4.

1 PERHITUNGAN PEMBEBANAN PADA PORTAL GABLE

4.5.1 Pembebanan Pada Balok Gable
Ketentuan :
Penutup Atap Seng Gelombang : 10.00 kg/m²
Bentang Portal (L) : 15.00 meter
Jarak Gording (A) : 1.99 meter
Berat Sendiri Gording : 7.51 kg/m
Berat Sambungan Gording : 0.751 kg/m
Jarak Antar Portal (l) : 4.00 meter
Beban Crane : 25.00 ton
Kemiringan Atap (α) : 20.00 °

H = 350.00 mm b = 250 mm
Tb = 8.00 mm Ts = 12 mm
q = 69.20 kg/m A = 88.15 cm²
IWF 350.250.8.12

r = 20.00 mm
Momen Lawan
Wx = 1,100.00 cm³ Wy = 248 cm³
Momen Inersia
Ix = 18,500.00 cm⁴ Iy = 3090 cm⁴
Jari-jari Inersia
ix = 14.50 cm ix = 5.92 cm

Distribusi Pembebanan
1. Akibat Beban Sendiri
Pembebanan pada Balok Gable akibat beban-beban yang dippikul oleh 1 gording dengan jarak portal
4.00 meter
a. Berat Penutup Atap
P = Berat Penutup Atap x Jarak Gording x Jarak Antar Portal
= 79.60 kg

b. Berat Sendiri Gording

Q = Berat Sendiri Gording x Jarak Antar Portal
= 30.04 kg

c. Berat Sambungan Gording (termasuk trackstang dan katan angina, 10% dari berat gording
Q = Berat Sambungan Gording x Jarak Antar Portal
= 3.00 kg

d. Berat Balok Gable

Q= 69.20 kg/m

e. Berat alat penyambung

Q = 10% x Q Balok Gable
= 6.92 0.00

Catatan :
- Gording 1 (karena terletak di ujung balok maka menerima beban setengah jarak)
- Gording 2 sampai 10 (menerima beban setengah 2 kali setengah jarak gording)

Tabel Pembebanan
No Pembebanan G1 = G10 (kg) G2= 910 (kg)
1 Berat Penutup Atap 39.80 79.60
 2 Berat Sendiri Gording 15.02 30.04
3 Berat Sambungan Gording 1.502 3.00
Ʃ P 56.32 112.64

2. Akibat Beban Hidup

Beban yang bekerja apabila terdapat orang yang sedang bekerja atau berda di atasnya sebesar
100 kg
P0 = 100 kg

Dengan kondisi yang sama, maka G1 mempunyai pembebanan setengah beban

3. Akibat Beban Angin

Ketentuan
Koefisien angin tekan (c) = (0,02 x α) - 0,4
= 0.00
Koefisien angin hisap (c') = -0.40
Beban angina = 50.00 kg/m²
Angin tekan = Wt
Angin hisap = Wh
Jarak antar portal (l) = 4.00 meter
 Jarak gording (A) = 1.99 meter

Angin Tekan (Wt): Angin Hisap (Wh):

Wt = C x q2 x A x I Wh = C x q2 x A x I
= 0 kg = -159.2 kg

Pada Gording 1 mempunyai beban setengah beban dari tekan maupun hisap
Wt = 0 kg
Wh = -159.2 kg

Angin pada dinding

Koefisien angin tekan Ctk = 0.40 maka Wt = 0,8 x q x I
= 160 kg/m
Koefisien angin tekan Chs = -0.40 maka Wt = -0,4 x q x I
= -80 kg/m

Kombinasi pembebanan
Kombinasi I 1,4 DL
Kombinasi II 1,2D + 1,6 L
Kombinasi III 1,2D + 1,6 L + 0,8WL

ɣL = 0,5 jika L < 5 kPa, dan ɣL = 1 jika L ≥ 5 kPa

Faktor beban ultimit KTB = 2.00

Gaya rem, HTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80 m

Panjang bentang Girder L = - m

Jumlah Girder n girder = 5.00
Gaya rem HTB = 250.00 kN
 Jarak antara Girder s = - m
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m TTB = HTB / n girder = 50.00 kN
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis.
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q*s = - kN/m
PTD = p*s = - kN
TTB = 0.05*(QTD*L + PTD) = - kN
 Karena TTB < 50 kN, maka diambil gaya rem (TTB) = 50 kN
TTB = 50.00 kN
Lengan terhadap Titik berat balok y = 1,80 + ta + h / 2 = 1.80 m
Beban momen akibat gaya rem M = TTB * y = 90.00 kNm

Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M / L = #DIV/0! kN
MTB = 1/2 * M = 45.00 kNm

6. BEBAN ANGIN (EW)

Faktor beban ultimit KEW = 1.20
Cw = 1.20
Kecepatan angin rencana Vw = 35.00 m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang TEW = 0,0012*Cw*(Vw)² = 1.76 kN/m
samping kendaraan
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping
kendaraan dengan tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan
h = 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x = 1.75 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatanQEW = 1/2*h / x * TEW = 1.01 kN/m

Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) :
VEW = 1/2 * QEW * L = 0.00 kN
MEW = 1/8 * QEW * L² = 0.00 kNm

7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur,
diperhitungkan terhadap gaya yang timbul akibat pergerakan
temperatur (temperatur movement) pada tumpuan (elastomeric
bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar 20 ⁰C
ΔT 20.00 ⁰C
Koefisien muai panjang untuk beton α = 12 x 10¯⁶ / ⁰C
Panjang bentang Girder L = 0.00 m
Shear stiffness of elastomeric bearing k = 15,000.00 kN/m
Temperatur movement δ = α*ΔT*L = 0.00 m
Gaya akibat temperatur movement FET = k*δ = 0.00 kN

Tinggi Girder h = 1.20

Eksentrisitas e = h/2 = 0.60
Momen akibat pengaruh temperatur M = FET * e = 27.00

Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur (ET) :
VET = M / L = #DIV/0! kN
 MET = M = 27.00 kNm

8. BEBAN GEMPA (EQ)

Berat sendiri QMS = 0.00 kN/m
Beban mati tambahan QMA = #REF! kN/m
Panjang bentang L = 0.00 m
Berat total Wt = ( QMS + QMA ) * L = #REF! kN
 Ukuran Girder b = 0.00 MPa
h = 0.00 MPa
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h³ = 0.00 m⁴
Modulus elastik beton, Ec = #REF! MPa
Ec = #REF! kPa
Kekakuan lentur Girder Kp = 48 * Ec * I / L³ = #REF! kN/m
g = 9.81 m/det²
Waktu getar T = 2 * π * √ [ Wt / ( g * Kp ) ] = #REF! detik

Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium).

Lokasi di wilayah gempa 3
Koefisien geser dasar C = 0.18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton
bertulang, maka faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1,0
*F
dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil ≥ 1
n = 1.00
F = 1,25 - 0,025 * n = 1.23
Faktor tipe struktur S = 1,0 * F = 1.23
Koefisien beban gempa horisontal Kh = C * S = 0.22
Koefisien beban gempa vertikal Kv = 50% * Kh = 0.11
Karena koefisien gempa vertikal >0,10 maka diambil koefisien gempa vertikal = 0.11
Gaya gempa vertikal TEQ = Kv * Wt = #REF! kN

Beban gempa vertikal QEQ = TEQ / L = #REF! kN/m

Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) :
VEQ = 1/2 * QEQ * L = #REF! kN
MEQ = 1/8 * QEQ * L² = #REF! kNm

9. KOMBINASI BEBAN ULTIMIT

Faktor
No Jenis Beban Komb-1 Komb-2 Komb-3
Beban

Berat
1 sendiri 0.00 √ √ √
(MS)
Beban
mati
2 tamba 0.00 √ √ √
han
(MA)
Beban
lajur
3 0.00 √ √ √
"D"
(TD)
Gaya
4 rem 2.00 √ √
(TB)
 Beban
5 angin 1.20 √
(EW)

Pengar
uh
6 temper 1.20 √
atur
(ET)

Beban
7 gempa 1.00 √
(EQ)

KOMBINASI MOMEN ULTIMIT Komb-1 Komb-2 Komb-3

Faktor M Mu Mu Mu
No Jenis Beban
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
Berat
1 sendiri 0.00 - 0 0 0
(MS)
Beban
mati
2 tamba 0.00 #REF! #REF! #REF! #REF!
han
(MA)
Beban
lajur
3 0.00 - 0 0 0
"D"
(TD)
Gaya
4 rem 2.00 45.00 90 90
(TB)

Beban
5 angin 1.20 - 0
(EW)

Pengar
uh
6 temper 1.20 27.00 32.4
atur
(ET)

Beban
7 gempa 1.00 #REF! #REF!
(EQ)

#REF! #REF! #REF!

 KOMBINASI GAYA GESER ULTIMIT Komb-1 Komb-2 Komb-3
Faktor V Vu Vu Vu
No Jenis Beban
Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
Berat
1 sendiri 0.00 - 0.000 0.000 0.000
(MS)
Beban
mati
2 tamba 0.00 - 0.000 0.000 0.000
han
(MA)
Beban
lajur
3 0.00 - 0.000 0.000 0.000
"D"
(TD)
Gaya
4 rem 2.00 #DIV/0! #DIV/0! ###
(TB)

Beban
5 angin 1.20 - 0.000
(EW)

Pengar
uh
6 temper 1.20 #DIV/0! ###
atur
(ET)

Beban
7 gempa 1.00 #REF! #REF!
(EQ)

#DIV/0! ### #REF!

Momen ultimit rencana Girder Mu = #REF! kNm

Gaya geser ultimit rencana Girder Vu = #DIV/0! kN

10. PEMBESIAN GIRDER

10.1 TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit Girder Mu = #REF! kNm
Mutu beton : K- 300 Kuat tekan fc' = 24.90 Mpa
Mutu baja tulangan : U- 39 Kuat leleh fy = 390.00 Mpa
Tebal
slab ts = 0.00 mm
beton
Lebar badan Girder b = 0.00 mm
Tinggi Girder, h = 0.00 mm
Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari : L/4 = 0.00 mm
s = 0.00 mm
12*ts = 0.00 mm
Diambil lebar efektif sayap T-Girder beff = 0.00 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton d' = 150.00 mm
Modulus elastis baja E = ### MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton β₁ = 0.85
ρb = β1* 0,85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.03
Rmax = 0,75 * ρb * fy * [1 – ½*0,75* ρb * fy / ( 0,85 * fc’ ) ] = 6.60
Faktor reduksi kekuatan lentur φ = 0.80

Tinggi
efektif
d = h - d' = (150.00) mm
T-
Girder
Momen nominal rencana Mn = Mu / φ = #REF! kNm
Faktor tahanan momen Rn = Mn * 10⁶ / ( beff * d² ) = #REF!

Rn < Rmax (OK)

Rasio tulangan yang diperlukan :

ρ = 0,85 * fc’ / fy * [ 1 - √ * [1 – 2 * Rn / ( 0,85 * fc’ ) ] = #REF!
Rasio tulangan minimum ρ min = 1,4 / fy = 0.0036
Rasio tulangan yang digunakan ρ = #REF!
Luas tulangan yang diperlukan As = ρ ∗ beff * d = #REF! mm²
Diameter tulangan yang digunakan D 32 mm
As1 = π / 4 * D² = 804.25 mm²
Jumlah tulangan yang diperlukan n = As / As1 = #REF!
Digunakan tulan 14 D 32
As = As1 *n = 11,259.47 mm²

Tebal
selimut td = 30.00 mm
beton

Diameter sengkang yang digunakan ds = 13.00 mm

Jumlah tulangan tiap baris nt = 6.00 mm
Jarak bersih antara tulangan
X = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) = (55.60) mm
X > 35 mm (OK)
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan tarik, sehingga :
As' = 30% * As = 3,377.84 mm²
Jumlah tulangan tekan yang diperlukan n' = As' / As1 = 4.20
Digunakan tulan 5 D 32

10.2 KONTROL KAPASITAS MOMEN ULTIMIT

Tebal
slab ts = 0.00 mm
beton
Lebar
efektif beff = 0.00 mm
sayap
Lebar
badan b = 0.00 mm
Girder
Tinggi
h = 0.00 mm
Girder
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton d' = 150.00 mm
Tinggi
efektif
d = h - d' = (150.00) mm
T-
Girder
Luas
tulanga As = 11,259.47 mm²
n
Kuat
tekan fc' = 24.90 MPa
beton
Kuat leleh baja fy = 390.00 MPa
Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder, maka : C c > Ts
Gaya internal tekan beton pada sayap
Cc = 0,85 * fc' * beff * ts = 0 N
Gaya internal tarik baja tulangan Ts = As * fy = 4,391,193 N
Cc > Ts garis netral di dalam sayap
a = As * fy / ( 0,85 * fc' * beff ) = #DIV/0! mm
Jarak garis netral c = a / β1 = #DIV/0! mm
Regangan pada baja tulangan tarik εs = 0,003 * ( d - c ) / c #DIV/0!
εs < 0.30 OK
Momen nominal Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10¯⁶ = #DIV/0! kNm
Kapasitas momen ultimit φ*Mn = #DIV/0! kNm
Mu = #REF! kNm
φ*Mn > Mu OK
10.3 TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana Vu = #DIV/0! kNm
Mutu beton : K- 300 Kuat tekan fc' = 24.90 Mpa
Mutu baja tulangan : U- 39 Kuat leleh fy = 390.00 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser φ = 0.75
Lebar badan Girder b = 0.00 mm
Tinggi efektif Girder d = (150.00) mm
Kuat geser nominal beton Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10¯³ = 0.00 kN
φ*Vc = 0.00 kN
Perlu tulangan geser
φ*Vs = Vu - φ*Vc = #DIV/0! kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser Vs = #DIV/0! kN
Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :

Vsmax = 2 / 3 * √ fc' * [ b * d ] * 10¯³ = 0.00

Vs < Vsmax OK

Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 13

Luas tulangan geser sengkang Av = π / 4 * D² * n = 265.46 mm²
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan : S = Av * fy * d / Vs = #DIV/0! mm
Digunakan seng 2 D 13 215
Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan
ρsh = 0.001
Luas tulangan susut Ash = ρsh * b * d = 0.00 mm²
Diameter tulangan yang digunakan D 13 mm
Jumlah tulangan susut yang diperlukan n = Ash / ( π / 4 * D² ) = 0.00 mm
Digunakan tulan 4 D 13

10.4 LENDUTAN BALOK

Mutu beton : K- 300 Kuat tekan fc' = 24.90 Mpa
Mutu baja tulangan : U- 39 Kuat leleh fy = 390.00 Mpa
Modulus elastis beton Ec = 4700 * √ fc' = 23,452.95 Mpa
Modulus elastis baja Es = ### MPa
Tinggi balok h = 0.00 m
Lebar balok b = 0.00 m
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d' = 0.15 m
Tinggi efektif balok d = h - d' = (0.15) m
Luas tulangan balok As = 0.011259 m²
Inersia brutto penampang balok Ig = 1/12 * b * h³ = 0.00
Modulus keruntuhan lentur beton fr = 0,7 * √ fc' *10³ = 3,492.99 kPa
Nilai perbandingan modulus elastis n = E s / Ec = 8.53
n * As = 0.10 m²
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton c = n * As / b = #DIV/0! m

Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :

Icr = 1/3 * b * c³ + n * As * ( d - c )² = #DIV/0! m⁴
yt = h / 2 = 0.00 m
Mcr =
Momen retak : fr * Ig / = #DIV/0! Nm
yt

Momen akibat beban mati dan beban hidup (MD+L)

Momen
No Jenis Beban
(kNm)
1 Berat Beban
sendiri (MS) 0.00
mati
2 tamba
Beban #REF!
han
lalu-
3 (MA)
lintas 0.00
(TD /
4 Gaya TT)rem (TB) 45.00

MD+L #REF!

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan

Ie = ( Mcr / MD+L )³ * Ig + [ 1 - ( Mcr / MD+L )³] * Icr = #DIV/0! m⁴
Panjang bentang balok L = 0.00 m

10.4.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)

Beban akibat berat sendiri QMS = 0.00 kN/m
Lendutan akibat berat sendiri (MS) δ: MS = 5/384*QMS*L⁴ / ( Ec*Ie) = #DIV/0! m

10.4.2.
LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
 Beban akibat beban mati tambahan QMA = #REF! kN/m
δMA =: 5/384*QMA*L⁴ / ( Ec*Ie) =
Lendutan akibat beban mati tambahan (MA) #REF! m

10.4.3. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD)

Beban lajur "D" : Beban terpusat PTD = 0.00 kN
Beban merata QTD = 0.00 kN/m
Lendutan akibat beban lajur "D" (TD) :
δTD = 1/48* PTD*L³ / (Ec*Ie) + 5/384*QTD*L⁴ / ( Ec*Ie) = #DIV/0! m
 10.4.4. LENDUTAN AKIBAT GAYA REM (TB)
Momen akibat gaya rem MTB = 45.00 kNm
Lendutan akibat gaya rem (TB) : δTB =0,0642*MTB*L² / ( Ec*Ie) = #DIV/0! m

10.4.5. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW)

Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan QEW = 1.01 kN/m
Lendutan akibat beban angin (EW)δ:EW = 5/384*QEW*L⁴ / ( Ec*Ie) = #DIV/0! m

10.4.6.
LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET)
Momen akibat temperatur movement MET = 27.00 kNm
δET =0,0642*M
Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET) : ET*L² / ( Ec*Ie) = #DIV/0! m

10.4.7. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ)

Beban gempa vertikal QEQ = #REF! kN/m
Lendutan akibat beban gempa (EQ) δ: EQ = 5/384*QEQ*L⁴ / ( Ec*Ie) = #REF! m

10.5. KONTROL LENDUTAN BALOK

Lendutan maksimum δmax = L / 240 = 0.0000 m

KOMB-1KOMB-2 KOMB-3
No Jenis Beban
δ (m) δ (m) δ (m)
Berat
1 sendiri
Beban #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
(MS)
mati
2 tamba #REF! #REF! #REF!
Beban
han
lajur
(MA)
3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
"D"
Gaya
(TD)
4 rem #DIV/0! #DIV/0!
(TB)
Beban
5 angin
Pengar #DIV/0!
(EW)
uh
6 temper #DIV/0!
atur
Beban
7 (ET)
gempa #REF!
(EQ)
Lendutan total (kombinasi) : #DIV/0! #DIV/0! #REF!

< L/240 <(OK)

L/240 (OK)
< L/240 (OK)
11. BALOK DIAFRAGMA
11.1. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA
Distribusi beban lantai pada balok diafragma adalah sebagai berikut
Ukuran balok diafragma
Lebar bd = 0.00 m
Tinggi hd = 0.00 m
Ukuran balok diafragma s = 0.00 m

Berat sendiri (MS) :

Berat Beban
No Jenis Lebar Tebal
(kN/m³) (kN/m)
1 Plat lantai 0.00 0.00 #REF! #REF!
2 Balok diafragma 0.00 0.00 #REF! #REF!
QMS #REF!

Gaya geser dan momen akibat berat sendiri

VMS = 1 / 2 * QMS * s = #REF! kN
MMS = 1 / 12 * QMS * s² = #REF! kNm

Beban mati tambahan (MA) :

Berat Beban
No Jenis Lebar Tebal
(kN/m³) (kN/m)
1 Lap. Aspal + ovelay 2.00 0.00 0.00 0.00
2 Air hujan 2.00 0.00 0.00 0.00
QMA 0.00

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan

VMA = 1 / 2 * QMA * s = 0.00 kN
MMA = 1 / 12 * QMA * s² = 0.00 kNm

Beban truk "T" (TT) :

Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) = 100.00 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil DLA = 0.40
Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T = 140.00 kN
Gaya geser dan momen akibat beban "T"
VTT = 1 / 2 * PTT = 70.00 kN
MTT = 1 / 8 * PTT * s = 0.00 kNm

Kombinasi Beban Ultimit

V M Vu Mu
No Jenis Beban Faktor Beban
(kN) (kN/m³) (kN) (kN/m)
Berat
1 sendiri 0.00 #REF! #REF! #REF! #REF!
(MS)
 Beban
mati
2 tamba 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
han
Beban
3 (MA)
truk "T" 0.00 70.00 0.00 0.00 0.00
(TT)
QMA #REF! #REF!
 MOMEN
11.2. DAN GAYA GESER RENCANA BALOK DIAFRAGMA
Momen ultimit rencana balok diafragma Mu = #REF! kNm
Gaya geser ultimit rencana balok diafragma Vu = #REF! kN

12. PEMBESIAN BALOK DIAFRAGMA

12.1. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit balok diafragma Mu = #REF! kNm
Mutu beton : K- 300 Kuat tekan fc' = 24.90 Mpa
Mutu baja tulangan : U- 39 Kuat leleh fy = 390.00 Mpa
Lebar
b = bd = 0.00 mm
balok
Tinggi
h = hd = 0.00 mm
balok
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50.00 mm
Modulus elastis baja, Es = ### MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1* 0,85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0280
Rmax = 0,75 * ρb * fy * [1 – ½*0,75* ρb * fy / ( 0,85 * fc’ ) ] = 6.5977
Faktor reduksi kekuatan lentur φ = 0.80
Tinggi efektif balok d = h - d' = (50.00) mm
Momen nominal rencana Mn = Mu / φ = #REF! kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10⁶ / ( b * d² ) = #REF!
Rn < Rmax OK
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0,85 * fc’ / fy * [ 1 - √ * [1 – 2 * Rn / ( 0,85 * fc’ ) ] = #REF!
Rasio tulangan minimum ρ min = 1,4 / fy = 0.0036
Rasio tulangan yang digunakan ρ = #REF!
Luas tulangan yang diperlukan As = ρ ∗ b * d = #REF! mm²
Diameter tulangan yang digunakan D 25 mm
As1 = π / 4 * D² = 490.87 mm²
Jumlah tulangan yang diperlukan n = As / As1 = #REF!
Digunakan tulan 2 D 25

As =
= 981.75 mm²
As1 * n

12.2. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana Vu = #REF! kN
Mutu beton : K- 300 Kuat tekan fc' = 24.90 Mpa
Mutu baja tulangan : U- 39 Kuat leleh fy = 390.00 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser, φ = 0.75
Lebar balok diafragma, b = 0.00 mm
Tinggi efektif balok diafragma d = (50.00) mm
Kuat geser nominal beton Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10¯³ = 0.00 kN
φ ∗ Vc = 0.00 kN
Perlu tulangan geser
φ ∗ Vs = V u - φ ∗ V c = #REF! kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser Vs = #REF! kN
Kontrol dimensi balok terhadap kuat geser maksimum :
Vsmax = 2 / 3 * √ fc' * [ b * d ] * 10¯³ = 0.00 kN
Vs < Vsmax
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser (OK)
 Digunakan sengkang berpenampang : 2 ∅ 10
Luas tulangan geser sengkang Av = π / 4 * D² * n = 157.08 mm²
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan : S = Av * fy * d / Vs = #REF! mm²
Digunakan sengkang 2 ∅ 10 - 200