i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................... 2
.....................................................................................4
BAB III
PENUTUP.............................................................................................. 7
A. Kesimpulan................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sering kali kita lalai tentang halal atau haram makanan yang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari halal dan haram?
2. Bagaimana urgensi halal dan haram dalam islam?
1
3. Bagaimana cara menentukan halal dan haram serta apa
pengertian dari subhat?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui maksud dari halal dan haram.
BAB II
PEMBAHASAN
2
jika digunakan tidak mengakibatkan mendapat siksa (dosa).
Halal adalah segala sesuatu yang dihalalkan oleh Allah dan
Rasul-Nya dalam Al-Quran maupun hadis baik dengan
pernyataan tegas maupun dalam bentuk prinsip, yang
diperintahkan Allah atau Rasul-Nya, tidak dilarang, tidak
membahayakan, atau sesuatu yang didiamkan Allah dan
Rasul-Nya.
3
kehalalannya. Sebaliknya, jika suatu produk mengandung
unsur bahan haram atau bahannya halal namun dalam proses
produksinya menggunakan benda haram, najis atau terkena
najis yang tidak disucikan, maka produk tersebut adalah
produk yang haram Dalam masalah produk ini, umat Islam
memiliki kesempatan untuk melakukan kajian lebih
mendalam tentang status halal atau haramnya.
4
menyatakan, “Hukum Islam (fiqh) adalah pengetahuan
tentang halal dan haram”.
5
hal tersebut merupakan perwujudan dari rasa syukur,
ketakwaan dan keimanan kepada Allah Swt. Sebaliknya,
mengkonsumsi yang tidak halal dipandang sebagai mengikuti
ajaran syaitan.
6
pangan olahan, dengan menggunakan bahan dan peralatan canggih,
kiranya dapat dikategorikan ke dalam kelompok pangan yang tidak mudah
diyakini kehalalannya, apalagi jika produk tersebut berasal dari negeri
yang penduduknya mayoritas nonmuslim, sekalipun bahan bakunya
berupa barang suci dan halal. Sebab, tidak tertutup kemungkinan dalam
proses pembuatannya tercampur, menggunakan, atau bersentuhan dengan
bahan-bahan yang tidak suci atau tercampur dengan bahan yang haram.
7
oleh banyak orang. Bagi umat Islam, pangan kategori syubhat,
tidak dipandang sebagai persoalan sederhana, tetapi
merupakan persoalan yang mendapat perhatian besar dan
serius. Terlebih lagi jika mengingat lanjutan hadis di atas yang
menyatakan bahwa “Barang siapa terjerumus ke dalam
syubhat, ia terjerumus ke dalam yang haram”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada prinsipnya sesuatu yang ada di dunia ini halal semua untukd
dimakan dan dilakukan kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal
kecuali kalau ada larangan secara syar’i.
8
9