LAPORAN PENDAHULUAN
CRANIOTOMY
NIM: 4399814901210007
2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN
CRANIOTOMY
1.1 Definisi
1.2 Tujuan
Craniotomi adalah jenis operasi otak. Ini adalah operasi yang paling umum
dilakukan untuk otak pengangkatan tumor. Operasi ini juga dilakukan untuk
menghilangkan bekuan darah (hematoma), untuk mengendalikan perdarahan dari
pembuluh, darah lemah bocor (aneurisma serebral), untuk memperbaiki
malformasi arteriovenosa (koneksi abnormal dari pembuluh darah), untuk
menguras abses otak, untuk mengurangi tekanan di dalam tengkorak, untuk
melakukan biopsi, atau untuk memeriksa otak.
1.3 Indikasi
Jalur arteri dan jalur tekanan vena sentral (CVP) dapat dipasang untuk
memantau tekanan darah dan mengukur CVP. Pasien mungkin atau tidak
diintubasi dan mendapat terapi oksigen tambahan.
Mengurangi Edema Serebral : Terapi medikasi untuk mengurangi edema
serebral meliputi pemberian manitol, yang meningkatkan osmolalitas serum dan
menarik air bebas dari area otak (dengan sawar darah-otak utuh). Cairan ini
kemudian dieksresikan malalui diuresis osmotik. Deksametason dapat diberikan
melalui intravena setiap 6 jam selama 24 sampai 72 jam ; selanjutnya dosisnya
dikurangi secara bertahap.
Meredakan Nyeri dan Mencegah Kejang : Asetaminofen biasanya
diberikan selama suhu di atas 37,50C dan untuk nyeri. Sering kali pasien akan
mengalami sakit kepala setelah kraniotomi, biasanya sebagai akibat syaraf kulit
kepala diregangkan dan diiritasi selama pembedahan. Kodein, diberikan lewat
parenteral, biasanya cukup untuk menghilangkan sakit kepala. Medikasi
antikonvulsan (fenitoin, deazepam) diresepkan untuk pasien yang telah menjalani
kraniotomi supratentorial, karena resiko tinggi epilepsi setelah prosedur bedah
neuro supratentorial. Kadar serum dipantau untuk mempertahankan medikasi
dalam rentang terapeutik.
Memantau Tekanan Intrakranial : Kateter ventrikel, atau beberapa tipe
drainase, sering dipasang pada pasien yang menjalani pembedahan untuk tumor
fossa posterior. Kateter disambungkan ke sistem drainase eksternal. Kepatenan
kateter diperhatikan melalui pulsasi cairan dalam selang. TIK dapat di kaji dengan
menyusun sistem dengan sambungan stopkok ke selang bertekanan dan tranduser.
TIK dalam dipantau dengan memutar stopkok. Perawatan diperlukan untuk
menjamin bahwa sistem tersebut kencang pada semua sambungan dan bahwa
stopkok ada pada posisi yang tepat untuk menghindari drainase cairan
serebrospinal, yang dapat mengakibatkan kolaps ventrikel bila cairan terlalu
banyak dikeluarkan. Kateter diangkat ketika tekanan ventrikel normal dan stabil.
Ahli bedah neuro diberi tahu kapanpun kateter tanpak tersumbat. Pirau ventrikel
kadang dilakuakan sebelum prosedur bedah tertentu untuk mengontrol hipertensi
intrakranial, terutama pada pasien tumor fossa posterior
c. Dalam mengatur dan menggerakkan posisi pasien harus hati – hati jangan
sampai drain tercabut.
d. Perawatan luka operasi secara steril
2) Makanan
c. Flatus positif
3) Mobilisasi
Biasanya pasien diposisikan untuk berbaring ditempat tidur agar
keadaanya stabil. Biasanya posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus
tetap dilakukan perubahan posisi agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang
menjalani pembedahan abdomen dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini
4) Pemenuhan kebutuhan eliminasi
a. Sistem Perkemihan
→ komplikasi ginjal
b. System Gastrointestinal
7. PATHWAY
1.8 Konsep Asuhan Keperawatan
1.8.1 Pengkajian
1) Pengkajian Primer
a. Airway
• Riwayat epilepsy
• Hamiparase, ataksia
• Gangguan penglihatan
• Pusing
• Sakit kepala
• Kelemahan
• Tinitus
• Afasia motorik
• Masalah bicara
• Mudah tersinggung
k. Sistem kepercayaan
baik. kapiler.
baik. pemeriksaan
laboratorium.
3. Memberikan
informasi
tentang volume
sirkulasi,
4. Berikan cairan keseimbangan
IV atau produk cairan dan
darah sesuai elektrolit.
indikasi. 4. Mempertahanka
n volume
sirkulasi
DAFTAR PUSTAKA
Brown CV, Weng J, Oh D, et al. 2009. Does routine serial computed tomography
of the head influence management of traumatic brain injury. A prospective
evaluation Trauma.
Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8). Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :EGC