Perbankan
Perbankan
OLEH KELOMPOK VI :
Ni Wayan Mayra Gita Andini 1902622010188 (28)
Ni Kadek Dewi Nilwati 1902622010188 (30)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Makalah ini di buat selaku untuk melengkapi tugas Akuntansi
Perbankan yang berjudul “Laporan Keuangan Bank”.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
Kelompok VI
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ...................................................................................................................................... 13
ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepada manajemen.
1
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami konsep dari Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
LAPORAN KEUANGAN
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat
penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan
tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil
analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 19) laporan keuangan dalam suatu
perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam
suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan :
Menurut Munawir (2001 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktifitas perusahaan tersebut”
3
a. JENIS JENIS LAPORAN KEUANGAN
Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas:
1. Neraca
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan. Kas
dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank lain.
4
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva
bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus
didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Laporan keuangan bank merupakan suatu laporan keuangan yang disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari manajemen bank terhadap seluruh pihak yang bekepentingan
dengan kinerja keuangan bank. Pertanggungjawaban yang dilaporkan adalah selama satu
periode yang telah ditentukan.
Jenis Laporan keuangan Bank :
1. Laporan Keuangan Bulanan, yaitu laporan keuangan yang disiapkan setiap akhir
bulan selama satu tahun. Dan laporan ini merupakan gugusan antara kantor pusat bank
dengan seluruh cabang atau perwakilan bank.
2. Laporan Keuangan Triwulanan, yaitu laporan keuangan yang disiapkan setiap 3
bulan, misalkan di bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Nah laporan ini harus
disajikan sesuai dengan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan yang mempublikasikan hasil
usaha, kinerja, dan posisi keuangan bank berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK), Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, dan peraturan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
3. Dan Laporan Keuangan Tahunan, yaitu laporan keuangan yang dirilis setiap tahun
yang berfungsi untuk menginformasikan kondisi keuangan bank secara menyeluruh.
Sehingga dengan laporan ini, baik nasabah maupun publik bisa mendapatkan gambaran
tentang kinerja dan performa bank di tahun tersebut. Selain itu, laporan keuangan tahunan
akan menumbuhkan transparansi, dan juga akan disampaikan kepada Bank Indonesia dan
pemegang saham, serta lembaga lain yang terlibat dalam perkembangan usaha Bank.
5
b. KONSEP DAN PRINSIP PENYISIHAN DAN PENGHAPUSAN
AKTIVA PRODUKTIF (PPAP)
Aktiva produktif (earning assets) adalah penanaman dana bank baik dalam valuta rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank,
penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrative.
Aktiva produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank dengan risiko yang
besar. Potensi kerugian akibat memburuknya kolektibilitas asset dapat membawa
kebangkrutan bank oleh karena itu bank wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan
cadangan khusus guna menutup risiko kerugian.
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) berfungsi sebagai cadangan biaya
antisipasi terhadap kerugian, yang ditempatkan pada pos aktiva pada suatu neraca pada
laporan keuangan. Biasanya PPAP diperhitungkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap
penambahan dan pengurang dari suatu laporan laba rugi bisnis bank.
Dalam membentuk PPAP, bank akan memperhitungkan setiap jenis aktiva produktif bank
yang masih outstanding dari yang berkualitas lancar sampai yang macet, yang didasarkan
pada kriteria:
1. Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam yang
ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.
2. Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, untuk surat
berharga.
Berikut beberapa jenis aktiva produktif dan komponen yang diperhitungkan dalam
PPAP :
1. Kredit adalah Penyediaan uang/tagihan yang sama dengan itu, berdasarkan
persetujuan / kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
wajib dilunasi setelah jangka waktu tertentu serta bunga.
2. Surat berharga adalah Surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas kredit, atau
derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk
yang lazim diperdagangkan dalam apasar modal & pasar uang, seperti SBI, SPBU,
dll.
3. Penempatan adalah Penanaman dana bank pada bank lainnya berupa giro, call money,
deposito berjangka,sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan penempatan lainnya.
6
4. Penyertaan adalah Penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk
penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untukik mengatasi akibat
kegagalan kredit.
5. Transaksi rekening administratif adalah Komitmen & kontijensi yang teridri dari
warkat penerbitan jaminan, akseptasi, irrevocable Letter of Credit yang masih
berjalan, akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka, penjualan surat berharga
dengan syarat repurchase agreement, serta transaksi derivatif yg mempunyai risiko
kredit.
Pengakuan penyisihan aktiva produktif dengan menggunakan metode cadangan akan
membawa konsekuensi pada penentuan besarnya penyisihan dan cadangan yang akan
disajikan dalam neraca maupun laporan L/R. Untuk menentukan besarnya cadangan, ada
dua pendekatan:
1. Pendekatan Rugi Laba
Penentuan besarnya penyisihan aktiva produktif yang akan disajikan dalam laporan
L/R ditentukan terlebih dahulu.
2. Pendekatan Neraca
Penentuan besarnya cadangan penghapusan aktiva produktif yang akan disajikan
dalam neraca ditentukan terlebih dahulu.
Tingkat PPAP yang harus dibentuk berupa cadangan umum dan cadangan khusus:
7
Giro, deposito, tabungan, dan setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta
asing diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan.Untuk nilai ini setingi-
tinggginya sebesar 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang
Seritifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Pemerintah Untuk nilai agunan ini
setinggi-tingginya 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang
Surat berharga yang aktif diperdagangkan di pasar modal. Untuk nilai agunan ini
setinggi-tingginya 50% yang dapat digunakan sebagai pengurang
Tanah, gedung , rumah tinggal, pesawat udara, dan kapal laut. Untuk nilai agunan
ini untuk penilaian belum melampaui 6 bulan sebesar 70%; antara 6-18 bulan
sebesar 50%; 18-30 bulan sebesar 30%; dan lebih dari 30 bulan sebesar 0%
1. Nilai pasar : jumlah uang yang diperkirakan dapat diperoleh dari transaksi jual
beli atau hasil penukaran suatu asset pada tanggal penilaian setelah dikurangi
biaya-biaya transaksi, pihak penjual dan pembeli tidak mempunyai ikatan,
memiliki pengetahuan tentang asset yang diperdagangkan dan melakukan
transaksi tidak dalam keadaan terpaksa,
2. Kalkulasi biaya : perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi aktiva
yang baru setelah dikurangi dengan penyusutan akibat kerusakan fisik dan
penurunan nilai ekonomis.
3. Kapitalisasi pendapatan : nilai tunai penerimaan kas masa depan dari pendapatan
akan diterima dalam jangka waktu 5-10 tahun.
c. MENGHITUNG PPAP
2. Kolektibilitas Non Lancar (Kol 2,3 dan 4), PPAP dipengaruhi oleh nilai agunan
dan persentase dari jenis pengikatan agunan atau jaminan kredit.
8
Kurang Lancar 10% 10% X (Baki Debet - Pengakuan Agunan)
Diragukan 50% 50% X (Baki Debet - Pengakuan Agunan)
Macet 100% 100% X (Baki Debet - Pengakuan Agunan)
o Dll.
Ditetapkan paling tinggi sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai
agunan yang diperhitungkan setelah jangka waktu 2 (dua) tahun sampai dengan 4 (empat)
tahun sejak penetapan kualitas Kredit menjadi macet;
9
Dan tidak dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam
pembentukan PPAP setelah jangka waktu 4 (empat) tahun sejak penetapan kualitas Kredit
menjadi macet.
Contoh Kasus :
Dika memiliki kredit di BPR Poke dengan sisa kredit sebesar Rp. 70.000.000,-. Jaminan yang
diserakan adalah sertifikat tanah dan bangunan diikat dengan APHT. Nilai taksasi menurut
Bank adalah sebesar Rp. 70.000.000,-. Hitung PPAPnya jika kredit tersebut Lancar, Kurang
Lancar, Diragukan dan Macet?
Jawab:
Penyelesaian:
PPAP Lancar
= 70.000.000 x 0,5%
= 350.000
PPAP Diragukan
= (70.000.000 - 56.000.000) x 50%
10
= 7.000.000
PPAP Macet
= (70.000.000 - 56.000.000) x 100%
= 14.000.000
Kasus 2: Tanah dan Bangunan diikat SKMHT
Kevin memiliki kredit di BPR Poke dengan baki debet tersisa sebesar Rp. 70.000.000,-
dengan Jaminan berupa sertifikat tanah dan bangunan diikat dengan SKMHT. Nilai taksasi
menurut Bank adalah sebesar Rp. 70.000.000,-, nilai NJOP tanah dan bangunan sebesar Rp.
35.000.000,-. Berapa PPAP yang dibentuk jika kredit tersebut Lancar, Kurang Lancar,
Diragukan dan Macet?
Jawab:
Penyelesaian:
PPAP Lancar
= 70.000.000 x 0,5%
= 350.000
PPAP Diragukan
= (70.000.000 - 21.000.000) x 50%
11
= 25.500.000
PPAP Macet
= (70.000.000 - 21.000.000) x 100%
= 49.000.000
d. MENGANALISA PPAP SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Dalam pemberian kredit, suatu perbankan akan menilai apakah debitur mampu untuk
melunasi kewajibannya kepada kreditur. Dalam hal ini, pembentukkan PPAP dibentuk oleh
bank sebagai dana untuk menutup kemungkinan jika debitur tidak dapat melunasi
kewajibannya. PPAP dalam hal ini sebagai acuan untuk mengambil keputusan apakah debitur
dapat melunasi kewajibannya atau tidak.
Maka dari itu pihak Kreditur dalam hal ini perbankan harus memiliki atau membentuk PPAP
sebagai cadangan untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul pada saat
debitur tidak mampu menyelesaikan kewajibannya.
12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Pengertian Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan
hanyalah sebagai "alat penguji" dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya
laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa
tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Untuk nilai ini
setingi-tinggginya sebesar 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang Seritifikat Bank
Indonesia dan Surat Utang Pemerintah Untuk nilai agunan ini setinggi-tingginya 100% yang
dapat digunakan sebagai pengurang Surat berharga yang aktif diperdagangkan di pasar
modal. Menurut Peraturan NOMOR 33 /POJK.
13
DAFTAR PUSTAKA
Taswan, 2005, Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
YOGYAKARTA.
http://www.scribd.com/doc/222503027/Akuntansi-Penyisihan-Penghapusan-Aktiva-Produktif
https://ferdinandwisnu.wordpress.com/2013/03/17/pengertian-jenis-jenis-fungsi-laporan-
keuangan-bank/
https://pinjol.blogspot.com/2017/07/contoh-kasus-perhitungan-ppap-kredit_17.html
https://bss.mediabpr.com/2011/04/perhitungan-ppap-kredit.html
14