IV - 1
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
Gambar 4.1.
Patok BM Referensi
Koordinat BM.E.LG.0 Ka
Gambar 4.2.
Pengecekan Koordinat
Patok BM Referensi
BM.E.LG.0 Ka dengan
Alat Global Positioning
System (GPS) Geodetic
Sedangkan untuk referensi data elevasi di gunakan titik referensi dari BM.LG.B1 PIJT yang dibuat oleh
CV. Cipta Rencana pada studi tahun 2001 yang terletak di sebelah kanan Bendung Logung + 3 km di
hilir rencana Bendungan Logung. Data elevasi untuk BM.LG.B1 PIJT adalah Z = + 27,005.
IV - 2
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
Gambar 4.3.
Lokasi BM.LG.B1 PIJT di
Sebelah Kanan Bendung
Logung
Gambar 4.4.
Patok BM Referensi
Elevasi BM.LG.B1 PIJT
Gambar 4.5.
Survey Lapangan
Pendahuluan Kegiatan
Pengukuran Topografi
Bendungan Logung
IV - 3
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
Selain Tenaga Ahli Geodesi yang mutlak harus dipenuhi sesuai dengan disiplin ilmunya untuk
kelancaran dan ketertiban serta optimalnya produk akhir pengukuran yang diinginkan, seyogyanya
perlu ditunjang oleh tenaga pendukung yang profesional dan berpengalaman. Oleh sebab itu dalam
pelaksanaan kegiatan ini diperlukan tenaga pendukung sesuai dengan keahliannya dengan tingkat
disiplin ilmu yang dapat melaksanakan tugas sesuai pula dengan kedudukannya.
Staf Pendukung yang akan ditugaskan dalam kegiatan survey Topografi ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2. Daftar Tenaga Pendukung yang ditugaskan :
No Posisi Nama Personil Ket.
Tenaga Pendukung
1 Chief Surveyor Rusdiyanto, A Md. Tenaga Tetap
2 Surveyor / Juru Ukur 1 Bagiyo S. Tenaga Tetap
3 Surveyor / Juru Ukur 2 Mulyono Tenaga Tetap
4 Surveyor / Juru Ukur 3 Abu S. Tenaga Tetap
5 Juru Gambar 1 Achmad Y A, A Md. Tenaga Tetap
6 Juru Gambar 2 Sri Hardono Tenaga Tetap
7 Tenaga Lokal Surveyor Slamet S, A Md. Tenaga Tetap
Tenaga Penunjang
1 Operator Komputer Siti S. Tenaga Tetap
2 Sopir Sudaryanto Tenaga Tetap
3 Tenaga Lokal To Be Name Tenaga Tidak Tetap
B. Peralatan
Kebutuhan peralatan survey lapangan untuk pekerjaan pemetaan Topografi disesuaikan dengan
penugasan tenaga teknis yang melaksanakan pekerjaan tersebut di lapangan, seperti rincian berikut :
1. Theodholite T2 : 2 unit
2. Theodholite T0 : 2 unit
3. Waterpass : 2 unit
4. Kamera Digital : 1 bh
5. GPS : 2 bh
6. Roll Meter (50 m) : 3 bh
7. Meteran (10 m) : 6 bh
8. Kendaraan Roda 2 : 2 unit
9. Kendaraan Roda 4 : 1 unit
IV - 4
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
Alat ukur sebelum dibawa ke lapangan terlebih dahulu dilakukan pengecekan, di antaranya
pengecekan salah Indeks dan salah kolminasi untuk alat jenis theodolit dan salah garis bidik untuk
alat jenis waterpass yang akan dipakai tersebut.
Gambar 4.6.
Pelaksanaan Pengecekan Alat Ukur
Topografi oleh Anggota Direksi
Teknis dan Tim Pengukuran dari
Konsultan
Sumber Data : Dokumentasi Lapangan Konsultan, Th. 2010
Formulir yang dipakai adalah formulir standard yang biasa dipakai untuk pekerjaan pemetaan
Bendungan yaitu :
• Formulir Pengukuran Sudut dan Jarak (Poligon)
• Formulir Pengukuran Waterpass
• Formulir Pengukuran Detail Dan Situasi
4.4.3. Pengukuran Topografi
A. Pemasangan Patok, CP dan BM
Pelaksanaan pemasangan patok dan BM sbb :
- Patok terbuat dari kayu ukuran 5 / 7 atau bambu bulat, panjang ± 50 cm, ditanam 40 cm dan
bagian atasnya + 10 cm diberi cat merah dan paku payung.
- Patok dipasang sepanjang / melingkupi batas areal irigasi yang berfungsi sebagai kerangka
pengukuran. Apabila kerangka ini terlalu besar gara dibuat menjadi beberapa loop sesuai
petunjuk Direksi.
- Patok dipasang setiap jarak ± 100 m ( jika alat ukur jaraknya adalah roll meter dari baja.
Gambar 4.7.
Pelaksanaan Pemasangan Patok
Kayu oleh Tim Pengukuran
Konsultan
Gambar 4.8.
Patok Kayu Yang Sudah Terpasang
IV - 5
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
BM harus dipasang sebelum dilaksanakan pengukuran. BM dipasang di tempat yang stabil, aman dari
gangguan dan mudah dicari. Setiap BM harus difoto, dibuat diskripsinya, diberi nomor dan kode sesuai
petunjuk Direksi.
- Pada BM dimana dilakukan pengamatanmatahari harus dipasang azimuth mark sebagai acuan
azimuth.
- Pemasangan BM harus direncanakan kerapatannya dan mendapat persetujuan Direksi, sehingga
memenuhi persyaratan :
• Setiap 250 Ha.
• Pada kerangka setiap 2,5 Km dan pada tiap titik simpul.
- Bentuk dan Konstruksi BM sesuai ketentuan yang berlaku (KP).
Gambar 4.9.
Pelaksanaan Pemasangan
Patok Bench Mark ( BM ) oleh
Tim Pengukuran Konsultan
Gambar 4.10.
Patok Bench Mark ( BM ) Yang
Sudah Terpasang
IV - 6
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
- Untuk orientasi arah kontrol ukuran sudut harus dilakukan pengamatan matahari sesuai petunjuk
Direksi.
- Jarak antara patok diukur 2 (dua) kali atau bolak-balik, perbedaannya harus < 1 : 1/10.000 (L =
jarak rata-rata).
- Panjang seksi pengukuran polygon maksimum 2,5 Km dan setiap ujungnya ditandai dengan BM.
C. Pengukuran Kerangka Vertikal (Sipat Datar)
Pelaksanaan pengukuran kerangka vertikal adalah sbb :
- Menggunakan metode pengukuran sifat datar / waterpass.
- Alat yang digunakan harus alat waterpass otomatis dan rambu ukur yang dilengkapi dengan nivo.
- Ketinggian / elevasi setiap titik polygon dan BM ditentukan dengan pengukuran waterpass.
- Sebelum dan sesudah pengukuran (setiap hari) harus dilakukan checking garis bidik.
- Metode pengukuran waterpass adalah double stand dan pergi pulang.
D. Pengukuran Situasi Bendungan (Long dan Cross)
Pengukuran Long dimaksudkan untuk mendapatkan potongan memanjang dan melintang, adapun
teknis pekerjaannya adalah sebagai berikut :
- Pengukuran trase dilakukan pada rencana bendungan yang direncanakan sesuai
dengan layout yang definitive
- Penampang memanjang
Dalam melaksanakan pengukuran ini dilakukan pengukuran beda tinggi dengan jarak
maksimum tiap 100 m, kecuali pada daerah-daerah khusus yang kemiringannya cukup besar
dan kondisi medan yang spesifik, maka pengukuran harus dilaksanakan secara lebih teliti
(dirapatkan)
Hasil review tersebut di atas, sudah harus dapat memberikan sistem dan bendungan yang
akan direncanakan
Sudut sungai atau belokan sungai harus dilaksanakan dengan cermat, baik untuk
menentukan bend horisontal maupun bend vertikal pada tanjakan yang pada tanjakan yang
memang diperlukan
Pada MAR pengukuran rencana bendungan, harus diberi tanda dengan menggunakan cat
atau patok sehingga secara jelas dapat dibuat pedoman didalam pelaksanaan fisik pekerjaan
- Penampang melintang
Lebar potongan melintang diukur 50 m ke kiri dan ke kanan dari tepi
Alat ukur yang digunakan adalah Theodolit T. 0
Jarak pengamatan disesuaikan dengan sifat kemiringan tanah dengan kerapatan titik
maksimum 2 m
Interval penampang 100 m pada tempat yang lurus dan pada tikungan dirapatkan sesuai
kondisi tikungan
Pengukuran posisi titik penampang akan menggunakan cara pengukuran poligon sedang
ketinggian dengan cara tachymetri
E. Pengukuran Situasi Area Genangan
- Menggunakan metode pengukuran Tachymetri.
IV - 7
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
Gambar 4.12.
Tim Pengukuran Topografi
Saat Memegang Baak Ukur
Sumber Data : Dokumentasi Lapangan
Konsultan, Th. 2010
IV - 8
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
IV - 9
Draft Final Report
Review Desain Bendungan Logung
IV - 10