Anda di halaman 1dari 3

IDENTITAS SEBAGAI DIMENSI MANAJEMEN KONFLIK

Oleh : Ila nur fadilah

MPI 6A

A. PENGANTAR
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia beinteraksi menggunakan identitas
personal or sosial. Identitas merupakan simbol atau atribut yang memainkan peran
penting dalam kehidupan manusia. Identitas membantu manusia untuk bersikap, berpikir
dan berperilaku.
Konsep diri: personal dan sosial Cara bagimana kita berpikit tentang diri kita
ditentukan oleh identitas kolektif. Identitas kolektif kelompok Konsep diri sosial: terdiri
dari 1) hubungan in terpersonal dan keanggotaan dari kelompok yg besar (ras, etnis,
budaya).
B. PENGERTIAN
Identitas adalah bagaimana kita mengonseptual dan mengevaluasi diri sendiri
(Deux, 1993)  Identitas: defenisi seseorang tentang siapa dirinya, termasuk di dalamnya
atribut pribadi dan atribut yang dibaginya dengan orang lain (Baron & Byrne, 2003).
Identitas mengacu pada tata cara di mana individu dan kolektif dibedakan di
(dalam) hubungan sosial mereka dengan individu lain atau kolektif  Hogg & Vaughan,
(2002) menyatakan bahwa identitas adalah konsep diri individu, yang diperoleh dari
persepsi keanggotanya pada kelompok sosial (Sehingga sering disebut sebagai Identitas
Sosial).
identitas social terdapat dua komponen, yaitu: - kepercayaan dalam memiliki
kelompok (saya adalah orang jawa) dan - pentingnya keanggotaan kelompok pada diri
sendiri (saya bangga menjadi orang jawa, karena jumlah nya mayoritas di Indonesia) 
Menurut Jacobson (2003) teori identitas sosial fokus terhadap individu dalam
mempersepsikan dan menggolongkan diri mereka berdasarkan identitas personal dan
sosial mereka
C. FUNGSI
Sebagai nilai dan menjaga kedekatan secara emosional pada setiap anggota
kelompok. Indentitas social positif sangat penting dalam performance dan produktivitas
kelompok . Ada persamaan dengan anggota lain Lebih mudah diajak kerjasama, Lebih
konformitas terhadap perilaku dan sikap kelompok Identitas Sosial Atribut pribadi
Gender.interper sonal Politik/ideologi Agama Identitas Sosial Konteks antar kelompok
depersonalisasi Daya tarik in-group Keyakinan yg saling terkaitTeori Identitas Sosial
Eksperimen Tajfel dkk. (1971) membuktikan “paradigma kelompok minimal”  hanya
dengan memberi label “X” dan “Y” otomatis terjadi identitas sosial. Melahirkan teori
“Identitas Sosial” (Tajfel & Turner, 1979; Abrams & Hogg, 1990) Asumsi dasarnya:
masyarakat terstruktur secara hirarkis dan terbagi-bagi dalam kategori-kategori sosial
yang saling terhubungkan berdasarkan satus dan power (AS: hitam-putih, Irlandia:
Katolik-Protesan, Malaysia dan Indonesia: Pribumi/Bumiputera non-pri dll) Premisnya:
kategori sosial menyebabkan idenitas sosial
Perbedaan antara identitas sosial dan identitas pribadi:
a. Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri yang ditarik dari
keanggotaan dalam suatu kelompok
b. Identitas pribadi dari sifat pribadi (personal traits) dan ciri khas
hubungan pribadi dengan orang-orang lain (Turner, 1982).
Teori Identitas Sosial diperlukan untuk menghindari penjelasan perilaku
kelompok atau antar kelompok dengan menggunakan teori identitas pribadi atau personal
traits (authoritarian personality, frustration- aggression dll). Dengan perkataan lain: untuk
hindari masalah “reduksionisme”
Identitas Sosial diasosiasikan dengan perilaku kelompok:  Ethnocentrism  Ingroup
favoritism  Intergroup differentiation  Stereotypes (Allpor, 1954; Erlich, 1973) 
potensial menimbulkan konflik antar kelompok (Doise, 1978), tetapi tidak selalu, karena
ada unsur satu lagi yaitu:  Positive self esteem: untuk itu kelompok membutuhkan
hubungan yang positif dengan kelompok lain (Festinger, 1954; Suls & Wheeler, 2000)
Meningkatkan hubungan antar kelompok (mengurangi prasangka/stereotip) menurut
berbagai teori:  Teori Personality (kepribadian otoriter): Ubah kepribadian melalui
pendidikan/ asuhan orangtua.  Teori FA (Frustrasi-Agresi) dan RD (Deprivasi Relatif):
kurangi frustrasi/ deprivasi, alihkan perhatian dari F dan D, kendalikan harapan yg terlalu
melambung.  Teori Aggressive Clue: cegah weapons effect, tingkatkan stimulus non-
kekerasan (gambar anak-anak, wajah tertawa dll)  Teori Realistic Conflict: ciptakan
superordinate goals yang harus dicapai bersama  Teori Identitas Sosial: kembangkan
bentuk kompetisi yang sah (legal) dan non-violent.1

1
https://www.slideshare.net/FransDione/identitas-sbg-dimensi-manajemen-konflik

Anda mungkin juga menyukai