Asuhan Keperawatan Maternitas Individu - Muhammad Sidik - Ruang Kana
Asuhan Keperawatan Maternitas Individu - Muhammad Sidik - Ruang Kana
Disusun oleh:
Muhammad Sidik
P07120521032
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan klien P3A0 dengan Marsupialisasi Kista Bartholini di ruang
Kana RSUD Wonosari. Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pembimbing akademik, pembimbing lapangan, kepala ruangan,
dan seluruh perawat Kana yang sudah memberikan kritik dan saran selama
penyusunan laporan ini. Sekiranya laporan ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan didalamnya, untuk itu saya memohon kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran agar laporan ini bisa diperbaiki untuk menjadi lebih
baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................4
A. Pengertian.............................................................................................................4
B. Anatomi pada Kelenjar Bartholini.....................................................................4
C. Etiologi..................................................................................................................5
E. Pemeriksaan Fisik pada Kista Bartholini.........................................................10
F. Pencegahan Pada Kista Bartholini....................................................................10
G. Tanda dan Gejala...............................................................................................13
H. Penatalaksanaan dan Pengobatan....................................................................14
I. Pengkajian Fokus...............................................................................................17
J. Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................17
K. Implementasi......................................................................................................27
L. Evaluasi...............................................................................................................27
BAB III...........................................................................................................................28
A. PENGKAJIAN...................................................................................................28
A. ANALISA DATA................................................................................................38
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASAR PRIORITAS..........................39
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN...............................................................40
D. PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN................................43
E. CATATAN PERKEMBANGAN.......................................................................38
BAB IV KESIMPULAN................................................................................................43
A. KESIMPULAN...................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................45
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya makanan yang bersifat
karsinogen, polusi atau terpapar zat kimia tertentu karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen yaitu gen pemicu kanker
(Setya, 2010).
D. Patofisiologi
Menginfeksi Vulva
Gangguan
Mobilitas Fisik
Peningkatan set point temperatur Hipotermi
E. Pemeriksaan Fisik pada Kista Bartholini
a. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Pada vulva tampak benjolan yaitu pertumbuhan Kista Bartholini, bentuknya bundar
menyerupai kelereng, berwarna kemerahan
2. Palpasi
1. Pap smear
Titer CA 125 serum sering membantu membedakan antara massa yang benigna dan
maligna. Terutama pada pasien pasca menopause (Widjanarko, 2007).
Dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali untuk menjaga
kebersihan. Selain itu pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah menyerap keringat,
karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar
pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri, karena setiap orang
memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
c. Menggunakan toilet umum
Sebaiknya gunakan selalu air yang keluar melalui keran atau tissu dan hindari
penggunaan dari bak/ember, karena menurut penelitian air yang tergenang di toilet umum
mengandung 70% jamur (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina).
d. Merawat rambut yang tumbuh di sekitar alat genitalia
Hindari membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena akan ada
lubang pada bekas bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan
jamur. Selanjutnya dapat menimbulkan iritasi dan penyakit kulit. Perawatan bulu itu
disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan, dengan gunting atau dicukur
tetapi sebelumnya menggunakan busa sabun terlebih dahulu dan menggunakan alat cukur
khusus yang lembut, dan sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas. Perlu diketahui
setelah menggunakan simpan dalam tempat yang bersih dan kering, jangan di tempat
yang lembab dan jangan menggunakannya secara bergantian bahkan dengan suami/isteri.
Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat kelamin, yaitu berguna untuk
merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan bakteri jahat serta menghalangi
masuknya benda asing kecil ke dalam vagina, menjaga alat kelamin tetap hangat dan
merupakan bantalan ketika berhubungan seksual dan melindungi dari gesekan. Sehingga
perlu rajin menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.
e. Pemakaian pantyliner
Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan digunakan setiap hari, sebaiknya pantyliner hanya
digunakan ketika keputihan. Akan lebih baik jika membawa celana dalam pengganti
daripada menggunakan pantyliner tiap hari.
f. Hindari menggunakan celana dalam dan celana jeans yang sangat ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan dapat
menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat menyebabkan daerah
tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat
itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis serta
testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian yang
terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
g. Mengganti pembalut
Bagi para wanita yang sedang menstruasi/haid agar tidak malas mengganti pembalut
karena ketika menstruasi kuman-kuman mudah untuk masuk dan pembalut yang telah
ada gumpalan darah merupakan tempat berkembangnya jamur dan bakteri. Usahakan
untuk mengganti setiap 4 jam sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa tidak nyaman.
Jangan lupa bersihkan vagina sebelumnya ketika mengganti pembalut.
h. Lakukan pemeriksaan rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin,Jika terdapat
sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa nyaman seperti munculnya benjolan
kecil di sekitar alat kelamin, segera konsultasikan ke dokter juga. dan Jika ada perubahan
warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan gatal-gatal pada alat kelamin,
segeralah berkonsultasi ke dokter (Anita, 2012).
G. Tanda dan Gejala
Pada saat kelenjar bartholini terjadi peradangan maka akan membengkak, merah dan
nyeri tekan. Kelenjar bartholini membengkak dan terasa nyeri bila penderita berjalan dan
sukar duduk (Djuanda, 2007). Kista bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan akan tetapi
kadang dirasakan sebagai benda yang berat dan menimbulkan kesulitan pada waktu koitus.
Bila kista bartholini berukuran besar dapat menyebabkan rasa kurang nyaman saat berjalan
atau duduk. Tanda kista bartholini yang tidak terinfeksi berupa penonjolan yang tidak nyeri
pada salah satu sisi vulva disertai kemerahan atau pambengkakan pada daerah vulva disertai
kemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva (Amiruddin, 2004).
Adapun jika kista terinfeksi maka dapat berkenbang menjadi abses bartholini dengan
gajala klinik berupa (Amiruddin, 2004) :
a. Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau berhubungan seksual.
b. Umunnya tidak disertai demam kecuali jika terifeksi dengan organisem yang ditularkan
melaui hubungan seksual.
c. Pembengkakan pada vulva selam 2-4 hari.
Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada penderita kista bartolini adalah:
1. Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri
tekan.
2. Pada Kelenjar bartolin: membengkak, terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau
duduk,juga dapat disertai demam.
Kebanyakkan wanita penderita kista bartolini, datang ke rumah sakit dengan keluhan
keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan pasangannya, rasa sakit saat buang
air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin dan yang terparah adalah terdapat abses
pada daerah kelamin. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah
H. Penatalaksanaan dan Pengobatan
Penatalaksanaan kista bartholini tergantung pada beberapa faktor seperti gejala
klinik nyeri atau tidak, ukuran kista, dan terinfeksi tidaknya kista. Jika kistanya tidak besar
dan tidak menimbulkan ganguan tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa. Pada kasus jika
kista kecil hanya perlu diamati beberapa waktu untuk melihat ada tidaknya pembesaran
(Wiknjosastro, 2007).
Kista bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan, akan tetapi kadang-kadang
dirasakan sebagai benda berat dan menimbulkan kesulitan pada saat coitus. Jika kistanya
tidak besar dan tidak menimbulkan gangguan, tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa.
Dalam hal ini perlu dilakukan tindakan pembedahan, tindakan itu terdiri atas ekstirpasi,
akan tetapi tindakan ini bisa menyebabkan perdarahan. Akhir-akhir ini dianjurkan
marsupisialisasi sebagai tindakan tanpa resiko dan dengan hasil yang memuaskan. Pada
tindakan ini setelah diadakan sayatan dan isi kista dikeluarkan, dinding kista yang terbuka
dijahit pada kulit yang terbuka pada sayatan Tapi kalau kistanya besar dan menyebabkan
keluhan atau terinfeksi menjadi bisul (abses) terapi definitifnya berupa operasi kecil
(marsupialisasi). (Wiknjosastro, 2007)
Marsupialisasi yaitu sayatan dan pengeluaran isi kista diikuti penjahitan dinding
kista yang terbuka pada kulit vulva yang terbuka. Tindakan ini terbukti tidak beresiko dan
hasilnya memuaskan. Insisi dilakukan vertical pada vestibulum sampai tengah kista dan
daerah luar cincin hymen. Lebar insisi sekitar 1,5 – 3 cm, tergantung besarnya kista
kemudian kavitas segera dikeringkan. Kemudian dilakukan penjahitan pada bekas irisan.
Bedrest total dimulai pada hari pertama post operatif (Salim, 2009).
a. Konservatif
b. Marsupialisasi
Kadang merupakan terapi terpilih untuk pasien dibawah umur 40 tahun jika tidak di
indikasi eksisi kista. Selain itu marsupialisasi ditujukan untuk mencegah kekambuhan
dimasa mendatang.7
Pada saat ini jarang ada keperluan mengeksisi kista Bartholini kecuali jika diduga
karsinoma kelenjar Bartholini, eksisi bisa menjelaskan diagnosis histologi.
d. Kateter Word
Kateter word biasanya digunakan untuk penanganan kista saluran bartolini dan abses.
Batang karet kateter ini memiliki panjang 1 inchi dan diameter no.10 french foley
catheter. Balon kecil yang ditiup di ujung kateter dapat menahan sekitar 3 ml larutan salin
atau garam. Setelah persiapan steril dan anestesi local, dinding kista atau abses dijepit
dengan forsep kecil, dan mata pisau no 11 digunakan untuk membuat sayatan 5 mm
(menusuk) kedalam kista atau abses. Sayatan harus berada dalam introitus hymenalis
eksternal terhadap daerah dilubang saluran. Jika sayatan terlalu besar, kateter word akan
jatuh keluar. Setelah dibuat sayatan, kateter word dimasukkan, dan ujung balon di
kembangkan dengan 2-3 ml larutan garam yang disuntikkan melalui pusat kateter yang
memungkinkan balon kateter untuk tetap berada di dalam rongga kista atau abses. Ujung
bebas kateter dapat di tempatkan dalam vagina. Untuk memungkinkan ephitelialisasi dari
pembedahan saluran di ciptakan, kateter word dibiarkan pada tempatnya selama empat
sampai enam minggu, meskipun epithelialisasi dapat terjadi segera setelah tiga sampai
empat minggu. Jika kista bartolini atau abses terlalu dalam, penempatan kateter tidak
praktis, dan pilihan laian harus di pertimbangkan (Mast, 2010).
I. Pengkajian Fokus
a. Wawancara
Identitas klien, keluhan utama (nyeri), riwayat obstetrik, riwayat ginekologi, riwayat
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, keluhan sejak kunjungan terakhir, pengeluaran
pervaginam, riwayat kehamilan, riwayat persalinan.
b. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Tanda-tanda vital: Tekanan darah normal, nadi meningkat (> 100 x/mnt), suhu
meningkat (> 370C), RR normal (16 – 20 x/mnt)
Genitalia: Nyeri pada area genitalia, adanya benjolan lunak dan supel berisi cairan
berwarna kuning dan berbau, adanya perubahan warna kulit, udem pada labia mayor
posterior, adannya pengeluaran cairan pada kelenjar bartolini
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan urin
d. Terapi
2) Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor pencetus, lamanya
keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang memperberat, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi, dan diagnosis medik.
3) Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah dialami, riwayat alergi,
imunisasi, kebiasaan merokok,minum kopi, obat-obatan dan alkohol
4) Riwayat kesehatan keluarga
5) Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan kanker servik,
pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke arah pengkajian obstretri dan
ginekologi, meliputi :
a) Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses persalinan, lama
persalinan, tempat persalinan, masalah persalinan, masalah nifas serta laktasi, masalah
bayi dan keadaan anak saat ini
b) Pemeriksaan genetalia
c) Pemeriksaan payudara
f) Usia menarche
g) Menopause
a) Kesehatan lingkungan/higiene
b. Diagnosa Keperawatan
3) Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan distress
emosional, ketetihan, control nyeri buruk
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan operasi.
c. Intervensi Keperawatan
NIC
1) Pembelajaran : proses
NOC
5) Kurang pengetahuan
penyakit
Pengetahuan: proses
berhubungan dengan
penyakit Kaji tingkat
kurangnya informasi Pengetahuan : prosedur pengetahuan klien tentang
tentang perawatan
penyakit
Setelah dilakukan asuhan
keperawatann kepada pasien Jelaskan nama
penyakit; keterbatasan selama 3x24 penyakit, proses
kognitif jam, diharapkan pasien dapat penyakit, faktor
menjelaskan kembali tentang
penyebab atau faktor
proses penyakit dan prosedur
perawatan dengan kriteria
hasil sebagai berikut: pencetus, tanda dan gejala, cara
Pasien mengenal nama
meminimalkan perkembangan
penyakit,
penyakit, komplikasi penyakit dan
proses
cara mencegah komplikas
penyakit,
Berikan informasi tentang
kondisi perkembangan klien
faktor penyebab atau
Anjurkan klien untuk melaporkan
faktor pencetus, tanda
tanda dan gejala kepada petugas
dan gejala,
kesehatan
cara
2) Pembelajaran :
meminimalkan
prosedur/perawatan
perkembangan
Informasikan klien waktu
penyakit, komplikasi pelaksanaan prosedur/perawatan
penyakit dan cara Informasikan klien lama
waktu
mencegah komplikasi pelaksanaan prosedur/perawatan
Pasien mengetahui Kaji pengalaman klien dan tingkat
prosedur perawatan, pengetahuan klien tentang prosedur
tujuan perawatan dan yang akan dilakukan
manfaat tindakan. Jelaskan tujuan
prosedur/perawatan
Instruksikan klien utnuk
berpartisipasi selama
28
K. Implementasi
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter &
Perry, 2010). Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).
L. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila,
2012). Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
29
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN P3 A0 DENGAN POST MARSUPIALISASI
ATAS INDIKASI KISTA BARTHOLINI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 40th 9bln
c. Tempat/Tanggal lahir : Gunungkidul/04-01-1981
d. Agama/kepercayaan : Islam
e. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
f. Pendidikan : SLTP/Sederajat
g. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
h. Alamat : Bansari 07/04 Kepek Wonosari
2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 47th
c. Tempat/Tanggal lahir : Gunungkidul/17-11-1974
d. Agama/kepercayaan : Islam
e. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
f. Pendidikan : SLTP/Sederajat
g. Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
h. Hubungan dengan klien : Suami
i. Alamat : Bansari 07/04 Kepek Womosari
30
3. Kesehatan Pasien
a) Keluhan Utama saat Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian tanggal 26 Oktober 2021, klien
merasakan nyeri dan tidak nyaman pada luka post op saat bergerak dan saat
mika miki. Pasien mengatakan nyeri pada vagina, nyeri hilang timbul, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, skala 6 (nyeri sedang). Klien mengatakan takut
bergerak terlalu banyak karena dapat meningkatkan rasa nyerinya.
Keadaan umum cukup baik, compos mentis, tampak gelisah,
meringis dan menahan nyeri, TD:127/74 mmHg, Nadi:83 x/m, Suhu:
36,4oC, RR:20 x/m. Terpasang infus Ringer Lactac. Tanpa oksigen.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
- Alasan masuk RS :
Klien datang melalui IGD atas rujukan dari Puskesmas dengan keluhan
merasakan ada benjolan di area vagina kurang lebih 1 minggu.
- Riwayat Kesehatan Pasien :
Klien mengalami benjolan dan klien didiagnosa Kista Bartholini
- Riwayat penyakit terdahulu
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
c) Genogram
Keterangan :
Laki-laki Tinggal serumah Pasien
Perempuan
Meninggal
Pisah
31
Keterangan :
0 = Mandiri/ tidak tergantung apapun
1 = dibantu dengan alat
2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain
4 = Tergantung total
d) Istirahat – tidur
Sebelum masuk rumah sakit klien tidur 6-7 jam satu hari, pada saat masuk
rumah sakit klien hanya tidur 5-6 jam satu hari.
e) Persepsi, pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
klien memilih mencari bantuan terhadap masalah kesehatanya kepada
tenaga medis dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Klien percaya
dengan pengobatan tenaga medis adalah yang terbaik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f) Pola Toleransi terhadap stress-koping
Klien menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga.
Serta beribadah untuk menenangkan pikiran dan hatinya.
g) Pola hubungan peran
Klien mengatakan hubungan peran dan komunikasi klien dengan keluarga,
teman, dan tetangga berjalan baik dan lancar.
h) Kognitif dan persepsi
Klien mengatakan memahami penyakit yang dialaminya sekarang. klien
mengatakan percaya bahwa penyakitnya adalah cobaan dari Tuhan untuk
membuat dirinya lebih kuat dan sabar. Klien juga percaya tenaga kesehatan
mampu menyembuhkan penyakit yang dialaminya sekarang.
i) Persepsi diri-Konsep diri
- Gambaran Diri
Klien mengatakan puas terhadap fisik yang dimilikinya sekarang.
- Harga Diri
Klien mengatakan ia sangat senang puas terhadap dirinya sendiri
- Peran Diri
Klien adalah ibu rumah tangga dikeluarganya, istri dari suaminya, ibu dari
anak-anaknya.
33
- Ideal Diri
Klien mengatakan ingin sembuh dan menjadi ibu sebagai ibu ruamh
tangga di keluarganya dan dapat menjalani aktivitas sehari-harinya dengan
normal.
- Identitas Diri
Klien ibu rumah tangga, mepuanyai 3 anak ( 3 putra )
j) Reproduksi dan kesehatan
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang berkaitan dengan
reproduksi, klien memiliki 3 orang anak.
k) Keyakinan dan Nilai
Klien taat beribadah dan memeluk keyakinan agama islam.
b. Discharge Planning/Perencanaan Pulang
1. Mengatur diet sehat dan pola makan yang bergizi
2. Menerapkan konsumsi buah dan sayur
3. Mengurangi konsumsi makanan yang berlemak
4. Rutin kontrol dan minum obat sesuai jadwal yang ditentukan
5. Terapkan gaya hidup sehat seperti rajin berolah raga
c. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :TB = 148cm
BB = 55Kg
IMT = 25,1
(Gizi baik)
d. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Tabel 3.4 Pemeriksaan laboratorium Tn. M di Ruang Kana di Rumah Sakit
Wonosari Yogyakarta Tanggal 25 Oktober 2021
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan
31 Agustus Lk. 14-18 gr%
2021 Hemoglobin
12,7 Pr. 12- 16 gr%
6600 Lk. 4700-10300/µL
A.Leukosit
Pr. 4300-11400/µL
Eos 0 2-4%
Bas 0 0-1%
Stab 3
Hemogram
Seg 54 50-57%
Limp 41 25-40%
Mon 2 3-7 %
4,5 Lk. 4-5 jt/µL
A.Eritrosit
Pr. 4,4-5,5 jt/µL
Trombosit 186.000 150.000-450.000/µL
HCT/HMT Lk. 44%
38 Pr. 37%
38
Golongan darah AB
Glukosa sesaat 113 80-140 mg/dL
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien )
e. Terapi
Tabel 3.6 Pemberian Terapi Pasien Ny.M di Ruang Kana Rumah Sakit Wonosari
Hari / Obat Dosis dan Rute Jam pemberian
Tanggal Satuan
Senin 25 Ceftriaxone 1gr /12jam IV 09.00 & 21.00WIB
Oktober
Ferrous sulfate 200 mg/12 jam PO 10.00 & 22.00 WIB
2021
Vitamin C 250mg/ 12jam PO 10.00 & 22.00 WIB
Ibufrofen 400 mg/8 jam PO 07.00, 15.00 & 23.00
WIB
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
A. ANALISA DATA
39
D0 :
- Wajah klien tampak
meringis menahan nyeri.
- Tanda-tanda vital
TD = 127/74 mmHg
Nadi = 83x/mnt
Suhu = 36,4 °C
RR = 20 x/mnt
40
DS : Nyeri Gangguan
- Klien mengatakan takut Mobilitas Fisik
bergerak terlalu banyak (D.0054)
karena dapat meningkatkan
rasa nyerinya.
DO :
- klien tampak hanya
berbaring ditempat tidur
dan tampak lemah.
- Terpasang kateter urine
- Terpasang infus dengan
cairan RL( Ringer Lacktat)
- Tanda-tanda vital
TD = 127/74 mmHg
Nadi = 83x/mnt
Suhu = 36,4 °C
RR = 20 x/mnt
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien / NO CM : Ny.M/0020xxxx Ruang: Kana
Hari Perencanaan
Diagnosa Nama Paraf
tgl/jam Tujuan Rencana Tindakan
selasa, Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
26/10/21 berhubungan keperawatan 3x24 jam, Observasi:
12.00 wib dengan agen diharapkan nyeri yang dirasakan 1. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
pencedera klien berkurang. kualitas, intensitas nyeri
fisiologis Kriteria Hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
(neoplasma) (L.08066) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
(D.0077) 1. Skala nyeri cukup menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat
dengan skala 3 dan memperingan nyeri
2. Keluhan nyeri cukup 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
menurun tentang nyeri
3. Keluhan tidak nyaman 6. Monitor keberhasilan terapi
menurun komplementer yang sudah diberikan
7. Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri Muhammad Sidik
42
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien/No. C.M : Ny.M/0020xxxx Ruang : Kana
Hr/
Jam
Tgl/ Jam/ Dx.Kep Pelaksanaan Evaluasi
(Wib) (S O A P)
Shif
P:
Lanjutkan intervensi :
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mengidentifikasi respon nyeri non
verbal
Perawat
Muhammad Sidik
Perawat
42
Muhammad Sidik
Perawat
Muhammad Sidik
43
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah melakukan pengkajian terhadap pasien dan keluarga Ny. M,
penulis memperoleh hasil atau data yang mengarah pada masalah Post
Marsupialisasi
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus postpartum ini yaitu:
Nyeri Akut (D.0077) b.d Agen Pencedera fisik prosedur
pembedahan
Mobilitas fisik b.d nyeri
3. Dalam menyusun rencana keperawatan Ny. M pada kasus Post
Marsupialisasi, penulis menggunakan format yaitu pengumpulan data,
masalah di mana intervensi yang di terapkan mencakup semua kriteria
dalam penerapan rencana keperawatan sesuai dengan teori.
4. Setelah menyelesaikan tahap evaluasi, maka penulis memilih bahwa
masalah yang dihadapi oleh Ny. M teratasi sebagian sampai pada hari
rawatan ke-3, skala nyeri mengalami penurunan dari skala 6 menjadi
skala 3.
5. Diagnosa Keperawatan yang teratasi selama dirumah sakit: gangguan
mobilitas Fisik dan Risiko Infeksi
6. Diagnosa Keperawatan yang teratasi sebagian selama dirumah sakit:
Nyeri Akut
7. Hasil konsultasi dokter, Keadaan umum baik, tanda-tanda vital
normal, pasien diperbolehkan pulang dengan catatan melakukan
pemeriksaan ke klinik kandungan pada tanggal 01/11/2021. Terapi
yang diberikan saat pulang yaitu:
a. Ibuprofen 400mg 3x1 tiap 8 jam setelah makan
b. Cetirizine 1x1 tiap 24 jam malam setelah makan
44
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2010). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans
InfoMedia.
Ari Sulistyawati, (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. ANDI.
Yogyakarta
SDKI, T. Po. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st Ed.; PPNI,
Ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
SLKI, T. Po. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (I). Jakarta: DPP
PPNI