Anda di halaman 1dari 15

1

Nama : Chandra Febryanto


NPM : A 163 026

Zat Aktif : Levothyroxine


Jumlah Tablet : 73.500
Dosis dan Alasan Pemilihan Dosis : 50 mcg/100mg, digunakan untuk
pengobatan hipotiroidisme
Metode Pembuatan : Kempa Langsung

I. Preformulasi
I.1. Nama Zat Aktif : Levotiroksin Natrium
Struktur :

Berat Molekul : 798,85


Pemerian : Serbuk higroskopik, kuning muda sampai
warna kusam, tidak berasa; tidak berbau.
Stabil di udara kering tetapi merah muda
lemah bila terpapar cahaya.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam
larutan alkali hidroksida dan dalam
larutan alkali karbonat panas; sukar larut
dalam etanol; tidak larut dalam aseton,
dalam kloroform dan dalam eter.
Titik Leleh : 231C-233C
pH : 8,9 (FI V hal 761)
Penggunaan Terapi : Digunakan untuk mengobati
hipotiroidisme (Martindale 36, hal 2171).
Stabilitas Zat : Levotiroksin Natrium labil terhadap
panas, kelembaban, kondisi oksidatif dan
reaksi kimia.
2

I.2. Zat Tambahan


I.2.1. Avicel 102
Rumus Kimia :

Pemerian : Digunakan dalam ukuran partikel


yang berbeda-beda, tingkat
kelembaban berbeda, serbuk warna
putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kegunaan dalam formula : Pengisi dan Pengikat, karena
menunjukkan kekerasan yang baik
dan friabilitas serta sifat alir yang
baik.
Kelarutan : Mudah larut dalam 5% b/v  larutan
hidroksida ptaktis tidak larut dalam
air, larutan asam dan beberapa pelarut
organik.
pH : 5,0 – 7,5
Densitas : 0.28–0.33 g/cm3
Aliran : 1.41 g/detik
Kelembaban : Biasanya kurang dari 5% b/b
mengandung jumlah air yang
bervariasi. Mikrokristalin Selulosa
bersifat higroskopik.
Stabilitas : Tidak bercampur dengan bahan
oksidator kuat. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients edisi VI.
2009. Hal : 129-132)
3

I.2.2. Starch
Rumus Kimia :-
Pemerian : Serbuk, warna putih, tidak berasa,
tidak berbau.
Kegunaan dalam formula : Penghancur dan Pengikat,
karena meningkatkan kapilaritas,
mengabsorbsi kelembaban,
mengembang dan meninggikan daya
pembasahan tablet atau hidrofilisasi.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin
(90%) dan air dingin, larut dalam
dimetilsalfoxida.
pH : 4,0-7,0.
Densitas : 1.478 g/cm3
Aliran : Umumnya kohesif dan memiliki
karakteristik yang buruk. Sifat alir
bergantung pada kadar air, dan
pengeringan dapat menghasilkan
bahan yang mengalir bebas.
Kelembaban : Higroskopis dan menyerap
kelembaban atmosfer sebesar 12%.
Stabilitas : Dalam keadaan kering stabil terhadap
bahan kimia lain dan oleh
mikroorganisme dalam bentuk
pasta/basah mudah rusak terhadap
mikroba (Handbook of
Pharmaceutical Excipients edisi VI.
2009. Hal : 685-690).
4

I.2.3. Sodium Lauryl Sulfat


Rumus Kimia : C12H25NaO4S
Pemerian : Sodium lauryl sulfate terdiri dari putih
atau krem hingga kuning pucat,
kristal, serpih, atau bubuk yang
memiliki nuansa halus, sabun, rasa
pahit, dan bau zat lemak yang samar.
Kegunaan dalam formula : Lubrikan, karena Sodium
lauryl sulfat digunakan dalam
formulasi sebagai lubrikan dalam
pembuatan tablet pada konsentrasi 1-
2%.
Kelarutan : Bebas larut dalam air, memberikan
solusi yang tidak jelas; praktis tidak
larut dalam kloroform dan eter.
pH : 7,0-9,5.
Densitas : 1.07 g/cm3
Kelembaban dan Stabilitas : Sodium lauryl sulfate stabil
pada kondisi penyimpanan normal.
Namun, dalam larutan, dalam kondisi
ekstrim, yaitu pH 2,5 atau di bawah,
ia mengalami hidrolisis sampai lauril
alkohol dan sodium bisulfat
(Handbook of Pharmaceutical
Excipients edisi VI. 2009. Hal : 651-
653).
5

I.2.4. Koloid Silikon Dioksida


Rumus Kimia : SiO2
Pemerian : Dioksida silikon koloid dioksida
berwarna kebiruan-putih, tidak
berbau, hambar, bubuk amorf.
Kegunaan dalam formula : Glidan, karena aerosil
digunakan dalam formulasi sebagai
glidan dalam pembuatan tablet pada
konsentrasi 1-3%.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut
organik, air, dan asam, kecuali asam
hidrofluorat; Larut dalam larutan
alkali yang panas hidroksida.
Membentuk dispersi koloid dengan
air. Bagi Aerosil, kelarutan dalam air
adalah 150 mg / L pada 258C.
pH : 3,8-4,2.
Densitas : 0.029–0.042 g/cm3
Kelembaban dan Stabilitas : Dioksida silikon koloid
bersifat higroskopis namun menyerap
banyak air tanpa mencairkan. Bila
digunakan dalam sistem air pada pH
0-7,5, efektif dalam meningkatkan
viskositas dari sebuah sistem, namun
pada pH lebih besar dari 7,5
viskositas meningkat (Handbook of
Pharmaceutical Excipients edisi VI.
2009. Hal : 185-187).
6

II. Formulasi / Teknik Pembuatan


a. Formula yang akan dibuat
R/ Levothyroxine Sodium 50 mcg/0,05 mg
Avicel 102
Starch 20%
Sodium Lauryl Sulfat 2%
Koloid Silikon Dioksida 1%
b. Metoda yang digunakan
Pada pembuatan tablet Levotiroksin Natrium digunakan metode
kempa langsung (Direct Compression), menggunakan metode kempa
langsung sangat menguntungkan dikarenakan hemat waktu, peralatan,
dan kemudahan serta cocok untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan
kelembaban tinggi sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadi
perubahan zat aktif akibat pengkristalan kembali yang tidak terkendali
selama proses pengeringan pada metode granulasi basah. Yang sesuai
dengan stabilitas Levotiroksin Natrium yang labil terhadap panas dan
kelembaban. Selain itu juga cocok untuk bahan yang memiliki kadar
zat aktif yang kecil didalam suatu tablet seperti Levotiroksin yang
mempunyai kadar 0,05 mg per tablet.
c. Alasan pemilihan metode
Levotiroksin Natrium mempunyai sifat yang labil terhadap
panas dan kelembaban, serta kandungan zat aktifnya juga kecil yaitu
0,05 mg.
d. Alasan pertimbangan konsentrasi yang ditambahkan
1. Levotiroksin Natrium 0,05 mg : Digunakan sebagai
pengobatan hipotiroidism (kekurangan hormon tiroid)
2. Avicel 102 : Untuk menunjukkan kekerasan yang baik
dan friabilitas serta sifat alir yang baik.
3. Starch 20% : Untuk meningkatkan kapilaritas,
mengabsorbsi kelembaban, mengembang dan meninggikan
daya pembasahan tablet atau hidrofilisasi.
7

4. Sodium Lauryl Sulfat : Digunakan dalam formulasi


sebagai lubrikan dalam pembuatan tablet pada konsentrasi
1-2%.
5. Koloid Silikon Dioksida : Digunakan dalam formulasi
sebagai glidan dalam pembuatan tablet pada konsentrasi 1-
3%.

III. Perhitungan
a. Setiap Tablet mengandung Levothyroxine Natrium 0,05 mg
b. Bobot Tablet 100 mg
c. Jumlah Tablet 73.500
III.1. Untuk Tiap Tablet
III.1.1. Fase Dalam
97
Fase dalam : ×100 mg = 97 mg
100
Fase dalam : Levothyroxine Natrium : 0,05 mg
20
Starch : ×100 mg = 20 mg
100
Avicel 102 : (97-0,05-20) mg = 76,95 mg

III.1.2. Fase Luar


3
Fase luar : ×100 mg = 3 mg
100
2
Sodium lauryl sulfat : ×3 mg = 2 mg
3
1
Koloid silikon dioksida : ×3 mg = 1 mg
3

III.2. Bobot Granul Teoritis (Fase Dalam dan Fase Luar)


Levotiroksin Natrium : 0,05 mg ×73.500 = 3.675 mg
Avicel 102 : 76,95 mg× 73.500 =5.655.825 mg
Starch : 20 mg× 73.500 = 1.470.000 mg
Sodium lauryl sulfat : 2 mg× 73.500 = 147.000 mg
8

Koloid silikon dioksida : 1 mg× 73.500 = 73.500 mg

III.3. Penimbangan
1. Levotiroksin Natrium : 3,675 g
2. Avicel 102 : 5.655,825 g
3. Starch : 1.470 g
4. Sodium lauryl sulfat : 147 g
5. Koloid silikon dioksida : 73,5 g

IV. Alur Prosedur Pembuatan


Siapkan alat dan bahan yang diperlukan kemudian ditimbang semua
bahan zat aktif (Levotiroksin natrium) serta zat tambahan lainnya.
Dicampurkan semua bahan kecuali sodium lauryl sulfat dan koloid silikon
dioksida kedalam wadah ad homogen (±5 menit). Dimasukkan sodium
lauryl sulfat dan koloid silikon dioksida kedalam campuran bahan ad
homogen, kemudian dilakukan evaluasi kualitas campuran serbuk meliputi
homogenitas, kerapatan sejati, kompresibilitas, laju alir dan sudut istirahat.
Hasil campuran dikempa langsung menjadi tablet yang kemudian dilakukan
kembali evaluasi terhadap tablet yang telah dikempa meliputi kekerasan,
friabilitas, friksibilitas, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, dan waktu
hancur.

V. Evaluasi yang Dilakukan


V.1. Prosedur Evaluasi Massa Siap Cetak
V.1.1. Homogenitas
Serbuk ditimbang dan disusun mesh dari nomor 14, 24,
30, 32, 80, dan 120. Serbuk ditempatkan di mesh teratas dan
digoyangkan hingga serbuk jatuh ke bagian mesh di bawahnya.
Ditimbang serbuk yang tersisa di masing-masing mesh (Depkes,
1995).
V.1.2. Kerapatan Sejati
9

Ditimbang piknometer kosong (W1), ditimbang


piknometer dengan paraffin (W2), kemudian ditimbang
piknometer dengan diisi granul (W3) terakhir ditimbang
piknometer berisi granul dan paraffin (W4). Dihitung Bj serbuk
granul (Depkes, 1995 Hal 1030).
V.1.3. Laju Alir dan Sudut Istirahat
Ditimbang serbuk uji secukupnya, lalu dimasukkan
kedalam corong getar dengan kondisi lubang corong tertutup.
Kemudian buka tutup corong dan dihitung berapa waktu yang
dibutuhkan oleh serbuk untuk keluar seluruhnya dari corong.
Prosedur ini dilakukan sebanyak 3 kali. Selanjutnya diukur
tinggi dan curahan serbuk dengan menggunakan jangka sorong
dan dihitung kecepatan aliran dan sudut diam tersebut (Agoes,
2012 Hal 73).
Tabel 5.1. Persyaratan Laju Alir
Laju Alir (g/detik) Sifat Aliran
>10 Sangat Baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
<1,6 Sangat Sukar
Tabel 5.2. Hubungan sudut istirahat dan sifat aliran
Laju Alir (g/detik) Sifat Aliran
<25 Sangat Baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Buruk

V.1.4. Kompresibilitas
Dimasukkan granul kedalam gelas ukur 250 ml, Dicatat
volume awal 19 ml (V0), selanjutnya dilakukan pengetukan
volume pada ketukan ke 10,50 dan 500, Di ukur lalu dilakukan
perhitungan (Agoes, 2012 Hal 75).
10

Tabel 5.3. Syarat Kompresibilitas dan Rasio Hausner


% Kompresibilitas Kategori Rasio Hausner
1-10 Sangat Baik 1.00-1.11
11-15 Baik 1.12-1.18
16-20 Normal 1.19-1.25
21-25 Masih Dapat Diterima 1.26-1.34
26-31 Buruk 1.35-1.45
32-37 Sangat buruk 1.46-1.59
>38 Sangat, sangat buruk >1.60

V.2. Prosedur Evaluasi Tablet


V.2.1. Keragaman Bobot
Diambil sebanyak 20 tablet dan ditimbang tablet satu
persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet (Depkes, 1995 Hal
999).
Tabel 5.4. Penyimpangan Bobot Rata-Rata Tablet
Bobot Rata-Rata Penyimpangan Bobot Rata-rata (%)
(mg) A B
<25 15 30
26-150 10 20
151-300 7,5 15
>300 5 10

V.2.2. Keragaman Ukuran


Disiapkan 20 tablet, diukur tebal dan diameter masing-
masing tablet menggunakan jangka sorong (Depkes, 1979 Hal
6).
V.2.3. Kekerasan
Diambil 5 tablet secara acak dan diukur kekerasannya
menggunakan Hardness Tester kemudian dihitung kekerasan
rata-rata dan standar deviasinya (Depkes, 1995).
V.2.4. Friabilitas dan Friksibilitas
Sebanyak 10 tablet diambil dibersikan dari debu,
kemudian tablet ditimbang bobotnya setelah itu diletakkan
didalam alat friability tester (memiliki 1 sekat) dan Friksibility
11

tester (Banyak sekat) dijalankan sebanyak 100 putaran pada


kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Tablet setelah selesai
dikeluarkan dan dibersihkan dari debu kemudian tablet
ditimbang ulang. Dihitung kehilangan bobot dalam presentase
(Syarat: < 1%) (USP 30, 2007).
V.2.5. Waktu Hancur
Diambil sebanyak 6 tablet secara acak dan dimasukkan
ke dalam masing-masing keranjang (Desintegration tester) dan
dikunci dengan cakram pada tiap tabung. Diatur suhu 37 ±
0,5C selama 15 menit, dicatat waktu masing-masing tablet
hancur (Depkes, 1995 Hal 1086).

VI. Kemasan / Label


Label
LEVOTHYROXIN SODIUM INDIKASI: Digunakan untuk PENYIMPANAN: Simpan pada
TABLET pengobatan hiptoroidisme suhu kamar (20-25C),
150 tablet (kekurangan hormon tiroid). Terlindung dari cahaya.
LEVOXIN®50 DOSIS: 50-100mcg, 1x sehari HARUS DENGAN
RESEP DOKTER
Tiap Tablet mengandung EFEK SAMPING: Lihat Brosur
Mfg. Date: 23 Mei 2017
Levothyroxin..............50mcg
Exp. Date: 23 Mei 2022
PT. STFI Medica Farma PT. STFI Medica Farma No. Reg: DKL1700102510A1
No. Batch: L170523
Bandung-Indonesia Bandung-Indonesia

Kemasan Primer
12

Brosur

LEVOXIN®50
Levothyroxin Natrium Tablet 50 mcg

Komposisi:
Tiap tablet mengandung:
Levothyroxin Natrium 50 mcg

Indikasi:
Digunakan untuk pengobatan Hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid)

Perhatian:
Predisposisi terhadap insufisiensi adrenal (memulai terapi kortikosteroid
Sebelum memulai levothyroxine), lanjut usia, hipertensi, insufisiensi miokard
Atau infark miokard, hipotiroidisme lama, diabetes insipidus, diabetes melitus,
kehamilan.

Dosis
DEWASA: awalnya 50-100 mikrogram sekali sehari, sebaiknya sebelum sarapan
pagi, Pada penyakit jantung, hipotiroidisme berat, dan pasien lebih dari 50 tahun,
awalnya 25 mikrogram sekali sehari, dosis perawatan biasa 50-200 mikrogram
sekali.

Kontra Indikasi:
Tirotoksitosis (produksi tiroid yang berlebihan).

Efek samping:
Biasanya dengan dosis berlebihan meliputi diare, muntah, angina, Nyeri, aritmia,
palpitasi, takikardia, tremor, kegelisahan, rangsangan, insomnia; Sakit kepala,
kemerahan, berkeringat, demam, intoleransi panas, penurunan berat badan, kram
otot, dan kelemahan otot; reaksi hipersensitivitas termasuk ruam, pruritus dan
edema.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (20-25C), terlindung dari cahaya.

Kemasan:
Dus, botol @ 150 tablet.

Mfg. Date: 23 Mei 2017


Exp. Date: 23 Mei 2022
No. Reg: DKL1700102510A1
No. Batch: L170523
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

PT. STFI Medica Farma


Bandung-Indonesia
13

Kemasan Sekunder
LEVOXIN
®
50
Levothyroxin Natrium 50mcg

Indikasi: Dosis:
Digunakan untuk mengobati 50-100 mcg sehari satu kali
hipotiroidisme (kekurangan
hormon tiroid.
Penyimpanan:
Komposisi: Simpan pada suhu kamar (20-

LEVOXIN Tiap tablet mengandung:


Levothyroxin.............50 mcg LEVOXIN 25C) terlindung dari cahaya.

Keterangan lebih lengkap lihat


® ® brosur
50 Tgl produksi: 23 Mei 2017 50
Exp. Date: 23 Mei 2022
Levothyroxin Natrium 50mcg Levothyroxin Natrium 50mcg HARUS DENGAN
No. Reg. DKL1700102510A1
No Batch: L170523 RESEP DOKTER

Netto 150 tablet Netto 150 tablet


PT. STFI Medica Farma PT. STFI Medica Farma
Bandung-Indonesia Bandung-Indonesia
14

Penjelasan yang terdapat pada kemasan dan brosur produk


No. Batch : L170523
TL= Nama produk Levoxin
17 = Tahun pembuatan (2017)
05 = Bulan pembuatan (Mei)
23 = Tanggal Produksi (23)

No. Reg : DKL1700102510A1


DBL = Dagang Keras Lokal
17 = Tahun persetujuan BPOM (2017)
001 = Nomor urut pabrik
025 = Produk ke 25 yang disetujui
10 = Sediaan tablet
A = Menunjukkan kekuatan obat jadi yang pertama di setujui
1 = Menunjukan kemasan utama

Logo Yang Digunakan


Lingkaran merah dengan tepi hitam tebal dengan huruf K didalamnya
warna hitam tebal, yang menunjukan golongan obat bebas.

VII. Daftar Pustaka


Agoes, G. 2012. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis.
Bandung : Penerbit ITB.

BNF, 2009, British National Formulary, Edisi 57, British Medical


Association Royal Pharmacetical of Great Britain, England.

Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

Departmen Kesehatan RI, 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.
15

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia


edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Konieczna, et al. (2011). Pharmaceutical Formulation Comprising


Levothyroxine Sodium. Aspen Global Incorporated. United States.

Rowe, R.C. et al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed,


The Pharmaceutical Press, London.

Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press,


London.

The United State Pharmacopeial Convention. (2006). The United States


Pharmacopeia (USP). 30th Edition. United States.

Anda mungkin juga menyukai