Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR PENANGANAN

DELIRIUM Ditetapkan Oleh


Kepala Puskesmas
No. Kode
Dungkait
Terbitan :

SOP No. Revisi :


PEMERINTA Tanggal Berlaku :2
H januari 2018 PUSKESMAS
KABUPATEN Endang, S.Kep, NS DUNGKAIT
Halaman : NIP : 197808122009012004
MAMUJU

Delirium adalah gangguan kesadaran yang ditandai dengan berkurangnya


1. Pengertian
kemampuan memfokuskan, mempertahankan dan mengaligkan perhatian

2. Tujuan Sebagai acuan untuk tatalaksana delirium dan mencari tahu penyebab

1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.


2. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. Keputusan mentri kesehatan no. 128 tahun 2004 tentang kebijakan
3. Kebijakan
dasar pusat kesehatan puskesmas
4. PERMENPAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang standar
operasional prosedur administrasi pemerintahan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014
4. Referensi tentangpanduanpraktikklinisbagidokter di fasilitaspelayanankesehatan
primer
5. Saratan dan
Poliklinik set
Prasarana
6. Prosedur / Anamnesis
langkah langkah Datang dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan
1. Berkurangnya atensi
2. Gangguan psikomotor
3. Gangguan emosi
4. Arus dan isi pikir yang kacau
5. Gangguan siklus bangun tidur
6. Gejala diatas terjadi dalam jangka waktu yang pendek dan cenderung
berfluktuasi dalam sehari
7. Faktor risiko
a. Penyakit SSP : trauma kepala, tumor, perdarahan, TIA)
b. Penyakit sistemik : infeksi, gangguan metabolik, penyakit
jantung, COPD, Gangguan ginjal, gangguan Hepar
c. Penyalahgunaan zat
Pemeriksaan Mini mental state examination
Pemeriksaan laboratorium : hb, ht, leukosit, trombosit, gula darag,
elektrolit (terutama natrium), sgot, sgpt, ureum, kreatinin, urinalisis,
analisis gas darah
Diagnosa banding
7. Diagram Alur

8. Unit terkait
m
n
ia
s
e a. Demensia
b. Psikosis fungsional
c. Kelainan neurologis
Penatalaksanaan
1. Kondisi pasien harus dijaga agar terhindar dari risiko kecelakaan
selama perawatan
2. Apabila pasien telah memperoleh pengobatan, sebaiknya tidak
menambahkan obat pada terapi yang sedang dijalani oleh pasien
3. Bila belum mendapatkan pengobatan, pasien dapat diberikan obat
anti-psikotik. obat ini dapat diberikan apabila ditemukan gejala
psikosis dan atau agitasi, yaitu : haloperidol injeksi 2-5mg intra
muskular (IM)/ intravena (IV). Injeksi dapat diulang setiap 30
menit, dengan dosis maksimal 20mg/hari

Konseling dan edukasi


Memberikan infromasi terhadap keluarga/care giver agar mereka dapat
memahami tentang delirium dan terapinya

Kriteria rujukan :
Bila gejala agitasi telah terkendali, pasien dapat segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan rujukan sekunder untuk memperbaiki penyakit utamanya

1. Poli Umum
2. UGD
3. Pustu/Poskesdes.

Anda mungkin juga menyukai