Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LAPORAN KEUANGAN BANK

MATA KULIAH : AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD


DOSEN : NI LUH PUTU WIDHIASTUTI, SE, M.Si

OLEH KELOMPOK VI :
Ni Wayan Mayra Gita Andini 1902622010188 (28)
Ni Kadek Dewi Nilwati 1902622010188 (30)

KELAS A REGULER MALAM


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Makalah ini di buat selaku untuk melengkapi tugas Akuntansi
Perbankan yang berjudul “Laporan Keuangan Bank”.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Denpasar, 20 September 2021

Penyusun

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar belakang ........................................................................................................................... 1


b. Rumusan masalah....................................................................................................................... 2
c. Tujuan ........................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Laporan Keuangan .......................................................................................................... 3

a. Jenis-jenis laporan keuangan ..................................................................................................... 4


b. Konsep dan prinsip penyisihan dan penghapusan akktiva produktif (PPAP) ........................... 5
c. Menghitung PPAP ..................................................................................................................... 8
d. Menganalisa PPAP sebagai dassar pengambilan keputusan ..................................................... 12

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ...................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 14

ii
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan


perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya pihak pihak luar
perusahaan yaitu; pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak),
kreditor (bank atau lembaga keuangan) dan pihak lainnya yang berkepentingan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Baridwan (2004:11) berpendapat bahwa ”laporan keuangan adalah ringkasan dari


suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan”.

Sedangkan Fahmi (2012:25) mengemukakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil


proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas tersebut”.

Kemudian menurut Sugiono dan Untung (2008:3) menyatakan bahwa “laporan


keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi)
yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan”.

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepada manajemen.

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal


10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

1
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Makalah ini disusun untuk membahas laporan keuangan di lembaga keuangan


terutama Bank, karena setiap perusahaan atau lembaga dapat mengevaluasi semua kegiatan
keuangan yang dilakukan dengan melihat dan menganalisis semua kegiatan keuangan yang
telah di lakukan.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami konsep dari Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

b. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan ?

2. Bagaimana Konsep dan prinsip-prinsip Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif


(PPAP) bank ?

3. Bagaimana cara menghitung PPAP ?

4. Bagaimana cara menganalisa PPAP bank untuk pengambilan keputusan ?

c. Tujuan

1. Mengetahui apa itu Laporan Keuangan

2. Mengetahui bagaimana konsep dan prinsip – prinsip PPAP

3. Mengetahui bagaimana cara menghitung PPAP

4. Mengetahui bagaimana cara menganalisa PPAP bank untuk pengambilan


keputusan

2
BAB II PEMBAHASAN

LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat
penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan
tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil
analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 19) laporan keuangan dalam suatu
perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam
suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan :

 Mengumpulkan bukti-bukti transaksi


 Mencatat transaksi dalam jurnal
 Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja
 Menyusun laporan keuangan

Menurut Munawir (2001 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktifitas perusahaan tersebut”

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan


perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen
dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data
keuangan perusahaan.

3
a. JENIS JENIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan


perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen
dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data
keuangan perusahaan.

Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas:

1. Neraca

Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan


karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya; urutan likuiditas
secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya. Pos lancar dan tidak
lancar tidak disajikan secara terpisah karena sebagian besar aktiva dan kewajiban
suatu bank dapat direalisasikan atau diselesaikan dalam waktu dekat.

2. Laporan Laba Rugi

Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan


beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang (multiple
step) yang menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan
operasional dan non operasional

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan. Kas
dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank lain.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

4
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva
bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus
didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

 LAPORAN KEUANGAN BANK

Laporan keuangan bank merupakan suatu laporan keuangan yang disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari manajemen bank terhadap seluruh pihak yang bekepentingan
dengan kinerja keuangan bank. Pertanggungjawaban yang dilaporkan adalah selama satu
periode yang telah ditentukan.
Jenis Laporan keuangan Bank :
1. Laporan Keuangan Bulanan, yaitu laporan keuangan yang disiapkan setiap akhir
bulan selama satu tahun. Dan laporan ini merupakan gugusan antara kantor pusat bank
dengan seluruh cabang atau perwakilan bank.
2. Laporan Keuangan Triwulanan, yaitu laporan keuangan yang disiapkan setiap 3
bulan, misalkan di bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Nah laporan ini harus
disajikan sesuai dengan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan yang mempublikasikan hasil
usaha, kinerja, dan posisi keuangan bank berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK), Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, dan peraturan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
3. Dan Laporan Keuangan Tahunan, yaitu laporan keuangan yang dirilis setiap tahun
yang berfungsi untuk menginformasikan kondisi keuangan bank secara menyeluruh.
Sehingga dengan laporan ini, baik nasabah maupun publik bisa mendapatkan gambaran
tentang kinerja dan performa bank di tahun tersebut. Selain itu, laporan keuangan tahunan
akan menumbuhkan transparansi, dan juga akan disampaikan kepada Bank Indonesia dan
pemegang saham, serta lembaga lain yang terlibat dalam perkembangan usaha Bank.

5
b. KONSEP DAN PRINSIP PENYISIHAN DAN PENGHAPUSAN
AKTIVA PRODUKTIF (PPAP)

Aktiva produktif (earning assets) adalah penanaman dana bank baik dalam valuta rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank,
penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administrative.
Aktiva produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank dengan risiko yang
besar. Potensi kerugian akibat memburuknya kolektibilitas asset dapat membawa
kebangkrutan bank oleh karena itu bank wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan
cadangan khusus guna menutup risiko kerugian.
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) berfungsi sebagai cadangan biaya
antisipasi terhadap kerugian, yang ditempatkan pada pos aktiva pada suatu neraca pada
laporan keuangan. Biasanya PPAP diperhitungkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap
penambahan dan pengurang dari suatu laporan laba rugi bisnis bank.
Dalam membentuk PPAP, bank akan memperhitungkan setiap jenis aktiva produktif bank
yang masih outstanding dari yang berkualitas lancar sampai yang macet, yang didasarkan
pada kriteria:

1. Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam yang
ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.
2. Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, untuk surat
berharga.
Berikut beberapa jenis aktiva produktif dan komponen yang diperhitungkan dalam
PPAP :
1. Kredit adalah Penyediaan uang/tagihan yang sama dengan itu, berdasarkan
persetujuan / kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
wajib dilunasi setelah jangka waktu tertentu serta bunga.
2. Surat berharga adalah Surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas kredit, atau
derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk
yang lazim diperdagangkan dalam apasar modal & pasar uang, seperti SBI, SPBU,
dll.
3. Penempatan adalah Penanaman dana bank pada bank lainnya berupa giro, call money,
deposito berjangka,sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan penempatan lainnya.

6
4. Penyertaan adalah Penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk
penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untukik mengatasi akibat
kegagalan kredit.
5. Transaksi rekening administratif adalah Komitmen & kontijensi yang teridri dari
warkat penerbitan jaminan, akseptasi, irrevocable Letter of Credit yang masih
berjalan, akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka, penjualan surat berharga
dengan syarat repurchase agreement, serta transaksi derivatif yg mempunyai risiko
kredit.
Pengakuan penyisihan aktiva produktif dengan menggunakan metode cadangan akan
membawa konsekuensi pada penentuan besarnya penyisihan dan cadangan yang akan
disajikan dalam neraca maupun laporan L/R. Untuk menentukan besarnya cadangan, ada
dua pendekatan:
1. Pendekatan Rugi Laba
Penentuan besarnya penyisihan aktiva produktif yang akan disajikan dalam laporan
L/R ditentukan terlebih dahulu.
2. Pendekatan Neraca
Penentuan besarnya cadangan penghapusan aktiva produktif yang akan disajikan
dalam neraca ditentukan terlebih dahulu.
Tingkat PPAP yang harus dibentuk berupa cadangan umum dan cadangan khusus:

1. Cadangan umum PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya 1% dari aktiva produktif yang


digolongkan lancar, tidak termasuk SBI dan surat utang pemerintah.
2. Cadangan khusus ditetapkan sekurang-kurangnya :
a. 5% dari aktiva produktif yang digolongkan dlam perhatian khusus.
b. 15% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi
dengan nilai agunan.
c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai
agunan
d. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai
agunan.

Agunan yang dipergunakan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP adalah:

7
 Giro, deposito, tabungan, dan setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta
asing diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan.Untuk nilai ini setingi-
tinggginya sebesar 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang
 Seritifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Pemerintah Untuk nilai agunan ini
setinggi-tingginya 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang
 Surat berharga yang aktif diperdagangkan di pasar modal. Untuk nilai agunan ini
setinggi-tingginya 50% yang dapat digunakan sebagai pengurang
 Tanah, gedung , rumah tinggal, pesawat udara, dan kapal laut. Untuk nilai agunan
ini untuk penilaian belum melampaui 6 bulan sebesar 70%; antara 6-18 bulan
sebesar 50%; 18-30 bulan sebesar 30%; dan lebih dari 30 bulan sebesar 0%

Penilaian-penilaian agunan Dalam penilaian agunan dikenal beberapa terminologi :

1. Nilai pasar : jumlah uang yang diperkirakan dapat diperoleh dari transaksi jual
beli atau hasil penukaran suatu asset pada tanggal penilaian setelah dikurangi
biaya-biaya transaksi, pihak penjual dan pembeli tidak mempunyai ikatan,
memiliki pengetahuan tentang asset yang diperdagangkan dan melakukan
transaksi tidak dalam keadaan terpaksa,
2. Kalkulasi biaya : perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi aktiva
yang baru setelah dikurangi dengan penyusutan akibat kerusakan fisik dan
penurunan nilai ekonomis.
3. Kapitalisasi pendapatan : nilai tunai penerimaan kas masa depan dari pendapatan
akan diterima dalam jangka waktu 5-10 tahun.

c. MENGHITUNG PPAP

Secara sederhana perhitungan PPAP dibedakan berdasarkan kolektibilitas yaitu :

1. Kolektibilitas Lancar (Kol 1), PPAP diperhitungkan 0,5% X Baki Debet.

2. Kolektibilitas Non Lancar (Kol 2,3 dan 4), PPAP dipengaruhi oleh nilai agunan
dan persentase dari jenis pengikatan agunan atau jaminan kredit.

Untuk lebih jelasnya diberikan dalam table berikut :


Kolektibilitas Bobot PPAP Perhitungan
Lancar 0,5% 0,5% X Baki Debet

8
Kurang Lancar 10% 10% X (Baki Debet - Pengakuan Agunan)
Diragukan 50% 50% X (Baki Debet - Pengakuan Agunan)
Macet 100% 100% X (Baki Debet - Pengakuan Agunan)

Pengakuan Agunan = persentase dari jenis pengikatan agunan x nilai agunan.


Jika hasil perhitungan tersebut di atas bernilai negatif atau lebih kecil dari nol maka akan
diperhitungkan 0.

Perhitungan PPAP kredit di atas diberlakukan untuk seluruh laporan - laporan terkait atas


otomatisasi perhitungan PPAP dalam Banking Smart System seperti BI Online SQL, SID
Transmitter dll. 

Dan perhitungannya disesuaikan dengan 

 Peraturan Bank Indonesia No.13/26/PBI/2011 Tanggal 28 Desember 2011 Tentang


Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.8/19/PBI/2006 Tentang Kualitas Aktiva
Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan
Rakyat

o Nilai agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan


PPAP. dengan kualitas kredit tertentu.

o Dalam kolektibilitas Macet, 

 Setelah jangka waktu 2 (dua) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun,


ditetapkan paling tinggi sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari nilai agunan yang
diperkenankan untuk diperhitungkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

 Setelah jangka waktu 3 (tiga) tahun, tidak dapat diperhitungkan


sebagai faktor pengurang dalam pembentukan PPAP.

o Dll.

 Menurut Peraturan NOMOR 33 /POJK.03/2018 :

o Nilai agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan


PPAP pada Kredit dengan kualitas macet untuk agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, huruf e sampai dengan huruf g: 

 Ditetapkan paling tinggi sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai
agunan yang diperhitungkan setelah jangka waktu 2 (dua) tahun sampai dengan 4 (empat)
tahun sejak penetapan kualitas Kredit menjadi macet; 

9
 Dan tidak dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam
pembentukan PPAP setelah jangka waktu 4 (empat) tahun sejak penetapan kualitas Kredit
menjadi macet.

Contoh Kasus :

Kasus 1:Tanah dan Bangunan diikat APHT

Dika memiliki kredit di BPR Poke dengan sisa kredit sebesar Rp. 70.000.000,-. Jaminan yang
diserakan adalah sertifikat tanah dan bangunan diikat dengan APHT. Nilai taksasi menurut
Bank adalah sebesar Rp. 70.000.000,-. Hitung PPAPnya jika kredit tersebut Lancar, Kurang
Lancar, Diragukan dan Macet?

Jawab:

Baki Debet = 70.000.000


Nilai Jaminan = 70.000.000 (diikat APHT)
(aturan: jika tanah dan bangunan diikat dengan hak tanggunan maka nilai jaminan sebagai
pengurang PPAP diperhitungkan sebesar 80% dari nilai Hak Tanggungan)
Nilai Jaminan Pengurang PPAP = 56.000.000

Penyelesaian:

PPAP Lancar
= 70.000.000 x 0,5%
= 350.000

PPAP Kurang Lancar


= (70.000.000 - 56.000.000) x 10%
= 1.400.000

PPAP Diragukan
= (70.000.000 - 56.000.000) x 50%

10
= 7.000.000

PPAP Macet
= (70.000.000 - 56.000.000) x 100%
= 14.000.000
Kasus 2: Tanah dan Bangunan diikat SKMHT

Kevin memiliki kredit di BPR Poke dengan baki debet tersisa sebesar Rp. 70.000.000,-
dengan Jaminan berupa sertifikat tanah dan bangunan diikat dengan SKMHT. Nilai taksasi
menurut Bank adalah sebesar Rp. 70.000.000,-, nilai NJOP tanah dan bangunan sebesar Rp.
35.000.000,-. Berapa PPAP yang dibentuk jika kredit tersebut Lancar, Kurang Lancar,
Diragukan dan Macet?

Jawab:

Baki Debet = 70.000.000


Nilai Jaminan = 70.000.000 (diikat SKMHT)
Nilai NJOP = 35.000.000
(aturan: jika tanah dan bangunan diikat selain hak tanggunan maka nilai jaminan sebagai
pengurang PPAP diperhitungkan sebesar 60% dari nilai NJOP)
Nilai Jaminan Pengurang PPAP = 21.000.000

Penyelesaian:

PPAP Lancar
= 70.000.000 x 0,5%
= 350.000

PPAP Kurang Lancar


= (70.000.000 - 21.000.000) x 10%
= 4.900.000

PPAP Diragukan
= (70.000.000 - 21.000.000) x 50%

11
= 25.500.000

PPAP Macet
= (70.000.000 - 21.000.000) x 100%
= 49.000.000
d. MENGANALISA PPAP SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Dalam pemberian kredit, suatu perbankan akan menilai apakah debitur mampu untuk
melunasi kewajibannya kepada kreditur. Dalam hal ini, pembentukkan PPAP dibentuk oleh
bank sebagai dana untuk menutup kemungkinan jika debitur tidak dapat melunasi
kewajibannya. PPAP dalam hal ini sebagai acuan untuk mengambil keputusan apakah debitur
dapat melunasi kewajibannya atau tidak.
Maka dari itu pihak Kreditur dalam hal ini perbankan harus memiliki atau membentuk PPAP
sebagai cadangan untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul pada saat
debitur tidak mampu menyelesaikan kewajibannya.

12
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Pengertian Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan
hanyalah sebagai "alat penguji" dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya
laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa
tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Untuk nilai ini
setingi-tinggginya sebesar 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang Seritifikat Bank
Indonesia dan Surat Utang Pemerintah Untuk nilai agunan ini setinggi-tingginya 100% yang
dapat digunakan sebagai pengurang Surat berharga yang aktif diperdagangkan di pasar
modal. Menurut Peraturan NOMOR 33 /POJK.

13
DAFTAR PUSTAKA
Taswan, 2005, Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
YOGYAKARTA.
http://www.scribd.com/doc/222503027/Akuntansi-Penyisihan-Penghapusan-Aktiva-Produktif

https://ferdinandwisnu.wordpress.com/2013/03/17/pengertian-jenis-jenis-fungsi-laporan-
keuangan-bank/

https://pinjol.blogspot.com/2017/07/contoh-kasus-perhitungan-ppap-kredit_17.html
https://bss.mediabpr.com/2011/04/perhitungan-ppap-kredit.html

14

Anda mungkin juga menyukai