Anda di halaman 1dari 11

Sumber Hukum

Al-Istihsan
Kuliah syariah online
5 januari 2021
Skema Sumber Hukum Islam
Definisi al-istihsan

Secara etimologis (lughowi/bahasa) adalah menganggap


baik sesuatu, “Memperhitungkan sesuatu lebih baik”, atau
“adanya sesuatu itu lebih baik”, atau “mengikuti sesuatu
yang lebih baik”, atau “”mencari yang lebih baik untuk di
ikuti, karena memang di suruh untuk itu”. Istihsan secara
bahasa adalah kata bentukan (musytaq) dari al-hasan
(apapun yang baik dari sesuatu).
Definisi al-istihsan
Adapun pengertian istihsan menurut istilah, sebagaimana
disebutkan oleh Abdul Wahab Khalaf.
‫هو عدول المجتهد عن قياس جلى الى مقتصنى قياس خفى او عن‬
‫حكم كلى الى حكم استسنائي‬

“Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari


ketentuan qiyas jali (yang jelas) kepada ketentuan qiyas
Khafi (yang samar), atau ketentuan yang kulli (umum)
kepada ketentuan yang sifatnya istisna’i (pengecualian)”
karena menurut pandangan mujtahid itu adalah dalil (alasan)
yang lebih kuat yang menghendaki perpindahan tersebut.
Definisi lain daripada istihsan

Istihsan artinya meninggalkan kepastian qiyas kepada


qiyas yang lebih kuat atau mentakhshiskan qiyas
dengan dalil yang lebih kuat (al-Bazdawi dari madzhab
Hanafi).
Istihsan artinya mengamalkan yang lebih kuat di antara
dua dalil (al-Syathibi dari madzhab Maliki).
Istihsan artinya meninggalkan hukum masalah dari yang
semacamnya karena dalil syara' yang tertentu (al-Thufi
dari madzhab Hambali).
Contoh al-istihsan 1
Menurut mazhab Hanafi seseorang yang ingin Tanah Wakaf
mewakafkan sebidang tanah harus juga
memberikan akses jalan, sumber irigasi dan
memperhatikan kualitas tanah.

Pd dasarnya para ulama sepakat bahwa hukum


Qiyas Jali Qiyas Khafy
wakaf lebih dekat diqiyaskan (qiyas jaly) kepada
hukum jual beli disebabkan terjadinya
perpindahan hak milik.

Akan tetapi mazhab Hanafi memandang bahwa hal


ini dapat jg diqiyaskan (khafy) pd hukum sewa Jual Beli Sewa Menyewa
menyewa, sebab tujuan wakaf adalah
pemanfaatan asset, dan pemanfaatan asset tidak
tercapai tanpa ada sarana dan prasarana yang baik
Contoh al-istihsan 2
Menurut mazhab Hanafi jika ada sengketa bisnis Sengketa Bisnis
maka kedua duanya harus disumpah dan
menghadirkan bukti guna mendukung alibi dan
argumentasi mereka.

Karena dalam prespektif mereka kedua belah Qiyas Jali Qiyas Khafy
pihak ada dalam kategori penggugat dan
menggugat sekaligus.

Padahal kebanyakan ulama menyamakan kejadian


ini dengan semua yang terjadi antara pendakwa Kedua-duanya
Bukti bagi penggugat,
disumpah dan diminta
dan orang yang ingkar, kesaksian itu wajib bagi sumpah bagi tergugat
bukti
orang yang mendakwa, sedangkan sumpah itu
wajib bagi orang yang mengingkari .
Contoh al-istihsan 3
Melihat aurat wanita Meminum air dari bekas
nin muhrim burung buas

Qiyas Jali Qiyas Khafy Qiyas Jali Qiyas Khafy

Haram mulut dan air Boleh sebab ada


Haram karena Seorang dokter boleh
liur disamakan dgn perbedaan antara
menimbulkan fitnah melihat aurat pasien daging hewan babi dkk paruh dgn mulut
Landasan logika al-istihsan
1. istihsan berarti memilih yang lebih kuat di antara dua dalil yang bertentangan
atau berbeda (berikhtilaf).
 Mudhyaaq (sempit) vs musi’ (lapang)
 Mendahulukan yg tdk ada badalnya vs yg ada badalnya
 Mendahulukan yang mu’ayyan (tertentu) vs mukhayyar (alternative)
1. istihsan berarti meninggalkan dalil-dalil tertentu untuk mendatangkan
maslahat atau menegakkan hukum di atas pertimbangan maslahat yang lima:
memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
2. istihsan berarti mengambil sesuatu yang sudah dipandang baik oleh 'urf atau
akal.
3. Qiyas pd istihsan tidaklah sama dengan qiyas biasa, karena yg dicari bukanlah
illat pd sebuah kasus, akan tetapi dalil mana yang paling cocok pd sebuah
peristiwa
Macam-macam istihsan

1. ISTIHSAN QIYASI

Istihsan Qiyasi adalah suatu bentuk pengalihan hukum dari


ketentuan hukum yang didasarkan kepada qiyas jali kepada
ketentuan hukum yang didasarkan kepada qiyas khafi,
karena adanya alasan yang kuat untuk mengalihkan hukum
tesebut. Alasan kuat yang dimaksud adalah kemaslahatan.
Seperti pengangkata khalifah setelah rosul wafat.
Macam-macam istihsan
2. Istihsan Istisna’I (pengecualian)
A. Istihsan dengan nash. Maknanya adalah pengalihan hukum dari ketentuan yang
umum kepada ketentuan lain dalam bentuk pengecualian, kaerna ada nash yang
mengecualikannya, baik nash tersebut Al-Qur’an atau Sunnah.
B. Istihsan dengan ijma’. Maknanya adalah terjadinya sebuah ijma’—baik yang
sharih maupun sukuti—terhadap sebuah hukum yang menyelisihi qiyas atau kaidah
umum.
C. Istihsan dengan kedaruratan. Yaitu ketika seorang mujtahid melihat ada suatu
kedaruratan atau kemaslahatan yang menyebabkan ia meninggalkan qiyas, demi
memenuhi hajat yang darurat itu atau mencegah kemudharatan.
D. Istihsan dengan ‘urf atau konvensi yang umum berlaku. Artinya meninggalkan
apa yang menjadi konsekuensi qiyas menuju hukum lain yang berbeda karena ‘urf
yang umum berlaku—baik ‘urf yang bersifat perkataan maupun perbuatan—.
E. Istihsan dengan maslahah al-mursalah. Yaitu mengecualikan ketentuan hukum
yang berlaku umum berdasarkan kemaslahatan, dengan memberlakukan
ketentuan lain yang memenuhi prinsip kemaslahatan.

Anda mungkin juga menyukai