I. LATAR BELAKANG
Diantara berbagai nama-nama tokoh gereja dan pejuang iman yang terkenal
William Carey adalah salah satu diantaranya. Oleh sebab itu sangat penting untuk
a. Kelahiran
Orang tuanya adalah anggota gereja Anglikan, dan di gereja itulah ia dibaptiskan.
b. Keluarga
keluarga yang kurang mampu atau miskin. Oleh karena keluarganya kurang mampu maka
ia membantu ayahnya untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, yaitu dengan belajar
membuat sepatu. Ia berhasil magang pada seorang pengrajin. Ayahnya adalah seorang
penenun yang mengajar di sekolah. Dengan penghasilan ayahnya yang pas-pasan mereka
c. Pribadi
William adalah anak yang gemar belajar, membaca dan menulis. Beberapa
buku yang dibacanya ialah Robinson Cruoe dan Gulliver`s Travels. Walaupun pada saat
itu William adalah seorang tukang sepatu muda yang miskin namun ia kaya akan
pengetahuan, oleh karena ia sangat gigih mempelajari apa saja, terutama bahasa. Ia juga
tertarik dengan tumbuh-tumbuhan (botani). Semua orang di desa Paulers Pury (desa
tempat dia dibesarkan) mengetahui bahwa pekerja muda di took sepatu itu bukan seorang
tukang sepatu biasa. Orang-orang didesanya sering memanggilnya “Columbus”, hal ini
terkenal.
Bila malam hari tiba, William tidak langsung istirahat, meskipun ia seharian
telah lelah bekerja. Di malam hari ia masih mempelajari bahasa-bahasa asing dengan
tekun. Kegigihannya ini sering mendapat ejekan dari orang-orang yang melihatnya,
menjawab “aku ingin memahami orang-orang dari bangsa lain.” Carey tertarik
mempunyai sebuah peta di dinding dan sementara informasi baru diperolehnya, ia dengan
teliti mengklasifikasikannya di peta. Hal ini yang membuat dia disebut rakus membaca
buku.
d. Pertobatan
Suatu hari Carey membaca sebuah buku yang ditulis oleh pendeta Jeremy
Taylor, hal itu membuatnya gelisah, oleh karena ada banyak hal yang ia tidak mengerti.
berkunjung ke gereja. “Apa arti dilahirkan kembali adalah pertanyaan Carey, kepada
dijelaskan oleh pendeta bagaimana berdamai dengan Allah. Tetapi Carey membantah
“bukankah kelompok pelarian itu adalah kumpulan orang-orang yang menyimpang dari
agamanya?” Warr menjelaskan bahwa itu benar, akan tetapi mereka-mereka itu adalah
orang yang berkhotbah dari Alkitab dan menyuarakan kebenaran Alkitab. Penjelasan
Warr tidak langsung membuat Carey mengikuti gereja itu. Akan tetapi menimbulkan
perdebatan antara mereka selama beberapa bulan. Akan tetapi pada akhirnya ia
menyerah.
Pada usia tuhuh belas (17) tahun, ia memasuki gereja “pelarian” itu dengan
temannya dan berjanji kepada Kristus akan menghentikan dusta dan kebiasaannya
dan mengabaikan nasehat ayahnya, lalu bergabung dengan gereja Baptis. Di sana ia kian
hari kian bertumbuh, dan aktif dalam berbagai kegiatan. Pada siang hari ia menjadi
pengkhotbah dan guru sekolah dan pada malam hari ia bekerja sebagai tukang sepatu,
delapan mil setiap hari minggu untuk berkhotbah di gereja yang miskin di sebuah kota
tetangga. Seiring dengan pelayanannya itu, dia juga terus mempelajari Alkitab Perjanjian
Baru dan bahasa Yunani dengan tekun. Pada saat yang bersamaan ia menjadi tukang
e. Teologianya.
II. PELAYANAN
Carey adalah tokoh pekabaran Injil Modern. Ia adalah pribadi yang sangat
dapat dijadikan sebagai teladan. Semangat dan antusiasme yang tinggi menghantarnya
kepada kerinduannya untuk melayani, yang dapat menembusi batas kemampuan dan
kekuatannya. Gerangan apakah dibalik rahasia itu, adalah sisi menarik untuk diketahui
a. Pra-Misi
Prancis dan spanyol. Armada musuh masuk bergerak memasuki selat Inggris dan
mengancam akan menyerang. Raja Inggris, George, pada tanggal 10 Februari 1779
mengumumkan bahwa hari itu adalah hari doa dan puasa nasional. Tetapi pada hari itu
juga Carey ikut bersama para “pelarian” mengikuti kebaktian khusus. Dalam kebaktian
khusus itu, Pdt Thomas Cater memimpin doa dan memohon Tuhan menguatkan para
pelarian dari penghinaan selama mengikuti Kristus. Hatinya begitu tersentuh dan berjanji
akan mengikuti Kristus dengan giat dan setia. Komitmen pribadi untuk melayani Tuhan
begitu kuat.
usahanya sebagai tukang sepatu. Ketika majikannya meninggal dunia, ia membuka toko
sepatu sendiri. Tidak lama sesudah itu ia menikah dengan Dorothy dan membuka sekolah
malam bagi anak-anak. Ia selalu memakai globe untuk memperlihatkan pada anak tempat
yang telah ditempuh oleh Columbus. Selesai mengajar ia masih membaca Alkitab sampai
larut malam. Saat membaca Alkitab , ia teringat akan berjuta-juta orang yang belum
mengenal Kristus di negri lain. Tepatnya pada tanggal 10 Agustus 1786 Carey
ditahbiskan sebagai pendeta gereja Baptis. Setelah ditahbiskan ia lebih giat belajar
Yesus. Pernyataan itu disanggah keras oleh seorang pendeta senior, “Duduklah anak
muda. Apabila Allah berkenan memenangkan orang kafir, Ia akan melakukannya tanpa
usahanya dengan menerbitkan sebuah uraian “An Enquiry into the Obligation of
Christian to Use Means for the Conversion of the Heathen” (sebuah penyelidikan akan
orang kafir), yang menyebabkan panggilan bagi misi-misi luar negeri. Suatu karya yang
dengan pernyataan “Expect Great Things from God – Attempt Great Things for God.”
Dalam khotbahnya itu ia berkata “harapkanlah perkara-perkara yang besar dari Allah dan
usahakanlah perkara-perkara yang besar bagi Allah. Dari hal inilah kemudian terbentuk
Baptis Missionary Society. Dimana seorang dokter Kristen, John Thomas merelakan diri
untuk terjun dalam pelayanan misi. Selanjutnya Carey terus membujuk orang lain agar
mau terjun dalam pelayanan misi, sehingga terbentuklah London Missionary Society oleh
b. Pelayanan Misi
sending Baptis) yang didirikan oleh William Carey, sebagai wadah di mana ia dapat
meralisasikan kerinduan terbesarnya yang telah sekian lama ia rindukan, yaitu untuk
memberitakan Injil kepada bangsa lain yang belum mengenal Yesus Kristus, maka
William Carey mengawali perjalanannya ke India. Perjalanan ini tepatnya pada bulan
April 1793 bersama rekannya dr. John Thomas. Mereka mengumpulkan dana untuk
mempersiapkan perjalanan ini. Akan tetapi perjalanan ini tidak berjalan dengan lancar
sebagaimana yang mereka bayangkan. Di mana mereka di halau oleh laut yang ganas,
ditambah lagi dengan bahaya peperangan yang terjadi pada saat itu antara Inggris dan
Prancis. Di samping beban keluarga yang ia tanggung di pundaknya, dimana pada saat itu
ia mempunyai tiga orang anak kecil dan isterinya sedang hamil. Hal inilah yang pada
awalnya menunda perjalanan mereka. Akan tetapi sebagaimana semangat pelayanan yang
berkobar-kobar dalam diri William, maka perjalanan mereka tidak dapat dihalangi oleh
apapun. Dimana beberapa waktu kemudian mereka berangkat lagi dan mendarat di
membuahkan satu jiwapun. Anak mereka yang paling kecil meninggal, dan dua lainnya
menjadi anak liar. Tantangan lainnya yang dari luar ialah adanya larangan memberitakan
Injil oleh East India Company. Di mana pemerintah Inggris dan perusahaan-perusahaan
swasta menolak pelayanannya. Tantangn itu ditanggapi baik oleh William Carey, di mana
ia bekerja pada sebuah perkebunan nila dan cokelat, yang menjadi penghasilannyanya
untuk mencukupi keluarganya. Kesempatan kerja inilah yang digunakan oleh William
untuk bersosialisasi dengan masyarakat setempat dan mempelajari bahasa India dan
Pada tahun itu juga keluarga William pindah ke Serampore, daerah jajahan
Denmark. Di sana ia segera bergabung dengan empat (4) orang pekabar Injil yang baru
datang dari Inggris. Diantaranya ialah Joshua Marshman dan William Ward. Bersama-
sama dengan Carey mereka dikenal dengan sebutan “Trio Serampore.” Mereka bekerja
bantuan beberapa temannya Carey berhasil menerjemahkan Alkitab ke dalam enam (6)
bahasa daerah. Bahkan khusus untuk Perjanjian Baru, Carey dan teman-temannya
memperbanyak hasil terjemahan Alkitab, ia membeli mesin cetak sendiri. Warna lain dari
mengharuskan jika seorang suami meninggal, maka istrinya harus ikut dibakar hidup-
hidup bersama mayat suaminya itu. Pelayanan pemberitaan Injil, khotbah, dan
penyebaran Alkitab merupakan bagian dari pelayanan Carey dan teman-teman. Oleh
sebab itu dalam waktu yang relatif singkat Alkitab tersedia bagi masyarakat India.
membuat sebuah kebun raya yang besar yang cukup terkenal di Asia Selatan dan
Tenggara saat itu. Walaupun ia telah bertahun-tahun ia bekerja di ladang misi, namun
belum satu orangpun yang menerima Kristus. Baru dalam jangka waktu tujuh tahun
kemudian berhasil membaptiskan seorang Benggala. Akan tetapi bagi Carey ini bukanlah
merupakan kegagalan, karena memang misi utamanya ialah menyediakan Alkitab. Yang
untuk di Baptis. Ia menetapkan bahwa seseorang yang ingin di Baptis harus menyangkal
kastanya. Praktik kasta sangat bertentangan dengan ajaran Kristus. Ia juga menentang
praktik pemberian nama-nama Kristen (Barat) kepada orang-orang yang akan di Baptis.
Bagi orang Kristen yang memiliki isteri lebih dari satu orang, ia melarang mereka untuk
menceraikan isteri mereka yang lain. Sedangkan bagi mereka yang memiliki isteri lebih
jabatan dalam gereja. Bagi orang Kristen yang sudah beristeri tidak dibolehkan menikah
lagi.
c. Mendirikan Sekolah
Pada tahun 1801, William Carey membuka sekolah untuk mendidik orang-
orang pribumi India menjadi pendeta. Ia berpendapat bahwa lembaga pekabaran Injil
wajib mendidik pribumi untuk menjadi para pemberi Injil bagi bangsanya sendiri. Ia
menamai sekolah tersebut Fort William College. Usahanya di bidang pendidikan ternyata
amat berhasil sehingga sekolah-sekolah yang didirikannya mencapai 126 buah dan diasuh
oleh para missionaris. Ia sendiri juga turut mengajar dalam bidang bahasa , baik bahasa
sansekerta, Benggali maupun Marathi. Ia mengajar selama tiga puluh (30) tahun di
sekolah-sekolah yang diasuh oleh lembaga misi. Pekerjaan penerjemahan Alkitab masih
tetap dilakukannya, hingga pada akhirnya pada tahun 1809 William Carey berhasil
menyusun tatabahasa dan kamus bahasa Sansekerta, Marathi, Punjab, dan telugu.
mungkin
Pekabaran Injil harus dilakukan dalam bahasa-bahasa yang dimengerti oleh para
pendengar
Di samping dikenal sebagai Bapa Pekabaran Injil Modern dan Bapa Sending
India, Carey juga dikenal sebagai tokoh Oikumenis. Tokoh Oikumenis yang dimaksud
ialah karena dialah yang mencetuskan ide agar setiap sepuluh (10) tahun sekali diadakan
konferensi bersama dari seluruh lembaga Pekabaran Injil dan para penginjil di dunia. Ia
mencetuskan ide tersebut di Tanjung Pengharapan, Afrika Selatan. Akan tetapi ide yang
dicetuskannya itu belum terwujud ketika ia masih hidup, namun baru terjadi pada tahun
1910 di Edinburgh. Pengertian kata Oikumene dalam pengertian modern ialah berasal
berbagai tantangan , baik yang dari dalam maupun dari luar. Satu hal yang sangat
menghambatnya dan membuatnya sedih ialah keadaan isterinya. Oleh karena kondisi
India yang rawan penyakit, di mana isterinya terserang penyakit tropis ganas yang
menyebabkan gangguan jiwa berkepanjangan. Namun demikian ia tetap merawatnya
Hal yang patut dijadikan teladan dari pelayanan William Carey ialah di mana
ia sangat menghargai kebudayaan India. Bertolak dari hal itulah maka Carey melihat
mencela agama dan budaya Hindu lebih baik menegaskan kematian dan kebangkitan
Kistus”. Carey juga adalah seorang pemain team yang hebat. Dari pengalaman ia telah
belajar bahwa team misi jauh lebih kuat daripada orang-perorangan, ia juga mengakui
William Carey meninggal dunia pada tahun 1934 dalam menjalankan misinya
ia kehilangan seorang anak yang meninggal karena sakit. Namun seorang anaknya Yabez
Carey menjadi seorang penginjil pada masa pemerintahan Inggris di Indonesia bersama-
sama dengan Joseph Kam, yang menghidupkan kembali pelayanan di Maluku. Menjelang
kematiannya ia berkata “ Kalau saya sudah tiada, jangan katakana apa-apa tentang Dr.