Laporan Ukm F4
Laporan Ukm F4
Yohanes Rico
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Pada penelitian mengatakan bahwa permasalahan kualitas gizi anak sangat berpengaruh
terhadap masa depannya. Dikatakan juga tidak hanya ketika usia balita tetapi dari awal
kehamilan sangat berpengaruh terhadap kualitas gizi seseorang. Waktu emas status gizi
seseorang yang mempengaruhi masa depan itu ketika 1000 hari pertama kehidupan. Seribu
hari pertama kehidupan ini diartikan sejak awal kehamilan sampai dengan usia 2 tahun.
B. Permasalahan
Cukup banyaknya kasus gizi buruk pada anak usia <5 th di kecamatan Songgom.
Pemberian makanan tambahan (PMT) selama ini hanya memiliki sedikit variasi sehingga
anak mudah bosan.
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 November 2020 pukul kam 09.00-13.00.
Kegiatan ini dihadiri 13 kelompok kader perwakilan dari masing-masing posyandu. Setiap
kelompok memberikan inovasi PMT dan menjelaskan resep dan cara pembuatan PMT dan
dr. Yohanes Rico
membawa sampel makanan untuk di evaluasi oleh pihak puskesmas. 1 dokter internsip, 1
dokter umum, 1 progammer gizi, dan 1 ketua UKM.
Pembimbing
dr. Rita
dr. Yohanes Rico
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Masa balita adalah masa lima tahun pertama dalam setiap kehidupan anak manusia. Suatu
masa golden age yang sangat penting, terutama untuk pertumbuhan fisik dimana 90 persen
sel-sel otak individu tumbuh dan berkembang. Bila pada masa golden age anak-anak
terabaikan, maka akan menjadi permasalahan bagi balita tersebut. Kurang Energi Protein
merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi
macro nutrient (zat gizi makro) (Budirahardjo, 2011). Jika kebutuhan zat gizi makro tidak
tercukupi oleh tubuh makan balita dapat mengaami masalah pertumbuhan sehingga balita
tersebut berada pada Bawah Garis Merah (BGM).
Pengetahuan ibu mempengaruhi pola asuh gizi yang baik dalam pemberian asupan makan
pada anaknya (Moehji, 2002). Menurut WHO mekanisme konseling yang baik perlu adanya
komunikasi yang baik antara petugas gizi dengan ibu. Perlu adanya empati, kepercayaan
serta dukungan yang besar kepada ibu. Konseling yang diberikan berdasarkan penyebab
kurang gizi serta berdasarkan kelompok umur anak (Depkes RI, 2008)
B. Permasalahan
Terdapat beberapa anak usia <5 th dengan kasus bawah garis merah (BGM) di desa
Gegerkunci. Jika hal ini tidak di tanggulangi maka akan berdampak terhadap masa depan
sumber daya manusia kedepannya.
beras telur mie dan lain-lain, serta memberi edukasi pada ibu tentang anak dengan status gizi
BGM dan solusinya.
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Januari 2021 pukul 09.00-11.00 WIB
di rumah ibu bidan desa Gegerkunci. Kegiatan ini dihadiri 2 dokter internship, 1 bidan desa,
1 kader dan 4 anak dengan BGM. Berikut agenda yang dilakukan pada progam ini:
1) Absensi
2) Pembukaan
3) Penjelasan kondisi status gizi dan dampak kedepan pada anak
4) Penjelasan makanan tambahan yang dapat diberikan
5) Diskusi terkait pemberian makanan pada anak
6) Pemberian makanan tambahan pemulihan kepada masing-masing ibu yang
mempunyai anak dengan status gizi BGM
7) Penutupan.
Pembimbing
Dr. Rita
dr. Yohanes Rico
LAPORAN KEGIATAN
F. Latar Belakang
Posyandu sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak mempunyai
peran yang cukup penting terutama dalam pemantauan pertumbuhan balita. Terjadinya
masalah gizi pada balita akan segera dapat diketahui secara dini jika balita tersebut selalu
rutin terpantau di posyandu.
Penimbangan serentak yang dilaksanakan di seluruh posyandu selain untuk menjaring
kasus gizi buruk secara dini, juga dapat menjadikan sebagai metode pemantauan
pertumbuhan yang dapat menggambarkan kondisi status gizi balita di Kabupaten Brebes.
Pemetaan status gizi balita sebagai hasil dari penimbangan serentak merupakan dasar dan
acuan untuk penentuan intervensi dan kebijakan program gizi di tahun selanjutnya.
Oleh karena itu, pada tahun ini salah satu kegiatan program perbaikan dan peningkatan
gizi masyarakat salah satunya adalah penimbangan serentak yang dilaksanakan di seluruh
posyandu yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang
G. Permasalahan
Untuk menentukan perencanaan program gizi di Puskesmas Jatibarang untuk
kedepannya, diperlukan menilai kondisi status gizi anak di Wilayah Puskesmas Jatibarang.
Menilai kondisi status gizi ini dilakukan dalam program penimbangan serentak yang
dilaksanakan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang
dilakukan oleh tenaga medis. Hal ini dilakukan dengan harapan meningkatkan keakuratan
dan ketelitian dalam pengukuran dan penimbangan. Seperti dengan posyandu setiap
bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
• Imunisasi
• Pemberian vitamin A dosis tinggi.
• Pembagian pil KB atau kondom.
• Pengobatan ringan.
• Konsultasi KB.
Biasanya meja II yang biasa dilakukan oleh kader posyandu, sedangkan pada
penimbangan serenta dilakukan oleh tenaga medis dari Puskesmas.
I. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2020. Kegiatan ini dihadiri oleh
60 bayi dan balita. Jumlah bayi dan balita di posyandu melati 2 Desa Tembelang sejumlah
65 orang. Kegiatan juga dilengkapi fasilitas cuci tangan dan skrining suhu tubuh. Pada Meja
II dilakukan penimbangan dan pengukuran yang dilakukan Bidan Desa (Budi Arif S.A,
Amd. Keb), Staff Puskesmas (Bidan Puji Khayatun, amd.Keb), dan dr Internsip (dr. Yogi
Subandra Dwitama. Pengukuran yang dilakukan adalah tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan pada bayi dan baduta sedangkan anak diatas dua tahun hanya dilakukan pengukuran
tinggi badan saja. Kemudian dilakukan penimbangan untuk seluruh bayi dan balita yang
hadir. Selain itu pada meja IV juga dilakukan pemberian vitamin A oleh kader posyandu.
COVID-19 seperti menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir, melakukan
screening suhu tubuh, memastikan peserta posyandu menggunakan masker, dan menjaga
jarak. Setiap meja berjalan dengan lancar dan tidak terjadi penumpukkan peserta posyandu.
Pembimbing