Proses Uji Dimensi, Uji Kekerasan Dengan Metode Rockwell Dan Uji Komposisi Kimia Pada Cangkul Di Balai Besar Logam Dan Mesin (BBLM) Bandung
Proses Uji Dimensi, Uji Kekerasan Dengan Metode Rockwell Dan Uji Komposisi Kimia Pada Cangkul Di Balai Besar Logam Dan Mesin (BBLM) Bandung
ABSTRAK
Cangkul adalah suatu alat pertanian yang digunakan untuk menggali, membersihkan
tanah dari rumput ataupun untuk meratakan tanah. Salah satu tahapan dalam proses pembuatan
cangkul adalah proses pengujian, proses ini terbilang cukup penting karena akan berpengaruh
terhadap kelayakan cangkul untuk beredar di masyarakat. Pengujian ini dilakukan dengan
mengacu pada suatu standar ukuran, atau sering di sebut Standar Nasional Indonesia (SNI).
Setiap produk ataupun material memiliki SNI yang berbeda-beda sesuai dengan hasil
spesifikasi yang di keluarkan oleh Badan Standarisai Nasional Indonesia. Standar yang
digunakan untuk cangkul adalah SNI 0331-2018. Ketika cangkul memenuhi SNI ini maka
cangkul dinilai layak dan berhak untuk dijual di masyarakat, kalo tidak lolos spesifikasi
cangkul tersebut harus di produksi ulang. Pengujian pada cangkul meliputi : Pengujian
dimensi, pengujian kekerasan dan pengujian komposisi. Uji dimensi adalah proses uji yang di
gunakan untuk mengukur satuan fisik suatu benda, misalkan berat, panjang, lebar, tinggi dan
sejenisnya. Sedangkan uji kekerasan adalah suatu pengujian yang berfungsi untuk mengukur
daya tahan material terhadap tekanan pada permukaan. Uji kekerasan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Rockwell dengan indentor intan skala C, dengan beban penekanan
150 kgf. Dan uji komposisi dilakukan untuk mengukur komposisi penyusun dari suatu
material. Setelah cangkul dilakukan pengujian didapat nilai kekerasan sebesar 37,842 HRc.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat cangkul dinyatakan lolos uji dengan klasifikasi kelas
B karena dari ketiga syarat kelayakan memenuhi standar atau acuan yang dijinkan.
Kata Kunci
Cangkul, kekerasan, Pengujian, SNI,
539
sehingga standar ini dapat digunakan untuk Pengujian yang dilakukan pada
menilai dan menguji suatu produk yang cangkul salah satunya uji dimensi, uji
dimiliki oleh pelaku usaha atau pemilik komposisi kimia dan uji kekerasan.
merek dagang. Ada beberapa acuan atau Pengujian dimensi atau lebih dikenal dengan
standar untuk spesifikasi nilai kekerasan serta uji sifat tampak, berfungsi untuk mengukur
ukuran dimensi, dapat dilihat pada tabel 1.1 parameter-parameter fisik seperti panjang,
dan tabel 1.2, sedangkan untuk kontruksi dari lebar, tebal, ataupun bobot.
daun cangkul dapat dilihat pada gambar 1.1. Sedangkan Pengujian komposisi
Jika cangkul memenuhi SNI (Standar adalah proses pengujian yang berfungsi untuk
Nasional Indonesia) maka cangkul tersebut mengukur persentase unsur kimia yang
siap diproduksi massal dan dapat disebar terkandung didalam spesimen. Jenis – jenis
luaskan kepada masyarakat Indonesia, baja pada umumnya ditentukan berdasarkan
khususnya untuk para pekerja di bidang kandungan unsur karbon yang terkandung
kontruksi bangunan. didalam baja tersebut. Pengujian yang tidak
kalah penting adalah pengujian kekerasan.
Tabel 1.1 – Spesifikasi geometri daun Pengujian kekerasan (hardness test)
cangkul adalah suatu proses yang bertujuan untuk
mengetahui ketahanan suatu material
Parameter Satuan Spesifikasi terhadap deformasi pada daerah lokal atau
227 sampai permukaan material, khusus untuk logam
deformasi yang di maksud adalah deformasi
dengan 243 plastis. Deformasi plastis sendiri adalah
Panjang mm
171 sampai suatu keadaan dari material yang ketika
Lebar mm diberikan gaya maka struktur mikronya tidak
dengan 185 akan kembali ke bentuk semula. Terdapat
Tebal mm
≥2 berbagai macam uji kekerasan lekukan,
Bobot kg antara lain: Uji kekerasan Brinell, Vickers,
1 sampai Rockwell, Knoop, dan lain sebagainya. Dapat
dengan 2,5 dilihat pada gambar 1.2.
540
beban tertentu. Pada pengujain rockwell
angka kekerasan yang ditunjukkan Mulai
merupakan kombinasi antara beban dan
indentor yang dipakai, maka perlu
diberikan awalan huruf pada angka Study Literature
kekerasan yang menunjukkan
kombinasi beban dan penumbuk
tertentu untuk skala beban yang Observasi/Praktek Lapangan
digunakan, skala yang sering digunakan
adalah A dengan beban 60 kgf, B beban
100 kgf, dan C beban 150 kgf. Pada
pengujian kekerasan bahan dengan Proses Pengujian dan Analisis data
metode Rockwell, kedalaman penetrasi
permanen yang dihasilkan dari
penerapan dan pelepasan beban utama Ya
dipakai untuk menentukan angka Tidak
kekerasan Rockwell, dapat dilihat pada
Pengambilan
persamaan 1.
Keputusan
𝐻𝑅 = 𝐸 − 𝑒
(1) Selesai
Di mana,
E = konstanta dengan nilai 100 untuk
indentor intan dan 130 Gambar 1.3 Diagram alir
untuk indentor bola.
e = kedalaman penetrasi permanen 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
karena beban utama (F1) Hasil uji dimensi cangkul yang
diukur dengan satuan 0,002 mm. dilakukan di Balai Besar Logam dan
Jadi, e = h/0,002 (Callister, 2000) Mesin adalah seperti pada tabel 1.3
541
Tabel 1.4 Perbandingan antara digunakan adalah baja paduan rendah
Spesifikasi dan hasil uji (low alloy steel) karena memiliki
paduan ≤ 2 %.
Standar (mm) Keterangan
Dimensi Hasil (mm)
Minimum Maksimum Ya Tidak 4. KESIMPULAN
Panjang 227 243 230,06 1. Proses uji kekerasan dilakukan
dengan metode Rockwell dengan
Tebal 171 285 2,92
indentor intan skala HRC pada
Bobot ≥2 1,16 spesimen cangkul yang sudah
Lebar 1 2,5 174,33 dipreparasi, dan hasil uji
kekerasan yang dilakukan dengan
Kesimpulan Lolos Uji alat Hardness Tester Future Tech
LC200RB mendapat nilai sebesar
Hasil pengujian Kekerasan 37,842 HRc, dan setelah
diperbandingkan dengan standar
Tabel 1.5. Hasil Uji Kekerasan ukuran atau spesifikasi pada SNI
Rockwell dengan indentor intan skala hasilnya lolos dengan status
HRC cangkul kelas B.
Benda Uji Cangkul 2. Proses uji komposisi kimia
Beban kgf 150 dilakukan dengan spektrometer
X1 36,01 PMI Master Pro pada spesimen
X2 37,65 yang sudah di preparasi. Proses uji
Pengujian ke X3 38,98 komposisi dilakukan dengan cara
X4 37,20 menempelkan spesimen pada
X5 39,37 probe sambil menekan tombol,
Rata – rata (HRc) 37,842 dan tunggu beberapa saat untuk
proses ketika selesai hasil akan
Syarat lulus uji kekeraan muncul pada layar detector.
cangkul harus memenuhi spesifikasi Khusus untuk Uji komposisi kimia
yang terdapat pada tabel 1.2, yang berisi dilakukan berdasarkan permintaan
tentang standar pembagian kelas dari konsumen untuk bahan
berdasarkan nilai kekerasan HRC, penelitian. Berdasarkan hasil
sebagaimana dijelaskan sebagai berikut material yang digunakan adalah
: baja paduan rendah.
Kelas A material harus memiliki
nilai kekerasan 41 sampai dengan 5. DAFTAR PUSTAKA
48 HRC
Kelas B material harus memiliki Davis, H.E., Troxell, G.E., Wiskocil,
nilai kekerasan 20 sampai dengan C.T., 1955, The Testing and
40 HRC inspection of Engineering
Bila mana nilai kekerasan <20 Materials, McGraw-Hill
HRC maka dinyatakan tidak lulus Book Company, New York,
atau tidak memenuhi standar USA.
Hasil pengujian yang di dapat Dieter, G., terjemahan oleh Sriati Djaprie,
sebesar 37,842 HRC, maka 1987, Metalurgi Mekanik,
cangkul tersebut dapat dinyatakan Jilid 1, edisi ketiga, Erlangga,
lolos uji atau memenuhi standar Jakarta.
dengan kategori cangkul kelas B. Smallman, R.E., terjemahan Sriati
Djaprie, 1999, Metalurgi fisik
modern dan rekayasa material,
Erlangga, Jakarta.
Hasil pengujian komposisi
Data hasil pengujian komposisi dari Callister Jr, William D, 2007, Material
cangkul dengan alat spectrometer PMI Science and Engineering An
Master Pro, didapat kandungan karbon Introduction, 7th Edition, New
sebesar 0,135 %. Maka berdasarkan Jersey : Jhon Wiley & Sons,
persentase unsur kimia penyusunya Inc, Hoboken
dapat dijelaskan bahwa material yang
542
Balai Besar Logam dan Mesin, 2018,
http://www.bblm.go.id/imdex.php/sejara
h.html
Badan Standar Nasional, 2018,
Standar Nasional Indonesia Cangkul,
BSN, Jakarta.
Sutaryan, A, 2016, Proses Pengujian
Tabung LPG Kapasitas 3
Kg Sesuai SNI, Laporan
kerja praktek, Universitas
Jendral Achmad Yani.
543