Anda di halaman 1dari 4

Nama: Sayyidah Nurul Islam (18130092)

Prodi: PAI (Sem 6)

Artikel Merdeka Belajar

Pemerintah melalui Kemendikbud telah memulai revolusi pendidikan sejak 2019 lalu,
baik di tingkat dasar, menengah, hingga tinggi. Konsep yang diusung dalam revolusi ini
adalah merdeka belajar di semua aspek pendidikan formal. Konsep Merdeka Belajar yang
dicetuskan oleh Nadiem Makarim, tujuannya baik, agar peserta didik bahagia dalam
menempuh pendidikan. Pada dasarnya program Merdeka belajar bertujuan untuk
memerdekakan guru dan siswa.

Konsep merdeka belajar bisa dimaknai sebagai kemerdekaan berpikir dan bertindak
dalam wilayah pendidikan, terutama wilayah pembelajaran yang menjadi core tugas seorang
guru. Ketika kemerdekaan berpikir diartikan sebagai kebebasan guru dalam berpikir,
memikirkan bagaimana proses pembelajaran yang baik dan menarik, memikirkan solusi
terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul, memikirkan metode dan
pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran, memikirkan strategi pembelajaran yang
baik, memikirkan penilaian yang tepat, serta memikirkan output siswa sesuai dengan yang
diharapkan baik dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta banyak lagi pemikiran
lainnya yang dimungkinkan bisa menjadi pendorong peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia. Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut, guru harus mampu
mengimplementasikannya dalam pembelajaran yang dihadapinya.

Dalam konsep merdeka belajar, guru diberi kebebasan untuk berpikir dalam menentukan
langkah yang tepat dan strategis sehingga bisa menjawab semua tantangan dan permasalahan
pendidikan yang dihadapi dalam wilayah pendidikan. Dalam konsep ini, guru harus bisa
menentukan treatment yang tepat tanpa intervensi terlalu jauh dari pihak luar. Penerapan
treatment tersebut tentunya harus memiliki dasar kuat dan bisa dipertanggung jawabkan.

Untuk sampai pada keberhasilan penerapan konsep merdeka belajar tersebut, guru
dituntut agar dapat menerjemahkan konsep sehingga mampu merealisasikan dalam penerapan
pembelajaran yang dilaksanakannya. Untuk sampai pada kenyataan tersebut bukanlah hal
yang mudah. Guru harus memiliki keluasan wawasan dan kedalaman pengalaman sebagai
modalnya
Para siswa diberi kebebasan untuk mengakses ilmu. Sumber ilmu bukan sebatas pada
ruang kelas, guru, tetapi bisa di luar kelas, di media online atau internet, perpustakaan, dan
juga di lingkungan sekitar. Guru tidak lagi menjadi sumber utama.

Konsep merdeka belajar tidak lagi dibatasi oleh kurikulum, tetapi siswa dan guru harus
kreatif, untuk menggapai pengetahuan. Siswa benar-benar dilatih untuk mandiri. Model
pembelajaran yang cocok untuk program merdeka belajar adalah Blended Learning, karena
model pembelajaran Blended Learning ini merupakan model pembelajaran yang
mengkombinasikan dan menggabungkan teknologi berbasis web untuk tujuan pendidikan.

Menurut Nadiem Makarim konsep "Merdeka Belajar" paling tepat digunakan sebagai
filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. Sebab dalam "Merdeka
Belajar" terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan
sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan sebanyak enam


episode kebijakan Merdeka Belajar selama 2020 yang merupakan upaya dari transformasi
pendidikan Indonesia.

Pencapaian merdeka belajar:

1. Menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).


2. Mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN).
3. Penyederhanaan RPP Guru.
4. Adaptasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) 2020.

Bila diingat proses peralihan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 (KBK),
sebetulnya tantangan di era sekarang pun masih sama. KBK dibuat dengan tujuan agar SDM
siswa mampu bersaing dalam era globalisasi industri. Oleh karena itu, pemerintah
menganggarkan ratusan triliun APBN dengan fokus pembangunan infrastruktur IT di
sekolah-sekolah. Pada rentang tahun 2004 dan 2006 pulalah sekolah wajib menyelenggarakan
mata pelajaran komputer.

Namun, pada tahun 2020 ini dunia dihadapkan dengan tantangan baru, yakni industri 4.0.
Kita telah masuk ke era baru industri yang biasa disebut dengan data technology. Pada titik
ini, hampir semua aspek kehidupan akan bergantung pada teknologi, khususnya machine
learning, AI, dan robot. Karna itu konsep merdeka belajar sangat efektif terhadap pendidikan
4.0.

Konsep merdeka belajar sangatlah berbeda dengan kurikulum yang pernah ada dan
digunakan oleh pendidikan formal di Indonesia. Konsep pendidikan baru ini sangat
memperhitungkan kemampuan dan keunikan kognitif individu para siswa. Berikut garis besar
konsepnya:

1. Asesmen kompetensi minimum


2. Survei karakter
3. Perluasan penilaian hasil belajar
4. Pemerataan kualitas pendidikan hingga ke 3T

Pemerintah mengusung konsep merdeka belajar bukan tanpa alasan dan fokus yang jelas.
Pada 2021 nanti, kurikulum ada diubah total untuk menjamin sistem pendidikan 4.0 dapat
berjalan dengan baik. Lalu, apa dasar kecocokan konsep ini terhadap pendidikan 4.0?

1. Pengembangan pola pikir


Konsep pendidikan “merdeka belajar” memiliki fokus pada pengembangan
kemampuan kognitif siswa. Artinya, siswa akan ditantang untuk mampu berpikir
kritis dengan analisis yang baik.
2. Inovasi di tingkat pendidikan
Salah satu pokok dari konsep pendidikan baru ini adalah membuat siswa mampu
mengembangkan minat dan bakatnya di sekolah. Oleh karena itu, pemerintah
menghapus penilaian melalui UN, dan menggantinya menjadi penugasan dan
portofolio.
3. Meningkatkan kecerdasan siswa
Tahukah Anda, berapa ranking PISA Indonesia tahun 2019? 74, atau urutan 6
terbawah dari 79 negara yang disurvei. Dari data tersebut saja, kita bisa
menggambarkan betapa rendahnya kemampuan kognitif atau kecerdasan anak-anak
Indonesia. Dalam kurikulum pendidikan 4.0, pemerintah telah merancang standar
khusus agar siswa Indonesia semakin terlatih kemampuan kognitifnya, dan semakin
mampu menyelesaikan masalah dengan baik.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) memiliki tugas dalam menjamin mutu
pendidikan pada jenjang dasar dan menengah yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan.
Penjaminan mutu tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampui Standar Nasional
Pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab II Pasal 2 ayat (2), ditegaskan bahwa untuk penjaminan dan pengendalian
mutu pendidikan hendaknya dilakukan tiga hal penting, yakni akreditasi, evaluasi hasil
belajar dan sertifikasi guru.

Konsep merdeka belajar ini akan berhasil dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di
Indonesia, maka dari itu kolaborasi dari semua pihak yg terkait untuk menyukseskan konsep
merdeka belajar ini;

1. Guru/dosen pendidik, dengan memberikan ilmu sepenuh hati, mengajar sebaik-


baiknya, menjadi kawan dalam proses belajar bersama murid/mahasiswanya
(guru/dosen juga belajar saat melakukan kegiatan pembelajaran bersama
murid/mahasiswa), memberikan inspirasi dan motivasi kepada murid/mahasiswa,
menantang murid/mahasiswa untuk menyelesaikan persoalan-persoalan menarik
sesuai fokus bidang studinya. Guru juga harus aktif dalam mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan agar selalu mengajar dengan baik.
2. Siswa/mahasiswa, dengan belajar bersungguh-sungguh dan sebaik-baiknya untuk
menimba ilmu dan ketrampilan, bukan sekedar mencari selembar ijazah.
3. Pihak penyelenggara (sekolah, program studi) dengan menyediakan suasana
akademik yang menyenangkan dan mendukung kecendekiawanan serta menerapkan
kurikulum yang sesuai.
4. Pihak regulator/pemerintahan, dengan memberikan aturan-aturan yang tepat sasaran
dan standar mutu yang sesuai.
5. Pemakai lulusan (untuk perguruan tinggi) dengan memberikan masukan tentang
kebutuhan mereka.
6. Alumni, dengan memberikan masukan untuk perbaikan mutu pendidikan, berdasarkan
pengalaman mereka setelah lulus dibandingkan dengan pengalaman selama
menempuh pendidikan.

Jadi, semua pihak tsb harus bekerja sama. Misalnya Guru yang baik jika muridnya malas,
tidak akan menghasilkan proses pendidikan yang bermutu. Guru akan dapat optimal jika
didukung pihak sekolah dan regulasi. Tanpa masukan pengguna lulusan dan alumni, sistem
pendidikan akan stagnan. Semoga dengan adanya konsep merdeka belajar ini mampu
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai