Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KEGIATAN KULIAH PRAKTIK PENGENALAN

PERTANIAN KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN


LAMPUNG TENGAH

(Laporan Praktik Pengenalan Pertanian)

Oleh

Ni Putu Ayuni Gabreliawati


NPM 2114121030
Kelas C

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Kegiatan Kuliah Praktik Pengenalan

Pertanian Angkatan 2021 Program Studi

Agroteknologi di KT Sumber Sari

Nama dan NPM : Ni Putu Ayuni Gabreliawati (2114121030)

Lokasi : Kampung Swastika Buana Kecamatan Seputih

Banyak Kabupaten Lampung Tengah

Tanggal Pelaksanaan : 17 Januari – 28 Januari 2022

Narasumber di Lapangan : Bapak Wayan Mawo, Bapak Ketut Ngurah,

Bapak Ketut Sampun, Bapak Gede Charles,

Bapak Supriyono, Dan Bapak Suraji

Tanggal Ujian : 1-4 Maret 2021

Bandar Lampung, 15 Februari 2022

Mengetahui: Menyetujui:
Ketua Jurusan Agroteknologi, Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M. Si. Dr. Supriati, S.P., MSc.
NIP 196305081998112001 NIP 197912192005012001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan Praktik Penegenalan pertanian..........................................................2

II. METODE KEGIATAN....................................................................................3

2.1 Presentasi Diskusi..........................................................................................3

2.2 Wawancara....................................................................................................3

2.3 Studi Pustaka.................................................................................................3

2.4 Magang..........................................................................................................4

2.5 Pembuatan Laporan.......................................................................................4

III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN.................................................5

3.1 Pembekalan....................................................................................................5

3.2 Sosial Kemasyarakatan..................................................................................6

3.3 Budidaya pada tanaman singkong.................................................................8

3.4 Pembibitan pada tanamaman singkong.........................................................9

3.5 Pengolahan Tanah, Penanaman, dan Jarak Tanam pada Tanaman Singkong
............................................................................................................................10

3.6 Pemeliharaan Tanaman dengan Sistem Pengairan dan Pemupukan...........11

3.7 Pengendalian OPT Tanaman Jagung...........................................................13

iii
3.8 Panen dan Kriteria Panen Tanaman singkong.............................................16

3.9 Penanganan Pascapanen Tanaman Singkong..............................................17

3.10 Pengolahan Hasil dan Nilai Tambah Tanaman Singkong.........................19

3.11 Aspek Tataniaga Dan Pasar Pertanian.......................................................22

KESIMPULAN....................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

iv
DAFTAR GAMBAR

v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik pengenalan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan


setiap tahun oleh mahasiswa baru Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung. Praktik pengenalan pertanian ini bertujuan untuk
mengenalkan mahasiswa kegitan pertanian di lapangan. Hal ini dikarenakan,
banyak mahasiswa yang berasal dari perkotaan dan tidak mengenal kegiatan
pertanian. Mata kuliah ini mengajarkan mahasiswa agroteknologi tentang kegiatan
pertanian, mulai dari pengolahan lahan hingga pasca panen. Sebelum kegiatan
mahasiswa akan diberikan pembekalan agar memiliki pandangan atau gambaran
kegiatan yang akan dilakukan oleh dosen dari fakultas pertanian.

Kegiatan praktik pengenalan pertanian merupakan mata kuliah wajib yang sudah
dimulai sejak tahun 2009 oleh mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, universitas lampung. Kegiatan ini dikenal dengan “homestay” dimana
mahasiswa akan tinggal di rumah petani dan mengikuti kegiatan pertanian selama
satu minggu. Tetapi, karena adanya kondisi pandemi covid-19 maka kegiatan ini
dilakukan di daerah masing-masing secara individu dengan tetap mematuhi
protokol Kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 hari yaitu mulai tanggal
17 januari sampai 21 januari 2022 dan 24 januari sampai 28 januari 2022.
Mahasiswa akan di pantau oleh dosen dan asisten dosen melalui via grup
whatsapp dan video call saat kegiatan berlangsung. pertanian.

Kegiatan praktik pengenalan pertanian ini diikuti oleh 74 mahasiswa jurusan


agroteknologi, fakultas pertanian, univeritas lampung. Mahasiswa akan mengenal

1
dan mengasah kegiatan bertaninya dengan dibimbing oleh kelompok tania tau
petani unggulan di daerah tempat tinggalnya. Mahasiswa baru berasal dari
berbagai daerah, baik di dalam lampung dan di luar lampung dimana di setiap
daerah memiliki kagiatan pertanian yang beragam. Setelah kegiatan berakhir,
mahasiswa diharapkan dapat memiliki pemahaman yang belum dimiliki saat
sebelum melakukan kegiatan ini. Kegiatan praktik pengenalan peryanian
dilakukan sehari-hari diawali dengan monitoring pagi sebelum kegitan dan
evaluasi sore melalui zoom, mahasiswa juga mencatat dan merekam kegiatan
untuk dimasukkan ke dalam logbook yang dikumpulkan setiap harinya.

1.2 Tujuan Praktik Penegenalan pertanian

Tujuan dari kegiatan praktik pengenalan pertanian di kampung swastika buana,


kecamatan seputih banyak, kabupaten lampung tengah adalaa sebagai berikut:
(1) mengetahui pembibitan pada komoditas singkong.
(2) Mengetahui pengolahan tanah pada komoditas singkong.
(3) Mengetahui jarak tanam pada komoditas singkong.
(4) Mengetahui sistem pengariran pada komoditas singkong.
(5) Mengetahui jenis pupuk dan dosis yang digunakan pada komoditas
singkong.
(6) Mengetahui pengendalian OPT.
(7) Mengetahui umur panen dan ciri-ciri singkong siap panen.
(8) Mengetahui cara penyortiran pada tanaman singkong.
(9) Mengerahui pengolahan hasil pada komoditas singkong.

1
II. METODE KEGIATAN

Metode pelaksanaan digunakan pada kegiatan magang di Kelompok Tani Sumber


Sari yang dilaksanakan di Kampung Swastika Buana, Kecamatan Seputih
Banyak, Kabupaten Lampung Tengah adalah presentasi diskusi, wawancara
studi, pustaka magang dan pembuatan laporan.

2.1 Presentasi Diskusi

Presentasi diskusi dilaksanakan pada saat pembekalan yaitu pada tanggal 13 dan
14 Januari 2022. Peserta Praktik Panganiban Pertanian akan bertanya kepada
dosen jika ada materi yang belum dipahami. Topik yang disampaikan berkaitan
dengan kegiatan turun lapang yang akan dilakukan oleh mahasiswa Agroteknologi
Angkatan 2021. Topik yang digunakan pada saat pembekalan antara lain:
monokultur dan ragam polikultur, benih dan pembibitan, pengolahan tanah,
tanaman dan jarak tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman,
panen dan dan kriteria panen, penanganan pasca panen, pengolahan hasil panen,
aspek tataniaga dan pasar pertanian.

2.2 Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan langsung oleh peserta terhadap ketua Kelompok


Tani Sumber Sari yaitu, Bapak Wayan Mawo untuk mendapatkan informasi yang
akurat tentang praktek pengenalan pertanian yang dilaksanakan di kelompok Tani
Sumber Sari di Kampung Swastika Buana, Kecamatan Seputih Banyak,
Kabupaten Lampung Tengah. pertanian.

1
2.3 Studi Pustaka

Studi Pustaka dilakukan dengan cara dikumpulkan informasi dan data-data dari
jurnal, buku, maupun karya ilmiah lainya. Data yang dikumpulkan selanjutnya
dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh peserta saat turun lapang
Praktik Pengenalan Pertanian.

2.4 Magang

Magang dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan Kelompok Tani Sumber Sari
dan petani andalan dalam melakukan teknis di lokasi kegiatan, monokultur dan
ragam polikultur, benih dan pembibitan, pengolahan tanah, penanaman dan jarak
tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, panen dan kriteria
panen, penanganan pasca panen, pengolahan hasil panen, aspek tataniaga dan
pasar pertanian. Metode megang ini bertujuan agar peserta dapat mempelajari
secara langsung kegiatan praktik pengenalan pertanian. Selain itu dapat
meningkatkan wawasan dan keterampilan peserta dalam kegiatan praktek
pengenalan pertanian.

2.5 Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan turun lapang


praktik pengenalan pertanian. Pembuatan laporan dilakukan dengan
menggabungkan informasi yang telah di dapat ketika turun lapang. Laporan di
buat sesuai dengan ketentuan panduan pembuatan laporan Fakultas Pertanian.
Setelah laporan selesai di buat di kumpulkan kepada dosen pembimbing yang
telah dibagikan.

1
III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembekalan

Pembekalan praktik pengenalan pertanian dilaksanakan pada tanggal 13-14


Januari 2022. Materi yang disampaikan yaitu lingkup dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertanian, aspek budidaya tanaman, dan aspek proteksi tanaman
yang disampaikan oleh Prof. Ir. Jamalam Lumbanraja, M. Sc., Ph.D., Dr. Ir. Rusdi
Evizal, M.S., dan Suskandini Ratih Dirmawati, M. Evizal, M.S., dan Suskandini
Ratih Dirmawati, M.P.

Faktor-faktor yang memepengaruhi pertanian yaitu faktor fisik yang meliputi


tanah dan lingkungan, bahaninduk, iklim, air, suhu dan sinar, topografi,
organisme, waktu. Sedangkan, factor manajemen yaitu meliputi budaya, politik,
sejarah, supply and demand, modal, tenaga kerja, pasar, teknologi dan
transportasi. Jenis-jenis pertanian antara lain: lahan kering, sawah dan rawa,
kehutanan, perkebunan, peternakan dan Perikanan, dan Urban farming. Kegiatan
pembekalan praktik pengenalan pertanian disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Pembekalan praktik pengenalan pertanian

1
3.2 Sosial Kemasyarakatan

Sosial kemasyarakatan merupakan kegiatan awal Praktik Pengenalan Pertanian.


kegiatan ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai kelompok tani terdekat
rumah peserta P3. Informasi tersebut meliputi nama kelompok tani, tahun berdiri,
alat subsidi, hingga komoditas yang dikelola. Selain itu, peserta meminta izin
kepada petani untuk melakukan kunjungan dan beserta jam kunjungan yang
disepakati.

Kelompok tani yang saya kunjungi adalah Kelompok Tani Sumber Sari yang
terletak di Kampung Swastika Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten
Lampung Tengah. Kelompok tani ini di ketuai oleh Bapak Wayan Mawo.
Kelompok tani ini berdiri pada tahun 1969 yang didirikan oleh Bapak Ida Bagus
Suyadnya. Kelompok tani ini sebelumnya bernama “Kelompok Subak”. Saat ini
kelompok tani ini terdiri dari 25 anggota. Kunjungan ke kelompok Tani Sumber
Sari disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Kunjungan ke Kelompok Tani Sumber Sari

Kelompok Tani Sumber Sari ini tidak mendapat subsidi alat pertanian dari
pemerintah, hanya mendapat pupuk subsidi. Tidak ada kegiatan bersama dalam
kelompok tani ini, anggota kelompok tani ini mengolah lahan mereka secara
individu. Komoditas yang dikelola para anggota kelompok tani ini beragam,
seperti karet, jagung, padi, dan yang paling banyak dibudidayakan adalah

2
singkong. Selain Bertani kegiatan lain yang dilakukan anggota kelompok tani
disini adalah sebagai PNS, berdagang, dan berternak seperti: sapi, babi, ayam,
bebek, dan ikan. Hewan ternak yang dimiliki petani disajikan pada gambar
gambar 3.

Gambar 3. sapi adalah salah satu hewan ternak yang dimiliki petani

Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja antar anggota mempunyai
peranan sangat penting dalam masyarakat tani sebab segala kegiatan dan
permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok tani secara
bersamaan oleh karean itu memberdayakan kelompok tani sangat diperlukan agar
mereka dapat menciptakan kelompok tani yang lebih kreatif, kelompok tani yang
lebih mandiri, lebih memperkuat organisasi komunikasi antar team penyuluh lebih
baik (Inayatul Mutmainna et al, 2016).

3.3 Budidaya pada tanaman singkong

Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal
dari umbi. Budidaya tanaman ubi kayu ini tergolong mudah dan tidak
memerlukan pekerjaan yang ekstra. Pertama yang harus dilakukan dalam
melakukan budidaya ubi kayau yaitu melakukan pengolahan lahan agar lahan
lebih gembur dan dapat juga sekaligus dilakukan pemberian pupuk dasar agar
tanaman dapat memenuhi nutrisinya. Untuk perawatan tanaman ubi kayu ini

3
cukup mudah. Tanpa perawatan pun tanaman ubi kayu ini juga mampu bertahan
hidup dan menghasilkan ubi meskipun hasilnya tidak terlalu baik. gambar 4.

Gambar 4. Alat pengolahan tanah

Dikarenakan perawatan nya yang mudah, Singkong merupakan salah satu


komoditas yang banyak dibudidayakan di kampung Swastika Buana. Di dukung
Kondisi tanah yang yang berstekstur remah dan gembur yang cocok untuk
tanaman umbi kayu ini. Jenis singkong yang dibudidayakan pun beragam seperti
singkong Thailand, kasesa dan yang sedang popular adalah singkong garuda atau
yang lebih di kenal dengan sebutan singkong celeng. Pengembangan ubi kayu
tidak akan sulit dilaksanakan karena usaha tani ubi kayu jauh lebih mudah dan
lebih menguntungkan dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya seperti
jagung dan kedelai bahkan lebih tinggi lagi dari pada nilai usaha tani padi. Pada
hal tanaman padi adalah tanaman yang paling mendapat perhatian pemerintah
(Ahmad Muslim, 2017).

3.4 Pembibitan pada tanamaman singkong

Pembibitan yang dilakukan bapak Ketut Ngurah adalah pembibitan secara


vegetative. Dimana bibit di ambil dari bagian tanaman itu sendiri. Pembibitan ini
dilakukan dengan menggunakan batang singkong dari tanaman sebelumnya dan di
pilih yang masih memiliki kualitas yang baik. Untuk pemakaian batang biasanya
hanya untuk 2 kali panen, setelah itu di cari bibit batang singkong dari tempat lain

4
atau membelinya. Batang yang baik digunakan memiliki ciri-ciri batang nya
mulus, tidak berjamur, dan mata tunas tidak tertutup. Dengan jenis singkong yang
digunakan adalah singkong garuda atau yang sering di sebut singkong celeng.
Batang singkong yang digunakan bapak Ketut Ngurah disajikan pada gambar 5.

Gambar 5. Batang singkong yang digunakan bapak Ketut Ngurah

Batang singkong yang telah di pilih kemudian di potong dengan Panjang minimal
20 cm dengan sedikit runcing di ujung nya. Saat penanaman tidak perlu terlalu
dalam minimal 2 cm. Alat yang digunakan untuk memotong batang singkong
adalah sabit. Menurut Sundari dan Ardian (2013) Saat ini, ubi kayu diperoleh
menjadi bibit dengan mengambil bahan tanam dari batang induk (parent) yang
dianggap memiliki daya hidup besar yang ditanam secara stek/ bagal. Dari satu
tanaman ubi kayu yang berumur 4 bulan atau lebih hanya diperoleh sekitar 5-8
stek ukuran ±25 cm. Sedangkan stek yang diperlukan untuk penanaman ubi kayu
secara monokultur sekitar 10.000-14.000 batang stek dengan jarak tanam 25 cm x
25 cm (Mulyasari, 2011).

3.5 Pengolahan Tanah, Penanaman, dan Jarak Tanam pada Tanaman


Singkong

5
Sebelum tanah dibajak bapak ketut sampun akan menyebar pupuk kompos jenis
sekam supaya tanah lebih gembur. Pengolahan tanah yang digunakan bapak ketut
sampun adalah secara primer dimana hanya dilakukan sekali pembajakan. Hal ini
disebabkan tanah yang dimiliki nya sudah cukup gembur sehingga sudah cukup
untuk sekali pembajakn. Selain itu, ini juga bisa menghemat biaya yang
dikeluarkan. Tetapi, ada juga petani yang melakukan pembajakan sebanyak dua
kali untuk hasil yang lebih baik. Alat pengolahan tanah yang diguanakan dalam
pengolahan tanah adalah traktor. Alat pengolahan tanah yang digunakan disajikan
pada gambar 6.

Gambar 6. Alat pengolahan tanah

Penanaman singkong dilakukan dengan memperhatikan musim dan curah hujan,


hal ini sesuai dengan pendapat Bargumono (2012) Pola tanaman harus
memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam
yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman. Dimana
digunakan batang singkong yang sudah dipotong dengan agak runcing di ujung
nya. Cara penanaman nya yaitu batang singkong di tancapakan ke tanah dengan
ke dalaman kurang lebih 2 cm. Saat penanaman mata tunas jangan sampai
terbalik. Jarak penanaman singkong yang digunakan yaitu 75 dikali 60 cm. Untuk
pengukuran jarak petani akan menggunakan tali tambang. Hal ini sesuai dengan
Bargumono (2012) Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung
bawah stek ketela pohon kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih
sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan
berair/lembab, stek ditanam dangkal saja Dengan jarak tanam tersebut, populasi
yang akan di dapatkan untuk 1 hektare luas lahan adalah 22. 222 batang. Gambar
lahan yang sudah ditanami singkong disajikan pada gambar 7.

6
Gambar 7. Lahan yang sudah ditanami singkong

3.6 Pemeliharaan Tanaman dengan Sistem Pengairan dan Pemupukan

Sistem pengairan yang digunakan petani di Kampung Swastika Buana adalah


sistem pengairan tadah hujan. Pengairan yang di andalakan petani di kampung
Swastika Buana adalah air hujan. jika tidak terjadi hujan atau terjadi kekeringan
petani akan menyewa alat pemompa air untuk dialiri di komoditas sigkong
mereka. Tetapi, jika lokasi perkebunan singkong mereka jauh dari mata air seperti
sungai dan rawa, maka petani akan menyemprot lahan perkebunan mereka
menggunakan tangki.

Menurut Elvin Dewi (2012) Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi


pertanian terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian,
pertambahan jumlah petani, kenaikan tingkat intensifikasi sertamakin beragamnya
penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Pupuk merupakan
salah satu dari factor peningkatan proses produksi selain lahan, tenagakerja dan
modal. Pemumupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan
hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program
pemupukan berimbang,penurunan efesiensi pemupukan terjadi karena berbagai
faktor tanah dan lingkunganyang harus dicermati. Selain memperhatikan faktor
tanah dan lingkungan , dalam metode pemberian pupuk juga perlu di
perhatikan,karena sebagian besar petani menggunakan pupuk yang terbuat dari
bahankimia yang bersifat panas jika terkena batang atau daun dari tanaman.
Gambar pupuk anorganik disajikan di gambar 8.

7
Gambar 8. Pupuk anorganik

Menurut bapak Gede Charles, pemupukan pada tanaman singkong dilakukan


sebanyak 3 kali yaitu saat sebelum pengolahan tanah, umur 3 bulan, dan 5 bulan.
Sebelum melakukan pengolahan tanah petani akan menyebar pupuk kompos di
atas lahan yang akan di tanami singkong. Pupuk kompos yang diguanakan adalah
jenis sekam. Untuk 1 hektare luas lahan bisa digunakan 100-150 karung pupuk
kompos. Pemupukan kedua dilakukan di umur 3, pupuk yang digunakan adalah
pupuk anorganik. Dosis yang di gunakan adalah untuk 1 hektare luas lahan adalah
3 karung urea, 2 karung NPK, 1 karung KCL, dan 1 karung TSP. Pemupukan ini
dilakukan dengan cara mencampur semua pupuk dan menabur pupuk dekat
dengan batang singkong. Pemupukan terakhir dilakukan pada saat tanaman
singkong berusia 5 bulan. Dosis yang digunkan adalah 2 karung urea dan 2 karung
NPK dengan cara disebar. Gambar pupuk yang telah di campur menjadi satu
disajikan pada gambar 9.

Gambar 9. Pupuk yang digunakan

8
3.7 Pengendalian OPT Tanaman Jagung

Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang merupakan kendala utama dalam
budi daya jagung yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil. Hama
utama yang menyerang tanaman jagung adalah lalat bibit, ulat tanah, lundi (uret),
penggerek batang, ulat grayak, wereng jagung, penggerek tongkol. Hama di
penyimpanan adalah kumbang bubuk dan Tribolium castaneum. Penyakit tanaman
jagung adalah bulai, Virus Mozaik Kerdil, bercak daun, upih daun, busuk batang
dan busuk tongkol. Cendawan yang banyak menginfeksi jagung di tempat
penyimpan adalah Aspergillus flavus, A. Parasiticis. Pengendalian hama maupun
penyakit yang menyerang jagung disesuaikan dengan fase pertumbuhannya
(Surtikanti, 2016).

Menurut bapak Ketut Ngurah, pengendalian hama dan penyakit yang menyerang
tanaman singkong dibutuhkan pestisida kimia yang tepat. Untuk jenis hama yang
digunakan pada tanaman singkong bapak ketut ngurah adalah hama ulat grayak.
Untuk membasmi hama ulat grayak ini yang digunakan adalah meurtieur. Ciri-ciri
tanaman jagung yang terserang ulat grayak adalah daunya berlubang tidak
beraturan, dan ada serbuk putih seperti serbuk-serbuk gergaji di permukaan daun
jagung. Ulat grayak biasanya menyerang daun muda sehingga tanaman jagung
mudah mati. Cara pemberian pestisida kimia ini yaitu dengan cara
menyemprotkan ke tanaman padi dengan menggunakan tangki dengan kapasitas
16 liter. Gambar pestisida pengendalian hama ulat grayak disajikan pada gambar
10.

9
Gambar 10. Pestisida pembasmi ulat grayak

Menurut Bapak Ketut Ngurah, cara memberikan pestisida kimia untuk membasmi
hama ulat grayak pada tanaman jagung yaitu, dengan mencampurkan cairan
meurtieur ke dalam satu tangka air. meurtieur yang digunakan untuk 16 liter air
sebanyak 20 ml. Proses penyemprotan hama ini dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
saat umur 15, 25, dan 30 hari. Untuk 1 hektare luah lahan tanaman jagung ini
diperlukan kurang lebih 10 tangki air. Penyemprotan ini dilakukan secara
menyeluruh di atas permukaan daun tanaman jagung. Gambar penyemprotan
hama ulat grayak oleh bapak Ketut Ngurah disajikan pada gambar 11.

Gambar 11. Penyemprotan Hama Ulat Grayak Oleh bapak Ketut Ngurah

Gulma pada pertanaman jagung tanpa olah tanah dikendalikan dengan herbisida.
Sebelum jagung ditanam, herbisida disemprotkan untuk mematikan gulma yang
tumbuh di areal pertanaman. Setelah jagung tumbuh, gulma masih perlu
dikendalikan untuk melindungi tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan
cara penyiangan dengan tangan, penggunaan alat mekanis, dan penyemprotan

10
herbisida. Formulasi atau nama dagang herbisida yang tersedia di pasaran cukup
beragam. Pemilihan dan penggunaan herbisida bergantung pada jenis gulma di
pertanaman. Penggunaan herbisida secara berlebihan akan merusak lingkungan.
Untuk menekan atau meniadakan dampak negatif penggunaan herbisida terhadap
lingkungan, penggunaannya perlu dibatasi dengan memadukan dengan cara
pengendalian lainnya (A.F. Fadhly dan Fahdiana Tabri, 2016).

Untuk jenis herbisida yang digunakan untuk penyemprotan gulma di lahan jagung
adalah alamor dan obat penembus. Untuk jenis gulma yang banyak di temukan
adalah gulma teki-tekian, gulma rerumputan, dan tumbuhan singkong karena
lahan bapak ketut ngurah adalah bekas lahan tanaman singkong. Untuk alat
penyemprotan gulma ini yang digunakan adalah tangki. Penyemprotan dilakukan
dengan mencampur 80 ml alamor dan 30 ml bahan penembus ke dalan 16 liter air.
Racun pembasmi hama disajikan pada gambar gambar 12.

Gambar 12. Racun Pembasmi Gulma

3.8 Panen dan Kriteria Panen Tanaman singkong

Untuk pemanenan singkong dilakukan oleh agen pembeli singkong yang


dilakukan para buruh yang di bawa oleh pembeli singkong nya. Menurut Bapak
supriyono, umur singkong baik di panen adalah 6-9 bulan dari proses penanaman
singkong. Singkong yang siap di penen memiliki ciri-ciri batng nya memutih,
daunya menguning dan mulai rontok, serta umbi terlihat besar saat tanah di gali.
Proses pemanenan ini masih dilakukan secara manual yaitu di cabut menggunakan

11
tangan. Jika masih ada umbi yang tertinggal di dalam tanah petani akan
menggalinya menggunakan cangkul. Saat di panen tanaman singkong yang
mempunyai batang lebih dari dua akan dipotong terlebih dahulu agar
memudahkan proses pencabutan. Cangkul yang digunakan untuk menggali umbi
yang tertinggal di dalam tanah disajikan pada gambar. gambar 13.

Gambar 13. Alat Yang Digunakan Untuk Mengambil Umbi Yang Tertinggal Di
Tanah

Hal ini sesuai dengan pendapat Rukmana Purba (1997) Singkong dapat dipanen
pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai
menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah
mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam.
Pemanenan singkong di lakukan dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang
tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah (Rukmana 1997). Untuk
varietas Manggu sendiri dapat dipanen pada usia 7 – 10 bulan.

3.9 Penanganan Pascapanen Tanaman Singkong

Menurut bapak Supriyono, cara pemanenan singkong adalah dengan cara di cabut
menggunakan tangan. Setelah singkong di cabut bagian daunya akan di potong
terlebih dahulu. Daunya ini akan digunakan petani sebagai pakan ternak yang
dimilikinya. Setelah itu, umbi akan di pisahkan dari batang nya menggunakan

12
golok atau parang. Cara pemotongan ini dilakukan satu persatu, cara potong nya
tepat di antara umbi dengan batang. Hal ini dilakukan agar umbi tidak ikut
terpotong. Setelah pemanen selesai, lahan akan dibersihkan, batang-batang
singkong akan dikumpulkan dan dipilih yang bagus-bagus sebagai bibit di
penanaman selanjutnya dan sisanya akan dibakar. Gambar alat untuk memisahkan
umbi dari batang disajikan pada gambar 14.

Gambar 14. Alat Yang Digunakan Untuk Memisahkan Umbi Dari Batang

Tidak ada penyortiran yang dilakukan baik singkong yang besar, kecil, maupun
terpotong dalam pencabutan akan dikumpulkan menjadi satu, kecuali jika ada
umbi yang benar-benar busuk baru akan dibiarkan. Ciri-ciri umbi yang busuk
bianya warna kultnya lebih gelap dan umbi singkong akan lembek saat di
pegang.untuk umbi singkong yang bagus biasanya terlihat dari ukuran besarnya
serta bercak hitam atau terdapat garis-garis. Gambar umbi yang siap di angkut
disajikan pada gambar 15.

13
Gambar 15. Umbi yang siap di angkut

3.10 Pengolahan Hasil dan Nilai Tambah Tanaman Singkong

Singkong merupakan salah satu tanaman yang bisa di olah menjadi berbagai
macam olahan salah satunya adalah tiwul. Tiwul adalah sejenis makanan
tradisional yang terbuat dari singkong. Tiwul sangat dikenal khususnya oleh
masyarakat Jawa sejak dulu. Pada masa paceklik tiwul seringkali dijadikan
sebagai makanan pengganti nasi. Pada saat ini tiwul masih banyak di jual di pasar-
pasar tradisional sebagai makanan jajanan, tetapi sudah jarang dijadikan sebagai
pengganti makanan pokok seiring dengan kemakmuran yang dicapai oleh
masyarakat. Bapak baroji adalah salah satu pengusaha rumahan yang melakukan
produksi tiwul Gambar tiwul disajikan pada gambar 16.

Gambar 16. Tiwul

Menurut bapak Baroji semua jenis singkong bisa diolah menjadi tiwul. Tetapi,
jenis singkong yang paling sering digunakan adalah singkong Thailand dan
singkong makan karena memiliki kadar air yang rendah. Untuk singkong nya
bapak Baroji akan membeli nya dari petani lain.

Cara pembuatan tiwul yaitu, pertama singkong di kupas menggunakan pisau atau
golok. Setelah di kupas singkong akan di jemur kurang lebih 5 hari (jika cuaca
mendukung) sampai menjadi gaplek. Setelah singkong menjadi gaplek, singkong

14
akan di rendam selama 3-6 hari dengan air bersih (air di ganti 2 hari sekali), jika
lebih dari 6 hari proses perendaman tidak masalah (justru lebih baik karena tekstur
dan rasanya lebih enak). Setelah proses perendaman singkong di jemur kembali
dan di tiriskan. Lalu, singkong di giling dan di hilangkan kadar air nya
menggunakan alat berat (balok). Lalu, proses penggirikan dengan cara
memisahkan bagian yang sudah menjadi tepung dengan yang masih besar supaya
bisa di giling kembali. Setelah itu, singkong di ayak-ayak menggunakan nampan
hingga terbentuk bulir-bulir. Setelah pengayakan singkong di jemur kembali
selama setengah jam, lalu di kukus kurang lebih 20-25 menit dengan api besar.
Setelah pengkukusan singkong di diamkam semalaman dan besoknya di jemur
selama 1 hari (jika cuaca mendukung). Gambar perendaman singkong disajikan
pada gambar 17 dan gambar penjemuran tiwul disajikan pada gambar 18.

Gambar 17. Proses Perendaman Singkong

15
Gambar 18. Proses Penjemuran Tiwul

Untuk proses pembuatan tiwul di butuhkan waktu kurang lebih 10 hari jika
cuacanya mendukung. Untuk 200 kg singkong bisa di hasilkan 50 kg tiwul. Untuk
pengerjaan tidak di lakukan sekaligus tetapi secara bertahap. Alat-alat yang
digunakan Bapak Baroji untuk pembuatan tiwul seperti mesin penggiling
singkong, nampan, golok, dan terpal untuk menjemur tiwul.

3.11 Aspek Tataniaga Dan Pasar Pertanian

Kegiatan turun lapang P3 hari terakhir dengan topik aspek tataniaga dan pasar
pertanian. Kegiatan ini berfokus pada biaya produksi, pendapatan hasil produksi,
bentuk produk, serta pendistribusian hasil produksi. Saya dating ke lahan
singkong dan belajar dengan Bapak Ketut Sampun. Saya juga mengikuti kegiatan
yang dilakukan bapak Ketut Sampun hari ini seperti, penyemprotan gulma,
pemanenan kacang, dan memberi makan ternak yang dimiliki beliau yaitu sapi.

Untuk mengetahui jumlah biaya yang harus dikeluarkan usahatani ubi kayu untuk
menghasilkan ubi kayu baik strata I dan strata II yaitu dengan menjumlahkan
semua biaya yang dikeluarkan yang terdiri dari biaya tetap (penyusutan, pajak
lahan) dan biaya variable (biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja).
Selama 1 bulan, menurut Mulyanto (1981), pendapatan kotor baik strata I dan II
merupakan nilai ubi kayu yang dihasilkan yaitu jumlah produksi ubi kayu
dikalikan dengan harga yang diterima usahatani ubi kayu jadi besar kecilnya
bagian biaya produksi yang berupa uang tunai sangat mempengaruhi
pengembangan usahatani ubi kayu. Sedangkan pendapatan bersih adalah nilai
produksi dikurangi semua biaya yang dikelaurkan untuk menghasilkan ubi kayu.
Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut : TR = Pg x Q (Ida
Syamsu Roidah, 2013).

16
Untuk pembibitan Bapak Ketut Sampun biasanya akan memakai bibit batang
singkong yang sebelumnya. Jika bibit batang singkong perlu diganti, akan dibeli
seharga Rp8.000/ikat. Untuk luas 1 hektare tanah dibutuhkan minimal 120 ikat
batang singkong. Jadi biaya yang dikeluarkan untuk pembibitan adalah sekitar
Rp960.000,-. Untuk pengolahan lahan Bapak Ketut Sampun akan menggunakan
tractor, untuk sekali pembajakan yaitu Rp600.000,-. Untuk penanaman Bapak
Ketut Sampun akan menggunakan buruh dengan luas 1 hektare tanah dibayar
kurang lebih Rp600.000,-.

Untuk pemupukan yang digunakan bapak Ketut Sampun yaitu sebanyak 3 kali
pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan sebelum pengolahan lahan dengan
menggunakan pupuk organik. Untuk 1 hektare diperlukan minimal 100 karung
pupuk dengan harga Rp12.000/karung. Jadi biaya pemupukan pertama adalah Rp
1.200.000. Untuk pemupukan yang kedua pupuk yang digunakan adalah pupuk
anorganik yaitu 3 karung urea dengan harga Rp130.000,-/karung dan 3 karung
NPK dengan harga

Rp150.000,-/karung. Jadi biaya untuk pemupukan kedua adalah Rp840.000.


Untuk pemupukan ketiga digunakan pupuk anorganik yaitu 4 urea, 2 NPK, dan 1
kwintal KCL dengan harga KCL adalah Rp500.000. Biaya yang dibutuhkan untuk
pemupukan ketiga yaitu Rp1.620.000. Untuk pemupukan bapak Ketut Smpun
akan membayar buruh sekitar Rp200.000,-/hektare.

Untuk penyemprotan dilakukan sebanyak 3 kali untuk harga pestisida


keseluruhanya adalah Rp840.000,-. Untuk penyemprotan terkadang dilakukan
sendiri atau digunakan buruh dengan biaya Rp200.000,-/hektare. Jadi biaya untuk
penyemprotan sekitar Rp1.440.000. untuk biaya pemanenan tidak ada karena
dilakukan oleh pembeli singkong. Untuk pasca panen dalam membersihkan lahan
biasaya akan menyewa buruh kurang lebih Rp300.000,-.

17
Jadi biaya produksi keseluruhan adalah Rp7.890.000. Bapak Ketut Sampun
menjual singkong seluas 1 hektare dengan harga Rp20.000.000. jadi, keuntungan
yang diperoleh bapak Ketut Sampun adalah Rp12.110.000. Untuk setiap panen
bisa mendapat keuntungan yang berbeda sesuai dengan harga singkong saat di beli
dan harga biaya produksi dalam penanaman singkong.

18
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh pada kegiatan praktik pengenalan pertanian (P3) yang
di lakukan di kampung swastika buana adalah sebagai berikut:

(1) Pembibitan pada tanaman singkong yang digunakan petani di Kampung


Swastika Buana adalah pembibitan secara vegetatif.
(2) Pengolahan tanah yang digunakan petani di kampung swastika buana ada
yang secara primer mapun sekunder. Tetapi kebanyakan secara primer
kareana tanah di kampung swastika buana sudah cukuk gembur sehingga
tidak diperlukan pembajakan sebanyak 2 kali. Alat yang digunakan untuk
pengolahan tanah adalah tractor.
(3) Jarak tanam yang digunakan petani di kampung swastika buana beragam
yaitu 80 dikali 80 cm dan 75 dikali 60 cm.
(4) Sistem pengairan untuk komoditas singkong adalah tadah hujan. Tetapi,
jika tidak ada hujan petani akan menyewa alat pompa air.
(5) Pemupukan pada tanaman singkong dilakukan sebayak 3 kali. Pertama
sebelum pengolahan lahan, petani akan dilakukan penyebaran 100-150
karung pupuk kendang untuk 1 hektare lahan. Kedua dilakukan pada saat
tanaman singkong berumur 2 bulan yang digunakan yaitu 3 karung urea, 2
karung NPK, 1 karung KCL, dan 1 karung TSP. Untuk pemupukan
terakhir dilakukan saat tanaman singkong berusia 5 bulan yang digunakan
adalah 2 karung urea dan 2 karung NPK.
(6) Pengendalian OPT pada tanaman jagung untuk hama ulat grayak yang
digunakan adalah insektisida yaitu meurtieur yang dilakukan sebanyak 3
kali yaitu pada umur 15, 25 dan 30 hari. Untuk pengendalian gulma
digunakan herbisida yaitu alamor.

19
(7) Umur tanaman singkong siap panen yang baik yaitu 6-9 bulan dengan ciri-
ciri batang mulai memutih, daun menguning dan rontok, dan umbi terlihat
besar saat tanah digali.
(8) Tidak ada penyortiran yang dilakukan pada saat pasca panen umbi
singkong, baik umbi yang besar, kecil, dan terpotong dikumpulkan
menjadi satu.
(9) Pengolahan hasil pada tanaman singkong dapat diolah menjadi berbagai
jenis produk makanan salah satunya ialah .

20
DAFTAR PUSTAKA

Bargumono. 2013. Umbi Utama Sebagai Pangan Alternatif Nasioanal.

UPN Veteran. Yogyakarta.

Dewi, Elvin. 2012. Pupuk dan Pemupukan. Universitas Hassanudin.

Makasar.

Fadhly, A.F. 2016. Pengendalian Gulma pada Pertanaman Jagung.

Balai Penelitian Tanaman Serealia. Sulawesi Selatan.

Mulyasari. 2011. Potensi Daun Ubi kayu Sebagai Salah Satu Sumber
Bahan Baku Pakan Ikan. Prosiding Forum Inovasi Teknologi

Akuakultur. Hlm. 901–904. Balai Riset Perikanan

Budidaya Air Tawar. Bogor.

Muslim, Ahmad. 2017. Prospek Ekonomi Ubi Kayu di Indonesia.

Universitas AL Azhar Indonesia. Jakarta Selatan.

Mutmainna, I. Hakim, L. Saleh, D. 2016. Pemberdayaan Kelompok Tani

Di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Jurnal

Administrasi Publik, Desember 2016 Volume 2 Nomor 3.

Purba R. 1997. Analisa Biaya dan Manfaat. PT. Rineka Cipta : Jakarta.

Sundari A. 2013. Perbanyakan Tanaman Melalui Stek Batang Mini

21
Tanaman Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) untuk

PemuliaTanaman dan Produsen Benih. Jurnal Pertanian

Terapan 13(1):24–32. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Surtikanti. 2016. Hama Dan Penyakit Penting Tanaman Jagung dan

Pengendalianya. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Sulawesi

Selatan.

Roidah, I. D. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk

Kesuburan Tanah. Jurnal Universitas Tulungagung

BONOROWO Vol. 1.No.1 Tahun 2013.

22
LAMPIRAN

23
FOTO

Gambar 1. Komoditas Singkong Gambar 2. Komoditas Jagung

Gambar 3. Komoditas Karet Gambar 4. Pemberian Cuka Pada


Getah Karet

Gambar 5. Kunjungan ke Ketua KT Gambar 6. Mesin Penggiling Jagung


Sumber Sari yang Dimiliki Petani

24
Gambar 7. Pupuk Subsidi di KT Gambar 8. Kotak Karet
Sumber Sari

Gambar 9. Lahan Penanaman Gambar 10. Pemotongan Batang


Singkong Singkong

Gambar 11. Batang Singkong Siap Gambar 12. Penanaman Singkong


Tanam

25
Gambar 13. Alat dan Campuran untuk Gambar 14. Air yang digunakan
Membasmi OPT untuk dicampur dengan pestisida

Gambar 15. Pemupukan Singkong Gambar 16. Pemanenan Singkong

Gambar 17. Singkong yang Sudah di Gambar 18. Pemisahan Umbi Dari
Panen Batang

26
Gambar 19. Pengangkutan Umbi ke Gambar 20. Alat Transportasi
Truk Digunakan Keranjang

Gambar 21. Pengayakan Tiwul Gambar 22. Pemgkukusan Tiwul

Gambar 23. Tiwul yang Hampir Kering Gambar 24. Singkong yang Sudah di
Pupuk

27
28

Anda mungkin juga menyukai