TUJUAN PERKULIAHAN • 1. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskankan dan memahami Struktur kalimat dan Gaya kalimat
• 2. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Jenis Kalimat
• 3. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami jenis kalimat
menurut Struktur Gramatikalnya
• 4. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan memahmai Jenis Kalimat
menurut Bentuk Gayanya (Retoriknya)
• 5. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Keefektifan Kalimat
1. STRUKTUR KALIMAT DAN GAYA KALIMAT • Kalimat adalah satuan pikiran atau perasaan yang dinyatakan dengan subjek dan predikat yang dirakit secara logis. Dalam karangan, kalimat merupakan satuan yang terkecil, dalam analisis gramatikal, satuan yang terbesar, di samping yang lebih kecil, frasa dan klausa. 2. JENIS KALIMAT • Kalimat menjelaskan pikiran dan perasaan pembicara atau penulis. Jenis pikiran dan perasaan berbeda-beda, alasan berkomunikasi juga berbeda-beda. Tidak mengherankan jenis kalimat juga berbeda-beda. Penggolongannya dapat didasarkan pada maksudnya, strukturnya, dan bentuk retorinya. • Kalimat Menurut Maksudnya • Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi pernyataan, pertanyaan, perintah dan permintaan, dan seruan. Dalam Bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam Bahasa tulisan, perbedaan dijelaskan oleh bermacam- macam tanda baca. • a. Kalimat Pernyataan ( Kalimat Deklaratif) • Pernyataan “menyatakan” sesuatu dengan lengkap pada waktu penutur ingin menyampaikan informasi kepada lawan nbahasanya (intonasi menurun,tanda titik). Misalkan; Kami sudah ditatar • b. Kalimat Pertanyaan (Kalimat Interogatif) • Pertanyaan “bertanya” atau “ meminta”. Kalimat ini dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (perbuatan, jawaban) yang diharapkannya (intonasi meningkat, menurun; tanda tanya). Pertanyaan sering diawali oleh kata tanya; apa, kapan, apakah, bilamana, siapa, yang mana, bagaimana, dimana, mengapa, berapa. • Misalnya; Kapan Saudara Datang ? • Bagaimana membuat pesawat itu ? • Pukul berapa sekarang ? • • c. Kalimat Perintah dan Permintaan (Kalimat Imperatif) • Perintah “ menyuruh” atau “ melarang” orang berbuat sesuatu (intonasi menurun; tanda titik atau tanda seru). Perhatikalah pemakaian – Lah, Sudilah, sukalah, jangan. • Misalnya; Bukakanlah pintu • Sukalah, menjawab surat ini dalam waktu dekat • Jangan rebut • • d. Kalimat Seruan ( Kalimat ekslamatif) • Seruan “mengungkapkan” perasaan yang kuat atau yang mendadak. Dalam karangan yang baik kalimat seruan jarang dipakai (intonasi meningkat, menurun; tanda seru atau tanda titik). • Misalnya; Bukan main • Cantiknya • Panasnya hari ini 3. JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR GRAMATIKALNYA • Menurut strukturnya, kalimat berjenis tunggal (simplek) dan majemuk (komplek). Yang majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidakn setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif subordinatif). Semuanya dipakai yang diajukan. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk. • a. Kalimat Tunggal (Simpleks) • Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat, tetapi yang masing-masing dapat berupa bentuk majemuk. • Misalnya; Amin (dan saya) • Menulis (dan membaca), • Kami bekerja bakti, • Mereka menonton film ditengah kota • b. Kalimat Majemuk Setara • Terdiri atas dua suku kalimat (klausa), atau lebih, yang bebas atau lebih. Tanda koma memisahkan suku kalimat itu jika subjeknya berbeda, jika kata penghubungnya menunjukkan pertenmtangan atau jika suku kalimat itu panjang- panjang. Gagasan yang segi-seginya sama pentingnya (sejumlah kalimat tunggal) dituangkan ke dalam kalimat majemuk setara. • Misalnya; Penduduk RT kami rata-rata masih muda, tetapi warga RT Komplek Sarana Indah Permai pada umumnya tua-tua. • Kami membaca dan mereka bermain pingpong • c. Kalimat majemuk Tak Setara (Bertingkat) • Terdiri atas satu kalimat yang bebas dan suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat jenis itu menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam suku induk, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab akibat, tujuan, dan syarat isi dengan aspek gagasan yang lain, yang terungkap dalam suku anak, akan ternyata dari tata susunannya. • Misalnya; Karena sudah malam, kami ingin pulang. • Para pemain boleh beristirahat juka sudah lelah. • Ketika dijakarta, saya berkenalan dengan rekan dari daerah lain. • d. Kalimat Majemuk Campuran • Terdiri dari dua suku bebas atau lebih (sifat kesetaraannya) dan satu suku terikat atau lebih (sifat kesetaraannya). • Misalnya; Karena sudah malam, kami berhenti dan semua kawan kami langsung pulang. • Kami pulang, tetapi semua kawan kami masih tinggal karena belum selesai pekerjaannya. 4. JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK GAYANYA (RETORIKNYA) • Bentuk retoriknya disini berarti rancangan, gaya, tata susunan, atu arsitektur kalimat yang menentukan efeknya terhadap pendengar atau pembacanya. Kalimat yang secara gramatikal sudah baik belum tentu memuaskan dari sudut retoriknya. Unsur kalimat harus dikendalikan dan dikelompokan; kata yang tepat harus dipilih dan ditata,sehingga hasilnya menunjukan keserasian. • Menurut bentuk retoriknya, kalimat dapat digolongkan jadi kalimat yang lepas (induk-anak), kalimat yang berklimaks (anak-induk), dan kalimat yang berimbang (setara atau campuran); • a. Kalimat yang melepas (loos sentence) • Kalimat yang melepas mulai dengan struktur S-P (suku induk) yang diikuti unsur tambahan yang sifatnya manasuka. Kalimat itu sudah lengkap walaupun unsur tambahan itu dihilangkan. • Misalnya; saya tidak akan datang jika nanti hujan. • Kami belajar diaula • b. Kalimat yang berklimaks (periodic sentence) • Kalimat yang berklimaks mulai unsur tambahan yang diikuti oleh struktur utama (suku induk) sehingga membangun ketegangan. Kalimat itu baru selesai dan lengkap dengan adanya kata yang terakhir. • Misalnya; Jika nanti hujan, saya tidak akan datang. • Belajar diaula, kami. • Di aula, kami belajar • Belajar, kami di aula • c. Kalimat yang berimbang (balanced sentence) • Kalimat yang berimbang ialah kalimat majemuk setara atau campuran yang strukturnya memperlihatkan kesejajaran. Gagasan yang menunjukan penalaran yang sejalan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri. • Misalnya; Petatar boleh belajar, boleh bersantai. • Mereka memilih buku ini. • Menghafalkan diktat ini 5. KEEFEKTIFAN KALIMAT
• Keefektifan kalimat diukur dari sudut pandangan banyak
sedikitnya kalimat itu berhasil mencapai sasaran komunikasinya. Kalimat yang efektif dapat menyakinkan dan menarik perhatian pendengar atau pembaca karena memiliki ciri; keuntuhan, perpautan, penegasan, ekonomi dan variasi. • a. Keutuhan • Kesatuan struktur diperoleh dengan adanya subjek dan predikat. Jika salah satu tidak ada kita berhadapan dengan penggalan yang bukan kalimat. Kesatuan logika akan nyata juika unsur kalimatnya jelas bertalian. Unsur yang tidak relevan yang dimasukkan merusak kesatuan itu. • Bandingkan: • Kepada para pelamar diharap mendaftarkan diri. (salah) • Para pelamar diharap mendaftar (benar) atau para pelamar diminta agar mendaftar. • b. Perpautan • Perpautan dalam kalimat menyangkut masalah pertalian di antara unsur- unsurnya. Pertalian itu dapat dijelaskan oleh penataan kata, frasa dan suku kalimat yang tepat. Perputaran itu akan lebih nyata jika; • Pemakai kata ganti diperhatikan • Gagasan yang sejajar dituangkan ke dalam bangun yang sejajar • Jika sudut pandangan (ragam, orang) tetap, dipertahankan. • c. Penegasan • Penegasan ialah ciri yang berupa pemusatan pikiran pada bagian kalimat yang terpenting. Penegasan dapat dicapai dengan pengubahan urutan yang lazim, dengan pengulangan, dengan pemilihan ragam tertentu (pasif, aktif) atau dengan menggunakan pengtuasi khusus. • Bandingkan; • Kami ditugasi menyusun acara • Kamilah yang ditugasi menyusun acara • Penyusunan acara ditugaskan kepada kami • Kepada kamilah penyusunan acara ditugaskan • Acara ini penyusunannya ditugaskan kepada kami • Yang ditugasi menyusun acara kamilah. • d. Ekonomi • Ekonomi dalam kalimat ialah penghematan dalam pemakaian kata. Hal itu tidak berarti bahwa yang perlu, atau yang menambahkan nilai artistic, boleh dihilankan. Maksudnya ialah pembuangan kata yang mubazir dan konstruksi yang meliuk-liuk. • Bandingkan; • Pengangguran adalah merupakan hambatan utama • Pengangguran merupakan hambatan utama • Mereka membicarakan tentang rapat yang akan datang • Mereka membicarakan rapat yang akan datang • e. Variasi • Kelincahan pikiran dalam Bahasa dinyatakan juga oleh variasi bentuk kalimat yang berurutan. • • Cara-caranya; • Pemakaian berbagai jenis kalimat menurut struktur gramatikal dan bentuk retorik • Pemakaian kalimat yang panjangnya berbeda-beda • Pemakaian urutan unsur kalimat yang berselang-seling. • ALHAMDULILLAH…