Anda di halaman 1dari 19

Makalah Kewirausahaan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan

makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan

untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang

mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka

lapangan kerja untuk orang lain.

Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan

diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan.

Pengusaha perlu memperhatikan ,karakteristik, sikap dan mental kewirausahaan dengan

menigkatkan dan membina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam

rangka mengembangkan kewirausahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1)      Apa pengertian kewirausahaan?

2)      Bagaimana karakteristik kewirausahaan?

3)      Apa sajakah hambatan dan tantangan kewirausahaan?

4)      Bagaimana sikap mental kewirausahaan?


1.3 TUJUAN

1)      Agar dapat memahami pengertian kewirausahaan

2)      Agar dapat mengetahui karakteristik kewirausahaan

3)      Agar dapat mengetahui hambatan dan tantangan kewirausahaan

4)       Agar dapat mengetahui sikap mental kewirausahaan


BAB II

PEMBAHASAN.

2.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada

tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di

Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda

dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan

mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan

sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.

Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan

kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau

perguruan tinggi tertentu saja.  Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis

ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-

pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

2.2 PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN.

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses

mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa

berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari

proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau

ketidakpastian.
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan

ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan

wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial

atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang

untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.

Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan

oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who

buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak

terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon

dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang

dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, yang diambil dari berbagai sumber :

         Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-

kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat

semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi

produksinya belum diketahui sepenuhnya.

         Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam

sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas

kewirausahaan.

         Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi

perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi

ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk

melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.


         Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri

(self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan

menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih

menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.

         Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul

pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang

berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi

dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

3.3 KARAKTERISTIK WIRAUSAHA.

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang.

Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak

yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.

Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti

berikut :

No Ciri-Ciri Watak

1 Percaya diri Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.

2 Berorientasikan tugas Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki

dan hasil ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka

bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.

3 Pengambil resiko Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada

tantangan.

4 Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang


lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.

5 Keorisinilan Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa

dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

6 Berorientasi ke masa Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang

depan berorientasi pada masa depan.

7 Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 )

mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :

1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Lebih memilih risiko yang moderat.

3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera.

5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa

depan yang lebih baik.

7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai

tambah.

8. Selalu menilai prestasi dengan uang.

Martin Zwilling, founder dan chief executive officer (CEO) Startup Professionals,

menjelaskan, setiap wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap membantunya untuk sukses.

Setiap pengusaha harus mengoptimalkan DNA tersebut untuk mengatasi setiap tantangan.

Zwilling membagi karakteristik wirausaha menjadi empat tipe, seperti

dilansir YoungEntrepreneur:
1. Pembangun : Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam sebuah

permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha jenis ini selalu

melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para kompetitornya. Karakter wirausaha

pembangun selalu dikenal dengan orang yang fokus, dingin, kejam, perhitungan, dan

penentu arah.

2. Oportunis : Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri pengusaha.

Bagian dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada di tempat yang tepat

dengan waktu yang tepat, serta menggunakan waktu yang tepat untuk mencetak uang

sebanyak mungkin. Jika Anda merasa tertantang untuk membuat kesepakatan cepat

dalam mendapatkan uang, seperti bermain saham dengan memanfaatkan momentum atau

investasi dan jual kembali rumah memanfaatkan kenaikan harga, Anda mungkin

termasuk dalam karakteristik oportunis.

3. Spesialis : Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30 tahun,

membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter spesialis akan

menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan pesaing. Jenis-jenis pengusaha

tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan independen, dan desainer grafis.

4. Inovator : Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat

laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis, konsep, hingga

produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan. Tantangan terbesar karakteristik

inovator adalah selalu berjuang walaupun di tengah kesuksesan. Selalu memikirkan

produk terbaru di tengah peluncuran produk baru.


Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan. Menurut Zimmererr (1996) untuk

mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan

untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :

 Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?

 Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.

 Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.

 Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar.

 Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses.

 Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan

pemecahan inovasi.

 Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin

dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya

pada kebutuhan untuk berubah.

Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:

      Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

      Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan

ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.

      Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.

      Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran

dan kritik yang membangun.

      Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis

yang luas.
      Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.

      Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap

seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

a)      Disiplin. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki

kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen

wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat

menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.

Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda

pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang

wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan

dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus

taat azaz. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang

tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan

kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas

pekerjaan dan sistem kerja.

b)      Komitmen Tinggi. Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh

seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan

kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat

progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat

dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya

adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang

sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan

sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen,

akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan

mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat

sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

c)      Jujur. Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang

wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. ]Kejujuran mengenai

karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang

dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai

segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.

d)     Kreatif dan Inovatif. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus

memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara

berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-

produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak

dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius

yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh

gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

e)      Mandiri. Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan

dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau

bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan

pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam

memenuhi kegiatan usahanya.

f)       Realistis. Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan

fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan

maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi

tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut

tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu

dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran

yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

2.4 MENGIDENTIFIKASI TANTANGAN DAN HAMBATAN WIRAUSAHA.

1)      Ketidakmampuan Manajemen. Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman

manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama

dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan

yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.

2)      Kurang Pengalaman. Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis

yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan

konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan

mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.

3)       Lemahnya Kendali Keuangan. Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu

digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap

pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya

“modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis
dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai

akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya

permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka

memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan

terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat

peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara

menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan

penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan

kesehatan keuangan bisnis kecil.

4)       Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis. Terlalu banyak wirausahawan yang

mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya

bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya

mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar

maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah

bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara

keunggulan bersaing di pasar.

5)       Pertumbuhan Tak Terkendali.  Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan

didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali.

Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat

diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka

apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai

dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis

mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.


6)       Lokasi yang buruk. Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian

merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih

tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih

lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak

berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.

7)       Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik. Umumnya, investasi terbesar yang harus

dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan

adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat

persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang

akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.

8)       Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.  Berhasil melewati “tahap awal

kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya

memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda. Kemampuan-

kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil seringkali

mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan

untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari –

sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.

Adapun prosedur dalam pemecahan masalah, langkah-langkahnya dapat

menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:

  Kenalilah persoalannya secara umum.

  Identifikasikan problem-problem utama yang terkait.

  Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah


  Carilah sebab-sebab problem tersebut,

  Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan j alan keluar dari problem tersebut,

  Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik,

  Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.

Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah yang

sistematis, Berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk

memecahkan masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di

dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1)      Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang

lain.

2)      Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.

3)   Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.

4) Mengolah fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif maupun deduktif.

5) Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.

6)      Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.

7)      Menemukan dan meyakini gagasan.

8)      Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.

2.5 MENUNJUKAN SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA.

Modal utama bagi wirausahawan ada empat, yaitu pengetahuan, ketrampilan, bakat dan

kemauan. Namun banyak orang memiliki 4(empat) kriteria diatas namun gagal dalam
wirausahanya, mereka kalah bersaing dan akhirnya mundur secara teratur. Kunci sukses

memenangkan persaingan di era globalisasi ini, selain 4 hal diatas adalah MENTAL.

Menurut Bob Bob Reiss penulis Bootsrap 101 dan pembicara kewirausahaan di

universitas Harvard Amerika. Ada 12 sikap mental yang harus dimiliki para wirausahawan.

Dengan mempelajari 12 sikap mental ini, akan menempatkan diri dalam pola pikir yang benar

untuk mencapai keberhasilan kewirausahaan.

1. Memiliki gairah untuk bisnis Anda. Bekerja harus menyenangkan. Semangat Anda

akan membantu Anda mengatasi masalah pada masa-masa sulit. Selalu perbaruilah gairah Anda.

2. Menata diri menjadi orang yang dapat dipercaya. Orang memiliki keyakinan pada

orang yang dipercayainya dan ingin berbuat yang terbaik buat mereka. Hal yang sama juga

berlaku bagi pelanggan. Jika mereka percaya pada Anda, apapun Anda dapatkan

3. Jadilah fleksibel, kecuali pada nilai-nilai inti. Mengingat bahwa rencana dan strategi

Anda akan berubah seiring waktu. Maka fleksibilitas merupakan hal pokok yang harus dimiliki

para pengusaha. Namun, jangan kompromi jika melanggar nilai-nilai dasar. Meski tekanan

begitu besar atau iming-iming keuntungan yang besar.

4. Jangan biarkan rasa ‘takut gagal’ menghambat Anda. Kegagalan adalah

kesempatan untuk belajar dan peluang sukses. Perlu diketahui, pemodal lebih suka

menginvestasikan uangnya pada orang yang mau mencoba dan gagal. Dari pada berinvestasi

pada seseorang yang tidak pernah mencoba.

5. Membuat keputusan yang cepat dan tepat. Gunakan intuisi Anda dan buat

perencanaan serta berfikirlah dengan jernih. Segera ambil keputusan. Jangan terburu-buru namun

jangan ditunda karena peluang akan meninggalkan Anda.


6. Aset terbesar perusahaan adalah Anda. Jaga diri Anda baik-baik. Kesehatan Anda

lebih berharga daripada mesin paling mahal atau perangkat canggih komputer. Anda tidak harus

memilih antara kesehatan atau perusahaan Anda. Yang perlu Anda lakukan hanya

menyeimbangkan kegiatan Anda. Uang bukan segala-galanya, kesehatan dan keluarga juga

utama.

7. Kendalikan ego Anda. Jangan melakukan sesuatu dengan maksud membuat orang

lain terkesan pada diri Anda. Lakukan karena memang Anda harus melakukannya. Teguh

pendirian diperlukan tapi ‘maunya sendiri’ bukan pilihan bijak.

8. Percayalah. Anda harus percaya diri bahwa Anda akan berhasil. Keyakinan ini akan

menular pada karyawan, mitra kerja dan setiap orang yang Anda hadapi. Termasuk pelanggan.

9. Menerima kritik dan mengakui jika salah. Sampaikan pada karyawan, mitra kerja

dan pelanggan Anda, bahwa Anda dengan senang hati menerima kritik jujur mereka. Kritik

adalah pengamat paling teliti bagi usaha Anda dan gratis.

10. Pertahankan etos kerja yang kuat. Etos kerja yang kuat menjadikan suasana kerja

menjadi fokus dan nyaman. Ini juga akan membantu anda mengalahkan pesaing Anda terutama

jika produk atau layanan Anda sangat mirip.

11. Segera bangkit dari kemunduran. Pasti akan ada banyak pasang surut saat Anda

membangun bisnis. Belajar dari kemunduran dan terus maju. Anda tidak dapat mengubah masa

lalu. Namun Anda mampu membangun masa depan yang lebih baik.

12. Secara berkala keluar dari zona kenyamanan Anda untuk mengejar sesuatu

yang penting. Sering kali Anda merasa tidak nyaman jika menerapkan perubahan-perubahan

yang diperlukan dalam teknologi, menejemen, karyawan, rencana dll. Tetap terapkan dan
biasakan diri Anda dengan hal-hal baru (yg tidak nyaman) untuk mencapai tujuan utama

perusahaan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN.

I.              Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon

pada tahun 1755. Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses

mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut

bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil

akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko

atau ketidakpastian.

IV. Ada 12 sikap mental yang harus dimiliki para wirausahawan, yaitu :

1.Memiliki gairah untuk bisnis Anda.

2. Menata diri menjadi orang yang dapat dipercaya.

3. Jadilah fleksibel, kecuali pada nilai-nilai inti.

4. Jangan biarkan rasa ‘takut gagal’ menghambat Anda

5. Membuat keputusan yang cepat dan tepat.

6. Aset terbesar perusahaan adalah Anda.

7. Kendalikan ego Anda.

8. Percayalah.

9. Menerima kritik dan mengakui jika salah.

10. Pertahankan etos kerja yang kuat.


11. Segera bangkit dari kemunduran.

12. Secara berkala keluar dari zona kenyamanan Anda untuk mengejar sesuatu yang

penting.

B. SARAN.

Dengan membaca dan memahami karakteristik, tantangan dan sikap mental

kewirausahaan diatas hendaknya kita mampu mempraktekkannya dalam berwirausaha untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai