Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENDIDIKAN PROFESI GURU


DOSEN PENGAMPUH :

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
Nurul Hijrianah (19280400)
Dita Amanda (198040024)
Imanuel Wandry Podang Madau (19280400

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Profesi Keguruan dengan judul “Pendidikan Profesi
Guru”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Gowa, 11 Februari
2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................5
A. Definisi Pendidikan Profesi Guru........................................................6
B. Tujuan Pendidikan Guru......................................................................7
C. Macam-Macam Pendidikan Profesi Guru...........................................7
D. Syarat Menjalani Pendidikan Profesi Guru.........................................8
E. UNDANG-UNDANG TENTANG PENDIDIKAN PROFESI GURU
11
BAB III PENUTUP......................................................................................31
A. KESIMPULAN.................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................32
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari zaman sebelum merdeka hingga sekarang Indonesia sudah


mengenal tentang istilah pendidikan. Namun, pendidikan di Negara
Indonesia pada zaman dahulu sangat buruk. Tidak semua rakyat Indonesia
bisa menempuh jenjang pendidikan yang layak. Padahal pendidikan menjadi
salah satu kebutuhan yang paling penting bagi individu untuk membentuk
karakter suatu bangsa. Oleh sebab itu, kita sebagai bangsa Indonesia yang
hidup di zaman modern ini wajib bersyukur karena semuanya sudah
mengalami banyak perubahan.

Makna dari Pendidikan itu sendiri  adalah


pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

Di Indonesia dikenal ada jenjang pendidikan yaitu sekolah dasar,


sekolah menengah pertama ,dan sekolah menengah atas serta Perguruan
Tinggi. Dalam satuan pendidikan ini tentu saja ada sosok Guru/dosen/tim
pendidik. Sebelum menjadi seorang pendidikan pun harus melalui banyak
tahap pendidikan. Salah satunya yakni Pendidikan Profesi Guru.

Apa itu Pendidikan Profesi Guru? Pendidikan Profesi Guru (PPG)


adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus dalam menjadi guru. Pendidikan profesi guru harus
ditempuh selama 1-2 tahun setelah seorang calon lulus dari program sarjana
kependidikan maupun non sarjana kependidikan. PPG (Program Pendidikan
Profesi Guru) merupakan program pengganti akta IV yang tidak berlaku
muali tahun 2005.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah dan perkembangan pendidikan guru di
Indonesia?
b. Apa yang dimaksud pendidikan Profesi guru?
c. Apa tujuan dari pendidikan Profesi Guru?
d. Apa saja macam pendidikan profesi guru?
e. Apa syarat untuk menjalani pendidikan profesi guru?
f.Apa undang-undang yang mengantur tentang Pendidikan Profesi
Guru?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan pendidikan guru di
Indonesia.
b. Untuk mengetahui pendidikan Profesi guru.
c. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan Profesi Guru.
d. Untuk mengetahui macam pendidikan profesi guru.
e. Untuk mengetahui syarat menjalani pendidikan profesi guru.
f. Untuk mengetahui undang-undang yang mengantur tentang
Pendidikan Profesi Guru.
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Profesi Guru

Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah pendidikan tinggi setelah


program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam menjadi
guru. Pendidikan profesi guru harus ditempuh selama 1-2 tahun setelah
seorang calon lulus dari program sarjana kependidikan maupun non sarjana
kependidikan. PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) merupakan program
pengganti akta IV yang tidak berlaku muali tahun 2005.

Lulusan pendidikan profesi akan mendapatkan gelar.


Menurut Mohammad Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan),
pendidikan profesi akan melegitimasi profesi guru. Pendidikan profesi juga
akan menambah gelar Gr di belakang nama guru tersebut. karena menurut
undang-undang, guru adalah profesi, sama seperti dokter.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya


melegalkan sarjana non kependidikan. untuk menjadi guru profesional. Ke
depan sarjana lulusan di luar FKIP (fakultas keguruan dan ilmu pendidikan)
itu bersaing dengan sarjana yang empat tahun mengenyam kuliah
kependidikan. Kebijakan membuka akses bagi sarjana non. kependidikan
untuk menjadi guru ini tertuang dalam Permendikbud 87/2013 tentang
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG). Sarjana dari fakultas non FKIP
itu bebas mengajar mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA/sederajat.

Sarjana non kependidikan. juga diwajibkan mengikuti saringan


masuk PPG selayaknya sarjana kependidikan. Meskipun aksesnya dibuka
setara dengan lulusan FKIP, sarjana non kependidikan wajib mengikuti dan
lulus program matrikulasi dulu sebelum menjalani PPG. Sedangkan untuk
sarjana FKIP yang linier atau sesuai dengan matapelajaran yang bakal
diampu, tidak perlu mengikuti program matrikulasi itu. Khusus untuk
sarjana yang bakal mengajar di jenjang SMP dan SMA/sederajat, tidak ada
perlakukan berbeda bagi lulusan kependidikan maupun non kependidikan
ketika mengikuti PPG. Mereka diwajibkan untuk mengikuti PPG dengan
bobot atau beban belajar sebanyak 36 hingga 40 SKS. Menurut Sulistiyo
sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI), Kemendikbud harus bisa menanggung risiko jika membuka akses
luas kepada sarjana non kependidikan untuk menjadi guru profesional. Guru
adalah profesi khusus, sehingga pendidikannya juga khusus dalam waktu
yang cukup.

B. Tujuan Pendidikan Guru

PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) diharapkan kompetensi dan


profesionalisme guru benar-benar lebih terjamin dengan menjalani masa
pendidikan selama 2 semester atau 1 tahun. PPG (Program Pendidikan
Profesi Guru) berlaku bagi yang ingin menjadi guru baik sarjana dari
fakultas pendidikan, maupun non pendidikan.

C. Macam-Macam Pendidikan Profesi Guru

Secara umum, program ini dibagi menjadi dua, yaitu PPG prajabatan
dan dalam jabatan (daljab). Adapun perbedaan antara keduanya adalah
sebagai berikut.

1. PPG prajabatan

PPG prajabatan adalah program pendidikan profesi guru bagi lulusan


S1 Kependidikan atau S1/D-IV Nonkependidikan yang tidak memiliki
syarat mengajar. Artinya, jika saat ini Bapak/Ibu baru saja lulus dari
universitas dan belum mengajar, maka bisa mengikuti program ini.

PPG prajabatan dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Tenaga


Kependidikan (LPTK) yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dengan demikian, Bapak/Ibu bisa memilih LPTK yang dekat
dengan tempat tinggal, dengan syarat LPTK tersebut membuka program
studi yang linear dengan tujuan Bapak/Ibu. Untuk mengupdate pelaksanaan
PPG prajabatan ini, Bapak/Ibu harus selalu memantau website LPTK tujuan.
2. PPG dalam jabatan

PPG dalam jabatan adalah program pendidikan profesi guru bagi


lulusan S1 Kependidikan atau S1/D-IV Nonkependidikan yang sudah
mengajar pada satuan unit pendidikan tertentu disertai kesepakatan atau
perjanjian kerja. PPG dalam jabatan ini bisa diikuti PNS maupun non PNS.
Misalnya, jika sekarang Bapak/Ibu sudah mengajar selama 6 tahun di suatu
sekolah, maka untuk mengurus sertifikasi bisa melalui PPG dalam jabatan
ini.

PPG dalam jabatan dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Tenaga


Kependidikan yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Saat ini terdapat 61 perguruan tinggi dan 37 bidang studi.

D. Syarat Menjalani Pendidikan Profesi Guru

Perlu diketahui, saat ini tidak semua orang dapat mengikuti program
PPG, karena pemerintah saat ini tengah mengeluarkan undang-undang yang
mengatur hal tersebut diantaranya mengatur tentang syarat-syarat peserta
PPG. Hal tersebut tertuang dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2017
pasal 4 bahwa syarat untuk menjadi peserta program PPG harus memenuhi
persyaratan sebagai berikuʈː

Memiliki kualifikasi akademik saijana (S-1) atau diploma empat (D-


IV);Guru dalam Jabatan atau pegawai negeri sipil yang mendapatkan tugas
mengajar yang sudah diangkat sampai dengan akhir tahun 2015; Memiliki
Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK); dan Terdaftar
pada data pokok pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Adapun syarat yang harus dipenuhi sebelum Bapak/Ibu memutuskan


untuk mengikuti pendidikan profesi guru prajabatan adalah sebagai berikut.

Persyaratan Umum:
1. Lulusan S1/D4 dari perguruan tinggi dan program studi yang
terakreditasi minimal B berdasarkan AIPT.
2. Berusia maksimal 30 tahun terhitung sejak tanggal 31 Desember
tahun pendaftaran.
3. Program studi harus linear dengan tujuan program studi PPG.
4. Terdaftar di PDDIKTI atau pangkalan data pendidikan tinggi.

Persyaratan Berkas/Dokumen:

1. Scan asli biodata mahasiswa.


2. Scan ijazah asli.
3. Scan transkrip nilai asli.
4. Pas foto berukuran  4 x 6 menggunakan kemeja formal berwarna
putih, berdasi hitam, latar berwarna biru untuk laki-laki dan merah
untuk perempuan.
5. Scan KTP dan KK asli.
6. Scan surat keterangan sehat jasmani dan rohani yang dikeluarkan
otoritas terkait.
1. Scan surat bebas NAPZA dari BNN.
2. SKCK dari kepolisian.
3. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp300.000 dan dibayarkan
melalui BNI atau BTN.
Adapun syarat yang harus dipenuhi bagi Bapak/Ibu yang  ingin menempuh
PPG dalam jabatan adalah sebagai berikut.
Persyaratan Umum:
1. Memiliki kualifikasi akademik S1/D-IV.
2. Guru dalam jabatan yang diangkat sampai dengan bulan Desember
2015.
3. Guru dalam jabatan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah pusat, daerah atau satuan pendidikan oleh
masyarakat.
4. Terdaftar di dapodik minimal sejak 31 Juli 2017.
5. Memiliki NUPTK atau nomor unik pendidik dan tenaga
kependidikan.
6. Melengkapi dokumen persyaratan.
7. Berusia maksimal 58 tahun dihitung mulai tanggal 31 Desember di
tahun pendaftaran.
Persyaratan Berkas:
1. Fotokopi ijazah pendidikan terakhir yang sudah dilegalisasi oleh
perguruan tinggi.
2. Fotokopi SK pengangkatan Pertama dan SK pengangkatan 2 tahun
terakhir. Bagi GTY (guru tetap yayasan), SK pengangkatan berasal
dari yayasan yang sama.
3. Fotokopi SK mengajar.
4. Surat izin dari kepala sekolah untuk menjadi peserta PPG.
5. Pakta integritas dari calon peserta bahwa berkas/dokumen bisa
dipertanggungjawabkan.

Pendaftaran pendidikan profesi guru prajabatan berada di bawah


Direktorat Jenderal Belmawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendaftaran dilakukan Alur pendaftaran untuk PPG prajabatan adalah
sebagai berikut.
Kemendikbud mengumumkan pendaftaran mahasiswa PPG dalam
jaringan (daring) melalui sistem aplikasi masing-masing LPTK -
> Bapak/Ibu mendaftar dengan mengisi format dan mengunggah dokumen
persyaratan -> verifikasi oleh LPTK tujuan -> bagi Bapak/Ibu yang lolos
seleksi administrasi wajib mengikuti tes potensi akademik (TPA), TKB,
TKP (pedagogik), TBMK (bakat, minat, dan kepribadian) -> Bagi peserta
yang lolos akan mengikuti wawancara -> pengumuman.
Pendaftaran pendidikan profesi guru dalam jabatan berada di bawah
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan. Pendaftaran dilakukan sepenuhnya melalui
SIM PKB dengan memasukkan username beserta password.
Biaya disesuaikan dengan jenis PPG yang Bapak/Ibu akan ambil.
Jika Bapak/Ibu mengambil PPG prajabatan, setiap semester harus
mengeluarkan biaya sebesar Rp7.500.000 – Rp9.500.000. 
Rentang biaya itu sudah menjadi kesepakatan antara Kementerian
Riset dan Teknologi beserta asosiasi rektor LPTK (Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan) masing-masing daerah. Pemerintah tidak
memberikan subsidi bagi peserta PPG prajabatan karena ditujukan untuk
masyarakat umum yang tergerak jiwanya untuk menjadi guru. 
Sementara itu, PPG dalam jabatan tidak dikenakan biaya karena
disediakan oleh APBN atau APBD yang dibayarkan ke LPTK terkait.

E. Undang-Undang Tentang Pendidikan Profesi Guru

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 2010

TENTANG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU BAGI GURU


DALAM JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang :

a. bahwa berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor


14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi;

b. bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah


Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sertifikat pendidik bagi
guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah maupun masyarakat, dan
ditetapkan oleh Pemerintah;

c. bahwa dalam rangka memberi peluang kepada guru dalam


jabatan untuk memperoleh sertifikat pendidik melalui pendidikan
profesi, perlu mengatur program pendidikan profesi guru bagi
guru dalam jabatan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada


huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional tentang Program Pendidikan
Profesi Guru Bagi Guru Dalam Jabatan;

-2-

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun


2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
BAGI GURU DALAM JABATAN.

Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program


sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

2. Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan


yang selanjutnya disebut program Pendidikan Profesi Guru
(PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan guru agar menguasai kompetensi guru secara
utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat
memperoleh sertifikat pendidik.

3. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah


perguruan tinggi yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk
menyelenggarakan program PPG pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

4. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.

5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi


Kementerian Pendidikan Nasional.

Pasal 2 Program PPG bertujuan untuk menghasilkan guru


profesional yang memiliki kompetensi dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil
penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan pelatihan
peserta didik; dan mampu melakukan penelitian dan
mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan. Pasal 3

(1) Program PPG diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang


memiliki lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang
memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut:

a. memiliki program studi kependidikan strata satu (S-1) yang:

1) sama dengan program PPG yang akan diselenggarakan;

2) terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan


Tinggi (BAN-PT) dengan nilai minimal B;

3) memiliki dosen tetap sekurang-kurangnya 2 (dua) orang


berkualifikasi doktor (S3) dengan jabatan akademik paling
rendah Lektor, dan 4 (empat) orang berkualifikasi Magister (S2)
dengan jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala berlatar
belakang pendidikan sama dan/atau sesuai dengan program PPG
yang akan diselenggarakan;

4) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada angka 3) minimal


salah satu latar belakang pendidikannya adalah bidang
kependidikan.

b. memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan


untuk menunjang penyelenggaraan program PPG;

c. memiliki program peningkatan dan pengembangan aktivitas


instruksional atau yang sejenis dan berfungsi efektif;

d. memiliki program dan jaringan kemitraan dengan sekolah-


sekolah mitra terakreditasi paling rendah B dan memenuhi
persyaratan untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan
(PPL);

e. memiliki laporan evaluasi diri dan penjaminan mutu berdasar


fakta, sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir.

(3) Dalam hal belum ada program studi yang terakreditasi atau
dalam hal belum ada program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran di satuan pendidikan dasar dan menengah, Menteri
dapat menetapkan perguruan tinggi penyelenggara PPG untuk
bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki sumber
daya yang relevan dengan program studi tersebut.

-4-

(4) Dalam hal tidak ada LPTK yang menyelenggarakan program


studi tertentu yang diperlukan, Menteri dapat menetapkan LPTK
sebagai penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan
perguruan tinggi/fakultas yang memiliki program studi yang
sama dengan bidang studi tersebut dan terakreditasi paling
rendah B.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 4

(1) Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG


didasarkan atas hasil evaluasi dokumen usulan dan verifikasi
lapangan yang dilakukan oleh tim yang ditugaskan Direktur
Jenderal.

(2) Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG


dilakukan oleh Menteri untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.

(3) LPTK penyelenggara program PPG dievaluasi secara berkala


oleh tim yang ditugaskan Direktur Jenderal.

Pasal 5 Struktur kurikulum program PPG terdiri atas:


a. pendidikan bidang studi (subject specific pedagogy/SSP) yang
mencakup standar kompetensi, materi, strategi, metoda, media,
dan evaluasi;

b. program pengalaman lapangan (PPL) kependidikan.

Pasal 6 Bidang keahlian yang ditempuh peserta didik pada


program PPG harus berkesesuaian dengan satuan pendidikan
atau mata pelajaran yang diampu. Pasal 7

(1) Kualifikasi akademik peserta didik program PPG bagi guru


dalam jabatan adalah S-1/D-IV.

(2) Peserta didik yang berasal dari S-1/D-IV yang tidak sesuai
dengan satuan pendidikan, mata pelajaran yang diampu dan/atau
yang berdasarkan hasil seleksi dan penilaian pengakuan
pengalaman kerja dan hasil belajar (PPKHB) belum memenuhi
standar, menempuh pendalaman akademik bidang studi dan/atau
akademik kependidikan.

(3) Pendalaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan program PPG.

Pasal 8

(1) LPTK penyelenggara melakukan seleksi penerimaan peserta


didik program PPG.

(2) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan


oleh LPTK penyelenggara kepada Direktur Jenderal.

Pasal 9

(1) Kuota jumlah penerimaan peserta didik secara nasional


ditetapkan oleh Menteri.

(2) LPTK tidak diperbolehkan menerima peserta didik program


PPG di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Setiap peserta didik program PPG diberi Nomor Pokok
Mahasiswa (NPM) oleh LPTK yang selanjutnya dilaporkan
kepada Direktur Jenderal.

Pasal 10

(1) Beban belajar program PPG ditetapkan berdasarkan latar


belakang pendidikan/keilmuan peserta didik program PPG dan
satuan pendidikan tempat penugasan.

(2) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru
pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang
sederajat yang berkualifikasi akademik S-1 PGTK dan
PGPAUD, adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua
puluh) satuan kredit semester.

(3) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru
pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang
sederajat yang berkualifikasi akademik S-1 PGSD adalah 18
(delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit
semester.

(4) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru
pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang
sederajat yang berkualifikasi akademik selain S-1/D-IV
Kependidikan selain untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk
lain yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan
40 (empat puluh) satuan kredit semester.

(5) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru
pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang
sederajat dan pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk
lain yang sederajat yang berkualifikasi akademik S-1 Psikologi
adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh)
satuan kredit semester.
(6) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru
pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang
sederajat yang berkualifikasi akademik S-1/D-IV Kependidikan
selain SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat
adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh)
satuan kredit semester.

(7) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru
pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang
sederajat dan satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
atau bentuk lain yang sederajat, baik yang berkualifikasi
akademik S-1/D-IV Kependidikan maupun yang berkualifikasi
akademik S-1/D-IV Non Kependidikan adalah 36 (tiga puluh
enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penjabaran beban belajar


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (7) ke
dalam distribusi mata kuliah sesuai struktur kurikulum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diatur oleh LPTK yang
bersangkutan.

Pasal 11

(1) Sistem pembelajaran pada program PPG mencakup kegiatan


workshop SSP, praktikum (peer teaching, micro teaching, bidang
studi), dan praktek pengalaman lapangan yang diselenggarakan
dengan supervisi langsung secara intensif oleh dosen yang
ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut, serta dinilai secara
objektif dan transparan.

(2) Workshop SSP, praktikum, dan praktek pengalaman


lapangan program PPG dilaksanakan secara tatap muka dan
berorientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
menindaklanjuti hasil penilaian, serta melakukan pembimbingan
dan pelatihan.
Pasal 12

(1) Uji kompetensi dalam rangka memperoleh sertifikat pendidik


dilaksanakan oleh program studi/jurusan yang dikoordinasikan
LPTK penyelenggara program PPG.

(2) Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis dan
ujian kinerja, ditempuh setelah peserta lulus workshop SSP dan
PPL.

(3) Ujian tulis dilaksanakan oleh program studi/jurusan


penyelenggara, sedangkan ujian kinerja dilaksanakan oleh
program studi/jurusan dengan melibatkan organisasi profesi
dan/atau pihak eksternal yang profesional dan relevan.

(4) Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh sertifikat


pendidik yang dikeluarkan oleh LPTK.

Pasal 13

(1) Dosen pada program PPG memiliki kualifikasi akademik


paling rendah Magister (S-2), dan minimal salah satu strata
pendidikan setiap dosen berlatar belakang bidang kependidikan
sesuai dengan bidang studi yang diampunya.

(2) Dosen pada program PPG kejuruan selain memiliki


kualifikasi akademik paling rendah Magister (S-2), dan minimal
salah satu strata pendidikan setiap dosen berlatar belakang
bidang kependidikan sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian
yang diampunya, serta diutamakan yang memiliki sertifikat
keahlian kejuruan.

Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007
tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur
Pendidikan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27April 2010
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD MOHAMMAD
NUH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87
TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI GURU PRAJABATAN DENGAN RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa berdasarkan Pasal 10 Ayat 1 Undangundang Republik


Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi;

b. bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah


Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sertifikat pendidik bagi
guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah maupun masyarakat, dan
ditetapkan oleh Pemerintah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Program Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586); 3. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pendidikan (Lembaran Negara
Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5410); 2 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara; 5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009
mengenai Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 60/P Tahun 2013;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI GURU PRAJABATAN.

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program


sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

2. Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan yang selanjutnya


disebut program PPG adalah program pendidikan yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan
dan S1/DIV Nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat
menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh
sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat
memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

3. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan


tinggi yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk
menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan/atau pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan
dan mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.
4. Matrikulasi adalah sejumlah matakuliah yang wajib diikuti
oleh peserta program PPG yang sudah dinyatakan lulus seleksi
untuk memenuhi kompetensi akademik bidang studi dan/atau
kompetensi akademik kependidikan sebelum mengikuti program
PPG.

5. Pengayaan bidang studi adalah kegiatan pemantapan


penguasaan materi bidang studi yang dilaksanakan secara
terpadu dalam kegiatan PPG.

6. Pedagogik khusus bidang studi adalah kegiatan yang


memberikan pengalaman kepada calon guru untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran yang komprehensif,
mencakup rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar,
media pembelajaran, evaluasi, dan lembar kerja siswa (LKS).

7. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat dalam hal ini


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.


10. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi, Pemerintah
Kabupaten, atau Pemerintah Kota. 3 Pasal 2 Tujuan program
PPG: a. untuk menghasilkan calon guru yang memiliki
kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran; b. menindaklanjuti hasil penilaian dengan
melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik; dan c.
mampu melakukan penelitian dan mengembangkan
profesionalitas secara berkelanjutan.

Pasal 3

(1) Program PPG diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang


memiliki lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang
memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut: a. memiliki program studi kependidikan strata
satu (S1) yang: 1. sama dengan program PPG yang akan
diselenggarakan; 2. terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BANPT) dengan peringkat paling rendah B;
3. memiliki dosen tetap paling sedikit 2 (dua) orang
berkualifikasi doktor (S3) dengan jabatan akademik paling
rendah Lektor, dan 4 (empat) orang berkualifikasi Magister (S2)
dengan jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala berlatar
belakang pendidikan sama dan/atau sesuai dengan program PPG
yang akan diselenggarakan, paling sedikit salah satu latar
belakang strata pendidikan setiap dosen tersebut adalah bidang
kependidikan. b. memiliki sarana dan prasarana yang
mendukung penyelenggaraan program PPG, termasuk asrama
mahasiswa sebagai bagian integral dalam proses penyiapan guru
profesional; c. memiliki rasio antara dosen dengan mahasiswa
pada masing-masing program studi sesuai SPMI; d. memiliki
program peningkatan dan pengembangan aktivitas instruksional
atau yang sejenis dan berfungsi efektif; e. memiliki program dan
jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra terakreditasi
paling rendah B dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan
program pengalaman lapangan (PPL); f. memiliki laporan
evaluasi diri dan penjaminan mutu berdasar fakta, paling sedikit
2 (dua) tahun terakhir.

(3) Dalam hal belum ada program studi yang terakreditasi atau
yang sesuai dengan mata pelajaran di satuan pendidikan dasar
dan menengah, Menteri dapat menetapkan perguruan tinggi
penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi
yang memiliki sumber daya yang relevan dengan program studi
tersebut.

(4) Dalam hal tidak ada LPTK yang menyelenggarakan program


studi tertentu yang diperlukan, Menteri dapat menetapkan LPTK
sebagai penyelenggara PPG untuk bekerja sama dengan
perguruan tinggi/fakultas yang memiliki program studi yang
sama dengan bidang studi tersebut dan terakreditasi paling
rendah B.

(5) Dalam hal di wilayah tertentu tidak terdapat LPTK yang


memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri
dapat menetapkan LPTK yang memenuhi syarat sebagai LPTK
induk penyelenggara PPG untuk bekerja sama dengan LPTK
tersebut sebagai LPTK mitra.

(6) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 4

(1) Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG


didasarkan atas hasil evaluasi yang dilakukan secara objektif dan
komprehensif.

(2) Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG oleh


Menteri berlaku untuk kurun waktu 3 (tiga) tahun.

(3) LPTK penyelenggara program PPG dievaluasi secara berkala


oleh tim yang ditugaskan Direktur Jenderal.

Pasal 5
Bidang keahlian yang ditempuh peserta didik pada program PPG
harus sesuai dengan jenjang pendidikan serta mata pelajaran
yang akan diampu.

Pasal 6

(1) Kualifikasi akademik calon peserta didik program PPG


adalah sebagai berikut: a. S1 Kependidikan yang sesuai dengan
program pendidikan profesi yang akan ditempuh; b. S1
Kependidikan yang serumpun dengan program pendidikan
profesi yang akan ditempuh; c. S1/DIV Nonkependidikan yang
sesuai dengan program pendidikan profesi yang akan ditempuh;
d. S1/DIV Nonkependidikan serumpun dengan program
pendidikan profesi yang akan ditempuh; e. S1 Psikologi untuk
program PPG pada PAUD atau SD.

(2) Calon peserta program PPG yang memiliki kualifikasi


akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai
dengan huruf e harus mengikuti dan lulus matrikulasi.

Pasal 7

(1) Seleksi penerimaan peserta didik program PPG dilakukan


oleh LPTK penyelenggara.

(2) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan


oleh LPTK penyelenggara kepada Direktur Jenderal.

Pasal 8

(1) Kuota peserta didik program PPG secara nasional ditetapkan


Menteri.

(2) Menteri dapat menugaskan kepada Direktur Jenderal untuk


atas nama Menteri menetapkan kuota peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

(3) LPTK dilarang menerima peserta didik program PPG di luar


ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Peserta didik program PPG diberi nomor induk mahasiswa
oleh LPTK dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal.

Pasal 9

(1) Struktur kurikulum program PPG berisi lokakarya


pengembangan perangkat pembelajaran, latihan mengajar
melalui pembelajaran mikro, pembelajaran pada teman sejawat,
dan Program Pengalaman Lapangan (PPL), dan program
pengayaan bidang studi dan/atau pedagogi.

(2) Sistem pembelajaran pada program PPG mencakup lokakarya


pengembangan perangkat pembelajaran dan program
pengalaman lapangan yang diselenggarakan dengan pemantauan
langsung secara intensif oleh dosen pembimbing dan guru
pamong yang ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut.

(3) Lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran dan


program pengalaman lapangan dilaksanakan dengan berorientasi
pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
menindaklanjuti hasil penilaian, serta melakukan pembimbingan
dan pelatihan.

Pasal 10

(1) Beban belajar program PPG ditetapkan berdasarkan latar


belakang pendidikan/keilmuan peserta didik program PPG dan
satuan pendidikan tempat penugasan.

(2) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk


menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan S1PGTK dan PGPAUD, adalah
18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit
semester.

(3) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk


menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan S1 PGSD adalah 18 (delapan
belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit semester. (4)
Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan selain S1/D IV Kependidikan
PGTK dan PGPAUD adalah 36 (tiga puluh enam) sampai
dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester. (5) Beban
belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menjadi guru
pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang
sederajat bagi lulusan S1/DIV Kependidikan selain S1 PGSD
adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh)
satuan kredit semester. (6) Beban belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk menjadi guru pada satuan pendidikan
TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat dan pada satuan
pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang
berlatar belakang lulusan S1 Psikologi adalah 36 (tiga puluh
enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.
(7) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
menjadi guru pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau
bentuk lain yang sederajat dan satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat,
baik lulusan S1/D IV Kependidikan maupun lulusan S1/DIV
Nonkependidikan adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40
(empat puluh) satuan kredit semester. (8) Ketentuan lebih lanjut
mengenai penjabaran beban belajar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan ayat (7) ke dalam distribusi mata kuliah
sesuai struktur kurikulum diatur oleh LPTK yang bersangkutan.
Pasal 11 (1) Uji kompetensi dilaksanakan oleh LPTK
penyelenggara berkerja sama dengan organisasi profesi. (2) Uji
kompetensi dilaksanakan di akhir program PPG. (3) Peserta yang
lulus uji kompetensi memperoleh sertifikat pendidik yang
dikeluarkan oleh LPTK. 6 Pasal 12 (1) Dosen pada program PPG
memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah lulusan program
Magister (S2), dan paling sedikit salah satu strata pendidikan
setiap dosen berlatar belakang bidang kependidikan sesuai
dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkannya. (2)
Dosen pada program PPG kejuruan selain memiliki kualifikasi
paling rendah lulusan program Magister (S2), dan paling sedikit
salah satu strata pendidikan setiap dosen berlatar belakang
bidang kependidikan, serta diutamakan yang memiliki sertifikat
keahlian sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang
diajarkannya. Pasal 13 Untuk menyiapkan program PPG,
Pemerintah melaksanakan rintisan program pendidikan profesi
guru prajabatan pada beberapa LPTK yang ditetapkan. Pasal 14
Sebutan profesional lulusan program PPG adalah guru yang
penggunaan dalam bentuk singkatan Gr ditempatkan di belakang
nama yang berhak atas sebutan profesional yang bersangkutan.
Pasal 15 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku program
PPG yang diselenggarakan berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan yang sedang berjalan dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009. Pasal 16 Dengan
berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Agustus 2013 MENTERI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA, TTD. MOHAMMAD NUH

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2017. Program Pendidikan Profesi Guru (online)


https://id.wikipedia.org/wiki/Program_Pendidikan_Profesi_Guru diakses
pada 15 Februari 2021

Wikipedia. 2021 . Pendidikan (online)


https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#:~:text=Pendidikan%20adalah
%20pembelajaran%20pengetahuan%2C%20keterampilan,tetapi%20juga
%20memungkinkan%20secara%20otodidak. Diakses pada 16 Februari 2021
Rahayu , Suci Setiya.2020. Sejarah Pendidikan Indonesia dari Masa
ke Masa Membentuk Karakter Pribadi Pribumi Bangsa (online)
http://formadiksi.um.ac.id/sejarah-pendidikan-indonesia-dari-masa-ke-
masa-membentuk-karakter-pribadi-pribumi-bangsa/ diakses pada 16
Februari 2021

Purwanto , Antonius. 2020. Pendidikan Guru di Indonesia: Sejarah


dan Perkembangan (online) https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-
topik/pendidikan-guru-di-indonesia-sejarah-dan-perkembangan diakses
pada 16 februari 2021

luk.staff.ugm.ac.id. 2013. Pendidikan Profesi Guru (online)


https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permendikbud872013PendidikanProfesiGuru
.pdf diakses pada 16 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai