Disusun Oleh :
Kelompok 4
ANGGUN SULISTIAWATI
AYU FENITA DEWI
DEDI RIYADI
DINDA AULIA SARI
NURBAITI
ONGKY SETYO PRAYOGO
RENDI SETYA PRATAMA
SITI NUR ASIYAH JAMIL
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Ns. Yeti Septiasari, S.Kep, M.Kep Ns. Farida Yuni Lestari, S.Kep
3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini dengan maksimal dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Ny.Y (23 Tahun) dengan Diagnosa Medis
Kista Ovarium Di Ruang Hasanah 08 Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro 2021” tugas kelompok ini
sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Praktik Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan tugas asuhan keperawatan ini kami menjumpai berbagai hambatan
namun berkat dari dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan ini. Maka penulis menyampaikan trimakasih dan
penghargaian setinggi-tingginya kepada :
Tugas asuhan keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi menjadikan kami
lebih berkualitas, besar harapan kami agar asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca semua.
4
Penulis,
Kelompok 4
5
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. Pengkajian Keperawatan
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
E. Implementasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
6
A. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan
adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian
tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit
yang sillent killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak
menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat
kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.
Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya
dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Sehingga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.
Di Provinsi Lampung, berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas tahun 2018, kasus
penyakit tumor terdapat 7.345 kasus terdiri dari tumor jinak 4.678 (68%) kasus dan tumor
ganas 2.667 (42%) kasus, kasus terbanyak ditemukan di Kota Bandar Lampung (Dinkes
Lampung, 2018).
B. Tujuan Umum
Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui teori dan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien
Kista Ovarium di Ruang Hasanah di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui konsep penyakit Kista Ovarium, mulai dari :
- Definisi
- Etiologi
- Patofisiologi
- Manifestasi klinik
7
- Pemeriksaan penunjang
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
- Konsep dasar Proses keperawatan Tuberkulosis (pengkajian dasar, diagnosa yang mungkin
muncul, rencana keperawatan)
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pasien Kista Ovarium di Ruang
Hasanah di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro
c. Mampu menemukan diagnosa keperawatan pada pasien Kista Ovarium di
Ruang Hasanah di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro
d. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien Kista Ovarium di
Ruang Hasanah di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Kista Ovarium di
Ruang Hasanah di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan
atau benda seperti bubur. Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium
normal,folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul
akibat pertumbuhandari epithelium ovarium. Kista adalah kantong berisi cairan,
kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-
macam (Bobak, 2015).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis,
berisi cairan atau bahan setengah cair (Henderson, 2016). Kista ovarium
merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( Syaifudin, 2018).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah
kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi.
(Waspodo, 2017).
B. Etiologi
Berdasarkan etiologinya, kista ovarium di sebabkan menrut jenisnya:
1) Karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone.
2) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi
3) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah
ovulasi
4) Kista tuba lutein, disebabkan karena
meningkatnya kadar HCGterdapat pada molahidatidosa
5) Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH
yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
9
C. Patofisiologi
Patofisiologi kista ovarium patologis dipengaruhi oleh pertumbuhan abnormal
sel-sel yang berada di dalam ovarium.
a. Kista Fungsional
Rata-rata siklus menstruasi terjadi selama 28 hari, dimulai dengan hari
pertama dari perdarahan menstruasi dan diakhiri sehari sebelum periode
menstruasi selanjutnya. Paruh pertama dari siklus ini disebut fase folikuler (fase
proliferatif) yang terjadi sampai terjadinya ovulasi dan paruh kedua dari siklus ini
disebut fase luteal (fase sekretorik) yang berlangsung setelah ovulasi terjadi. Pada
fase folikuler dapat terbentuk kista folikuler dan pada fase luteal dapat terbentuk
kista luteal.
Pada fase folikuler, stimulasi follicle stimulating hormone (FSH) yang
meningkat secara berlebihan atau kurangnya lonjakan luteinizing hormone (LH)
pada pertengahan siklus sebelum ovulasi dapat menyebabkan kegagalan proses
ovulasi. Cairan intrafolikel yang tidak diabsorbsi kembali dapat menyebabkan
folikel berlanjut menjadi sebuah kista folikuler di dalam ovarium. Sementara itu,
pada fase luteal, kista luteal dapat terjadi akibat pertumbuhan yang berlanjut dari
korpus luteum karena kegagalan disolusi jika tidak terjadi kehamilan atau kista
dapat juga terbentuk karena perdarahan yang mengisi rongga korpus yang terjadi
setelah ovulasi. Terdapat 2 jenis kista luteal yakni kista granulosa dan kista teka-
lutein. Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium,
sedangkan kista teka-lutein merupakan kista yang dapat disebabkan oleh
luteinisasi dan hipertrofi lapisan sel teka interna sebagai respon terhadap stimulasi
yang berlebihan dari gonadotropin dan hCG. Oleh karena itulah, kista teka-lutein
sering dijumpai pada perempuan dengan penyakit ovarium polikistik, mola
hidatidosa, koriokarsinoma, serta terapi hCG dan klomifen sitrat.
b. Kista Patologis
Kista patologis muncul melalui pertumbuhan berlebihan dari sel-sel yang
ada di dalam ovarium. Kista patologis ini dapat bersifat jinak atau ganas. Kista
patologis dapat muncul dari semua tipe sel dan jaringan ovarium. Sel yang paling
sering berkembang menjadi kista patologis yang bersifat ganas adalah sel epitel
permukaan (mesotelium) berupa kista adenomakarsinoma epitel ovarium,
sedangkan kista patologis yang bersifat jinak dapat berupa kistadenoma serosa dan
10
musinosa. Sel lain yang dapat berkembang menjadi kista patologis adalah sel
germinal yang dapat membentuk kista dermoid (teratoma). Endometrioma adalah
kista yang berisi darah yang muncul dari endometrium ektopik. Endometrioma ini
berhubungan dengan endometriosis. Luteoma kehamilan dapat terjadi ketika
parenkim ovarium digantikan dengan proliferasi sel stroma terluteinisasi yang
mungkin menjadi aktif secara hormonal dengan produksi androgen. Penyakit
ovarium polikistik adalah kista yang berhubungan dengan disfungsi hipotalamus.
D. Tanda gejala
1) Adanya ketidakteraturan menstruasi
2) N y e r i p a d a p e r u t b a g i a n
3) R a s a s e b a h p a d a p e r u t
4) Timbul benjol pada perut
E. Komplikasi
11
1. Torsi ovarium
Kista yang membesar bisa menyebabkan ovarium bergerak dan memutar yang
menyakitkan ovarium pengidap (torsi ovarium).
2. Kista pecah
Kista yang pecah dapat menyebabkan nyeri hebat dan perdarahan internal.
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu
2) Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium atau kandung kemih, apakah tumor kristik atau solid, dan
dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak
3) Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada
kista dermoid kadand-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor. Penggunaan foto
rontgen pada pictogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam colon.
4) Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab asictes
G. Penatalaksanaan
a. Observasi
Kebanyakan kista ovarium terbentuk normal yang disebut kista fungsional dimana
setiap ovulasi. Telur di lepaskan keluar ovarium, dan terbentuklah kantung sisa
tempat telur. Kista ini normalnya akan mengkerut sendiri biasanya setelah 1-3
bulan. Oleh sebab itu, dokter menganjurkan agar kembali berkonsultasi setelah 3
12
Cara perlu mempertimbangkan umur penderita, gejala dan ukuran besar kista.
Pada kista fungsional dan perempuan yang bersangkutan masih menstruasi,
biasanya tidak dilakukan pegobatan dengan operasi, tetapi bila hasil pada
sonogram, gambaran kista bukan kista fungsional, dan kista berukuran besar,
biasanya dokter menganjurkn mengangkat kist dengan operasi, begitu pula bila
perempuan sudah menopause, dan dokter menemukan adanya kista, seringkali
dokter yang bersangkutan mengangkat kista tersebut dengan jalan operasi
meskipun kejadian kanker ovarium jarang ditemukan. Akan tetapi bila si
perempuan berusia 50-70 tahun, maka resiko tinggi terjadi kanker (Doengoes,
2017).
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
1) Identitas pasien dan penangung jawab
Meliputi nama, umur,pekerjaan, alamat, agama, suku/bangsa
2) Keluhan Utama
Dikaji dengan benar-benar apa yang dirasakan ibu untuk mengetahui
permasalahan utama yang dihadapi ibu mengenai kesehatan reproduksi.
3) Riwayat Kesehatan
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang dulu pernah diderita yang dapat
mempengaruhi dan memperparah penyakit yang saat ini diderita.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang berhubungan dengan gangguan reproduksi terutama kista
ovarium.
13
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada klien dengan Tuberkulosis paru meliputi
pemeriksaan fisik umum persistem dari observasi keadaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital, dan pemriksaan head to toe.
1) Keadaan umum Tanda-Tanda Vital
denyut nadi yang meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan
a. Kepala
Kulit kepala
Palpasi : Raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur
b. Rambut
Palpasi : Mudah rontok atau tidak, tekstur rambut kasar atau halus.
c. Kuku
kangker paru.
Palpasi : Catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler
d. Kepala/wajah
15
Inspeksi : Lihat kesimetrisan wajah apa bila muka kanan dan kiri
tidak sama, misal lebih condong ke kanan atau kiri, hal itu
e. Mata
tidak.
Inspeksi : Lihat kelopak mata ada lubang atau tidak, reflek berkedip
medriasis.
f. Hidung
g. Telinga
kebersihan, lesi.
Palpasi : Tekan daun telinga adakah respon nyeri atau tidak serta
Palpasi : Pegang dan tekan pelan daerah pipi kemudian rasakan ada
i. Leher
j. Dada
bunyi paru.
Inspeksi : Amati bentuk dada dan pergerakan dada kanan dan kiri,
hiperesonan.
k. Abdomen
tidaknya asietas.
l. Muskuloskeletal
18
2. Diagnose Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif (D. 0005)
b. Perfusi Perifer tidak efektif (D. 0009)
c. Nyeri akut (D. 0077)
d. Defisit perawatan diri (D. 0109)
e. Ansietas (D. 0080)
f. Gangguan pola tidur (D.0055)
19
20
3. Intervensi Keperawatan
1. Pola nafas Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas (I.01011) Observasi
tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Definisi 1. Untuk mengetahui perkembangan
(D. 0005) keperawatan selama 3x24 Mengidentifikasi dan mengelola status kesehatan pasien dan
jam masalah gangguan pola kepatenan jalan napas mencegah komplkasi lanjutan
napas tidak efektif dapat Tindakan 2. Makna 'gargling' atau 'gurgling' itu
teratasi dengan kriteria hasil : Observasi bagaikan suara ketika menggelogok
1. Dispnea dari skala 1 1. Monitor pola napas (frekuensi, 3. Wheezing adalah adalah suara
meningkat menjadi kedalaman, usaha napas) pernapasan frekuensi tinggi nyaring
skala 5 menurun 2. Monitor bunyi napas tambahan yang terdengar di akhir ekspirasi. Hal
2. Penggunaan otot (mis. gurgling, mengi, ini disebabkan penyempitan saluran
bantu napas dari wheezing, ronkhi kering) respiratorik distal.
skala 1 meningkat 3. Monitor sputum (jumlah, 4. Mengi adalah adalah istilah untuk
menjadi skala 3 warna, aroma) menggambarkan suara bernada tinggi
sedang Terapeutik saat bernapas. Suara ini biasanya
3. Frekuensi napas dari 1. Pertahankan kepatenan jalan terdengar saat mengembuskan napas
1 memburuk menjadi napas dengan head-tilt dan 5. karekteristik sputum dapat
skala 5 membaik chin-lift (jaw-thrust jika curiga menunjukkan barat ringannya
trauma survikal) obstruksi
2. Posisikan semi-fowler atau 6. sputum adalah adalah mukus yang
21
Edukasi
1. Kontraindikasi adalah pertentangan
dua hal yang sangat berlawanan atau
bertentangan. Pemberian osikgen
kurang dari 40%
2. Tehnik batuk efektif yaitu anjurkan
minum air hangat sebelum memulai
latihan batuk efektif,atur posisi duduk
dengan mencondongkan badan ke
depan,tarik nafas dalam melalui
hidung dan hembuskan melalui mulut
sebanyak 4-5 kali, pada tarikan nafas
dalam yang terakhir, nafas ditahan
selama 1-2 detik.
Kolaborasi
Pemberian bronkodilator dapat di gunakan
untuk meredakan gejala
23
vaskular
9. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi(mis.rendah
lemak jenuh,minyak ikan omega 3)
10. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus di laporkan
(mis.rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat,luka tidak
sembuh,hilangnya rasa)
Terapeutik
- Memastikan analgesik yang diberikan
dapat mengatasi masalah/keluhan
yang dirasakan.
Edukasi
- Efek samping obat adalahkondisi
yang muncul diluar efek dari
pengobatn yangdiharapkan.
Kolaborasi
- Memperhatikan langkah-langkah
benar dalam pemberian obat dan
keseuaian target.
Edukasi :
1. Tidur yang berkualitas dilakukan
minimal 7-8 jam setiap malam. Rentang
ini akan memberikan waktu bagi tubuh
untuk merawat dan menjaga kesehatan
Anda. Tidur 7-8 jam setiap hari juga
dapat memberikan Anda berbagai
30
manfaat
2. Mengurangi makan atau minum yang
bisa menggangu waktu tidur sangatlah
baik, tujuannya yakni untuk memberikan
waktu tidur yang optimal dan juga baik
untuk kesehatan tubuh.
3. Obat tidur tidak hanya bisa memicu rasa
kantuk, tapi juga membuat Anda tidur
lebih lama. Jika digunakan dalam jangka
pendek dan sesuai aturan pakai, obat ini
memang bisa berguna. Namun apabila
digunakan berlebihan, beberapa jenis
obat tidur bisa menyebabkan
ketergantungan
latihan relaksasi otot progresif
bermanfaat menimbulkan respon
tenang, nyaman, dan rileks.
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny. Y tinggal di Metro umur 55 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga. Klien
mengatakan nyeri dibagian bawah perut, klien mengatakan sesak nafas pada saat
berbaring di tempat tidur dan pada saat beraktifitas, klien mengatakan nafas
terengah-engah, klien mengatakan perut membesar, klien mengatakan cemas akan
kondisi sakit yang tak kunjung sembuh, klien mengatakan sudah beberapa hari
tidurnya tidak nyenyak, klien mengatakan perutnya membesar sejak ±3 bulan yang
lalu. Klien tampak pucat, klien tampak lemas, letih, lesu. Tanda-tanda vital : TD :
105/75 mmHg, RR : 30 x/menit, S : 36,5, dan N : 109x/menit, SpO2 : 96%, akral
dingin. Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2021, dengan diagnosa medis
: Kista ovarium
A. Pengkajian
1. Indetitas
a. Identirtas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/ Bangsa : Lampung/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Sumber Biaya : Suami
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2021
Diagnosa Medik : Kista Ovarium
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
32
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1). Keluhan Utama (saat pengkajian)
Klien mengatakan nyeri dibagian perut bawah dan panggul, nyeri seperti
terasa penuh dan panas, nyeri seperti tertimpa benda berat, durasi nyeri ± 1
menit, nyeri hilang timbul, frekuensi setiap 10 menit sekali , skala nyeri 6
(nyeri sedang),
2). Keluhan Penyerta :
Klien mengatakan sesak nafas pada saat berbaring di tempat tidur klien
mengatakan terdapat bejolan dibawah perut, klien mengatakan cemas akan
kondisi sakit yang tak kunjung sembuh, klien mengatakan sudah beberapa hari
tidurnya tidak nyenyak, klien mengatakan mempunyai riwayat ±SC 3 tahun
yang lalu
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : klien mengatakan sudah sejak umur 13 tahun
Siklus : klien mengatakan tidak teratur
Keteraturannya : klien mengatakan tidak teratur
Lamanya : 3-5 hari
Keluhan yang menyertai : klien mengatakan jarang lagi berhubungan suami istri
setelah menoupose, Klien mengatakan pada saat sakit menolak saat diajak
berhubungan dengan suami.
b. Riwayat Perkawinan
Kawin/ tidak kawin : kawin
Umur ibu menikah : 23 tahun
Umur suami menikah : 27 tahun
Lama pernikahan : 32 tahun
Berapa kali menikah : 1 kali
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
33
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Kesehatan Sekarang : tidak ada
b. Riwayat Kesehatan Dahulu : tidak ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : keluarga tidak memiliki penyakit menular
Oral hygiene
Cuci rambut
5. Pola aktivitas
Kegiatan dalam pekerjaan : klien mengatakan pada saat sakit lebih
mementingkan aktivitas di rumah seperti
mencuci baju, mencuci piring, menyapu dan
memasak
Waktu bekerja : pagi dan sore
Olaraga : olahraga mandiri di rumah
Kegiatan waktu luang : sosialisasi dengan keluarga
Keluhan dalam beraktivitas : klien mengatakan nyeri dan terkadang sesak
nafas
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok
- jumlah :-
- lama pemakaian :-
Ketergantungan obat
- lama pemakaian : 1 minggu
- jumlah : 1 sampai 2 kapsul
- keluhan : jika tidak minum vitamin makan merasa lemas
- jenis obat : tablet
RR : 20x/menit
S : 36,5
N : 20x/menit
4. BB/TB
BB : 100 kg
TB : 160 cm
5. Kepala ( rambut, muka, mata, hidung, telinga, mulut)
a) System Penglihatan
Posisi mata simetris, sklera anikterik, mata bersih, konjungtiva anemis, tidak ada
peradangan, tidak ada masalah penglihatan, pupil : ukuran 2-4 mm rekasi cahaya
mengecil kedua pupil dan membesar ketika gelap (tidak pada cahaya), Tidak
b) System Pendengaran
Keadaan telinga simetris, bersih, tidak ada cairan pada telinga, tidak
6. System Wicara
7. Dada
- payudara
perubahan warna kulit : ( ) ya, jelaskan ()tidak
pembekakan mammae : ( ) ya () tidak
nyeri tekan pada saat palpasi
warna aerola
papilla mammae : () menonjol ( ) datar ( ) kedalam
colostrums : () sudah keluar ( ) belum keluar
kebersihan aerola dan putting : Bersih
- abdomen
Bising usus : Normal 20x/menit
8. Genetalia
36
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
Hematologi
HCT 35 37.0-48.0 %
MCV 77 80.0-97.0 fL
MCH 25 26.5-33.5 pg
Fungsi Hati
Kimia Darah
E. Pengobatan / Terapi
1. Paracetamol 100 ml 1 x 1
2. Oksigenasi 2 liter
3. RL 500 ml
F. Data Fokus
1. Data Subjektif
Klien mengatakan nyeri dibawah perut dan panggul, nyeri seperti terasa penuh
dan panas
Klien mengatakan nyeri seperti tertimpa benda berat
Klien mengatakan nafas terengah-engah saat aktifitas
Klien mengatakan aktifitas dibantu oleh suaminya
Klien mengatakan perut membesar
Klien mengatakan cemas akan kondisinya
Klien mengatakan tidur tidak nyenyak pada saat sakit
2. Data Objektif
Skala nyeri 6
Akral dingin
Klien tampak meringis
Klien tampak pucat
Klien tampak lemas
Klien tampak letih
Klien tampak lesu
38
G. Analisa Data
Data Objektif
Skala nyeri 6
Klien tampak meringis
TD : 105/75 mmHg, RR :
20 X/menit, S : 36,5 ˚C,
N : 109 X/menit
terengah-engah saat
aktifitas
Klien mengatakan perut
membesar
3. Data Objektif
Data Objektif
Akral dingin
40
Kulit pucat
TD : 105/75 mmHg, RR :
20 X/menit, S : 36,5 ˚C,
N : 109 X/menit
41
kebisingan) parah.
Edukasi Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan - Dengan mengetahui penyebab,
pemicu nyeri periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri maka pasien dapat mengatasi
- Ajarkan tehnik non farmakologis nyerinya sendiri.
untuk mengurangi rasa nyeri - Agar pasein dapat memilih
Kolaborasi strategi untuk meredeakan
Kolaborasi pemberian analgesik,jika perlu nyeri yang ia rasakan sendiri
sesuai keinginan dan
kenyamanannya.
- Agar pasein dapat mengetahui
terapi farmakologi (obat-
obatan) yang dapat digunakan
selain non farmakologi jika
terapi non farmakologi tidak
berhasil.
Kolaborasi
Memastikan Terapi analgetik yang diberikan
efektif dengan melakukan kolaborasi.
43
Edukasi :
- Tidur yang
berkualitas dilakukan
minimal 7-8 jam setiap
malam. Rentang ini akan
memberikan waktu bagi
tubuh untuk merawat dan
menjaga kesehatan Anda.
Tidur 7-8 jam setiap hari juga
dapat memberikan Anda
berbagai manfaat
- Mengurangi makan atau
minum yang bisa menggangu
waktu tidur sangatlah baik,
tujuannya yakni untuk
memberikan waktu tidur yang
optimal dan juga baik untuk
kesehatan tubuh.
- Obat tidur tidak hanya bisa
memicu rasa kantuk, tapi juga
membuat Anda tidur lebih
lama. Jika digunakan dalam
jangka pendek dan sesuai
aturan pakai, obat ini
memang bisa berguna.
Namun apabila digunakan
berlebihan, beberapa jenis
obat tidur bisa menyebabkan
ketergantungan latihan
relaksasi otot progresif
bermanfaat menimbulkan
47
J. Implementasi Keperawatan
No. DX. Hari/Tanggal Implementasi Paraf Evaluasi
1. Nyeri akut 25/10/2021 Observasi S:
berhubungan - mengidentifikasi lokasi terdapat di - Klien mengatakan nyeri masih hilang
dengan agen bagian perut, karakteristik nyeri tekan timbul
pencedera durasi ± 1 menit, frekuensi setiap 10 - klien mengatakan kurang memahami
fisiologi (Kista menit sekali, dengan skala nyeri 6. penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Ovarium) Terapeutik O:
- Memberikan tehnik non farmakologis - Klien tampak meringis
untuk mengurangi rasa nyeri dengan - Skala nyeri 6
relaksasi nafas dalam dan mengaji
Edukasi A:
- menjelaskan penyebab, periode, dan Masalah belum teratasi
pemicu nyeri
- menjelaskan strategi meredakan nyeri P:
nafas melalui mulut tahan 5-10 detik dengan relaksasi nafas dalam
48
seperti Pencahayaan, O:
kebisingan, suhu, matras dan
- Klien tampak pucat
tempat tidur
- Membatasi waktu tidur siang - Klien tampak lemas
- Memfasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur dengan cara
mendengarkan lagu atau A:
mendengarkan ceramah Masalah belum teratasi
- Menetapkan jadwal tidur rutin
- Menyesuaikan jadwal
pemberian obat dan/atau P :
tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga. Lanjutkan intervensi
Edukasi : - Memodifikasi lingkungan seperti
- Menjelaskan pentingnya tidur Pencahayaan, kebisingan, suhu,
cukup selama sakit. matras dan tempat tidur
- Menganjurkan menepati - Membatasi waktu tidur siang
kebiasaan waktu tidur - Memfasilitasi menghilangkan
- Menganjurkan mengurangi stress sebelum tidur dengan cara
makanan/minuman yang mendengarkan lagu atau
mengganggu tidur mendengarkan ceramah
- Menganjurkan penggunaan obat - Menetapkan jadwal tidur rutin
tidur yang tidak mengandung - Menyesuaikan jadwal pemberian
supresor terhadap tidur REM. obat dan/atau tindakan untuk
- Mengajarkan relaksasi otot menunjang siklus tidur-terjaga.
autogenic atau cara - Menganjurkan mengurangi
nonfarmakologi lainnya. makanan/minuman yang
mengganggu tidur
- Menganjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM.
51
dilakukan ketika nyeri timbul) nafas melalui mulut tahan 5-10 detik
lalu hembuskan melalui hidung,
Kolaborasi
dilakukan ketika nyeri timbul)
1. Paracetamol 100 ml Tranexamic Acid 5 cc (IV)
2. Oksigenasi 2 liter Dexamethasone 3 cc (IV)
3. RL 500 ml Paracetamol 100 ml
Oksigenasi 2 liter
Ketorolax 1 cc
Edukasi P:
- meganjurkn asupan cairan 2000 - Lanjutkan intervensi
ml/hari, jika tidak - Memotivasi untuk aktifitas bertahap
kontraindikasi - Menyediakan lingkungan nyaman
DAFTAR PUSTAKA
Waspodo. (2017). Asuhan persalinan normal, buku acuan. Jakarta: Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
Wiknjosastro, H. (2018). Ilmu kebidanan edisi III. Jakarta : YBPSP.