BAHASA IBRANI I :
Dasar-Dasar Bahasa Ibrani Alkitab
Disusun oleh :
Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM., M.Th
DAFTAR ISI
i
Bahasa Ibrani I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Bahasa diklasifikasikan sebagai bahasa Semit apabila mempunyai karakteristik atau ciri-
ciri tertentu yang umum. Karakteristik atau ciri-ciri umum dari bahasa Semit adalah sebagai
berikut :
1. Ciri Fonologi
Sistem konsonannya mempunyai banyak bunyi laryngeal (pangkal tenggorok), pharyngeal
(tekak/hulu kerongkongan), dan uvular articulation (pengucapan dengan getaran anak lidah).
Dua bunyi pharyngeal yaitu u (ayin) dan j (khet) merupakan bunyi yang paling kuat dari bunyi
pharyngeal yang lain.
2. Akar kata “Triradikal”
Akar katanya pada umumnya terdiri dari tiga konsonan atau radikal. Contohnya m-l-k yang
dapat berasal dari kata El#m@ (m@l#E, raja), hk*lm
= ^ (m^lK`, ratu), El^m* (m*l^E, dia
memerintah).
3. Ketentuan Morfologi
Penambahan awalan, akhiran, dan sisipan pada akar kata triradikal menentukan pengertian
yang tepat dang fungsi dari suatu kata. Modifikasi-modifikasi ini menunjuk kepada ragam
kata benda, kata kerja, dan bagian kata yang lain. Identifikasi suatu imbuhan kata dan
pengucapan artinya pada arti dari akar kata dikenal sebagai parsing.
4. Sintaksis
Hubungan klausa-klausa dalam kalimat bahasa Ibrani lebih sederhana daripada bahasa
Yunani, bahasa Latin maupun bahasa Inggris.
1
Bahasa Ibrani I Pendahuluan
Rumpun Bahasa Semit
Bahasa-bahasa Semit secara umum dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar atau tiga
rumpun bahasa, yaitu :
1. Semit Timur
Bahasa-bahasa yang termasuk ke dalam kelompok bahasa Semit Timur adalah bahasa Akkad
yang mencakup bahasa Babel dan bahasa Asyur.
2. Semit Barat
Bahasa-bahasa yang termasuk ke dalam kelompok bahasa Semit Barat adalah bahasa Kanaan
seperti bahasa Ebla, Ugarit, Moab dan Ibrani, dan bahasa Aram. Dua bahasa dari rumpun
Semit dipergunakan dalam Perjanjian Lama, yaitu: bahasa Ibrani yang digunakan di hampir
seluruh Perjanjian Lama dan bahasa Aram (Ezr. 4:8-6:18; 7:12-26; Yer. 10:11; Dan. 2:4-7:28).
3. Semit Selatan
Bahasa-bahasa yang termasuk ke dalam kelompok bahasa Semit Selatan adalah bahasa Arab
dan bahasa Etiopia.
Sampai abad ke-16 sM bangsa Israel menggunakan bahasa Ibrani. Tetapi sejak abad ke-9
sM bahasa Aram telah menjadi bahasa internasional, sehingga makin lama orang Israel
mempelajari bahasa Aram dan mulai menggunakan bahasa tersebut (bnd. 2 Raj. 18:26).Akhirnya
bahasa Aram menjadi bahasa sehari-hari di Palestina, sedangkan bahasa Ibrani hanya digunakan
dalam bidang keagamaan.
Bahasa Ibrani yang dipakai oleh bangsa Israel sekarang ini berbeda dengan bahasa Ibrani
yang digunakan dalam Alkitab. Bahasa Ibrani yang digunakan sekarang ini telah mengalami
perkembangan. Berikut ini akan dijelaskan perkembangan bahasa Ibrani dari masa ke masa. Ada
lima periode utama dalam perkembangan bahasa Ibrani.
1. Periode sebelum 1000 sM
Pada periode ini hanya terdapat beberapa tulisan dari zaman kuno sehingga sifat bahasanya
kurang dapat dipastikan.
2. Periode 1000 – 500 sM
Bahasa Ibrani dari periode ini disebut dengan “bahasa Ibrani klasik,” yang dikenal terutama
sekali dari bahasa Alkitab (Perjanjian Lama).
3. Periode 500 sM – 500 M
Pada periode ini bahasa Ibrani semakin kurang dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari,
tetapi tetap dipentingkan sebagai bahasa agama.
4. Periode 500 – 1900 sM
Selama periode ini bahasa Ibrani hidup sebagai bahasa sastra untuk orang Yahudi, tetapi
tidak dipergunakan dalam hidup sehari-hari. Pada periode ini para sarjana dari bangsa
Yahudi, yang disebut sebagai “orang Masora,” menyempurnakan sistem penulisan bahasa
Ibrani serta menyalin naskah-naskah Alkitab Ibrani sekaligus menetapkan teksnya yang resmi.
Teks ini masih dipergunakan sampai sekarang. Sejak abad XVI bahasa Ibrani diperbaharui
khususnya dalam bidang sastra.
5. Periode Abad XX
Mulai tahun 1881 bahasa Ibrani digunakan di beberapa daerah di Palestina. Seorang Yahudi
bernama Eliezar Ben Yehuda (1858-1922) yang memimpin kelahiran kembali bahasa Ibrani
sebagai sebuah bahasa percakapan. Sesudah imigrasinya ke Israel tahun 1881, dia mulai
mempromosikan penggunaan bahasa Ibrani di rumah dan di sekolah-sekolah. Kemudian
pada tahun 1948 bahasa Ibrani ditetapkan menjadi bahasa resmi di negara Israel. Bahasa
Ibrani modern ini pada dasarnya serupa dengan bahasa Ibrani Alkitab, tetapi tata bahasa dan
2
Bahasa Ibrani I Pendahuluan
pengucapannya disederhanakan dan banyak kosakata-kosakata baru dibentuk maupun
dipinjam dari bahasa lain.
Ada banyak alasan mengapa belajar bahasa Ibrani itu penting. Di bawah ini diberikan
beberapa alasan yang sangat penting :
1. Karena ini merupakan kesempatan yang baik untuk belajar salah satu kelompok bahasa
tertua di dunia yang dikenal sebagai bahasa Semit. Dengan belajar bahasa Ibrani akan
diperoleh pemahaman tentang permulaan peradaban dalam sejarah.
2. Karena ini penting untuk penterjemahan dan eksegesis Alkitab.
3. Kesarjanaan modern memusatkan perhatian kepada asal mula dan karakter atau sifat dari
Alkitab Ibrani. Mahasiswa tidak akan dapat sepenuhnya mengerti isu-isu tersebut tanpa suatu
pengetahuan tentang bahasa.
4. Karena ini penting untuk belajar Perjanjian Baru. Banyak ungkapan-ungkapan bahasa
Yunani dan ide-ide yang berasal dari bahasa dan budaya Ibrani dan Aram.
5. Pengetahuan tentang bahasa Ibrani dengan semua susunan dan nuansanya adalah penting
untuk belajar literatur Rabbinik.
3
Bahasa Ibrani I Bab 1 : Huruf Ibrani
BAB 1
HURUF IBRANI
Huruf Ibrani terdiri dari 22 konsonan atau huruf. Tidak ada perbedaan antara huruf besar dan
huruf kecil. Huruf Ibrani ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri. Namun, jika ditulis dengan huruf
Romawi (transliterasi), maka penulisannya dari kiri ke kanan.
Ada lima huruf yang jika ditulis pada akhir kata, selalu mendapat bentuk khusus.
k → i
m → <
n → /
p → [
x → J
4
Bahasa Ibrani I Bab 1 : Huruf Ibrani
1.3. Beberapa Huruf yang Mirip
Ada beberapa huruf tertentu yang bentuknya mirip. Oleh sebab itu huruf-huruf tersebut harus
ditulis dengan teliti agar jangan keliru. Huruf-huruf tersebut adalah sebagai berikut :
Ada enam huruf dalam abjad Ibrani yang berbunyi dua yaitu B, G, D, K, P, T. Keenam huruf ini
dikenal dengan sebutan huruf “B\G^DK\P^T.” Apabila dilengkapi dengan dagesh lene (titik
pengeras) di tengah huruf-huruf tersebut, maka ucapannya keras. Tetapi bila tanpa dagesh lene,
huruf-huruf tersebut diucapkan lembut. Pada masa sekarang, hanya tiga huruf yang masih nyata
berbeda dalam cara pengucapan.
Ada empat huruf yang disebut huruf tenggorokan, yaitu a, h, j, u dan terkadang r, karena
diucapkan dalam tenggorokan. Huruf guttural ini mempunyai beberapa ciri khusus :
1. Huruf tenggorokan tidak bisa diduakalikan, sehingga tidak bisa menerima titik dagesh forte.
Sebagai kompensasinya, vokal yang mendahuluinya diperpanjang.
Contoh : “dari seseorang” adalah <d*a*m@ dan bukannya <d*a*m.!
2. Huruf tenggorokan memakai shewa gabungan untuk shewa bersuara, bukan shewa biasa.
3. Huruf tenggorokan cenderung menggunakan vokal Patah ( ^ ) di bawahnya atau
sebelumnya.
4. Jika salah satu huruf tenggorokan mengakhiri sebuah kata dan vokal sebelumnya ditekan,
maka sebuah patah ditambah di bawah huruf tenggorokan akhir. Patah ini disebut “Furtive
Patah.” Dalam pengucapannya, patah tersebut diucapkan sebelum huruf tenggorokan.
Contoh : j~Wr diucapkan rW~j dan bukan jWr.
5
Bahasa Ibrani I Bab 2 : Vokal Ibrani
BAB 2
VOKAL IBRANI
Bahasa Ibrani kuno tidak memiliki sistem catatan vokal. Para pembaca mengetahui cara
pengucapannya karena sudah lancar dalam bahasanya. Namun, karena orang Yahudi tersebar ke
daerah-daerah lain, akhirnya kebanyakan dari mereka tidak memakai bahasa Ibrani sebagai
bahasa utama dan mulai sulit mengingat vokal-vokal yang tepat. Oleh sebab itu, tiga huruf
konsonan dipilih untuk berfungsi sebagai vokal panjang yaitu : y (yod) mewakili e dan i , w
(waw) mewakili u dan o , h (he) mewakili a. Tiga huruf ini disebut “huruf vokal” karena
berfungsi sebagai vokal dan konsonan.
Setelah bahasa Ibrani tidak dipakai sehari-hari, diciptakanlah sistem-sistem ucapan untuk
membantu para pembaca mengetahui ucapan yang benar, dan supaya mereka dapat mengerti apa
yang dibaca. Sistem tersebut diciptakan oleh para ahli naskah Yahudi yang disebut “para
Masoret” mulai abad VII sesudah Masehi di daerah Tiberius dekat danau Galilea. Sistem ini
disebut sistem Palestina yang menggunakan vokal di atas, di tengah, dan di bawah huruf.
Catatan :
a. Dalam bahasa Ibrani kuno, qames dibunyikan lebih panjang dari patah, tetapi dalam
pengucapan sekarang perbedaan itu tidak diperhatikan lagi.
b. Terkadang akan ditemui y # (segol-yod) sebagai tambahan di atas.
Apabila dalam teks Ibrani terdapat huruf tanpa titik vokal pada awal kata atau di tengah
kata, tanda shewa ditulis di bawahnya. Vokal ini diucapkan sebagai e yang sangat pendek dan
ditransliterasikan superscript (+). Ada dua macam shewa :
6
Bahasa Ibrani I Bab 2 : Vokal Ibrani
1. Shewa bersuara
Tanda shewa mewakili bunyi yang paling pendek dan ringan ucapannya (menyingkatkan
ucapan). Shewa bersuara dipakai :
a. Pada awal kata atau suku kata (mis.: kata rc#u#K= dalam Rut 1:4).
b. Sesudah vokal panjang yang tidak diberi tekanan suara (mis.: <yr!xo= Ql^).
c. Apabila ada 2 shewa berturut-turut, shewa yang kedua adalah shewa bersuara (mis.:
yu!g=p=T!).
d. Di bawah huruf dengan dagesh forte atau titik penduakalian (mis.: yd@C=m!).
2. Shewa bisu
Jika sebuah konsonan yang dibunyikan tidak diikuti vokal, maka konsonan tersebut akan
mendapat shewa. Shewa tersebut tidak diucapkan dan tidak muncul dalam transliterasi.
Shewa bisu ini juga bisa berfungsi sebagai pembagi suku kata atau syllable divider. Shewa bisu
dipakai :
a. Sesudah vokal pendek yang tidak diberi tekanan suara (mis.: oTv=a!).
b. Sesudah vokal panjang yang diberi tekanan suara (mis.: hn`b=v)).
c. Pada akhir kata (mis.: t=l#k^a*r)= .
d. Pada shewa pertama pada dua shewa berturut-turut (mis.: yu!gp = =T)! .
e. Dalam huruf kaf bentuk akhir (mis.: El#m#yl!a$).
3. Shewa gabungan
Shewa gabungan digunakan dengan huruf-huruf tenggorokan (guttural), yaitu u j h a.
Shewa di bawah huruf-huruf ini selalu digabung dengan patah, segol, atau qames dan
mengakibatkan vokal-vokal itu menjadi lebih pendek atau ringan dalam ucapannya.
7
Bahasa Ibrani I Bab 3 : Tanda Baca dan Suku Kata Ibrani
BAB 3
TANDA BACA DAN SUKU KATA IBRANI
Ada rumus dasar yang harus diingat untuk membedakan titik di dalam suatu huruf Ibrani itu
titik dagesh forte atau titik dagesh lene, yaitu :
1. Titik di dalam huruf apa saja selain B\G^DK\P^D adalah titik dagesh forte.
2. Untuk titik di dalam huruf B\G^DK\P^D :
Perbedaan di antara dagesh forte dan dagesh lene adalah bahwa dagesh forte selalu didahului
langsung oleh vokal, sedangkan dagesh lene tidak pernah didahului langsung oleh bunyi vokal.
8
Bahasa Ibrani I Bab 3 : Tanda Baca dan Suku Kata Ibrani
3.1.2. Mappik
Apabila h adalah huruf terakhir sebuah kata dan tidak ditandai dengan vokal, hampir selalu h
itu berfungsi sebagai huruf vokal dan tidak diucapkan. Tetapi apabila h pada akhir kata berfungsi
sebagai huruf mati, hal itu ditandai dengan titik yang dinamai dengan mappik (mis.: H). Titik
dalam h tidak bisa disebut dagesh forte, karena h adalah huruf tenggorokan atau gutturals.
3.1.3. Makkef
Makkef adalah garis datar tebal yang ditempatkan di bagian atas, di antara dua kata atau lebih
untuk menghubungkan kata-kata itu dalam pikiran atau ucapan (Contoh : WhW*x-! rv#a* ,
<Wqy+h^-lK*-ta#). Kata-kata yang dihubungkan dengan makkef tidak lagi dianggap beberapa kata,
melainkan menjadi satu kata dan tekanannya terletak pada kata yang terakhir. Harus
diperhatikan juga bahwa perubahan tekanan bisa mempengaruhi tanda-tanda vokal.
3.1.5. Aksen
Pada waktu tanda-tanda vokal diciptakan, para Masoret menciptakan tanda-tanda lain untuk
menolong pembaca dalam pembacaan teks. Tanda-tanda baca ini ditulis di atas, di bawah, dan di
antara konsonan-konsonan. Tujuan dari penggunaan tanda-tanda ini adalah : (a) menandakan
suku kata yang bertekanan dari kata tersebut; (b) menyatakan sebagai tanda baca; (c) menyatakan
sebagai notasi musik. Walaupun ada lebih dari 30 tanda-tanda khusus, hanya beberapa saja yang
penting untuk kita.
3. Athnah ( ^ )
Athnah adalah tanda berhenti sejenak (pause) kedua terbesar. Aksen ini berfungsi untuk
memisahkan ayat ke dalam dua bagian yang logis (anak kalimat), seperti tanda koma (,) dalam
tulisan bahasa Indonesia. Kata-kata yang ditandai dengan silluq atau athnah bisa terdapat
perubahan vokal, yaitu vokal pendek diubah menjadi vokal panjang. Contoh pemakaian
silluq dan athnah dalam kalimat :
Ide pada bagian pertama, yaitu : <yh¢!Oa$ ar*B* tyv!ar@B= (Pada mulanya Allah menciptakan)
dipisahkan dari bagian kedua, yaitu : .Jr#aµ*h* ta@w+ <y]mV
^ *h^ ta@ (langit dan bumi) oleh aksen
athnah pada kata <yh!O)a$. Kemudian kalimat tersebut diakhiri dengan pemakaian silluq dan
soph pasuq pada kata .Jr#a*h.*
4. Meteg ( | )
Meteg adalah garis tegak kecil yang ditempatkan di sebelah kiri sebuah tanda vokal seperti
pada kata <d*a*hµ*. Meteg berarti bahwa pembaca harus berhenti sejenak (pause) supaya kata di
atas harus dibaca <d*a* h* (h*a*d*m). Yang membedakan dengan silluq adalah bahwa meteg
muncul pada pertengahan sebuah ayat.
3.2.1. Definisi
Suku kata adalah satuan bunyi yang diucapkan sekali pada suatu kata, seperti : ku-da. Dalam
bahasa Ibrani, setiap suku kata harus dimulai dengan satu konsonan yang diikuti paling sedikit
oleh satu bunyi vokal (vokal penuh). Contoh : lf^q* (q*f^l). Jumlah suku kata dalam sebuah kata
dipertimbangkan oleh jumlah vokal penuh, terlepas dari jumlah vokal setengah (shewa).
10
Bahasa Ibrani I Bab 3 : Tanda Baca dan Suku Kata Ibrani
4. Apabila shewa terdapat di bawah huruf yang memiliki dagesh forte maka ingatlah bahwa
huruf tersebut diduakalikan dan kata dibagi ke dalam suku-suku kata di antara dua konsonan
tersebut.
Contoh : WlF=q! q!f-f+-lW
“Setiap suku kata tertutup yang tidak mendapat penekanan, mutlak memiliki vokal pendek”
Artinya :
1. Jika tanda vokal * muncul pada suku kata tertutup yang tidak mendapat tekanan, maka *
adalah qames-hatuf.
2. Jika tanda vokal * muncul pada suku kata terbuka atau dalam suku kata tertutup yang
mendapat tekanan, maka * adalah qames.
Contoh :
1. <q*y`Ãw~ (w^y*q(m). Tanda vokal * yang pertama muncul dalam suku kata terbuka y` , jadi
tanda vokal * adalah qames (*). Namun, tanda vokal * yang kedua muncul pada suku kata
tertutup yang tidak mendapat tekanan <q* , jadi tanda vokal * adalah qames-hatuf (().
2. bb*l@ (l@b*b). Tanda vokal * yang muncul dalam suku kata tertutup tetapi mendapat
tekanan, jadi tanda vokal * adalah qames (*).
3. hm*k=j* (j(k-m*). Kata ini merupakan kata benda yang artinya “hikmat.” Suku kata k=j*
adalah suku kata tertutup dan tidak mendapat tekanan, jadi tanda vokal * pertama adalah
qames-hatuf ((). Tanda vokal * yang kedua ada dalam suku kata tertutup yang mendapat
tekanan, jadi tanda vokal * adalah qames (*).
4. hm*kj = µ* (j*-k+-m*). Kata ini merupakan kata kerja yang artinya “dia (f) berhikmat.” Kata ini
dapat dibedakan dari kata benda di atas melalui meteg yang ada dalam suku kata pertama.
Meteg berarti bahwa suku kata pertama terbuka, jadi tanda vokal * adalah qames (*). Shewa
pada suku kata kedua harus shewa bersuara karena mengawali suku kata. Kemudian tanda
vokal * yang kedua ada dalam suku kata tertutup yang mendapat tekanan, jadi tanda vokal *
adalah qames (*). (Perlu diingat bahwa tekanan dalam bahasa Ibrani ada pada suku kata
terakhir, kecuali ditandai secara khusus).
5. yn!N@j* (j(n-n@-n]). Karena n pertama di isi dengan dagesh forte, konsonan n diduakalikan
dengan arti bahwa suku kata pertama adalah nj* , dan karena suku kata ini tertutup serta
tidak mendapat tekanan, maka tanda vokal * adalah qames-hatuf (().
11
Bahasa Ibrani I Bab 4 : Awalan Penentu
BAB 4
AWALAN PENENTU
(Definite Article)
Bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Inggris dan bahasa Ibrani dalam hal
kepemilikan awalan penentu yang menandakan bahwa sebuah kata benda mengandung arti
umum atau arti tertentu. Dalam bahasa Inggris kata benda yang digunakan secara umum (tidak
tertentu) didahului dengan a, sedangkan jika digunakan secara tertentu digunakanlah the.
Adapun bahasa Ibrani juga menggunakan awalan khusus untuk menunjukkan bahwa suatu kata
benda itu tertentu.
Bahasa Indonesia tidak mempunyai penanda khusus yang menunjukkan bahwa sebuah
kata benda itu berarti umum atau tertentu. Tetapi dalam bahasa Indonesia kata benda tak tentu
biasanya ditunjukkan dengan penambahan kata lain seperti sebuah, seseorang dan kata benda
tertentu diterjemahkan dengan kata itu, seperti buku itu, raja itu.
Bentuk dasar dari awalan penentu dalam bahasa Ibrani adalah huruf h (he) dengan vokal _
(patah) + titik dagesh forte dalam huruf pertama dari kata yang ditentukan.
Huruf-huruf tenggorokan (gutturals) pada dasarnya tidak bisa menerima titik dagesh forte, oleh
sebab itu ada perubahan vokal awalan penentu sebagai berikut :
Penggunaan awalan penentu dalam bahasa Ibrani mempunyai beberapa fungsi yang umum:
4.4.1. Untuk menunjukkan orang atau obyek yang tertentu.
Ini merupakan penggunaan awalan penentu yang paling umum.
Contoh : El#M#h^ raja itu
4.4.2. Sebagai kata ganti penunjuk (demonstratif pronoun)
Contoh : <oYh^ hari ini
4.4.3. Sebagai awalan pada kata benda abstrak atau kolektif
Contoh : bh*Z*h^ emas
4.4.4. Untuk menyatakan seruan (vokatif)
Contoh : El#M#h^ O raja ! , Ya raja !
4.4.5. Untuk menyatakan kepemilikan (possessive)
Contoh : jq^l*w+ roNK!h^-ta# dw]D` Daud mengambil kecapinya (1 Sam. 16:23)
13
Bahasa Ibrani I Bab 5 : Awalan Penghubung
BAB 5
AWALAN PENGHUBUNG
(Conjungtion)
Awalan penghubung dalam bahasa Ibrani selalu ditulis sebagai awalan yang tidak bisa
berdiri sendiri. Awalan ini dibubuhkan pada awal kata yang harus dihubungkannya.
Bentuk dasar dari awalan penghubung dalam bahasa Ibrani adalah huruf w (waw) dengan vokal
shewa. Apabila ada awalan penentu sesudah awalan penghubung, awalan penentu tersebut tidak
mengalami perubahan.
14
Bahasa Ibrani I Bab 5 : Awalan Penghubung
5.2.4. Sebelum kata bersuku kata tunggal (monosyllable) atau sebelum suku kata yang ditekan
adalah w`
Contoh : /ax) (domba) → /ax)w` (dan domba)
ur* (jahat) → ur*w` (dan jahat)
hl*yl + Ã* (malam) → hl*yl + Ãw* ` (dan malam)
<y]mÂ* (air) → <y]mÂw* ` (dan air)
Penggunaan awalan penghubung w+ dalam kalimat bahasa Ibrani mempunyai beberapa pemakaian
yang umum :
5.3.2. Digunakan sebagai konjungsi disjunctive yang menunjukkan kontras dengan bagian
sebelumnya, dengan arti “dan” juga “atau.”
Contoh :
ur*w` bof Baik dan jahat (Kej. 2:17)
<j)w` rq)w+ ryx!qw* + ur^z# Musim menabur dan menuai, dingin dan panas,
hl*yl
+ ^w` <oyw+ [r#j)w` Jy]q^w+ Kemarau dan hujan, siang dan malam (Kej. 8:22)
15
Bahasa Ibrani I Bab 6 : Kata Depan
BAB 6
KATA DEPAN
(Prepositions)
Secara formal ada tiga tipe kata depan (preposisi) dalam bahasa Ibrani. Ketiga tipe preposisi
tersebut akan dijelaskan secara singkat di bawah ini beserta dengan aturan penulisannya.
Kata depan yang termasuk dalam kelompok ini adalah kata depan yang digabungkan secara
langsung kepada kata yang mengikutinya dan ditulis sebagai bagian dari kata tersebut. Ada tiga
kata depan yang termasuk dalam kelompok ini, yaitu :
6.1.3. Sebelum shewa gabungan : ditulis sesuai dengan vokal pendek shewa gabungan ( ^ , # , *)
Contoh : tm#a$ (kebenaran) + B= → tm#a$B# (dalam kebenaran)
tm#a$ (kebenaran) + l= → tm#a$l# (kepada kebenaran)
tm#a$ (kebenaran) + K= → tm#a$K# (seperti kebenaran)
6.1.5. Sebelum kata <yh!Oa$ : ditulis sere ( )@ + shewa gabungan di bawah a hilang.
Contoh : <yh!Oa$ (Allah) + B= → <yh!OaB@ (dalam Allah)
<yh!Oa$ (Allah) + l= → <yh!Oal@ (kepada Allah)
<yh!Oa$ (Allah) + K= → <yh!OaK@ (seperti Allah)
6.1.6. Sebelum kata hw*hy+ atau hwhy : ditulis dengan patah ( ^).
Contoh : hw*hy+ (TUHAN) + B= → hw*hyB^ (dalam TUHAN)
hw*hy+ (TUHAN) + l= → hw*hyl^ (kepada TUHAN)
16
Bahasa Ibrani I Bab 6 : Kata Depan
hw*hy+ (TUHAN) + K= → hw*hyK^ (seperti TUHAN)
6.1.7. Sebelum suku kata yang ditekan atau akhir kalimat : ditulis qames ( * ).
Contoh : tb#vÂ# (duduk) + l= → tb#v#Âl* (untuk duduk)
Apabila kata depan ini diikuti dengan awalan penentu ( h^), maka awalan penentu akan hilang
dan vokalnya diberikan kepada kata depan.
Contoh : El#m# (seorang raja) + h^ + B= → El#MB
# ^ (di dalam raja itu)
El#m# (seorang raja) + h^ + l= → El#M#l^ (untuk raja itu)
El#m# (seorang raja) + h^ + K= → El#M#K^ (seperti raja itu)
Ringkasan :
h^l= menjadi l^ h^B= menjadi B^ h^K= menjadi K^
h*l= menjadi l* h*B= menjadi B* h*K= menjadi K*
h#l= menjadi l# h#B= menjadi B# h#K= menjadi K#
Kata depan yang termasuk dalam kelompok ini adalah kata depan yang biasanya digabungkan
dengan kata yang mengikutinya dengan sebuah makkef ( - ). Ada tiga kata depan yang termasuk
dalam kelompok ini, yaitu :
Contoh : ty!B^h^ (rumah itu) + la# → ty!B^h-^ la# (sampai kepada rumah itu)
ty!B^h^ (rumah itu) + lu^ → ty!B^h-^ lu^ (di atas rumah itu)
ty!B^h^ (rumah itu) + /m! → ty!B^h-^ /m! (dari rumah itu)
Catatan :
Kata depan /m! bisa juga digabungkan langsung dengan kata yang mengikutinya. Jika
ditambahkan pada kata berikutnya, maka /m! akan mengikuti beberapa aturan sebagai berikut :
6.2.1. Sebelum huruf biasa (non Gutturals dan r) : ditulis m! + dagesh forte
Contoh : El#m# (seorang raja) + /m! → El#M#m! (dari seorang raja)
hl*yl
= ^ (malam) + /m! → hl*yL
= ^m! (dari semalam)
6.2.2. Sebelum Gutturals dan r : ditulis m@
Contoh : ryu! (sebuah kota) + /m! → ryu!m@ (dari sebuah kota)
Ev#j (kegelapan) + /m! → Ev#jm@ (dari kegelapan)
17
Bahasa Ibrani I Bab 6 : Kata Depan
6.3. Kata Depan yang Berdiri Sendiri (Independent Prepositions)
Kelompok kata depan yang terbanyak adalah kata depan yang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Kata depan tersebut akan banyak muncul dalam kosakata. Kata depan dalam
kelompok ini terkadang digabungkan dengan kata yang mengikutinya dengan menggunakan
makkef. Aapun beberapa kata depan yang dapat berdiri sendiri adalah :
Catatan :
Kata depan ta# dan <u! terkadang juga menggunakan makkef ketika digabungkan dengan kata
yang mengikutinya.
18
Bahasa Ibrani I Bab 7 : Kata Benda
BAB 7
KATA BENDA
(Nouns)
Setiap kata benda dalam bahasa Ibrani dibagi ke dalam jenis kelamin (gender) dan jumlahnya
(number). Berikut ini akan dijelaskan aturan dari masing-masing jenis kelamin dan jumlah kata
benda Ibrani.
Kata benda Ibrani berbeda dengan kata benda Yunani yang mengenal tiga jenis kelamin, yaitu
maskulin, feminin, dan netral. Dalam kata benda Ibrani dikenal dua jenis kelamin saja, yaitu
maskulin (m) dan feminin (f). Pada umumnya kata benda jenis maskulin tidak mempunyai
akhiran yang khusus. Tetapi kata benda jenis feminin tunggal pada umumnya diakhiri dengan
h * dan bisa juga dengan t * atau t .#
Contoh :
Maskulin Feminin
sWs kuda hs*Ws kuda betina
vya! laki-laki hV*a! perempuan
ayb!n` nabi ha*yb!n+ nabiah
Tunggal
El#m# raja hK*lm = ^ ratu
tu^D^ pengetahuan
tr#a#p=T! kemuliaan
Kata benda Ibrani juga berbeda dengan kata benda Yunani yang mengenal dua macam jumlah,
yaitu tunggal dan jamak. Dalam kata benda Ibrani dikenal tiga macam jumlah, yaitu tunggal (t),
jamak (j), dan dual. Pada umumnya kata benda maskulin jamak diakhiri dengan <y ! (hireq-yod
mem), kata benda feminin tunggal diakhiri dengan h * (qames he), dan feminin jamak diakhiri
dengan to (holem-waw tav), t ~ (patah taw), atau t # (segol taw). Sedangkan kata benda dual diakhiri
dengan <y! ^ (patah yod hireq mem).
Contoh :
Maskulin Feminin
Tunggal sWs kuda jantan hs*Ws kuda betina
Jamak <ys!Ws kuda-kuda jantan tosWs kuda-kuda betina
Maskulin Feminin
Tunggal ayb!n` nabi ha*yb!n+ nabiah
Jamak <ya!yb!n+ nabi-nabi toayb!n+ nabiah-nabiah
Bentuk dual dari kata benda Ibrani sangat terbatas dalam penggunaannya. Bentuk ini ditemukan
terutama untuk menunjukkan obyek yang secara alami muncul berpasangan, seperti bagian
tubuh yang berpasangan (misal : tangan, kaki, mata), atau ekspresi dari waktu atau angka (misal :
19
Bahasa Ibrani I Bab 7 : Kata Benda
200, dua kali, dua hari, dua tahun). Kata benda yang berada dalam bentuk dual mempunyai
akhiran <y! ^ (patah yod hireq mem) atau <y!t^ ` (qames taw patah yod hireq mem).
Contoh :
Tunggal Dual
dy* tangan <y!d*y` sepasang tangan
lg#r# kaki <y!l^gr = ^ sepasang kaki
/y!u^ mata <y!n^yu@ sepasang mata
/z#a) telinga <y!n^za= * sepasang telinga
[n*K* sayap <y!p^nK ` = sepasang sayap
<oy hari <y!m^oy dua hari
<u^P^ sekali <y!m^uP & ^ dua kali
Maskulin Feminin
Tunggal tanpa akhiran h */t ^/t #
Jamak <y ! to
Dual <y] ~ <y]t^ ` / <y] ~
21
Bahasa Ibrani I Bab 8 : Kata Sifat
BAB 8
KATA SIFAT
(Adjectives )
Sama seperti kata benda, kata sifat dalam bahasa Ibrani juga dibagi ke dalam jenis kelamin
(gender) dan jumlahnya (number). Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal tentang kata sifat
Ibrani.
Kata sifat juga memiliki jenis kelamin (maskulin atau feminin) dan jumlah (tunggal dan jamak)
sama seperti kata benda. Perubahan bentuk akhiran atau paradigma kata sifat sama dengan kata
benda. Hanya perlu dicatat bahwa dalam hubungannya dengan kata benda, kata sifat harus
sesuai atau cocok dengan jenis kata bendanya. Berikut ini akan diberikan contoh paradigma kata
sifat Ibrani.
Contoh :
Maskulin Maskulin Feminin Feminin
Arti
Tunggal Jamak Tunggal Jamak
baik bof <yb!of hb*of tobof
besar lodG* <yl!odG= hl*odG= tolodG=
berhikmat <k*j* <ym!kj
* & hm*kj* & tomk*j&
Maskulin Feminin
Tunggal tanpa akhiran h *#
Jamak <y ! to
23
Bahasa Ibrani I Bab 9 : Kata Benda Bentuk Perpendekan
BAB 9
KATA BENDA BENTUK PERPENDEKAN
(Construct State )
Dalam bahasa Ibrani sering ditemukan dua atau lebih kata benda yang terpadu untuk
menyatakan kepemilikan (contoh: anak Abraham), sifat (contoh: kata yang benar), asal (contoh:
orang Yerusalem), dan lain sebagainya. Biasanya kata yang diterangkan langsung diikuti oleh kata
yang menerangkannya (contoh: El#M#h^ db#u# “hamba raja itu”). Kata yang pertama db#u# (hamba)
berada dalam bentuk construct (konstruk) atau bentuk terpadu. Sedangkan kata kedua berada
dalam bentuk absolute atau bebas. Dua kata ini dibaca sebagai satu kata dalam bahasa Ibrani,
karena itu kata yang pertama biasanya dipendekkan. Kata yang berada dalam bentuk construct
(konstruk) tidak bisa berdiri sendiri, melainkan selalu diikuti oleh kata yang menerangkannya
dalam bentuk absolute (absolut). Kata dalam bentuk absolute dapat berdiri sendiri, bahkan inilah
bentuk biasa untuk sebuah kata.
El#M#h^ db#u#
Bentuk construct berbeda bagi setiap kata. Meskipun demikian, ada beberapa prinsip umum
perpendekan yang menjelaskan perubahan antara bentuk construct dengan bentuk absolute.
<h*r*ba
= ^-/B# “anak Abraham”
Bentuk absolut dari kata “anak” adalah /b@. Tetapi dalam bentuk construct, vokal
sere ( @ ) diubah (dipendekkan) menjadi vokal segol ( # ).
9.1.2. Sering terdapat makkef di antara kedua kata dalam bentuk construct untuk
mengikatnya menjadi satu.
Contoh : <yh!Oa$-rb^D= “Firman Allah”
<h*r*ba
= ^-/B# “anak Abraham”
9.1.3. Kata benda dalam bentuk construct tidak pernah menerima awalan penentu.
Awalan penentu selalu dirangkaikan pada kata benda dalam bentuk absolute.
Contoh : <yh!Oa$h*-rb^D= “Firman Allah itu”
24
Bahasa Ibrani I Bab 9 : Kata Benda Bentuk Perpendekan
9.2. Akhiran Bentuk Perpendekan (Construct )
Meskipun prinsip-prinsip umum di atas dapat menolong untuk mengenali bentuk construct,
pembaca harus sadar bahwa bentuk construct setiap kata itu sendiri bisa berbeda-beda. Tidak
mungkin semua kata bisa dihafalkan. Meskipun demikian, ada beberapa aturan yang pada
umumnya benar tentang perubahan akhiran yang perlu dihafalkan.
9.2.1. Bentuk construct untuk kata benda maskulin jamak yang berakhiran <y ! adalah y @
(mem hilang).
9.2.2. Bentuk construct untuk kata benda feminin tunggal yang berakhiran h * adalah t ^
9.2.3. Bentuk construct untuk kata benda feminin jamak yang berakhiran to adalah to
Contoh :
25
Bahasa Ibrani I Bab 9 : Kata Benda Bentuk Perpendekan
9.3.4. Sebagai genitif atributif (genetif yang berfungsi sebagai kata sifat)
Contoh :
ds#j# yk@lm = ^ “raja-raja yang murah hati” (sifat)
hm*da
* & jB^zm
= ! “mezbah tanah” (dibuat dari)
26
Bahasa Ibrani I Bab 10 : Akhiran Ganti
BAB 10
AKHIRAN GANTI
(Pronominal Suffixes )
Akhiran Ganti adalah akhiran yang digunakan untuk menunjukkan kepemilikan dan sasaran.
Akhiran ganti ini muncul sebagai akhiran pada kata benda, kata depan, dan kata kerja. Akhiran
ganti yang muncul pada kata benda menyatakan kepemilikan. Akhiran ganti yang muncul pada
kata depan menyatakan tujuan atau sasaran. Adapun akhiran ganti yang muncul dengan kata
kerja menyatakan obyek langsung (bagian ini akan dipelajari pada Bab 28-29). Semua akhiran
ganti mempunyai orang, jenis, dan jumlah.
Ada dua kelompok akhiran ganti pada kata benda, yaitu : akhiran ganti Tipe I dan akhiran ganti
Tipe II. Dengan sedikit perkecualian, akhiran ganti Tipe I muncul dengan kata benda tunggal.
Sedangkan akhiran ganti Tipe II muncul dengan kata benda jamak. Akhiran ganti selalu
dibubuhkan kepada kata dalam bentuk construct.
Contoh :
Akhiran Ganti pada Kata Benda Maskulin
Akhiran Ganti Tipe I Akhiran Ganti Tipe II
Kata Benda Maskulin Tunggal Kata Benda Maskulin Jamak
abs. sWs kuda <ys!Ws kuda-kuda
cstr. sWs kuda ys@Ws kuda-kuda
Catatan :
Ketika akhiran ganti ditambahkan kepada kata benda maskulin jamak, akhiran maskulin jamak
( <y !) dihilangkan. Dengan ketidakhadiran akhiran ganti ini, sebuah kata benda maskulin diakui
sebagai jamak hanya oleh akhiran ganti Tipe II.
Catatan :
Ketika sebuah kata benda feminin tunggal yang berakhiran h * (seperti dalam hr`oT) menerima
akhiran ganti, konsonan h diganti dengan t (hr`oT menjadi tr`oT).
28
Bahasa Ibrani I Bab 10 : Akhiran Ganti
Catatan :
Beberapa kata benda monosyllable tunggal menambahkan y pada stem mereka sebelum akhiran
ganti. Penambahan y pada kata benda dengan akhiran ganti Tipe I menyebabkan kata benda
tersebut sama bentuknya dengan kata benda jamak yang mempunyai akhiran Tipe II. Paradigma
kata benda tunggal mempunyai Hireq Yod (;yj!a,* saudara laki2Xmu). Paradigma kata benda jamak
beragam vokalnya tetapi tidak pernah Hireq Yod (;yj#a,* saudara2X laki2Xmu).
Catatan :
Kata depan B= (dalam, di dalam, dengan), l= (ke, kepada, untuk), <u! (dengan, bersama dengan),
dan ta@ (bersama, dengan) mengambil akhiran ganti Tipe I. Kata depan yang mengambil akhiran
ganti Tipe II adalah : lu^ (atas, di atas), la# (kepada, sampai kepada, pada, bagi), tj^T^ (di bawah,
dari, daripada) dan yr@j&a^ (di belakang, sesudah).
Akhiran Ganti pada Kata Depan -ta# atau ta@ dan <u!
ta# / ta@ (dengan) <u! (bersama)
1ut yT!a! denganku yM!u^ bersamaku
2mt ;T=a! denganmu ;M=u^ bersamamu
2ft ET*a! denganmu EM@u^ bersamamu
3mt oTa! dengannya oMu^ bersamanya
3ft HT*a! dengannya HM*u^ bersamanya
29
Bahasa Ibrani I Bab 10 : Akhiran Ganti
Akhiran Ganti pada Kata Depan la@ dan rj^a^ atau yr@h&a^
la# (ke, kepada) rj^a^ / yr@h&a^ (di belakang)
1ut yl^a@ kepadaku yr^j&a^ di belakangku
2mt ;yl#a@ kepadamu ;yr#ja & ^ di belakangmu
2ft Ey!la^ @ kepadamu Ey!rj ^ &a^ di belakangmu
3mt wyl*a@ kepadanya wyr*j&a^ di belakangnya
3ft h*yl#a@ kepadanya h*yr#ja & ^ di belakangnya
Akhiran ganti dengan kata kerja akan dipelajari secara khusus dalam diktat ini di bagian keempat
bab 29 dan 30.
30
Bahasa Ibrani I Bab 11 : Penanda Obyek Langsung
BAB 11
PENANDA OBYEK LANGSUNG
(Accusatives )
Ketika obyek langsung dari sebuah kata kerja adalah kata benda tertentu atau definite (yaitu, kata
benda yang mempunyai awalan penentu h^) atau kata benda nama diri, biasanya akan didahului
oleh penanda obyek -ta# (a#t-) atau ta@ (a@t).
Contoh :
hr`oTh^-ta# rm^v* vya!h* Laki-laki itu telah memelihara hukum itu
dw]D*-ta# bh^a* <u*h* Umat itu telah mengasihi Daud
El#M#h-^ /B#-ta# jq^l* Dia telah mengambil anak laki-laki raja itu
tox=M!h-^ ta#w+ hr`oTh^-ta# rm^v* vya!h* Laki-laki itu telah memelihara hukum itu dan
perintah itu
Tetapi jika obyeknya adalah kata benda tak tentu atau indefinite, maka tidak ditandai oleh
penanda obyek -ta# (a#t-) atau ta@ (a@t).
Contoh :
rb*D* bt^K* vya!h* Laki-laki itu telah menulis sebuah kata
sWs vya!h* jq^l* Laki-laki itu telah mengambil seekor kuda
<h*r`ba
= ^ Abraham tr^K* kk. : memotong, memutus
tyr!B= ks. f. : perjanjian, pakta; rh*n* kb. m. : sungai
tyr!B= tr^K* = mengadakan du^ prep. : sampai, ke; selama
perjanjian <u! prep. : bersama, bersama dengan
rh^ kb. m. : gunung; dg awalan j~Wr kb. . : roh; angin
penentu : rh*h;* j. <yr!h* hr`c* Sara
<olj& kb. m. : mimpi (j.: tomolj&) rm^v* kk. : memelihara, menjaga
31
Bahasa Ibrani I Bab 12 : Kata Ganti
BAB 12
KATA GANTI
(Pronouns )
Kata ganti adalah kata yang menggantikan kata benda atau frase kata benda. Misalnya, kata “ia”
dalam kalimat “Anak muda itu menjadi direktur perusahaan ini. Ia sangat kreatif.” Fungsi kata
ganti adalah sama dalam semua bahasa, tetapi bentuk dan posisinya dalam kalimat bisa berbeda-
beda. Ada beberapa macam kata ganti :
Kata ganti orang adalah kata ganti yang menunjuk kategori persona atau orang. Dalam bahasa
Ibrani, kata ganti orang lebih sering digunakan untuk menyatakan subyek. Sedangkan kata ganti
orang sebagai obyek lebih jarang dipakai, karena bahasa Ibrani biasanya lebih cenderung
menggunakan akhiran ganti untuk menyatakan obyek.
Catatan :
Kata ganti orang sebagai obyek dibentuk dengan menambahkan akhiran ganti pada tanda obyek
langsung ta@ (bentuk lain dari ta@ adalah ta) dan digunakan dengan akhiran).
Contoh :
hw`hy+ <yh!Oa$ yn!a& Akulah Allah TUHAN
qyD!^x^ ayb!n` aWh Dialah seorang nabi yang benar
Fof El#m# hT*a^ Engkaulah seorang raja yang baik
hl*odG=h^ ryu!B* <T#a^ Kalian (ada) dalam kota yang besar
32
Bahasa Ibrani I Bab 12 : Kata Ganti
Contoh :
hZ#h^ vya!h* Pria ini
ayh!h^ hV*a!h* Wanita itu
hL#a@h* <yb!oFh^ <yv!n`a&h* Pria-pria yang baik ini
hL#a@h* toboFh^ <yv!N*h^ Wanita-wanita yang baik ini
Kata ganti relatif adalah kata ganti yang berfungsi sebagai penghubung dan menunjuk kembali
pada kata yang mendahuluinya. Dalam bahasa Ibrani, kata ganti relatif hanya ada satu yaitu :
Contoh :
<v* bv^y* rv#a& <oqM*h^ Tempat itu di mana ia berdiam
<y!m^V*h^ tj^T-^ rv#a& <yr!h*h# Gunung-gunung yang (ada) di bawah langit itu
hw`hy+ tyb@B= rv#a& dw!D* Daud yang (ada) dalam rumah TUHAN
ym! siapa ?
hm^ apa ?
Contoh :
ym!l= Kepada siapa ?
hZ-hm^ Apa ini ?
hZ#h^ vya!h*-ym! Siapakah laki-laki ini ?
hZ#h^ <olj&h^ hm* Apa mimpi ini ?
33
Bahasa Ibrani I Bab 13 : Angka Ibrani
BAB 13
ANGKA IBRANI
(Numbers )
13.1. Angka 1 – 10
Ordinal (Nomor urutan)
Maskulin Feminin
Abs. Constr. Abs. Constr. Maskulin Feminin
1 dj*a# dj^a^ tj^a^ tj^a^ Pertama /ovar] hn*ovar]
2 <y!n~v= yn@v= <y!T^v= yT@v= Kedua yn!v@ tyn!v@
3 hv*l)v= tv#lv= vlv* vlv= Ketiga yv!yl!v= tyv!yl!v=
4 hu*Br* +a^ tu^Br^ +a^ uB^ra + ^ uB^ra + ^ Keempat yu!yb!r+ tyu!yb!r+
5 hV*m!j& tv#m@j& vm@j* vm@j& Kelima yv!ym!j& tyv!ym!j&
6 hV*v! tv#v@ vv@ vv@ Keenam yV!v! tyV!v!
7 hu*bv = ! tu^bv = ! ub^v# ub^v= Ketujuh yu!yb!v= tyu!yb!v=
8 hn*m)v= tn^m)v= hn#m)v= hn#m)v= Kedelapan yn!ym!v= tyn!ym!v=
9 hu*v=T! tu^v=T! uv^T@ uv^T= Kesembilan yu!yv!T= tyu!yv!T=
10 hr`c*u& tr#c#u& rc#u# rc#u# Kesepuluh yr!yc!u& tyr!yc!u&
Catatan :
a. Angka “satu” dianggap sebagai kata sifat, yaitu menyusul kata benda dan harus sesuai
dengan jenis kata bendanya.
Contoh :
dj*a# vya! Satu pria
tj^a^ hV*a! Satu wanita
Bisa juga digunakan dalam bentuk construct :
<ya!yb!N+h^ dj^a^ Salah satu nabi-nabi itu
b. Angka “dua” adalah kata benda, dan dalam bentuk construct akan mendahului kata yang
dihitung.
Contoh :
<yn!b-* yn}v= Dua anak laki-laki
Dalam bentuk absolute, ditempatkan sesudah kata yang dihitung :
<y!n~v= <yn!B* Anak-anak laki-laki, yaitu dua
c. Angka “tiga” sampai “sepuluh” adalah kata benda bentuk feminin. Bentuk feminin
digunakan dengan kata benda maskulin dan bentuk perpendekan (yaitu yang biasanya
maskulin) dipakai dengan kata benda jenis feminin untuk membedakannya. Dalam bentuk
construct angka-angka ini selalu akan mendahului kata benda yang dijelaskan. Dalam bentuk
absolut, dapat ditempatkan sebelum kata benda atau sesudahnya.
13.2. Angka 11 – 19
Maskulin Feminin
11 rc*u* dj^a^ atau rc*u* yT@v=u^ hr@c=u# tj^a^ atau hr@c=u# yT@v=u^
12 rc*u* <yn@v= atau rc*u* yn@v= hr@c=u# <yT@v= atau hr@c=u# yT@v=
13 rc*u* hv*lv= hr@c=u# vlv=
14 rc*u* hu*B*ra+ ^ hr@c=u# uB^ra+ ^
15 rc*u* hV*m!j& hr@c=u# vm@j*
34
Bahasa Ibrani I Bab 13 : Angka Ibrani
16 rc*u* hV*v! hr@c=u# vv@
17 rc*u* hu*bv
= ! hr@c=u# ub^v=
18 rc*u* hn*m)v= hr@c=u# hn#m)v=
19 rc*u* hu*v=T! hr@c=u# uv^T=
Catatan :
a. Angka 11 – 19 dibentuk dengan menaruh angka 1 – 9 sebelum angka sepuluh (rc*u*
dengan maskulin dan hr@c=u# dengan feminin).
b. Kata benda bentuk jamak biasanya dipakai dengan angka 11 ke atas, kecuali beberapa
kata benda khusus yang selalu memakai bentuk tunggal. Kata benda ini yang sering
muncul adalah vya! (orang laki-laki), <oy (hari), hn*v* (tahun), dan vp#n# (nyawa).
Contoh :
hn*v* hr@c=u# vl)v= Tiga belas tahun (1 Raj. 7:1)
<oy rc*u* hu*B*ra+ ^ Empat belas hari (Kel. 12:6)
lq#v* rc*u* hV*m!j& Lima belas syikal (Im. 27:7)
13.3. Angka 20 – 90
20 <yr]c=u# Catatan :
Angka-angka puluhan dihubungkan dengan angka-angka satuan
30 <yv!lv=
dengan awalan penghubung, dan angka puluhan ditempatkan
40 <yu!Br* +a^
sebelum angka satuan.
50 <yV!m!j&
60 <yV!v! Contoh :
70 <yu!bv = ! tj^a^w+ <yr]c=u# Dua puluh satu (2 Raj. 2:18)
80 <yn]mv) = hu*bv= !w+ <yu!bv
= ! Tujuh puluh tujuh (Kej. :24)
90 <yu!v=T! uv^t@w` <yu!v=T! Sembilan puluh sembilan (Kej. 17:24)
<yv!l)v=W <y!n~v= Dua puluh dua (Bil. 31:40)
35
Bahasa Ibrani I Bab 14 : Kata Kerja dan Sintaksis Ibrani
BAB 14
PENDAHULUAN KEPADA KATA KERJA
DAN SINTAKSIS IBRANI
Akar Kata
lfq
Pangkal Qal
lf^q*
Turunan Pangkal
Nifal Piel Pual Hifil Hofal Hitpael
lf^q=n! lF@q! lF^q% lyf!q=h! lf^q=h* lF@q^t=h!
Konjugasi Kata Kerja
Perfek
Imperfek
Partisip
Imperatif
Cohortatif & Jussif
Infinitif Absolut dan Construct
36
Bahasa Ibrani I Bab 14 : Kata Kerja dan Sintaksis Ibrani
Ucapan Ciri Makna
Qal lq^ Tanpa tambahan Pangkal Qal digunakan untuk
menyatakan tindakan aktif
sederhana
Nifal lu^pn= ! Awalan n!; vokal pangkal patah ( ^) Pangkal Nifal digunakan untuk
menyatakan tindakan pasif
sederhana atau refleksif
Piel lu@P! Pola vokal hireq ( !) – sere ( @); dagesh Pangkal Piel digunakan untuk
forte dalam konsonan kedua menyatakan tindakan aktif
intensif
Pual lu^P% Pola vokal qibus ( %) – patah ( ^); dagesh Pangkal Pual digunakan untuk
forte dalam konsonan tengah menyatakan tindakan pasif
intensif
Hifil lyu!ph
= ! Awalan h! dalam kata kerja kuat dan Pangkal Hifil digunakan untuk
holem ( )) atau segol ( #) dalam kata menyatakan tindakan aktif
kerja lemah; vokal pangkal hireq – yod kausatif
(y !)
Hofal lu^ph
= * Awalan h*; vokal pangkal patah ( ^) Pangkal Hofal digunakan untuk
menyatakan tindakan pasif
kausatif
Hitpael lu@P^th
= ! Awalan t=h! + dagesh forte dalam huruf Pangkal Hitpael digunakan
tengah; vokal pangkal sere ( @) untuk menyatakan tindakan
refleksif
Contoh :
Bentuk Terjemahan
Qal rb^v* Dia telah mematahkan
Nifal rB^v=n! Dia telah dipatahkan
Piel rB@v! Dia telah menghancurkan
Pual rB^v% Dia telah dihancurkan
Hifil lyD!gh
= ! Dia telah membesarkan, meninggikan
Hofal lD^gh
= * Dia telah dibesarkan, ditinggikan
Hitpael lD@G^th
= ! Dia telah meninggikan dirinya sendiri
37
Bahasa Ibrani I Bab 14 : Kata Kerja dan Sintaksis Ibrani
Selain kata kerja kala perfek dan kala imperfek, bahasa Ibrani juga mempunyai bentuk-bentuk
kata kerja yang lain. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat konjugasi kata kerja Ibrani
tersebut :
Perfek Tindakan yang telah selesai atau lengkap. Aspek perfek menunjukkan
tindakan yang selesai atau lengkap dalam masa lalu, sekarang, atau akan
datang. Biasanya diterjemahkan dengan kata “telah.”
Partisip Kata sifat sebagai kata kerja (verbal adjective ). Sebagai kata kerja,
partisip menyatakan beberapa tipe dari kata kerja seperti dalam kata
“studying” atau “learning” (dalam bahasa Inggris, akhiran “ing” ditambah
pada kata kerja untuk membentuk partisip). Biasanya diterjemahkan
dengan kata “sedang.” Sedangkan sebagai kata sifat, partisip digunakan
seperti kata sifat Ibrani : secara atributif, predikatif, atau substantif.
Jussif Perintah halus bagi orang ketiga. Jusif juga digunakan untuk
menyatakan perintah halus atau harapan/dorongan yang kuat.
Infinitif Absolut Kata benda sebagai kata kerja (verbal noun ). Infinitif absolut tidak
mempunyai padanannya dalam bahasa Inggris. Infinitif absolut
digunakan dalam hubungannya dengan kata kerja lain untuk
menekankan atau mengintensifkan tindakan kata kerja dan menjelaskan
kata kerja. Selain itu juga digunakan sebagai pengganti dari sebuah
imperatif untuk menyatakan suatu perintah.
Infinitif Konstruk Kata benda sebagai kata kerja (verbal noun ). Infinitif konstruk dapat
berfungsi seperti infinitif dalam bahasa Inggris. Ia bisa digunakan sebagai
kata kerja dengan subyek dan obyek. Dalam fungsinya sebagai kata kerja,
biasanya diterjemahkan dengan kata depan dalam bahasa Inggris “to” +
kata kerja seperti dalam “to study” atau “to learn.” Infinitif konstruk juga
bisa berfungsi sebagai kata benda dan terdapat dalam hubungan konstruk
bersama dengan kata benda lain.
Catatan :
Penjelasan lebih rinci tentang masing-masing konjugasi akan diuraikan pada bab-bab selanjutnya.
38
Bahasa Ibrani I Bab 14 : Kata Kerja dan Sintaksis Ibrani
14.1.4. Analisa (Parsing) Kata Kerja Ibrani
Pada waktu kata kerja ditemukan dalam pembacaan bahasa Ibrani, mahasiswa harus menganalisa
bentuk-bentuk kata kerja supaya dapat mengerti artinya. Dalam menganalisanya, semua unsur
berikut harus dijelaskan :
Contoh :
Kejadian 1:1 ar`B* qal perfek 3 m t ar`B* menciptakan
Kejadian 1:2 ht*yh
+ * qal perfek 3 f t hy`h* ada, menjadi
Sintaksis adalah pengaturan dan hubungan kata dengan kata dalam kalimat. Pengaturan kata
dalam bahasa Ibrani berbeda dengan pengaturan kata dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
mempunyai susunan kalimat : Subyek – Kata Kerja – Obyek Langsung – Obyek Tidak Langsung
(S – KK – OL – OTL). Sedangkan bahasa Ibrani secara umum mempunyai susunan kalimat :
Kata Kerja – Subyek – Obyek Tidak Langsung – Obyek Langsung (KK – S – OTL – OL).
Jika kita ingin menerjemahkan bahasa Ibrani ke dalam bahasa Indonesia, maka kita harus
memperhatikan perbedaan sintaksis kedua bahasa tersebut.
Contoh :
Jr#a*h* ta@w+ <y!m^V*h^ ta@ <yh!Oa$ ar`b* Allah telah menciptakan langit dan bumi
OL S KK S KK OL
Jr#a*h-* ta# <k#l* ho`hy+ /t^n` TUHAN telah memberi tanah itu kepada kalian
OL OTL S KK S KK OL OTL
vodQ*h^ /h@K)l^ ayh!h^ hb*oFh^ hs*WSh^ ta@ hZ#h^ lodG*h^ vya!h* rk^m*
KS OTL Kg.P KS OL Kg.P KS S KK
2X
Laki yg besar ini telah menjual kuda betina yg baik itu kepada imam yg kudus itu
S KS Kg.P KK OL KS Kg.P OTL KS Kg.P
Catatan : S = Subyek OTL = Obyek tak langsung
KK = Kata kerja KS = Kata sifat
OL = Obyek langsung Kg.P = Kata ganti penunjuk
39
Bahasa Ibrani I Bab 14 : Kata Kerja dan Sintaksis Ibrani
Kosa Kata Bab 14
/b#a# kb. f. : batu; j. : <yn!b*a& tWm kk. : mati; Qal pf. 3 mt : tm@
/z#a) kb. f. : telinga; dual <y!n^za
= * rp#s@ kb. m. : kitab, gulungan
ta@ prep. : bersama, dengan; dgn. db#u# kb. m. : hamba, budak; j. <yd!b*u&
akhiran yT!a!, ET=a!, dll. vd#q) kb. m. : kekudusan
hm*kj= * kb. f. : hikmat; kebijaksanaan; <yc! kk. : 1. menempatkan, meletak-
kearifan kan; 2. mendirikan;
/D@ry+ ~ Yordan 3. memasukkan; Qal pf. 3 mt <c*
bt^K* kk. : menulis
<h@l@ kb. : roti
40
Bahasa Ibrani I Bab 15 : Qal Perfek
BAB 15
QAL PERFEK
Bentuk
Akhiran Ucapan Arti
Perfek
3mt lf^q* q*f^l dia (m) telah membunuh
3ft h * hl*f=q* q*f=l> dia (f) telah membunuh
2mt T* T*lf= ^q* q*f^lT* kamu (m) telah membunuh
2ft T= T=l=f^q* q*f^lT kamu (f) telah membunuh
1ut yT! yT!lf= ^q* q*f^lT' saya (m/f) telah membunuh
Contoh lain :
41
Bahasa Ibrani I Bab 15 : Qal Perfek
15.2. Arti dari Perfek (Sintaks)
Aspek perfektif adalah aspek adalah aspek yang menggambarkan perbuatan lengkap. Perbuatan
ini bisa merupakan suatu peristiwa yang telah terjadi (waktu lampau), yang sedang terjadi tetapi
dianggap sudah lengkap, atau peristiwa lengkap yang terjadi pada waktu yang akan datang.
Untuk saat ini, mahasiswa bisa menerjemahkan aspek ini dengan kata “telah.” Tetapi perlu
diketahui juga bahwa menerjemahkan aspek perfektif tidak sesederhana itu dan membutuhkan
studi yang lebih lebih lanjut yang mendalam.
42
Bahasa Ibrani I Bab 16 : Qal Imperfek
BAB 16
QAL IMPERFEK
Bentuk
Akhiran Awalan Terjemahan
Imperfek
3mt lf)qy= ] y] dia (m) akan membunuh
3ft lf)qT = ! T! dia (f) akan membunuh
2mt lf)qT = ! T! kamu (m) akan membunuh
2ft y ! yl!f=q=T! T! kamu (f) akan membunuh
1ut lf)qa= # a# saya (m/f) akan membunuh
Contoh lain :
rk^z* bt^K* rm^v* Jb^q*
(mengingat) (menulis) (menjaga) (mengumpulkan)
3mt rK)zy= ] bT)ky= ] rm)v=y] JB)qy= ]
3ft rK)zT = ! bT)kT= ! rm)v=T! JB)qT = !
2mt rK)zT = ! bT)kT= ! rm)v=T! JB)qT = !
2ft yr!Kz= =T! yb!Tk
= =T! yr!mv
= =T! yx!B=q=T!
1ut rK)za = # bT)ka= # rm)v=a# JB)qa= #
Arti yang tepat dari imperfek ditentukan oleh konteks. Pada umumnya kata kerja dalam aspek
imperfek dapat diterjemahkan dalam empat cara :
43
Bahasa Ibrani I Bab 16 : Qal Imperfek
16.2.3. Kegiatan yang rutin pada masa lalu
Contoh :
vya!h* bT)ky= ] Pria itu biasanya menulis
44
Bahasa Ibrani I Bab 17 : Qal Partisip dan Akhiran h *
BAB 17
QAL PARTISIP DAN AKHIRAN h *
Catatan :
a. Partisip aktif ditandai dengan vokal holem ( )) atau holem waw ( o ) di atas atau sesudah
konsonan pertama.
• Maskulin tunggal memakai sere ( @) di bawah konsonan kedua
• Feminin tunggal memakai akhiran t # (dan terkadang h )*
• Maskulin jamak memakai akhiran <y !
• Feminin jamak memakai akhiran to
b. Jika huruf terakhir dari kata induk adalah huruf tenggorokan (gutturals), maka patah furtif
ditambah pada bentuk maskulin tunggal dan sere diganti dengan patah pada bentuk feminin
tunggal (lihat um^v* di atas)
c. Jika huruf terakhir kata induk adalah a, alef menjadi bisu (lihat ar^q* di atas)
Contoh :
rm@v) vya!h* Orang yang sedang memelihara
tr#mv
# ) hV*a!h* Perempuan yang sedang memelihara
Catatan :
Bentuk Qal partisip pasif mempunyai vokal sureq (W) sesudah huruf kedua. Akhiran yang biasa
dari jenis dan jumlah dari kata benda dipakai.
Contoh :
rWmv* rb*Dh
* ^ Hal (kata) yang sedang dipelihara
Partisip adalah satu bentuk kata kerja yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa
Inggris, akhiran “ing” (going, staying) ditambah pada kata kerja untuk membentuk partisip. Dalam
bahasa Ibrani, partisip menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung dan bisa berfungsi sebagai :
45
Bahasa Ibrani I Bab 17 : Qal Partisip dan Akhiran h *
17.2.1. Kata sifat
Contoh : “Orang yang sedang memelihara rumah itu”
“yang sedang memelihara” adalah satu kata dalam bahasa Ibrani yang disebut partisip
dan menjelaskan sesuatu tentang “orang.”
Partisip Ibrani dapat mengambil bentuk aktif dimana subyek melakukan kegiatan dan
ditunjukkan dengan awalan me–, meng–, dsb dan bentuk pasif dimana subyek menerima
kegiatan dan ditunjukkan dengan awalan di–, ter–, dsb.
17.3. Akhiran h *
Akhiran h * ditambahkan pada suatu kata dalam bahasa Ibrani untuk memberikan arti berjalan
“ke arah.” Akhiran ini hanya ditambahkan kepada beberapa kata benda tertentu, diantaranya :
Mesir <y]r^x=m! ke arah Mesir hm*yr+ ^xm
= !
kota itu ryu!h* ke arah kota itu hr`yu!h*
surga (itu) <y]m^V*h^ ke arah surga (itu) hm*ym
+ ^V*h^
sana <v* ke arah sana hM*v*
46
Bahasa Ibrani I Bab 18 : Qal Imperatif, Cohortatif dan Jussif
BAB 18
QAL IMPERATIF, COHORTATIF DAN JUSSIF
Bahasa Ibrani menggunakan suatu bentuk kata kerja khusus untuk menyatakan perintah. Bentuk
perintah tersebut disebut “imperatif.” Bentuk perintah mengikuti paradigma imperfek tetapi
tanpa awalan.
Catatan :
Bentuk perintah hanya terdapat dalam orang ke-2 maskulin dan feminin, tunggal dan jamak,
karena perintah biasanya diucapkan kepada orang kedua.
Contoh :
tB*V^h*-<oy-ta# rm)v= Pelihara hari sabat itu
Dalam bahasa Ibrani, perintah juga dapat diperkuat atau dipertegas dengan menambahkan
akhiran h * pada bentuk imperatif orang ke-2 maskulin dan diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia dengan menambahkan kata “–lah.” Tambahan ini jarang dipakai dalam bahasa Ibrani.
Contoh :
rm)v= (pelihara ...) hr`mv
= * (peliharalah ...)
um^v= (dengar ...) hu*mv= * (dengarlah ...)
Dalam bahasa Ibrani bentuk imperatif digunakan hanya untuk perintah positif, bukan untuk
perintah negatif atau larangan. Sedangkan perintah negatif atau larangan menggunakan kala
imperfek dengan penambahan kata larangan aO atau la^.
Contoh :
jx*rT= ! aO Jangan membunuh (Kel. 20:13)
[a*n=T! aO Jangan berzinah (Kel. 20:14)
hu)rP
= ^-la# <yk!a*l=m^ Wjl=v=T!-la^ Jangan mengutus utusan kepada Firaun
Biasanya aO digunakan untuk larangan tetap, sedangkan la^ digunakan untuk larangan pada
saat itu. Maksudnya, “jangan membunuh” pada contoh di atas menggunakan aO yang berarti
pembunuhan dilarang tetap. Tetapi “jangan mengutus utusan ...” menggunakan la^ yang artinya
adalah jangan mengutus utusan dalam situasi itu dan bukan berarti tidak boleh mengutus utusan
untuk selama-lamanya.
47
Bahasa Ibrani I Bab 18 : Qal Imperatif, Cohortatif dan Jussif
18.3. Cohortatif
Cohortatif adalah perintah halus bagi orang pertama. Dalam bahasa Ibrani, akhiran h *
ditambahkan pada bentuk imperfek orang pertama tunggal dan jamak untuk mengajak orang
berbuat sesuatu.
Contoh :
Imperfek Cohortatif Imperfek
rm)v=a# Saya akan memelihara hr`mv
= =a! Biarlah saya memelihara
rm)v=n] Kita akan memelihara hr`mv
= =n] Marilah kita memelihara
18.4. Jussif
Jika kita ingin memerintahkan orang ke-3 melaksanakan sesuatu, maka dalam bahasa Indonesia
kita mengatakan “Biarlah dia” atau “Biarlah mereka” membuat sesuatu. Dalam bahasa linguistik,
permohonan ini disebut “jussif.” Dalam bahasa Ibrani, jussif dibentuk dari kala imperfek orang
ke-3. Tetapi karena bentuknya tetap sama dengan imperfek dari kata kerja kuat, maka kontekslah
yang akan menentukan apakah kata kerja imperfek orang ke-3 tersebut adalah jussif (“biarlah dia
...”) atau imperfek biasa (“dia akan ...”). Dalam kata kerja lemah, bentuk jussif akan
menggunakan bentuk paling singkat yang bisa berbeda dari bentuk imperfek.
Contoh :
El#M#h^ fP)v=y] Raja itu akan menghakimi (imperfek)
atau ...
Biarlah raja itu menghakimi (jussif)
48
Bahasa Ibrani I Bab 19 : Qal Infinitif dan Awalan Tanya
BAB 19
QAL INFINITIF DAN AWALAN TANYA
Infinitif adalah bentuk kata kerja yang bisa berfungsi sebagai kata benda dan kata kerja.
Disebut “infinite” (tanpa batas) karena tidak terbatas, yaitu tidak memakai awalan dan akhiran
yang menentukan waktu, persona, jenis dan jumlah. Tetapi infinitif konstruk bisa memakai
akhiran ganti sebagai subyek atau obyek. Dalam bahasa Ibrani ada 2 bentuk infinitif dengan
fungsinya masing-masing, yaitu : infinitif absolut dan infinitif konstruk.
19.1.1. Bentuk
Infinitif absolut mempunyai satu bentuk saja, yaitu akar kata atau kata induk dengan holem waw
(o) atau holem ( )) sebelum konsonan ketiga.
Akar Infinitif
Terjemahan
Kata Absolut
lf^q* lofq* membunuh
fp^v* fopv* mengadili
rm^v* romv* memelihara/menjaga
/t^n` /otn` memberi
Tidak ada akhiran dan awalan yang diberikan pada infinitif absolut, kecuali awalan penentu dan
awalan penghubung yang bisa ditambah.
a. Penekanan
Jika infinitif absolut terdapat tepat sebelum kata kerja yang sama, maka fungsinya adalah
menekankan kata kerja yang mengikutinya.
Contoh :
rm^v* romv* Dia sungguh telah memelihara
rm)v=y] romv* Dia akan memelihara sungguh-sungguh
lk@aT) lk)a* Kamu boleh makan dengan bebas (Kej. 2:16)
tWmT* tom Kamu pasti akan mati (Kej. 2:17)
49
Bahasa Ibrani I Bab 19 : Qal Infinitif dan Awalan Tanya
2. Membatasi atau menerangkan kata kerja
Contoh :
u^osn`w+ Eolh* <r`b=a^ uS^Y]w+ Dan Abraham berangkat, berjalan kaki dan pergi (Kej. 12:9)
Analisis kata kerja :
uS^Y]w+ w+ konsekutif – Qal imperfek 3 m t us^n* berangkat
Eolh* Qal infinitif absolut El^h* berjalan, jalan kaki
u^osn`w+ w+ - Qal infinitif absolut us^n* berangkat
19.2.1. Bentuk
Bentuk infinitif konstruk sama dengan bentuk imperatif orang ke-2 maskulin tunggal (rm)v=,
fp)v=). Konteks yang akan menentukan apakah suatu kata itu infinitif konstruk atau imperatif.
Terjemahan Terjemahan
Bentuk
Jika Subyek Jika Obyek
3mt orm=v* Dia (m) pelihara
3ft Hr`mv = * Dia (f) pelihara
2mt ;r+mv = * Kamu (m) pelihara _____
;r+m*v= _____ Peliharamu (m)
2ft Er@m=v* Kamu (f) pelihara
1ut yr]mv = * Saya pelihara _____
yn!r@m=v* _____ Peliharaku
c. Dengan l=, bisa berarti : maksud (“untuk”), hasil (“supaya, sampai”), obyek kata kerja,
menjelaskan cara. Arti yang tepat terdapat dari konteks.
Pertanyaan “apakah ?” dalam bahasa Ibrani memakai satu awalan khusus (h&) sebagai awalan tanya
(seperti akhiran “–kah” dalam bahasa Indonesia).
Contoh :
1. Tanpa awalan tanya : T*rm = ^v= “Kamu (m) telah memelihara”
Dengan awalan tanya : T*rm = ^v*h& “Apakah kamu (m) telah memelihara ?”
2. vy@ “ada(lah)” vy@h& “apakah ada ?”
51
Bahasa Ibrani I Bab 20 : Waw Konsekutif
BAB 20
WAW KONSEKUTIF
(Waw Konversi)
Telah dipelajari sebelumnya bahwa kala perfek menyatakan kegiatan yang sudah selesai
atau lengkap dan pada umumnya diterjemahkan sebagai waktu lampau dan kala imperfek
menyatakan kegiatan yang belum selesai atau belum lengkap dan diterjemahkan sebagai waktu
yang akan datang. Tetapi sekarang akan dipelajari bahwa bahasa Ibrani memakai cara lain untuk
menunjukkan kala perfek dan kala imperfek dalam rangkaian naratif di Perjanjian Lama.
Jika ada dua kalimat yang berbeda berada dalam satu rangkaian naratif, dimana kata kerja
masing-masing kalimat tersebut menggunakan bentuk perfek, maka hanya kata kerja pertama
yang berada dalam bentuk perfek sedangkan kata kerja berikutnya berada dalam bentuk imperfek
yang dibubuhi awalan waw yang disebut waw konsekutif atau waw konversi.
Contoh :
JIKA
Kalimat 2 Kalimat 1
qd#x#B= <u*h*-ta# fp^v* + hw`hy+-rb^D-= ta# El#M#h^ rm^v*
“dia telah menghakimi orang2X “Raja itu telah menaati Firman TUHAN”
dengan kebenaran”
Qal Perfek 3 m t = dia telah menghakimi Qal Perfek 3 m t = dia telah menaati
MAKA
Demikian juga sebaliknya mengenai waktu yang akan datang (bentuk imperfek).
Contoh :
JIKA
Kalimat 2 Kalimat 1
qd#x#B= <u*h*-ta# fp)v=y! + hw`hy+-rb^D-= ta# El#M#h^ rm)v=y!
“dia akan menghakimi orang2X “Raja itu akan mentaati Firman TUHAN”
dengan kebenaran”
Qal Imperfek 3 m t = dia telah menghakimi Qal Imperfek 3 m t = dia telah mentaati
52
Bahasa Ibrani I Bab 20 : Waw Konsekutif
MAKA
20.2.3. Dengan beberapa kata yang sering dipakai, dagesh forte dalam huruf
sesudah w sering ditiadakan.
Tiga kata yang seringkali tidak memakai dagesh forte sesudah waw konsekutif dengan imperfek
adalah :
hy*h* (ada) : yh!yw= ~ rbd (berkata) : rB#d^y+w~ (Piel) cqB (mencari) : WvQ=b^yw+ ~ (Piel)
53
Bahasa Ibrani I Bab 20 : Waw Konsekutif
20.3. Penggunaan Waw Konsekutif
1. Tidak boleh ada kata apapun di antara waw konsekutif dan kata kerjanya. Jika ada tambahan
kata di antara awalan waw dan kata kerjanya, maka bentuk perfek dan imperfek biasa yang
akan dipakai.
Contoh :
rm)v=Yw] ~ fp^v* Dia telah menghakimi dan dia telah mentaati
rm^v* aOw= fp^v* Dia telah menghakimi dan dia tidak mentaati
2. Waw konsekutif yang dibubuhi pada kala perfek memiliki bentuk yang sama persis dengan
awalan penghubung. Dalam hal ini kontekslah yang akan menjelaskan apakah awalan
penghubung tersebut adalah awalan penghubung biasa atau waw konsekutif dengan perfek.
3. Jika ada bentuk pendek dari kala imperfek, maka waw konsekutif dibubuhkan pada bentuk
pendeknya dan bukan pada bentuk panjangnya. Misalnya, bentuk imperfek dari kata kerja
hy*h* (“dia ada”) adalah hy#hy= ] (“dia akan ada”) yang memiliki bentuk pendek yh!y=. Maka waw
konsekutif dengan imperfek dari kata kerja ini adalah yh!yw= ~ (“dan dia telah ada” atau “dan
telah terjadi”). Dalam kasus ini bukan berarti ada hubungan langsung dengan ayat atau bab
sebelumnya, melainkan hanya merupakan salah satu cara dalam bahasa Ibrani untuk
memulai bagian baru.
4. Dalam Alkitab Perjanjian Lama (PL), satu ayat atau satu pasal seringkali dimulai dengan kata
kerja + waw konsekutif, seperti yh!yw= ~ (“dan telah terjadi”).
<D* kb. m. : darah; j. <ym!D* : rm)al@ prep. l=, Qal. inf. knstr. rm^a* :
1. darah; 2. hutang darah; dgn. berkata: dipakai untuk
3. penumpahan darah menunjukkan kutipan langsung.
gr~h* kk. : membunuh, menewaskan Pada umumnya tidak perlu
<yY!j^ kb. m. j. (dari yj^) : kehidupan; diterjemahkan
knstr. yY@j;^ dgn. akhiran wyY`j^ qu^x* kk. : berteriak, berseru
bv@y Qal. pt. akt. bv^y` : penduduk fp@v) Qal. pt. akt. fp^v* : hakim
Ep^v* kk. : menumpahkan;
mencurahkan
54
Bahasa Ibrani I Bab 21 : Waw Disjungtif
BAB 21
WAW DISJUNGTIF
(Disjunctive Waw )
Sebuah waw disjungtif adalah awalan pada sebuah bentuk non-verbal dan non-sequential
(bukan rangkaian atau urutan). Waw disjungtif memperkenalkan beberapa selaan atau interupsi
dalam suatu narasi atau cerita. Ada empat penggunaan dasar dari waw disjungtif ini :
Klausa disjungtif menyela atau menginterupsi alur narasi dengan tujuan untuk menyediakan
atau memberikan beberapa informasi yang bersifat penjelasan.
Contoh :
.<t*n)yB@ Jyl!M@h^ yK! [s@oy u~mv
@ ) yK! Wud=y* aO <h@w+
“Sekarang mereka tidak tahu bahwa Yusuf telah mengerti mereka karena ada seorang
penerjemah di antara mereka” (Kejadian 42:23)
Waw disjungtif memperkenalkan sebuah ide yang berlawanan atau kontras dan seringkali
diterjemahkan sebagai “tetapi.”
Contoh :
hu*v* aO otj*nm= !-la#w+ /y!q^-la#w+ otj*nm
= !-la#w+ lb#h#-la# hw`hy= uv^Y!w~
“maka TUHAN mengindahkan Habel dan persembahannya, tetapi Kain dan
persembahannya tidak diindahkannya” (Kejadian 4:4b-5a)
Waw disjungtif mengawali sebuah cerita atau narasi baru atau memperkenalkan sebuah ide atau
tema baru dalam sebuah narasi.
Contoh :
<yh!Oa$ hw`hy+ hc*u* rv#a& hd#C*h^ tY^j^ lK)m! <Wru* hy`h* vj*N*h^w+
“Adapun ular adalah yang paling cerdik dari segala ciptaan yang
TUHAN Allah telah jadikan.” (Kejadian 3:1)
55
Bahasa Ibrani I Bab 22 : Kata Kerja Statif
BAB 22
KATA KERJA STATIF
Dalam pangkal Qal ada dua macam kata kerja, yaitu : kata kerja fientif dan kata kerja
statif. Kata kerja fientif adalah kata kerja yang menjelaskan keadaan dinamis, dimana subyek
melakukan suatu kegiatan. Kata kerja fientif mempunyai vokal patah ( ^ ) sebagai vokal kedua.
Contoh :
bt^K* Dia menulis
rm^a* Dia berkata
Kata kerja statif menjelaskan keadaan (state of being), dimana subyek tidak melakukan
kegiatan tetapi berada dalam suatu keadaan tertentu. Kata kerja statif biasanya memiliki vokal
holem ( )) atau sere ( @) sebagai vokal kedua dan terkadang juga patah ( ^ ).
Contoh :
/q@z* Dia (ada dalam keadaan) tua
vd^q* Dia (ada dalam keadaan) kudus
Jika vokalnya patah ( ^ ) maka konjugasinya mengikuti pola yang telah dipelajari. Tetapi
jika vokalnya holem ( )) atau sere ( @) (disebut kelas “o” atau kelas “e”) maka ada perubahan pada
vokal kedua. Adapun semua akhirannya sama.
Kata kerja statif kelas “e” dan kelas “o” tidak mengikuti titik vokal kata kerja Qal biasa (yang juga
disebut kelas “a”) dalam :
1. Kelas “e” dan kelas “o” kedua-duanya memakai patah ( ^) dalam kala imperfek dan imperatif,
bukan holem ( )).
2. Partisip aktif maskulin tunggal memakai bentuk yang sama dengan Perfek 3 m.t. (db@K)* ,
tetapi konteks akan membedakannya.
3. Dalam kala perfek dari kata kerja kelas “o,” vokal holem ( )) biasanya dilihat.
(Catatan : dalam Qal pf. 1 u.j. dari /f)q* (WN=f)q*), nun akhir diduakalikan dengan dagesh forte)
ld^G* kk. : besar, jadi besar; an* partikel utk menunjukkan sesuatu
bertumbuh yg mendesak; hampir sama dgn
/q@z* kk. : tua akhiran “-lah” dlm bhs. Indonesia
lk)y* kk. : mampu; berkuasa hd*obu&& kb. f. : pekerjaan
melakukan hwx kk. Piel pf. 3 mt hW`x! :
qj*xy= ] Ishak memerintahkan; menunjuk
db@K* kk. : makin/menjadi berat; hq*u*x= kb. f. : teriakan, seruan
berkeras rb^q* kk. : menguburkan
tw\m* kb. m. : kematian, maut; rb#q# kb. m : kuburan
knstr. : tom; dgn. akhiran yt!om, /f)q* kk. : kecil, kurang; tidak layak
dll. bu@r` kk. : lapar
bk^v* kk. : tidur, berbaring
57
Bahasa Ibrani I Bab 23 : Nifal
BAB 23
NIFAL
Seluruh kata kerja yang telah dipelajari dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya termasuk ke dalam
tipe konjugasi yang dikenal sebagai pangkal Qal. Pangkal Qal adalah bentuk yang paling
sederhana, karena Qal secara analitis terdiri dari suatu akar kata atau kata dasar yang tidak
diberatkan dengan tambahan (Qal adalah kata bahasa Ibrani yang berarti “ringan” dengan
maksud pangkal ini tidak “diberatkan” dengan tambahan) ditambah dengan sebuah pola pangkal
(perfek, imperfek, dll). Tetapi dalam bahasa Ibrani, seperti terdapat juga dalam banyak bahasa,
kata kerja yang lain dibangun dari akar kata yang sama ini (yaitu pangkal Qal). Ada enam (6) tipe
penting yang berasal dari kata kerja asal ini yang seringkali disebut pangkal. Tidak semua akar
kata atau kata dasar muncul dalam keenam bentuk pangkal tersebut. Keenam tipe kata kerja ini
dinamai oleh para ahli tata bahasa Ibrani menurut bentuk dimana mereka diambil dalam bentuk
perfek orang 3 maskulin tunggal dari kata lup.
lu^pn= ] n!pu^l
lu@P! P!u@l
lu^P% P%u^l
lyu!ph = ! h!pu'l
lu^ph= * h)pu^l
lu@P^th = ! h!tP^u@l
Nifal adalah pangkal kata kerja pasif dan refleksif dari kata kerja Qal. Arti dasar dari pangkal ini
adalah bahwa subyek dipengaruhi oleh kegiatan atau keadaan dari kata kerja. Meskipun demikian,
ada juga beberapa kata kerja yang tidak memiliki pangkal Qal tetapi terdapat dalam pangkal
Nifal. Kata kerja macam ini mengandung arti aktif walaupun berada dalam pangkal Nifal.
Contoh : <h^ln= ] “melawan” tidak terdapat dalam Qal
23.2.1. Pasif
Nifal umumnya menunjukkan arti pasif dari Qal, yaitu subyek menerima kegiatan dari kata
kerja.
Contoh :
rb*D*h^ bT^kn= ] Firman itu telah ditulis
otb*n}gB
= ! rK^mn= !w+ dan dia telah dijual karena pencuriannya (Kel. 22:2)
58
Bahasa Ibrani I Bab 23 : Nifal
23.2.2. Medial
Diatesis1 medial adalah diatesis yang menunjukkan pelaku berbuat untuk dirinya sendiri.
Contoh :
la^v=n] Bertanya untuk diri sendiri [minta izin] (1 Sam. 20:6,28)
dB^kn] Mencapai kemuliaan untuk diri sendiri (Yeh. 39:13)
23.2.3. Refleksif
Diatesis refleksif adalah diatesis yang menunjukkan pelaku berbuat atas dirinya sendiri.
Contoh :
El*-rK^mn= !w+ Dan ia menjual dirinya sendiri kepadamu (Im. 25:39)
rm^v=n] Dia menjaga diri sendiri (Kel. 23:13)
tP^ln= ] Dia membalikkan badannya (Rut 3:8)
23.2.4. Adjektifal
Nifal bisa juga berfungsi seperti kata sifat, dan dalam pemakaian ini lebih baik diterjemahkan
sebagai kata sifat saja.
Contoh :
ha*r=n! /b#a# /ya@ Tidak ada batu yang kelihatan (1 Raj. 6:18)
h*yj#yr!b= WrB=v=n] Pintunya sudah patah (Yer. 51:30)
ha*r*on Jr#a#m@ Dari negara yang jahat (Yes. 21:1)
1
Diatesis adalah kategori gramatikal yang menunjukkan hubungan antara subyek dengan perbuatan yang
dinyatakan oleh kata kerja dalam klausa. Ada diatesis aktif, pasif, dsb.
59
Bahasa Ibrani I Bab 23 : Nifal
23.3. Kata Kerja Nifal : Pangkal dan Infleksi
2. Pada Nifal imperfek, jika huruf awal kata kerja adalah huruf tenggorokan atau resh (r), yang
tidak bisa menerima dagesh forte, maka vokal di bawah awalan dipanjangkan menjadi sere ( @).
Contoh : db@u*y@ (Nif. impf. 3 m t db^u*) : dikerjakan.
3. Pada Nifal imperatif, vokal dan akhiran sama seperti bentuk persona kedua imperfek tetapi
tanpa awalan.
Contoh : rB@V*h!
4. Pada Nifal partisip, vokal dalam huruf tengah dari akar kata adalah qames ( *).
Contoh : rb^v* : memecahkan
Nifal Perfek Nifal Partisip
3mt rB^v=n] m.t. rB*v=n]
3ft hr`Bv= =n] f.t. hr`Bv* =n]
61
Bahasa Ibrani I Bab 24 : Piel
BAB 24
PIEL
Pada beberapa buku tata bahasa Ibrani yang tua, Piel dianggap sebagai pangkal yang membuat
Qal lebih kuat atau intensif. Tetapi sekarang, pada umumnya dimengerti bahwa Piel berfungsi
sebagai “resultif,” yaitu menyebabkan suatu hasil dari induk kata kerja (akar kata). Contohnya :
Jika Qal berarti “memecah,” maka Piel berarti “menyebabkan pecah.” Dalam pengertian ini, Piel
mempunyai beberapa arti dalam penggunaannya :
24.1.1. Faktitif1
Piel digunakan untuk membuat kata kerja statif2 dan intransitif3 menjadi kata kerja transitif.4
Contoh :
Qal Piel
vd@q* “dia kudus” vD@q! “dia menguduskan”
ld^G* “dia besar” lD@G! “dia membesarkan”
24.1.2. Resultatif
Piel digunakan dalam arti menjadikan atau mengakibatkan sesuatu dengan kata kerja fientif.5
Contoh :
Qal Piel
rb^v* “dia memecahkan” rB@v! “dia menjadikannya pecah“ (menghancurkan)
dm^l* “dia belajar” dM^l! “dia mengajar” (menjadikannya belajar)
24.1.3. Frekuentatif
Piel digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang diulangi atau yang dilakukan lebih dari satu
kali.
Contoh :
Qal Piel
jb^z* “dia mengorbankan” dB^z! “dia berulangkali mengorbankan”
rb^v* “dia memecahkan” rB@v! “dia meremukkan” (memecahkan berulangkali)
1
Faktitif (factitive) adalah kata kerja yang mengakibatkan hasil.
2
Kata kerja statif adalah kata kerja yang secara sintaksis tidak dapat berbentuk progresif dan imperatif,
dan secara semantis menyatakan keadaan dan bukan perbuatan, atau proses yang tidak aktif. Contoh : kudus,
besar, baru.
3
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak mempunyai obyek langsung atau pelengkap penderita.
Contohnya : loncat, terjun, jatuh, datang.
4
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan obyek. Contohnya : dia meloncati pagar, dia
mendatangi kantor pengadilan.
5
Kata kerja fientif adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau proses yang aktif. Kata kerja fientif
bisa transitif atau intransitif.
62
Bahasa Ibrani I Bab 24 : Piel
24.1.4. Denominatif
24.1.5. Delokutif
Piel digunakan untuk mengumumkan sesuatu, dengan kata kerja yang berasal dari perbuatan
bertutur atau berhubungan dengan sesuatu yang diungkapkan.
Contoh :
Qal Piel
qd^x* “dia benar” qD@x! “dia menyatakan benar”
yq!n` “dia tidak salah” Er^B@ “dia menyatakan tidak bersalah”
yr@v=a^ “berbahagia” rV@a! “menyebut seseorang berbahagia”
24.1.6. Privatif
Piel digunakan untuk menunjukkan arti terbalik dari Qal, yaitu bahwa sesuatu tidak ada atau
ditiadakan.
Contoh :
Qal Piel
af*j* “dia berdosa” af@j! “dia mengampuni dosanya”
lq^s* “dia melempari (batu)” lQ@s! “dia membuang (batu)”
Ada beberapa kata kerja dalam pangkal Piel yang tidak terdapat dalam pangkal Qal. Pada kata
kerja semacam ini, tidak ada arti kausatif atau intensif melainkan menyatakan kegiatan aktif
sederhana seperti kata kerja yang umumnya terdapat dalam pangkal Qal.
Contoh : vQ@B! : mencari rB#D! : berkata lL@h! : memuji
63
Bahasa Ibrani I Bab 24 : Piel
24.2. Kata Kerja Piel : Pangkal dan Infleksi
Piel memiliki ciri umum dagesh forte di semua konsonan kedua dalam konjugasinya
Catatan :
Pada beberapa kata kerja dari pangkal Piel, ciri khas Piel yaitu dagesh forte dalam huruf tengah,
tidak terdapat dalam beberapa bentuknya. Dua contoh dari kata kerja yang seringkali muncul
64
Bahasa Ibrani I Bab 24 : Piel
adalah vQ@B! (mencari) dan lL@h! (memuji), yang tidak terdapat dalam pangkal Qal. Jika ada shewa
di bawah huruf tengah, maka dagesh forte hilang pada bentuk perfek 3 m j, imperfek 2 f t, 2 m j,
3 m j, imperatif 2 f t, 2 m j, dan cohortatif. Tabel di bawah ini membandingkan dua kata kerja
tersebut dengan kata kerja Piel biasa, yaitu rB@v!.
vqB kk. Piel vQ@B! : mencari; coba flm kk. Nif. fl^mn= ] : lepas dari,
mendapat meloloskan diri, terluput; Piel
rbd kk. Piel rB#D! : mengatakan fL@m! : meluputkan, melepaskan
(sebelum kb & akhir kalimat : ax*m* kk. Qal. : 1. mendapati,
rB@D)! 2. menemukan, menjumpai
bh*z* kb. m. : emas rp^s* kk. Qal. : menghitung; Piel rP@s! :
ur^z# kb. : benih; keturunan. dgn 1. menceritakan; 2. menghitung
akhiran our=z^ Jb^q* kk. Qal : mengumpulkan; Nif.
u~v%ohy+ Yosua JB^qn= ] : menghimpun; Piel. JB@q! :
bl@ kb. m. : hati; j. toBl= mengumpulkan; Hithp. :
bb*l@ kb. m. : hati; j. tobb*l= berkumpul
j~Wl kb. m. : loh; batang; j. tojWl rb^v* kk. Qal : 1. memecahkan;
2. mematahkan; Piel. rB@v! :
1. menghancurkan; 2. meremuk-
kan
65
Bahasa Ibrani I Bab 25 : Pual
BAB 25
PUAL
Pual adalah bentuk pasif dari Piel. Bentuk Pual relatif jarang digunakan dan bila muncul
seringkali dalam bentuk Partisip yang berfungsi sebagai bentuk pasif dari Piel. Dari semua
pemakaian kata kerja dalam Perjanjian Lama, Pual hanya terdapat 417 kali (0,6 %).
25.1.1. Faktitif
Contoh :
Wnomk* t*yL@j% hT*a^-<G^ “Kamu dijadikan selemah dengan kami” (Yes. 14:10)
t*yL@j% Pual pf. 2 m t hl*j* : menjadi lemah
25.1.2. Resultatif
Contoh :
<T#rQ= ^n| roB tb#Qm
# ^-la#w+ “dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu
tergali” (Yes. 51:1)
<T#rQ
= ^n| Pual pf. 2 m j rq^n* : menggali
25.1.3. Denominatif
Contoh :
tobn` lQ^s% “Nabot telah dilempari dengan batu sampai mati” (Yes. 51:1)
66
Bahasa Ibrani I Bab 25 : Pual
25.2. Kata Kerja Pual : Pangkal dan Infleksi
Pual memiliki ciri umum ada vokal qibbus di bawah huruf pertama dan dagesh forte dalam huruf
tengah.
Konjugasi Pual dari Kata rb^v* (memecahkan)
Catatan :
1. Pual tidak dipakai dalam Imperatif.
2. Lebih dari 40 % dari pemakaian Pual dalam Perjanjian Lama adalah dalam bentuk partisip.
3. Pual infinitif jarang digunakan. Bentuk infinitif absolut dan konstruk masing-masing hanya
digunakan sekali dalam Perjanjian Lama, yaitu dalam Kejadian 40:15 (bN)g% - inf. abs. :
mencuri, menculik) dan Mazmur 132:1 (ohonu% - inf. knstr. : ditindas, tertindas).
4. Dalam Teks Masoret, pangkal Qal pasif terkadang ditandai dengan vokal dari Pual (bnd. Kej.
3:23). Untuk membedakannya, lebih baik melihat leksikon seperti William Holladay, A
Concise Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament.
67
Bahasa Ibrani I Bab 25 : Pual
68
Bahasa Ibrani I Bab 26 : Hifil
BAB 26
HIFIL
Hifil adalah pangkal kata kerja Ibrani yang biasanya digunakan untuk menyatakan kausatif dari
pangkal Qal. Dalam bahasa Indonesia, arti Hifil ini seringkali sama dengan awalan “memper-“
dengan akhiran “-kan” seperti dalam kata “memperdengarkan.” Ada kurang lebih 500 kata kerja
dipakai dalam pangkal Hifil, dan 13 % dari kata kerja dalam Teks Masoret terdapat dalam
pangkal ini.
26.1.1. Kausatif
Hifil digunakan untuk menyatakan arti menyebabkan sesuatu dari pangkal Qal.
Contoh :
Wbl!-ta@ dB@k=h^w+ “Dan ia mengeraskan hatinya [arti : menyebabkan hatinya menjadi
keras]” (Kel. 8:11)
dB@kh
= ^w+ : Hif. Inf. abs. db@K* Qal : berat, keras; Hif. : mengeraskan
26.1.2. Deklaratif
Subyek menyatakan orang lain ada dalam status atau keadaan tertentu.
Contoh :
qyD!Xh
^ ^-ta# WqyD!xh = !w+ “menyatakan benar orang benar
uv*r*h^-ta@ Wuyv!rh = !w+ dan menyatakan salah orang salah” (1 Sam. 20:6,28)
WqyD!xh= !w+ : Hif. w/k. pf. 3 u j qd@x* Qal : benar; Hif. : menyatakan benar; membenarkan
Wuyv!rh = !w+ : Hif. w/k. pf. 3 u j uv^r* Qal : bersalah, jahat; Hif. : menyatakan salah
26.1.3. Denominatif
69
Bahasa Ibrani I Bab 26 : Hifil
26.2. Kata Kerja Hifil : Pangkal dan Infleksi
70
Bahasa Ibrani I Bab 26 : Hifil
Catatan :
1. Ciri khas Hifil perfek adalah adanya awalan h! pada semua bentuk perfek. Vokal kedua adalah
shewa ( =) dan vokal tengah adalah hireq yod ( y !) atau patah ( ^). Pangkal Hifil tidak ada dagesh
forte dalam huruf tengah, tetapi jika huruf tengah adalah huruf begadkepat, maka akan ada
dagesh lene dalam huruf tersebut (karena ada shewa bisu sebelumnya).
2. Ciri khas Hifil imperfek adalah adanya patah ( ^) di bawah awalan dan hireq yod ( y !) [atau sere
dalam bentuk 2 f j dan 3 f j] sebagai vokal kedua. Pada pangkal Hifil, bentuk singkat yang
dipakai untuk Jussif dan dengan w/k.
3. Hifil imperatif mengikuti pola Nifal dan Hitpael, dengan menggunakan bentuk imperfek
persona kedua dengan awalan T dubah menjadi h. Dalam pangkal Hifil ada patah di
bawahnya : h^. (Nifal menggunakan hireq dibawah bentuk imperatif). Dalam Hifil ada satu
perubahan yang lain, yaitu hireq yod ( y !) dari persona 2 m t diubahkan menjadi sere ( @).
4. Ciri khas Hifil partisip adalah adanya awalan m^, bersama dengan hireq yod ( y !) sebagai vokal
tengah.
5. Ciri khas Hifil infinitif absolut dan infinitif konstruk adalah memakai awalan h^. Bentuk Hifil
infinitif absolut adalah sama dengan bentuk Hifil imperatif 2 m t. Bentuk Hifil infinitif
konstruk memakai hireq yod ( y !) sebagai vokal tengah.
71
Bahasa Ibrani I Bab 27 : Hofal
BAB 27
HOFAL
Hofal adalah adalah pasif dari pangkal Hifil. Hofal adalah pangkal yang paling jarang muncul
dari ketujuh pangkal yang lain. Hanya 100 kata kerja digunakan dalam pangkal Hofal, dan 0,6 %
dari kata kerja dalam Teks Masoret berada dalam pangkal Hofal.
Contoh :
Qal Hifil Hofal
rk^z* “ia ingat” ryK!zh
= ! “ia mengingatkan” rK^zh
= * “ia diingatkan”
El*-hm*lv
= =h* hd#C*h^ tY^j^w+ “dan binatang liar akan dibuat berdamai dengan kamu” (Ayb
5:23)
hm*lv
= =h* Hofal pf. 3 f t <l^v* : Qal : damai; Hof. : dibuat berdamai
Ciri umum pangkal Hofal adalah adanya awalan he dengan qames hatuf di bawahnya (h*). Pada
beberapa kata kerja lemah (dan terkadang dalam kata kerja kuat), vokal di bawah awalan (h
dalam perfek, ytan dalam imperfek, dan m dalam partisip) sering terdapat qibbus ( %) atau sureq (W)
sebagai vokalnya.
Contoh :
Qal Hofal
El^m* Dia memerintah El^m=h* Dia dijadikan memerintah
bk^v* Dia berbaring bK*v=h% Dia dibaringkan
tWm Dia mati tm^Wh Dia dimatikan
Catatan :
Awalan dengan qibbus ini bisa dibedakan dari Pual jika kita mengingat bahwa Hofal
menggunakan qibbus di bawah awalan, sedangkan Pual menggunakan qibbus di bawah huruf
pertama dari akar kata dan selalu ada shewa di bawah awalan.
72
Bahasa Ibrani I Bab 27 : Hofal
Qal : El^m* : memerintah, menjadi raja Hofal : Eyl!m=h! : mengangkat (seorang) menjadi raja
Kala Org Hofal Terjemahan Ciri / Tanda
3.m.t El^m=h* Dia telah diangkat menjadi raja * Adanya awalan he
3.f.t. hk*l=m=h* Dia telah diangkat menjadi raja dengan qames hatuf di
P 2.m.t. T*k=l^m=h* Engkau telah diangkat menjadi raja bawahnya (h*) dan
E 2.f.t. T=k=l^m=h* Engkau telah diangkat menjadi raja vokal kedua adalah
R shewa bisu.
1.u.t. yT! kl
= ^ m = h* Aku telah diangkat menjadi raja
F
E 3.u.j. Wkl=m=h* Mereka telah diangkat menjadi raja
K 2.m.j. <T#k=l^m=h* Kalian telah diangkat menjadi raja
2.f.j. /T#k=l^m=h* Kalian telah diangkat menjadi raja
1.u.j. Wnk=l^m=h* Kami telah diangkat menjadi raja
3.m.t El^m=y` Dia akan diangkat menjadi raja * Adanya qames hatuf
3.f.t. El^m=T* Dia akan diangkat menjadi raja ( *) di bawah
I 2.m.t. El^m=T* Engkau akan diangkat menjadi raja awalannya.
M
P 2.f.t. yk!l=m=T* Engkau akan diangkat menjadi raja
E 1.u.t. El^m=a* Aku akan diangkat menjadi raja
R 3.m.j. Wkl=m=y` Mereka akan diangkat menjadi raja
F 3.f.j. hn*k=l^m=T* Mereka akan diangkat menjadi raja
E
K 2.m.j. Wkl=m=T* Kalian akan diangkat menjadi raja
2.f.j. hn*k=l^m=T* Kalian akan diangkat menjadi raja
1.u.j. El^m=n* Kami akan diangkat menjadi raja
COHORT. 1.u.t. ------
JUSSIF 3.m.t. El^m=y` Biarlah dia diangkat menjadi raja
m.t. El*m=m* Sedang diangkat menjadi raja * Adanya awalan mem
f.t. hk*l*m=m* Sedang diangkat menjadi raja dgn qames hatuf (m*)
PARTISIP
PASIF m.j. <yk!l*m=m* Sedang diangkat menjadi raja & qames sebagai
vokal di bawah huruf
f.j. tokl*m=m* Sedang diangkat menjadi raja tengah.
INFINITIF abs. El@m=h* * Inf. abs.: Awalan he
knstr. (El^m=h*) dgn qames hatuf (h*)
dan sere ( @) dibawah
huruf tengah.
Catatan :
1. Hofal imperatif, seperti dalam Pual imperatif, sebenarnya tidak terdapat di dalam bahasa
Ibrani Perjanjian Lama biasa. Tetapi dalam Teks Masoret terdapat 2 kali dan diciptakan
khusus oleh penulisnya untuk menekankan pokoknya.
Contoh :
Yer. 49:8 : Wnp=h* Hofal impr. 2 m j hn*P* : Qal : berpaling; Hofal : baliklah!
Yeh. 32:19 : hb*Kv = =h* Hofal impr. 2 m t bk^v* : Qal : tidur, berbaring; Hofal : dibaringkanlah.
2. Sebenarnya Hofal infinitif konstruk tidak terdapat dalam kata kerja kuat di Teks Masoret.
Hofal infinitif konstruk hanya terdapat dengan 3 kata kerja yang semuanya kata kerja lemah.
td#L#h% (Kej. 40:20; Yeh. 16:5), td#L#Wh (Yeh. 16:4) : Hof. Inf. knstr. dl^y* : melahirkan anak
73
Bahasa Ibrani I Bab 27 : Hofal
dsWh (2 Taw. 3:3) : Hof. Inf. knstr. ds^y* : diletakkan dasar
hM*V^h^ (Im. 26:34, 35; 2 Taw. 36:21), hM*v^h=B* (Im. 26:43) : Hof. Inf. knstr. <m@v* : dijadikan
tandus
74
Bahasa Ibrani I Bab 28 : Hitpael
BAB 28
HITPAEL
Fungsi utama dari pangkal Hitpael adalah untuk menunjukkan arti refleksif atau resiprokal dari
pangkal Piel. Dalam Teks Masoret ada 175 kata kerja yang dipakai dalam pangkal Hitpael. Kata
kerja itu muncul 830 kali atau 1,2 % dari semua kata kerja yang terdapat dalam Teks Masoret.
28.1.1. Refleksif
Subyek (tunggal atau jamak) berbuat atau melakukan kegiatan atas dirinya sendiri.
Contoh :
vD@q^th= ! Dia telah menguduskan diri sendiri
lD@G^th
= ! Dia telah mengagungkan diri sendiri
hw`hy+ lh^q=-lu^ WaC=n^tT = ! u^WDm^W “Mengapa kalian meninggi-ninggikan diri di atas jemaah
Yahweh?” (Bil. 16:3)
WaC=n^tT= ! : Hitp. Impf. 2 m j av*n* Qal : mengangkat; Hitp. : meninggikan diri
28.1.2. Resiprokal
28.1.3. Pasif
Catatan :
Dari penjelasan di atas, dalam contoh di Amsal 31:20 bisa dimengerti dengan 2 cara:
a. dia dibuat supaya dia akan dipuji, atau ...
b. dia membuat dirinya supaya dia akan dipuji.
75
Bahasa Ibrani I Bab 28 : Hitpael
28.1.4. Iteratif
Contoh :
EL@ht
^ =h! Berjalan-jalan / pergi bergerak kian kemari (Qal : berjalan)
28.1.5. Denominatif
Hitpael terkadang digunakan untuk mengubah kata benda menjadi kata kerja.
Contoh :
ayb!n* (nabi) Hitp. : aB@n^th= ! (menunjukkan diri sebagai nabi)
[na (kemarahan) Hitp. : [N^a^t=h! (menunjukkan kemarahan)
76
Bahasa Ibrani I Bab 28 : Hitpael
28.2. Kata Kerja Hitpael : Pangkal dan Infleksi
Jika konsonan pertama adalah dental (d f t), “t” dari awalan itu hilang atau digabung ke
dalam konsonan dental itu supaya konsonan tersebut diduakalikan (yaitu menerima dagesh
forte):
Qal : rh@f* (menjadi tahir); Hitp. : rh@F^h! (menahirkan diri sendiri), bukan rh@f^th = !
2. Ciri khas Hitpael perfek adalah adanya awalan t=h! pada akar kata/kata induk, vokal patah ( ^)
pada huruf pertama dari akar kata/kata induk, dan dagesh forte di dalam huruf tengah.
2. Dalam Hitpael imperfek, huruf h dari awalan t=h! diganti dengan awalan imperfek supaya
menjadi t=y!, t=T!, t=a# dan t=n!. Dalam kata kerja kuat, huruf pertama dari akar kata/ kata induk
mendapat vokal patah ( ^) di bawahnya, dan huruf kedua mendapat dagesh forte.
3. Hitpael imperatif sama dengan Hitpael imperfek persona kedua dengan awalan T diganti
dengan h!. Bentuk Hitpael imperatif 2 m t (qZ@j^th = )! adalah sama dengan Hitpael perfek 3 m t
dan Hitpael infinitif. Bentuk dan arti harus dibedakan dari konteks.
4. Ciri khas Hitpael partisip adalah adanya awalan t=m! dengan dagesh forte dalam huruf tengah.
5. Bentuk Hitpael infinitif absolut dan konstruk adalah sama, yaitu qZ@j^t=h.! Bentuk ini sama
dengan Hitpael perfek 3 m t dan impr. 2 m t. Konteks lah yang akan menjelaskan apa
bentuknya.
78
Bahasa Ibrani I Bab 29 : Akhiran Ganti dengan Kata Kerja Perfek
BAB 29
AKHIRAN GANTI DENGAN KATA KERJA PERFEK
29.1. Pendahuluan
Pada pelajaran yang lalu kita sudah belajar bahwa dalam bahasa Ibrani obyek langsung sering
ditunjukkan dengan tanda ta@ atau ta#. Tetapi ada juga cara lain yang sering digunakan untuk
menyatakan obyek jika obyek langsungnya adalah kata ganti. Caranya adalah dengan
membubuhkan akhiran ganti pada kata kerja.
Contoh : Untuk mengatakan “ia memeliharanya” tidak harus dengan menuliskan ota) rm^v*,
tetapi bisa dengan langsung memakai akhiran ganti menjadi orm*v=.
Akhiran ganti dengan kata kerja hampir sama dengan akhiran ganti dengan kata benda dan kata
depan, tetapi ada sedikit perbedaan. Perbedaannya adalah pada huruf terakhir dari bentuk kata
kerja. Akhiran yang ditambahkan pada kata kerja yang diakhiri dengan vokal berbeda dengan
akhiran yang ditambahkan pada kata kerja yang diakhiri dengan konsonan. Akhiran2X ini sama
untuk semua pangkal.
Catatan :
* Apabila kata tersebut terdapat pada akhir kalimat atau anak kalimat, vokal diubahkan. Kata itu
disebut “dalam pause” dan artinya menerima tekanan lebih besar. Lihat hal. 11-13.
79
Bahasa Ibrani I Bab 29 : Akhiran Ganti dengan Kata Kerja Perfek
Contoh Akhiran Ganti dengan Kata Kerja Qal Perfek
Dia (m) Dia (f) Kamu (m) Kamu (f) Saya menjaga Mereka (u) Kalian (m) Kami/kita
menjaga menjaga menjaga menjaga yT!r=m^v* menjaga menjaga menjaga
rm^v* hr*m=v* T*r=m^v* T=r=m^v* Wrm=v* <T#r=m^v= Wnr=m^v*
1ut yn!r^m*v= yn!t=r^m*v= yn!T^r=m^v= yn!yT!r=m^v= ------ yn!Wrm*v= yn!WTr=m^v= ------
2mt ;r=m*v= ;t=r^m*v= ------ ------ ;yT!r=m^v= ;Wrm*v= ------ ;Wnr=m^v=
2ft Er@m*v= Et#r*m*v= ------ ------ EyT!r=m^v= EWrm*v= ------ Ewnr=m^v=
3mt Whr`m*v= oTr^m*v= WhT*r=m^v= WhyT!r=m^v= wyT!r=m^v= WhWrm*v= WhWTr=m^v= WhWnr=m^v=
orm*v Wht=r^m*v= otr=m^v= WhyT!r=m^v=
3ft Hr*m*v= hT*r^m*v= HT*r=m^v= h*yT!r=m^v= h*yT!r=m^v= h*Wrm*v= h*WTr=m^v= h*Wnr=m^v=
1uj Wnr*m*v= Wnt=r^m*v= WnT*r=m^v= WnyT!r=m^v= ------ WnWrm*v= WnWTr=m^v= ------
2mj <k#r=m*v= ------ ------ ------ <k#yT!r=m^v= ------ ------ ------
2fj /k#r=m*v= ------ ------ ------ /k#yT!r=m^v= ------ ------ ------
3mj <r*m*v= <t^r*m*v= <T*r=m^v= <yT!r=m^v= <yT!r=m^v= <Wrm*v= <WTr=m^v= <Wnr=m^v=
3fj /r*m*v= /t^r*m*v= /T*r=m^v= /yT!r=m^v= /yT!r=m^v= /Wrm*v= /WTr=m^v= /Wnr=m^v=
80
Bahasa Ibrani I Bab 29 : Akhiran Ganti dengan Kata Kerja Perfek
Catatan :
1. Jika akhiran ganti dibubuhkan pada kata kerja, maka aksennya maju pada suku kata baru dan
qames ( *) dalam suku kata pertama diubahkan menjadi shewa ( =), karena suku kata pertama
lebih cepat diucapkan.
2. Hanya kata kerja aktif yang bisa menerima akhiran ganti, yaitu : Qal, Piel, dan Hifil. Adapun
Nifal, Pual, Hofal, dan Hitpael adalah pasif atau refleksif sehingga tidak bisa mengatur obyek
langsung dan oleh karena itu tidak bisa menerima akhiran ganti. Hanya bentuk infinitif
konstruk dari semua pangkal yang bisa menerima akhiran ganti.
3. Dalam Teks Masoret tidak ada kata kerja Perfek 2 f j yang menggunakan akhiran ganti, tetapi
jika ada maka bentuknya akan sama seperti Perfek 2 m j.
4. Perhatikan perubahan yang terjadi pada akar kata atau kata induk dalam bentuk 3 f t, 2 f t, dan
2 m j ketika akhiran ganti ditambah :
a. Ketika akhiran ganti ditambah pada kata kerja perfek 3 f t, h * pada akhir bentuk itu diganti
dengan t ^ (akhiran feminin kuno).
Contoh :
hr*mv= * (Qal) menjadi - tr^mv * =
hv*qB= ! (Piel) menjadi - tv^qB = !
hd*ym!v=h! (Hifil) menjadi - td^ym!v=h!
b. Ketika akhiran ganti ditambah pada kata kerja perfek 2 f t (T=r=m^v*), shewa di bawah T akhir
berubah menjadi hireq-yod (T= menjadi yT!). Bentuk ini (-yT!rm = ^v=) sama dengan bentuk perfek
1 u t. Jadi, WhyT!rm= ^v= bisa berarti “Saya telah memeliharanya” atau “Kalian telah
memeliharanya.” Kontekslah yang akan menentukan arti yang tepat.
c. Ketika akhiran ganti ditambahkan pada bentuk perfek 2 m j (<T#rm = ^v=), huruf mem terakhir (<)
hilang dan vokal sebelumnya diubah dari segol menjadi sureq. Jadi bentuk terima akhiran
ganti adalah –WTr=m^v=.
Kesimpulan :
Bentuk Qal perfek yang terdapat sebelum akhiran ganti adalah :
Tunggal Jamak
3mt - rm^v=
3ft - tr~mv * = 3uj - Wrm*v=
2mt - Tr=m^v= 2mj - WTr=m^v=
2ft - yT!rm
= ^v= 2fj - WTr=m^v=
1ut - yT!rm
= ^v= 1uj - Wnr=m^v=
81
Bahasa Ibrani I Bab 29 : Akhiran Ganti dengan Kata Kerja Perfek
Contoh Akhiran Ganti dengan Kata Kerja Piel dan Hifil Perfek
82
Bahasa Ibrani I Bab 30 : Akhiran Ganti Dengan Kata Kerja Imperfek & Imperatif
BAB 30
AKHIRAN GANTI DENGAN KATA KERJA IMPERFEK DAN IMPERATIF
Akhiran ganti dengan kata kerja bentuk imperfek lebih seragam daripada akhiran ganti dengan
kata kerja bentuk perfek. Akhiran ganti dengan imperfek yang diakhiri dengan vokal adalah
sama dengan akhiran ganti dengan perfek yang diakhiri dengan vokal. Akhiran ganti dengan
imperfek yang diakhiri dengan konsonan memiliki 2 (dua) bentuk, yaitu : (1) akhiran ganti biasa
dengan menggunakan sere ( @) atau segol ( #); dan (2) akhiran ganti dengan nun (n) + dagesh forte
yang disisip sebagai huruf penambahan sebelum akhiran ganti. Bentuk ini lebih sering dilihat
apabila kata tersebut ada dalam pause, dan terkadang juga ditemukan dalam puisi.
83
Bahasa Ibrani I Bab 30 : Akhiran Ganti Dengan Kata Kerja Imperfek & Imperatif
30.2. Akhiran Ganti dengan Kata Kerja Imperatif
84
Bahasa Ibrani I Lampiran I : Paradigma Kata Kerja Kuat
85
Bahasa Ibrani I Lampiran I : Paradigma Kata Kerja Kuat
86
Bahasa Ibrani I Lampiran I : Paradigma Kata Kerja Kuat
87
Bahasa Ibrani I Lampiran II : Paradigma Kata Kerja Lemah
Lampiran II
I – Guttural (Pe Guttural)
88
Bahasa Ibrani I Lampiran II : Paradigma Kata Kerja Lemah
89
Bahasa Ibrani I Lampiran II : Paradigma Kata Kerja Lemah
90
Bahasa Ibrani I Lampiran II : Paradigma Kata Kerja Lemah
91
Bahasa Ibrani I Lampiran II : Paradigma Kata Kerja Lemah
92
Bahasa Ibrani I Lampiran II : Paradigma Kata Kerja Lemah
93
Bahasa Ibrani I Lampiran II : Paradigma Kata Kerja Lemah
94
Bahasa Ibrani I Lampiran III : Kata Kerja hy`h*
Lampiran III
Kata Kerja hy`h* (ada, menjadi)
(Dalam semua bentuk yang terdapat dalam Alkitab Bahasa Ibrani)
95
Bahasa Ibrani I Lampiran IV : Kata Depan dengan Akhiran Ganti
Lampiran IV
Beberapa Kata Depan (Preposisi) Dengan Akhiran Ganti
Persona ta@ (bersama) la@ (ke, kepada) lu^ (di atas) rj^a^ , yr@h&a^
Dlm puisi : yl@a$ Dlm puisi : yl@u& (di belakang)
1.u.t. yT!a! yl^a@ yl^u* yr^j&a^
2.m.t. ;T=a! ;yl#a@ ;yl#u* ;yr#ja
& ^
2.f.t. ET*a! Ey!la
^ @ Ey]lu
^ * Ey]rj
~ &a^
3.m.t. oTa! wyl*a@ wyl*u* wyr*j&a^
3.f.t. HT*a! h*yl#a@ h*yl#u* h*yr#ja
& ^
1.u.j. WnT*a! Wnyl@a@ Wnyl@u* Wnyr@j&a^
2.m.j. <k#Ta
= ! <k#yl@a& <k#yl@u& <k#yr@ja
& ^
2.f.j. /k#Ta
= ! /k#yl@a& /k#yl@u& /k#yr@ja
& ^
3.m.j. <T*a! <h#yl@a& <h#yl@u& <h#yr@ja
& ^
3.f.j. /T*a! /h#yl@a& /h#yl@u& /h#yr@ja
& ^
Catatan :
1. ta@ (bersama)
Dalam bahasa Ibrani ada dua kata yang lain yang ditulis ta@ : salah satunya adalah tanda
obyek langsung. Tanda obyek langsung dengan akhiran ganti (yaitu kata ganti obyek)
mengambil bentuk ta) / yt!a) (“aku” obyek), ;t=a) (“kamu” [m] obyek), dsb. Kata ta@ yang
lain berarti “bersama,” dan apabila dibubuhi dengan akhiran ganti mengambil bentuk Ta!.
2. -la@ (ke, kepada) dan lu^ (atas, di atas)
Dua kata depan ini memiliki bentuk khusus dalam kitab-kitab puisi di dalam Alkitab : yl@a$
dan yl@u.&
96
Bahasa Ibrani I Lampiran V : Kunci Parsing Kata Kerja Kuat
Lampiran V
Kunci Analisa Kata (Parsing) Kata Kerja Kuat
2. Apakah ada preposisi (kata depan) yang dibubuhkan pada bentuk kata kerja ?
Jika ada preposisi, biasanya bentuk kata kerja itu adalah infinitif konstruk (Tetapi bisa juga
partisip).
Contoh :
rm)v=l! : Prep. l= - Qal Inf. Constr. rm^v* dia telah menjaga
toar=l! : Prep. l= - Qal Inf. Constr. ha*r* dia telah melihat
5. Apakah ada dagesh forte di dalam huruf kedua dari kata dasar ?
Jika ada dagesh dalam huruf kedua dari stem, ada dua kemungkinan :
a. Bentuk kata kerja adalah Piel, Pual, atau Hithpael.
b. Bisa juga dagesh lene jika hurufnya adalah huruf begadkefat ( b g d k p t) yang menerima
dagesh lene sesudah shewa bisu.
97
Bahasa Ibrani I Lampiran V : Kunci Parsing Kata Kerja Kuat
98
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
Lampiran VI
Kosa Kata Yang Digunakan Lebih Dari 100 Kali 1
1
Daftar kosakata ini diambil dari Carl Reed, Bahasa Ibrani Jilid III: Grammar dan Sintaks, (Yogyakarta:
STII, 2004) yang dikutip dari Larry A. Mitchel, A Student’s Vocabulary for Biblical Hebrew and Aramaic.
99
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
100
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
101
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
102
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
103
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
104
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
105
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
106
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
107
Bahasa Ibrani I Lampiran VI: Kosa Kata yang dipakai lebih 100 kali
108
Bahasa Ibrani I Kepustakaan
KEPUSTAKAAN
Arnold, Bill T. dan John H. Choi. A Guide To Biblical Hebrew Syntax: Second Edition.
Cambridge: Cambridge University Press, 2018.
Baker, D.L., S.M. Siahaan, A.A. Sitompul. Pengantar Bahasa Ibrani. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1992.
Brown, Francis, S. R. Driver, and C. A. Briggs. A Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old
Testament. Oxford: Clarendon, 1907.
Cowley, A. E. Gesenius’ Hebrew Grammar, 2nd. ed. Oxford: Clarendon Press, 1910.
Holladay, William L. A Concise Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament. Grand Rapids:
William B. Eerdmans Publishing Company, 1988.
Kelley, Page H. Biblical Hebrew: An Introductory Grammar. Grand Rapids: William B. Eerdmans
Publishing Company, 1992.
Lambdin, Thomas O. Introduction To Biblical Hebrew. New York: Charles Scribner’s Sons,
1971.
Pratico, Gary D. and Miles V. Van Pelt. Basics of Biblical Hebrew Grammar : Second Edition.
Grand Rapids, MI : Zondervan, 2007.
Reed, Carl A. “Bahasa Ibrani Jilid I.” Bahan kuliah yang tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Teologia Injili Indonesia, 2004.
Reed, Carl A. dan Johny Yahya Sedi. “Bahasa Ibrani Jilid III : Grammar dan Sintaks.” Bahan
kuliah yang tidak diterbitkan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teologia Injili Indonesia,
2004.
Ross, Allen P. “Biblical Hebrew Handbook.” Bahan kuliah yang tidak diterbitkan. Dallas:
Dallas Theological Seminary, 1986.
Waltke, Bruce K. and M. O’Connor. An Introduction to Biblical Hebrew Syntax. Winona Lake,
Indiana: Eisenbrauns, 1990.
Weingreen, J. A. A Practical Grammar for Classical Hebrew : Second Edition. New York: Oxford
University Press, 1959.
William, Ronald J. Hebrew Syntax: An Outline, 2nd. ed. Toronto: Univiversity of Toronto Press,
1976.
109