Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PARTNERSHIP,EMPOWERING WOMEN AND


FAMILY,CONTINUITY OF CARE

Disusun Oleh:

1. DEA SETIA DWI RUSMILIA


2. FAISA SALSABILA
3. ILFA TIARA MILSA
4. KETUT SELVIPURWANI
5. YULITA OCTAVIANI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG


PROFESI BIDAN BANDUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena rahmat


dan ridho-Nya makalah Partnership Empowering Women And
Family,Continuity Of Care.
Makalah ini dibuat untuk mencapai tingkat ke dalam memadai
sebagai sumber belajar walaupun dalam wujudnya yang belum
sempurna, makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar
untuk profesi bidan.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Akhirnya, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita
semua dan Allah Swt. berkenan menerima amal bakti yang
diabadikan pada kita semua. Amin.

Bandung, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian partnership............................................................2


2.1.1 Partnership Bidan Dalam Pelayanan Kebidanan...............2
2.1.2 Keuntungan dan Hambatan Bidan dalam melakukan
Kemitraan...........................................................................7
2.2 Empowering Women And Family............................................8
2.2.1 Pengertian Empowering Woment......................................8
2.2.2 Tujuan Empowering Woment.............................................8
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan wanita dan
keluarga..............................................................................9
2.3 Continuity Of Care...................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan
pendidikan kesehatan, kepada masyarakat khususnya
perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada
ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang
sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan (Kurnia,
2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud partnership?
2. Apa yang dimaksud empowering women and family?
3. Apa yang dimaksud continuity of care?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tentang dasar partnership
2. Mengetahui tentang empowering women and family
3. Mengetahui tentang continuity of care

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Partnership

Partnership menurut terjemahan Google adalah “kemitraan,


persekutuan,
 perseroan, perkongsian, kongsi, perekanan (Translate google,
2011). Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang telahdiakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktekkebidanan di
negeri itu (Yulianti, Rukiah, 2011). Pelayanan kebidanan adalah
penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhankebidanan
pada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan
sampai Keluarga Berencana (KB) termasuk kesehatan reproduksi
perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pemberdayaan
adalah upaya mengembangkan dari keadaan kurang atau tidak
berdayamenjadi punya daya dengan tujuan dapat mencapai /
memperoleh kehidupan yang lebih baik (Satria, 2008).

2.1.1 Partnership Bidan Dalam Pelayanan Kebidanan

Sebagai contoh Partnership Bidan dalam Pelayanan Kebidanan

1. Partnership Bidan dengan Perempuan

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab


dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan
tindakan kegawat-daruratan jika tidak ada tidak ada tenaga
kesehatan lainnya.

2
a. Bidan

1) Melaksanakan asuhan kebidanan sesui dengan standar


pelayanan kebidanan

2) Memberikan informasi kesehatan dan memberikan pilihan


kepada perempuan dalam hal: pemilihan terhadap
kehamilan, persalinan, nifas, dll.
3) Memberikan penyuluhan dan pelayanan kebidanan
kepada perempuan sehingga mereka mampu membentuk
hubungan saling percaya antara sesama.

b. Perempuan

Melakukan segala bentuk anjuran dan informasi yang


diberikan oleh bidan baik selama tindakan asuhan kebidanan
maupun penyuluhan terhadap kebiasaan untuk meningkatkan derajat
perempuan.

2. Partnership Bidan dengan Dukun

Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk


kerjasama bidan dengan dukun yang saling menguntungkan dengan
prinsip keterbukaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya
untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan bidan
sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari
penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada
masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat
antara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen
masyarakat yang ada. Dalam pola kemitraan bidan dengan dukun
berbagai elemen masyarakat yang ada dilibatkan sebagai unsur
yang dapat memberikan dukungan dalam kesuksesan pelaksanaan
kegiatan ini. Berikut adalah peran bidan dan dukun bayi dalam
pelaksanaan kemitraannya:

a. Periode Kehamilan

1. Bidan melakukan Pemeriksaan fisik ibu hamil

a. Memberikan Imunisasi TT, obat dan tindakan lain


apabila ada komplikasi
b. Melakukan rujukan apabila diperlukan

3
2. Dukun memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilan ibu ke
Bidan
a. Mengantar ibu hamil yang tidak mau memeriksa
kehamilannya ke Bidan
b. Membantu bidan dalam melakukan pemeriksaan
b. Periode Persalinan

1. Bidan

a. Mempersiapkan sarana dan prasarana persalinan aman


dan alat resusitasi bayi baru lahir, termasuk pencegahan
infeksi.
b. Memantau kemajuan persalinan sesuai dengan
partogram
c. Melakukan asuhan persalinan

2. Dukun

a. Mengantar calon ibu bersalin ke Bidan.


b. Mempersiapkan sarana prasaran persalinan aman
seperti: Air bersih, Kain bersih.
c. Mendampingi ibu pada saat persalinan

c. Periode Nifas

1. Bidan

a. Melakukan Kunjungan Neonatal dan sekaligus pelayanan


nifas (KN1, KN2 dan KN3)
b. Melakukan Penyuluhan dan konseling pada ibu dan
keluarga mengenai: tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu
nifas, tanda-tanda bayi sakit.

2. Dukun

a. Memotivasi ibu dan keluarga untuk ber-KB setelah


melahirkan.
b. Melakukan ritual keagamaan / tradisional yang sehat
sesuai tradisi setempat.
3. Partnership Bidan dengan Masyarakat

Pola kemitraan bidan dengan berbagai elemen masyarakat


dilibatkan sebagai unsur yang dapat memberikan dukungan dalam
kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini. Berikut adalah peran bidan
dan masyarakat dalam pelaksanaan kemitraannya:

4
a. Bidan melatih dan membimbing masyarakat untuk menjadi
Kader

1. Bidan

a) Bidan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standar


asuhan Kebidanan sesuai dengan kebutuhan pasien

b) Bidan melakukan tindakan pemeriksaan fisik, menolong


persalinan, pemantauan nifas, bayi dan program KB.

2. Kader

a) Membantu Bidan dalam menjangkau segala masyarakat untuk


mau da rutin memeriksakan kesehatannya ke bidan

b) Kader memberikan motivasi dan menemani ibu untuk


memeriksakan kehamilan, persalinan, dan nifas.

b. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat

1) Bidan Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk


membantu dalam hal memperbaharui perilaku yang sudah
menjadi kebiasaan masyarakat. Seperti: Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat

2) Tokoh Masyarakat Membantu Bidan dalam menyampaikan


segala bentuk informasi dan anjuran yang diberikan oleh
bidan untuk merubah kebiasaan masyarakat.

4. Partnership Bidan dengan Teman Sejawat (Tenaga Kesehatan


Lain)

Bidan melakukan kerjasama (bermitra) dengan tenaga


kesehatan lainnya untuk menunjang segala bentuk pemeriksaan,
menegakkan diagnosa dan memberi pengobatan terhadap pasien
yang memiliki resiko tinggi dan kegawatdaruratan.

a. Bidan

1. Bidan mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan dengan resiko


tinggi atau kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dan rujukan.
2. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tnggi dan
memberi pertolongan pertama.
3. Melaksanakan upaya Preventif dan Promotif.

5
b. Tenaga Kesehatan (Dokter)

1. Menegakkan diagnosa, melakukan tindak lanjut untuk


menangani resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
2. Melaksanakan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.
5. Partnertship Bidan dengan Pemerintah
a. Bidan Bidan melakukakan Advokasi atau lintas sektoral kepada
pemerintah dalam hal penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan seperti penyediaan air bersih, Jaminan Kesehatan,
Peralatan dan Obat-obatan serta bantuan berupa dana untuk
kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan derajat
kesehatan.
b. Pemerintah Pemerintah memberikan sarana dan prasaranan
sesuai dengan kebutuhan suatu daerah untuk membantu bidan
dan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
sehingga tercipta masyarakat yang sehat.

Sasaran pelayanan kebidanan adalah masyarakat khususnya


perempuan yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan, pelayanan kebidanan dapat
dibedakan menjadi:

a. Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi


anggung jawab bidan.
b. Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kesehatan.
c. Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan,
juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas
pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal

6
atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta
bayinya.

Adapun pelayanan dan penyuluhan yang diberikan


adalah masalah kesehatan untuk bayi dan balita, kesehatan untuk
ibu hamil, kesehatan untuk ibu menyusui, kesehatan untuk
keluarga, kesehatan reproduksi wanita usia subur, kesehatan
reproduksi wanita usia lanjut, dan kesehatan reproduksi tingkat
remaja. Kesadaran kaum perempuan yang semakin meningkat tentu
akan membuat mereka hidup lebih berkualitas.

Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi


kebutuhan perempuan sebagaimana mereka inginkan, serta
mengetahui bahwa kebutuhankebutuhan ini sangat beragam
dan saling terkait satu dengan yang lain. Hak Reproduksi
maupun akses untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Reproduksi adalah penting, sehingga perempuan dapat:

 Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat,


terbebas dari penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan,
kesakitan, atau kematian yang berhubungan dengan
reproduksi dan seksualitas
 Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai
dengan keinginannya, menghentikan kehamilan yang tidak
diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai waktu persalinan
 Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti
juga ketika mereka menginginkan kesehatan bagi dirinya
sendiri.

2.1.2 Keuntungan dan Hambatan Bidan dalam melakukan


Kemitraan
1. Keuntungan

Bidan sebagai tenaga kesehatan terdidik memberi pengaruh


optimal kepada masyarakat terutama pengaruh kesehatan
yaitu : Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi dan balita.

7
a. Membantu mengurangi angka kesakitan dan kematian
b. Menjadi dan terlatih sebagai konselor kesehatan dan
inovator agent dalam perilaku hidup bersih dan sehat
dimasyarakat
c. Berpotensi menjadi pemimpin informal untuk mengerakkan
masyarakat di bidang kesehatan
d. Sebagai mata rantai dalam sistem kesehatan nasional
dengan bermitra dengan dukun,masyarakat dan tenaga
kesehatan laiinnya.
e. Bersama dengan dukun, masyarakat dan Tenaga
Kesehatan lainnya bidan mampu mempercepat tercapainya
Health For All.

2. Hambatan

a. Kesulitan dalam beradaptasi dikarenakan usia yang relatif


masih muda, bukan desa tempat tinggal bidan berasal,
dan kesulitan dalam bahasa.
b. Kesulitan dalam mengubah perilaku masyarakat atas
budaya tradisional yang masih dijunjung tinggi. Geografis
suatu wilayah khususnya desa yang tidak mendukung
yang merupakan salah satu pencetus keterlambatan
dalam mencapai fasilitas rujukan yang memadai.
2.2 Empowering Women And Family
2.2.1 Pengertian Empowering Women And Family
Empowering Woman adalah suatu proses dalam  memb
eri kekuasan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan d
an pendekatannya akancmeningkatkan energi dan sum
ber dari dalam diri klien.Indikatornya antara lain : pengu
atan/penegasan (affirmation), memvalidasi, Menyakinka
n
Kembali dan memberi dukungan (support).Women and 
Family partnership adalahadanya keterkaitan antara wa
nita hamil dengan keluarganya. Keterkaitan disini karen

8
a adanya dukungan ,kerjasama anggota keluarga deng
an wanita atau ibu dalam masa kehamilan, persalinan, n
ifas. Ketika wanita dalam
masa kehamilan sampai masa nifas, keluarga mempuny
ai peran penting dalam hal psikologis seorang ibu.

2.2.2 Tujuan Woman Empowerment

Tujuan Program Pendidikan Perempuan adalah


Perempuan semua usia yang tidak memiliki
kemampuann/keterampilan, miskin dan rawan terhadap
tindak diskriminasi/kekerasan/trafiking. Tujuan
pemberdayaan perempuan sebagian meliputi:

a. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di


berbagai
b. bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
c. Meningkatkan peran perempuan sebagai pengambil
keputusan
d. dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
e. Meningkatkan kualitas peran kemandirian
organisasi
f. perempuan dengan pempertahankan nilai persatuan
dan kesatuan
g. Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua
lembaga yang
h. memperjuangkan kesetaraan dam keadilan gender
i. Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan
j. kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta
perlindungan anak.

2.2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi hubugan wanita dan


keluarga antara lain:

a. Dukungan keluarga : Dukungan keluarga disini yaitu duk
ungan psikologis berupaperhatian yang diberikan kepada 

9
ibu yang sedang hamil dalam hal menjaga kehamilan
dan memberikan rasa tenang kepada ibu agar kondisi
ibu da calon bayi terjaga.
b. Lingkungan : Pengaruh lingkungan terhadap wanita hami
l yaituketerlibatan wanita terhadapinteraksi masyarakat d
alam lingkungan 
sosial yang bisa berdampak positif maupun negatif.
c. Kondisi psikologis ibu : Pengaruh kondisi psikologis seor
ang wanita hamil yaitu ketika kehamila bagi calon
ibuyang pertama kali mengalami masa kehamilan akan
membawa dampakbagi perubahan psikologis,
perubahan emosi ini merupakan hal yang wajar akibat
perubahan homon dalam tubuh ibu hamil, hal ini
menyebabkan calon ibu mudah mengalami perubahan
emosi seperti bahagia,sesitif.
Contoh : dukungan dari keluarga kepada ibu hamil seper
ti memberikan kenyamanan,
sehingga ibu hamil tidak stress atau banyak pikiran.

2.3 Continuity Of Care

Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada


persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita
semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas
tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan
sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan
berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten
dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa
bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai
usia lanjut.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas
dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya.

10
Siklus hidup reproduksi merupakan permasalahan yang tidak
ditangani dapat berakibat buruk pada masa kehidupan
selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup dikenal lima
tahap, yaitu

1. Konsepsi
2. Bayi dan Anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut

Contoh Pencegahan dan promosi kesehatan, masalah/tindakan


dalam pelayanan berkesinambungan pada daur kehidupan
wanita

1. Pra Konsepsi
Pengenalan dini riwayat infeksi toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo Virus, herves,dll. - Pemeriksaan imunologis dan
terapi.
2. Konsepsi
Pengenalan dini kelainan genetik (keturunan) dll. -
Pemeriksaan sitogenetik, tindakan korektif intra uterin
(perbaikan dalam kandungan) dll.
3. Pra Kelahiran (1- 40 mgg)
Pengenalan dini malformasi (kesalahan bentuk) dalam
perkembangan janin. Pemeriksaan Ultrasonografi, Terminasi
Kehamilan.
4. Pra Pubertas (0bln–12 bln)
Pencegahan infeksi kekurangan kalori, protein, mineral, dan
vitamin. Imunisasi, perbaikan gizi, pembinaan kebugaran
jasmani.
5. Pubertas/remaja (13th-20th)
Penkes tentang penyakit seksual menular dan kehamilan. -
Komunikasi, Informasi dan edukasi Agama, etika dan moral
serta pendidikan seks.
6. Reproduksi
Pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan
persalinan aman - Penggunaan kontrasepsi rasional, perawatan
antenatal, pemberian ASI.
7. Menopouse (45th-55th)
Deteksi dini keganasan (kanker) alat kelamin dalam (genitalia
interna). Tes Paps, biopsi dan kurtase.
8. Pasca Menopouse(50th-65th)

11
Deteksi dini osteoporosis (rapuh tulang) penyakit jantung koroner.
Terapi hormonal, gizi.

9. Lansia (senium)
Penurunan fungsi fisiologis/fisik yang berat - Gizi cukup

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Partnership menurut terjemahan Google adalah “kemitraan,


persekutuan, perseroan, perkongsian, kongsi, perekanan (Translate
google, 2011).

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan


bidan yang telah diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan
diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu
(Yulianti, Rukiah, 2011).

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam


memberikan asuhan kebidanan pada klien yang menjadi tanggung
jawab bidan mulai dari kehamilan sampai Keluarga Berencana (KB)
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan
kesehatan masyarakat.

Pemberdayaan adalah upaya mengembangkan dari keadaan kurang


atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan dapat
mencapai / memperoleh  kehidupan yang lebih baik (Satria, 2008).

Partnership bidan dalam pelayanan kebidanan ada 2, yaitu


pelayanan perempuan dan pemberdayaan perempuan

13
DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2011. Peranan Bidan dalam Sistem Kesehatan Nasional.

Admin, 2011. Peranan Bidan dalam Sistem Kesehatan Nasional.


Asrinah, 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
http://obstetriginekologi.com/artikel/latar+belakang+peranan+b
idan+dalam+sistem+kesehatan+nasional.html ( diakses
tanggal 22-September-2019) Kusmiran, Eni. 2011.

Asrinah, 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu


http://obstetriginekologi.com/artikel/latar+belakang+peranan+b
idan+dalam+sistem+kesehatan+nasional.html ( diakses
tanggal 22-September-2019) Kusmiran, Eni. 2011.
Hidayat, Asri, Mufdlilah, 2009. Catatan Kuliah Konsep
Kebidanan.Yogyakarta: Mitra Cendikiawa
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://maternalhealthtaskforce.org/library/doc_
download/690-woman-centred-care.

http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://maternalhealthtaskforce.org/library/doc_
download/690-woman-centred-care.
Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta. Salemba
Medika Kusumandari, Winda. 2010. BIDAN, Sebuah
Pendekatan Midwifery of Knowledge. Yogyakarta : Nuha
Medika. Romauli, Suryati. 2011.

Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta. Salemba


Medika Kusumandari, Winda. 2010. BIDAN, Sebuah
Pendekatan Midwifery of Knowledge. Yogyakarta : Nuha
Medika. Romauli, Suryati. 2011.
Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika. Rukiyah, Ai
Yeyeh. 2011. Konsep Kebidanan. Jakarta : CV Trans Info
Media Syafruddin, 2011.
Kurnia, Hesti, 2011. Patnership Bidan Dan Perempuan Dalam
Pelayanan Kebidanan
Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam Kebidanan.
Jakarta : CV TRANS INFO MEDIA. Yulifah, Rita. 2014.
Konsep Kebidanan untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika
Rukiyah, Yeyeh, Yulianti, 2011. Konsep Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media
Satria, 2008. Konsep dan Pengertian Pemberdayaan Masyarakat,

Anda mungkin juga menyukai