Anda di halaman 1dari 6

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

No.Dokumen No.Revisi 1/2


RST/PPK/KOMDIK/002 0

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


11 JANUARI 2022 Direktur RS Tiara Bekasi,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(Dr. Ery Rachma Firsanti, MMR)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

Gagal Jantung Kronik / CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)


sindrom klinis ditandai gejala dan tanda abnormalitas struktur
1. Pengertian dan fungsi jantung, yang menyebabkan kegagalan jantung
untuk memenuhi kebutuhan oksigen metabolism tubuh.
 Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan >300 m,
naik tangga)
 Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat
beraktifitas, tidur lebih nyaman bila menggunakan bantal
2. Anamnesis
yang tinggi ( 2-3 bantal)
 Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki
 Riwayat menderita penyakit jantung atau dirawat dengan
gejala diatas
 Sesak nafas, frekuensi nafas >24x/menit saat istirahat
 Frekuensi nadi > 100 x/mnt, nadi kecil dan cepat
 Iktus cordis bergeser ke lateral pada palpasi
3. Pemeriksaan Fisik  Peningkatan tekanan vena jugularis
 Hepat megali / hepato jugular reflux (+)
 Edema tungkai biasanya dekat mata kaki
 Ascites.
4. Kriteria Diagnosis 1. Mayor
- Sesak saat tidur terlentang (Orthopnoe)
- Sesak terutama malam hari (Paroxysmal
Nocturnal Dyspnoe)
- Peningkatan Tekanan Vena Jugularis
- Ronki basah halus
- Pembesaran Jantung
- Edema Paru
- Gallop S3
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
No.Dokumen No.Revisi 2/2
RST/PPK/KOMDIK/002 0

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


11 JANUARI 2022 Direktur RS Tiara Bekasi,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(Dr. Ery Rachma Firsanti, MMR)

- Waktu sirkulasi memanjang>25 detik


- Refluks hepato jugular
- Penurunan berat badan karena respons dengan Pengobatan

2. Minor:
- Edema tungkai bawah (biasanya dekat mata
kaki)
- Batuk-batuk malam hari
- Sesak nafas saat aktifitas lebih dari sehari hari
- Pembesaran hati
- Efusi Pleura
- Takikardia

Bila terdapat 1 gejala mayor dan 2 minor atau 3 gejala minor,


sudah memenuhi kriteria diagnostic gagal jantung

Berdasarkan klasifikasi NYHA 2,3


 Class I: pasien dengan penyakit jantung tanpa keterbatasan
aktivitas. Aktivitas biasa tidak menyebabkan fatigue,
dyspnea, atau nyeri angina.
 Class II: penderita penyakit jantung dengan keterbatasan
ringan pada aktivitas fisik. Aktivitas biasa menyebabkan
fatigue, dyspnea, atau nyeri angina; yang hilang dengan
istirahat.
 Class III: penderita penyakit jantung dengan keterbatasan
pada aktivitas fisik. Sedikit aktifitas menyebabkan fatigue,
dyspnea, atau nyeri angina; hilang dengan istirahat.
 Class IV: penderita penyakit jantung dengan
ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik. Keluhan gagal
jantung atau sindrom angina mungkin masih dirasakan
meskipun saat istirahat. Jika melakukan aktivitas fisik, rasa
tidak nyaman bertambah.
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
No.Dokumen No.Revisi 3/2
RST/PPK/KOMDIK/002 0

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


11 JANUARI 2022 Direktur RS Tiara Bekasi,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(Dr. Ery Rachma Firsanti, MMR)

Pertimbangan rawat inap pada pasien gagal jantung:


1. Tidak membaik dengan pemberian regimen sodium atau
setelah pembatasan cairan
2. Iskemik miokard akut
3. Tekanan darah tinggi yang tidak mengalami perbaikan
4. Atrial fibrilasi atau aritmia lainnya
5. Setelah pemberian obat penghambat inotropic (contoh:
verapamil, nifedipin, diltiazem, penyekat beta)
6. Emboli paru
7. Pemberian Non-steroid anti-inflammantory disease (NSAID)
8. Penggunaan alcohol dan obat terlarang yang berlebihan
9. Kelainan endokrin (contoh: diabetes mellitus, hipertiroid,
hipotiroid)
Infeksi (contoh: pneumonia, infeksi virus)
5. Diagnosis Kerja Gagal Jantung Kronik
 Asma bronchial
 PPOK
6. Diagnosis Banding  Uremia
 Volume overload
 Gagal Ginjal
 EKG
 Foto polos thorax
7. Pemeriksaan Penunjang
 Lab.: Hb, Leko, Ureum, Creatinin, GDs, Ht, Na+, K+
 Ekokardiografi transtorakal
8. Tata Laksana 1. Pasien CHF yang dirawat dengan overload cairan sebaiknya
diterapi dengan diuretik IV. Pasien CHF dengan terapi loop
diuretic sebaiknya mendapatkan dosis terapi IV yang sama
atau lebih tinggi daripada dosis diuretic harian. Diuretik,
bertujuan untuk mencapai tekanan vena jugularis normal
dan menghilangkan edema.
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
No.Dokumen No.Revisi 4/2
RST/PPK/KOMDIK/002 0

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


11 JANUARI 2022 Direktur RS Tiara Bekasi,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(Dr. Ery Rachma Firsanti, MMR)

 Furosemide 1-2x20-440 mg dosis maksimun 500


mg/hari.
 Hidroklorotiazid 1-2x25 mg dosis maksimum 100
mg/hari,
 Spironolakton 1x1,50-50 mg dosis maksimum 100-200
mg/hari
Ketika diuresis tidak adekuat, dapat diberikan dosis loop
diuretin IV yang lebih tinggi atau tambahkan diuretic kedua
(contoh: Thiazide).

2. Penghambat ACE bermanfaat untuk menekan aktivasi


neurohormonal, dan pada gagal jantung yang disebabkan
disfungsi sistolik ventrikel kiri.
 Captopril dosis pemeliharaan 25-50 mg tid, .

3. Penyekat beta, memiliki manfaat yang sama dengan


penghambat ACE. Pemberian terapi penyekat beta dimulai
dengan dosis rendah setelah status volume cairan tertangani.
 Bisoprolol 2-10 qd

4. Angiotensin II antagonis reseptor digunakan bila ada


kontraindikasi penggunaan penghambat ACE
 Valsatran dosis pemeliharaan 80-320 mg
 Candesartan 4-32 mg
 Irbesartan 150-300 mg
 Lasartan 50-100 mg.

5. Kombinasi hidralazin dengan isosorbite dinitrat untuk


pasien yang intoleran terdapat penghambat ACE.
6. Digoksin untuk pasien gagal jantung disfungsi sistolik
ventrikel kiri terutama dengan fibrilasi atrial. Dosis 0,125 qd
dosis maksimal 0,375qd
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
No.Dokumen No.Revisi 5/2
RST/PPK/KOMDIK/002 0

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


11 JANUARI 2022 Direktur RS Tiara Bekasi,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(Dr. Ery Rachma Firsanti, MMR)

7. Antikoagulan dan antiplatelet. Pemberian profilaksis


thrombosis/thromboembolism disarankan pada pasien CHF
yang dirawat
 Edukasi kepatuhan minum obat
 Edukasi kepatuhan diet rendah garam, rehabilitasi jantung,
 Edukasi cara mengatasi bila terjadi perburukan sesak nafas
9. Edukasi (Hospital Health
Promotion)  Edukasi timbang berat badan dan lingkar perut, ukur
jumlah cairan masuk dan keluar agar seimbang
 Edukasi control tekanan darah, nadi dan pemeriksaan fisik
ke Puskesmas terdekat.
Ad vitam : dubia ad bonam
10. Prognosis Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Penelaah Kritis DEPARTEMEN/SMF KARDIOLOGI
80% pasien telah mendapat obat Beta blocker, ACE
Inhibitor dan ARB

12. Indikator Pasien boleh pulang jika:


 sesak berkurang
 tanda vital dan keadaan klinis umum membaik

13. Kepustakaan 1. Anil Chandraker A. Heart Failure. In: Fauci A, Kasper D,


Braunwald E, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J, editors.
Harrison’s Principles of Internal Medicine. 18th ed. United
States of America; The McGraw-Hill Companies, 2012.
Chapter 234
2. Pangabean M. gagal jantung. Dalam: Alwi I, Setiati S,
Setiyohadi B, Simadibrata M, Sudoyo AW, editors. Buku
Ajar Ilmu penyakit dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Interna
Publishing; 2006; Hal 1513-1514.
3. Gary S, Francis, Theodore G. Ganiats, Marvin A, Konstam.
2009 Focused Update: ACCF/AHA Guidelines for the
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
No.Dokumen No.Revisi 6/2
RST/PPK/KOMDIK/002 0

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


11 JANUARI 2022 Direktur RS Tiara Bekasi,
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS
(Dr. Ery Rachma Firsanti, MMR)

Diagnosis and Management of Heart Failure in Adults; 2009


Wrint Group to Review New Evidence and Update the 2005
Guidelines for the Management of Patients with Chronic
Heart Failure Writing on Behalf the 2005 Heart Failure
Writing. Circulation. 2009; 119: 1977-2016. Diunduh dari
http://circ.ahajournals. Org/content/119/14/1977 pada
tanggal 19 Juni 2012
4. Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary D,
editors. Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di Bidang
ilmu Penyakit Dalam. Indonesia. Interna Publishing. 2015.
P594-605.

Bekasi, 11 Januari 2022

Ketua KomiteMedik Direktur RS. Tiara Bekasi

Dr. M Helmi, MSc, SpAn, KIC, FISQua, MARS Dr. Ery Rachma Firsanti, MARS

Anda mungkin juga menyukai