Anda di halaman 1dari 8

Program Pendidikan Guru Penggerak

Materi 2

REFLEKSI

PENYUSUN
Purnama Sari Pelupessy
Tulisan ini akan dibuka dengan pertanyaan-pertanyaan untuk merefleksikan pemahaman dan pengalaman
Anda mengenai refleksi diri.

- Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar tentang refleksi diri?


- Apakah menurut Anda refleksi itu penting? Mengapa?
- Bagaimana pengalaman dan perasaan Anda ketika melakukan refleksi?
- Apakah refleksi berdampak pada diri Anda? Bagaimana dampaknya?

1. Apa yang dimaksud dengan refleksi?

Refleksi merupakan proses yang aktif dan disengaja oleh individu untuk mengobservasi fakta atau
peristiwa yang dialami. Oleh karena itu refleksi adalah proses memikirkan peristiwa, mengajukan
pertanyaan untuk mengeksplorasi mengapa peristiwa terjadi, apa yang berbeda, apa yang baru, apa yang
dirasakan, dan tindakan apa yang mungkin bisa memberikan hasil yang yang lebih baik. Melalui refleksi,
individu dilatih untuk senantiasa berpikir kritis dan terus belajar.

Refleksi sejatinya adalah bagian dari siklus pembelajaran. Ini berarti refleksi bukanlah seperti mengingat
peristiwa atau fakta, maupun teks dalam bacaan. Refleksi berarti memahami maksud dan konteks yang
terbangun dibalik setiap peristiwa maupun pengetahuan yang kita dapatkan dalam bacaan. Refleksi juga
mengandung keterbukaan terhadap perubahan dan gagasan baru, menantang diri kita untuk mencari dan
menemukan atau mengembangkan wawasan. Jika ada yang tidak sesuai dari pengetahuan atau
pengalaman sebelumnya, tidak langsung ditolak melainkan perlu dipertanyakan dan digali lebih jauh.
Sebagai pemelajar sepanjang hayat yang kritis terhadap diri sendiri, kita menunjukkan penghargaan
terhadap gagasan baru yang muncul.

Intinya, refleksi diri membawa individu untuk membangun kesadaran untuk memikirkan hasil belajar lebih
dalam yaitu menganalisis, menggali, menemukan mengembangkan wawasan; mengungkapkan gagasan
dengan objektif disertai alasan atau bahkan literatur yang mendukungnya; dan menarik kesimpulan lebih
lanjut yang mengarah pada tindakan peningkatan dan perbaikan ke depan secara berkesinambungan.
Kesemua inilah yang dimaksud dengan refleksi yang bermakna.

1
Refleksi bukanlah Refleksi

Hanya mendeskripsikan apa yang terjadi. Deskripsi terhadap apa yang terjadi untuk
digunakan sebagai dasar untuk belajar.

Buku harian tempat menuliskan apa saja dan Menulis refleksi membutuhkan struktur dan
menggunakan bahasa apapun. bahasa yang formal agar diri sendiri dapat
memahami refleksi tersebut.

Menyusun prasangka yang dapat mengarah pada Asumsi yang terus digali untuk mendapatkan
penghakiman. pemahaman bermakna.

Untuk mendapatkan nilai karena telah Pengalaman yang dibagikan harus digunakan
mengungkapkan kejujuran. Karena refleksi bersifat secara aktif untuk mendorong pembelajaran.
pribadi, tidak akan mendapatkan nilai hanya
dengan membagikan pengalaman yang
menantang diri sendiri.

Tempat di mana hanya menuliskan pembelajaran Menuliskan bagaimana diri telah mempelajari
tanpa berpikir kritis. sesuatu, apa artinya bagi diri, dan bagaimana hal
itu akan digunakan di masa depan.

Membangun kesombongan diri. Membangun kesadaran diri.

Menceritakan tentang orang lain Menceritakan apa yang diri sendiri alami

Dokumen yang tidak perlu ditinjau setelahnya Karena refleksi adalah pembelajaran, maka
dokumen refleksi perlu ditinjau kembali untuk
meningkatkan kualitas dan pengembangan diri.

2. Manfaat Refleksi

Refleksi membantu seorang pendidik untuk terus konsisten dalam menjalankan profesinya, koheren
dalam pikiran, kata dan tindakannya, serta menjaga komitmennya untuk membawa perubahan yang
transformatif. Hal ini tidak muncul dalam satu kali ledakan, melainkan melalui latihan yang teratur dan

2
konsisten. Agar refleksi benar-benar bermakna, sediakan waktu khusus untuk melakukannya. Jika refleksi
dilakukan dengan benar akan sangat membantu seorang pendidik membuktikan bahwa ia telah belajar,
yang pada gilirannya dapat membantu mengomunikasikan kemampuan dan pengalamannya secara
efektif.

Dalam konteks Pendidikan Guru Penggerak, kemampuan dalam melakukan refleksi diri akan membantu
seorang Pengajar Praktik saat memfasilitasi sesi refleksi bersama Calon Guru Penggerak dalam
Lokakarya. Pengajar Praktik juga nantinya akan memberikan penilaian terhadap kemampuan refleksi
Calon Guru Penggerak, sehingga Pengajar Praktik mempunyai bekal untuk memberi penilaian yang
objektif kepada Calon Guru Penggerak.

3. Model-Model Refleksi

Alat untuk melakukan refleksi adalah pertanyaan yang akan mengarahkan kita untuk mencari tahu lebih
lanjut. Untuk menguatkan kemampuan dalam melakukan refleksi, Pengajar Praktik akan menuliskan
refleksi diri di setiap harinya. Ada berbagai macam model refleksi yang berisi pertanyaan-pertanyaan
panduan dalam melakukan refleksi, diantaranya:

a. Segitiga Refleksi
Segitiga refleksi merupakan alur yang menyatakan pemahaman, peningkatan diri dan
menentukan target pembelajaran berikutnya. Meskipun dinamakan segitiga, refleksi ini
terdiri dari empat kalimat rumpang yang harus dilengkapi, yaitu:
● Setelah pembelajaran ini akhirnya saya memahami…
● Setelah pembelajaran ini akhirnya saya mampu…
● Setelah pembelajaran hari ini perasaan saya ....
● Setelah pembelajaran ini target saya berikutnya…

b. Deal
Deal merupakan alur komprehensif yang merinci pengalaman dan apa yang pengetahuan
yang diperoleh dari pengalaman tersebut. Kalimat rumpang yang harus dilengkapi yaitu:
● Hari ini saya belajar…
● Hal yang paling membuat tertarik pada hari ini...

3
● Hal tersulit yang terjadi pada saya hari ini ketika…
● Saya bangga kepada diri saya hari ini ketika…
● Saya ingin tahu lebih banyak tentang…
● Satu hal yang ingin saya coba adalah...

c. Empat P (4P):

Empat P terdiri dari Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Perubahan) merupakan


penerjemahan dari model 4F yaitu Fact, Feeling, Finding, dan Future.
Masing-masing komponen mewakili satu pertanyaan, yaitu:

● Fact: Peristiwa apa yang terjadi?


● Feeling: Perasaan apa yang muncul?
● Finding: Pembelajaran apa yang diambil?
● Future: Bagaimana pembelajaran dapat digunakan di masa depan?

d. Papan Cerita Refleksi (Reflective Storyboard).

Papan Cerita Refleksi (Reflective Storyboard) menceritakan refleksi yang terdiri dari
empat gambar yang dibuat secara bersambung. Papak cerita refleksi mengandung
pertanyaan tentang:

● Apa peristiwa yang sebenarnya terjadi?


● Apa yang dirasakan?
● Pembelajaran apa yang digali dari peristiwa tersebut?
● Bagaimana selanjutnya?

e. Teknik 6 Topi

Teknik 6 topi merupakan refleksi yang meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif dengan mengedepankan logika, emosi, kesadaran, optimisme/positif,
kreativitas, dan kesimpulan. Teknik 6 topi terdiri dari enam topik berpikir yaitu:

● Bagaimana Anda memaknai pengetahuan yang Anda dapatkan pada


pembelajaran hari ini?
● Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran?

4
● Ceritakan hal-hal positif yang Anda dapatkan saat pembelajaran hari ini? 
● Ceritakan hal-hal yang menghambat pembelajaran Anda pada hari ini?
● Ceritakan ide-ide yang muncul setelah Anda mengikuti pembelajaran hari
ini.
● Ceritakan kesimpulan-kesimpulan Anda setelah mengikuti pembelajaran
hari ini.

f. FSB

Model FSB (Fridge, Suitcase, Bin) digunakan untuk menggambarkan pengelompokan


pembelajaran yang sudah didapatkan berdasarkan fungsi tempat penyimpanan. Komponen
dalam FSB yaitu:

● Fridge (lemari pendingin: Sesuatu yang akan Anda simpan dan dipergunakan di
kemudian hari
● Suitcase (koper): Sesuatu yang akan bawa dan dipergunakan dalam waktu dekat
atau sesering mungkin.
● Bin (Tempat sampah): Sesuatu yang akan Anda buang atau Anda hindari setelah
hari ini.

g. Empat C (4C)

Empat C merupakan terjemahan dari komponen Connection, Challenge, Concept, Change


yang diterjemahkan menjadi komponen Koneksi, Tantangan, Konsep dan Perubahan yang
terjadi. Komponen dalam 4C yaitu:

● Ceritakan keterkaitan materi yang sudah Anda pelajari dengan peran Anda.
● Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang
Anda jalankan selama ini?
● Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting
untuk terus dibawa selama menjalankan peran Anda?
● Ceritakan sebuah perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah
pembelajaran pada hari ini?

5
h. Model Cuaca

Model cuaca digunakan sebagai sarana untuk memfasilitasi praktik reflektif kritis. Pada
dasarnya adalah bahwa cuaca adalah sesuatu yang dibicarakan oleh orang-orang setiap
hari. Model Cuaca terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mewakili cuaca cerah
(sunshine), hujan (rain), kabut (fog), salju (snow), petir (lightning), angin (wind), dan badai
(storm). Pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu:

● Apa saja hal-hal yang telah berjalan dengan baik?


● Apa saja hal-hal yang menantang?
● Apakah ada hal-hal yang membuat Anda tidak dapat melihat dengan jelas, atau
tidak yakin apa yang harus dilakukan?
● Apakah ada hal-hal yang berbeda dari yang Anda ketahui/lihat selama ini?
● Apakah ada hal-hal yang mengejutkan Anda?
● Apakah ada sesuatu yang mengubah Anda, atau menyebabkan Anda mengubah
apa yang telah Anda ketahui sebelumnya?
● Apakah ada konflik selama pembelajaran berlangsung? Mengapa dan bagaimana
Anda menanggapinya?

Catatan:
Templat masing-masing model refleksi dapat diunduh setiap hari di LMS

Pengajar Praktik diharapkan dapat menguasai kemampuan untuk melakukan refleksi diri. Dalam konteks
Lokakarya, Pengajar Praktik dapat memilih model refleksi manapun yang sesuai dengan kebutuhan.
Namun penting untuk dicatat bahwa model apapun yang akan digunakan saat memfasilitasi sesi refleksi
dalam Lokakarya, tugas Pengajar Praktik adalah mendorong dan memampukan Calon Guru Penggerak
dalam melakukan refleksi yang bermakna dan berkelanjutan.

Referensi

6
Ash, S. L., & Clayton, P. H. (2009). Generating, deepening, and documenting Learning: The power of
critical reflection in applied learning. Journal of Applied Learning in Higher Education, 1, 25-48.
https://www.semanticscholar.org/paper/Generating%2C-Deepening%2C-and-Documenting-Learnin
g%3A-of-Ash/ab488d483b97a5323073efef70df1b42a59e74ee#citing-papers

Blue, J. (2020, December 10). Ways to develop your practice through self-reflection. Macmillan Education.
https://www.macmillanenglish.com/us/blog-resources/articles/article/advancing-learning-ways-to-d
evelop-your-practice-through-self-reflection

Dewey, J. (1933). How we think: A restatement of the relation of reflective thinking to the educative
process. D.C. Heath and Company.

de Bono, E. (2008). Six thinking hats. Penguin.

Freire, P. (2000). Pedagogy of freedom: Ethics, democracy, and civic courage. Rowman & Littlefield
Publishers.

Jasper, M. (2003). Beginning reflective practice. Nelson Thornes.

Open Learn. (2015). Reflective thinking, reflective learning and academic writing. In Succeeding in
postgraduate study. [pdf] (pp. 41-52). The Open University.

Moon, J. A. (2013). A handbook of reflective and experiential learning: Theory and practice. Routledge.

Ritchhart, R., & Church, M. (2020). The power of making thinking visible: Practices to engage and
empower all learners. Jossey-Bass.

The University of Edinburgh. (2018, December 18). List of tools for reflection.
https://www.ed.ac.uk/reflection/reflectors-toolkit/all-tools

Anda mungkin juga menyukai