HASIL PENGAMATAN
Diketahui : -Ws = 5 gram -C1 (BSA) = 250 ppm
= 0,01 L
Pengenceran = V₁ . C₁ = V₂ . C₂
mg
Penentuan mg : - ppm = mg = ppm x L (V₂)
L
Ditanya : - y = a + bx
- Kadar P (%) ?
- a , b dan r ?
Jawaban.
mg Absorban
0 0
0,025 0,074
0,05 0,096
0,1 0,105
0,15 0,119
0,2 0,130
0,25 0,143
a = 0,0468
b = 0,4377
r = 0,8564
- y min = a + bx
= 0,0468 + 0,4377 (0)
= 0,0468
= 0,1562
y = a + bx
x = 0,425 mg
mg Pepton x FP
Kadar % P = x 100
Ws x 1000
500
0,425 𝑚𝑔 𝑥
1
= 𝑥 100
5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 1000
= 4,25 %
Kesimpulan :
PEMBAHASAN
Fungsi alat dan bahan ialah labu ukur untuk wadah mengencerkan bahan,
kuvet untu memasukan sampel ke sprktrofotometer. Spektrofotometer untuk
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu. Fungsi larutan lowry A
ialah membentuk larutan kompleks protein dengan kupri, kemudian larutan lowry
B untuk memberi suasana sedikit basa dan memperjelas warna biru (senyawa
moblibdenum). Fungsi perlakuan diamkan 30 menit bertujuan untuk memberikan
waktu agar reaksi berjalan sempurna.
Mekanismenya ialah sampel yang mengandung protein dengan asam
fosfotungsitat-fosfomolibdat bereaksi dengan Cu2+ dan larutan lowry B. sehingga
menghasilkan warna biru yang intensitas warnanya bergantung pada konsentrasi
protein yang terkandung. kemundian selanjutnya larutan berwarna biru dibaca
absorbannya pada panjang gelombang 650 nm. Sehingga dapat ditentukan kadar
proteinnya.
Menurut tabel komposisi pangan Indonesia tahun 2019 protein yang
terkandung per 100 gram telur ayam negri itu sebanyak 10,8 gram. Dibandingkan
dengan hasil di laboratorium per 1 mL sampel telur ayam negri yang terkandung di
dalamnya yaitu 4,25 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa telur memiliki kadar
protein walau tidak sebesar pada tabel . Namun telur ayam negri memiliki protein
sesuai tabel komposisi pangan Indonesia tahun 2019 ( TKPI,2019).
Syarat sampel yang digunakan ialah bebas dari CO2 yang dapat dihilangkan
dengan cara dikocok dengan cepat. Hal ini dilakukan agar tidak menghalangi
spektrofotometer saat akan membaca absorbannya (Atma,2018).
Yang dapat menganggu penetapan kadar protein dengan metode ini
diantaranya buffer, asam nukleat, gula/karbohidrat, deterjen, gliserol, EDTA,
senyawa-senyawa kalium, Mg, Ca, disulfida dan guanine (Agustina,2013).
Kelebihan metode lowry ialah sensitif, lebih spesifik, kurang dipengaruhi
oleh turbiditor sampel, sederhana. Kelemahannya ialah sampel tidak boleh
berwarna, reaksi dapat dipengaruhi oleh sukrosa, lipid, buffer,phorphate,
monosakarida, dan heksamin (Maninggas,2010).
Sifat - sifat asam amino dapat dilihat dari jenis asam aminonya sendiri
namun secara umum sifat asam amino adalah dapat larut dalam air, membentuk
kristal, konstanta dielektrik tinggi, tidak berwarna, mempunyai sifat kation,anion
atau zwitterion tergantung gugus yang dimilikinya, tidak larut dalam alkohol dan
eter serta membentuk garam kompleks dengan logam berat (Sudarmadji,2010).
Contoh sifat asam amino metionin adalah asam amino bersifat netral yang
mengandung gugus sulfur, dapat membentuk ikatan hidrofobik, metionin sangat
mudah rusak oleh adanya oksigen dan panas (Kusnandar,2017).
Asam amino dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam amino essensial dan
asam amino non essensial. Asam amino essensial ialah asam amino yang
dibutuhkan oleh tubuh namun tidak dapat disintesis oleh tubuh. Sehingga harus
disuplai dari asupan makanan. Contohnya valin, isoleusin dan lisin. Sedangkan
asam amino non-essensial ialah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh
sehingga tidak diperlukan suplai dari makanan. Contohnya glisin,alanine,tiroin
(Kusnandar,2017).
Jenis bahan yang digunakan ialah sampel yang tidak berwarna agar mudah
dalam pembacaan absorban (Atma,2018).
DAFTAR PUSAKA
Atma, Y. (2018). Prinsip Analisis Pangan Komponen Makro dan Mikro Nutrien.
Yogyakarta: CV.Budi Utama.
TKPI. (2019). Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) 2019. Retrieved from
Data Kemenkes TKPI: https://www.andrafarm.com/_andra.php?_i=daftar-
tkpi (Diakses : 18 Desember 2020)