Oleh
Triyani
A1A318021
UNIVERSITAS JAMBI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Erdalena, M.Pd
NIP.19680212198812022002
i
Triyani, 2021. “Penggunaan Media visual (PPT dan bagan) pada Model
Pembelajaran Problem Based Learning dalam Pembelajaran PPKn secara
daring dan Luring Siswa Kelas IX A SMP N 22 Kota Jambi”Laporan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP), Jurusan PIPS, FKIP Universitas
Jambi Program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, , Dosen
Pembimbing Drs. Irwan ,M.Pd dan Guru Pamong Erma Taqwiati Hakimah,
S.Pd
Kata Kunci : Model Problem Basic Learning , Visual, Hasil Belajar
Pengalaman terbaik (Best Practice) PLP Program Studi pendidikan Pancasila
dan kewargenegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Drs. Irwan ,M.Pd dan Guru
Pamong Erma Taqwiati Hakimah, S.Pd. Penelitian ini dilakukan pada saatpandemi,
yaitu dengan kondisi sistem sekolah yang dilakukan degan tatap muka dan belajar
secara daring di rumah. Siswa di bagi menjadi dua sesi sesi pertama untuk kelas IX
dan sesi ke dua untuk siswa kelas VII dan VIII. Perubahan tersebut membuat siswa
sulit beradaptasi sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah terutama
pada pelajaran PPKN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menerapkan model pembelajaran PBL melalui media Visual ( PPT
dan Bagan). Pemilihan pengalaman terbaik ini dilatarbelakangi oleh penulis yang
berkeinginan untuk memberikan tindakan terhadap masalah yang ditemui selama
praktik mengajar dikelas IX A SMP N 22 Kota Jambi. Masalah yang ditemui adalah
rata-rata nilai PPKN hasil belajar siswa yang rendah karena kondisi pandemi yang
mengharuskan siswa melakukan kegiatan pembelajaran dalam jaringan. Untuk
memecahkan masalah tersebut peneliti menerapkan model Problem Basic Learning
media Visual ( PPT dan Bagan) pada siswa dalam pelajaran PPKN. Hasil
pembelajaran yang diharapkan dari penggunaan model dan media tersebut mampu
meningkatkan hasil belajar siswa walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.
ii
KATA PENGANTAR
TRIYANI
A1A318021
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................i
ABSTRAK .............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.
3.3.1 Observasi...........................................................................28
3.3.2 Dokumentasi .....................................................................29
3.4 Langkah-langkah Dalam Pemecahan Masalah..............................30
3.5 Hambatan yang Dihadapi dalam Pemecahan Masalah..................30
iv
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................36
5.2 Saran .............................................................................................37
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP........................................................................................................40
Lampiran 2. LKPD ....................................................................................................76
Lampiran 3. Absensi PLP ..........................................................................................82
Lampiran 4. Lembar Bimbingan PLP .......................................................................84
Lampiran 5. Daftar Piket PLP....................................................................................85
Lampiran 6. Dokumentasi selama PLP......................................................................86
Lampiran ...................................................................................................................8.
Daftar Piket............................................................................................85
Lampiran 9. Foto Kegiatan........................................................................................86
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengetahuan dan pengalaman siswa dalam memecahkan permasalahan di dalam
maupun di luar kelas. Oleh karena itu, menjadi tugas bagi guru untuk mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran yang
dipimpinnya. Untuk memberikan kemampuan berpikir kritis kepada siswa, tidak
diajarkan secara khusus sebagai suatu mata pelajaran. Akan tetapi, dalam setiap mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru, kemampuan berpikir kritis hendaknya
mendapatkan tempat yang utama. Karena dengan berpikir kritis, mampu
menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman. Sulistiani dan Masrukan (2016)
menyatakan bahwa pemahaman, pengertian dan keterampilan siswa dalam
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga, disini guru
perlu menggali terus kemampuan berpikir siswa, mengingat kemampuan berpikir
kritis sangat diperlukan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
belajar tidak cukup hanya dengan menghafalkan fakta dan konsep yang sudah jadi,
tetapi dituntut pula menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut melalui
pengembangan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Melalui
pembelajaran siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan eksplorasi alam.
Berkaitan dengan konsep pembelajaran, kurikulum 2013 menghendaki
dilakukakannya perubahan mendasar dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Kesalahan yang selama ini terjadi dalam penyelenggaraan pembelajaran biologi tidak
boleh terulang lagi. Tugas guru sekarang ini bukanlah ”mengajar PPKn”, tetapi
”membelajarkan siswa tentang PPKn ”. Itu berarti bahwa kegiatan pembelajaran
harus berpusat pada siswa, dan bukan pada guru. Guru tidak lagi harus mendominasi
kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah, sementara siswa hanya duduk manis
mendengarkan sambil bengong atau bahkan sampai terkantuk-kantuk. Selama ini,
pembelajaran PPKn di SMP N 22 KOTA JAMBI lebih sering menekankan pada
aspek kognitifnya saja dalam cakupan materinya. Hal ini menyebabkan pembelajaran
menjadi membosankan. Selain itu, permasalahan-permasalahan yang disampaikan
juga cenderung bersifat akademik (book oriented), kurang mengacu pada
permasalahan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Dari hasil pengamatan peneliti sebagai Mahasiswa PLP di SMP Negeri 22
Kota Jambi selama ini,menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IX pada mata
2
pelajaran masih didapatkan hampir 70% ada siswa yang belum mencapai hasil yang
maksimal (mencapai KKM). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu faktor dari dalam diri siswa seperti masih kurangnya keaktifan dan kemampuan
siswa dalam berpikir kritis. Indikator dari kurang aktif disini terlihat bahwa dalam
proses pembelajaran di kelas, masih banyak siswa yang malas bertanya, menjawab,
maupun menanggapi pertanyaan dari guru. Saat diberikan pertanyaan, hanya
beberapa siswa saja yang mau menjawab pertanyaan dari guru. Peran serta siswa
dalam proses pembelajaran masih kurang, yakni hanya sedikit siswa yang
menunjukkan keaktifan berpendapat dan bertanya. Pertanyaan yang diajukan siswa
juga belum menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kritis berkaitan dengan materi yang
dipelajari.jawaban dari pertanyaan masih sebatas ingatan dan pemahaman saja,
belum terdapat jawaban yang menunjukkan adanya analisis terhadap pertanyaan
guru. Siswa masih cenderung malas untuk menggali kemampuan berpikirnya dalam
proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi pasif dan berdampak pada hasil
belajar siswa yang rendah. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka
perlu adanya peningkatan kualitas pembelajaran dengan melakukan berbagai cara.
Salah satunya dengan mengembangkan model pembelajaran yang sudah ada.
Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan mampu mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang
telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri. Salah satu pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah atau Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran berbasis masalah atau
sering dikenal dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang dipusatkan pada siswa melalui pemberian masalah
dari dunia nyata di awal pembelajaran.
Menurut Duch dalam Suharia (2013) PBL adalah model pembelajaran yang
mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok
untuk mencari penyelesaian masalah dalam kehidupan. Penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini muncul dari konsep bahwa siswa
akan lebih mampu menggali kemampuan berpikir kritisnya apabila dilibatkan secara
3
aktif untuk memecahkan suatu permasalahan kaitannya dengan mata pelajaran PPKn.
Guru dapat membantu proses ini, dengan memberikan umpan balik kepada siswa
untuk bekerjasama menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya dalam
menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan.
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan atau PLP merupakan salah satu
kegiatan akademik intrakurikuler yang cakupannya terdiri atas pengenalan lapangan,
latihan mengajar, dan tugas-tugas kependidikan lainnya secara terbimbing, terarah,
dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan tenaga profesional dalam
bidang pendidikan. Adapun tujuan dari PLP adalah agar para mahasiswa (praktikan)
mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan, sebagai wahana
terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional. PLP juga digunakan mahasiswa
agar mampu memeragakan sikap, pengetahuan dan keterampilan keguruan di sekolah
sehingga pelaksanaan PLP dapat melatih mahasiswa menjadi guru profesional.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan yang telah diuraikan sebelumnya
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan
Media visual (PPT dan bagan) pada Model Pembelajaran Problem Based
Learning dalam Pembelajaran PPKn secara daring dan Luring Siswa Kelas IX A
SMP N 22 Kota Jambi”
1.2 Pendekatan Penyelesaian
Dalam latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas diketahui bahwa
terdapat masalah yang ditemukan di SMP N 22 Kota Jambi, khususnya dalam mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di kelas IX A. Berkaitan
dengan hal tersebut peneliti menemukan metode penyelesaian yang kemungkinan
besar mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran dan media ajar yang tepat sangat diperlukan
dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di masa pandemi
ini. Kondisi sistem pembelajaran yang sering berubah-ubah dari sekolah tatap muka
hingga sekolah daring membuat siswa akan kesulitan dalam beradaptasi dalam
memahami pembelajaran. Pada umumnya media digunakan sebagai salah satu alat
penunjang dalam proses belajar mengajar. Melalui model pembelajaran dan media
yang tepat maka semua materi maupun pesan dapat tersampaikan kepada peserta
4
didik atau siswa sehingga mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Selain itu, adanya media dalam proses mengajar juga akan menarik perhatian dan
merangsang peserta didik untuk berpikir kritis, seperti diterapkannya penggunaan
model Problem Basic Learning siswa akan lebih tertarik dalam belajar ketika
pembelajaran tersebut di tampilkan dalam bentuk gambar, bagan dan PPT yang
Menarik . Semakin tinggi tingkat ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran,
maka akan semakin mudah mereka memahami materi pembelajaran sehingga akan
meningkatkan hasil belajar mereka.
5
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah mengenai model yang tepat
untuk digunakan dalam proses pembelajaran terutama di masa pandemi
Covid-19.
4. Sebagai evaluasi bagi pihak sekolah dalam penyusunan program
pembelajaran sekolah nya..
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
tachitoscopes. Serta grafis, bagan, diagram, poster, gambar kartun, peta dan
globe.Sedangkan media visual gerak meliputigambar-gambar proyeksi bergerak
seperti film bisu, film kartun dan sebagainya”.
Media visual (Daryanto, 1993:27) artinya semua alat peraga yang digunakan dalam
proses belajar yang bias dinikmati lewat panca indera mata.
2.1.2 Fungsi Media Visual
Wibawa dan Mukti (19992 : 28) menjelaskan funsi media visual dalam proses belajar
mengajar, yaituMengembangkan kemampuan visual
8
a. Fase diffrensiasi yaitu dimana pembelajar mula-mula mengamati,
mengidentifikasi danmenganalisis.
b. Fase integrasi yaitu di mana mempelajar menempatkan unsur-unsur visual
secara serempak, menghubungkan pesan-pesan visual kepada pengalaman
pengalamannya.
c. Kesimpulan, yaitu dari pengalaman visualisasi untuk kemudian
menciptakan konseptualisasi baru dari apa yang mereka pelajari
sebelumnya.
9
Kelemahan media ini :
10
c) Bagan
Merupakan media yang berisi tentang gambar, keterangan, daftar, dsb.
Bagan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagan secara jelas
dan sedehana antara lain : perkembangan, perbandingan, struktur, organisasi.
Fungsi bagan yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep
yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan
ringkasan butir-butir penting dari suatu penyajian. Dalam bagan sering
dijumpai bentuk grafis yang lain seperti gambar, diagram, kartun atau
lambang verbal. Agar menjadi yang baik, bagan hendaknya dibuat secara
sederhana, lugas, tidak berbelit-belit dan up to date.
d) Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan grafis, titik,
simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif.
Grafik sebagai penyajian kembali data yang berupa angka-angka dalam
bentuk visual simbolis.Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan
atau perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan. Grafik biasanya
disusun berdasarkan prinsip matematika dan menggunakan data komparatif.
Ada beberapa bentuk grafik, antara lain; grafik garis, grafik batang, grafik
lingkaran dan grafik gambar.
Macam-macam grafik :
a. Grafik garis
Grafik garis yaitu grafik yang paling dapat menggambarkan hubungan
antara dua kelompok data dan dapat digunakan untuk data-data yang
kontinu
b. Grafik batang
Dalam grafik ini jumlah data dipertunjukkan dalam bentuk gambar.
Yang perlu diperhatiakan grafik gambar ini adalah symbol gambar
yang dipakai sendiri, jumlah data yang diperlihatkan melalui jumlah
gambar, jumlah besar kecilnya gambar akan dapat dibaca apabila
dibawah gambar tersebut diberikan angka yang sebenarnya
11
2.1.5 Jenis-jenis Media Visual
Jenis-jenis media visual dapat dibagi menjadi dua, yaitu media visual non-
proyeksi dan media visual proyeksi.
12
praktis, maka jenis media yang akan dibahas di sini hanya dipilih beberapa media
yang biasa digunakan dalam pembelajaran
Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat dalam media visual terdiri
dari garis, bentuk, warna dan tekstur ( Arsyad, 1997). Untuk memberikan kesan
penekanan, juga untuk membangun kemenarikan dan keterpaduan, bahkan dapat
mempertinggi realism dan menciptakan rrespon emosional diperlukan
warna.Sementara, tekstur digunakan untuk menambah penekanan sebagaimana
halnya warna.
13
9. Proses pembelajarannya akan lebih menyenangkan dan tidak
menjenuhkan, karena disertai dengan kombinasi gambar yang
menarik.
10. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan
11. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
B. Kekurangan media visual antara lain :
1. Ukuran gambar sering kali kurang tepat dalam pengajaran kelompok
besar
2. Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan, dan kejelian
guru dapat memanfaatkannya
3. Lambat dan kurang praktis
4. Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak
dapat didengar, sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.
5. Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual
berupa gambar yang mewakili isi berita.
6. Bahan visual dipandang sebagai “alat bantu” semata bagi guru dalam
melakukan kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara bahan
pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
2.2 Model Pembelajaran Problem Basic Learning
Problem Based Learning atau PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah
metode pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru untuk memecahkan masalah
secara bersama-sama.Siswa mempelajari materi tersebut dan harus terampil
mengatasi masalah yang terlibat di berbagai situasi seperti di kehidupan nyata,
sedangkan guru perannya adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan
pertanyaan, dan mendukung pembelajaran siswa. Dalam pemilihan model
pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu tujuan pembelajaran,
karakteristik materi, dan karakteristik siswa. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatka kemampuan pemecahan masalah dan
kemandirian belajar adalah model PBL.
14
PBL merupakan suatu model pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan
permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka
sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Suprihatiningrum, 2016) Hal ini juga
diucapkan oleh Ibrahim dan Nur (Trianto, 2011: 96) bahwa pembelajaran berbasis
masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan banyak informasi
kepada siswa, tetapi untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, keterampilan intelektual, mempelajari peran orang dewasa juga
belajar mandiri dan mandiri. Melalui PBL yang diterapkan diharapkan siswa dalam
proses pembelajaran di kelas, dapat menumbuhkan keterampilan komunikasi
matematis dan mampu membentuk kepribadian siswa menjadi belajar mandiri dalam
berbagai masalah yang dihadapi siswa. PBL juga mencoba membantu siswa untuk
menjadi pembelajar mandiri dan diatur sendiri, dibimbing oleh guru yang selalu
memberikan semangat dan penghargaan ketika mereka mengajukan pertanyaan dan
menemukan solusi mereka sendiri untuk masalah nyata, akankah siswa belajar untuk
melakukan pekerjaannya secara mandiri
15
2.2.2 Karakteristik Problem Basic Learning
1. Memutuskan sasaran dan tujuan Salah satu cara untuk membantu mencapai
tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan, intelektual, dan
investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk
menjadi pelajar yang mandiri. Akan tetapi, kemungkinan yang lebih besar
adalah guru hanya akan menekankan pada satu atau dua tujuan dalam
pembelajaran tertentu.
2. Merancang Situasi bermasalah yang tepat Kenyataannya bahwa situasi
bermasalah yang membingungkan atau tidak jelas akan membangkitkan rasa
ingin tahu siswa, sehingga membuat mereka tertarik untuk menyelidiki.
16
Sebuah situasi bermasalah yang baik harus memenuhi 5 kriteria penting,
yaitu:
17
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendefinisikan tugas
belajar yang terkait dengan masalah tersebut
3. Membimbing pengalaman individu/kelompok Mendodrong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan
mencari penjelasan dan solusi
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan bahan-bahan untuk dipersentasikan dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membantu siswa
merefleksikan atau mengevaluasi proses penyelididikan yang mereka
gunakan dalam menyelesaikan masalah.
Polya (dalam Edy, 2014) Proses pembelajaran matematika di kelas telah
mengikuti pembelajaran berbasis masalah. Langkah-langkah pembelajaran berbasis
masalah didasarkan pada empat langkah pemecahan masalah oleh Polya (1971),
yaitu:
1. memahami masalah,
2. merencanakan solusi,
3. memecahkan masalah berdasarkan perencanaan pada langkah kedua ,
4. melihat kembali hasilnya. Untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam
pemecahan masalah ini, guru harus merancang proses pembelajaran dengan
memberikan pengalaman pemecahan masalah yang membutuhkan strategi yang
berbeda untuk masalah yang diberikan.
1. \menulis aspek apa yang diketahui dalam masalah, aspek ini sebagai modal
awal untuk menyelesaikan masalah,
2. menulis apa yang ditanyakan dalam masalah, aspek ini adalah tujuan,
3. menulis model matematika dari masalah denganmenggunakan aspek apa
yang diketahui dari masalah,
18
4. menyelesaikan model pada langkah ketiga,
5. melihat kembali hasilnya.
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan PBL
1. Kelebihan
a. Membuat siswa lebih aktif
b. Potensi siswa lebih berkembangan.
c. Siswa dapat mengaplikasikan materi yang dia dapat dengan permasalahan
dikehidupan nyata
d. Siswa memahami dan mendapat manfaat dari apa yang dipelajari
2. Kekurangan
a. Tidak semua sekolah dapat melaksanakan sistem pembelajaran berbasis
masalah karena menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif.
b. Pelaksanaan PBL butuh waktu yang lama sehingga dianggap kurang
efisien
c. Siswa tidak mendapat pengetahuan dasar secara utuh.
19
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
20
15 Kaludius Jaswin Malau Laki-laki
16 Marcelino Silalahi Laki-laki
17 M. Danu Laki-laki
18 Michael Hasudungan Laki-laki
19 Muhammad Azzukhruf Laki-laki
20 Nella Anastasya Sirait Perempuan
21 Novia Karmenita L. Gaol Perempuan
22 Owen Alenta Laki-laki
23 Raflinda Ayu Larasati S. Perempuan
24 Rakha Dewana Laki-laki
25 Reyhan Aditiya Pratama Laki-laki
26 Rifki Zain Laki-laki
27 Roney Samosir Laki-laki
28 Shintya Laura Nainggolan Perempuan
29 Shilviana Nabila Perempuan
30 Siti Nur Sabrina Perempuan
31 Soviani Syahputri Perempuan
32 Syafiqa Putri Perempuan
33 Zaki Akbar Khairi Laki-laki
1 Nomor :201100407022
2 NPSN :10504672
21
5 Desa/kelurahan :Kenali Besar
9 Fax :-
10 Daerah :Perkotaan
12 Kelompok Sekolah :B
13 Akreditas Sekolah :B
22
26 Organisasi Penyelenggaraan :Pemerintah
27 Provinsi :Jambi
2) MISI
Misi SMP Negeri 22 Kota Jambi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan terhadap Allah SWT /
Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik tunggal ilmu pengetahuan.
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara optimal
berdasarkan potensi yang handal dan terpuji.
3. Mengembangkan kemampuan peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan, menjadi lebih trampil, kreatif, dinamis dan inovatif,
melalui pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Mewujudkan lingkungan sekolah yang rapi, bersih, dan kondusif dan
menyenangkan sebagai wujud wawasan “ ADIWIYATA SEKOLAH”
yang indah, damai sejahtera lahir dan batin.
5. Menggerahkan semua kemampuan dalam upaya meraih tujuan
sekolah hingga menjadi yang terdepan dalam menghadapi setiap
tantangan
3.2.3 Struktur Organisasi SMP Negeri 22 Kota Jambi
No Nama guru Jabatan Mata Pelajaran
1 Erdalena M.Pd Kepala sekolah Bahasa Inggris
2. Rafiah, S.Pd Waka kesiswaan IPA terpadu
3 Lili Dewit, M. Pd Waka. Bid kirkulum Bahasa
Bahasa Indonesia Indonesia
4 Linda Aprodita, S. Pd Kepala Bahasa
23
Perpustakaan Indonesia
5 Siti Atika, S. Pd Waka sarparas Matematika
6 Drs. Syahril , M. Si Kepala Labor IPA IPA Terpadu
7 Ade Susilowati S. Pd Pengelolah labor Guru
IPA Terpaduu
8 Hasnawati, S. Pd PAI Guru
9 Erma Taqwiyati. H, S.Pd PPKN Guru
10 Asmanelly, S. Pd Matematika Guru
11 Liston L. Tobing, S. Pd Bahasa Indonesia Guru
12 Dra. Zahara, M. Pd IPA Terpadu Guru
13 Desrina, S. Pd PPKn Guru
14 Yulia M. Pd Bahasa Inggris Guru
15 Nia Aryastuti S. Pd Bahasa Inggris Guru
16 Detrina, S.Pd IPA Terpadu Guru
17 Sofianis, S.Pd IPS Terpadu Guru
18 Dra. Ernawati IPS Terpadu Guru
19 Dra. Rosita IPS Terpadu Guru
20 Iskandar, S. Pd PENJASKES Guru
21 Tiarna Nababan Pendidikan Agama Guru
Kristen
22 Yarti Seni Budaya Guru
23 Darwis S. Pd Seni Budaya Guru
24 Suharni, S. Kom Bimbingan TIK Guru
25 Dra. Martha Br. Tarigan Bimbingan Guru
Konseling
26 Kholilah, M. Pd.I BK Guru
PPKn
27 Hayati S. Pd Bimbingan Guru
Konseling
28 Bimbi Muhktar M. Pd Bahasa Inggris Guru
24
29 Kurniati Rachman, S. Bimbingan TIK Guru
Kom Prakarya
30 Sri Yuliya, M. Pd MTK Guru
Prakarya
31 Penti Wahyuni Anggelina, MTK Guru
S. Pd Prakarya
32 Mardiana, S.Pd BK Guru
PPKn
33 Mesy Juliza, S. Pd, S. BK Guru
Kons Prakarya
34 Rini Nurmala, S. Pd Bahasa Indonesia Guru
35 Nadila Anisa Putri, S. Pd MTK Guru
Prakarya
36 Rian Bromanggara, M. Pd Bahasa Indonesia Guru
37 Alhit Tamaranti, S. Pd Seni Budaya Guru
PPKn
38 Uki Putra Harja, S. Pd PENJASKES Guru
39 Sriyati, S. Ag PAI Guru
40 Umniyati, S. Ag PAI Guru
41 Anggie Novebriayu Sukma Bahasa Indonesia Guru
Aflianty, S.Pd
42 Meisy Bilgia Irawan PENJASKES Guru
Peralatan
No Nama Ruang Jumlah
Lengkap Tidak lengkap Tidak ada
1 Ruang Teori/Kelas 21
2 Ruang guru 1
3 Ruang TU 1
4 Ruang Kepsek 1
25
Peralatan
No Nama Ruang Jumlah
Lengkap Tidak lengkap Tidak ada
5 Ruang BK/BP 1
6 Lab IPA 1
7 Lab IPS -
8 Lab Komputer 2
9 Lab Bahasa -
10 Ruang UKS 1
11 Ruang osis 1
12 Sarana Olahraga 1
13 Tempat Ibadah 1
14 Pusat sumber -
belajar
15 Wc GURU 2
16 Wc siswa 2
17 Kantin Sekolah 7
18 Kantin kejujuran 1
19 Media 1
pembelajaran LCD
20 Ruang kesenian 1
21 Lapangan upacara 1
22 Ruang 1
perpustakaan
1. Ruang Perkantoran
26
Ruang perkantoran baik untuk kepala sekolah, TU maupun majelis Guru
di SMP Negeri 22 Kota Jambi tergolong dalam keadaan baik. Semua guru
mempunyai meje kerja masing-masing dan satu ruangan guru lainnya, sehingga
satu guru dengan guru yang lainnya bisa saling membaur dan berinteraksi
dengan baik.
2. Ruang kelas
Ruang kelas di SMPN 22 Kota Jambi ada 21 lokal, dalam kondisi baik
meskipun ada beberapa ruang kelas yang tergolong kurang kondusif untuk
jumlah siswa yang mencapai 40 siswa. Letak ruang kelas satu sama lain saling
berdekatan sehingga siswa kelas satu dengan yang lainnya dapat saling
berinteraksi dengan baik.
3. Perpustakaan
Perpustakaan mempunyai peranan yang besar dalam menciptakan peserta
didik yang cerdas dan mampu berpikir maju. Perpustakaan mempunyai peranan
vital dalam menciptakan semangat membaca dalam diri seorang anak didik.
Kelengkapan buku-buku dan bahan yang ada dalam perpustakaan menjadi
penting untuk memberikan informasi terbaru juga penting untuk dihadirkan di
perpustakaan untuk memberikan informasi-informasi actual pada peserta didik
sehingga peserta didik menjadi orang yang cepat tanggap dan memahami
kondisi sosialnnya. Sarana dan prasarana perpustakaan dapat dirangkum seba
Inventaris yang ada diruangan perpistakaan dapat dilihat pada Tabel 2.3
27
5 Meja sirkulasi Baik
6 Kursi Baik
7 AC Baik
8 TV Baik
9 Wireless -
10 Globe Baik
11 Computer Baik
12 Rak catalog Baik
13 Data statistic Baik
14 Display board -
15 Papan struktur -
16 Foto presiden dan Baik
wakil
17 Pancasila Baik
18 Jam -
19 Rak sepatu -
20 Standar Koran -
4. Sarana Olahraga
Sarana Olahragu terutama lapangan olahraga di SMP Negeri 22 Kota
Jambi bisa dikatakan cukup baik. Namun dikarenakan hanya ada 2 lapangan
maka setiap aktivitas olahraga baik itu bola kaki, badminton, senam, dan basket
dilakukan dilapangan yang sama dipakai secara bergantian, sedangkan voly
memiliki lapangan sendiri. Hal ini dikarenakan luas sekolah yang tidak
memungkinkan untuk menambah lapangan olahraga lagi.
28
5. Ruang Kegiatan Kesiswaan
Ruang kegiatan kesiswaan seperti ruang osis, ruang UKS dan ruang
olahraga yang ada di SMP Negeri 22 Kota Jambi bisa dikategorikan dalam
keadaan baik.
6. Kantin
Kantin di SMP 22 Kota jambi bisa dikatakan lengkap. Bangunan untuk
kantin pun tertata rapi dan berada dalam satu tempat, sehingga tak mengganggu
proses belajar mengajar. Dikantin siswa dapat menikmati berbagai jenis
makanan dengan harga yang cukup standar.
7. WC
29
Di SMP Negeri 22 kota jambi terdapat 2 wc guru, 1 wc TU, 4 wc untuk
siswa dan dalam kondisi yang baik sehingga siswa dapat menggunakannya
setiap waktu.
8. Tempat Parkir
Mayoritas pegawai dan siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi menggunakan
transportasi pribadi untuk dapat sampai kesekolah tepat waktu. Hal ini tentunya
menurut kepala sekolah untuk dapat mampu menyediakan tempai parkir yang
memadai dan aman untuk menampung kendaraan para siswa dan pegawai. Di
SMP Negeri 22 Kota Jambi terdapat lahan yang lumayan luas, yang berada
dihalaman sekolah. Dengan kondisi bangunan yang berpagar dan pengawasan
satu orang yang selalu intensif menjadikan sekolah tersebut aman dari tindakan
kriminal seperti pencurian helm, sepeda motor dan lain sebagainya.
30
d. Mengamati model, metode, dan media pembelajaran yang digunakan di kelas
ketika diterapkan sistem sekolah tatap muka.
3.3.2 Dokumentasi
Setelah melakukan observasi, maka langkah selanjutnya dalam
pengumpulan data adalah dokumentasi. Menurut (Sugiyono, 2015),
dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data, dan
informasi dalam bentuk buku, arsip dokumen, tulisan angka dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Salah
satu dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi seluruh kegiatan, buku-buku yang relevan data
yang relevan mendapatkan data nama siswa kelas IX A SMPN 22 Kota Jambi
yang ada dalam populasi.
Selain data siswa, juga dilakukan rekapitulasi hasil belajar siswa
berupa nilai ulangan dan ujian berkala siswa dalam mata pelajaran PPKN
selama masa pandemi terutama ketika sistem daring diterapkan.
31
kesulitan dalam beradaptasi terhadap kondisi yang terjadi. Maka dari itu,
pembelajaran agak terhambat dengan hambatan-hambatan sebagai berikut:
1. Tidak semua siswa memiliki smartphone. Terdapat beberapa siswa yang
tidak memiliki Smartphone dan ada yang meminjam Smartphone untuk
mengikuti pembelajaran online. Kondisi tersebut membuat beberapa siswa
ketinggalan informasi mengenai materi pembelajaran.
2. Kondisi lingkungan di luar yang sensitif akibat pandemi membuat
timbulnya keterbatasan materi karena model Problem Basic Learning
( PBL) berhubungan erat dengan Diskusi kelompok siswa namun terbatas
karena Covid-19.
3. Minimnya kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran PBL
tersebut.
32
BAB IV
Selama pelaksanaan PLP tersebut, kegiatan yang peneliti lakukan tidak hanya
sebatas menjadi guru di kelas atau pendidik siswa saja, akan tetapi peneliti juga ikut
serta dalam penyusunan RPP, program harian, Distribusi Alokasi Waktu, pembuatan
soal-soal ulangan dan Ujian Tengah Semester.
33
yang tersedia, alat-alat penunjang lainnya, serta kurangnya koordinasi antara sesama
guru dan orang tua siswa. Namun, peneliti selaku pendidik dituntut untuk dapat
menyiasati dan mengatasi kendala-kendala tersebut. Upaya yang telah peneliti
lakukan dalam menyiasati kendala-kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran
adalah dengan mencoba menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual. Selain itu, peneliti juga memilih media Visual ( PPT) sebagai media ajar
siswa selama dilakukan sistem sekolah daring.
Berikut merupakan rekap hasil belajar siswa kelas IX A SMP N 22 Jambi pada
mata pelajaran PPKN sebelum diterapkan model pembelajaran Problem Basic
Learning dan media ajar Visual ( PPT dan Bagan)
Tabel 4.1 Daftar Nilai PPKN Siswa Sebelum Menggunakan ModelPBL dan
Media Visual ( PPT dan Bagan)
34
9 Dewi Sartika 80
10 Dimas Mannulang 80
11 Elita Ramadhani 80
12 Fatma Nur Ayu Ningsi 80
13 Ginna Marselin 80
14 Glady Nayla Sihombing 80
15 Kaludius Jaswin Malau 80
16 Marcelino Silalahi 80
17 M. Danu 80
18 Michael Hasudungan 80
19 Muhammad Azzukhruf 98
20 Nella Anastasya Sirait 80
21 Novia Karmenita L. Gaol 80
22 Owen Alenta 83
23 Raflinda Ayu Larasati S. 80
24 Rakha Dewana 80
25 Reyhan Aditiya Pratama 80
26 Rifki Zain 80
27 Roney Samosir 80
28 Shintya Laura Nainggolan 80
29 Shilviana Nabila 80
30 Siti Nur Sabrina 80
31 Soviani Syahputri 80
32 Syafiqa Putri 80
33 Zaki Akbar Khairi 80
Jumlah Nilai Keseluruhan 80,93
Nilai Rata−rata Siswa=
Jumlah Siswa
35
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 3 siswa yang
mendapatkan nilai PPKN yang berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 80 dengan nilai rata-rata seluruh siswa yang masih rendah yaitu sebesar 80,93.
Setelah melakukan uji kompetensi pertama, kemudian peneliti selaku pendidik
melakukan proses pembelajaran bersama siswa dengan menerapkan model Problem
Basic Leraning melalui media Visual ( PPT dan Bagan). Adapun hasil
pembelajaran siswa setelah diterapkan model dan media tersebut dapat dilihat pada
hasil uji kompetensi kedua yang telah dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 4.2 Daftar Nilai PPKN Siswa Setelah Menggunakan Model PBL dan
Media Visual ( PPT dan Bagan)
36
14 Glady Nayla Sihombing 90
15 Kaludius Jaswin Malau 80
16 Marcelino Silalahi 80
17 M. Danu 85
18 Michael Hasudungan 100
19 Muhammad Azzukhruf 80
20 Nella Anastasya Sirait 95
21 Novia Karmenita L. Gaol 95
22 Owen Alenta 97
23 Raflinda Ayu Larasati S. 100
24 Rakha Dewana 98
25 Reyhan Aditiya Pratama 80
26 Rifki Zain 80
27 Roney Samosir 80
28 Shintya Laura Nainggolan 93
29 Shilviana Nabila 100
30 Siti Nur Sabrina 80
31 Soviani Syahputri 100
32 Syafiqa Putri 80
33 Zaki Akbar Khairi 80
Jumlah Nilai Keseluruhan 87,36
Nilai Rata−rata Siswa=
Jumlah Siswa
37
juga merata terlihat dari nilai masing-masing siswa yang tidak jauh berbeda dan
semua siswa juga memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dan pembahasan mengenai hasil
yang dicapai selama pelaksanaan program PLP sebagai guru pada mata pelajaran
PPKN di SMP N 22 Jambi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dari penerapan model PBL dalam pembelajaran serta penggunaan media
Visual ( PPT dan Bagan) terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Pada
pengimplementasiannya siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran karena
materi yang disampaikan oleh guru dikaitkan dengan kehidupan siswa sehingga
mereka lebih tertarik dan mudah dalam memahami. Ditambah dengan penggunaan
media Visual yang menarik sebagai media ajar yang berbasis gambar-gambar yang
menarik membuat tingkat partisipasi mereka dalam belajar lebih aktif. Setelah
diterapkan model PBL dengan media Visual PPT yasng menarik hasil belajar siswa
juga meningkat dibuktikan dengan uji kompetensi pertama siswa yang nilai rata-
38
ratanya hanya 76,7 meningkat menjadi 85,3 pada kompetensi kedua setelah
diterapkan model dan media ajar tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari pengalaman selama melaksanakan program Pengenalan
Lapangan Persekolahan (PLP) yang peneliti lakukan di SMP Negeri 5 Jambi, maka
peneliti membuat beberapa saran untuk beberapa pihak, yaitu sebagai berikut:
39
4. Untuk siswa kelas IX A SMP Negeri 22 Jambi, untuk lebih meningkatkan
lagi cara belajarnya, memperhatikan guru dalam mengajar, serta tetap
semangat dalam belajar walaupun berada dalam kondisi pandemi Covid-
19.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,
cet. 3.
Gustamnur dkk. 2016. Pemanfaatan media PPT dalam Pembelajaran PPKn model
kooperatif untuk perolehan prilaku belajar siswa kelas IX. Jurnal Pendidikan
40
Siregar, Eveline, dan Nara, Hartini M.Si. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.
LAMPIRAN
41
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
42
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah kongkret ( menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) seswuai
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yag sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
43
4.4 Mengorganisasikan kegiatan 4.4.1. Membuat laporan dan
lingkungan yang menyajikan hasil telaah tentang
mencerminkan konsep cinta tugas dan wewenang lembaga
tanah air dalam konteks Negara sesuai undang-undang
kehidupan sehari-hari dasar Negara Republik
Indonesiatahun 1945
Nilai Karakter
Religius
Mandiri
Gotong royong
Kejujuran
Kerja keras
Percaya diri
Kerja sama
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas,
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan
dapat :
ASPEK SPRITUAL
1. Bersyukur atas karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam
kerangka NKRI sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa.
ASPEK SOSIAL
1. Bertanggung jawab terhadap persatuan dan kesatuan dengan
mempertimbangkan karakteristik daerah tempat tinggalnya.
ASPEK PENGETAHUAN
44
1. Menuliskan tugas dan wewenang MPR dan Presiden sebagai
lembaga Negara dengan percaya diri
2. Menuliskan tugas dan wewenang DPR dan DPD sebagai lembaga
negara dengan tanggung jawab
3. Menuliskan tugas dan wewenang BPK dan MA sebagai lembaga
negara dengan berani
4. Menuliskan tugas dan wewenang KY dan MKsebagai lembaga
negara dengan berani
ASPEK KETERAMPILAN
1) Menelaah tugas –tugas dari lembaga-lembaga negara dengan
percaya diri
2) Menyusun tugas dan wewenagng dari lembaga-lembaga negara
dengan penuh tanggung jawab
3) Melaporkan hasil telaah tentang tugas dan wewenang lembaga
Negara di depan kelas dengan percaya diri
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Fakta
Lembaga-lembaga Negara
b. Konsep
Tugas dan wewenang lembaga-lembaga negara
c. Prinsip
Tugas dan wewenang lembaga-lembaga negara
d. Prosedur
Tugas dan hubungan antar lembaga-lembaga negara
45
Membuat contoh wewenang lembaga Negara yang telah di berlakukan saat
ini wewenang
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : diskusi kelompok, dan permainan Puzell Word
Model : Problem Based Learning
F. Media Pembelajaran
1. Visual (Gambar)
Bagan Tugas dan Wewenang Lembaga-lembaga Negara
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
46
Waktu
47
Waktu
Pemberian Acuan
Sintak menit
Pembelajaran
48
permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan
pantang menyerah (Karakter)
pada topic
dengan cara :
49
dengan:
TUGAS DAN WEWENANG
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
Membaca (dilakukan di rumah
sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung), Literasi
materi dari buku paket atau
buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang
berhubungan dengan materi
TUGAS DAN WEWENANG
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
Mendengar
pemberian materi oleh guru yang
berkaitan dengan
TUGAS DAN WEWENAnG
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
Menyimak,
penjelasan pengantar
kegiatan/materi secara garis
besar/global tentang materi
pelajaran mengenai :
TUGAS DAN WEWENANG
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
untuk melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi.
50
Mengorganisasika MenanyaNilai Karakter: rasa ingin
n peserta didik tahu, jujur, tanggung jawab, percaya
diri dan pantang menyerah
51
buku paket;
4. Pendidik memfasilitasi peserta
didik untuk menanyakan hal-
hal yang belum dipahami
berdasarkan hasil pengamatan
dari buku paket yang
didiskusikan bersama
kelompoknya;
Mengajukan pertanyaan(Kritis
dan kreatif, serta berani
mengemukakan ide/pendapat-nya
dengan rasa ingin tahu, pantang
menyerah, jujur dan percaya
diri)
tentang :
TUGAS DAN WEWENANG
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
52
Misalnya :
Kemampuan berfikir tingkat
tinggi (HOTS).
53
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati
obyek/kejadian,Berpikir kritis
dan bekerjasama (4C) dalam
mengamati permasalahan
(literasi membaca) dengan rasa
ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter)
Membaca sumber lain selain
buku teks
mengunjungi laboratorium
komputer perpustakaan sekolah
untuk mencari dan membaca
artikel tentang
TUGAS DAN WEWENANG
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi
melalui diskusi kelompok atau
kegiatan lain guna menemukan
solusimasalah terkait materi
pokok yaitu
AktivitasMengembangkan
kemampuan berpikir kritis,
kreatif, berkomunikasi dan
54
bekerjasama (4C)
Peserta didik dibiasakan disiplin
dengan mencatat hal-hal penting
daripenjelasan singkat guru
tentang lembaga-lembaga negara
MempraktikanMengembangkan
kemampuan berpikir kritis,
kreatif, berkomunikasi dan
bekerjasama (4C)
MendiskusikanBerpikir kritis,
kreatif, bekerjasama dan saling
berkomunikasi dalam kelompok
(4C), dengan rasa ingin tahu
dan pantang menyerah
(Karakter)
Saling tukar informasi tentang
:
Tugas dan wewenang Lembaga-
lembaga negara
dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode
ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada
lembar kerja yang disediakan
55
dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan
Peserta didik dibagi ke dalam
hasil karya
beberapa kelompok untuk
bekerjasama.Penguatan Pendidikan
Karakter dan Pembelajaran Abad 21
56
bekerjasama (4C),)
Selama peserta didik bekerja di
dalam kelompok, pendidik
memperhatikan dan mendorong
semua peserta didik untuk terlibat
diskusi, dan mengarahkan bila
ada kelompok yang melenceng
jauh pekerjaannya dan bertanya
(Nilai Karakter: rasa ingin tahu,
jujur, tanggung jawab, percaya
diri dan pantang
menyerah)apabila ada yang
belum dipahami, bila diperlukan
pendidik memberikan bantuan
secara klasikal.
Menyampaikan hasil diskusi
berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan sopan
Mempresentasikan (Komunikasi
dan bekerjasama (4C) dalam
menyampaikan hasil gagasan/
ide-ide (Karakter), serta
membiasakan menuliskan hasil
kerja pada media sederhana
(Literasi) Berpikir kritis,
57
bekerjasama dan mampu
berkomunikasi) hasil diskusi
kelompok secara klasikal
tentang:
Tugas dan Wewenang
Lembaga-lembaga negara
Mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang
dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
Menyimpulkan(Berpikir kritis
dan bekerjasama (4C) dalam
menyusun kesimpulan yang tepat
sesuai dengan konsep (Literasi)
dengan rasa ingin tahu dan
percaya diri (Karakter)tentang
point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang
Menjawab pertanyaan
kelompok diskusi lainyn
Bertanya tentang hal yang belum
58
dipahami, atau guru
melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi
yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada
lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran
59
lembaga negara
Menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif
dalam membuktikan :
Tugas dan
wewenangLembaga- lembaga
negara
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap
siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa
percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup 10
60
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
Guru :
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual
61
pembelajaran
(assessment
forand of
learning)
Terlampir Penilaian
untuk dan
Saat pencapaian
Observas
1 Jurnal pembelajaran pembelajaran
i
berlangsung (assessment
forand of
learning)
62
dan sebagai
pembelajara
n
(assessment
as learning)
Waktu
Bentuk Butir
No Teknik Pelaksanaa Ket.
Instrumen Instrumen
n
63
Jambi, November 2021
Mengetahui
Kepala SMPN 22 Kota Jambi Guru Mata Pelajaran
64
(…...................………….)
65
N Kompetensi Bentuk ah
Materi
o Dasar Soal Soal
66
lembaga negara
dengan berani
TahunPelajaran : 2019/2020
TempatTugas :...................................
Materi
Lembaga-lembaga Kemendikbud
Negara
67
Tugas dan wewenang
Lembaga-lembaga Kemendikbud
Negara
68
Negara
4 Negara
Kunci Jawaban
69
[Pasal 3 ayat (3)].
Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)].
Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang pasangan calon
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan
umum sebelumnya sampai berakhir masa
jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)]
Tugas dan wewenang Presiden
70
undang dengan persetujuan Presiden. benar
Fungsi anggaran, ialah menyusun dan
menetapkan APBN melalui undangundang.
Fungsi pengawasan, ialah mengawasi
pelaksanaan pemerintahan oleh Presiden.
Tugas dan wewenang DPD
71
pertimbangan tentang rancangan undang-
undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
3. Tugas dan wewenang BPK 1 untuk 1
jawaban
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
benar
tentang keuangan Negara
Tugas dan Wewenang MA
72
Penskoran Soal Uraian
TotalSkorPerolehan
Nilai = X100
TotalSkorMaksimum
Penilai
73
(……………..…....
……)
Indikator
Kompetensi Teknik
No Materi Pencapaian
Dasar Penilaian
Kompetensi
74
. penelitian Negara penelitian
sederhana sederhana
untuk tentang
mengilustrasika lembaga –
n karakteristik lembaga
daerah tempat negara
tinggalnya dan Contoh:
menjalin kerja Mengamati
sama berbagai proses
bidang pemilihan
kehidupan ketua RT/RW
sebagai bagian di daerah
utuh dari tempat tinggal
Negara siswa
Kesatuan
Republik
Indonesia
berdasarkan
rancangan yang
telah dibuat
Tugas Praktik:
Mengilustrasikan susunan lembaga-lembaga negara
Rubrik Penskoran Penilaian Praktik
Skor
No. Aspek yang Dinilai 0 1 2 3 4
1 Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan praktik dengan benar.
Jumlah
75
Skor Maksimum 6 (2+4)
Menyiapkan sebagian 1
alat danb ahan yang
diperlukan.
Tidak melakukan 0
langkah kerja.
TotalSkorPerolehan
Nilai = =100
TotalSkorMaksimum
76
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
PENILAIAN KINERJA
1 2 3 4
A Penyajian
1. Menanya atau
menjawab
2. Argumentasi
3. Bahan
77
Bagan (Puzzle word)
B Laporan
1. Isi Laporan
2. Penggunaan
Bahasa
3. Estetika
78
tidak lengkap
Skor 2, apabila isi laporan benar, tidak rasional,
sistematika tidak lengkap
Skor 1, apabila isi laporan tidak benar, tidak rasional,
sistematika tidak lengkap
Kriteria:
4 = sangat baik, 3 = baik , 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
SkorPerolehan
Nilai Perolehan=
40
79
Kelas/Semester :IX/Ganjil
Tahun pelajaran :2021/2022
Mata Pelajaran : PPKn
Tujuan Pembelajaran:
1. Menuliskan tugas dan wewenang MPR sebagai lembaga Negara dengan jujur
2. Menuliskan tugas dan wewenang presiden, DPR, DPD ,BPK ,MK,dan KYT
sebagai lembaga negara dengan berani
Ringkasan Materi
80
Kedelapan lembaga negara di atas merupakan kekuatan utama dalam supra-
struktur politik negara kita. Secara garis besar berdasarkan UUD 1945 tugas dan
wewenang lembaga negara yang merupakan kekuatan suprastruktur politik di
Indonesia adalah sebagai berikut.
2. Presiden
a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu
pasangan calon (Pasal 6 A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
b. Syarat menjadi presiden diatur lebih lanjut dalam UUD NRI Tahun 1945
Pasal 6 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945.
c. Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945.
1) Membuat Undang-Undang bersama DPR (Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20)
2) Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2))
3) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal 10
4) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
atas persetujuan DPR (Pasal 11)
Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR ( pasal 5 ayat 1)
81
Menetapkan peraturan pemerintah ( pasal 5 ayat 2
Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara ( pasal 17)
Membuat undang- undang bersama DPR ( pasal 20 ayat 2)
82
a) Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan:
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD NRI
Tahun 1945
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945.
3) Memutus pembubaran partai politik.
4) Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C ayat (1) UUD
NRI Tahun 1945
5) Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C ayat (2)
UUD NRI Tahun 1945).
b) Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan
MA, 3 anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.
83
No Pernyataan Uraian/jawaban
84
3. Absensi mahasiswa PLP UNJA di SMPN 22 KOTA JAMBI Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan
85
86
4. Lembar Bimbingan
87
5. Daftar Piket Mahasiswa PLP
88
6. Dokumentasi kegiatan PLP
Gambar 1. Serah terima mahasiswa PLP 2021 di SMPN 22 KOTA JAMBI
89
Gambar 2. Kegiatan keagamaan ( yasinan Rutin setiap jum`at
90
Gambar 4. Kegiatan rutin Senam
91
92
Gambar 5. Praktik mengajar dan pengumpulan tugas secara daring
93
94
Gambar 6. Praktik mengajar secara Tatap Muk
95
Gambar 7. Melaksanakan Tugas Piket
96
Gambar 9. Breafing bersma tim PLP SMP N 22 kota Jambi
Gambar 10. Kegiatan membantu guru dalam mengisis data Guru di labor TIK
97
Gambar 12. Foto Kebersamaan Mahasiswa PLP dengan guru-guru SMP N 22
Kota Jambi
Gambar 12. Ujian Praktik yang Dihadiri dosen Pembimbing dan guru Pamong
98
Gambar 13. Kebersamaan maahsiswa PLP di SMPN 22 Kota Jambi
99
Gambar 14. Penjemputan sekaligus Perpisahan antara Mahasiswa PLP dengan sekolah
SMP N 22 Kota Jambi
100