Anda di halaman 1dari 7

dr.

Yohanes Rico

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (F.4)

INOVASI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN OLEH KADER POSYANDU DI


KECAMATAN SONGGOM

Tanggal Kegiatan : 25 November 2020

A. Latar Belakang
Pada penelitian mengatakan bahwa permasalahan kualitas gizi anak sangat berpengaruh
terhadap masa depannya. Dikatakan juga tidak hanya ketika usia balita tetapi dari awal
kehamilan sangat berpengaruh terhadap kualitas gizi seseorang. Waktu emas status gizi
seseorang yang mempengaruhi masa depan itu ketika 1000 hari pertama kehidupan. Seribu
hari pertama kehidupan ini diartikan sejak awal kehamilan sampai dengan usia 2 tahun.

B. Permasalahan
Cukup banyaknya kasus gizi buruk pada anak usia <5 th di kecamatan Songgom.
Pemberian makanan tambahan (PMT) selama ini hanya memiliki sedikit variasi sehingga
anak mudah bosan.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Oleh karena permasalahan diatas, diperlukan intervensi berupa pemberian makanan
tambahan pemulihan. Diharapkan dengan pemberian makanan tambahan pemulihan, status
gizi anak dapat kembali normal (>-2 SD). Jenis PMT yang monoton cenderung membuat
anak bosan, sehingga diperlukan modifikasi pengolahan bahan pangan untuk membuat
makanan kaya akan gizi dan menarik. Sehingga diadakan kegiatan lomba PMT dengan
sasaran kegiatan ini adalah kader masing-masing posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Jatirokeh

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 November 2020 pukul kam 09.00-13.00.
Kegiatan ini dihadiri 13 kelompok kader perwakilan dari masing-masing posyandu. Setiap
kelompok memberikan inovasi PMT dan menjelaskan resep dan cara pembuatan PMT dan
dr. Yohanes Rico

membawa sampel makanan untuk di evaluasi oleh pihak puskesmas. 1 dokter internsip, 1
dokter umum, 1 progammer gizi, dan 1 ketua UKM.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Sebagian peserta masih ada yang salah dalam proses
pemilihan bahan dan pengolahan makanan dan langsung di evaluasi di depan forum agar
peserta lainnya tidak melakukan hal yang serupa. Diharapkan dengan adanya acara ini
membuat kader lebih kreatif dalam mengolah makanan PMT dengan budget yang terbatas.

Pembimbing

dr. Rita
dr. Yohanes Rico

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (F.4)

KELAS BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DAN UPAYA PEMBERIAN


MAKANAN TAMBAHAN DI DESA GEGERKUNCI KECAMATAN SONGGOM

Tanggal Kegiatan : 23 Januari 2021

A. Latar Belakang
Masa balita adalah masa lima tahun pertama dalam setiap kehidupan anak manusia. Suatu
masa golden age yang sangat penting, terutama untuk pertumbuhan fisik dimana 90 persen
sel-sel otak individu tumbuh dan berkembang. Bila pada masa golden age anak-anak
terabaikan, maka akan menjadi permasalahan bagi balita tersebut. Kurang Energi Protein
merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi
macro nutrient (zat gizi makro) (Budirahardjo, 2011). Jika kebutuhan zat gizi makro tidak
tercukupi oleh tubuh makan balita dapat mengaami masalah pertumbuhan sehingga balita
tersebut berada pada Bawah Garis Merah (BGM).
Pengetahuan ibu mempengaruhi pola asuh gizi yang baik dalam pemberian asupan makan
pada anaknya (Moehji, 2002). Menurut WHO mekanisme konseling yang baik perlu adanya
komunikasi yang baik antara petugas gizi dengan ibu. Perlu adanya empati, kepercayaan
serta dukungan yang besar kepada ibu. Konseling yang diberikan berdasarkan penyebab
kurang gizi serta berdasarkan kelompok umur anak (Depkes RI, 2008)

B. Permasalahan
Terdapat beberapa anak usia <5 th dengan kasus bawah garis merah (BGM) di desa
Gegerkunci. Jika hal ini tidak di tanggulangi maka akan berdampak terhadap masa depan
sumber daya manusia kedepannya.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Oleh karena permasalahan diatas, diperlukan intervensi berupa pemberian makanan
tambahan pemulihan. Diharapkan dengan pemberian makanan tambahan pemulihan, status
gizi anak dapat kembali normal. Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak dengan status gizi
BGM. Target yang diinginkan pada anak gizi buruk sejumlah dengan kasus yang ada di desa
Gegerkunci yaitu 4 anak.
Makanan tambahan yang diberikan pada per anak yaitu berupa biskuit “MT Balita”
sebanyak 1 kotak, susu f 100,1box bubur tabur gizi berisi 60 sachet perbox, sembako berupa
dr. Yohanes Rico

beras telur mie dan lain-lain, serta memberi edukasi pada ibu tentang anak dengan status gizi
BGM dan solusinya.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Januari 2021 pukul 09.00-11.00 WIB
di rumah ibu bidan desa Gegerkunci. Kegiatan ini dihadiri 2 dokter internship, 1 bidan desa,
1 kader dan 4 anak dengan BGM. Berikut agenda yang dilakukan pada progam ini:

1) Absensi
2) Pembukaan
3) Penjelasan kondisi status gizi dan dampak kedepan pada anak
4) Penjelasan makanan tambahan yang dapat diberikan
5) Diskusi terkait pemberian makanan pada anak
6) Pemberian makanan tambahan pemulihan kepada masing-masing ibu yang
mempunyai anak dengan status gizi BGM
7) Penutupan.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Peserta yang hadir sesuai dengan target yang telah
ditentukan. Kegiatan ini sangat bagus dikarenakan membahas secara detail terkait kondisi
status gizi dan dampak kedepan pada anak dan solusi pemberian makanan pada anak.

Pembimbing

Dr. Rita
dr. Yohanes Rico

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (F.4)

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI POSYANDU KARANG SEMBUNG

Tanggal Kegiatan : 10 Agustus 2020

F. Latar Belakang
Posyandu sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak mempunyai
peran yang cukup penting terutama dalam pemantauan pertumbuhan balita. Terjadinya
masalah gizi pada balita akan segera dapat diketahui secara dini jika balita tersebut selalu
rutin terpantau di posyandu.
Penimbangan serentak yang dilaksanakan di seluruh posyandu selain untuk menjaring
kasus gizi buruk secara dini, juga dapat menjadikan sebagai metode pemantauan
pertumbuhan yang dapat menggambarkan kondisi status gizi balita di Kabupaten Brebes.
Pemetaan status gizi balita sebagai hasil dari penimbangan serentak merupakan dasar dan
acuan untuk penentuan intervensi dan kebijakan program gizi di tahun selanjutnya.
Oleh karena itu, pada tahun ini salah satu kegiatan program perbaikan dan peningkatan
gizi masyarakat salah satunya adalah penimbangan serentak yang dilaksanakan di seluruh
posyandu yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang
G. Permasalahan
Untuk menentukan perencanaan program gizi di Puskesmas Jatibarang untuk
kedepannya, diperlukan menilai kondisi status gizi anak di Wilayah Puskesmas Jatibarang.
Menilai kondisi status gizi ini dilakukan dalam program penimbangan serentak yang
dilaksanakan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

H. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Program penimbangan serentak ini dilakukan di seluruh posyandu wilayah kerja
Puskesmas Jatibarang. Kegiatan ini dilaksana pada bulan Agustus bersamaan dengan
program pemberiaan Vitamin A dosisi tinggi pada bayi dan balita. Pada Posyandu Melati
2 dijadwalkan pada tanggal 10 Agustus 2020. Kegiatan penimbangan serentak ini
berbeda dengan kegiatan posyandu setiap bulannya. Perbedaannya kegiatan penimbangan
dr. Yohanes Rico

dilakukan oleh tenaga medis. Hal ini dilakukan dengan harapan meningkatkan keakuratan
dan ketelitian dalam pengukuran dan penimbangan. Seperti dengan posyandu setiap
bulannya dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
• Imunisasi
• Pemberian vitamin A dosis tinggi.
• Pembagian pil KB atau kondom.
• Pengobatan ringan.
• Konsultasi KB.
Biasanya meja II yang biasa dilakukan oleh kader posyandu, sedangkan pada
penimbangan serenta dilakukan oleh tenaga medis dari Puskesmas.

I. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2020. Kegiatan ini dihadiri oleh
60 bayi dan balita. Jumlah bayi dan balita di posyandu melati 2 Desa Tembelang sejumlah
65 orang. Kegiatan juga dilengkapi fasilitas cuci tangan dan skrining suhu tubuh. Pada Meja
II dilakukan penimbangan dan pengukuran yang dilakukan Bidan Desa (Budi Arif S.A,
Amd. Keb), Staff Puskesmas (Bidan Puji Khayatun, amd.Keb), dan dr Internsip (dr. Yogi
Subandra Dwitama. Pengukuran yang dilakukan adalah tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan pada bayi dan baduta sedangkan anak diatas dua tahun hanya dilakukan pengukuran
tinggi badan saja. Kemudian dilakukan penimbangan untuk seluruh bayi dan balita yang
hadir. Selain itu pada meja IV juga dilakukan pemberian vitamin A oleh kader posyandu.

J. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Peran kegiatan ini dinilai baik dikarenakan bayi
yang datang sebanyak 60 peserta dari 65 total peserta posyandu di Posyandu Melati 4 Desa
Tembelang. Kegiatan dilakukan mengikuti protokol kesehatan dalam rangka pencegahana
dr. Yohanes Rico

COVID-19 seperti menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir, melakukan
screening suhu tubuh, memastikan peserta posyandu menggunakan masker, dan menjaga
jarak. Setiap meja berjalan dengan lancar dan tidak terjadi penumpukkan peserta posyandu.

Pembimbing

dr. Munaryo, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai