TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dan usus halus. Typhoid fever sendiri merupakan penyakit infeksi akut
juga beragam, mulai dari usia balita, anak- anak, dan dewasa (Suratun dan
Lusianah, 2010).
2010).
Asuhan Keperawatan Pada..., ROHMAT HIDAYAT Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
10
B. Etiologi
para typhi A, dan Salmonella para typhi B. Wujudnya berupa basil gram
negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga
macam antigen (antigen O, H, dan VI). Dalam serum penderita terdapat zat
suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 ˚C (option 37˚C)
salmonella typhi.
2. Transmisi dari tangan ke mulut, di mana tangan yang tidak higenis yang
di makan.
Salmonella typhi kesungai atau sumber air yang digunakan sebagai air
Asuhan Keperawatan Pada..., ROHMAT HIDAYAT Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
C. Tanda gejala
2. Nyeri kepala
3. Pusing
4. Diare
5. Anoreksia
6. Batuk
7. Nyeri otot
biasanya menurun pagi hari, dan meningkat pada sore dan malam
hari. Minggu kedua: demam terus. Minggu ketiga: demam mulai turun
1. Anatomi
2. Fisiologis
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
1. Rongga Mulut
a. Mulut
pada palatum.
b. Lidah
berupa air, mukus dan enzim lipase. Enzim ini berfungsi untuk
c. Kelenjar saliva
saat istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0 tetapi selama sekresi
aktif, pH mencapai 8,0. Saliva mengandung 2 enzim yaitu lipase
d. Gigi
2. Faring
3. Laring
4. Esofagus
5. Lambung
a. Fungsi motorik :
dan obat-obatan.
b. Fungsi pencernaan :
relatif singkat.
3-4 jam. Saat reaksi ini selain terjadi peningkatan produksi asam
penghancuran material.
6. Usus Halus
Bagian awal dar usus halus adalah duodenum atau lebih sering
Ada 3 jenis kontraksi otot polos pada usus halus antara lain :
mukosa.
mendorong isi kolon dari satu bagian kolon ke bagian lain. Kontraksi
ini juga akan mendorong isi kolon menuju ke rektum. Dari rektum
E. Patofisiologi
akan ditelan oleh sel-sel fagosoit ketika masuk melewati mukosa dan
dalam tubuh antara lain system saraf pusat, ginjal dan jaringan limfa.
begian lain usus halus dan kolon proksimal juga dihinggapi. Pada
minggu pertama infeksi, terjadi nekrosis dan tukak. Tukak ini lebih
besar di ileum dari pada di kolon sesuai dengan ukuran plak peyer yang
dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu tubuh
akan naik pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari.
Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam intermitet (suhu
akibat motilitas penurunan suhu tubuh, namun hal ini tidak selalu
terjadi dan dapt pula terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase
peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi dengan tanda tanda infeksi
pada RES seperti nyeri perut kanan atas, splenomegali dan
hepatomegali.
tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tingi, tetapi nilainya lebih rendah
digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien
akan merasa tidak nyaman. Pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus,
Resiko kekurangan
Volume cairan Anoreksia mual muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Nyeri
Perdarahan massif tubuh
Komplikasi perforsi
dan perdarahan usus
(Nanda, 2015)
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan leukosit
jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas batas
SGOT dan SGPT pada typhoid fever sering kali meningkat tetapi
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan typhoid fever, tetapi
beberapa faktor :
kembali.
4. Uji Widal
Uji Widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan anti
dan di olah di laboratorium tujuan dari uji widal ini adalah untuk
H. Penatalaksanaan
seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan besar akan
bubur kasar dan akhirnaya di beri nasi, yang perubahan diet tersebut
saluran cerna atau peforasi usus. Hal ini disebabka ada pendapat bahwa
pemberian makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah
3. Pemberian antibiotik
a. Klorampenikol
bebas demam.
b. Tiampenikol
adalah 3-4 gram dalam dektrose 100cc diberikan selama ½ jam perinfus
I. Koplikasi
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Ileus paralitik
b. Komplikasi ekstraintestinal
hemolitik.
perinefritis.
perinefritis.
arthritis.
katatona.
J. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan.
b. Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada
malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis,
penurunan kesadaran.
dan menurun pada pagi hari serta meningkat pada sore dan malam
hari, nafsu makan menurun, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor
pada kultur empedu ditemukan kuman pada darah, urin, feses, dan uji
K. Diagnosa Keperawatan
adekuat.
Diagnosa
NO keperawatan Tujuan/KriteriaHasil/Indikator(NOC) Intervensi (NIC)
1 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan NIC
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam masalah Fever treatment
dengan hipertermi teratasi dengan kriteria Monitor suhu
proses hasil : tubuh
penyakit Risk control Monitor warna
Indikator Awal Tujuan dan suhu kulit
Suhu tubuh 2 5 Monitor
dalam rentang tekanan darah
normal ,nadi dan RR
Nadi dan RR Monitor
dalam rentang 3 5 penurunan
normal tingkat
TTV normal 3 5 kesadaran
Keterangan : Monitor intake
1. Ekstrem dan output
2. Berat Berikan anti
3. Sedang piretik
4. Ringan
5. Tidak ada