Hepatitis
Hepatitis
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS
Nama / Initial : TN. A
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Swasta
Tanggal MRS : Senin, 23 November 2020 jam 15.00
Penanggung jawab : Istri
No RM : 00 33 44 55
Dx medis : Hepatitis B
b. KELUHAN UTAMA
Menurut istri, suaminya tidak sadar 1 jam sebelum di bawa ke RSUD. Perut suaminya
membesar, kaki bengkak, suka sesak.
d. PEMERIKSAAN FISIK
AIRWAY : paten, tidak ada sumbatan jalan napas
BREATHING : klien bernapas spontan, WOB meningkat, RR 42 x/mnt, terpasang
O2 NRM 15 liter/ menit
CIRCULATION : nadi 125 x/menit, akral dingin, suhu 37 ° C
DISABILITY : edema pada ekstremitas bawah
EXPOSURE : GCS E3M4V2 ( SOMNOLEN )
Kepala
Inspeksi : bentuk kepala bulat, rambut hiam, kulit kepala bersih, tidak ada lesi/luka
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi : tidak ada lesi / luka
Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening, tidak ada distensi vena jugularis,tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada nyeri tekan
Dada
Inspeksi : tampak simetris
Palpasi : taktil fremitus tidak terkaji
Auskultasi: terdengar ronkhi, suara jantung S1 S2 tunggal dan tidak ada suara tambahan
Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen tampak membesar, distensi abdomen, produksi NGT
kehitaman
Auskultasi: BU 30 x/menit
Perkusi : pada kuadran I tampak pekak, kuadran II, III & IV timpani
Alat kelamin
Klien menggunakan cateter
Ekstremitas
Atas : tidak ada lesi, terpasang infus asering 21 tpm
Bawah : edema ekstremitas bawah
f. RIWAYAT KELUARGA
Istri klien mengatakan keluarga suaminya tidak memiliki riwayat penyakit ketuunan berat
atau menular
h. TERAPI OBAT
Infus : asering 21 tpm
Respirasi : 15 liter / NRM
Obat oral :
Pro hepar 3 x 1 capsul
Sucralfat 3 x 15 cc
Injeksi :
Levofloxacin 1 x750 mg
Meropenem 3 x 1 gr
PCT drip 1 gr k/p
OMZ 2 x 40 mg
SNMC 2 X 1 ampul
Albumin 20 % 100 cc serial 3 x ( 1x per hari )
i. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2. ANALISIS DATA
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d dispnea, klien
tampak gelisah, Asites abdomen (+), Napas cuping hidung (+), Pola napas cepat dan
dangkal, Kes SOM E3M4V2, TD 95/65 mmHg, Nadi 125 x/menit, RR 42 x/menit,
Saturasi 68 %, O2 NRM 15 liter/menit, pH 7,2, pO2, pCO2, HCO3, BE
2) Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d Dispnea, Napas cuping hidung
(+), Pola napas cepat dan dangkal, RR 42 x/menit, Saturasi 68 %, O2 NRM 15
liter/menit
3) Resiko perdarahan b.d gangguan fungsi hati d.d Hb 6,5 gr/dL, Tr 95.000, TD 95/65
mmHg, Distensi abdomen, cairan per lambung kehitaman
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Standar Diagnosis Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Indonesia (SDKI) (SLKI)
1. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan respirasi
berhubungan dengan selama 1 x24 jam diharapkan pertukaran Manajemen ventilasi mekanik
ketidakseimbangan ventilasi - perfusi gas meningkat dengan kriteria hasil : Observasi :
ditandai dengan : Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
DS : upaya napas
•- Monitor pola napas
DO : Dispnea menurun Monitor adanya produksi sputum
Dispnea Gelisah menurun Auskultasi bunyi napas
Klien tampak gelisah Napas cuping hidung menurun Monitor saturasi oksigen
Asites abdomen (+) Pola napas membaik ( reguler ) Monitor nilai AGD
Napas cuping hidung (+) Tingkat kesadaran meningkat (apatis- Monitor hasil x ray thorax
Pola napas cepat dan dangkal CM) Periksa indikasi ventilator mekanik ( misal
Kes SOM E3M4V2 Nadi dalam batas normal 60-100 kelelahan otot pernapasan, asidosis
Nadi 125 x/menit x/menit respiratorik )
RR 42 x/menit RR 16-22 x/menit
Saturasi 68 % Saturasi 95-100 % Terapeutik
O2 NRM 15 liter/menit pH 7,35-7,45 Berikan posisi semifowler-hihgfowler
pH 7,2 pCO2 35-45 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
pO2 50 HCO3 22-26 kondisi klien
pCO2 65 pO2 80-100 Dokumentasikan hasil pemantauan
HCO3 25
Edukasi
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2. Pola napas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan respirasi
dengan hambatan upaya nafas selama 1x24 jam diharapkan pola nafas Observasi :
ditandai dengan membaik dengan kriteria hasil : Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
DS upaya napas
- Dispnea menurun Monitor pola napas
DO Napas cuping hidung menurun Monitor kemampuan batuk efektif
Dispnea Pola napas membaik (reguker) Monitor adanya produksi sputum
Napas cuping hidung (+) Frekuensi napas membaik Auskultasi bunyi napas
Pola napas cepat dan dangkal (16-22x/menit) Monitor saturasi oksigen, jika perlu
RR 42 x/menit Saturasi membaik (95-100 %)
Saturasi 68 % Terapeutik
O2 NRM 15 liter/menit Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
5. IMPLEMENTASI
6. EVALUASI