Anda di halaman 1dari 2

Penanaman Konsep Matematika yang Benar

Pada Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Matematika merupakan mata pelajaran yang ada sejak seorang siswa berada pada jenjang
sekolah dasar. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa matematika itu pelajaran yang paling sulit.
Terlebih lagi apabila gurunya tergolong “galak”. Sebetulnya matematika itu bisa menjadi mata
pelajaran yang paling menyenangkan dengan cara penyampaian yang benar sesuai konsep ilmunya.
Sebagian besar guru SD sudah mengajarkan matematika dengan konsep yang benar pada awal
pembelajaran setiap KD, akan tetapi terkadang guru mencari jalan pintas agar siswa mereka cepat
dalam menyelesaikan persoalan matematika.
Bidang ilmu matematika yang diberikan selama jenjang sekolah dasar dan menengah meliputi
aljabar, statistika, peluang, geometri, trigonometri dan kalkulus. Pada jenjang sekolah dasar materi
yang disampaikan berupa aljabar, geometri, dan statistika. Untuk jenjang SMP merupakan
pendalaman dari jenjang sekolah dasar dan ditambah materi peluang. Sedangkan bidang ilmu
matematika di jenjang SMA lebih mendalam lagi dan ditambah kalkulus dan trigonometri. Semakin
tinggi jenjang sekolah seseorang semakin dalam tingkatan keilmuannya terutama matematika,
semakin tinggi jenjang sekolah semakin abstrak ilmu yang dipelajari. Contohnya ketika jenjang SD
siswa dikenalkan dengan persamaan linier satu variabel, jenjang SMP siswa dikenalkan dengan
sistem persamaan linear 2 variabel, sedangkan SMA siswa dikenalkan dengan sistem persamaan
yang mengandung 3 variabel bahkan bisa lebih dari 3 variabel.
Aljabar merupakan bidang keilmuan matematika yang harus ada sejak sekolah dasar sampai
sekolah menengah atas. Akan tetapi sebagian besar siswa ketika masuk ke jenjang SMA mengalami
kesulitan dalam mengikuti pelajaran karena konsep aljabar sebelumnya yang kurang matang.
Sebagian besar sekolah menengah pertama pada saat siswa mereka berada di kelas 9 sering
mengandalkan drill soal untuk mencapai nilai ujian nasional matematika yang memuaskan. Di
dalam kegiatan drill soal tersebut, siswa dan guru lebih mementingkan bagaimana mendapatkan
jawaban yang benar daripada penanaman konsep yang benar. Ada beberapa kesalahan siswa dan
penyampaian guru dalam pembelajaran aljabar.
Pada saat siswa diminta guru untuk menerangkan bagaimana menyelesaikan persamaan linier
satu variabel di depan kelas, sering dijumpai siswa mengatakan “pindah ruas”. Ketika siswa ditanya
kenapa bisa “pindah ruas”?, mereka pun menjawab karena guru mereka sebelumnya mengajarkan
demikian. Kata “pindah ruas” itu sesungguhnya mematikan konsep matematika terutama bidang
aljabar. Padahal konsep yang benar yaitu ketika ruas kiri ditambah k maka ruas kanan juga
ditambah k, jika ruas kiri dikali k maka ruas kanan juga dikali k. Hal ini dilakukan agar tidak ada
perubahan nilai atau pun penyelesaian. Pada beberapa persoalan siswa akan mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan persoalan matematika jika konsep yang diberikan tidak benar.
Pertama, pada penyelesaian persamaan linier semisal x + 3 = 4, untuk mencari nilai x siswa
sering mengatakan 3 pindah ruas menjadi negatif sehingga x = 4 – 3. Walaupun nilai x yang
didapatkan benar akan tetapi cara tersebut mematikan konsep operasi aljabar. Salah satu kesalahan
yang sering dilakukan oleh siswa yaitu siswa menuliskan x = 4 + 3, karena yang ada di benak siswa
adalah kata “pindah ruas” sehingga nilai x yang didapatkan salah. Seharusnya guru menjelaskan
ruas kanan dan ruas kiri sama – sama dikurangi 3 karena konsep tanda “=” mengatakan bahwa
ketika ruas kiri dikurangi 3 maka ruas kanan juga harus dikurangi 3. Jika penambahan itu dilakukan
bersama – sama antara ruas kanan dan ruas kiri maka tidak akan merubah nilai ataupun
penyelesaian.
Kedua, ketika siswa menyelesaikan persoalan 2x = 6. Ada beberapa siswa yang cara
penyelesaiannya x = 6 – 2 karena menggunakan kata “pindah ruas”. Padahal ketika seorang guru
menanamkan konsep sejak kecil bahwa ruas kiri dan ruas kanan sama – sama dibagi 2 maka siswa
kemungkinan besar tidak akan mengalami kesalahan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Ketiga, kata “pindah ruas” juga membuat siswa kebingungan ketika bertemu dengan
pertidaksamaan linear semisal 2 < (x – 2) < 6, apabila (–2) pindah ruas maka akan pindah kemana?
Ruas kiri atau ruas kanan?. Akan tetapi ketika siswa diajarkan untuk menambah 2 semua ruas maka
siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Karena siswa akan
menuliskan (2 + 2) < (x – 2 + 2) < (6 + 2) dan diperoleh hasil akhir 4 < x < 8. Penanaman konsep
ini membuat siswa lebih cepat dalam mengerjakan operasi aljabar.
Penanaman konsep matematika sejak dini terutama dalam operasi aljabar sangatlah penting
bagi siswa. Apabila siswa memahami konsep dengan benar maka siswa tidak akan mengalami
kesulitan menyelesaikan persoalan ketika siswa dihadapkan dengan berbagai bentuk soal. Peran
guru sangatlah penting dalam penanaman konsep matematika terutama bidang aljabar karena
gurulah yang “ditiru lan digugu” oleh siswa. Sejak saat ini guru matematika diharapkan dapat
menanamkan konsep matematika yang benar agar anak dapat menyelesaikan persoalan dengan
mudah, benar, dan cepat.

Oleh:
Siti Nur Baiti, S.Pd
SMA Negeri 1 Karanganom Klaten
Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai