Css - Nabiila Chairunnisa - G1a219063-Dikonversi
Css - Nabiila Chairunnisa - G1a219063-Dikonversi
GLAUKOMA KONGENITAL
OLEH :
Nabiila Chairunnisa
G1A219063
PEMBIMBING:
dr. Ameria Paramita, Sp.M., MARS
i
HALAMAN PENGESAHAN
CLINICAL SCIENCE SESSION
GLAUKOMA KONGENITAL
DISUSUN OLEH
Nabiila Chairunnisa
G1A219063
Jambi, Mei2021
PEMBIMBING
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Clinical Science Session berupa Referatyang
berjudul “Glaukoma Kongenital” pada Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian
Mata RSUD H. Abdul Manap Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.Tugas ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis dan peserta kepaniteraan lain terutama mengenai glaukoma
kongenital.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Ameria
Paramita Sp.M., MARS sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dalam penyusunan dan presentasi referat ini.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan,
sehingga diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
yang membacanya. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah neuropati optik yang disebabkan oleh tekanan intra okular
(TIO) yang tinggi, ditandai oleh kelainan lapangan pandang yang khas dan atrofi
papil saraf optik. Pada keadaan ini TIO tidak harus selalu tinggi, tetapi TIO relatif
tinggi untukindividu tersebut. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di
Indonesia setelah katarak. Kebutaan yang terjadi pada glaukoma bersifat
menetap, tidak seperti katarak yang bisa dipulihkan dengan pembedahan.
Glaukoma kongenital merupakan glaukoma yang paling sering terjadi pada
anak – anak. Glukoma congenital terjadi karena saluran pembuangantidak
terbentuk dengan baik atau tidak terbentuk sama sekali. Glaukoma congenital
merupakan penyakit heterogen yang diklasifikasikan berdasarkanusia, yaitu
glaucoma kongenital yang terjadi ketika lahir sampai umur kurang dari 1 tahun,
glaukoma infantile yang terjadi ketika berumur kurang dari 3 tahun, dan glaukoma
juvenile yang terjadi ketika lebih dari 3 tahun2,3.
Glaukoma kongenital memiliki gejala trias klasik yaitu epifora, fotofobia,
dan blefarospasme. Pemeriksaan klinis pada glaukoma kongenital akut sebaiknya
dilakukan dalam anestesi umum. Pemeriksaan tersebut berupa pemeriksaan mata
luar, tajam penglihatan, tonometri, gonioskopi, oftalmoskopi dan ultrasonografi1,2.
Insiden terjadinya glaukoma kongenital primer sekitar 1 pada 10.000 –
18.000 kelahiran hidup. Secara umum, glaucoma congenital lebih banyak
ditemukan pada anak laki-laki daripada perempuan. Glaukoma kongenital primer
merupakan kasus yang jarang terjadi sekitar 0.01-0.04% dari penyebab
kebutaan2.
Glaukoma kongenital terjadi sejak lahir, atau pada tahun pertama setelah
lahir. Kelainan ini terjadi karena terhenti nya pertumbuhan struktur sudut
iridokorneal sejak dalam kandungan kira-kira saat janin berumur tujuh bulan.
Komplikasi glaukoma yang tidak terdiagnosis bisa kelemahan penglihatan
sepanjang usia2,3.
Prognosis buruk terjadi pada bayi dengan peningkatan TIO dan kekeruhan
kornea saat lahir. Pada kasus yang tidak diobati, kebutaan akan timbul lebih
1
dini. Banyaknya kasus pada glaucoma kongenital, maka dibutuhkan suatu
diagnosis dan penatalaksanaan yang dini dan tepat pada glaucoma congenital ini
guna untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas3,4.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Mata
Adneksa Mata
Kelopak Mata
Kelopak atau palpebra berfungsi untuk melindung bola mata dari trauma,
sinar matahari, dan pengeringan bola mata dengan mensekresi kelenjar yang
berbentuk film air mata didepan kornea. Kelopak mempunyai lapisan kulit yang
tipis dibagian depan dan dibagian belakang ditutupi selaput lender tarsus
disebut konjungtivatarsal. Ketika terjadi gangguan pada fungsi menutup kelopak
mata, maka akan mengakibatkan permukaan mata menjadi kering dan menjadi
keratitis et lagoftalmus3,6.
Palpebra tersusun dari beberapa lapisan yaitu anatomi kelopak
yang terdiri dari kulit dan jaringan subkutan, m.orbicularisoculi, jaringan
submuscular areolar, lapisan fibrosa yang terdiri dari tarsus dan septum
orbital, retraktor kelopak atas dan bawah pada palpebra, lemak retroseptal,
dankonjungtiva4,5.
Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan diameter anteroposterior 24 mm. Bola
mata terdiri dari4,7:
Sklera
Merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
pada mata, yang berfungsi melindungi isi bola mata. Bagian
terdepan dari sklera disebut kornea, yaitu lapisan transparan
sebagai media refraksi sinar masuk kedalam bola mata. Kornea
terdiri dari 5 lapis jaringan yaitu epitel yang terdiri dari 5 lapis sel
epitel tidak bertanduk, membran bowman merupakan kolagen
yang tersusun tidak teratur. Lapisan membrane bowman
tidak mempunyai daya untuk regenerasi. Stroma adalah lapisan
yang paling tebal pada kornea yang menyusun 90% ketebalan
kornea. Stroma terdiri dari lamel yang merupakan susunan kolagen
yang sejajar satu dengan yang lainnya, terlihat seperti anyaman
yang teratur dan pada ujungnya terdapat cabang, dan keratosit yang
merupakan sel fibroblast yang terletak diantara kolagen stroma.
Membran descement merupakan membran aselular dan bersifat
elastic serta berkembang terus seumur hidup. Tebal dari
membrandescement adalah 40µm. Endotel berasal dari
mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40
µm. Endotel melekat dengan membrane descement melalui
hemidesmosome dan zonula okluden6,7.
Uvea
Uvea merupakan lapisan vascular didalam bola mata yang
terdiri dari iris, badan siliar, dan koroid. Iris mempunyai
kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar
kedalam bola mata. Reasi pupil merupakan indicator untuk
fungsi simpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis). Badan
siliar merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai
system ekskresi di belakang limbus. Radang pada badan
siliar akan mengakibatkan melebarnya pembuluh darah
didaerah limbus yang mengakibatkan mata menjadi merah
yang mana merupakan gambaran karakteristik
peradangan intraocular. Otot longitudinal badan siliar
berinsersi di daerah biji sklera dan bila berkontraksi akan
membuka anyaman trabekula dan mempercepat pengaliran
cairan air mata melalui sudut bilikmata6,7.
Pupil
Pupil pada anak berukuran kecil akibat belum
berkembangnya saraf simpatis. Pupil dapat mengecil yang
mana berfungsi untuk mencegah aberasi kromatis pada
akomodasi dan untukmemperdalamfocus6.
Lensa
Lensa terletak dibelakang iris dan didepan vitreus yang
berbentuk lempeng cakram bikonveks. Lensa terdiri dari zat
tembus cahaya yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi. Pada tepi lensa, terdapat zonula zinn
yang berfungsi sebagai penopang lensa agar tetap berada di
posisinya6,7.
Retina
Retina merupakan bagian mata yang mengandung reseptor
yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan
koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas
beberapa lapisan yaitu, epitel, fotoreseptor, membran limitan
eksterna, lapisan nucleus luar, lapisan pleksiform luar,
lapisan nucleus dalam, lapisan pleksiform dalam, lapisan
sel ganglion, lapisan serabut saraf, dan membran limitan
interna6,7.
Glaukoma jenis ini terjadi sejak lahir, atau pada tahun pertama
setelah lahir. Kelainan ini terjadi karena terhentinya pertumbuhan struktur
sudut iridokorneal sejak dalam kandungan kira-kira saat janin berumur
7 bulan. Pada glaukoma ini, sejak lahir penderita memiliki bola mata
yang besar yang disebut buftalmos. Buftalmos disebabkan oleh kenaikan
TIO saat masih dalam kandungan dan mendesak dinding bola mata bayi
yang masih lentur, akibatnya sklera menipis dan kornea akan membesar
dan keruh. Bayi akan takut melihat cahaya karena kornea yang keruh akan
memecah sinar yang datang sehingga bayi merasa silau. Bayi cenderung
rewel, karena peningkatan TIO menyebabkan rasa tegang dan sakit pada
mata1-3.
Mikroptalmos
Anomaly kornea (Mikro kornea, kornea plana,sklerokornea)
Disgenesis segmen anterior (Axenfeld-rieger sindrom dan peter
sindrom)
Aniridia
Anomaly lensa (Dislokasi,Mokrospherophakia)
Hyperplasia persistern vitreusprimer
Epifora
Fotofobia
Blefarospasme,
2.3.2 Diagnosis
1. Pemeriksaan Mata Luar
Gambar 4. Buphthalmos dan Epifora (Sumber: Vaughan DG, 2000.)
2. Tajam Pengelihatan
Tajam penglihatan dapat berkurang karena atrofi nervus
optikus, kekeruhan kornea, astigmat, ambliopia, katarak,
dislokasi lensa, atau ablasio retina. Ambliopia dapat
disebabkan oleh kekeruhan kornea atau kesalahan refraktif.
Pembesaran mata dapat menyebabkan terjadinya myopia,
dimana robekan pada membrane Descemet dapat
menyebabkan astigmat yang besar. Penilaian yang tepat dapat
mencegah atau mengobati ambliopia seharusnya dilakukan
sedini mungkin8.
3. Tonometri
Tonometri merupakan pemeriksaan untuk
menentukantekanan bola mata seseorang berdasarkan
fungsinya dimana tekanan bola mata merupakan keadaan
mempertahankan mata bulat sehingga tekana bola mata yang
normal tidak akan memberikan kerusakan saraf optik. Batas
tekanan bola mata tidak sama pada setiap individu, karena
dapat saja tekanan ukuran tertentu memberikan kerusakan
pada papil saraf optic pada orang tertentu. Untuk hal demikian
yang dapat kita temukan kemungkinan tekanan tertentu
memberian kerusakan. Dengan tonometer Schiotz tekanan
bola mata penderita diukur. Pengukuran IOP pada beberapa
bayi berumur dibawah 6 bulan dapat dilakukan tanpa
menggunakan anestesi umum atau sedative yaitu dengan
melakukan pengukuran ketika bayi itu tidur atau makan.
Bagaimana evaluasi yang kritis pada bayi memerlukan
pemeriksaan dalam anestesi. Banyak bahan anestesi umum
atau sedative yang dapat menurunkan IOP kecuali ketamin
yang menaikkan IOP. Sebagai tambahan, bayi dapat
mengalami dehidrasi dalam persiapan untuk anestesi umum,
yang juga menurunkan IOP. Semakin dalam anestesi, semakin
turun IOP. Nilai normal IOP pada bayi dalam anestesi sekitar
10-15 mmHG, tergantung dari tonometernya. Dikenal 4
bentukcara pengukuran tekanan bola mata:
Palpasi,kurangtepatkarenatergantungfaktorsubjektif
Identitastonometri, dengan memberi beban pada
permukaan kornea
Aplanasi tonometri, mendatarkan permukaan kecil
kornea
Tonometri udara (airtonometri), kurang tepat karena
dipergunakan di ruangterbuka
4. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu metode pemeriksaan sudut
untukmengetahui sudut drainase mata, juga untuk melihat hal-
hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing.
Tes ini penting untuk menentukan apakah sudut terbuka,
tertutup, atau sempit dan menyingkirkan penyebab lain yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Pada
gonioskopi dipergunakan goniolens dengan suatu system
prisma dan penyinaran yang dapat menunjukkan keadaan
sudut bilik mata8,9.
Gonioskopi sebaiknya dilakukan dalam anestesi. Pada
glaukoma kongenital primer, bilik anteriornya dalam dengan
struktur iris yang normal, insersi iris yang tinggi dan datar,
kehilangan sudut, hypoplasia iris perifer, penebalan uveal
trabekula meshwork. Sudut biasanya terbuka, dengan insersi
yang tinggi dari akar iris seperti garisyang berlekuk
sebagai hasil dari jaringan yang abnormal dengan penampilan
yang berlekuk ssebagai hasil dari jaringan yang abnormal
dengan penampilan yang berkilauan. Jaringan ini menahan iris
perifer anterior. Sudut ini biasanya avaskular, tapi putaran
pembuluh dari lingkaran arteri mayor dapat dilihat di atas
akar iris8,12.
5. Oftalmoskopi
Pemeriksaan ke dalam mata dengan memakai alat yang
dinamakan oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat dilihat
saraf optik didalam mata dan akan dapat ditentukan apakah
tekanan bola mata telahmengganggu saraf optik. Saraf optik
dapat dilihat secara langsung. Warna serta bentuk dari cup
saraf optik pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada
kerusakan akibat glaukoma. Pada glaucoma kongenital
biasanya serat optik abnormal. Variasi cup bisa
diperlihatkan, biasnya bentuk anular. Visualisasi dari optik
disk dapat difasilitasi dengan menggunakan optalmoskop
direk dan gonioskop direk atau fundus lensa padakornea12,13.
Papil nervus optikus pada bayi berwarna pink dengan cup
kecil yang fisiolgis. Cupping glaukoma pada masa kanak-
kanak menyerupai cupping pada dewasa, dengan hilangnya
jaringan neural pada kutub anterior dan posterior. Pada masa
kanak-kanak, kanal sclera membesar sebagai respon kenaikan
IOP, menyebabkan pembesaran dari cup. Cupping dapat
reversibel bila IOP rendah, dan cupping yang progresif
menunjukkan kontrol yang jelek terhadap IOP. Perlu
dilakukan fotografik pada disc optik. Kelainan pada
pemeriksaan oftalmoskopi dapatterlihat8,12,13:
Kelainanpapilsarafoptik
Sarafoptikpucatatauatrofi
Sarafoptikbergaung
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi
akan berwarna hijau
Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar
6. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat berguna dalam pemantauan
progresivitas glaukoma dengan merekam peningkatan panjang
axial. Peningkatan panjang axial dapat reversibel seiring
penurunan IOP, tapi pembesaran kornea tidak dapat menurun
seiring penurunan IOP8,14.
2.3.3 Tatalaksana
Tujuan pengobatan adalah untuk mempertahankan tajam
penglihatan.Peninggian tekanan bola mata yang menetap
akan memberikan prognosis rusaknya N. Optikus dan perubahan-
perubahan permanen dari kornea yang akan mengganggu
penglihatan. Pengontrolan tekanan bola mata sangat penting
dari pengobatan. Bayi atau anak yang dicurigai mempunyai
glaucoma congenital harus dilakukan pemeriksaan sedini mungkin
dengan nakrose, terhadap besarnya kornea, tekanan bola mata,
cup/disk ratio dari Nervus Optikus, dan sudut COA
dengangonioskopi1.
Tata laksana dari glaucoma kongenital primer
ditujukan untuk menurunkan dan mengendalikan tekanan
intraocular serta mengobati komplikasisekunder seperti kelainan
refraksi dan amblyopia yang berkembang selama perjalanan
penyakit. Terapi pembedahan utama pada glaucoma congenital
adalah operasi sudut bilik mata depan, seperti goniotomy dan
trabekulotomi. Terapi medikamentosa, yang biasanya diberikan
sebelum pembedahan , yaitu ß blocker topikal timolol maleat atau
betaxolol atau carbonic anhidrase inhibitor (dorsolamiden atau
asetazolamide) atau kombinasi keduanya8.
Goniotomi adalah sebuah prosedur operasi yang dilakukan
dokter menggunakan sebuah lensa yang dinamakan giniolens untuk
melihat struktur dari bagian depan mata (anterior chamber).
Goniotomi dilakukan ketika kornea pasien jernih yang mana cukup
untuk memvisualisasikan struktur segmen anterior. Sebuah lubang
pembuka dibuat pada trabecular meshwork, sebuah kanal kecil
yang berlokasi pada sudut drainase, dimana cairan dapat
meninggalkan mata. Kanal baru menyediakan aliran agar cairan
mengalir keluar mata8,9.
Gambar 6. Goniotomi
Gambar 9. Cycloablation