsung dan imbuhan air
tanah. Simpanan kelengasan tanah bulanan selanjutnya ditentukan
dengan persamaan :
SMi : SMi-1 +  Stori-1
dimana
SMi : simpanan kelengasan tanah bulan ke i
SMi-1 : simpanan kelengasan tanah bulan ke i-1
SM0 : simpanan kelengasan awal yang ditentukan dengan
cara coba-coba
i : 1, 2, 3, ….
 Stori-1 : perubahan simpanan kelengasan bulan ke i-1
3. Simpanan Air Tanah (Ground Water Storage/GWstor)
Kelebihan kelengasan tanah yang masuk kedalam tanah dan
mengalami perkolasi akan masuk ke dalam tampungan air tanah, yang
biasa disebut akuifer. Akibat proses hidrologi sebelumnya, akuifer ini
biasanya tidak kosong. Simpanan air tanah dalam akuifer akibat proses
hidrologi sebelumnya disebut tampungan awal air tanah (begin storage
groundwater). Sementara itu tampungan yang telah mendapat air

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 65


Laporan Interim

perkolasi disebut sebagai tampungan akhir air tanah (end storage


groundwater). Pada bulan selanjutnya tampungan akhir ini akan menjadi
tampungan awal, proses ini berlanjut terus-menerus sebagai fungsi
waktu. Selanjutnya tampungan akhir inilah yang akan menjadi aliran air
tanah bila kondisi tampungan memungkinkan. Dalam model ini
tampungan awal ditentukan dengan cara coba-coba. Sementara itu
tampungan awal bulan selanjutnya ditentukan dengan persamaan :
BSGi+1 : ESGi - GW Flowi
dimana
BSGi+1 : tampungan awal bulan ke i+1
ESGi : tampungan akhir bulan ke i
GWFlowi : aliran air tanah bulan ke i
Dalam model ini tampungan akhir dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
ESGi : BSGi + RECHi
dimana
RECHi : kelebihan kelengasan tanah yang masuk ke dalam tanah
pada bulan ke i
Urutan langkah perhitungan untuk limpasan bulanan adalah sebagai
berikut :
Perhitungan hujan wilayah dan evapotranspirasi potensial standar di
daerah pengaliran (P dan ET0)
Menentukan parameter model : NOMINAL, PSUB, GWF dan nilai awal
tampungan kelengasan tanah (SMstor) dan tampungan air tanah
(GWstor) yang akan digunakan dalam proses kalibrasi
Perhitungan angka tampungan tiap bulan (storage ratio) : Sr :
SMstor/NOMINAL, dimana untuk bulan ke 1, SMstor : angka awal
tampungan dan untuk bulan selanjutnya adalah SMstor (i) : SMstor (i-1)
+ S(i-1), dimana S(i-1) adalah perubahan tampungan pada bulan
sebelumnya
Perhitungan angka perbandingan antara hujan dan evapotranspirasi
potensial :
R : P/PET
Perhitungan evapotranspirasi actual (AET), dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut ini : AET : k1 × PET, dimana k1 adalah
koefisien evapotranpirasi yang bergantung kepada nilai R dan Sr,
dengan persamaan regresi sebagai berikut : k1 : P/PET (1 - 0,5 × Sr) +
0,5 × Sr, bila R < 1 dan Sr < 2 ; k1 : 1 bila P/PET  1 atau Sr  2
Menghitung ratio kelebihan kelengasan (extrat) :
Untuk Sr  0 , maka extrat : 0
Untuk Sr > 0 , maka extrat : 0,5 × ( 1 + tanh (x))
x : (Sr - 1)/0,52
tanh : {exp (x) - exp(-x)} / {exp (x) + exp (-x)}

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 66


Laporan Interim

Perhitungan kelebihan kelengasan (excm), perubahan tampungan (S)


dan perkolasi (rech) dengan rumus sebagai berikut :
excm : exrat ( P - AET)
S : P - AET - excm
rech : PSUB × excm
Perhitungan angka awal dan akhir tampungan vair tanah (BSG dan
ESG) :
Untuk bulan ke 1 : BSG : GWSTOR
Untuk bulan berikutnya : BSG(n) : ESG(n-1) - GF(n-1)
ESG : rech + BSG
GF : limpasan air tanah
Perhitungan limpasan
Limpasan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu limpasan langsung (DRF) dan
limpasan air tanah (GF) :
DRF : excm - rech
GF : GWF × ESG
Total limpasan tiap bulan adalah sebagai berikut : Q : GF + DRF (mm)
b. Kalibrasi Parameter
Kalibrasi model dilakukan dengan menggunakan data debit aliran di bendung
Cibalok. Parameter model didapatkan dengan cara coba-coba sampai hasil
keluaran dari model yaitu berupa debit / runoff sintetik mendekati data debit di
lokasi-lokasi tersebut. Ada dua parameter yang perlu dikalibrasi yaitu PSUB
dan GWF. Selain itu ada parameter lain di luar struktur model seperti crop
factor (faktor pengali besaran evapotranspirasi) dan faktor bobot di tiap pos
hujan. Untuk mengevaluasi hasil kalibrasi diperiksa dengan menggunakan
fungsi “jumlah perbedaan relatif absolut”, yang secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut :
Error : jumlah ABS (Qobs – Qcom)/Qobs}
Dimana :
Error : kesalahan rata-rata kalibrasi
Qobs : data debit hasil pengukuran
Qcom : debit hasil perhitungan
Kalibrasi difokuskan pada aliran rendah, karena akan digunakan dalam
analisis ketersediaan air (low flow).
Adapun rekap hasil perhitungan debit andalan dapat dilihat pada tabel dan
tabel di bawah ini.

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 67


Laporan Interim

Tabel 4.34. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial Metode Penman

No. Uraian Notasi Satuan Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des

o
1. Suhu Udara ta C 26,75 27,20 27,40 27,45 27,65 28,10 27,65 28,10 28,50 28,60 27,60 27,80
2. Koefisien kurve tekanan uap air v 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
3. Koefisien kurve tekanan uap air w -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70 -0,70
4. Koefisien fisik c 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485 0,485
5. Slope dari tekanan uap air pada toC O 0,18 0,19 0,19 0,19 0,20 0,21 0,20 0,21 0,21 0,22 0,20 0,20
6. O / (O + c) 0,27 0,28 0,28 0,28 0,29 0,30 0,29 0,30 0,31 0,31 0,29 0,29
7. Koefisien Refleksi / albedo r 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
8. Radiasi matahari pd. Lap. Atmsf. Teratas R(top) ls/hari 910,13 914,89 892,34 835,14 765,90 725,94 740,58 796,85 861,07 899,61 905,16 903,10
9. Koefisien radiasi matahari a 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
10. Koefisien radiasi matahari b 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48 0,48
11. Lamanya penyinaran matahari aktual n jam 6,36 7,20 6,96 7,68 10,32 8,64 10,08 7,92 9,12 7,92 7,92 3,48
12. Maks. Lamanya penyinaran matahari per-hari N jam 12,43 12,37 12,17 11,97 11,83 11,77 11,77 11,90 12,10 12,23 12,43 12,50
13. Radiasi matahari R ls/hari 451 484 468 466 512 437 490 454 527 504 503 346
14. (A) = O/(O+c)*[1/58*(1-r)*R] 1,58 1,75 1,72 1,72 1,91 1,68 1,83 1,75 2,08 2,01 1,87 1,31
15. Koefisien kurva tekanan uap air p 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29 5,29
16. Koefisien kurve tekanan uap air q 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64 16,64
17. Tekanan uap air jenuh es mm/Hg 26,40 27,12 27,45 27,53 27,87 28,63 27,87 28,63 29,33 29,51 27,78 28,12
18. Kelembaban udara relatif RH % 85,00 83,00 79,50 82,00 80,50 77,00 75,00 70,00 70,50 75,00 81,00 81,50
19. Tekanan uap air jenuh pada titik embun ea mm/Hg 22,44 22,51 21,82 22,58 22,43 22,05 20,90 20,04 20,68 22,13 22,51 22,92
20. 1/58 * 117 * 10^(-9)*[ta + 273]^4 16,29 16,38 16,43 16,44 16,48 16,58 16,48 16,58 16,67 16,69 16,47 16,51
21. 0,56 - 0,092* (ea)^0.5 0,12 0,12 0,13 0,12 0,12 0,13 0,14 0,15 0,14 0,13 0,12 0,12
22. 0,10 + 0,90 (n/N) 0,56 0,62 0,61 0,68 0,88 0,76 0,87 0,70 0,78 0,68 0,67 0,35
23. (B) = (6) * [(20)*(21)*(22)] 0,31 0,35 0,37 0,39 0,52 0,48 0,58 0,51 0,56 0,45 0,39 0,20
24. c/(O + c) 0,73 0,72 0,72 0,72 0,71 0,70 0,71 0,70 0,69 0,69 0,71 0,71
25. Kecepatan angin rata-rata u m/det 47,53 40,74 53,09 42,60 43,83 38,89 37,04 40,74 40,13 43,83 38,89 48,15
26. 0,35 * [0,50 + 0,54 * u] 9,16 7,88 10,21 8,23 8,46 7,53 7,18 7,88 7,76 8,46 7,53 9,28
27. [es - ea] 3,96 4,61 5,63 4,96 5,43 6,59 6,97 8,59 8,65 7,38 5,28 5,20
28. (C) = (24) * [(26) * (27)] 26,48 26,16 41,16 29,16 32,69 34,80 35,56 47,51 46,62 43,21 28,30 34,17
29. Potensial evapo-transpiration Etp mm/hari 27,74 27,56 42,50 30,49 34,08 36,01 36,81 48,74 48,14 44,77 29,77 35,28

Sumber : Perhitungan

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 68


Laporan Interim

Tabel 4.35. Rekap Perhitungan Debit Periode 15 Harian dengan Metode Mock
(m3/detik)
Debit (m3/dt) Rerata
Bulan Periode
1998 2009 2010 2011 2012 2013 Bulanan

Jan I 3.52 1.24 3.48 4.61 5.21 7.50 4.26


II 2.38 1.11 3.23 4.04 4.90 6.06 3.62
Feb I 3.10 1.12 4.00 5.57 5.18 10.14 4.85
II 4.20 1.23 6.08 4.27 9.26 6.94 5.33
Maret I 1.88 1.01 5.94 4.48 4.87 4.85 3.84
II 2.19 2.12 4.20 4.98 3.61 5.22 3.72
April I 1.95 4.16 3.63 4.18 5.80 7.50 4.53
II 1.69 4.11 4.02 7.78 6.81 8.07 5.41
Mei I 2.43 3.09 4.05 4.11 4.74 5.38 3.97
II 1.51 2.60 4.92 7.65 5.26 5.97 4.65
Juni I 1.53 3.74 4.18 4.69 4.69 4.37 3.87
II 1.65 1.84 6.49 3.75 3.55 5.32 3.77
Juli I 1.43 1.74 4.47 4.02 4.45 6.46 3.76
II 1.25 3.24 3.67 3.32 3.12 4.92 3.25
Agust I 3.00 1.76 4.70 3.97 4.04 6.52 4.00
II 2.81 1.60 4.85 3.08 2.90 4.17 3.23
Sept I 2.56 1.59 4.87 3.82 3.43 4.10 3.40
II 1.81 1.51 5.48 4.49 5.00 5.05 3.89
Okt I 1.75 5.06 5.73 2.98 4.98 5.95 4.41
II 1.69 4.68 8.06 5.16 3.19 4.77 4.59
Nop I 1.98 4.53 4.83 3.77 5.67 8.29 4.84
II 1.83 3.11 6.20 3.59 8.73 4.02 4.58
Des I 1.38 3.55 4.76 6.00 5.11 6.14 4.49
II 1.22 3.51 4.89 3.11 6.64 4.88 4.04

Rerata 2.11 2.63 4.86 4.48 5.05 5.94


4.18
Total 50.72 63.23 116.74 107.41 121.15 142.58
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.36. Rekap Perhitungan Debit Periode 15 Harian dengan Metode


NReca (m3/detik)
Debit (m3/dt) Rerata
Bulan Periode
1998 2009 2010 2011 2012 2013 Bulanan

Jan I 0.17 0.01 0.23 0.24 0.43 0.48 0.26


II 0.15 0.00 0.25 0.21 0.49 0.48 0.26
Fep I 0.28 0.00 0.40 0.58 0.55 1.28 0.52
II 0.49 0.00 0.74 0.26 1.40 0.69 0.60
Maret I 0.09 0.00 0.90 0.35 0.56 0.28 0.36
II 0.15 0.30 0.55 0.55 0.24 0.38 0.36
April I 0.08 0.83 0.35 0.33 0.68 0.88 0.52
II 0.03 0.86 0.40 1.26 0.97 1.09 0.77
Mei I 0.19 0.58 0.41 0.37 0.48 0.45 0.41
II 0.03 0.42 0.66 1.29 0.61 0.61 0.60
Juni I 0.02 0.66 0.46 0.50 0.43 0.16 0.37
II 0.05 0.15 1.02 0.18 0.12 0.37 0.31
Juli I 0.01 0.08 0.55 0.21 0.33 0.68 0.31
II 0.01 0.47 0.34 0.09 0.07 0.40 0.23

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 69


Laporan Interim

Debit (m3/dt) Rerata


Bulan Periode
1998 2009 2010 2011 2012 2013 Bulanan

Agsts I 0.37 0.10 0.53 0.22 0.26 0.75 0.37


II 0.40 0.05 0.62 0.07 0.05 0.23 0.24
Sept I 0.35 0.02 0.59 0.23 0.14 0.13 0.25
II 0.15 0.01 0.74 0.45 0.57 0.38 0.38
Okt I 0.12 0.93 0.81 0.09 0.62 0.65 0.54
II 0.11 0.94 1.46 0.71 0.22 0.44 0.65
Nop I 0.17 0.88 0.60 0.35 0.79 1.31 0.68
II 0.14 0.46 0.87 0.28 1.63 0.26 0.61
Des I 0.04 0.51 0.47 0.92 0.74 0.73 0.57
II 0.02 0.50 0.51 0.24 1.10 0.48 0.47

Rerata Tahunan 0.15 0.36 0.60 0.42 0.56 0.57


0.44
Total 3.60 8.75 14.45 9.96 13.49 13.60
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.37. Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode


Mock (m3/detik)
Debit Volume
Bulan Periode Jmlh Hr 3
(m /dt) (m3)

Jan I 15 7.497 9715479.548


II 16 6.062 8379647.242
Feb I 15 10.138 13138717.135
II 14 6.939 8393040.584
Maret I 15 4.853 6289425.115
II 16 5.220 7216485.716
April I 15 7.500 9720048.636
II 15 8.067 10454426.375
Mei I 15 5.384 6977710.980
II 16 5.970 8252679.611
Juni I 15 4.370 5664117.095
II 15 5.316 6889070.147
Juli I 15 6.457 8367702.062
II 16 4.916 6795607.066
Agust I 15 6.517 8446034.095
II 16 4.175 5771118.020
Sept I 15 4.098 5311489.943
II 15 5.052 6547262.382
Okt I 15 5.952 7713869.602
II 16 4.769 6592102.547
Nop I 15 8.288 10741153.283
II 15 4.022 5212997.508
Des I 15 6.143 7961804.706
II 16 4.881 6746805.636

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 70


Laporan Interim

Gambar 4.25. Grafik Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode Mock
(m3/detik)

Tabel 4.38. Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode NReca
(m3/detik)

Debit Volume
Bulan Periode Jmlh Hr 3
(m /dt) (m3)

Jan I 15 0.480 622535.941


II 16 0.482 666473.195
Feb I 15 1.284 1664566.350
II 13 0.689 774128.913
Maret I 15 0.278 359955.290
II 16 0.384 530198.530
April I 15 0.884 1145760.657
II 15 1.087 1409236.431
Mei I 15 0.454 588036.377
II 16 0.609 841273.836
Juni I 15 0.160 207714.562
II 15 0.367 475622.087
Juli I 15 0.684 886242.126
II 16 0.396 547900.315
Agust I 15 0.746 967401.702
II 16 0.233 322700.270
Sept I 15 0.131 169895.137
II 15 0.382 495103.521
Okt I 15 0.653 846793.991
II 16 0.442 611396.685
Nop I 15 1.308 1695257.227
II 15 0.259 336109.099
Des I 15 0.732 948337.554
II 16 0.476 657871.621

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 71


Laporan Interim

Gambar 4.26. Grafik Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode
NReca (m3/detik)

4.11. ANALISA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR

Didalam analisa kebutuhan/pemanfaatan air perlu adanya data mengenai kebutuhan


air baku untuk berbagai sektor yang ada dalam wilayah studi, misalnya kebutuhan air
baku untuk air minum, industri, pertanian, peternakan, dan lain-lain. Dari data tersebut
akan dibuat suatu estimasi mengenai kebutuhan air di wilayah studi.
Beberapa kebutuhan air baku untuk berbagai keperluan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut ini.
4.11.1. Kebutuhan Air Untuk Penduduk
P.S ( pd ).30
KA( pd ) 
1000
Dimana :
KA (pd) = Kebutuhan air untuk penduduk (m 3 / bulan)
P = Jumlah penduduk (orang)
S (pd) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
Standar kebutuhan air untuk keperluan penduduk adalah sebagai berikut:
a. bu kota provinsi : 120 liter/orang/hari
b. Ibu kota kabupaten : 100 liter/orang/hari
c. Ibu kota kecamatan : 80 liter/orang/hari
d. Perdesaan : 60 liter/orang/hari

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 72


Laporan Interim

4.11.2. Kebutuhan Air Untuk Kantor


n(kt ).Pg .S (kt ).30
KA(kt ) 
1000
Dimana :
KA (kt) = Kebutuhan air untuk kantor (m 3/bulan)
n (kt) = Jumlah kantor (buah)
Pg = Rata-rata pegawai (orang / hari)
S (kt) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
4.11.3. Kebutuhan Air Untuk Sekolah
n( sk ).M .S ( sk ).30
KA( sk ) 
1000
Dimana :
KA (sk) = Kebutuhan air untuk sekolah (m 3/bulan).
n (sk) = Jumlah sekolah (buah)
M = Rata-rata murid (orang/hari)
S (sk) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
4.11.4. Kebutuhan air untuk rumah sakit
n(rs).Ps.S (rs).30
KA(rs) 
1000
Dimana :
KA (rs) = Kebutuhan air untuk rumah sakit (m3/bulan).
n (rs) = Jumlah rumah sakit (buah)
Ps = Rata-rata pasien (orang / hari)
S (rs) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
4.11.5. Kebutuhan air untuk tempat ibadah
n(ti).J .S (ti).30
KA(ti) 
1000
Dimana :
KA (ti) = Kebutuhan air untuk tempat ibadah (m3 / bulan).
n (ti) = Jumlah tempat ibadah
J = Rata-rata jamaah (orang / hari)
S (ti) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
4.11.6. Kebutuhan air untuk hotel
n(ht ).I .S (ht ).30
KA(ht ) 
1000
Dimana :
KA (ht) = Kebutuhan air untuk hotel (m 3/bulan)
n (ht) = Jumlah hotel

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 73


Laporan Interim

I = Rata-rata pengunjung/inap (orang/hari)


S (ht) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
4.11.7. Kebutuhan air untuk industri
n(id ).K .S (id ).30
KA(id ) 
1000
Dimana :
KA (id) = Kebutuhan air untuk industri (m 3/bulan).
n (id) = Jumlah industri
K = Rata-rata tenaga kerja (orang / hari)
S (id) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
4.11.8. Kebutuhan air untuk peternakan
T .S (tr ).30
KA(tr ) 
1000
Dimana :
KA (tr) = Kebutuhan air untuk ternak (m 3 / bulan).
T = Jumlah ternak (ekor)
S (tr) = Standar kebutuhan air (liter/orang/hari)
Kebutuhan air untuk keperluan peternakan menurut studi yang dilakukan
JICA-FIDP Study adalah sebagai berikut: (i) sapi, kerbau, kuda 40
liter/hari/ekor, (ii) domba 5 liter/hari/ekor. Untuk mandi kerbau, angka tersebut
masih ditambah 20 liter/ekor/hari.
4.11.9. Kebutuhan Air Per-Orang Per-Hari
Berdasarkan penelitian dari Puslitbang Pemukiman PU, beberapa kebutuhan
pemakaian air di beberapa bangunan dituliskan seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.39. Pemakaian Air per-Orang per-Hari

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 74


Laporan Interim

Berikut adalah hasil perhitungan mengenai proyeksi pertumbuhan penduduk


dan proyeksi kebutuhan air baku.

Tabel 4.40. Proyeksi Jumlah Penduduk di DAS Limo


Proyeksi Jumlah Penduduk di DAS Limo (jiwa)
No Tahun
Metode Geometrik Metode Aritmatik

0 2014 16,813 16,813


1 2015 16,837 16,837
2 2016 16,860 16,860
3 2017 16,884 16,884
4 2018 16,907 16,907
5 2019 16,931 16,931
6 2020 16,955 16,954
7 2021 16,978 16,978
8 2022 17,002 17,001
9 2023 17,026 17,025
10 2024 17,050 17,048
11 2025 17,074 17,072
12 2026 17,098 17,095
13 2027 17,122 17,119
14 2028 17,146 17,143
15 2029 17,170 17,166
16 2030 17,194 17,190
17 2031 17,218 17,213
18 2032 17,242 17,237
19 2033 17,266 17,260
20 2034 17,290 17,284
21 2035 17,314 17,307
22 2036 17,339 17,331
23 2037 17,363 17,354
24 2038 17,387 17,378
25 2039 17,411 17,401

Jumlah 427,463 427,386

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 75


Laporan Interim

Tabel 4.41. Proyeksi Kebutuhan Air Baku Penduduk di DAS Limo


Proyeksi Penduduk Keb air
No Tahun 3
jiwa (m /tahun) ( m3/detik)

0 2014 16,813 736,409.40 0.023351


1 2015 16,837 737,440.37 0.023384
2 2016 16,860 738,472.79 0.023417
3 2017 16,884 739,506.65 0.023450
4 2018 16,907 740,541.96 0.023482
5 2019 16,931 741,578.72 0.023515
6 2020 16,955 742,616.93 0.023548
7 2021 16,978 743,656.59 0.023581
8 2022 17,002 744,697.71 0.023614
9 2023 17,026 745,740.29 0.023647
10 2024 17,050 746,784.33 0.023680
11 2025 17,074 747,829.82 0.023714
12 2026 17,098 748,876.79 0.023747
13 2027 17,122 749,925.21 0.023780
14 2028 17,146 750,975.11 0.023813
15 2029 17,170 752,026.47 0.023847
16 2030 17,194 753,079.31 0.023880
17 2031 17,218 754,133.62 0.023913
18 2032 17,242 755,189.41 0.023947
19 2033 17,266 756,246.67 0.023980
20 2034 17,290 757,305.42 0.024014
21 2035 17,314 758,365.65 0.024048
22 2036 17,339 759,427.36 0.024081
23 2037 17,363 760,490.56 0.024115
24 2038 17,387 761,555.24 0.024149
25 2039 17,411 762,621.42 0.024183

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 76


Laporan Interim

4.1. PENGUKURAN TOPOGRAFI ............................................................................................... 1


4.1.1. Persiapan Alat Ukur, Kalibrasi Alat Ukur dan Formulir Ukur............................................... 1
4.1.2. Lokasi dan Area Batas Pengukuran................................................................................... 2
4.1.3. Volume Pekerjaan ............................................................................................................. 3
4.1.4. Penentuan Referensi Koordinat dan Elevasi ...................................................................... 4
4.1.5. Deskripsi Bench Mark (Bm) Dan Control Point (Cp) Baru ................................................. 5
4.1.6. Proses dan Hasil Pengukuran Kerangka Horisontal (Poligon) .......................................... 6
4.1.7. Proses dan Hasil Pengukuran Kerangka Vertikal (Levelling) ............................................ 7
4.1.8. Proses dan Hasil Pengukuran Detil Situasi ....................................................................... 8
4.1.9. Pengukuran Trase Sungai ................................................................................................. 9
4.1.10. Pengukuran Detil Situasi Rencana Waduk .................................................................... 9
4.1.11. Pengukuran Detil Rencana Area Genangan ............................................................... 10
4.1.12. Ketelitian Pengukuran ................................................................................................. 10
4.1.13. Penggambaran ............................................................................................................ 11
4.2. INVESTIGASI GEOLOGI..................................................................................................... 11
4.2.1. Lingkup Dan Prosedur Investigasi Geologi ..................................................................... 11
4.2.2. Prosedur Investigasi Geologi dan Uji Geoteknik ............................................................. 15
4.3. Kegiatan Desain Dasar ........................................................................................................ 21
4.3.1. Pemilihan Lokasi dan Type Bendungan .......................................................................... 21
4.3.2. Fondasi Bendungan ........................................................................................................ 26
4.4. ANALISA HIDROLOGI ........................................................................................................ 27
4.5. CURAH HUJAN RERATA ................................................................................................... 27
4.6. ANALISA HUJAN RANCANGAN ......................................................................................... 28
4.6.1. Pemilihan Metode Perhitungan Hujan Rancangan ......................................................... 28
4.6.2. Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Person Type III ......................................... 32
4.6.3. Analisa Probable Maximum Precipitation ....................................................................... 33
4.6.4. Test Kecocokan Distribusi (Goodness of Fit Test).......................................................... 35
4.7. ANALISIS BANJIR RANCANGAN ....................................................................................... 38
4.7.1. Analisa Distribusi Hujan Jam-jaman ............................................................................... 38
4.7.2. Koefisien Pengaliran ....................................................................................................... 39
4.7.3. Analisis Curah Hujan Efektif (Hujan Netto Jam-Jaman) ................................................. 41
4.8. ANALISIS PERHITUNGAN BANJIR RANCANGAN ............................................................ 42
4.8.1. HSS Gamma I ................................................................................................................. 42
4.8.2. HSS Snyder-Alexejev ..................................................................................................... 44
4.8.3. HSS Nakayasu ................................................................................................................ 48
4.9. PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) ................................................................... 51
4.10. ANALISIS DEBIT ANDALAN ........................................................................................... 61
4.10.1. Ketersediaan Air.......................................................................................................... 61
4.10.2. Evapotranspirasi ......................................................................................................... 61
4.10.3. Analisa Ketersediaan Air Waduk ................................................................................ 63
4.11. ANALISA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR....................................................... 72
4.11.1. Kebutuhan Air Untuk Penduduk .................................................................................. 72
4.11.2. Kebutuhan Air Untuk Kantor ....................................................................................... 73
4.11.3. Kebutuhan Air Untuk Sekolah ..................................................................................... 73
4.11.4. Kebutuhan air untuk rumah sakit ................................................................................ 73
4.11.5. Kebutuhan air untuk tempat ibadah ............................................................................ 73
4.11.6. Kebutuhan air untuk hotel ........................................................................................... 73
4.11.7. Kebutuhan air untuk industri ....................................................................................... 74
4.11.8. Kebutuhan air untuk peternakan ................................................................................. 74
4.11.9. Kebutuhan Air Per-Orang Per-Hari ............................................................................. 74

GAMBAR
Gambar 4.1. Kelengkapan Alat Theodolit Total Station seri DTM 322 ............................................. 1
Gambar 4.2. Kelengkapan Alat Waterpass Leica Joger 24............................................................. 1
Gambar 4.3. Pemeriksaan Alat Theodolit Total Station seri DTM 322 ............................................. 1
Gambar 4.4. Lokasi dan Area Batas Pengukuran dilihat dari Citra Satelit Bing ............................... 2
Gambar 4.5. Lokasi Pengukuran Berdasarkan Peta RBI ................................................................ 3
Gambar 4.6. BM 06 Sebagai Acuan Kontrol Koordinat Horisontal (X,Y).......................................... 4
Gambar 4.7. AWLR di dekat Jembatan Pesanggrahan 1 Sebagai Acuan Kontrol Koordinat Vertikal
(Z)........................................................................................................................ 5

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 77


Laporan Interim

Gambar 4.8. BM 01 WD PSG 2014 Sebagai Acuan Baru Untuk Pengukuran ................................. 6
Gambar 4.9. Pembuatan Patok Bantu Pengukuran........................................................................ 6
Gambar 4.10. Aktifitas Pengukuran Kerangka Horisontal (Poligon) ................................................ 7
Gambar 4.11. Aktifitas Pengukuran Kerangka Vertikal (Levelling) .................................................. 8
Gambar 4.12. Aktifitas Pengukuran Detil Situasi Dengan Sistem Raai ........................................... 8
Gambar 4.13. Skema Pengukuran Trase Sungai di As Waduk ....................................................... 9
Gambar 4.14. Alternatif Lokasi Bendung ..................................................................................... 22
Gambar 4.15. Peta Hasil Pengukuran Topografi Lokasi Alternatif C ............................................. 24
Gambar 4.16. Pengelompokan Bendungan Urukan ..................................................................... 25
Gambar 4.17. Grafik Distribusi Hujan Jam-Jaman ....................................................................... 42
Gambar 4.18. Grafik Hidrograf Rancangan HSS Gamma I ........................................................... 44
Gambar 4.19. Grafik Hidrograf HSS Snyder-Alexejev .................................................................. 47
Gambar 4.20. Grafik Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo Menggunakan Metode Nakayasu 51
Gambar 4.21. Bagan Alir Penentuan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah Bendungan sesuai SNI
03-3432-1994 ..................................................................................................... 54
Gambar 4.22. Grafik Tampungan Bendungan Limo Q-100 .......................................................... 55
Gambar 4.23. Penelusuran Banjir Pada Pelimpah Dengan Debit Q 100 ..................................... 61
Gambar 4.24. Parameter Karakteristik DPS ................................................................................ 64
Gambar 4.25. Grafik Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode Mock (m3/detik) ..... 71
Gambar 4.26. Grafik Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode NReca (m3/detik) ... 72

Tabel
Tabel 4.1. Volume Pekerjaan Pengukuran .................................................................................... 3
Tabel 4.2. Koreksi Ketelitian Poligon Hasil Pengukuran ............................................................... 10
Tabel 4.3. Koreksi Ketelitian Waterpass Hasil Pengukuran .......................................................... 11
Tabel 4.4. Hubungan Antar Parameter - Parameter Tanah Berbutir Kasar .................................... 18
Tabel 4.5. Hubungan Antar Parameter - Parameter Tanah Berbutir Halus .................................... 19
Tabel 4.6. Korelasi Parameter - Parameter Tanah Berbutir Kasar sesuai Kondisi Indonesia ......... 19
Tabel 4.7. Korelasi Parameter - Parameter Tanah Berbutir Halus sesuai Kondisi Indonesia .......... 19
Tabel 4.8. Kriteria Parameter Sifat Fisis dan Teknis .................................................................... 20
Tabel 4.9. NSPT Titik Pengeboran ............................................................................................. 20
Tabel 4.10. Borrow Area ............................................................................................................. 21
Tabel 4.11. Curah Hujan Maximum Tahunan Rerata ................................................................... 28
Tabel 4.12. Pemeriksaan Outlier Stasiun Hujan........................................................................... 29
Tabel 4.13. Analisa distribusi Frekuensi Curah Hujan .................................................................. 30
Tabel 4.14. Syarat pengujian Agihan Untuk Analisa Frekuensi ..................................................... 31
Tabel 4.15. Hujan Rancangan Log Pearson Type III .................................................................... 32
Tabel 4.16. Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson III................................... 33
Tabel 4.17. Perhitungan PMP DAS Limo ..................................................................................... 34
Tabel 4.18. Uji Kesesuaian Distribusi Chi Square ........................................................................ 35
Tabel 4.19. Uji Smirnov-Kolmogorov CH Rancangan ................................................................... 38
Tabel 4.20. Intensitas Hujan yang disarankan PSA 007 (Unit : %) ................................................ 39
Tabel 4.21. Harga Komponen C oleh faktor Intensitas Hujan ....................................................... 40
Tabel 4.22. Harga Komponen C oleh Faktor Topografi ................................................................ 40
Tabel 4.23. Harga Komponen C oleh Faktor Tampungan Permukaan .......................................... 40
Tabel 4.24. Harga Komponen C Oleh Faktor Infiltrasi .................................................................. 41
Tabel 4.25. Harga Komponen C oleh Faktor Penutup Lahan........................................................ 41
Tabel 4.26. Distribusi Hujan Jam-Jaman ..................................................................................... 42
Tabel 4.27. Resume Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo Menggunakan Metode
Gamma I ............................................................................................................ 43
Tabel 4.28. Resume Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo Menggunakan Metode
Snyder-Alexejev ................................................................................................. 45
Tabel 4.29. Resume Analisa Hidrograf Banjir Rancangan Waduk Limo Menggunakan Metode
Nakayasu ........................................................................................................... 48
Tabel 4.30. Patokan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah untuk Bendungan berdasar SNI 03-
3432-1994 .......................................................................................................... 53
Tabel 4.31. Rekap Routing Mercu Pelimpah Waduk Limo ............................................................ 54
Tabel 4.32. Fungsi Tampungan Bendungan Limo Q-100 ............................................................ 55
Tabel 4.33. Perhitungan Penelusuran Banjir Q100 Melalui Pelimpah .......................................... 56
Tabel 4.34. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial Metode Penman .......................................... 68

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 78


Laporan Interim

Tabel 4.35. Rekap Perhitungan Debit Periode 15 Harian dengan Metode Mock (m3/detik) ........... 69
Tabel 4.36. Rekap Perhitungan Debit Periode 15 Harian dengan Metode NReca (m3/detik) ......... 69
Tabel 4.37. Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode Mock (m3/detik) ................... 70
Tabel 4.38. Rekap Perhitungan Debit Andalan 80% dengan Metode NReca (m3/detik) ................ 71
Tabel 4.39. Pemakaian Air per-Orang per-Hari ............................................................................ 74
Tabel 4.40. Proyeksi Jumlah Penduduk di DAS Limo.................................................................. 75
Tabel 4.41. Proyeksi Kebutuhan Air Baku Penduduk di DAS Limo ............................................... 76

BBWS Cil-Cis : Feasibility Study Waduk Limo, 2014 Bab IV - 79

Anda mungkin juga menyukai