Anda di halaman 1dari 38

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO
NO. ..................
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KINERJA MUTU PELAYANAN MEDIS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ……………

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. KANUJOSO
DJATIWIBOWO,

Menimbang:
a. bahwa dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan, diperlukan upaya
untuk mendorong kinerja dengan menggunakan sarana evaluasi
kemajuan peningkatan kinerja;
b. bahwa upaya sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan melalui
penilaian kinerja secara berkesinambungan terhadap setiap unit
penyelenggaraan pelayanan publik;
c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b perlu menetapkan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso
Djatiwibowo tentang Petunjuk Teknis Kinerja Mutu Pelayanan Medis.

Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun
2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal;
9. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor …. Tahun ……
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi Kalimantan Timur (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun …… Nomor ………………, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Nomor …..);

1

10. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor ……………. tentang


Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Berita Daerah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun ……. Nomor …..);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO TENTANG PETUNJUK
TEKNIS KINERJA MUTU PELAYANAN MEDIS RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO

Pasal 1
Petunjuk Teknis Kinerja Mutu Pelayanan Medis Badan Layanan Umum
Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo ini merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 2
Petunjuk Teknis Kinerja Mutu Pelayanan Medis Badan Layanan Umum
Daerah sebagaimana terlampir dalam peraturan ini digunakan sebagai acuan
bagi setiap petugas yang bertanggungjawab di bagian pelayanan.

Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan kepada


Kepala ......................... untuk mensosialisasikan serta menempatkannya
dalam Perpustakaan Rumah Sakit.

Ditetapkan di : Balikpapan,
pada
tanggal : ..............................

DIREKTUR

EDY ISKANDAR

2

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ………………
NOMOR : ………………….
TANGGAL : ……………….
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNIT KERJA : Instalasi Gizi

RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan gizi pasien rawat inap

NAMA INDIKATOR : Angka daya terima makanan

DASAR PEMIKIRAN : Keberhasilan penanganan pasien rawat inap

dipengaruhi oleh kualitas pelayanan gizi

DEFINISI INDIKATOR : Jumlah pasien yang menyisakan makan

siangnya

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Pasien menolak makan siang karena tidak


menyukai makanannya, makan tidak habis
apapun alasannya

Kriteria Eksklusi : Pasien tidak makan siang karena indikasi


medis

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator): Jumlah pasien yang menyisakan makan


siangnya.

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien rawat inap yang bisa


makan siang

STANDARD : Minimal 80 %

KETERANGAN :

3

UNIT KERJA : Instalasi Kamar Bedah


RUANG LINGKUP : Kamar bedah

NAMA INDIKATOR : Angka Infeksi Luka Operasi

DASAR PEMIKIRAN : Operasi bersih yang memenuhi prosedur

standard tidak menimbulkan infeksi luka operasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian infeksi luka operasi pada pasien

pasca operasi bersih

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Pasien operasi bersih, termasuk operasi cito

Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien infeksi luka operasi bersih

PENYEBUT (Denominator): Jumlah seluruh pasien operasi bersih dalam


periode waktu yang sama dengan lama
perawatan post operatif sama dengan atau lebih
dari lima hari

STANDARD :2%

KETERANGAN :

4

UNIT KERJA : KAMAR BERSALIN


RUANG LINGKUP : Efektifitas asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dengan partus lama

NAMA INDIKATOR : Angka infeksi nifas

DASAR PEMIKIRAN : Infeksi nifas yang terjadi pada ibu bersalin


(setelah hari ke2) yang menimbulkan dampak
ketidaknyamanan pada ibu dengan gejala-gejala
demam tinggi, nyeri perut bagian bawah, lochea
berbau, uterus tegang dan subinvolusi atau
payudara bengkak dan berakibat pada angka
mortalitas dan morbiditas ibu, hal tsb dapat
menunjukkan kualitas asuhan kebidanan

DEFINISI INDIKATOR : Infeksi yang terjadi setelah persalinan ditandai


dengan suhu lebih dari 38o C terjadi setelah 2
hari post partum.

SAMPEL :
Kriteria Inklusi : Semua pasien di kamar bersalin dalam keadaan
inpartu
Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG ( Numerator) : Jumlah pasien post partum yang mengalami


infeksi nifas
PENYEBUT(Denominator): Jumlah semua ibu yang bersalin

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

5

UNIT KERJA : Unit Laboratorium


RUANG LINGKUP : Mutu Pelayanan Laboratorium dan Efisiensi
Pemakaian Bahan Pembantu di Laboratorium

NAMA INDIKATOR : Ketidakpuasan pelanggan

DASAR PEMIKIRAN : Pengambilan darah merupakan tindakan invasif


yang mengakibatkan pasien merasa sakit.
Apabila dilakukan pengulangan pengambilan
akibatnya :

1. Pasien tidak nyaman.


2. Pemborosan.

DEFINISI INDIKATOR: Pengulangan pengambilan sample darah


apabila pada tusukan pertama, petugas tidak
berhasil memperoleh darah dan harus diulang
kembali dengan mengganti peralatan yang
dipakai sebelumnya.

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : - Petugas terampil


- Bahan pembantu kualitas baik
Kriteria Eksklusi : Pasien : - Tidak kooperatif ( mis takut, bergerak)
- Terlalu gemuk sehingga vena/arteri
tidak teraba
- Kondisi vena halus dan rapuh
- Posisi vena sulit (pasien diinfus)
- Vena keras dan mobile (pada orang
tua)

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah angka pengulangan pengambilan

sample darah dalam kurun waktu 1 bulan.

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah pasien yang diambil darahnya dalam


kurun waktu 1 bulan.

STANDARD : ≤2%

KETERANGAN : Kurun waktu 6 bulan

6

UNIT KERJA : Unit Laboratorium Klinik


RUANG LINGKUP : Semua pasien yang datang ke laboratorium dan
berasal dari poliklinik/UGD/datang sendiri ke
laboratorium untuk pemeriksaan Hematologi
rutin.

NAMA INDIKATOR : Ketepatan waktu pemberian hasil pemeriksaan


laboratorium (TAT) untuk pemeriksaan
Hematologi rutin.

DASAR PEMIKIRAN : Menunggu hasil pemeriksaan yang diperlukan


oleh klinisi / pasien yang lama akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pasien.

DEFINISI INDIKATOR : Yang dimaksud dengan ketepatan waktu


pemberian hasil pemeriksaan (turn around time)
dalam waktu yang diperlukan mulai dari
pengambilan sample samapi ahsil selesai
dicetak, dan sampai ke yanagn klinisi. Dalam hal
ini berlaku untuk pemeriksaan Hematologi rutin.

SAMPEL :
Kriteria Inklusi : - Petugas terampil mengoperasikan alat
- Alat berfungsi baik
Kriteria Eksklusi : Bila alat tidak berfungsi dengan betul dan teknisi
lambat datang

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien yang mendapat hasil melewati

waktu ”TAT” yang telah ditetapkan.

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah pasien yang periksa Hematologi rutin

STANDARD : ≤5%

KETERANGAN : Kurun waktu 6 bulan

7

UNIT KERJA : Unit Laboratorium Klinik


RUANG LINGKUP : Kepercayaan pasien dan dokter mendapat hasil
yang tepat

NAMA INDIKATOR : Angka kesalahan memasukkan dan mencetak


hasil pemeriksaan laboratorium.

DASAR PEMIKIRAN : Hasil pemeriksaan yang salah dapat


mengakibatkan pasien mendapatkan
penanganan / terapi yang salah dari dokter,
sampai berakibat fatal.

DEFINISI INDIKATOR : Yang dimaksud kesalahan memasukkan dan


mencetak hasil pemeriksaan laboratorium,
termasuk :

1. Kesalahan transfer pemeriksaan/nilai


rujukan/satuan test
2. Kesalahan transfer hasil antara pasien satu
dan lainnya.

SAMPEL :
Kriteria Inklusi : - Petugas kompeten
- Sistem informasi berfungsi dengan baik
Kriteria Eksklusi :-

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah kesalahan yang terjadi

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah pasien laboratorium dalam periode


yang sama

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

UNIT KERJA : Perawatan

8

RUANG LINGKUP : Efektifitas Asuhan Keperawatan

NAMA INDIKATOR : Angka Kejadian Dekubitus

DASAR PEMIKIRAN : Terjadinya Dekubitus menunjukkan Asuhan

Keperawatan yang tidak baik.

DEFINISI INDIKATOR : Suatu daerah yang jaringan cutaneousnya

mengalami kerusakan diakibatkan oleh tekanan

yang terus menerus pada pasien non

ambulatory yang tidak dilakukan alih posisi

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Luka lecet pada bagian bawah pasien tirah


baring.

Kriteria Eksklusi : Luka lecet yang terjadi diluar area tekanan pada
pasien tirah baring.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah Kasus Dekubitus

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah Pasien yang Non Ambulatory

STANDARD : 3%

KETERANGAN :

UNIT KERJA : Instalasi Radiologi


9

RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Radiologi

NAMA INDIKATOR : Angka pengulangan pemeriksaan

DASAR PEMIKIRAN : Pengulangan pemeriksaan menyebabkan

pemaparan radiasi yang dalam jumlah banyak

kepada pasien

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian dilakukannya pemeriksaan

radiologi dengan berbagai alasan

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Semua pemeriksaan radiologi yang harus


diulang karena hasil yang tidak memenuhi
syarat dan tidak layak untuk dibaca, baik karena
faktor teknis ataupun kondisi film
Kriteria Eksklusi :-

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pemeriksaan yang harus diulang dalam


periode waktu tertentu

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pemeriksaan yang


dilaksanakan dalam periode waktu yang sama

STANDARD : Kurang dari 5 %

KETERANGAN :

UNIT KERJA : Unit Rawat Inap


10

RUANG LINGKUP : Efektifitas dan keamanan dari asuhan


keperawatan dari pasien rawat inap yang
mendapatkan infus

NAMA INDIKATOR : Angka Infeksi Jarum Infus (Tromboflebitis)

DASAR PEMIKIRAN : Tromboflebitis yang terjadi akan berdampak pada


kesehatan pasien dengan menimbulkan
karakteristik berupa nyeri, rasa tidak enak, panas,
pembengkakan lokal dan kemerahan pada atau
sekitar insersi jarum infus dan berakibat
mengurangi mobilitas ekstremitas serta
meningkatkan biaya perawatan keadaan ini juga
menunjukkan kualitas asuhan keperawatan.

DEFINISI INDIKATOR :

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Semua pasien yang mendapatkan infus

Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lokasi infus yang mengalami infeksi

PENYEBUT (Denominator): Jumlah seluruh lokasi jarum infus

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

UNIT KERJA : Unit Rawat Inap


11

RUANG LINGKUP : Efektifitas dan keamanan dari asuhan


keperawatan dari pasien rawat inap yang
dipasang Kateter

NAMA INDIKATOR : Angka Infeksi Saluran Kemih Nosokomial

DASAR PEMIKIRAN : Infeksi Saluran Kemih merupakan jenis infeksi


nosokomial yang paling sering terjadi sekitar
40% dari seluruh infeksi pada rumah sakit setiap
tahunnya (Burke And Zavasky 1999). Dan 10%
dari pasien rawat inap menggunakan kateter
(Asher, Oliver dan Fry). Terjadinya ISK
Nosokomial menunjukkan kualitas dari asuhan
keperawatan.

DEFINISI INDIKATOR : Infeksi Saluran Kemih Nosokomial didefinisikan


sebagai suatu keadaan dengan gejala/keluhan
spesifik seperti Demam > 38º, Disuri, Nikuri,
Nyeri Suprapubis, atau tanpa keluhan tersebut
dengan hasil biakan urin porsi tengah ≥ 10 5
kuman per ml urine dengan jenis kuman tidak
lebih dari 2 species.

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Semua pasien yang mendapatkan pemasangan


kateter
Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien yang mengalami ISK Nosokomial

PENYEBUT (Denominator): Jumlah seluruh pasien yang terpasang kateter

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

12

UNIT KERJA : Unit Rawat Inap


RUANG LINGKUP : Efektifitas Asuhan Keperawatan

NAMA INDIKATOR : Angka Kejadian Dekubitus

DASAR PEMIKIRAN : Terjadinya Dekubitus menunjukkan Asuhan


Keperawatan yang tidak baik.

DEFINISI INDIKATOR : Suatu daerah yang jaringan cutaneousnya


mengalami kerusakan diakibatkan oleh tekanan
yang terus menerus pada pasien non
ambulatory yang tidak dilakukan alih posisi

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Luka lecet pada bagian bawah pasien tirah


baring.

Kriteria Eksklusi : Luka lecet yang terjadi diluar area tekanan pada
pasien tirah baring.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah Kasus Dekubitus

PENYEBUT (Denominator): Jumlah Pasien yang Non Ambulatory

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

13

UNIT KERJA : Unit Rawat Inap


RUANG LINGKUP : Keamanan dan efektifitas pasien rawat inap

NAMA INDIKATOR : Angka Perawatan Ulang

DASAR PEMIKIRAN : Pasien rawat inap yang dikelola dengan baik


tidak akan memerlukan perawatan ulang yang
tidak direncanakan.

DEFINISI INDIKATOR : Jumlah pasien rawat inap ulang dengan


penyakit sama dalam kurun waktu kurang dari
tujuh hari setelah pasien pulang dari rumah sakit

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Semua pasien dengan penyakit akut yang


mengalami rawat ulang dengan masalah
kesehatan yang sama

Kriteria Eksklusi : Pasien pulang paksa, rawat ulang yang


direncanakan dan kehamilan aterm.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien rawat ulang dalam periode


tertentu

PENYEBUT (Denominator): Jumlah pasien rawat inap dalam periode yang


sama

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

14

UNIT KERJA : Unit Rawat Jalan


RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan terhadap pasien yang
berkunjung ke Unit Rawat Jalan

NAMA INDIKATOR : Angka keterlambatan dokter terhadap jadwal


praktek

DASAR PEMIKIRAN : Keterlambatan kedatangan dokter untuk


memberikan pelayanan, dapat menurunkan
kepuasan pelanggan sehingga berdampak
kepada penurunan kualitas pelayanan
Rumah Sakit.

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian kedatangan dokter yang


terlambat lebih 15 menit dari jadwal praktek
yang telah ditentukan.

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Kedatangan dokter lebih dari 15 menit dari


jadwal praktek yang seharusnya.
Kriteria Ekslusi : Dokter berada di rumah sakit, tetapi sedang
melaksanakan operasi atau tindakan yang
terencana ataupun cito.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah dokter yang datang terlambat lebih


dari 15 menit dari jadwal yang sudah
ditentukan.

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh dokter yang praktek dalam


waktu yang sama

STANDARD : 5%

KETERANGAN :

15

UNIT KERJA : Instalasi Rehabilitasi Medik


RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan

NAMA INDIKATOR : Angka keterlambatan konsul pelayanan


pasien rawat inap

DASAR PEMIKIRAN : Keterlambatan konsul pelayanan


mempengaruhi kualitas pelayanan kepada
pasien.

DEFINISI INDIKATOR : Jumlah respons konsul pasien rawat inap


yang lebih dari 30 menit .

SAMPEL :
Kriteria Inklusi : Semua pasien rawat inap yang dikonsulkan
dalam jam kerja.
Kriteria Ekslusi :
1. Saat Dokter SpRM datang pasien tidak
siap diperiksa.
2. Konsul dilakukan di luar jam kerja.
TIPE INDIKATOR : Rate Based

Numerator : Jumlah respons konsul pasien rawat inap >

30 menit dalam periode waktu tertentu

Denominator : Jumlah respons konsul pasien rawat dalam


periode waktu yang sama

STANDARD : 5%

16

UNIT KERJA : Rekam Medis

RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan Rekam Medik pada Unit


Rawat Jalan

NAMA INDIKATOR : Angka ketidak lengkapan Rekam Medik Rawat


Jalan

DASAR PEMIKIRAN : Rekam Medik merupakan bukti dokumentasi

semua pelayanan di Rumah Sakit yang

berkaitan dengan hukum/legal.

DEFINISI INDIKATOR : Angka ketidak lengkapan pengisian rekam medik


pasien pada Unit Rawat Jalan.

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Identitas Pasien, waktu pelayanan diberikan


(tanggal dan jam), data klinik (anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
diagnosis, terapi dan tindakan) , tanda tangan
Dokter, nama Dokter.

Kriteria Eksklusi : Belum dilakukan pemeriksaan penunjang yang


direncanakan.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah rekam medik Unit Rawat Jalan yang

tidak lengkap dalam periode waktu tertentu

PENYEBUT (Denominator) : Seluruh rekam medik Unit Rawat Jalan


pada periode Waktu Yang Sama

STANDARD :

KETERANGAN :

17

UNIT KERJA : Rekam Medis

RUANG LINGKUP : Efektivitas dan kelayakan

NAMA INDIKATOR : Angka Ketidak Lengkapan Rekam Medik Rawat


Inap

DASAR PEMIKIRAN : Kelengkapan Rekam Medik diperlukan karena


rekam medik merupakan bukti dokumentasi
semua upaya pelayanan Di Rumah Sakit

DEFINISI INDIKATOR : Angka Ketidak Lengkapan Rekam Medik setelah


pasien rawat inap dalam waktu 2 x 24 jam.

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Identitas Pasien, Data Perjalanan Penyakit


(Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan
Pemeriksaan Penunjang, Diagnosis, Terapi dan
Tindakan yang dilengkapi dgn Informed Consent
dan Laporan), tanda tangan Dokter, nama
Dokter, waktu pelayanan, Resume Medik dan
Keperawatan, ICD dan Kode Peringatan.

Kriteria Eksklusi : Kelengkapan Administrasi dan Keuangan,


Lembar Pemantauan, dan Resep.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah Rekam Medik pasien setelah rawat inap

yang tidak lengkap dalam periode waktu

tertentu

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh Rekam Medik pasien


setelah rawat inap dalam periode waktu yang sama

STANDARD :

KETERANGAN :

18

UNIT KERJA : Bagian Rekam Medis


RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan rekam medis

NAMA INDIKATOR : Angka Keterlambatan Penyediaan Rekam Medik


di Unit Rawat Jalan

DASAR PEMIKIRAN : Keterlambatan penyediaan rekam medik pada


Unit Rawat Jalan berakibat keterlambatan
pelayanan dan tidak adanya informasi keadaan
pasien sebelumnya (riwayat penyakit dan
pengobatan sebelumnya)

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian keterlambatan penyediaan


berkas rekam medik pada saat pasien telah
berhadapan dengan dokter di unit rawat jalan

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Kunjungan pasien kunjungan ulang untuk


kontrol.

Kriteria Eksklusi : Kontrol dilaksanakan dalam waktu kurang dari


2 x 24 jam setelah pasien pulang dari rawat
Inap, pasien langsung ke dokter < 5 menit.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah berkas rekam medik yang terlambat


disediakan dalam kurun waktu tertentu
PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh rekam medik rawat jalan dalam
kurun waktu yang sama

STANDARD : Kurang dari 5%

KETERANGAN :

19

UNIT KERJA : Rekam Medis

RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan Rekam Medik pada Unit


Rawat Jalan

NAMA INDIKATOR : Angka ketidak lengkapan Rekam Medik Rawat


Jalan

DASAR PEMIKIRAN : Rekam Medik merupakan bukti dokumentasi

semua pelayanan di Rumah Sakit yang

berkaitan dengan hukum/legal.

DEFINISI INDIKATOR : Angka ketidak lengkapan pengisian rekam medik


pasien pada Unit Rawat Jalan.

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Identitas Pasien, waktu pelayanan diberikan


(tanggal dan jam), data klinik (anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
diagnosis, terapi dan tindakan) , tanda tangan
Dokter, nama Dokter.

Kriteria Eksklusi : Belum dilakukan pemeriksaan penunjang yang


direncanakan.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah rekam medik Unit Rawat Jalan yang

tidak lengkap dalam periode waktu tertentu

PENYEBUT (Denominator) : Seluruh rekam medik Unit Rawat Jalan pada


periode Waktu Yang Sama

STANDARD :

KETERANGAN :

20

UNIT KERJA : Rekam Medis

RUANG LINGKUP : Kelengkapan Rekam Medik Rawat Inap

NAMA INDIKATOR : Ketidak Lengkapan Rekam Medik Rawat Inap

DASAR PEMIKIRAN : Rekam Medik Merupakan Bukti Dokumentasi


Semua Upaya Pelayanan Di Rumah Sakit

DEFINISI INDIKATOR : Angka Ketidak Lengkapan Pengisian Rekam


Medik Pada Rawat Inap

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Identitas Pasien, Data Perjalanan Penyakit


(Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan
Pemeriksaan Penunjang, Diagnosis, Terapi dan
Tindakan yang dilengkapi dgn Informed Consent
dan Laporan),Tanda Tangan Dokter Nama/Inisial
Dokter, Ringkasan Pulang dan Keperawatan,
ICD dan Kode Peringatan.

Kriteria Eksklusi : Kelengkapan Administrasi dan Keuangan ,


Lembar Pemantauan, dan Resep

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah Rekam Medik Yang Tidak Lengkap

Dalam Periode Waktu Tertentu

PENYEBUT (Denominator) : Seluruh Rekam Medik Pada Waktu Yang


Sama

STANDARD :

KETERANGAN :

21

UNIT KERJA : Bagian Rekam Medis


RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan rekam medis

NAMA INDIKATOR : Angka Keterlambatan Pengembalian Rekam


Medik

DASAR PEMIKIRAN : Ketepatan pengembalian rekam medik yang


lengkap diperlukan terutama untuk pelaporan,
studi kasus, laporan kematian dan sebagai
aspek legal

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian berkas yang dikembalikan ke


Bagian Rekam Medik lebih dari 2 X 24 jam

SAMPEL :

Kriteria Inklusi :

Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah keterlambatan rekam medik dalam


waktu dua kali dua puluh empat jam setelah
keluar rumah sakit

PENYEBUT (Denominator) : Seluruh pasien yang keluar rumah sakit

STANDARD : Kurang dari 5%

KETERANGAN :

22

UNIT KERJA : Unit Gawat Darurat


RUANG LINGKUP : Pelayanan Gawat Darurat

NAMA INDIKATOR : Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat


Darurat (KPPGD)

DASAR PEMIKIRAN : Keterlambatan pertolongan pasien gawat darurat


dapat berakibat memperburuk prognosis

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian pasien TRUE emergency yang


mendapat pertolongan pertama lebih dari 5
menit di Unit Gawat Darurat

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Waktu pertolongan pertama pasien TRUE


emergency
Kriteria Eksklusi : Pasien Gawat Darurat yang FALSE mergency,
DOA
TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien TRUE emergency yang

mendapat pertolongan pertama lebih dari 5

menit

PENYEBUT (Denominator): Jumlah semua pasien TRUE emergency yang


mendapat pertolongan pertama lebih dari 5
menit dalam periode waktu yang sama

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

23

UNIT KERJA : Unit Gawat Darurat

RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan gawat darurat

NAMA INDIKATOR : Angka kematian di Unit Gawat Darurat

DASAR PEMIKIRAN : Keberhasilan penanganan kegawatan pasien


emergency sangat dipengaruhi oleh kualitas
pelayanan di Unit Gawat Darurat

DEFINISI INDIKATOR : Jumlah pasien true emergency dengen


kegawatan medik yang meninggal di unit gawat
darurat

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Terminal state

Kriteria Eksklusi : DOA (death on arrival), pasien meninggal di luar


Unit Gawat darurat, keadaan gawat tidak darurat
TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien TRUE emergency yang gawat


yang meninggal di UGD dalam periode tertentu.

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien TRUE emergency yang


gawat dalam waktu yang sama

STANDARD :

KETERANGAN :

24

UNIT KERJA : Perawatan


RUANG LINGKUP : Efektifitas Asuhan Keperawatan

NAMA INDIKATOR : Angka Kejadian Dekubitus

DASAR PEMIKIRAN : Terjadinya Dekubitus menunjukkan Asuhan


Keperawatan yang tidak baik.

DEFINISI INDIKATOR : Suatu daerah yang jaringan cutaneousnya


mengalami kerusakan diakibatkan oleh tekanan
yang terus menerus pada pasien non
ambulatory yang tidak dilakukan alih posisi

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Luka lecet pada bagian bawah pasien tirah


baring.

Kriteria Eksklusi : Luka lecet yang terjadi diluar area tekanan pada
pasien tirah baring.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah Kasus Dekubitus

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah Pasien yang Non Ambulatory

STANDARD : 3%

KETERANGAN :

25

UNIT KERJA : Gawat Darurat


RUANG LINGKUP : Pelayanan Gawat Darurat

NAMA INDIKATOR : Angka Keterlambatan Pelayan Pertama Gawat


Darurat (KPPGD)

DASAR PEMIKIRAN : Keterlambatan pertolongan pasien gawat

darurat dapat berakibat memperburuk prognosis

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian pasien through emergency yang

mendapat pertolongan pertama lebih dari 15

menit di Unit Gawat Darurat

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Waktu pertolongan pertama pasien through


emergency

Kriteria Eksklusi : Pasien Gawat Darurat yang bukan Through


Emergency

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien through emergency yang

mendapat pertolongan pertama lebih dari 15

menit

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah semua pasien through emergency


yang mendapat pertolongan pertama dalam
periode waktu yang sama

STANDARD :

KETERANGAN :

26

UNIT KERJA : Instalasi Rawat Inap


RUANG LINGKUP : Kamar Bersalin

NAMA INDIKATOR : Perpanjangan Lama Perawatan Persalinan


dengan Seksio Sesaria

DASAR PEMIKIRAN : Pelayanan persalinan dengan seksio sesaria


yang baik dan bermutu tidak memerlukan
perpanjangan lama perawatan

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian perpanjangan lama perawatan


persalinan seksio sesaria

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Pasien hamil aterm yang dilakukan tindakan


seksio sesaria

Kriteria Eksklusi : Pasien kala dua yang dirujuk.

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien persalinan dengan seksio


sesaria yang dirawat lebih dari lima hari.

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah semua pasien persalinan seksio


sesaria yang dirawat kurang atau sama dengan
lima hari.

STANDARD :

KETERANGAN :

27

UNIT KERJA : Instalasi Kamar Bedah


RUANG LINGKUP : Kamar bedah

NAMA INDIKATOR : Angka Infeksi Luka Operasi

DASAR PEMIKIRAN : Operasi bersih yang memenuhi prosedur

standard tidak menimbulkan infeksi luka operasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian infeksi luka operasi pada pasien

pasca operasi bersih

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Pasien operasi bersih

Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien infeksi luka operasi bersih

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien operasi bersih dalam


periode waktu yang sama dengan lama
perawatan post operatif sama dengan atau lebih
dari lima hari

STANDARD :2%

KETERANGAN :

28

UNIT KERJA : Instalasi rawat inap


RUANG LINGKUP : Keperawatan

NAMA INDIKATOR : Angka kejadian operasi ulang

DASAR PEMIKIRAN :

DEFINISI INDIKATOR :

SAMPEL :

Kriteria Inklusi :

Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien yang harus dioperasi kembali


unplaned (tanpa rencana) selama perawatan

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam


periode yang sama

STANDARD : 0,5%

KETERANGAN :

29

UNIT KERJA : Instalasi Rawat Inap


RUANG LINGKUP : Keamanan dan efektifitas pasien rawat inap

NAMA INDIKATOR : Angka Perawatan Ulang

DASAR PEMIKIRAN : Pasien rawat inap yang dikelola dengan baik


tidak akan memerlukan perawatan ulang yang
tidak direncanakan.

DEFINISI INDIKATOR : Jumlah pasien rawat inap ulang dengan


penyakit sama dalam kurun waktu kurang dari
tujuh hari setelah pasien pulang dari rumah sakit

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Semua pasien dengan penyakit akut yang


mengalami rawat ulang dengan masalah
kesehatan yang sama

Kriteria Eksklusi : Pasien pulang paksa, rawat ulang yang


direncanakan dan kehamilan aterm.
TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien rawat ulang dalam periode


tertentu

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah pasien rawat inap dalam periode


yang sama

STANDARD : 0%

KETERANGAN :

30

UNIT KERJA : Instalasi Radiologi


RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Radiologi

NAMA INDIKATOR : Angka Kerusakan Film

DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu pada

pemeriksaan radiologi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian kerusakan film pada

pemeriksaan radiologi

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Semua pemeriksaan radiologi yang harus


diulang karena hasil yang tidak baik yang
disebabkan oleh
1. Radiografer
2. Film yang ditolak dibaca

Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah film yang rusak

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh film yang digunakan

STANDARD : Kurang dari 5 %

KETERANGAN :

31

UNIT KERJA : Instalasi rawat inap


RUANG LINGKUP : Efektifitas dan keamanan dari asuhan
keperawatan dari pasien rawat inap yang
mendapatkan infus

NAMA INDIKATOR : Angka Infeksi Jarum Infus

DASAR PEMIKIRAN : Tromboflebitis yang terjadi akan berdampak


pada kesehatan pasien dengan menimbulkan
karakteristik berupa nyeri, rasa tidak enak,
panas, pembengkakan lokal dan kemerahan
pada atau sekitar insersi jarum infus dan
berakibat mengurangi mobilitas ekstremitas
serta meningkatkan biaya perawatan keadaan
ini juga menunjukkan kualitas asuhan
keperawatan.

DEFINISI INDIKATOR :

SAMPEL :

Kriteria Inklusi : Semua pasien yang mendapatkan infus

Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lokasi infus yang mengalami infeksi

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh lokasi jarum infus

STANDARD :

KETERANGAN :

32

UNIT KERJA : Instalasi Gawat Darurat

RUANG LINGKUP : Efektifitas pelayanan gawat darurat

NAMA INDIKATOR : Angka kematian di Instalasi gawat darurat

DASAR PEMIKIRAN : Keberhasilan penanganan kegawatan pasien


true emergency sangat dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan di Unit Gawat Darurat

DEFINISI INDIKATOR : Jumlah pasien true emergency dengen


kegawatan medik yang meninggal dui unit
gawat darurat

SAMPEL :

Kriteria Inklusi :

Kriteria Eksklusi : DOA (death on arrival), pasien meninggal di


luar Unit Gawat darurat

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien through emergency yang gawat


yang meninggal di UGD dalam periode tertentu.

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien through emergency


yang gawat dalam waktu yang sama

STANDARD :

KETERANGAN :

33

UNIT KERJA : Unit Farmasi


RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Resep

NAMA INDIKATOR : Angka keterlambatan penyerahan obat jadi

DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu pada pelayanan


farmasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian keterlambatan penyerahan obat


jadi ke pasien lebih dari 15 menit

SAMPEL :
Kriteria Inklusi :
1. Persediaan obat di ruang peracikan habis
sehingga harus mengambil di gudang farmasi
2. Kesalahan input ke dalam komputer
3. Salah menghitung dosis, sehingga harus
diulang
Kriteria Eksklusi :
1. Kesalahan dokter menuliskan dosis,
sehingga harus di konsultasikan dulu dengan
dokter yang bersangkutan.
2. Obat yang tidak ada di DORS, sehingga
untuk mengganti obat yang sejenis harus di
konsultasikan dulu dengan dokter yang
bersangkutan

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lembar resep yang penyerahannya lebih


dari 15 menit dalam periode waktu tertentu
PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh lembar resep yang dilayani
dalam periode yang sama

STANDARD : Kurang dari 10%

KETERANGAN :

34

UNIT KERJA : Unit Farmasi


RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Resep

NAMA INDIKATOR : Angka Penyerahan Obat Racikan Lebih Dari 30


menit

DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu pada pelayanan


farmasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian keterlambatan penyerahan obat


racikan ke pasien lebih dari 30 menit

SAMPEL :
Kriteria Inklusi : Penyiapan obat yang lama dikarenakan
1. persediaan obat di ruang peracikan habis
sehingga harus mengambil di gudang farmasi.
2. Salah menghitung dosis, sehingga harus
diulang
Kriteria Eksklusi :
1. Kesalahan dokter menuliskan dosis, sehingga
harus di konsultasikan dulu dengan dokter
yang bersangkutan.
2. Obat yang tidak ada di DORS, sehingga untuk
mengganti obat yang sejenis harus di
konsultasikan dulu dengan dokter yang
bersangkutan

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lembar resep yang penyerahannya


melebihi waktu standard

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh lembar resep yang dilayani

STANDARD : Kurang dari 20%

KETERANGAN :

35

UNIT KERJA : Unit Farmasi


RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Resep

NAMA INDIKATOR : Angka Kesalahan Penyerahan Obat

DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu pada pelayanan


farmasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian kesalahan penyerahan obat


pada pasien

SAMPEL :
Kriteria Inklusi : 1. Salah membaca resep
2. Salah pemberian etiket pada obat
Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lembar resep yang penyerahan obatnya


salah

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh lembar resep yang dilayani

STANDARD : Kurang dari 3%

KETERANGAN :

36

UNIT KERJA : Unit Farmasi


RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Resep

NAMA INDIKATOR : Angka Kesalahan Penulisan Etiket Pada Obat

DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu pada pelayanan


farmasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian kesalahan penulisan etiket obat

KRITERIA :
Kriteria Inklusi : 1. Salah membaca aturan pakai
2. Tertukar dengan resep lain
Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah lembar resep yang penulisan etiketnya


salah

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh lembar resep yang dilayani

STANDARD : Kurang dari 3%

KETERANGAN :

37

UNIT KERJA : Unit Farmasi


RUANG LINGKUP : Efektifitas Pelayanan Resep

NAMA INDIKATOR : Angka Kesalahan Perhitungan Dosis

DASAR PEMIKIRAN : Diperlukan pengendalian mutu pada pelayanan


farmasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian kesalahan menghitung dosis


obat

SAMPEL :
Kriteria Inklusi : 1. Salah membaca aturan pakai
2. Salah memasukkan angka
Kriteria Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah R/ yang perhitungan dosis yang salah

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh R/ yang dilayani

STANDARD : Kurang dari 3%

KETERANGAN :

Ditetapkan di : Balikpapan,
pada tanggal : ................ 2015

DIREKTUR,

EDY ISKANDAR

38

Anda mungkin juga menyukai