Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN

(sesuaikan judul)

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan


Tugas Stase Maternitas

Oleh :
Nama:………

LOGO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2021
Kata Pengantar
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 3
1.2.1 Tujuan Umum 3
1.2.2 Tujuan Khusus 4
1.3Manfaat 5
1.3.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan 5
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan 5
1.3.3 Bagi Lahan Praktik 5

BAB 1ITINJAUAN PUSTAKA 6


2.1. Defenisi 6
2.2. Etiologi 8
2.3. Manifestasi Klinis 12
2.4. Mind Maping 19
2.5.Penatalaksanaan 18
2.5.1. Medis 20
2.5.2. Keperawatan 22
2.6. Penerapan Evidance Based nursing (EBN) 29
2.7. Discharge Planning 33

BAB 1IITINJAUAN KASUS 34


3.1. Pengkajian 34
3.2. Diagnosa Keperawatan
433.3. Intervensi 43
3.4. Implementasi 43

BAB IV PEMBAHASAN 52
4.1. Pengkajian 52
4.2. Diagnosa Keperawatan 52
4.3. Intervensi Keperawatan 53
4.4. Implementasi 54
4.5. Evaluasi 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56
5.1. Kesimulan 575.2.
Saran 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pada keadaan normal darah senantiasa berada di dalam sistem pembuluh


darah dan berbentuk cair. Keadaan ini dipertahankan bila terdapat keseimbangan
antara aktivitas koagulasi dengan aktivitas fibrinolisis pada sistem hemostasis
yang melibatkan endotel pembuluh darah, trombosit, protein pembekuan,
protein antikoagulan dan enzim fibrinolisis1. Terjadinya defek pada salah
satu atau beberapa komponen ini akan menyebabkan terjadinya gangguan
keseimbangan hemostasis dan menimbulkan komplikasi perdarahan atau
thrombosis.

Hiperkoagulasi atau juga sering disebut trombofilia keadaan pretrombotik


adalah suatu keadaan yang mempunyai dampak luas di masyarakat, bukan hanya
karena menyebabkan berbagai trombosis, tetapi juga dalam hal manajemen
kesehatan guna mencegah trombosis. Saat ini diperkirakan sekitar 200.000
penduduk di Amerika Serikat mengalami Venous Thromboemboli (VTE)
setiaptahunnya, dengan angka kematian sekitar 30%, dan sekitar 40.000 kematian
disebabkan oleh emboli paru. Bila dihubungkan dengan manifestasi klinik
trombosis, antara lain stroke, infark miokard akut atau penyakit pembuluh darah
perifer, maka keadaan ini menjadi penyebab kematian yang utama dinegara-
negara barat .

Dalam hemostasis normal, interaksi yang kompleks antara endotel,


trombosit dan protein koagulasi akan menghasilkan respons hemostasis yang
cepat dan terlokalisir pada tempat trauma. Sebaliknya, pada trombofilia terjadi
bekuan tanpa adanya trauma, atau terjadi koagulasi yang berlebihan. Trombofilia
disebut juga hiperkoagulabilitas karena pada keadaan ini darah menjadi lebih
kental sehingga memudahkan terjadinya trombosis. Trombofilia bisa terjadi akibat
kelainan kongenital atau kelainan yang didapat, yang akan menyebabkan
gangguan keseimbangan hemostasis. Sekitar 150 tahun yang lalu, Virchow telah
mengemukakan teori mengenai patogenesis trombosis, yang melibatkan pembuluh
darah, aliran darah serta kimiawi darah itu sendiri. Hal ini dikenal dengan Triad
Virchow.

Gangguan pada setiap kompenen Triad Virchow ini dapat menyebabkan


trombofilia, baik karena aktivasi yang berlebihan, atau berkurangnya antikoagulan
alamiah dan/atau mekanisme fibrinolysis. Sampai pertengahan tahun 1980, hanya
sedikit yang dapat dilakukan laboratorium dalam manajemen trombosis, walaupun
pada tahun 1960 telah diketahui hubungan antikoagulan lupus dengan trombosis.

Perubahan hemostasis dapat terjadi dengan berbagai kondisi klinik, salah


satunya adalah stroke iskemik. Gangguan hemostasis yang terjadi berhubungan
dengan koagulopati. Keadaan hiperkoagulasi menjadi dasar timbulnya trombosis
dan menjadi signifikan terhadap timbulnya stroke iskemik. Sekitar 80%
kejadian stroke iskemik, dasar terjadinya adalah aterotrombosis pada pembuluh
darah besar, mikroaterom pada pembuluh darah kecil, dan emboli dari jantung.
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga oleh Departemen Kesehatan
tahun 2008, penyakit yang didasari trombosis seperti stroke dan jantung
korone rmenjadi penyebab kematian utama di Indonesia terutama di
perkotaan. Studi epidemiologik menunjukkan beberapa faktor resiko terjadinya
stoke iskemik, termasuk hipertensi, merokok, diabetes melitus, dan faktor
hemostasis.

Beberapa Pemeriksaan hemostasis diatas dapat menunjukkan keadaan


hiperkoagulasi yang mengakibatkan terjadinya trombosis dan salah satunya
menyebabkan stroke iskemik. Dengan mengetahui adanya keadaan hiperkoagulasi
maka dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengobatan terhadap kemungkinan
terjadinya trombosis. Pada saat ini upaya untuk mencegah terjadinya trombosis
yang dapatmengakibatkan stroke iskemikadalahpemberian anti
agregasitrombositseperti aspirin. Pemberianantikoagulan jugamerupakan salah
satu tindakan pencegahan terjadinya stroke iskemik, terutama stroke
kardio emboli . Pemberian anti koagulan juga diberikan untuk pencegahan
terjadinya VTE atau emboli paru dimana pasca stroke kejadiannya meningkat.

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk


membahas lebih lanjut mengenai Manajemen Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Sistem Hematologi DenganTrombofilia di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2021

1.2 Tujuan

1.2.1 TujuanUmum

Setelah menyelesaikan Praktik Belajar Lapangan Komprehensif ini,


diharapkan mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan secara
komprehensif pada pasien gangguan sistem Hematologi Dengan Trombofilia di
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2021.

1.2.2 TujuanKhusus

a. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi


keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan sistem Hematologi
Dengan Trombofilia di RSUP H. Adam Malik Medan.
b. Melakukan pengkajian terkait dengan kebutuhan dasar pasien dengan
gangguan sistem Hematologi DenganTrombofilia di RSUP H. Adam Malik
Medan
c. Menegakkan diagnosis pasien dengan gangguan sistem Hematologi Dengan
Trombofilia di RSUP H. Adam Malik Medan
d. Menyusun intervensi keperawatan dan rasionalnya pasien dengan gangguan
sistem Hematologi Dengan Trombofilia di RSUP H. Adam Malik Medan
e. Mengimplementasikan perencanaan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Hematologi Dengan Trombofilia di RSUP H. Adam Malik
Medan.
f. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
Hematologi DenganTrombofilia di RSUP H. Adam Malik Medan
g. Menerapkan evidence based nursing (EBN) dalam tindakan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem Hematologi Dengan Trombofilia di RSUP H.
Adam Malik Medan
h. Menyusun discharge planning dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem Hematologi Dengan Trombofilia di RSUP H.
Adam Malik Medan
i. Menerapkan prinsip patient safety dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan sistem Hematologi Dengan Trombofilia di
RSUP H. Adam Malik Medan
1.3 Manfaat

1.3.1 BagiMahasiswaKeperawatan

Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) ini


dapatmenjadipengalamanberhargabagimahasiswa agar mampumenerapkanilmu
yangsudahdidapatkan dan melakukanpengelolaansecarakomprehensif
padapasienkhususnyapasiendengangangguansistemhematologi:
Trombofiliasertamengasahkemampuanberpikirkritismahasiswadalammelakukanm
anajemenasuhankeperawatan pada pasientersebut.

1.3.2 BagiInstitusi Pendidikan

Institusidapatmeningkatkankualitasmahasiswanyamelaluipengalamanprakt
ikbelajarkomprehensif yang
memberikankemampuanbagimahasiswauntukmengelolapasien,
khususnyapasiendengangangguansistemhematologi.

1.3.3 BagiLahanPraktek

PraktikBelajarLapanganKomprehensifinidilakukandenganmenggunakanil
mu yang terbarumelaluipenerapanevidence based nursing (EBN)
sehinggadapatmenjadimasukanbagiperawatdalammenerapkanilmu yang
terbarudalammelaksanakanasuhankeperawatankepadapasien, khususnya pada
pasiendengangangguansistemhematologi :Trombofilia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefenisiTrombofilia

TrombofiliaatauHiperkoagulasiadalahkondisidalamkomponen-komponen
yang adadalamalirandarah yang cenderungmenyebabkanterjadinyatrombosis.
Trombusterjadibilatidakadakeseimbanganantarafaktortrombogenik dan
mekanismeproteksiterjadinyatrombosis.
Faktortrombogenikterdiridaripembuluhdarah yang rusak,
rangsanganagregasitrombosit, pembekuandarahaktif, dan stasis.
Faktorproteksiterjadinyatrombosisadalahendotel yang utuh, antikoagulan,
bersihanfaktorpembekuanaktif, dan sistem fibrinolysis (Karen Kaufman, 2015).

2.2 Etiologi
Proses menggumpalnyadarahmelibatkantrombosit dan protein khusus yang
disebutfaktorpembekuandarah. Dalamkondisi normal,
menggumpalnyadarahiniterjadiketikatubuhmengalamiluka. Setelah
penyembuhanlukaselesai, gumpalandarah yang terbentukiniakanhilang.
Namun, pada kondisidarahkental,
gumpalandarahinidapatterjadimeskipuntubuhsedangtidakmengalamiluka. Ada
berbagaihal yang
dapatmenyebabkanseseoranglebihberisikomengalamidarahkental, di antaranya:
1. Faktorketurunanataubawaan yang diturunkandari orang tua.
2. Obat-obatantertentu, sepertiobat hormonal, pil KB, tamoxifen, dan heparin.
3. Gumpalankolesterol di
pembuluhdarahakibattingginyakadarkolesteroldalamdarah.
4. Memilikipenyakittertentu, sepertisirosis, kanker, diabetes,
radangpembuluhdarahatauvaskulitis, penyakitjantung, sepsis, dan
kelainanautoimun.
5. Mengalamicedera, misalnyapatahtulang di kaki.
6. Obesitas.
7. Memilikikebiasaanhidup yang kurangsehat, misalnyamerokok dan
jarangberolahraga.
Selainbeberapahal di atas, ada juga beberapafaktor lain yang
dapatmeningkatkanrisikoterjadinyadarahkenal, sepertiharusberbaring lama
setelahoperasi, usiatua, dan kehamilan.
Jika sudahmenimbulkansumbatan pada alirandarah, darahkental yang
rentanmenggumpalinidapatmenyebabkanmunculnyamasalahkesehatanlebihlanjut.
Oleh karenaitu, kondisiiniperludideteksisejakdini dan diobatisecepatnya.
2.3 ManifestasiKlinis
Darah kentalsendiribiasanyatidakmenimbulkangejala.
Gejalaakanmunculketikadarahsudahmenggumpal dan menyumbatalirandarah.
Gejala yang dapatterjadiketikadarahsudahmenggumpal pun bervariasi, tergantung
di mana lokasipenggumpalantersebutmuncul di dalamtubuh.
Berikutiniadalahgejala yang
dapatmunculberdasarkanlokasipenggumpalandarah:
1. Pada lenganatau kaki
Jika penggumpalanterjadi pada lenganatau kaki,
gejalanyabisaberupapembengkakan, nyeri, perubahanwarnakulit, dan
munculsensasihangatataukesemutan di anggotageraktubuhtertentu.
2. Pada Jantung dan paru-paru
Darah kental yang menyebabkanpenggumpalandarah di organ
jantungbisamenyebabkanpenyakitjantung. Gejalanyabisaberupanyeri dada
berat yang menyebarkelenganatauleher, sesak napas, keringatdingin, mual,
pusing, dan pingsan.
3. Sedangkandarahkental di paru-parudapatmenyebabkangejalaberupanyeri
dada, batuk-batuk, berkeringat, napas sesakatauberat, pusing, pingsan, dan
denyutnadicepat.
4. Pada salurancerna
Jika penggumpalanterjadi pada saluranpencernaan, gejala yang
dapatmunculadalahnyeriperutparah, diare, perutkembung, muntah, dan
darahbercampur pada tinjaataumuntahan.
5. Pada ginjal
Jika penggumpalanterjadi di ginjal, gejalanyadapatberupademam, mual dan
muntah, sesak napas, terdapatdarah pada urine, nyeri di
pinggangataupunggung, sertapembengkakan di kaki.
6. Pada otak
Darah kental yang menyebabkangumpalandarah di
otakdapatmenyebabkanalirandarah di otakterganggu. Hal
inibisamenimbulkangejala stroke, sepertikelemahanataulumpuh pada salah
satusisitubuh, pusing, kebingungan, sakitkepala, sulitmenelanataubicara,
hinggakejang.
2.4 Mind Mapping HemostasisSekunder

Trombosis FaktorKoagula
darah di vena si

Membentukjarin
Tekanan vena gan fibrin
distal
meningkat

Longterm response
Insufiensi
vena kronis
Fibrinolysis

Penurunan
Koagulasiberlebihan
sirkulasi darah

Pembulu darah
menyempit 1. Kurang
3.
Perfusijaringansere pengetahuan
braltidakefektif
2. Nyeri
NOC :
1. Kowlwdge : disease
NOC :
process
NOC : 1. Pain Level,
2. Kowledge : health
Circulation status 2. Pain control,
Behavior
Tissue Prefusion : cerebral 3. Comfort level
NIC :
NIC: NIC :
a. Berikanpenilaiantentangti
1. Berikaninformasi pada 1. Kajinyerisecarakompr
ngkatpengetahuanpasien
keluarga ehensif
b. Jelaskanpatofisiologidarip
2. Pantau intake out put 2. Kajiskalanyeri,
enyakit dan dengancara
3. Berikanposisi semi fowler intesnsitas dan
yang tepat.
4. Minimalkan stimuli kualitasnyeri
c. Gambarkantanda dan
darilingkungan 3. Kaji factor
gejala yang biasamuncul
ketidaknyamanan
pada penyakit,
4. Ajarkanteknikrelaksas
dengancara yang tepat
i
2.5 Penatalaksanaan

2.5.1 Medis
a. Aspirin
Aspirin dapatmencegahterjadinya/berulangnya stroke
iskemikakibattrombofilia. Untukdapatmemberikankhasiat yang maksimal,
diberikan aspirin dosistinggisebesar 1000-1300mg/hari (Farida, 2019)
b. Tikopidin
Bekerjamencegah stroke kambuh pada pasienpasca stroke.
Obatinimemilikiefeksamping yang berpengaruhterhadaplambung dan
dapatterjadidiare. Penderita stroke yang
diberikanobatiniharusdipantausecarateraturdenganmenghitungseldarahputih
(Wijaya & Putri, 2015).
c. Antikoagulan
Obatantikoagulan yang seringdiberikankepadapasien stroke yaitujenis heparin
dan coumarin. Efeksamping yang ditimbulkanyaituperedaran dan
berkurangnyajumplahkepingdarah yang
cenderungterjadimembentukbekuandarah (trombosis) (Wijaya & Putri, 2015).
d. Neuroprotektor
Sasaranobatiniadalahdaerahiskemia yang jaringansudahinfrak. Beberapaobat
yang memilikiefekneuroprotektifdiantaranya : nimodipine, piracetam,
nafridofurly dan lain-lain (Farida & Amalia, 2019).
2.5.2 Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Perawat perlu melakukan pengkajian secara lengkap dan menyeluruh dalam
memberikan asuhan keperawatan (komprehensif geriatric assessment). Pengkajian
tersebut meliputi pengkajian biopsikososial, pengkajian kondisi fisik, pengkajian
psikologis, status fungsional (ADL), status nutrisi, dan interaksi diantara hal-hal
tersebut. Pengkajian secara komprehensif/paripurna ini bersifat holistic; meliputi
aspek bio-psiko-sosial-spiritual; pada lingkup kuratif, rehabilitative, promotive,
preventif; pengkajian status fungsional; pengkajian status psiko-kognitif;
pengkajian asset keluarga klien sosial (Sunaryo, dkk, 2016).
2. Anamnesis
a. IdentitasPasien
Sebelummelakukan anamnesis,
pastikanbahwaidentitassesuaidengancatatanmedis.
Perawathendaknyamemperkenalkandiri, sehinggaterbentukhubungan
yang baik dan salingpercaya yang
akanmendasarihubunganterapeutikselanjutnyaantaraperawat dan
kliendalamasuhankeperawatan. Untukitu, pengkajian yang
digunakanadalah minimal terdiriatas: data dasar (identitas, alamat, usia,
pendidikan, pekerjaan, agama, dan sukubangsa) (Sunaryo,dkk, 2016).
b. Privasi
Klien yang berhadapandenganperawat, pastikan anamnesis dilakukan di
tempat yang tertutup dan kerahasiaanklienterjaga.
c. Pendamping
Hal inidibutuhkanuntukmenghindarihal-hal yang
mungkinkurangbaikuntukklien dan
perawatketikaklienberlainanjeniskelamin. Selainitu,
pendampingkliendapatmembantumemperjelasinformasi yang dibutuhkan,
terutamaklienlansia dan anak yang sulit di ajakberkomunikasi (Sunaryo,
dkk,2016).
3. KeluhanUtama
Biasanyaklienmengeluhmerasatidaknyaman, nyeri pada kelapa menetap
4. Riwayat PenyakitDahulu
Perludikajiadanyariwayatpenyakit DM, hipertensi, kelainanjantung. Riwayat
penyakit yang lalusepertiriwayatpenyakit musculoskeletal
sebelumnyariwayatpekerjaan yang dapatberhubungandenganpenyakit
musculoskeletal, penggunaanobat, riwayatmengkonsumsialkohol dan
merokok.
5. Riwayat PenyakitSekarang
Kronologisperistiwatrombofiliasetelahaktivitasbiasanyatiba-
tibaterjadikeluhanneurologissepertipusing, sakitkepalahebat.
6. Riwayat penyakitkeluarga
Perludikajimungkinadaanggotakeluargasedarah yang
pernahmengalamihalserupa.
7. PengkajianPsikososial dan Spiritual
Psikologi :biasanyamengalamipeningkatan stress
Sosial:cenderungmenarikdiridarilingkungan
Spiritual :kaji agama terlebihdahulu, dan bagaimanacarapasienmenjalankan
ibadah menurutagamanya.
8. PemenuhanKebutuhanNutrisi
a. Kebutuhannutrisi
Makan :Kajifrekuensi, jenis, komposisi (pantangan/kebutuhanmakanan
kaya protein)
Minum :Kajifrekuensi, jenis (pantanganalkohol)
b. Kebutuhaneliminasi
BAK :Frekuensi, jumlah, warna, bau
BAB :Frekuensi, jumlah, warna, bau
c. Kebutuhanaktivitas
Biasanyaklienkurangatautidakdapatmelaksankanaktivitassehari-
harisecaramandiri
9. PemeriksaanFisik
a. Keadaanumum dan tanda-tandavital :hipertensi, DM, Penyakitlain,
frekuensinadidapatbervariasikarenaketidakefektifanfungsi/
keadaaanjantung, penurunankesadaran.
b. Kepala :adanyasakitkepalahebat, sakitkepala yang
dirasakandenganintensitas yang berbeda.
c. Wajah :kesulitanmengepresikandiri, terjadiparalisis
d. Mata :gangguanpenglihatan, penglihatanmenurunsepertibuta,
kehilangandayalihat
e. Hidung :gangguan pada penciuman.
f. Mulut dan faring :nafsumakanhilang, muntahselamafasepeningkatan TIK,
ketidakmampuanmenelan, kehilangansensasi rasa.
g. Leher
:frekuensinadidapatbervariasikarenaketidakefektifanfungsi/keadaanjantun
g.
h. Pemeriksaanthoraks
Inspeksi :bentuk dada simetris
Perkusi :resonan
Palpasi : vocal premitussimetrisantara kana dan kiri
Auskultasi :suaranafasterdengarronki
i. Abdomen
Inspeksi :terdapatpernafasanperut
Auskultasi :bising usus normal
Perkusi : timpani
Palpasi :distensi abdomen (distensikandungkemihberlebihan)
j. Pemeriksaanintegumen : turgor kulitkembali< 3 detik.
k. Pemeriksaanekstermitasbawah :gangguan tonus otot, paralistikhemiplagia
dan terjadikelemahanumum. Hilangnyarangsangansensoriskontra lateral
(adanyasisitubuh yang berlawanan/pada ekstermitas dan kadang pada
satusisi) pada wajah. Tingkahlakutidakstabil.
l. Pemeriksaangenitalia :terdapatinkontinensiaurinatautidak
m. Pemeriksaanneurologis
1) Nervus Olfaktorius :biasanyaadamaalah pada penciuman dan
ketajamanpenciumankiri dan kananberbeda
2) Nervus Optikus :gangguanhubungan visual parsial
3) Nervus Okulomotoris :biasanya diameter pupil 2mm, pupil isokor dan
anisokor
4) Nervus Toklearis :pasiendapatmengikutiarahtangan
5) Nervus Trigeminus :pasien bias menyebutkanlokasiusapan
6) Nervus Abdusen :pasiendapatmengikutiarahtangan
7) Nervus Vestibulococlearis :fungsipendengaranmenurun
8) Nervus Glosofaringeus :hanyadapatmendengarjikasuarakeras dan jelas
9) Nervus vagus :kemampuanmenelanjikatidakbaik,
kesukaranmembukamulut
10) Nervus Asesoris : pada pasien stroke
hemoragictidakdapatmelawantananan pada bahu
11) Nervus Hipoglosus :pasiendapatmenjulurkanlidah,
namunartikulasikurangjelas.
n. Fungsimotorik
Hampirselaluterjadikelumpuhanataukelemahan pada salah satusisitubuh
o. Fungsisensorik
Dapatterjadihemihipestesiaataumerasakan sensor seisisaja.
p. Reflekfisiologis
Pada pemeriksaan siku, biasanyasaat siku
diketuktidakadaresponapapundari siku, tidakfleksimaupunekstensi
(reflekbisep (-) ) dan pada pemeriksaantriseprespontidakadafleksi dan
supinasi (reflektrisep (-) ).
q. Reflekpatologis
1) Reflekhoffmantromerbiasanyajaritidakmengembangketikadiberireflek
(+).
2) Pada saatpemeriksaanreflekbluedzensky kaki kiripasienfleksi (+).
3) Pada saattelapak kaki digoresbiasanyajaritidakmengembang
(reflekbabinsky (+) ).
4) Pada saat dorsum pedis digoresbiasanyajari kaki juga tidakberespon
(reflekcaddok (+) )
5) Pada
saattulangkeringdigurutdariataskebaahbiasanyatidakadaresponfleksiat
auekstensi (reflekopenheim (+) )
6) Pada saatbetisdiremasdengankuatbiasanyapasientidakmerasakanapa-
apa (reflekgordon (+) )
7) Pada saatdilakukanreflek patella biasanya femur
tidakbereaksisaatdiketukkan( (+) ).
3. DiagnosaKeperawatan
1. Kurang pengetahuan
2. Nyeri
3. Perfusijaringanserebraltidakefektif
4. IntervensiKeperawatan
N DiagnosaKe NOC NIC
o perawatan
.
1 Perfusijaring Circulation status Intrakranial Pressure (ICP)
anserebraltid Tissue Prefusion : cerebral Monitoring (Monitor
akefektif KriteriaHasil : tekananintrakranial)
1. Mendemonstrasikan 1. Berikaninformasikepadakel
status sirkulasi yang uarga
ditandaidengan : 2. Set alarm
2. Tekanan systole 3. Monitor
dandiastoledalamrentan tekananperfusiserebral
g yang diharapkan 4. Catatresponpasienterhadap
3. Tidakadaortostatikhiper stimuli
tensi 5. Monitor
4. Tidakadatandatandapen tekananintrakranialpasien
ingkatantekananintrakra dan respon neurology
nial (tidaklebihdari 15 terhadapaktivitas
mmHg 6. Monitor jumlah drainage
5. Mendemonstrasikanke cairanserebrospinal
mampuankognitif yang 7. Monitor intake dan output
ditandaidengan: cairan
Berkomunikasidenganj 8. Restrain pasienjikaperlu
elas dan 9. Monitor suhu dan angka
sesuaidengankemampu WBC
an, 10. Kolaborasipemberian
menunjukkanperhatian, antibiotic
konsentrasi dan 11. Posisikanpasien pada
orientasi, posisisemifowler
memprosesinformasi, 12. Minimalkan stimuli
dan darilingkungan
membuatkeputusanden Peripheral Sensation
ganbenar Management
6. Menunjukkanfungsisen (Manajemensensasiperifer)
sorimotori cranial yang 1. Monitor
utuh adanyadaerahtertentu yang
:tingkatkesadaranmamb hanyapekaterhadappanas/d
aik, ingin/tajam/tumpul
tidakadagerakangeraka 2. Monitor adanyaparetese
ninvolunter 3. Instruksikankeluargauntuk
mengobservasikulitjikaada
lsiataulaserasi
4. Gunakansaruntanganuntuk
proteksi
5. Batasigerakan pada kepala,
leher dan punggung
6. Monitor kemampuan BAB
7. Kolaborasipemberiananalg
etik
8. Monitor
adanyatromboplebitis
9. Diskusikanmengenaipenye
babperubahansensasi
2 Nyeri a. Pain Level, Pain Management
b. Pain control, 1. Lakukanpengkajiannyerise
c. Comfort level carakomprehensiftermasukl
KriteriaHasil : okasi, karakteristik, durasi,
1. Mampu mengontrolnyeri frekuensi, kualitas dan
(tahupenyebabnyeri, faktorpresipitasi
mampumenggunakanteh 2. Observasireaksi nonverbal
niknonfarmakologiuntuk dariketidaknyamanan
menguranginyeri, 3. Gunakanteknikkomunikasit
mencaribantuan) erapeutikuntukmengetahuip
2. Melaporkanbahwanyerib engalamannyeripasien
erkurangdenganmenggun 4. Kaji kultur yang
akanmanajemennyeri mempengaruhiresponnyeri
3. Mampu mengenalinyeri 5. Evaluasipengalamannyeri
(skala, intensitas, masa lampau
frekuensi dan tandanyeri) 6. Evaluasibersamapasien dan
4. Menyatakan rasa timkesehatan lain
nyamansetelahnyeriberku tentangketidakefektifankon
rang trolnyeri masa lampau
5. Tanda vital dalamrentang 7. Bantu pasien dan
normal keluargauntukmencari dan
menemukandukungan
8. Kontrollingkungan yang
dapatmempengaruhinyerise
pertisuhuruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangifaktorpresipitasiny
eri
10. Pilih dan
lakukanpenanganannyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
11. Kajitipe dan
sumbernyeriuntukmenentu
kanintervensi
12. Ajarkantentangteknik non
farmakologi
13. Berikananalgetikuntukmen
guranginyeri
14. Evaluasikeefektifankontrol
nyeri
15. Tingkatkanistirahat
16. Kolaborasikandengandokte
rjikaadakeluhan dan
tindakannyeritidakberhasil
17. Monitor
penerimaanpasiententangm
anajemennyeri
Analgesic Administration
1. Tentukanlokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajatnyerisebelumpember
ianobat
2. Cek
instruksidoktertentangjenis
obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayatalergi
4. Pilihanalgesik yang
diperlukanataukombinasida
rianalgesikketikapemberian
lebihdarisatu
5. Tentukanpilihananalgesikte
rgantungtipe dan
beratnyanyeri
6. Tentukananalgesikpilihan,
rutepemberian, dan dosis
optimal
7. Pilihrutepemberiansecara
IV, IM
untukpengobatannyerisecar
ateratur
8. Monitor vital sign sebelum
dan
sesudahpemberiananalgesik
pertama kali
9. Berikananalgesiktepatwakt
uterutamasaatnyerihebat
10. Evaluasiefektivitasanalgesi
k, tanda dan gejala
(efeksamping)
3 Kurang a. Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
pengetahuan process 1. Berikanpenilaiantentangtin
b. Kowledge : health gkatpengetahuanpasientent
Behavior ang proses penyakit yang
KriteriaHasil : spesifik
1. Pasien dan 2. Jelaskanpatofisiologidaripe
keluargamenyatakanpe nyakit dan
mahamantentangpenya bagaimanahaliniberhubung
kit, kondisi, prognosis andengananatomi dan
dan program fisiologi, dengancara yang
pengobatan tepat.
2. Pasien dan 3. Gambarkantanda dan gejala
keluargamampumelaks yang biasamuncul pada
anakanprosedur yang penyakit, dengancara yang
dijelaskansecarabenar tepat
3. Pasien dan 4. Gambarkan proses
keluargamampumenjela penyakit, dengancara yang
skankembaliapa yang tepat
dijelaskanperawat/timk 5. Identifikasikemungkinanpe
esehatanlainnya nyebab, dengnacara yang
tepat
6. Sediakaninformasi pada
pasiententangkondisi,
dengancara yang tepat
7. Hindariharapan yang
kosong
8. Sediakanbagikeluargainfor
masitentangkemajuanpasie
ndengancara yang tepat
9. Diskusikanperubahangayah
idup yang
mungkindiperlukanuntukm
encegahkomplikasi di masa
yang akandatang dan atau
proses
pengontrolanpenyakit
10. Diskusikanpilihanterapiata
upenanganan
11. Dukungpasienuntukmenge
ksplorasiataumendapatkan
second opinion dengancara
yang
tepatataudiindikasikan
12. Eksplorasikemungkinansu
mberataudukungan,
dengancara yang tepat
13. Rujukpasien pada
grupatauagensi di
komunitaslokal,
dengancara yang tepat
14. Instruksikanpasienmengena
itanda dan
gejalauntukmelaporkan
pada
pemberiperawatankesehata
n, dengancara yang tepat

5. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2014). Sedangkan menurut Asmadi (2015)
pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau tindakan yang diberikan
kepada klien sesuai dengan rencana yang telah diterapkan tergantung pada situasi
dan kondisi klien saat itu. Implementasi keperawatan menurut Asmadi (2015)
dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
profesional diantaranya :
1. Independen
Independen implementasi merupakan implementasi yang diprakarsai oleh
perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan
kebutuhan, misalnya : membantu dalam activity daily living (ADL),
perawatan diri, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, memberikan
dorongan motivasi.
2. Interdependen
Interdependen implementasi adalah tindakan keperawatan atas dasar
kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya seperti
dokter. Serta respon pasien setelahpemberianmerupakantanggungjawab dan
menjadiperhatianperawat.
3. Dependen
Dependenimplementasiadalahtindakanperawatatasdasarrujukandariprofesi
lain sepertiahligizi, physiotherapi, psikolog dan sebagainya.
6. Evaluasi
Evaluasiadalahperbandingan yang sistematis dan
terrencanatentangkesehatankliendengantujuan yang telahditetapkan,
dilakukandengancarabersinambungandenganmelibatkanklien, keluarga, dan
tenagakesehatanlainnya (Setiadi, 2014). Faktor-faktor yang
mempengaruhikeberhasilantindakankeperawatanadalahpasienkooperatif.
Kooperatifitusendiriadalahsuatu model pengamatanataupembelajaran,
dimanaseseorangmampuuntukmenerimapenjelasan yang telahdisampaikan dan
mampuuntukmengulangikembaliapa yang telahdisampaikansehinggatercapaihasil
yang diinginkan (Herman, 2015).
Perumusanevaluasiformatifmeliputi 4 komponen yang
dikenaldenganistilah SOAP (Asmadi, 2015) :
1. S (Subjektif) : data berupakeluhanklien. Keluhan yang
setelahdilakukanintervensikeperawatan ,mungkinberkurang,
hilangataumasihsamasepertisebelumnya.
2. O (Objektif) : data hasilpemeriksaan. Hasil pemeriksaanbergunasebagai
data pendukungdarikeluhanpasien.
3. A (Assement/ analisa data) :pembanding data denganteori.
Menentukanapakahterdapatkecocokanantara data
denganteorisehinggadapatdisimpulkanapakahmasalahsudahdapatdiatasi.
4. P (Planning) :merupakansebuahperencanaan.
Menentukankembaliperencanaanselanjutnya, apakahperludipertahankan,
ataudiubahsesuaidengankebutuhanpasien.
5.
2.6 Penerapan Evidance Based Nursing (EBN)
Berdasarkan sistematik review yang dilakukan oleh Tores, 2015
menjelaskan bahwa dari 75 jurnal penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan
bahwa trombofilia dapat mengakibatkan terjadinya stroke pada pasien. Hal ini
dikarenakan trombofilia atau penggumpalan darah yang tidak segera diatasi akan
berdampak pada komlikasi terhadap sistem kardiovaskular juga.
2.7. Patient Safety

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien


lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(Permenkes, 2017).
Berdasarkan komisi akreditasi rumah sakit (KARS) telah menetapkan
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) sebagai acuan dalam
menjalankan pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit. Salah satu bagian
dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) mengatur tentang
keselamatan pasien (patientsafety) yang bertujuan untuk mendorong peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien (KARS, 2018).
Fasilitaspelayanankesehatanharusmenyelenggarakankeselamatanpasien
(patient safety). Permenkes (2017) menyatakanbahwapenyelenggaraanpatient
safety tersebutdilakukanmelaluipembentukansistempelayanan yangmenerapkan:
standarKeselamatanPasien, sasaranKeselamatanPasien, dan
tujuhlangkahmenujuKeselamatanPasien.
Sistempelayanankesehatanharusmenjaminpelaksanaan:
a. asuhanpasienlebihaman, melaluiupaya yang meliputiasesmenrisiko, identifikasi
dan pengelolaanrisikopasien;
b. pelaporan dananalisisinsiden, kemampuanbelajardariinsiden, dan
tindaklanjutnya; dan
c. implementasisolusiuntukmeminimalkantimbulnyarisiko dan
mencegahterjadinyacedera.
a. Standar Keselamatan Pasien antara lain meliputi:

1. Hak pasien;

2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga;

3. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan;

4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan


peningkatan Keselamatan Pasien;

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien;

6. Pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien; dan

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien.


b. Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi tercapainya hal-hal:
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar;

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif;

3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;

4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan


pada pasienyang benar;

5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan;

6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.

C. Tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien, terdiri atas:

1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien;

2. Memimpin dan mendukung staf;

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;

4. Mengembangkan sistem pelaporan;


5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien;

7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telahmengeluarkanPeraturan


Menteri Kesehatan no 1691/2011 tentangKeselamatanPasienRumahSakit.
PeraturaninimenjaditonggakutamaoperasionalisasiKeselamatanPasien di
rumahsakitseluruh Indonesia. Banyak rumahsakit di Indonesia yang
telahberupayamembangun dan mengembangkanKeselamatanPasien,
namunupayatersebutdilaksanakanberdasarkanpemahamanmanajementerhadapKes
elamatanPasien. Peraturan Menteri
inimemberikanpanduanbagimanajemenrumahsakit agar dapatmenjalankan spirit
KeselamatanPasiensecarautuh.
Menurut PMK 1691/2011, KeselamatanPasienadalahsuatusistem di
rumahsakit yang menjadikanpelayanankepadapasienmenjadilebihaman, oleh
karenadilaksanakannya: asesmenresiko, identifikasi dan analisisinsiden,
kemampuanbelajardariinsiden dan tindaklanjutnya,
sertaimplementasisolusiuntukmeminimalkantimbulnyaresiko dan
mencegahterjadinyacedera yang disebabkan oleh
kesalahanakibattindakanmedisatautidakdilakukannyatindakanmedis yang
seharusnyadiambil. Sistemtersebutmerupakansistem yang
seharusnyadilaksanakansecaranormatif.
Patient safety (keselamatanpasien)
rumahsakitadalahsuatusistemdimanarumahsakitmembuatasuhanpasienlebihaman.
Hal initermasuk :assesmentresiko, identifikasi dan pengelolaanhal yang
berhubungandenganrisikopasien, pelaporan dan analisisinsiden,
kemampuanbelajardariinsident dan
tindaklanjutnyasertaimplementasisolusiuntukmeminimalkantimbulnyaresiko.
Sisteminimencegahterjadinyacedera yang di sebabkan oleh
kesalahanakibatmelaksanakansuatutindakanatautidakmengambiltindakan yang
seharusnyadilakukan (DepKes RI, 2016).
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2014, patient
safetyadalahtidakadanyakesalahanataubebasdaricederakarenakecelakaan.
Keselamatanpasien (patient safety)
adalahsuatusistemdimanarumahsakitmembuatasuhanpasienlebihaman,
mencegahterjadinyacidera yang disebabkan oleh
kesalahanakibatmelaksanakansuatutindakanatautidakmengambiltindakan yang
seharusnyadiambil. Sistemtersebutmeliputipengenalanresiko, identifikasi dan
pengelolaanhal yang berhubungandenganresikopasien, pelaporan dan
analisisinsiden, kemampuanbelajardariinsiden, tindaklanjut dan
implementasisolusiuntukmeminimalkanresiko. Meliputi: assessment risiko,
identifikasi dan pengelolaanhalberhubungandenganrisikopasien, pelaporan dan
analisisinsiden, kemampuanbelajardariinsiden dan tindaklanjutnya,
implementasisolusiuntukmeminimalkantimbulnyarisiko, meliputi :
1)Assessment risiko
2)Identifikasi dan pengelolaanhalberhubungandenganrisikopasien
3)Pelaporan dan analisisinsiden
4)Kemampuanbelajardariinsiden dan tindaklanjutnya
5)Implementasisolusiuntukmeminimalkantimbulnyarisiko
Menurut IOM, KeselamatanPasien (Patient Safety)
didefinisikansebagaifreedom from accidental injury. Accidental
injurydisebabkankarena error yang
meliputikegagalansuatuperencanaanataumemakairencana yang salah
dalammencapaitujuan. Accidental injury juga
akibatdarimelaksanakansuatutindakan (commission) atautidakmengambiltindakan
yang seharusnyadiambil (omission). Accidental
injurydalamprakteknyaakanberupakejadiantidakdiinginkan (KTD = missed =
adverse event) atauhampirterjadikejadiantidakdiinginkan (nearmiss). Near
missinidapatdisebabkankarena: keberuntungan (misal:
pasienterimasuatuobatkontraindikasitetapitidaktimbulreaksiobat), pencegahan
(suatuobatdenganoverdosis lethal akandiberikan, tetapistaf lain mengetahui dan
membatalkannyasebelumobatdiberikan), atauperinganan (suatuobatdengan over
dosis lethal diberikan, diketahuisecaradinilaludiberikanantidotenya).
TujuanSistemKeselamatanPasienRumahSakitadalah:
1. Terciptanyabudayakeselamatanpasien di RumahSakit
2. MeningkatnyaakuntabilitasRumahSakitterhadappasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di RumahSakit
4. Terlaksananya program-program
pencegahansehinggatidakterjadipenanggulangan KTD
Sedangkantujuankeselamatanpasiensecarainternasionaladalah:
1. Identify patients correctly (mengidentifikasipasiensecarabenar)
2. Improve effective communication (meningkatkankomunikasi yang efektif)
3. Improve the safety of high-alert medications
(meningkatkankeamanandaripengobatanresikotinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery
(mengeliminasikesalahanpenempatan, kesalahanpengenalanpasien,
kesalahanproseduroperasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangirisikoinfeksi
yang berhubungandenganpelayanankesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm from falls
(mengurangirisikopasienterlukakarenajatuh).
2.8Discharge Planning
Discharge planningmerupakan proses
berkesinambungangunamenyiapkanperawatanmandiripasienpascarawatinap.
Proses identifikasi dan
perencanaankebutuhankeberlanjutanpasienditulisgunamemfasilitasipelayanankese
hatandarisuatulingkungankelingkungan lain agar
timkesehatanmemilikikesempatan yang cukupuntukmelaksanakandischarge
planning. Discharge planning dapattercapaibilaprosesnyaterpusat, terkoordinasi,
dan terdiridariberbagaidisiplinilmuuntukperencanaanperawatanberkelanjutan pada
pasiensetelahmeninggalkanrumahsakit.
Sasaranpasien yang diberikanperawatanpascarawatinapadalahmereka yang
memerlukanbantuanselama masa
penyembuhandaripenyakitakutuntukmencegahataumengelolapenurunankondisiaki
batpenyakitkronis. Petugas yang
merencanakanpemulanganataukoordinatorasuhanberkelanjutanmerupakanstafrum
ahsakit yang berfungsisebagaikonsultanuntuk proses discharge planning dan
fasilitaskesehatan, menyediakan Pendidikan kesehatan,
memotivasistafrumahsakituntukmerencanakansertamengimplementasikan
discharge planning. Misalnya, pasien yang membutuhkanbantuansosial, nutrisi,
keuangan, psikologi, transportasipascarawatinap. (Nursalam, 2016; The Royal
Marsden Hospital, 2014; Potter & Perry, 2005; Discharge Planning Association,
2016 ).
Discharge planningmerupakankolaborasiantarakeperawatan, pasien dan
keluargapascarawatinap, yang bertujuanuntukmenyiapkankemandirianpasien dan
keluargasecarafisik, psikologis, social, pengetahuan, keterampilanperawatandan
sistimrujukanberkelanjutan. Hal
tersebutdilaksanakanuntukmengurangikekambuhan,
sertamenukarinformasiantarapasiensebagaipenerimalayanandenganperawatselama
rawatinapsampaikeluardarirumahsakit (Nursalam, 2016).
Discharge planningbermanfaatdalammenurunkanjumlahkekambuhan,
menurunkanperawatankembali di rumahsakit dan keruangkedaruratan yang
tidakperlukecualiuntukbeberapadiagnosa,
membantuklienuntukmemahamikebutuhansetelahperawatan di rumahsakit,
sertadapatdigunakansebagaibahandokumentasikeperawatan (Doengoes,
Moorhouse &Murr, 2016).
Prinsip yang diterapkandalamDischarge PlanningmenurutNursalam, 2016
yaitupasienmerupakansasarandalam Discharge Planning
sehinggaperlupengkajiannilaikeinginan dan
kebutuhanpasienberdasarkanpengetahuandaritenagaatausumberdayamaupunfasilit
as yang tersedia di masyarakat.
Kemudiankebutuhantersebutakandikaitkandenganmasalah yang mungkintimbul
pada saatpasienkeluardarirumahsakit.
Melaluipengkajiantersebutdiharapkandapatmenurunkanresikomasalah yang
timbulpascarawatinap. Perencanaanpulangdilakukansecarakolaboratif pada
setiaptatananpelayanankesehatan dan dibutuhkankerjasama yang
baikantarpetugas.
Departemen Kesehatan R.I (2018) menjabarkanbahwaprinsipdischarge
planning diawalidenganmelakukanpengkajian pada
saatpasienmasukrumahsakitgunamempermudah proses
identifikasikebutuhanpasien.
Merencanakanpulangpasiensejakawaldapatmenurunkan lama masa
perawatansehinggadiharapkanakanmenurunkanbiayaperawatan. Discharge
planning disusun oleh berbagaipihak yang terkaitantara lain pasien, keluarga, dan
care giver berdasarkankebutuhanpasien dan keluargasecarakomprehensif. Hal
inimemungkinkanoptimalnyasumber-sumberpelayanankesehatan yang
sesuaiuntukpasiensetelahrawatinap. Prinsip discharge planning juga
meliputidokumentasipelaksanaan yang dikomunikasikankepadapasien dan
keluargadalamkurunwaktu 24 jam sebelumpasienkeluardarirumahsakit
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
1. IdentifikasiPasien
Nama : Tn. A
Umur : 60 Tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat : Jl. Setia Indah T. Selamat
Tgl. Pengkajian : Selasa, 03 Mei 2021
No RM : 83.57.10
Diagnosa : Trombofilia
Penanggungjawab Pasien :
Nama : Ny. J
Hubungan : Istri pasien
Alamat : Jl. Setia Indah T. Selamat
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhanutama :Nyeri pada bagian kepala.
P (nyeri muncul ketika pasien sedang berkerja dan ketika akan tidur. Q
(nyeri seperti tertusuk benda tajam), R (nyeri pada seluruh bagian kepala),
S (skala nyeri 6), T (nyeri dirasakan terus menerus sekitar 5 hari yang
lalu)
b. Riwayat
kesehatansekarang:Sebelummasukrumahsakitklienmerasakanbadannyale
mas, jantungseringberdebarkencang, kaki kesemutan,
penglihatanberkunang-kunang dan pusing. Kesemutanmenyebardiseluruh
kaki kanan dan kiri, kesemutan dan
pusingbisaredaketikadiistarahatkanndenganberbaring dan
bertambahketikaaktifitasberat.
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :Kliensebelumnyabelumpernahdirawat,
klienbarusekarangdirawatkarenasakitnyadirasasemakinbertambahberat.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Menurutklientidakada yang
mengalamipenyakit yang sama dan juga
tidakadariwayatketurunansepertipenyakit Asma, diabetes melitus dan
TBC.
e. Genogram

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: SudahMeninggal
: Tinggal dalam satu rumah

3. Pola kebiasaansehari-hari

N Pola Sebelummasuk RS Sesudahmasuk RS


o. kebia
saan

1 Pola Makan 3x/hari, nasi Makan 3x/hari,


maka biasaditambahlaukpauk dan jumlahsetenganporsi,
n dan sayurandenganjumlah 1 porsi dan makandengan diet nasi
minu
m tidakadapantanganapapun. biasa.
Minum 6-7 gelas/hari (± 1500 cc), Minum 7-8 gelas/hari (±
jenisminuman air putih dan teh. 1500 cc), jenisminum air
putih.

2 Pola BAB 1- BAB :Saatdikajisudah 2


elimi 2x/harikonsistensilembekwarnakuningk hariklienbelum BAB.
nasi ecokelatantidakadakeluhansaat BAB. BAK:Klien 4-
BAK 4-6/hari (± 1000 cc) 6x/hariwarnakuningjerni
warnakuningjernihtidakadakeluhansaat h, baukhas, ±500
BAK

3 Pola Tidurmalampukul 21.00 WIB – 05.00 Tidurmalampukul 21.00


istira WIB. WIB 05.00 WIB,
hat Tidursiangsaatkadang-kadang. tetapiseringterbangunkar
dan enaklienmerasanyeri
tidur pada kepala.

4 Pola Mandi 2x/hari, gosokgigi Mandi


perso 2x/harimencucirambut 3x/hari. 1x/haridengandilapdenga
nal n air hangat, gosokgigi
hygie 1x/hari, cucirambutsekali
ne dua hari.

5 Pola Klienmelakukanaktivitasdirumahmandi Klienberbaringsaja, ADL


aktivi ri dan aktifmelakukan kegiatan dibantumulaidarimakan,
tas keagamaan. minum, BAK dan BAB
oleh keluarga dan
perawat

4. Pemeriksaanfisik
a. KeadaanUmum :Klien tampak meringis menahan nyeri pada pada kepala.
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. PemeriksaanTTV : TD : 120/80 mmHg, S :37 0C, N: 80x/menit
RR : 16x/menit
d. PemeriksaanPersistem
1) SistemKardiovaskuler :Konjungtivamerahmuda, mukosabibirkering,
terdapat murmur, tidakterdapatpeningkatan vena jugularis (JVP),
tidakterdapat clubbing finger, pada ferkusiditemukansuararedup.
2) SistemPernapasan :Bentukhidungsimetris, tidakterdapatcupinghidung,
tidakterdapatsekret, terpasangoksigen, napas cepat dan dangkal,
pergerakan dada antarakanan dan kirisimetris, iramateratur, frekuensi
24x/menit.
3) SistemPencernaan :Bibirsimetris, bibirtampakkkering, keadaanmulut
dan gigibersih, bising usus 8x/menit, perutbuncit, lingkarperut 86 cm,
tidakterdapatpembesaranhepar, tidakterdapatnyeri.
4) SistemPersarafan : Tingkat kesadaran compos mentis,
kliendapatmengenal orang lain, waktu. Tesfungsikranial :
NI :Kliendapatmembedakanwangikayuputih dan kopi
NII :Kliendapatmembacakartunamaperawatdalamjarak 30 cm
N III, N IV, N VI
:Koordinasigerakanmatabaikditandaikliendapatmenggerakkan bola
matanyakesegalaarah, kontraksi pupil
terhadapcahayapositifditandaidengan pupil
mengecilketikakontakdengancahaya, diameter pupil kanan dan kiri 3
mm.
N V :Kliendapatmerasakansentuhan pada wajahnya,
saatwajahnyadisentuh oleh kapas :
Kliendapatmembukamatanyadenganspontan
N VIII :Kliendapatmendengarbunyijarum jam
N IX, N X :Terdapatgerakanopula pada saatmengucapkan kata
N XI :Kliendapatmenggerakankepalakesegalaarah.
N XII :Kliendapatmenjulurkanlidah
5) SistemPerkemihan : Blass tidakterabapenuh dan tidakadanyeritekan.
6) SistemIntegumen :Warnakulitputih, kuku pendek,
rambutberwarnaputih, turgor kulitlambatterbuktitidaksegerakembali
pada saatdicubit.
7) SistemMuskuloskeletal :Ekstremitasatas : bentuksimetris,
jumlahjarilengkap, dapatmenggerakanjari-jarisendiri,
pergerakanbebas, pada tangankananterpasanginfusan, reflekbisep (+),
reflektrisep (+) kekuatanotot 5 terbuktidengan ROM
ekstremitasatasdapatdigerakkankesegalaarah.
Ekstremitasbawah :bentuksimetris, jumlahhjarilengkap,
dapatmenggerakanjari-jari kaki, terdapat oedema pada kedua kaki,
reflekbabinski (-), reflek patella (+), kekuatanOtot 5
terbuktikliendapatdigerakkankesegalaarah.
8) SistemReproduksi :Tidak ada menderita penyakit atau kelainan pada
sistem reproduksi.
9) Sistem Hematologi : Adanya hiperkoagulasidalamkomponen-
komponen yang adadalamalirandarah, adanyathrombosis pada
pemeriksaan darah langkap.
e. Data Psikologis
1) Konsepdiri
Body Image
:Klienmengatakanpenyakitnyainidisebabkankarenakesibukan dan
mengakibatkankecapean. Klien mengatakan bahwa penyakitnya ini
tidak akan sembuh.
Ideal diri :Klienberharappenyakitnyacepatsembuh, dan
kembalisehatsepertisemula dan
akanmelakukantugasnyakembaliseorangkepalarumahtangga.
2) Peran :Klienmengatakanperannya di
dalamkeluargasebagiankepalakeluargasudahtidakdapatdijalankankare
napenyakitnya.
3) Identitasklien : Status kliendalamkeluargasebagaiseorang ayah.
f. Data Sosial
Kliendapatbersosialisasidenganbaik, kepadaperawat, keluarga dan
pasienlain. Klien banyak bertanya kepada perawat tentang penyakit yang
sedang dialaminya.
g. Data Spiritual
Klienberagama Islam dan meyakiniadanyaTuhan YME, selama di RS
klientidakdapatmenjalankan ibadah
sepertibiasanyaklienhanyaberdo’auntukkesembuhannya.
h. Data Penunjang

PemeriksaanLaboratorium
No. JenisPemeriksaan Hasil
1 Haemoglobin 9,1
2 Leukosit 17.200
3 Hematokrit 29
4 Eritrosit 3,2
5 Trombosit 245.000
6 Ureum 72
7 Kreatinin 2,42
8 SGOT 25
9 SGPT 17
10 PPT 12,3
11 PPT Control 10,1
12 APTT 31,1
13 PTTK control 20,8
14 INR 1,37

5. Analisa Data
No Syntom Etiologi Problem
.
1 DS TD meningkat Nyeri
:Klienmengatakannyerik
epala dan pusing Kerusakanvaskulerpembuluhdarah
DO
:Klientampakmeringis, Perubahanstrukturvaskuler
Skala nyeri6, TTV : TD
120/90mmHg, N: Pemingkatantahananpembuluhdara
80x/menit, RR : hotak
16x/menit, T : 370C
Sirkulasiserebralterganggu

Tekanan intracranial menignkat

Nyeri kepala
2 DS : - Peningkatantekanandarah Perfusi
DO :Pasien tampak jaringan
lemah Tekananpembuluhdarahperifermen cerebral
ingkat tidak
efektif
Resticurahjantungmenurun

Ketidakseimbangansuplai O2

Metabolismemenurun

Energy menurun

Kelemahanumum

Intoleransiaktivitas
3 DS Proses perjalanan penyakit Kurang
:Klienmengatakanbahwa pengetahu
penyakitnya tidak akan Perubahan status kesehatan an
sembuh
DO :Klientampakgelisah Kurangnyainformasitentangpenyak
dan banyak bertanya it yang diderita

Keterbatasankognitif
Kurang pengetahuan

3.2 DiagnosaKeperawatan
Adapun diagnosakeperawatan yang muculadalah :
1. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit yang diderita
2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial
3. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b/d koagulasi darah berlebihan.
3.4 IntervensiKeperawatan
N Dx NOC NIC
o Kepe
. rawa
tan
1 Nyeri a. Pain Level, 1. Lakukanpengkajiannyerisec
. b. Pain control, arakomprehensiftermasuklo
c. Comfort level kasi, karakteristik, durasi,
KriteriaHasil : frekuensi, kualitas dan
1. Mampu mengontrolnyeri faktorpresipitasi
(tahupenyebabnyeri, 2. Observasireaksi nonverbal
mampumenggunakantehniknon dariketidaknyamanan
farmakologiuntukmengurangin 3. Gunakanteknikkomunikasite
yeri, mencaribantuan) rapeutikuntukmengetahuipe
2. Melaporkanbahwanyeriberkura ngalamannyeripasien
ngdenganmenggunakanmanaje 4. Kaji kultur yang
mennyeri mempengaruhiresponnyeri
3. Mampu mengenalinyeri (skala, 5. Bantu pasien dan
intensitas, frekuensi dan keluargauntukmencari dan
tandanyeri) menemukandukungan
4. Menyatakan rasa6. Kontrollingkungan yang
nyamansetelahnyeriberkurang dapatmempengaruhinyerise
5. Tanda vital dalamrentang pertisuhuruangan,
normal pencahayaan dan kebisingan
7. Kurangifaktorpresipitasinye
ri
8. Pilih dan
lakukanpenanganannyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
2 Perfu Cirlation status Tissue perfusion a. Pasienbed rest total
. si cerebral denganposisitidurterlentangt
jarin KriteriaHasil : anpabantal
gan Mendemonstrasikan status b. monitor tanda-tanda status
cereb sirkulasi yang ditandaidengan : neurologisdengan GCS
ral a. tekanan systole dan diastole c. monitor tanda-tandavital :
tidak dalamrentang yang diharapkan TD, nadi, suhu, respirasi
efekti b. tidakadatandapeningkatanteka d. berikanterapisesuaiadvisdok
f nanintracranialmendemostrasi terseperti : steroid,
kankemampuankognitif yang Aminivel, antibiotika
ditandaidengan : e. Pheriperal sensation
 berkomunikasidenganjelassesu management
aidengankemampuan (manajemensensasiperifer)
 menunjukanperhatian, f. monitor adanyatertentu yang
konsentrasi dan orientasi hanyapekaterhadappanas/
 memprosesinformasi dingin/tajam/ tumpul
 membuatkeputusandenganben g. monitor adanyaparese
ar h. intruksikankeluargauntukme
c. menunjukkanfungsisensori ngobservasikulitjikaadaisiat
motorial carnial yang utuh aulaserasi
:tingkatkesadaranmembaiktida i. gunakansarungtanganuntukp
kadagerakaninfolunter roteksi
j. batasigerakan pad a kepala,
leher dan punggung
k. monitor
adanyatrombopleditas
3 Kura a. Kowlwdge : disease process 1. Berikanpenilaiantentangting
. ng b. Kowledge : health Behavior katpengetahuanpasiententan
peng KriteriaHasil : g proses penyakit yang
etahu 1. Pasien dan spesifik
an keluargamenyatakanpemahama 2. Jelaskanpatofisiologidaripen
ntentangpenyakit, kondisi, yakit dan
prognosis dan program bagaimanahaliniberhubunga
pengobatan ndengananatomi dan
2. Pasien dan fisiologi, dengancara yang
keluargamampumelaksanakanp tepat.
rosedur yang 3. Gambarkantanda dan gejala
dijelaskansecarabenar yang biasamuncul pada
3. Pasien dan penyakit, dengancara yang
keluargamampumenjelaskanke tepat
mbaliapa yang 4. Gambarkan proses penyakit,
dijelaskanperawat/timkesehatan dengancara yang tepat
lainnya 5. Identifikasikemungkinanpen
yebab, dengnacara yang
tepat
6. Diskusikanperubahangayahi
dup yang
mungkindiperlukanuntukme
ncegahkomplikasi di masa
yang akandatang dan atau
proses pengontrolanpenyakit
7. Dukungpasienuntukmengek
splorasiataumendapatkan
second opinion dengancara
yang tepatataudiindikasikan
8. Instruksikanpasienmengenai
tanda dan
gejalauntukmelaporkan pada
pemberiperawatankesehatan
, dengancara yang tepat

3.5 Implementasi dan Evaluasi


DiagnosaKep Tanggal/ Implementasi Evaluasi
erawatan Waktu
Nyeri Selasa/ 03 1. Mencucitangan dan S
Mei 2021 menggunakansarungta :Klienmengatakanma
ngansebelummelakuk sihnyerikepala
antindakan O:
2. Mengobervasi TTV Klientampakmeringis
3. Memberikankompres , KU lemah,
dingin pada klienberbaring di
daerahdahi, tempattidur.
mimijatpunggung dan TTV : TD
leher 120/90mmHg, N:
4. Menganjurkantirah 80x/menit, RR :
baring selamafaseakut 16x/menit, T : 370C
5. Kalaborasipemberian A
obatanalgetik dan :Masalahbelumterata
obathipertensi si
(pemberian obat P :Intervensi 1-4
ketorolak 30 mg/8 dilanjutkan
jam).
Perfusi Selasa/ 03 1. Mencucitangan dan S :Klienmengatakan
jaringan Mei 2021 masih merasakan
menggunakansarungtanga
cerebral tidak nyeri pada kepala
efektif nsebelummelakukantindak O
:Klientampakmeringi
an.
s kesakitan
2. A
:Masalahbelumterata
Mengaturposisitidurpasien
si
terlentangtanpabantal, bed P :Intervensi 1-4
dilanjutkan
rest total.
3. Menjelaskan pada ibu
agar
pasiendibatasipergerakann
ya pada kepala, leher dan
punggung.
4. Mengobservasitanda-
tanda vital:
5. Tekanandarah, nadi,
pernafasan, temperature,
tingkatkesadarandengan
GCS.
6.
Mengobservasiadanyapare
ses pada extremitas,
mengobservasiapakahadat
hromboplebitis.
7.
Menjelaskankepadaibupasi
enjikamenemukanadanyale
si pada kulit.
8.
Berkolaborasidengandokte
rpemberian antibiotic dan
anti konvulsi.
Kurang Selasa/ 03 1. Mencucitangan dan S
pengetahuan Mei 2021 menggunakansarungta :Klienmengatakansia
ngansebelummelakuk puntukmendengarkan
antindakan penjelasandariperawa
2. Mengkajikesiapan t dan
dan memintakeluargaunt
hambatanklienbelajar ukmendapinginya
3. Menganjurkanklienun O:
tukberkonsultasideng Klienselalumemintap
anperawatsebelummin erawatmengulangpen
umobat jelasannya
4. Beri kesempatan pada A
klien dan :Masalahbelumterasi
keluarganyauntukmen P :Intervensi 1-4
geluarkankeluhannyat dilanjutkan
entangpenyakitklien
5. Memberikanpenkeske
padaklien dan
keluargatentangpenya
kitnya
Nyeri Rabu/ 04 1. Mencucitangan dan S
Mei 2021 menggunakansarungta:Klienmengatakanny
ngansebelummelakuk eriberkurang
antindakan O:
2. Mengobervasi TTV Klientampakmerasan
3. Memberikanpijatan yaman dan rileks,
pada punggung dan skalanyeri 3.
leher TTV : TD
4. Menganjurkantirah 120/90mmHg, N:
baring 78x/menit, RR :
5. Kalaborasidalampemb16x/menit, T : 370C
eriananalgetik dan
A
obathipertensi :Masalahterasisebagi
(pemberian obat
an
ketorolak 30 mg/8 P
jam). :Intervensidipertahan
kan
Perfusi Selasa/ 04 1. Mencucitangan dan S :Klienmengatakan
jaringan Mei 2021 masih merasakan
menggunaknasarungtanga
cerebral tidak nyeri pada kepala
efektif nsebelummelakukantindak O
:Klientampakmeringi
an.
s kesakitan
2. A
:Masalahbelumterata
Mengaturposisitidurpasien
si
terlentangtanpabantal, bed P :Intervensi 1-4
dilanjutkan
rest total.
3. Menjelaskan pada ibu
agar
pasiendibatasipergerakann
ya pada kepala, leher dan
punggung.
4. Mengobservasitanda-
tanda vital:
5. Tekanandarah, nadi,
pernafasan, temperature,
tingkatkesadarandengan
GCS.
6.
Mengobservasiadanyapare
ses pada extremitas,
mengobservasiapakahadat
hromboplebitis.
7.
Menjelaskankepadaibupasi
enjikamenemukanadanyale
si pada kulit.
8.
Berkolaborasidengandokte
rpemberian antibiotic dan
anti konvulsi.
Kurang Rabu/04 1. Mencucitangan dan S
pengetahuan Mei 2021 menggunakansarungta :Klienmengatakansu
ngansebelummelakuk dahmemahamitentan
antindakan gkondisipenyakitnya
2. Mengkajikesiapan dan
dan selalubertanyakepada
hambatanklienbelajar perawatsebelummem
3. Menganjurkanklienun inumobatnya
tukberkonsultasideng O:
anperawatsebelummin Klientampakmengan
umobat ggukankepalakarena
4. Beri kesempatan pada memahamipenjelasan
klien dan perawat
keluarganyauntukmen A :Masalahteratasi
geluarkankeluhannyat P
entangpenyakitklien :Intervensidipertahan
5. Memberikanpenkeske kan
padaklien dan
keluargatentangpenya
kitnya
Nyeri Kamis/05 1. Mencucitangan dan S
Mei 2021 menggunakansarungta :Klienmengatakanma
ngansebelummelakuk sihnyerikepala
antindakan O:
2. Mengobervasi TTV Klientampakmeringis
3. Memberikankompres , KU lemah,
dingin pada klienberbaring di
daerahdahi, tempattidur.
mimijatpunggung dan TTV : TD
leher 130/90mmHg, N:
4. Menganjurkantirah 68x/menit, RR :
baring selamafaseakut 14x/menit, T : 370C
5. Kalaborasipemberian A
obatanalgetik dan :Masalahbelumterata
obathipertensi si
(pemberian obat P :Intervensi 1-4
ketorolak 30 mg/8 dilanjutkan
jam).
Perfusi Selasa/ 05 1. Mencucitangan dan S :Klienmengatakan
jaringan Mei 2021 masih merasakan
menggunaknasarungtanga
cerebral tidak nyeri pada kepala
efektif nsebelummelakukantindak O
:Klientampakmeringi
an.
s kesakitan
2. A
:Masalahbelumterata
Mengaturposisitidurpasien
si
terlentangtanpabantal, bed P :Intervensi 1-4
dilanjutkan
rest total.
3. Menjelaskan pada ibu
agar
pasiendibatasipergerakann
ya pada kepala, leher dan
punggung.
4. Mengobservasitanda-
tanda vital:
5. Tekanandarah, nadi,
pernafasan, temperature,
tingkatkesadarandengan
GCS.
6.
Mengobservasiadanyapare
ses pada extremitas,
mengobservasiapakahadat
hromboplebitis.
7.
Menjelaskankepadaibupasi
enjikamenemukanadanyale
si pada kulit.
8.
Berkolaborasidengandokte
rpemberianantibiotic dan
anti konvulsi.
Kurang Kamis/05 1. Mencucitangan dan S
pengetahuan Mei 2021 menggunakansarungta :Klienmengatakansia
ngansebelummelakuk puntukmendengarkan
antindakan penjelasandariperawa
2. Mengkajikesiapan t dan
dan memintakeluargaunt
hambatanklienbelajar ukmendapinginya
3. Menganjurkanklienun O: Klien sudah mulai
tukberkonsultasideng tidak banyak
anperawatsebelummin bertanya dan mulai
umobat tenang
4. Beri kesempatan pada A
klien dan :Masalahsebagiantera
keluarganyauntukmen si
geluarkankeluhannyat P :Intervensi 1-4
entangpenyakitklien dilanjutkan
5. Memberikanpenkeske
padaklien dan
keluargatentangpenya
kitnya
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada babinipenulisakanmembahastentangkesenjangan yang


penulistemukantentangkasustrombofiliaantaratinjauanteoritisdengantinjauankasus
diRSUP H. Adam Malik Medan.
Padapembahasaninipenulisakanmenguraikanmulaidaritahappengkajiansam
paidenganevaluasi yang telahdilakukanterhadappasien dengan kasus trombofilia.
4.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan terhadap Tn. A pada tanggal 03 Mei 2021
ditemukan bahwa pasien masuk rumah sakit dikarenakan adanya nyeri pada
kepala yang berat. Berdasarkan pengkajian terhadap nyeri ditemukan data bahwa
nyeri muncul ketika pasien sedang berkerja dan ketika akan tidur, nyeri seperti
tertusuk benda tajam, nyeri pada seluruh bagian kepala, skala nyeri 6 dan nyeri
dirasakan terus menerus sekitar 5 hari yang lalu.
Menurut teori nyeri yang muncul pada bagian kepala yang bersifat
menetap terjadi akibat terjadi trombofiliaatauhiperkoagulasidalamalirandarah
yang cenderungmenyebabkanterjadinyatrombosis.
Trombusterjadibilatidakadakeseimbanganantarafaktortrombogenik dan
mekanismeproteksiterjadinyatrombosis.
Faktortrombogenikterdiridaripembuluhdarah yang rusak,
rangsanganagregasitrombosit, pembekuandarahaktif, dan stasis.
Faktorproteksiterjadinyatrombosisadalahendotel yang utuh, antikoagulan,
bersihanfaktorpembekuanaktif, dan sistem fibrinolysis (Karen Kaufman, 2015)
Pengkajian juga dilakukan terhadap riwayatpenyakityang diderita pasien
seperti DM, hipertensi, kelainanjantung ditemukan bahwa pasien belum pernah
menderita suatu penyakit dan belum pernah dirawat di rumah sakit, akan tetapi
pasien adalah seorang perokok aktif.
Menurut penulis penyakit yang diderita Tn. A saat ini adalah penyakit
yang di dapat akibat pola hidup yang kurang sehat dan bukan karena penyakit
keturunan baik darinorangtua maupun keluarga. Hal ini dikarenakan Tn. A adalah
seorang perokok aktif.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahap pengkajian, maka
ditemukan urutan prioritas diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus berbeda
dengan urutan prioritas diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan
teoritis.Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan
teoritisadalah sebagai berikut:
a. Perfusi jaringan serebral tidak efektif
b. Nyeri
c. Kurangnya pengetahuan
Sedangkan urutan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
tinjauan kasus adalah :
1. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit yang diderita
2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial
3. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b/d penyempitan pembulu darah
Urutan prioritas masalah keperawatan tersebut ditentukan oleh penulis
berdasarkan masalah yang muncul pada saat penulis melakukan pengkajian. Dari
pengkajian yang penulis lakukan, penulis menemukan masalah keperawatan yang
harus segera diselesaikan. Untuk itulah penulis terlebih dahulu menyusun urutan
prioritas masalah keperawatan yang tidak sesuai dengan urutan masalah
keperawatan yang ada pada tinjauan teoritis.
4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan/NIC adalah suatu standar klasifikasi intervensi
yang komprehensif yang dilakukan oleh perawat. NIC ini bermanfaat dalam
perencanaan asuhan keperawatan, dokumentasi klinik, komunikasi antar tatanan
yang berbeda, integritas yang terkait data yang ada dalam sistem tatanan yang
berbeda, penelitian yang efektif, pengukuran produktifitas, evaluasi kompetensi.
Klasifikasi ini meliputi intervensi dimana perawat melakukan (intervensi) pada
pasien, baik intervensi mandiri, kolaboratif, maupun perawatan langsung dan
tidak langsung (Bulechek,dkk, 2016).
Intervensi yang dilakukan pada pasien yang mengalami
trombofiliamengacu pada konsep NANDA, NIC dan NOC. Beberapa tindakan
yang dilakukan pada pasien dengan trombofilia didasari oleh diagnosa
keperawatan yang dirumuskan, yaitu: nyeri, perfusi jaringan serebral tidak efektif
dan kurangnya pengetahuan.
Salah satu intervensi keperawatan yang dilakukan kepada Tn. A yaitu
untuk mengurangi rasa nyeri dan melakukan penyuluhan kepada pasien untuk
mengatasi masalah keperawatan yaitu kurangnya pengetahuan pasien tentang
penyakit yang sedang dialaminya. Penyuluhan tersebut dilakukan penulis terhadap
pasien pada saat penulis melakukan PBL di RSUP H, Adam Malik Medan.
4.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data yang berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama
sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Perry &
Potter, 2013).
Pada tahap pelaksanaan tindakan, penulis tidak menemukan kesenjangan
implementasi pada teoritis dan implementasi pada kasus. Penulis melakukan
implementasi pada rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat sebelumnya
serta menyelesaikannya pada saat waktu yang telah diberikan pada tahap
implementasi..
Semua rencana tindakan yang ada di intervensikan dapat dilaksanakan
penulis dengan baik. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis bekerja
sama dengan perawat ruangan dan keluarga pasien.
Pelaksanaan penyuluhan yang telah dilakukan penulis tentang trombofilia
juga berjalan dengan baik, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis
juga melihat bahwa pasien sudah mulai mengerti akan proses perjalanan
penyakitnya.
4.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari
proses keperawatan (Perry & Potter,2013).
Evaluasi adalah tahap penilaian yang dilakukan penulis setelah diadakan
tindakan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien trombofilia.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari pada diagnosa keperawatan
yang muncul. Pada diagnosa keperawatan nyeri, pada hari ke 3 sudah teratasi
sebagian dan intervensidilanjutkan.
Untuk diagnosa keperawatan perfusi jaringan cerebral tidak efektif, pada
hari ketiga masalah sebagian tertasi dan intervensi dilanjutkan terhadap tn. A.
Intervensi yang menjadi fokusnya adalah pengkajian adanya tanda-tanda
perdarahan ataupun sepsis pada pembulu darah.
Untuk diagnosa keperawatan kurangnya pengetahuan, pada hari ketiga
implementasi dilakukan pasien mengalami peningkatan pengetahuan. Hal ini
terlihat dari pasien sudah mulai memahami perjalanan penyakitnya serta hal-hal
apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menjalani pengobatan baik
dirumah sakit ataupun di lingkungan rumah.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam menjalani Praktek Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK)
diRumah Sakit Umun Pusat H. Adam Malik Medan, penulis banyak mendapat
pengalaman yang sangat menarik khususnya dalam mengaplikasikan praktek
asuhan keperawatan untukmengelola kasus secara mandiri secara professional
berdasarkan konsep dan teoriyang ada serta dengan lahan praktek.
Berdasarkan pelaksanaan PBLK ini disimpulkan bahwa:
1. Pada tahap pengkajian ditemukan bahwa bahwa pasien masuk rumah sakit
dikarenakan adanya nyeri pada kepala yang berat. Berdasarkan pengkajian
terhadap nyeri ditemukan data bahwa nyeri muncul ketika pasien sedang
berkerja dan ketika akan tidur, nyeri seperti tertusuk benda tajam, nyeri pada
seluruh bagian kepala, skala nyeri 6 dan nyeri dirasakan terus menerus sekitar
5 hari yang lalu
2. Pada tahap diagnosa keperawatan pada kasus Tn. A didapatkan diagnosa
keperawatan :
a. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit yang di
derita
b. Nyeri kepala b/d peningkatan tekanan intrakranial
c. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b/d penyempitan pembulu darah
3. Pada tahap intervensi yang dilakukan pada pasien yang
mengalamitrombofiliamengacu pada konsep NANDA, NIC dan NOC.
Beberapatindakan yang dilakukan pada pasiendengantrombofiliadidasari oleh
diagnosakeperawatan yang dirumuskan, yaitu: nyeri,
perfusijaringanserebraltidakefektif dan kurangnyapengetahuan
4.Pada tahap evaluasi ditemukan bahwa pada tahap intervensi dan implelmtasi
yang telah dilakukan terhadap Tn. A selama tiga hari ditemukan bahwa
sebagian masalah teratasi serta intervensi dapat dilanjutkan kembali.Pada
diagnosakeperawatannyeri, pada harike 3 sudahteratasisebagian dan
intervensidilanjutkan. Untukdiagnosakeperawatanperfusijaringan cerebral
tidakefektif, pada hariketigamasalahsebagiantertasi dan
intervensidilanjutkanterhadapTn. A. Intervensi yang
menjadifokusnyaadalahpengkajianadanyatanda-tandaperdarahanataupun sepsis
pada pembuludarah.Untukdiagnosakeperawatankurangnyapengetahuan, pada
hariketigaimplementasidilakukanpasienmengalamipeningkatanpengetahuan.
Hal initerlihatdaripasiensudahmulaimemahamiperjalananpenyakitnyasertahal-
halapasaja yang boleh dan
tidakbolehdilakukanselamamenjalanipengobatanbaikdirumahsakitataupun di
lingkunganrumah

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa hendaknya menerapkan ilmu berdasarkan ilmu yang
terbaru(evidence based nursing) tentang bagaimana melakukan manajemen
asuhan keperawatan sistem hematologi dengan trombofilia di rumah sakit ataupun
di layanan kesehatan lainnya.
5.2.2 Bagi Institusi
Institusi pendidikan hendaknya mempersiapkan mahasiswa yang memiliki
kemampuan dalam menerapkan ilmu berdasarkan ilmu terbaru (evidence based
nursing) dan menerapkan prinsip patient safety dalam melakukan manajemen
asuhan keperawatan pada pasien dengan sistem hematologi dengan trombofilia.
5.2.3 Lahan Praktik
Lahan praktik diharapkan dapat menerapkan penyuluhan yang
berkesinambungan tentang manajemen asuhan keperawatan sistem hematologi
dengan trombofilia.

DAFTAR PUSTAKA

Bain, B. J. 2014. Hematologi :kurikulum inti. Cetakan 20. Edited by A. S.


Y.JokoSuyono, Ferdy Sandra. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.
Desmawati. 2013. SistemHematologi dan Imunologi. Edited by D. Juliastuti.
Jakarta: PenerbitIn Media.
Hoffbrand, A. V and Moss, P. A. H. 2013. KapitaSelektaHematologi.
Cetakankeenam. Edited by F. Sandra. Jakarta: BukuKedokteran EGC
Menteri Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 411/Menkes/Per/III/2010 tentangLaboratoriumKlinik. Jakarta:
______. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia No. 43 Tahun
2013 Tentang Cara PenyelenggaraanLaboratoriumKlinik yang Baik. Jakarta
Nugraha, G. 2015. Panduan PemeriksaanLaboratoriumHematologi Dasar.
Cetakanpertama. Jakarta: CV. Trans Info Media
Susilo, R. U. 2014. FlebotomiTeori dan PraktekLaboratorium Kesehatan.
Cetakankedua. Yogjakarta: Pustaka RasmediaYogjakarta.
Sysmex. 2014. Automated Hematology Analyzer XP series XP-100 Instruction
for Use. Kobe: Sysmex Corporation.
Kumar V, 2012. Buku Ajar Patologi Robbins, Ed. 7, Vol 2. Jakarta : EGC
Price S.A, Wilson L.M 2013. Patofisiologi: KonsepKlinis proses-proses penyakit,
Edisi 6, Volume 1, BukuKedokteran EGC. Jakarta

PROTOKOL DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI :TROMBOFILIA

1. Defenisi Tromfofilia
TrombofiliaatauHiperkoagulasiadalahkondisidalamkomponen-komponen
yang adadalamalirandarah yang cenderungmenyebabkanterjadinyatrombosis.
Trombusterjadibilatidakadakeseimbanganantarafaktortrombogenik dan
mekanismeproteksiterjadinyatrombosis.
Faktortrombogenikterdiridaripembuluhdarah yang rusak,
rangsanganagregasitrombosit, pembekuandarahaktif, dan stasis.
Faktorproteksiterjadinyatrombosisadalahendotel yang utuh, antikoagulan,
bersihanfaktorpembekuanaktif, dan sistem fibrinolysis (Karen Kaufman, 2015).
2.Etiologi
Proses menggumpalnyadarahmelibatkantrombosit dan protein khusus yang
disebutfaktorpembekuandarah. Dalamkondisi normal,
menggumpalnyadarahiniterjadiketikatubuhmengalamiluka. Setelah
penyembuhanlukaselesai, gumpalandarah yang terbentukiniakanhilang.
Namun, pada kondisidarahkental,
gumpalandarahinidapatterjadimeskipuntubuhsedangtidakmengalamiluka. Ada
berbagaihal yang
dapatmenyebabkanseseoranglebihberisikomengalamidarahkental, di antaranya:
1. Faktorketurunanataubawaan yang diturunkandari orang tua.
2. Obat-obatantertentu, sepertiobat hormonal, pil KB, tamoxifen, dan heparin.
3. Gumpalankolesterol di
pembuluhdarahakibattingginyakadarkolesteroldalamdarah.
4. Memilikipenyakittertentu, sepertisirosis, kanker, diabetes,
radangpembuluhdarahatauvaskulitis, penyakitjantung, sepsis, dan
kelainanautoimun.
5. Mengalamicedera, misalnyapatahtulang di kaki.
6. Obesitas.
7. Memilikikebiasaanhidup yang kurangsehat, misalnyamerokok dan
jarangberolahraga.
Selainbeberapahal di atas, ada juga beberapafaktor lain yang
dapatmeningkatkanrisikoterjadinyadarahkenal, sepertiharusberbaring lama
setelahoperasi, usiatua, dan kehamilan.Jika sudahmenimbulkansumbatan pada
alirandarah, darahkental yang
rentanmenggumpalinidapatmenyebabkanmunculnyamasalahkesehatanlebihlanjut.
Oleh karenaitu, kondisiiniperludideteksisejakdini dan diobatisecepatnya.
3.ManifestasiKlinis
Darah kentalsendiribiasanyatidakmenimbulkangejala.
Gejalaakanmunculketikadarahsudahmenggumpal dan menyumbatalirandarah.
Gejala yang dapatterjadiketikadarahsudahmenggumpal pun bervariasi, tergantung
di mana lokasipenggumpalantersebutmuncul di dalamtubuh.
Berikutiniadalahgejala yang
dapatmunculberdasarkanlokasipenggumpalandarah:
1. Pada lenganatau kaki. Jika penggumpalanterjadi pada lenganatau kaki,
gejalanyabisaberupapembengkakan, nyeri, perubahanwarnakulit, dan
munculsensasihangatataukesemutan di anggotageraktubuhtertentu.
2. Pada Jantung dan paru-paru.Jika penggumpalanterjadi pada lenganatau kaki,
gejalanyabisaberupapembengkakan, nyeri, perubahanwarnakulit, dan
munculsensasihangatataukesemutan di anggotageraktubuhtertentu.
3. Sedangkandarahkental di paru-parudapatmenyebabkangejalaberupanyeri dada,
batuk-batuk, berkeringat, napas sesakatauberat, pusing, pingsan, dan
denyutnadicepat.
4. Pada salurancerna. Jika penggumpalanterjadi pada saluranpencernaan, gejala
yang dapatmunculadalahnyeriperutparah, diare, perutkembung, muntah, dan
darahbercampur pada tinjaataumuntahan.
5. Pada ginjal. Jika penggumpalanterjadi di ginjal, gejalanyadapatberupademam,
mual dan muntah, sesak napas, terdapatdarah pada urine, nyeri di
pinggangataupunggung, sertapembengkakan di kaki.
6. Pada otak. Darah kental yang menyebabkangumpalandarah di
otakdapatmenyebabkanalirandarah di otakterganggu. Hal
inibisamenimbulkangejalastroke, sepertikelemahanataulumpuh pada salah
satusisitubuh, pusing, kebingungan, sakitkepala, sulitmenelanataubicara,
hinggakejang.
4.Penatalaksanaan

a. Aspirin
Aspirin dapatmencegahterjadinya/berulangnya stroke
iskemikakibattrombofilia. Untukdapatmemberikankhasiat yang maksimal,
diberikan aspirin dosistinggisebesar 1000-1300mg/hari (Farida, 2019)
b. Tikopidin
Bekerjamencegah stroke kambuh pada pasienpasca stroke.
Obatinimemilikiefeksamping yang berpengaruhterhadaplambung dan
dapatterjadidiare. Penderita stroke yang
diberikanobatiniharusdipantausecarateraturdenganmenghitungseldarahputih(
Wijaya& Putri, 2015).
c. Antikoagulan
Obatantikoagulan yang seringdiberikankepadapasien stroke yaitujenis heparin
dan coumarin. Efeksamping yang ditimbulkanyaituperedaran dan
berkurangnyajumplahkepingdarah yang
cenderungterjadimembentukbekuandarah (trombosis) (Wijaya & Putri, 2015).
d. Neuroprotektor
Sasaranobatiniadalahdaerahiskemia yang jaringansudahinfrak. Beberapaobat
yang memilikiefekneuroprotektifdiantaranya : nimodipine, piracetam,
nafridofurly dan lain-lain (Farida & Amalia, 2019)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Trombofilia
Hari/tanggal : 12 Mei 2021
Waktu : 10.00wib
Media : Leaflet
Penyaji : Ganda Hotmaida Pardede, S.Kep
1. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukanpenyuluhandi
harapkanpasienmampumemahamitentangHemofilia.
2. Tujuan Khusus
1. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami pengertian
hemofilia
2. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami tentang
etiologi hemofilia
3. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami tentang
manifestasi klinis dari penyakit hemofilia
4. Setelah dilakukan penyuluhan pasien mampu memahami bagaimana
penatalaksanaan dari hemofilia.
3. Pasien kelolaan yang menderita penyakit hemofilia dan sudah dirawat inap
lebih dari 2 hari.

3. Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


Kegiatan
1 Pembukaan a. Menucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menyampaikan
maksud dan tujuan
2. Isi Menyampaikan materi Menyimak dan 20
penyuluhan berupa: mendengarkan menit
a. Defenisi hemofilia
b. Etiologi
c. Manifestasi klinis
d. penatalaksanaa
3. Penutup a. Penyaji memberikan a. Mengajukan
kesempatan untuk pertanyaan dan
bertanya menjawab pertanyaan
b. Penyaji penyaji
mengevaluasi
pemahaman pasien
dengan mengajukan
pertanyaan
c. Penyaji menutup
acara penyuluhan
d. Penyaji
mengucapkan salam

Anda mungkin juga menyukai