Anda di halaman 1dari 2

2.

4 Patofisiologi

ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang mengakibatkan
kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalam jaring- jaring kapiler,
terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat kerusakan pertukaran gas dan
pengalihan ekstansif darah dalam paru-paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan
surfaktan, yang mengarah pada kolaps alveolar. Komplians paru menjadi sangat menurun atau paru-
paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan karakteristik dalam kapasitas residual fungsional,
hipoksia berat dan hipokapnia (Brunner & Suddart 616). Ada 3 fase dalam patogenesis ARDS:

1. Fase Eksudatif

Fase permulaan, dengan cedera pada endothelium dan epitelium, inflamasi, dan eksudasi cairan, Terjadi
2-4 hari sejak serangan akut.

2. Fase Proliferatif Terjadi setelah fase eksudatif, ditandai dengan influks dan proliferasi fibroblast, sel
tipe II, dan miofibroblast, menyebabkan penebalan dinding alveolus dan perubahan eksudat perdarahan
menjadi jaringan granulasi seluler/membran hialin. Fase proliferatif merupakan fase menentukan yaitu
cedera bisa mulai sembuh atau menjadi menetap, ada resiko terjadi lung rupture (pneumothorax).

3. Fase Fibrotik/Recovery Jika pasien bertahan sampai 3 minggu, paru akan mengalami remodeling dan
fibrosis. Fungsi paru berangsurangsur membaik dalam waktu 6 - 12 bulan, dan sangat bervariasi antar
individu, tergantung keparahan cederanya.

Perubahan patofisiologi berikut ini mengakibatkan sindrom klinis yang dikenal sebagai ARDS (Philip etal,
1995):

a. Sebagai konsekuensi dari semangan pencetus, complement cascade menjadi aktif yang selanjutnya
meningkatkan permeabilitas dinding kapiler.

b. Cairan, lekosit, granular, eritrosit, makrofag, sel debris, dan protein bocor kedalam ruang interstisiel
antar kapiler dan alveoli dan pada akhirnya kedalam ruang alveoli

c. Karena terdapat cairan dan debris dalam interstisium dan alveoli maka area permukaan untuk
pertukaran oksigen dan CO2 menurun sehingga mengakibatkan rendahnyan rasio ventilasi- perfusi dan
hipoksemia.

d. Terjadi hiperventilasi kompensasi dari alveoli fungsional, schingga mengakibatkan hipokapnea dan
alkalosis resiratorik.

e. Sel-sel yang normalnya melaisi alveoli menjadi rusak dan diganti oleh sel-sel yang tidak menghasilkan
surfaktan dengan demikian meningkatkan tekanan pembukann alveolar.
ARDS biasanya terjadi pada individu yang sudah pemah mengalami trauma fisik, meskipun dapat juga
terjadi pada individu yang terlihat sangat sehat segera sebelum awitan, misalnya awitan mendadak
seperti infeksi akut. Biasanya terdapat periode laten sekitar 18-24

Anda mungkin juga menyukai