Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENYUSUNAN PROGRAM BK
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Bimbingan Konseling
COVER

Oleh :
Anja Sugiarti 11501200
Dida Hidayat 11501200
Irfan Afandi 11501200
Muhammad Rifqi Al asy'ari 1150120039

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH


TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDATUL ULAMA AL-FARABI
PANGANDARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
“Penyusunan Program BK ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Bimbingan Konseling.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ahmad Hafidin, M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah yang telah membantu
penulis selama menyusun makalah ini ;
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penusunan makalah ini;
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah swt. Memberi balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukan karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat Makalah..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Pengorganisasian Bimbingan Konseling....................................3
B. Tujuan dan manfaat Pengorganisasian Bimbingan Konseling.....................4
C. Pengembangan kerjasama profesional..........................................................9
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
A. SIMPULAN................................................................................................16
B. SARAN.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan hal yang sangat penting dalam
dunia pendidikan. Tujuan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan
adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing,
yaitu agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan
potensi atau kapasitasnya dan mampu berkembang sesuai dengan lingkungannya
serta mampu bersikap mandiri.
Program bimbingan dan konseling ini dapat terlaksana dengan baik jika
semua pihak sekolah baik Kepala Sekolah, Wakasek, staff pengajar, ataupun staff
TU terlibat di dalamnya. Agar hal ini mampu berjalan secara optimal maka
diperlukan pengorganisasian bimbingan dan konseling.
Dalam praktek di sekolah bimbingan dan konseling sering kali ditimpakan
pada guru pembimbing saja tanpa melibatkan elemen-elemen sekolah yang lain.
Pada kasus yang lain terkadang bimbingan dan konseling dikhususkan pada guru
BK tetapi jumlah guru BK tersebut kurang mencukupi dibandingkan dengan
permbandingan jumlah siswa sehingga sering kegiatan ini tidak intensif dan
menyeluruh bahkan hanya ditujukan untuk siswa-siswa yang bermasalah saja.
Maka dari perlu adanya pengorganisasian program layanan bimbingan dan
konseling. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penyusunan program BK
2. Apa saja tahapan-tahapan dan metode dalam penyusunan program BK
3. Bagaimana cara pengorganisasian BK
4. Apa saja kriteria keberhasilan program BK
5. Pola program BK

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah/tugas ini antara lain:
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penyusunan program BK
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja tahapan-tahapan dan metode
dalam penyusunan program BK
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara pengorganisasian BK
4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja kriteria keberhasilan program
BK
5. Untuk mengetahui dan memahami pola program BK
D. Manfaat Makalah
Penulisan makalah diharapkan bermanfaat :
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penyusunan program BK
2. Sebagai literatur bagi para pembaca khususnya mahasiswa jurusan
Manajemen Pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
1.        Pengertian Program Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan di Sekolah/Madrasah merupakan usaha mambantu peserta
didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta perencaaan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual atau kelompok,  sesuai kebutuhan
potensi, bakat, minat, serta perkembangan peluang-peluang yang dimiliki.
Pelayanan ini juga mambantu  mengatasi kelemahan dan hambatan serta  masalah
yang dihadapi peserta didik. Tohirin mengemukakan bahwa “Program bimbingan
dan konseling merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.” Rancangan atau terancang kegiatan
tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka
waktu tertentu.
2.        Tujuan Penyusunan Program BK
Maksud dari menyusun program bimbingan adalah merencanakan program
bimbingan. Perencanaan adalah suatu proses yang continue. Pengertian proses
dalam hal ini adalah mengantisipasi dan menyiapkan berbagai kemungkinan, atau
usaha untuk menentukan dan mengontrol kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi. Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dikerjakan oleh
tenaga ahli bimbingan atau guru BK atau konselor sekolah dan madrasah atau
koordinator BK dengan melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan
program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan sekolah dan madrasah
secara umum, artinya program BK di sekolah dan madrasah disusun tidak boleh
bertentangan dengan program sekolah dan madrasah yang bersangkutan.

Selain itu, penyusunan program BK di sekolah dan madrasah harus sesuai dan
berorientasi dengan kebutuhan sekolah dan madrasah secara umum. Hal itu
mengingat program pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah
merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari program pendidikan di
sekolah dan madrasah.

3
Adapun dalam penyusunan program BK hendaknya memperhatikan beberapa
pertimbangan, diantaranya :
a.       Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan bimbingan di
Sekolah. Karena dengan program yang relevan dengan kebutuhan ini, akan dapat
berfungsi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
b.      Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, seperti: jenis sekolah, sifat atau
tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan dan sikap.
c.       Hendaknya diadakan inventarisasi berbagai fasilitas yang ada, termasuk di
dalamnya petugas bimbingan yang telah ada sebagai pelaksana program
bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat dipergunakan untuk
memperlancar jalannya layanan bimbingan di Sekolah.
d.      Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis dalam
program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah yang secara
mendesak harus ditangani.
e.       Hendaknya ditentukan personalia, pembagian tugas dan tanggungjawab
yang merata dengan mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu: kemampuan
minat, kesempatan dan bakat yang dimiliki oleh staf sekolah yang ada.
f.       Menentukan organisasi, termasuk di dalamnya ialah cara kerjasama dalam
mewujudkan program bimbingan, cara berfungsinya tim atau personalia serta
hirarkinya.
g.      Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunanya mengecek
seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat dilaksanakan dan
seberapa jauh pula program kerja yang telah dapat direalisasikan.
h.      Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan yang
hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan penunjangnya.
B.     Tahapan-Tahapan dan Metode Penyusunan Program Bimbingan dan
Konseling
       Pelaksanaan program satuan kegiatan yaitu kegiatan layanan dan kegiatan
pendukung merupakan ujung tombak kegiatan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan. Tahapan-tahapan yang perlu ditempuh adalah :

4
1.      Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung
direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode,
waktu, tempat, dan rencana penilaian.
  2.      Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau
pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
   3.      Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan nilai.
  4.      Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-
aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
   5.      Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan
pendukung yang relevan.
Sedangkan menurut Fenti Hikmawati dalam buku Bimbingan dan
Konseling terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan program BK diantaranya
adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Studi Kelayakan
 Lembaga Bimbingan dan Konseling (LBK) dalam institusi pendidikan,
mengetengahkan studi kelayakan sebagai fase yang penting untuk dilaksanakan.
Studi kelayakan ini mengacu pada semua refleksi tentang semua alasan mengapa
diperlukan suatu program dan kebutuhan siswa apa yang dapat dipenuhi melalui
program itu, sekaligus ditentukan garis-garis kebijakan umum yang diambil di
institusi pendidikan.
Beberapa hal yang perlu dianalisis dalam studi kelayakan, seperti karakteristik diri
klien, kebudayaan setempat serta kestrategisan lokasi. Hal ini hendaknya
diperkuat dengan setting riset yang valid. Adapun hal-hal sebagai pijakan untuk
mempraktikan layanan BK, pada intinya adalah: (a) Melakukan penelaahan
kebutuhan untuk mengukur dan menafsirkan keinginan, sikap, kepercayaan, serta
tingkah laku objek BK; (b) Menentukan kebutuhan pokok objek BK yang akan
dilayani; (c) memilih prioritas layanan dan subjek sasaran tertentu untuk
memenuhi kebutuhan objek BK.
Studi kelayakan ini menjadi satu mata rantai dengan beberapa suborganisasi dan
administrasi. Oleh karena itu, masalah studi kelayakan harus dikaji secara serius
dan diletakkan pada awal sebelum mendirikan lembaga BK.

5
2.      Tahap Penyusunan Tujuan Program Bimbingan dan Konseling
Tujuan program BK tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling
dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat
dinilai. Tersusun dan terlaksananya program BK dengan baik selain akan lebih
menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya,
tujuan sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akuntabilitas
bimbingan dan konseling sekolah.
3.      Tahap Menentukan Lingkup Program
Pada program umum lingkup ini mencakup seluruh bidang layanan bimbingan
dan konseling yang dapat diberikan, sedangkan pada program khusus hanya
mencakup bidang-bidang tertentu. Lingkup program umum bimbingan dan
konseling dapat mencakup bidang-bidang sebagai berikut:
a.       Bimbingan Pribadi, yaitu layanan pengembangan kemampuan dan
mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan aspek-
aspek intelektual, afektif, dan psikomotorik.
b.      Bimbingan Sosial, yaitu layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi
masalah sosial, dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam
bekerjasama dan berinteraksi dengan teman sebaya (peer group), dengan orang
dewasa ataupun dengan peserta didik yang lebih muda.
c.       Bimbingan Belajar, yaitu layanan mengoptimalkan perkembangan dan
mengatasi masalah dalam proses pembelajaran bersama guru dan belajar mandiri
baik di rumah maupun di sekolah.
d.      Bimbingan Karier, yaitu layanan merencanakan dan mempersiapkan
pengembangan karier.
 4.      Konsultasi Usulan Program BK
Agar layanan bimbingan dan konseling diterima berbagai pihak, ada baiknya
program bimbingan dan konseling yang telah tertuang dalam perencanaan
atau blue print perlu dikonsultasikan oleh berbagai pihak baik ahli konselor atau
pejabat-pejabat dalam masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan otokritik yang
konstruktif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang keliru. Ada
berbagai cara yang dapat ditempuh oleh institusi penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling, seperti:

6
a.       Menjelaskan secara lisan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
b.      Menggunakan perangkat-perangkat yang ada pada lembaga, misalnya kotak
kritik dan saran, kolom saran jika tersedia layanan website atau email, serta cara-
cara lain yang menunjang keefektifan dalam kerja.
5.      Penyediaan Fasilitas (Sarana)
Tempat atau fasilitas bimbingan dan konseling selama ini menjadi suatu hal yang
eksklusif di beberapa institusi terutama pada institusi pendidikan. Kata eksklusif
ini sebenarnya mewakili dua hal. Pertama, disebut eksklusif karena tempatnya
merasa istimewa karena dikaitkan dengan kondisi kegiatan bimbingan dan
konseling. Kedua, eksklusif karena cenderung diartikan sebagai tempat bagi orang
yang berkonotasi negatif atau bermasalah.
Oleh karena itu, penyediaan fasilitas bimbingan dan konseling selain merupakan
kewajiban juga harus diimbangi dengan pencitraan fasilitas itu sendiri sebagai
tempat yang “baik”. Selain itu, harus diperhatikan juga tentang fasilitas yang
professional, meliputi tata letak lokasi, simbol, dekorasi ruangan, aksesoris, dan
sebagainya.
6.      Penyediaan Anggaran Biaya
Penganggaran biaya merupakan hal yang cukup sensitif dan cukup rumit untuk
diterapkan dan terkadang sulit dirasionalisasikan. Sebenarnya penyediaan
anggaran bersifat vital karena berhubungan dengan optimalisasi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling. Karenanya, harus ada beberapa pendekatan
dalam menerapkan anggaran biaya. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan
dalam penganggaran program bimbingan dan konseling, yaitu:
a.       Pendekatan subjektif, pendekatan ini didasarkan atas pengalaman-
pengalaman terdahulu, dengan pengalaman tersebut kita dapat mengusulkan
kembali anggaran tersebut kepada pimpinan lembaga.
b.      Pendekatan tugas, setiap satuan layanan dan kegiatan pendukungnya telah
berisi tujuan dan hasil-hasil yang hendak dicapai, dan distribusi tugas untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Atas dasar ini ditetapkan anggaran dan
dikonsultasikan kepada pimpinan lembaga.

7
c.       Pendekatan normatif, konselor menawarkan layanan unggulan kepada
siswa, maka dalam penyusunan anggaran, konselor sebaiknya mengarahkan
perhatian pada optimalisasi perkembangan siswa. Dengan kata lain, dalam
menyusun satuan-satuan layanan dan kegiatan pendukungnya, maka konselor
perlu mengarahkan pelayanan untuk membantu siswa mencapai perkembangan
yang optimal sesuai dengan potensinya.
7.      Implementasi Program Bimbingan dan Konseling
       Dalam implementasi program bimbingan dan konseling, para konselor dan
guru pembimbing memegang peranan yang sangat penting, mereka merupakan
ujung tombak pelaksana program. Konselor dan guru pembimbing selain dituntut
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugasnya, juga
dituntut untuk memiliki semangat kerja yang tinggi, rasa cinta terhadap tugasnya,
kesungguhan, ketekunan dan kesediaan memberikan layanan demi kepentingan
siswa.
Pemberian layanan bimbingan dan konseling membutuhkan kerjasama,
kekompakan, saling pengertian, saling membantu, dan saling menunjang di antara
para pelaksananya. Meskipun sesuatu layanan mungkin menjadi tugas dan
rencana dari konselor dan guru pembimbing, tetapi dalam pelaksanaannya sering
kali menuntut partisipasi dan bantuan dari para pelaksana pendidikan lainnya.
Hubungan dan kerja sama antarkonselor atau guru pembimbing juga dipengaruhi
oleh kepedulian dan kepemimpinan kepala sekolah. Pelaksanaan bimbingan dan
konseling juga dipengaruhi oleh peranan ketua tim bimbingan dan konseling
dalam mengkoordinasi, mengadakan sinkronisasi, mendorong dan menggerakkan
berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan yang sudah direncanakan.
Keberhasilan implementasi program bimbingan dan konseling selain tergantung
pada kinerja para pengelola dan pelaksanaannya yaitu kepala sekolah, ketua tim
BK, dan para konselor atau guru pembimbing, juga membutuhkan dukungan
sarana-prasarana, instrumen dan bahan yang memadai. Komunikasi dan kerja
sama antara tim BK dengan jurusan-jurusan di Lembaga Pendidikan Tinggi
Keguruan (LPTK) dapat membantu memudahkan mendapatkan instrumen dan
bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

8
C.    Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling
Personel dan tugas yang berkaitan dengan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah :
      1.      Kepala sekolah
       Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan, yang
meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan di sekolah bertugas:
a.       Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan
pengajaran,pelatihan dan bimbingan,
b.      Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan bimbingan dan konseling,
c.       Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan
konseling.
d.      Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e.       Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling berdasarkan kesempatan
bersama guru pembimbing,
f.       Membuat surat tugas guru dalam proses bimbingan dan konseling pada
setiap awal catur wulan
g.      Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling
sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini
dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas,
h.      Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling
i.        Melaksanakan bimbingan dan konseling minimal 40 siswa bagi kepala
sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
     2.      Wakil kepala sekolah
Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal :
a.       Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada
semua personel sekolah,
b.      Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling,

9
c.       Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi
wakil kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan konseling.
    3.      Koordinator guru pembimbing (Konselor)
Tugas-tugas koordinator guru pembimbing yaitu :
a.       Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam :
1)      Memasyarakatkan pelayanan bimbingan;
2)      Menyusun program;
3)      Melaksanakan program;
4)      Mengadministrasikan bimbingan;
5)      Menilai program;
6)      Mengadakan tindak lanjut.
b.      Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya
tenaga, sarana dan prasarana
c.       Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan kepada kepala
sekolah.
    4.      Guru pembimbing (Konselor)
Tugas guru pembimbing, yaitu :
a.       Memasyarakatkan kegiatan bimbingan
b.      Merencanakan program bimbingan
c.       Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan
d.      Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi
tanggung jawabnya kurang mencukupi disbanding dengan jumlah siswa yang ada,
dan seorang guru pembimbing dapat menangani lebih dari 50 orang siswa.
Dengan menangani 150 siswa secara intensif dan menyeluruh, berarti guru
pembimbing telah menjalankan tugas wajib seorang guru, yaitu setara dengan 18
jam pelajaran semiggu
e.       Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan
f.       Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan
g.      Menganalisis hasil penilaian
h.      Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian
i.        Mengadministrasikan kegiatan dan konseling

10
j.        Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru
pembimbing.
    5.      Staf Administrasi
       Seperti personel bimbingan lain, staf administrasi memiliki bimbingan
khusus, yaitu :
a.       Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasi
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling
b.      Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling
c.       Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan
dan konseling.
   6.      Guru Mata Pelajaran
       Sebagai personel, guru mata pelajaran mempunyai tugas yang penting dalam
aktivitas bimbingan, yaitu :
a.       Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa
b.      Melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi
siswa yang memerlukan bimbingan
c.       Mengalih tangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru
pembimbing
d.      Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan
dan program pelayanan)
e.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan
bimbingan dari guru pembimbing
f.       Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian layanan bimbingan
g.      Ikut serta dalam program layanan bimbingan
   7.      Wali Kelas
       Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas
bimbingan, yaitu :
a.       Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi
tanggung jawabnya
b.      Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya
di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan

11
c.       Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh
layanan bimbingan dari guru pembimbing
d.      Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu
diperhatikan secara khusus
e.       Ikut serta dalam konferensi kasus
       Supaya setiap orang yang terlibat dalam organisasi bimbingan itu mampu dan
dapat menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya dengan sebaik-
baiknya, maka diperlukan kegiatan untuk mengarahkan kegiatan bimbingan dan
konseling.
D.      Kriteria Keberhasilan Program BK
       Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan
dan konseling. Tanpa penilaian kita tidak dapat mengetahui dan mengidentifikasi
keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah
direncanakan. Penilaian program bimbingan dan konseling merupakan usaha
untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu
kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan penilaian. Sehubung dengan
penilaian ini, Shertzer dan Stone mengemukakan, “evaluation consist of making
systematic judgements of the relative effectiveness with which goals are attained
in relation to special standards.”
Penilaian kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah segala upaya,
tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah
dengan mengacu pada kriteria atau patokan tertentu sesuai dengan program
bimbingan yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah
adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan peserta didik
dan pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung berperan
membantu peserta didik dalam memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke
arah yang lebih baik lagi.

12
       Menurut H.M. Surya program bimbingan yang baik yaitu program bimbingan
yang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ada beberapa ciri-ciri program
BK yang baik diantaranya :
    1.      Program bimbingan yang disusun dan dikembangkan berdasarkan
kebutuhan nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan.
   2.      Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan
berdasarkan kebutuhan para siswa dan kemampuan petugas.
    3.      Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam
pelaksanaannya.
    4.      Menyediakan fasilitas yang memadai.
    5.      Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah.
E.       Pola Program BK
Dalam buku Sugiyo diantaranya terdapat 2 pola program bimbingan konseling
yakni diantaranya:
Yang pertama, apabila penyusuan program bimbingan konseling berdasarkan
konvensional (KTSP) dimulai dengan analisis kebutuhan siswa, maka penyusunan
program bimbingan dimulai dari belakang meja artinya penyusunan program
didasarkan pada konsep kurikulum bimbingan dan konseling yang sudah
dijabarkan dalam tujuan layanan bimbingan dan konseling yaitu tercapainya
kemandirian dan perkembangan yang optimal. Adapun langkah-lankah
penyusunan program sebagai berikut:
1.        Menentukan Kategori Program Utama (KPU).
Penentuan Kategori Program Utama dijabarkan berdasarkan tujuan yang telah
ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Secara eksplisit telah
dikemukakan bahwa perkembangan yang optimal dapat diturunkan menjadi
tujuan bimbingan yang mencakup 4 bidang yatiu pribadi, sosial, belajar, dan karir.
2.        Menentukan Program Utama
Misalnya saja dalam kategori porgram utama adalah pengembangan bimbingan
pribadi maka program utamanya dapat berupa:
a.         Penanaman sikap kebiasaan dalam beriman dan bertakwa kepada
TuhanYang Maha Esa

13
b.        Pengenalan dan pengembangan tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah maupun untuk peranannya di masa depan
c.         Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif
d.        Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri serta usaha-
usaha penanggulangannya
e.         Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri
f.         Perencanaan dan pemeliharaan hidup sehat.
3.        Program Tugas utama
Menentukan program apa saja yang dapat dilakukan agar semua rencana yang
telah dicanangkan dapat terealisasi. Hal terpenting adalah apakah program yang
disusun dapat memenuhi tercapainya program utama.
4.        Target
Target dapat dilihat dari seberapa peserta didik yang mendapat layanan,
bagaimana perubahan sikap dan perilaku individu setelah memperoleh sejumlah
layanan, dan lain-lain.
5.        Jangka waktu
Berdasarkan program dalam jangka waktu satu tahun, kemudian disusunlah
program semesteran, bulanan, mingguan, dan akhirnya kegiatan.
6.        Biaya
Hal penting yang perlu diingat bahwa penyusunan anggaran biaya perlu
memperhatikan situasi dan kondisi keuangan sekolah.
Yang kedua, Penyusunan Program Bimbingan dan konseling berdasarkan
Komprehensif. Dalam penyusunan program konvensional atau berdasarkan
KTSP, need assesment hanya didasarkan pada assesment peserta didik, sedangkan
dalam program bimbingan dan konseling yang didasari komprehensif kegiatan
assesmen mencakup keduanya yaitu need assesment peserta didik dan need
assesment lingkungan.

14
Need assesment peserta didik adalah segala kebutuhan atau masalah yang ada
pada peserta didik yang meliputi aspek fisik yaitu (kesehatan dan keberfungsian
fisik), psikologis (kecerdasan, motivasi belajar, minat, sikap, dan kebiasaan
belajar, kepribadian, sifat-sifat/karakteristik peserta didik), serta sosial yang antara
lain berkaitan dengan hubungan sosial dalam keluarga, teman-teman.
Need assesment lingkungan yaitu mengumpulkan berbagai kebutuhan atau
keinginan dari lingkungan seperti harapan orang tua, sekolah, kemampuan
konselor, sarana, dan prasarana pendukung layanan bimbingan dan konseling.
Langkah-langkah dari menyusun program bimbingan dan konseling berdasarkan
komprehensif meliputi :
a.       mengkaji produk hukum yang berlaku,
b.      menyusun visi dan misi,
c.       bidang pengembangan,
d.      deskripsi kebutuhan,
e.       tujuan,
f.       komponen program,
g.      rencana operasional,
h.      pengembangan tema,
i.        pengembangan satuan layanan,
j.        evaluasi, dan
k.      biaya.

15
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Penyusunan program mengacu pada data hasil analisis kebutuhan sebagai


langkah pertama dalam penyusunan program bimbingan dan konseling.
Langkah selanjutnya adalah perumusan tujuan, pengembangan materi
bimbingan dan konseling, perumusan kegiatan layanan dan kegiatan
pendukung, pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling,
penilaian program bimbingan dan konseling dan penyusunan jadwal. Peserta
didik memiliki karakteristik individu yang berbeda satu dengan lainnya.
Layanan BK diharapkan dapat melayani semua siswa dengan segenap potensi
dan kekurangan yang dimiliki. Dalam menyusun program BK seharusnya
memperhatikan kebutuhan peserta didik sehingga sebelum merencanakan
program guru BK perlu melakukan identifikasi dan analisis kebutuhan peserta
didik termasuk kebutuhan akan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku.
Layanan yang dilaksanakan seharusnya dapat mengemban fungsi pemahaman,
pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan dan perkembangan terhadap
perkembangan fisik, psikis, dan perilaku peserta didik yang dapat
mengembangkan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

B. SARAN
Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan pengorganisasian bimbingan konseling secara intensif
dan teratur di sekolah agar tujuan dari bimbingan konseling terpenuhi,
2. Perlu dikaji kembali agar pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat
berjalan secara efektif dan menyeluruh sehingga dapat memberikan
layanan kepada siswa,

16
3. Pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai salah
satu cara mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui
kegiatan bimbingan yang terorganisir dan melibatkan banyak elemen-
elemen pendidikan disekolah.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://irmaanisaa.blogspot.com/2018/12/makalah-pengorganisasian-bimbingan-
dan.html?m=1, Diakses Online 04 November 2021
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/9146, Diakses Online 04
November 2021

Anda mungkin juga menyukai