Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI PROGRAM

PUSKESMAS TIGA DOLOK

DISUSUN OLEH
dr. Hanna Tashia

PEMBIMBING
dr. Riona Kurnia Damanik

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


STASE PUSKESMAS TIGA DOLOK
KABUPATEN SIMALUNGUN
BAB 9
PERUMUSAN MASALAH

Identifikasi Masalah
1. Rendahnya Presentase K1 dan K4 di wilayah UPTD Puskesmas Tiga Dolok
pada tahun 2020
2. Rendahnya Pelaksanaan Program KB untuk Pasangan Usia Subur di Wilayah
UPTD Puskesmas Tiga Dolok pada tahun 2020.
3. Masih adanya keterbatasan tenaga kerja dilihat dengan beberapa Tenaga Kerja
masih memegang beberapa Program.
4. Tingginya angka kejadian ISPA di Puskesmas Tiga Dolok pada tahun 2020 dan
cenderung meningkat setiap bulan.
5. Angka kejadian demam tifoid yang relatif tinggi setiap bulan di Puskesmas
Tiga Dolok pada tahun 2020
6. Tidak dilakukan kunjungan pemeriksaan sarana air minum sepanjang tahun
2020 sehingga kualitas air tidak dapat dikontrol.
7. Masih tingginya angka gizi buruk dan gizi kurang pada bayi usia dibawah 5
tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tigadolok.
8. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tigadolok.
9. Kurangnya sarana air bersih pada masyarakat terkhusus untuk mencuci dan
mandi
10. Kurangnya variasi obat di Puskesmas Tiga Dolok dalam tatalaksana penyakit
terkhusus 10 penyakit terbesar

Identifikasi Prioritas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang didapat, maka disusun berdasarkan


skala prioritas USG. Cara menilai dan menentukan prioritas masalah dengan
metode USG adalah sebagai berikut:

U: Urgency, dinilai berdasarkan seberapa mendesaknya kasus tersebut sehingga


harus segera ditangani atau dicari solusinya.
S: Seriousness, dinilai berdasarkan seberapa seriusnya kasus tersebut dapat
menimbulkan keparahan sehingga harus segera ditangani.

G: Growth dinilai berdasarkan seberapa besar perkembangan kasus tersebut bila


tidak ditangani
Skala Prioritas
No Identifikasi Masalah
U S G
1. Kurangnya sarana air bersih pada masyarakat terkhusus untuk mencuci dan
5 5 4
mandi
2. Tidak dilakukan kunjungan pemeriksaan sarana air minum sepanjang tahun
5 5 3
2020 sehingga kualitas air tidak dapat dikontrol.
3. Angka kejadian demam tifoid yang relatif tinggi setiap bulan di Puskesmas Tiga
5 4 3
Dolok pada tahun 2020
4. Masih tingginya angka gizi buruk dan gizi kurang pada bayi usia dibawah 5
5 3 3
tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tiga Dolok.
5. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan di wilayah
4 3 2
kerja UPTD Puskesmas Tigadolok.
6. Kurangnya variasi obat di Puskesmas Tiga Dolok dalam tatalaksana penyakit
2 1 1
terkhusus 10 penyakit terbesar
7. Tingginya angka kejadian ISPA di Puskesmas Tiga Dolok pada tahun 2020 dan
2 3 3
cenderung meningkat setiap bulan.
8. Rendahnya Presentase K1 dan K4 di wilayah UPTD Puskesmas Tiga Dolok pada
3 2 2
tahun 2020
9. Rendahnya Pemakaian KB untuk Pasangan Usia Subur di Wilayah UPTD
2 1 2
Puskesmas Tiga Dolok pada tahun 2020
10. Masih adanya keterbatasan tenaga kerja dilihat dengan beberapa Tenaga Kerja
2 1 1
masih memegang beberapa Program
Diagram 9.1 Fishbone identifikasi penyebab kurangnya sarana air bersih serta inspeksi air bersih pada masyarakat terkhusus
untuk cuci dan mandi

MANUSIA METODE

Peran kader yang kurang Penyuluhan terhadap kader


yang kurang dilakukan
Kurangnya koordinasi lintas
sektoral Belum adanya pengolahan air
bersih di masyarakat
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang air bersih Tidak adanya inspeksi air bersih

Kurangnya sarana
air bersih serta
inspeksi air bersih
pada masyarakat
terkhusus untuk
cuci dan mandi

SARANA DANA

Tidak tersedianya sarana air Tidak ada dana untuk sarana


bersih berskala besar air bersih berskala besar
9.1. Rekomendasi
9.1.1. Bagi Puskesmas
a. Diharapkan puskesmas melakukan penyuluhan yang rutin di Puskesmas
Tiga Dolok dan di lingkungan masyarakat mengenai air bersih yang
dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Banyak masyarakat masih mencuci
baju dan mandi di sungai, dimana banyak masyarakat sekitar yang masih
buang air besar dan kecil di sungai. Metode yang bisa dilakukan yaitu
kunjungan ke rumah atau diskusi, sedangkan metode tidak langsung
dilakukan melalui media seperti leaflet dan poster. Dengan dilakukannya
kegiatan tersebut diharapkan pengetahuan masyarakat terhadap air bersih
dapat meningkat. Penelitian Wijayanti dkk (2016) didapatkan
peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap PHBS setelah dilakukan
penyuluhan. Hal ini menunjukkan pentingnya penyuluhan pada
masyarakat.
b. Diharapkan puskesmas dapat berkoordinasi saat lintas sektoral dalam
menyediakan air bersih berskala besar. Sarana air bersih berskala besar di
lingkungan kerja Puskesmas Tiga Dolok tidak ada, sehingga masyarakat
masih mencuci dan mandi di sungai. Hal ini dapat meningkatkan resiko
infeksi saluran cerna, infeksi kulit dan malnutrisi, yang kasusnya cukup
tinggi ditemukan tiap bulannya di Puskesmas Tiga Dolok. Penelitian
Arifiyani (2019) menunjukkan terdapat hubungan antara sanitasi
lingkungan dengan kejadian demam tifoid. Sanitasi lingkungan yang
buruk akan meningkatkan resiko terkena demam tifoid sebanyak 3 kali.
c. Kurangnya kerjasama puskesmas dan kader kesehatan di tiap desa
menyebabkan masalah air bersih tidak mendapatkan perhatian. Inspeksi
air bersih di masyarakat sangat penting mengingat banyaknya penyakit
yang disebabkan sanitasi yang kurang.
9.1.2. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan masyarakat semakin sadar untuk tidak buang air besar dan
buang air kecil di sungai mengingat masyarakat masih menggunakan
sungai sebagai kebutuhan sehari-hari untuk mencuci dan mandi.
b. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai
mengingat masyarakat masih menggunakan sungai sebagai kebutuhan
sehari-hari. Membuang sampah ke sungai akan meningkatkan risiko
terkena penyakit menular akibat air seperti kolera, diare, hepatitis, dan
demam tifoid.
c. Pengetahuan mengenai penyakit menular penting mengingat penyakit
yang dapat terjadi jika kebersihan sungai tidak diperhatikan. Risiko
menderita diare lebih kecil jika mengkonsumsi air bersih, jika
dibandingkan dengan masyarakat yang mengkonsumsi air yang tercemar
atau kotor
9.1.3. Bagi Keluarga
a. Dukungan sesama keluarga untuk kebersihan lingkungan sangat
dibutuhkan, saling mengingatkan jika ada keluarga yang masih buang air
besar, buang air kecil dan buang air sampah di sungai agar diingatkan.
Penelitian Prasetyo (2015) terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan sanitasi lingkungan.
9.2. Prioritas Rekomendasi
Tabel 9. 1. Prioritas Rekomendasi Berdasarkan Metode Matriks
Kriteria
Effectivity
No. Rekomendasi C Prioritas
M I V
1. Penyuluhan mengenai air bersih yang
5 5 5 1 15
dipakai untuk kebutuhan sehari-hari
2. Koordinasi saat lintas sektoral dalam
5 4 4 5 2,6
menyediakan air bersih berskala besar
3. Meningkatkan kerjasama puskesmas dan
kader kesehatan di tiap desa untuk inspeksi 3 3 2 3 2,67
air bersih
4. Penyuluhan terhadap sanitasi lingkungan
dan penyakit menular dari air yang dapat 5 4 4 1 13
terjadi.
5. Penyuluhan pentingnya dukungan keluarga
3 2 2 1 7
terhadap sanitasi lingkungan

Berdasarkan tabel 9.2. dapat terlihat prioritas rekomendasi yang didapat adalah
penyuluhan mengenai air bersih yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Rekomendasi tersebut dapat berperan besar dalam memecahkan masalah, penting
terhadap pemecahan masalah, waktu yang cepat untuk menangani masalah, dan
biaya yang tidak terlalu tinggi untuk memecahkan suatu masalah.
BAB X
PENUTUP

10.1. Kesimpulan
1. Luas wilayah Puskesmas Tiga Dolok adalah 155,30 Km2. Wilayah kerja
Puskesmas Tiga Dolok terdiri dari 15 (lima belas) desa. Jumlah penduduk
kecamatan Dolok Panribuan pada tahun 2020 adalah 20.730 jiwa. Tingkat
pendidikan penduduk kecamatan Dolok Panribuan paling banyak adalah
tamat SMP.
2. Berdasarkan data pola penyakit di Puskesmas Tiga Dolok dari Januari
sampai dengan Desember 2020, Pola penyakit masih beragam baik
penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Berdasarkan 10
penyakit yang diurutkan berdasarkan jumlah kunjungan didapati ISPA
sebagai penyakit terbanyak dijumpai selama tahun 2020. Berdasarkan
data penyakit berbasis imunisasi, tuberkulosis merupakan kasus yang
paling banyak dijumpai di Puskesmas Tiga Dolok.
3. Pelaksanaan kegiatan layanan puskesmas di Puskesmas Tiga Dolok sudah
sesuai dengan cakupan layanan puskesmas menurut PMK No. 43 tahun
2014 dan PMK No. 75 tahun 2014, yaitu upaya kesehatan perseorangan,
UKM essensial dan UKM pengembangan. Pelaksanaan layanan UKM
pengembangan di Puskesmas Tiga Dolok sudah mulai dilaksanakan,
namun belum dilakukan dengan maksimal.
4. Untuk memenuhi sarana dan prasarana serta semua kegiatan yang
dilakukan oleh UPTD Puskesmas Tiga Dolok didanai dari Anggaran
Bantuan Operasional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Sumber obat-obat yang ada di Puskesmas Tiga Dolok berasal APBN dan
JKN.
5. Sumber Daya Manusia yang ada di UPTD Puskesmas Tiga Dolok belum
tercukupi dengan baik, dimana berdasarkan PMK No. 75 tahun 2014
didalam suatu Puskesmas terdapat tenaga kesehatan dan non kesehatan,
sehingga bagian tenaga non kesehatan diambil alih oleh tenaga kesehatan
yang ada.
BAB XI
PELAKSANAAN DAN MONITORING

11.1. Latar belakang


Berdasarkan konsep Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang
pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat disamping
faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor perilaku. Bahaya
potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat
bersifat fisik, kimia ataupun biologi.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan tersebut antara lain Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), Tuberkulosis, Typhoid, Diare, yang masih
merupakan penyebab utama kematian. Surkesnas (2001) mengungkapkan
peringkat dan besarnya kontribusi penyakit-penyakit tersebut terhadap
penyebab kematian. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
menduduki peringkat pertama dan menyumbangkan 12,7% kematian.
Tuberkulosis menduduki peringkat kedua dan menyumbangkan 9,4%
kematian. Penyakit Typhoid menduduki peringkat ketiga dan
menyumbangkan 4,3% kematian. Penyakit Diare menduduki peringkat
keempat dan menyumbangkan 4% kematian. Secara total penyakit berbasis
lingkungan menyumbangkan sekitar 31% atau sepertiga dari 1 total
kematian seluruh kelompok umur.
Data dari statistik kesejahteraan rakyat tahun 2002 (BPS) menunjukkan
bahwa rumah tangga di Indonesia yang menggunakan air minum dari sumur
terlindung 34%, ledeng 18,30%, pompa 14,43%, mata air terlindung 7,77%,
air kemasan sebesar 1,43%, sumur tidak terlindung 12,89%, mata air tidak
terlindung 4,64%, air sungai 3,34%, air hujan 2,79% dan sumber lainnya
0,39%.
Dalam hubungan dengan penyakit yang ditularkan melalui air, angka
kesakitan maupun kematian karena penyakit diare masih cukup tinggi.
Angka kesakitan 374 per 1000 penduduk, selain itu diare merupakan
penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 pada bayi serta nomor
5 bagi semua umur.

11.2. Permasalahan
Kurangnya sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Tiga Dolok
terutama untuk mencuci dan mandi

11.3. Perencanaan
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka direncanakan untuk
dilakukan penyuluhan rutin dan berkesinambungan pada masyarakat.
Materi yang disampaikan:
a. Pentingnya sarana air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
b. Penyakit menular dari air yang dapat ditimbulkan akibat pencemaran
air
c. Sanitasi lingkungan dan inspeksi air bersih
d. Perlunya dukungan keluarga terhadap sanitasi lingkungan

11.4. Pelaksanaan
Kegiatan : Penyuluhan rutin setiap posyandu
Tujuan : Menyampaikan materi berkesinambungan
Penanggung jawab :
Penanggung jawab kegiatan : Bidan desa setiap nagori yang hendak
melakukan posyandu
Penanggung jawab program : Pegawai pemegang program kesehatan
lingkungan
Peserta : Masyarakat yang datang ke posyandu.
Waktu dan Tempat : 15 menit setiap sebelum posyandu dimulai
Metode : Pemberian materi dibarengi diskusi dua arah
11.5. Monitoring
Output
Saat penyuluhan masyarakat aktif bertanya dan berdiskusi mengenai hal
terkait kesehatan lingkungan.
Outcome
• Pelaporan kader bahwa kesehatan lingkungan mulai/ meningkat di
setiap nagori
• Meningkatnya capaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas
Tiga Dolok.
Tersedianya sarana air bersih berskala besar di lingkungan kerja Puskesmas Tiga
Dolok

Anda mungkin juga menyukai