i
Diperiksa Disetujui
Versi Tanggal Keterangan ICP Hidrologi TA Hidrologi
1 February 19, 2021 Dr. ir. Slamet imam Soedirman, ME
Wahyudi, DEA
MARATAMA – STUDI TEKNIK
KSO
ii
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
DAFTAR ISI
2 ANALISA HIDROLOGI.................................................................................................................... 37
iii
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
DAFTAR GAMBAR
iv
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
v
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
DAFTAR TABEL
vi
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
7
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
c) Koefisien Limpasan
Tata Guna Lahan Kondisi Permukaan Tanah Harga (C )
Perdagangan Pusat Perdagangan 0.70 – 0.95
Daerah Sekitarnya 0.50 – 0.70
Industri Kurang Padat 0.50 – 0.80
Padat 0.60 – 0.90
Pemukiman Sedikit Tanah Terbuka 0.65 – 0.80
8
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
d) Kemiringan Saluran
Bangunan Drainase Kemiringan Dasar Saluran
Saluran Tanah Asli 0~5%
Saluran Pasangan 5 ~ 7.5 %
Saluran Beton 5 ~ 7.5 %
Gorong-Gorong 0.5 ~ 2 %
9
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
10
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Secara bagan alir dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut ini :
Mulai
A
Distribusi
Melengkapi Data Hujan Ditolak
Uji
Distribusi
Output Data Hujan
Distribusi Diterima
Intensitas Hujan
Hujan Rata-rata
Mul ai
A
Hujan Efektif
Di stribusi Frekuensi
Distr ibusi
Melengkapi Data Hujan Ditolak
Intensitas Hujan
Hujan Rata-rata
Hujan Efekti f
Tidak Normal
Ranking Data Hujan
Tidak Normal
Uji
Output Hujan Rencana Output Hujan Rencana
Uji
A Data Normal
Abnormal Selesai
A Data Normal
Pengumpulan Data
11
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Desain lebih ditekankan pada kompilasi ketinggian banjir yang pernah terjadi
dan dibandingkan terhadap output dari analisis data curah hujan, dimana
perhitungan desain akan menggunakan elevasi banjir yang tertinggi. Data-data
tersebut antara lain:
b. Peta Rupa Bumi yang didapat dari Badan Informasi Geospasial (BIG)
c. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air – Propinsi Jawa Tengah.
Data yang hilang atau kesenjangan data suatu pos penakar hujan pada saat
tertentu dapat diisi dengan bantuan data yang tersedia pada pos-pos penakar
disekitarnya pada saat yang sama. Cara yang dipakai dinamakan ratio normal.
Syarat untuk menggunakan cara ini adalah tinggi hujan rata-rata tahunan pos
penakar yang datanya hanya diketahui, disamping dibantu dengan data tinggi
hujan rata-rata tahunan dan data pada pos-pos penakar disekitarnya. Taksiran
data yang hilang ditaksir dengan rumus :
dx=
1
3[dx
Anx
Ana
+db
Anx
Anb
+dc
Anx
Anc ]
Jika jumlah penakar hujan untuk menentukan data x yang hilang adalah
sebanyak n, maka
1m
Anx
dx= ∑ di
ni=1 Ani
Dimana :
12
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
tan α 1
K=
tan α 2
Dimana :
Yp
tg α1 =
Xp
Y Q−Y p
tg α 2 =
X Q− X p
tg α 1
K=
tg α 2
13
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Dimana :
XT = besarnya curah hujan pada periode ulang tertentu (T tahun)
X = harga rata-rata sampel
YT = reduced private, merupakan fungsi dari probabilitas
T r ( x )−1
−In(−In
= T r (x )
∑ log R
Log R = n
SX = √ ∑ (log R−log R )2
n−1
n. ∑ ( log R−log R )
3
Dimana :
14
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
15
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
2
Tabel 1.2. Harga X CR Untuk Chi – Square Test
Degrees of Level of signifience α
Freedom
0.20 0.10 0.05 0.01 0.001
(ν)
16
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Intensitas Hujan
Dalam analisis ini perhitungan lama intensitas curah hujan (I) ditentukan
berdasarkan ‘asumsi’ distribusi hujan terpusat selama 6 jam per hari dan
dirumuskan berdasarkan rumus Mononobe (2) :
17
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
R 24 24
( )
( 2/3)
.
It = 24 t
Dimana :
It = rata-rata intensitas curah hujan dari awal sampai jam ke t (mm/jam)
R24 = curah hujan rencana (mm)
24 = standar presentase dalam 1 hari (R24 = 100%).
t = lama hujan (jam)
Dimana :
Rt = intensitas curah hujan pada jam ke T (mm)
T = lama hujan dari awal sampai jam ke T (jam)
Rt (T-1) = rata-rata intensitas curah hujan dari awal sampai jam ke T-1
Dimana :
Ief = curah hujan efektif
I = intensitas curah hujan
18
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
= koefisien pengaliran
Nilai koefisien pengaliran dapat juga ditetapkan dengan meninjau kondisi fisik,
karakteristik tanah dan tata guna lahan, dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Koefisien Pengaliran .
Catatan :
Penerapan nilai-nilai koefisien diatas digunakan untuk daerah-daerah yang
mempunyai catchment area yang sempit (koridor jalan utama) sehingga nilai-
nilai koefisien pengaliran yang eksak dapat dengan mudah ditentukan.
19
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Debit Banjir
i) Metode Rasional
Debit banjir rencana dihitung dengan metode Rasional, apabila luas
daerah aliran (catchment area) lebih kecil dari 50 km 2 (SNI) yang
dirumuskan sebagai berikut :
Q = fxxIxA
Dimana :
Q = debit banjir rencana (m3/det)
f = faktor konversi (f = 0.278)
= koefisien pengaliran
I = intensitas hujan pada durasi yang sama dengan waktu konsentrasi
dan pada periode ulang hujan tertentu (mm/jam)
A = luas daerah aliran (km2)
20
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
dimana :
V = 1.02 – 0.0275 log A
QN = Cx X
Dimana :
QN = debit banjir rencana
C = faktor pembesar
21
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
sumber daya air khususnya dalam analisis debit banjir DAS yang tidak
terukur.
Metode ini sederhana, karena hanya membutuhkan data-data
karakteristik DAS seperti luas DAS dan panjang sungai dan dalam
beberapa kasus dapat juga mencakup karakteristik lahan digunakan. Oleh
karena itu, metode ini merupakan alat berguna untuk mensimulasikan
aliran dari DAS tidak terukur dan daerah aliran sungai mengalami
perubahan penggunaan lahan. Untuk mengembangkan hidrograf satuan
sintetis, beberapa metoda telah tersedia. Beberapa metoda hidrograf
satuan sinteteis seperti cara Nakayasu, Snyder-Alexeyev, SCS, dan GAMA-1
sangat populer dan umum digunakan di Indonesia untuk menghitung
debit puncak dan bentuk hidrograf banjir.
Banjir rencana dengan periode ulang tertentu dapat dihitung dan data
debit banjir atau data hujan. Apabila data debit banjir tersedia cukup
panjang (>20 tahun), debit banjir dapat langsung dihitung dengan metode
analisis probabilitas. Sedang apabila data yang tersedia hanya berupa data
hujan dan karakteristik DAS, salah satu metoda yang disarankan adalah
menghitung debit banjir dari data hujan maksimum harian rencana
dengan superposisi hidrograf satuan (Subramanya,1984; Harto, 1993;
Ramírez, 2000).
Konsep hidrograf satuan, yang banyak digunakan untuk melakukan
transformasi dari hujan menjadi debit aliran.
Konsep ini diperkenalkan pada tahun 1932 oleh Sherman (Subramanya,
1984). Data yang diperlukan untuk menurunkan hidrograf satuan terukur
di DAS yang ditinjau adalah data hujan otomatis dan pencatatan debit di
titik pengamatan tertentu. Namun jika data hujan yang diperlukan untuk
menyusun hidrograf satuan terukur tidak tersedia digunakan analisis
hidrograf banjir sintetis.
22
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Besarnya nilai debit yang dihasilkan dari HSS dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
23
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
1 R0
Q p= ∗A∗
3. 6 (0 . 3∗T p +T 0. 3 )
Dimana :
Qp = Debit puncak banjir (m3/dt)
A = Luas daerah aliran sungai (km2)
R0 = Curah hujan satuan (mm)
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak
hidrograf satuan (jam).
T0.3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30% dari debit puncak (jam).
24
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
2/3
R (24 )
r=
24 t
Rt’ = t*Rt – (t-1)*R(t-1)
Re = C*Rt’, diketahui nilai C = Corfficien of runoff
25
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Mulai
GEODETIC - GEOMETRIK
- HWL
- NWL,
Estimasi tipe LWL
Flow of water
N
Qbanjir
Qculvert
Y
Kurva kapasitas
Selesai
Penentuan tipe gorong-gorong (pipa atau boks) dilakukan setelah diketahui besarnya
debit banjir rencana yang akan mendapatkan nilai diameter atau ukuran yang optimal
dan akan disesuaikan terhadap kemudahan pelaksanaan dilapangan maupun
tersedianya barang dipasaran.
Penggunaan metode ini mengacu pada sistim yang dipakai oleh Bureu of Public Roads
(USAID).
Dalam merencanakan gorong – gorong perlu dipertimbangkan mengenai topografi
daerah aliran/alur karena hal ini menyangkut beberapa ketetapan antara lain :
26
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
i) Bentuk gorong-gorong
ii) Dimensi gorong-gorong
iii) Elevasi dasar inlet dan outlet
iv) Panjang gorong-gorong
v) Kemiringan gorong-gorong, ditetapkan antara 0.5 – 2.0% , sebagai dasar agar
gorong gorong dapat cleaning itself dan tidak merusak saluran outlet nya.
vi) Diameter untuk Gorong - gorong full crossing drain minimal 1m untuk
kemudahan pemeliharaan.
Gorong – gorong diperhitungkan terhadap kondisi keadaan aliran bebas free flow :
h
<1 .2
Dengan syarat D
h = kedalaman air (m)
D = diameter gorong-gorong (m)
Perubahan kondisi aliran dalam gorong-gorong dari aliran bebas ke aliran tekan
disebut aliran transisi, dengan persyaratan :
c. Free board (tinggi jagaan), supaya aliran dalam gorong-gorong masih berupa
aliran terbuka, sehingga (w) = 0.2 x D.
27
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Nilai Koefisien Manning untuk analisi dasar perencanaan dapat dilihat pada
tabel Tabel 1.5
28
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Pasal 5
b. sempadan sungai.
(2) Palung sungai dan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
membentuk ruang sungai.
29
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
(3) Dalam hal kondisi topografi tertentu dan/atau banjir, ruang sungai dapat
terhubung dengan danau paparan banjir dan/atau dataran banjir.
(4) Palung sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berfungsi sebagai
ruang wadah air mengalir dan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan
ekosistem sungai.
(5) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berfungsi sebagai
ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan, agar fungsi sungai dan
kegiatan manusia tidak saling terganggu.
Pasal 6
(1) Palung sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a membentuk
jaringan pengaliran air, baik yang mengalir secara menerus maupun berkala.
(2) Palung sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
topografi terendah alur sungai.
Pasal 7
Dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat tanggul untuk mengendalikan banjir,
ruang antara tepi palung sungai dan tepi dalam kaki tanggul merupakan bantaran
sungai.
Pasal 8
(1) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b meliputi
ruang di kiri dan kanan palung sungai di antara garis sempadan dan tepi palung
sungai untuk sungai tidak bertanggul, atau di antara garis sempadan dan tepi luar
kaki tanggul untuk sungai bertanggul.
(2) Garis sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan pada:
a. sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan;
b. sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;
c. sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan;
d. sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan;
30
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Pasal 9
Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a ditentukan:
a. paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama
dengan 3 m (tiga meter);
b. paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 m (tiga
meter) sampai dengan 20 m (dua puluh meter); dan
c. paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 m (dua
puluh meter).
Pasal 10
(1) Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. sungai besar dengan luas DAS lebih besar dari 500 Km2 (lima ratus
kilometer persegi); dan
b. sungai kecil dengan luas DAS kurang dari atau sama dengan 500 Km2 (lima
ratus kilometer persegi).
(2) Garis sempadan sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditentukan paling sedikit berjarak
100 m (seratus meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur
sungai.
31
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
(3) Garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan paling sedikit 50 m
(lima puluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
Pasal 11
Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c ditentukan paling sedikit berjarak 3 m (tiga
meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
Pasal 12
Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2) huruf d ditentukan paling sedikit berjarak 5 m (lima meter)
dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
32
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Ak = Amplitudo
ωk = kecepatan sudut
Φk = Fasa
Persamaan (1.1) dapat ditulis sebagai persamaan sudut untuk 1 konstituen.
33
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
l
η(t )=So+ A cos ωt +B sin ωt
................................................................................... (1.2)
Dengan ketentuan
Φ=arctan ( BA )
..................................................................................................................... (1.3)
∂J
=0
∂( parameter )
m
∂J
l
=0=∑ (−2cos ωt (i ) ) { y t (i )−So− A l cos ωt (i )−B sin ωt (i ) }
2. ∂A i =1
m
∂J
=0=∑ (−2 sin ωt (i ) ) { y t (i )−So− A l cos ωt (i )−B sin ωt (i) }
3. ∂B i=1
Atau
34
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
So
x Al y
B
So
l
A x y
1
B
Sehingga harga So, Al, dan B dapat ditemukan.
Komponen pasang surut yang dihasilkan adalah M2, S2, N2, K2, K1, O1, P1, M4,
MS4,di mana:
- M2 : komponen utama bulan (Semi Diurnal)
- S2 : komponen utama matahari (Semi Diurnal)
- N2 : komponen eliptis bulan.
- K2 : komponen bulan.
- K1 : komponen bulan.
- O1 : komponen utama bulan (diurnal).
- P1 : komponen utama matahari.
- M4 : komponen utama bulan (kuarter diurnal).
- MS4 : komponen matahari bulan.
35
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
150
140
130
Elevasi Muka Air Laut (cm)
120
110
100
90
80
70
60
50
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Tanggal (Maret 2020)
AK 1+ AO1
F=
AM 2+ AS 2 = 1.17 (mixed tide prevalling semi diurnal)
36
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Artinya dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi
tinggi dan periodenya berbeda.
Analisa Pasang Surut Global
Dengan konstanta komponen pasang surut dilakukan peramalan dengan metode
Least Square selama 1 siklus pasang surut (18.6 tahun) untuk mengetahui elevasi
acuan pasang surut. Hasil analisa disajikan pada tabel berikut.
2 ANALISA HIDROLOGI
37
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Dilihat dari tabel ketersediaan data stasiun pos hujan yang memenuhi syarat
minimal 15 tahun adalah Sta 94 Karangroto, Sta 96 Brumbung, Sta 98
Pucanggading dan Sta 117 Karangsari. Untuk analisa data digunakan Stasiun
pos hujan terdekat yaitu Sta 96 Brumbung dan Sta 117 Karangsari.
38
No Sta 94 96 97 98 117 122 124 SE 135
Nama Sta Karangroto Brumbung Plamongan Pucanggading Karangsari Kalianyar Guntur Kepoh
Long 6 57' 0.663" LS 7 1' 15" LS 7 1' 32.4" LS 7 2' 37.3" LS 6 56' 31" LS 6 57' 34" LS 6 58' 36" LS 7 4' 56" LS
Lat 110 29' 12.529" BT 110 30' 36" BT 110 28' 15" BT 110 29' 1.9" BT 110 35' 21" BT 110 40' 34" BT 110 35' 57" BT 110 45' 18" BT
Desa Karangroto Brumbung Penggaron Penggaron Karangsari Pangkalan Bakalrejo Kepoh
Kec Genuk Mranggen Pedurungan Tembalang Karang Tengah Dempet Guntur Gubug
Kota/Kab Kota Semarang Kab. Demak Kota Semarang Kota Semarang Kab. Demak Kab. Demak Kab. Demak Kab. Demak
No Tahun Rmaks(mm) Tahun Rmaks(mm) Tahun Rmaks(mm) Tahun Rmaks(mm) Tahun Rmaks(mm) Tahun Rmaks(mm) Tahun Rmaks(mm) Tahun Rmaks(mm)
1 1999 0 1999 99 1999 103 1999 97 1999 144 1999 89 1999 121 1999 0
2 2000 90 2000 0 2000 95 2000 56 2000 157 2000 99 2000 82 2000 0
3 2001 128 2001 117 2001 115 2001 100 2001 85 2001 96 2001 100 2001 140
4 2002 156 2002 75 2002 62 2002 75 2002 160 2002 98 2002 145 2002 150
5 2003 80 2003 80 2003 110 2003 75 2003 112 2003 81 2003 90 2003 100
6 2004 160 2004 80 2004 75 2004 100 2004 129 2004 0 2004 87 2004 100
7 2005 73 2005 77 2005 70 2005 75 2005 78 2005 0 2005 0 2005 117
8 2006 173 2006 95 2006 133 2006 150 2006 79 2006 0 2006 0 2006 43
9 2007 100 2007 80 2007 - 2007 120 2007 80 2007 0 2007 0 2007 57
10 2008 173 2008 95 2008 - 2008 100 2008 156 2008 0 2008 0 2008 86
11 2009 130 2009 100 2009 - 2009 150 2009 25 2009 0 2009 0 2009 94
12 2010 125 2010 105 2010 - 2010 87 2010 75 2010 87 2010 87 2010 112
Tabel 2.2 Data Curah Hujan Harian Maksimum
13 2011 100 2011 80 2011 - 2011 150 2011 110 2011 75 2011 76 2011 121
14 2012 182 2012 80 2012 - 2012 100 2012 91 2012 40 2012 92 2012 75
15 2013 135 2013 92 2013 79 2013 90 2013 124 2013 46 2013 95 2013 109
16 2014 135 2014 140 2014 118 2014 106 2014 109 2014 65 2014 125 2014 126
17 2015 130 2015 105 2015 137 2015 105 2015 88 2015 51 2015 76 2015 0
18 2016 110 2016 105 2016 114 2016 104 2016 68 2016 61 2016 125 2016 86
19 2017 100 2017 94 2017 86 2017 82 2017 85 2017 61 2017 111 2017 58
20 2018 98 2018 82 2018 97 2018 88 2018 78 2018 61 2018 100 2018 43
39
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Koefisien Aliran
Koefisien aliran permukaan merupakan salah satu indikator untuk
menentukan kondisi fisik suatu daerah aliran sungai. Nilai koefisien ini
dipengaruhi kondisi tata guna lahan dan berkisar antara 0–1.
Kartasapoetra dkk (1991) mengemukakan bahwa peranan vegetasi dalam
menahan air lebih besar karena pengaliran lebih kecil. Hal ini menunjukan
bahwa angka koefisien aliran dapat juga dijadikan indikator gangguan fisik
dalam suatu daerah aliran sungai. Nilai C makin besar menunjukkan bahwa
semakin banyak air hujan yang menjadi aliran permukaan.
Uji Oulier
Outlier adalah titik data yang menyimpang cukup jauh dari kecenderungan
kelompoknya. Keberadaan outlier dapat mengganggu proses pemilihan jenis
distribusi suatu sampel data, sehingga outlier ini perlu dikecualikan dari
analisis. Uji untuk outlier menggunakan cara Water Resources Council, dimana
data yang lebih besar dari ambang batas atas outlier atau lebih kecil dari
ambang batas bawah dieliminasi dan dikecualikan dari analisis selanjutnya.
Ambang batas atas dan ambang batas bawah outlier ditentukan sebagai
berikut.
XH = exp ( x + Kn . S)
XL = exp ( x - Kn . S)
dimana
x = nilai rata-rata
Nilai Kn untuk berbagai jumlah sampel n diberikan dalam Tabel 2.11 dan hasil
uji outlier untuk data disajikan pada Tabel 2.12 dan Tabel 2.13.
40
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
41
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Rt 93.44444444 1.96450
Sd 16.83561429 0.07299
Skew 1.310809614
Xh 1.76026E+57 2.13085 135.16
Xl 8.30305E+23 1.79815 62.83
42
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Rt 101.65 1.97682
Sd 35.06876703 0.18096
Skew 0.09474908
Xh 7.17127E+78 2.38922 245.03
Xl 2731945793 1.56441 36.68
43
Hujan Hujan Probabilitas (%)
No. Tahun Asli Diurutkan Empiris Normal Log Normal 2 Par. Log Normal 3 Par. Gumbel Pearson III Log Pearson III
(mm) (mm) Teoritis Beda Teoritis Beda Teoritis Beda Teoritis Beda Teoritis Beda Ln x Teoritis Beda
1 2001 117 75 94.44 89.45 5.00 90.51 3.94 84.57 9.87 88.81 5.64 90.90 3.54 4.32 92.60 1.84
2 2002 75 77 88.89 86.24 2.64 86.86 2.03 80.66 8.23 84.36 4.53 87.10 1.79 4.34 88.40 0.49
3 2003 80 80 61.11 80.30 19.19 80.03 18.91 74.00 12.89 76.47 15.36 79.90 18.79 4.38 80.20 19.09
4 2004 80 80 61.11 80.30 19.19 80.03 18.91 74.00 12.89 76.47 15.36 79.90 18.79 4.38 80.20 19.09
5 2005 77 80 61.11 80.30 19.19 80.03 18.91 74.00 12.89 76.47 15.36 79.90 18.79 4.38 80.20 19.09
6 2006 95 80 61.11 80.30 19.19 80.03 18.91 74.00 12.89 76.47 15.36 79.90 18.79 4.38 80.20 19.09
7 2007 80 80 61.11 80.30 19.19 80.03 18.91 74.00 12.89 76.47 15.36 79.90 18.79 4.38 80.20 19.09
8 2008 95 82 55.56 75.59 20.04 74.64 19.09 69.15 13.59 70.65 15.09 74.30 18.74 4.41 73.80 18.24
9 2009 100 92 50.00 45.90 4.10 43.18 6.82 43.31 6.69 41.44 8.56 42.50 7.50 4.52 40.00 10.00
10 2010 105 94 44.44 39.65 4.79 37.15 7.29 38.47 5.98 36.45 8.00 36.60 7.84 4.54 34.30 10.14
11 2011 80 95 33.33 36.62 3.29 34.29 0.96 36.14 2.81 34.11 0.78 33.80 0.47 4.55 31.60 1.73
12 2012 80 95 33.33 36.62 3.29 34.29 0.96 36.14 2.81 34.11 0.78 33.80 0.47 4.55 31.60 1.73
13 2013 92 100 27.78 22.96 4.81 21.86 5.91 25.70 2.08 24.09 3.68 21.70 6.08 4.61 20.60 7.18
14 2015 105 105 11.11 12.75 1.64 12.91 1.79 17.46 6.35 16.65 5.54 13.00 1.89 4.65 12.90 1.79
15 2016 105 105 11.11 12.75 1.64 12.91 1.79 17.46 6.35 16.65 5.54 13.00 1.89 4.65 12.90 1.79
16 2017 94 105 11.11 12.75 1.64 12.91 1.79 17.46 6.35 16.65 5.54 13.00 1.89 4.65 12.90 1.79
17 2018 82 117 5.56 1.81 3.74 2.77 2.79 5.88 0.33 6.51 0.96 3.00 2.56 4.76 3.90 1.66
Jumlah Data 17 DMaks 20.04 DMaks 19.09 DMaks 13.59 DMaks 15.36 DMaks 18.79 DMaks 19.09
Tabel 2.6 Hasil Analisis Frekuensi Curah Hujan Sta 96 Brumbung
44
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Hujan Hujan Probabilitas (%)
No. Tahun Asli Diurutkan Empiris Normal Log Normal 2 Par. Log Normal 3 Par. Gumbel Pearson III Log Pearson III
(mm) (mm) Teoritis Beda Teoritis Beda Teoritis Beda Teoritis Beda Teoritis Beda Ln x Teoritis Beda
1 1999 144 68 95.00 88.87 6.13 91.87 3.13 97.55 2.55 88.38 6.62 90.80 4.20 4.22 94.90 0.10
2 2000 157 75 90.00 83.97 6.03 85.42 4.58 93.42 3.42 81.63 8.37 84.60 5.40 4.32 87.20 2.80
3 2001 85 78 80.00 81.49 1.49 82.06 2.06 90.71 10.71 78.33 1.67 81.40 1.40 4.36 82.90 2.90
4 2002 160 78 80.00 81.49 1.49 82.06 2.06 90.71 10.71 78.33 1.67 81.40 1.40 4.36 82.90 2.90
5 2003 112 79 75.00 80.61 5.61 80.87 5.87 89.67 14.67 77.18 2.18 80.30 5.30 4.37 81.40 6.40
6 2004 129 80 70.00 79.71 9.71 79.65 9.65 88.57 18.57 76.02 6.02 79.20 9.20 4.38 79.90 9.90
7 2005 78 85 60.00 74.84 14.84 73.15 13.15 82.08 22.08 69.99 9.99 73.20 13.20 4.44 71.90 11.90
8 2006 79 85 60.00 74.84 14.84 73.15 13.15 82.08 22.08 69.99 9.99 73.20 13.20 4.44 71.90 11.90
9 2007 80 88 55.00 71.65 16.65 69.01 14.01 77.50 22.50 66.25 11.25 69.30 14.30 4.48 66.90 11.90
10 2008 156 91 50.00 68.27 18.27 64.77 14.77 72.49 22.49 62.48 12.48 65.30 15.30 4.51 62.00 12.00
11 2010 75 109 45.00 45.73 0.73 40.09 4.91 40.07 4.93 41.12 3.88 41.50 3.50 4.69 36.40 8.60
12 2011 110 110 40.00 44.45 4.45 38.86 1.14 38.42 1.58 40.07 0.07 40.30 0.30 4.70 35.30 4.70
13 2012 91 112 35.00 41.90 6.90 36.47 1.47 35.22 0.22 38.00 3.00 37.90 2.90 4.72 33.10 1.90
14 2013 124 124 30.00 27.67 2.33 24.16 5.84 19.54 10.46 27.18 2.82 25.30 4.70 4.82 22.30 7.70
15 2014 109 129 25.00 22.52 2.48 20.06 4.94 14.82 10.18 23.46 1.54 21.00 4.00 4.86 18.80 6.20
16 2015 88 144 20.00 10.75 9.25 11.06 8.94 5.92 14.08 14.79 5.21 11.30 8.70 4.97 11.40 8.60
17 2016 68 156 15.00 5.17 9.83 6.64 8.36 2.63 12.37 10.07 4.93 6.60 8.40 5.05 7.70 7.30
18 2017 85 157 10.00 4.84 5.16 6.36 3.64 2.45 7.55 9.75 0.25 6.30 3.70 5.06 7.50 2.50
19 2018 78 160 5.00 3.94 1.06 5.58 0.58 1.98 3.02 8.85 3.85 5.40 0.40 5.08 6.80 1.80
Jumlah Data 19 DMaks 18.27 DMaks 14.77 DMaks 22.50 DMaks 12.48 DMaks 15.30 DMaks 12.00
Tabel 2.7 Hasil Analisis Frekuensi Curah Hujan Sta 117 Karangsari
45
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Distribusi Probabilitas
Kala Ulang T
Log Normal Log Normal
Gumbe Pearson Log
Normal 2 3
(Tahun) lI III Pearson III
Parameter Parameter
2 0,0000 105.7 101.4 102.5 101.1 102.4 99.8
5 0,8416 131.7 129.1 130.0 134.3 130.2 128.0
10 1,2816 145.3 146.4 146.5 156.2 146.7 147.3
20 1,6449 156.5 162.5 161.3 177.3 161.5 166.4
25 1,7507 159.8 167.5 165.8 184.0 166.0 172.6
50 2,0537 169.1 182.7 179.4 204.5 179.4 192.2
100 2,3263 177.6 197.5 192.3 224.9 192.1 212.3
46
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Distribusi Probabilitas
Kala Ulang T
Log Normal Log Normal
Gumbe Pearson Log
Normal 2 3
(Tahun) lI III Pearson III
Parameter Parameter
200 2,5758 185.3 212.1 204.9 245.3 204.3 233.2
500 2,8782 194.6 231.3 221.0 272.1 219.7 262.3
1000 3,0902 201.2 137.5 139.7 167.8 139.2 146.8
Penyimpangan Maksimum 3.27 5.00 4.53 6.68 4.50 6.20
Kritis
(Significant Level 5 30.1 30.1 30.1 30.1 30.1 30.1
%)
(Sumber : Analisis Konsultan, 2020)
47
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Ulan Rasional SCS Nakayasu
g
10 2.95 5.91 7.42
50 3.86 7.73 9.20
(Sumber : Analisis Konsultan, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debut banjir
rencana adalah metode US-SCS. Grafik unit hidrograf metode US-SCS dengan kala
ulang 10 dan 50 tahun disajikan pada gambar berikut.
7.0
6.0
5.0
Debit (,3/detik)
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
48
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
9.0
8.0
7.0
6.0
Debit (,3/detik)
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
49
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Ulang Rasional SCS Nakayasu
10 2.95 5.91 7.42
50 3.86 7.73 9.20
(Sumber : Analisis Data, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debut banjir
rencana adalah metode US-SCS. Grafik unit hidrograf metode US-SCS dengan kala
ulang 10 dan 50 tahun disajikan pada gambar berikut.
50
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
7.0
6.0
5.0
Debit (,3/detik)
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
9.0
8.0
7.0
6.0
Debit (,3/detik)
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
51
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
52
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Rasiona Nakayas
Ulan SCS
l u
g
14.0
10
7.36 0 15.60
50 17.8
9.63 2 19.91
(Sumber : Analisis Konsultan, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debut banjir
rencana adalah metode US-SCS. Grafik unit hidrograf metode US-SCS dengan kala
ulang 10 dan 50 tahun disajikan pada gambar berikut.
16.0
14.0
12.0
Debit (,3/detik)
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
53
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
20.0
18.0
16.0
14.0
Debit (,3/detik)
12.0
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
Q10 : 14 m3/detik
54
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Ulang Rasional SCS Nakayasu
10 8.79 7.26 19.99
50 11.50 8.99 25.65
(Sumber : Analisis Konsultan, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debut banjir
rencana adalah metode US-SCS. Grafik unit hidrograf metode US-SCS dengan kala
ulang 10 dan 50 tahun disajikan pada gambar berikut.
55
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
8.0
7.0
6.0
Debit (,3/detik)
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
10.0
9.0
8.0
7.0
Debit (,3/detik)
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
56
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
57
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode rasional, US-SCS dan USS
nakayasu. Hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut
Kala
Ulang Rasional SCS Nakayasu
10 7.61 8.05 18.63
50 9.96 10.02 23.87
(Sumber : Analisis Konsultan, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debut banjir
rencana adalah metode US-SCS. Grafik unit hidrograf metode US-SCS dengan kala
ulang 10 dan 50 tahun disajikan pada gambar berikut.
9.0
8.0
7.0
6.0
Debit (,3/detik)
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
58
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
12.0
10.0
6.0
4.0
2.0
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Waktu (Jam)
59
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Ulang Rasional SCS Nakayasu
10 7.64 8.05 18.63
50 10 10.02 23.87
(Sumber : Analisis Konsultan, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debit banjir
rencana adalah metode rasional.
60
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
61
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Ulang Rasional SCS Nakayasu
10 3.15 4.87 8.75
50 4.09 6.38 10.94
(Sumber : Analisis Konsultan, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debut banjir
rencana adalah metode rasional.
62
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Ulang Rasional SCS Nakayasu
10 8.52 2.29 20.14
50 11.15 3.00 25.86
(Sumber : Analisis Data, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debit banjir
rencana adalah metode rasional.
63
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
64
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Kala
Ulang Rasional SCS Nakayasu
10 1.66 0.81 6.29
50 2.17 1.06 7.72
(Sumber : Analisis Data, 2020)
Dari ketiga metode diatas yang digunakan adalah dalam penentuan debit banjir
rencana adalah metode rasional.
65
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Parameter yang digunakan dalam perhitungan hidrologi drainase jalan tol adalah
sebagai berikut :
1) Curah Hujan Maksimum yang terhjadi pada tanggal 6 Febuari 2021 sebesar 183
mm di Ngaliyan kota Semarang (Q25 tahun)
2) Daerah layanan saluran ( Super elevasi) = Luas jalan tol
L1 = 50 m x 60 m = 3000 m2
= 0.3 Ha
L2 = 100 m x 60 m = 6000 m2
= 0.6 Ha
Q = Ch/8.6
66
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Jadi Debit maksimum yang terjadi pada saluran drainase adalah 12.789 liter/detik
dengan periode ulang 25 tahun.
3.1 Analisa Kapasitas Saluran Median Drain (DS-10)
ܣൌܾ ݉ Ǥ݄ ݄ = 0.073 m2
Pൌ
ሺܾ ʹ݄ ͳ ݉ ଶሻ = 0.791 m
RADIUS HIDROLIK
ܣ
ܴ ൌ= 0.093
ܲ
KECEPATAN ALIRAN
మ భ
ܸൌ
ܴݔ ܭయ݅ݔమ = 0.174 m/dt
PERHITUNGAN DEBIT
ܳൌ
ܸݔ ܣ = 0.013 m3/dt
= 12.78 l/dt
Ketinggian air di dalam saluran akibat debit Q25 = 12.789 l/dt adalah 13 cm.
Analisa saluran samping diampil pada ruas Sta 22+756 s/d Sta 23+825 dengan
panjang saluran 1069 meter.
67
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Q = 183 mm x 6.41 Ha
ܣൌܾ ݉ Ǥ݄ ݄ = 0.36 m2
Pൌ
ሺܾ ʹ݄ ͳ ݉ ଶሻ = 1.631 m
RADIUS HIDROLIK
ܣ
ܴ ൌ= 0.221
ܲ
KECEPATAN ALIRAN
మ భ
ܸൌ
ܴݔ ܭయ݅ݔమ = 0.379 m/dt
PERHITUNGAN DEBIT
ܳൌ
ܸݔ ܣ = 0.137 m3/dt
= 136.6 l/dt
Ketinggian air di dalam saluran akibat debit Q25 = 136.5 l/dt adalah 40 cm.
4 KESIMPULAN
1. MAB saluran pada Sta 11+300 hingga ke Sta 19+300 yang didapat untuk Q10
dan Q50 berkisar pada elevasi +1.67 sampai yang tertinggi +1.78 m dan untuk
STA 19+300 – STA 27+00 analisa menggunakan MAB Kawasan dan tidak
memperhitungkan pasang surut
68
CA L Q Renc Elv. Muka Air Elv. MAB
No STA Tol Nama Saluran Lokasi Periode Ulang
(km2) (m) ( m3/dtk) Pasang ( DWL + MAB kawasan)
Desa Kedunguter-Dukun Kec. Q10 5.91 1.67 1.7
1 17+532.42 Saluran Pembuang Guntur Kiri 0.1335 278
Karang tengah Q50 7.73 1.67 1.73
Q10 5.91 1.67 1.68
2 18+066.42 Saluran Pembuang Guntur Kiri Desa Dukun Kec. Karang tengah 0.1335 278
Q50 7.73 1.67 1.69
Q10 14 1.67 1.74
3 18+420.42 Saluran Pembuang DI Guntur Kiri Desa Dukun Kec. Karang tengah 0.5339 639
Q50 17.82 1.67 1.78
Q10 7.26 1.67 1.67
4 18+683.42 Saluran Pembuang DI Guntur Kiri Desa Dukun Kec. Karang tengah 1.0225 1607
Q50 8.99 1.67 1.67
Q10 8.05 1.67 1.71
5 19+026.42 Saluran Pembuang DI Guntur Kiri Desa Dukun Kec. Karang tengah 0.7869 1276
Q50 10.02 1.67 1.74
CA L Q Renc
No STA Tol Nama Saluran Lokasi Periode Ulang Elv. MAB
(km2) (m) ( m3/dtk)
Q10 7.64 2.15
6 19+683.42 S T Guntur kanan Desa Karangsari Kec. Karangtengah 1.0932 2559.943
Q50 10 2.3
Q10 3.13 2.1
7 20+443.42 S T Guntur kanan Desa Karangsari Kec. Karangtengah 0.1618 353.66
Q50 4.09 2.22
Q10 8.51 2.55
8 20+936.42 S T Guntur kanan Desa Pulosari Kec. Karangtengah 1.0294 1845.908
Q50 11.14 2.68
Q10 1.65 2.14
9 21+921.42 S S Guntur kanan Desa Pulosari Kec. Karangtengah 0.15 1054
Q50 2.16 2.22
69
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2
3. Hasil dari analisa ini akan digunakan sebagai salah satu acuan dalam
penetapan elevasi Finish Grade Main Road jalan tol dan jalan – jalan yang
bersilangan dengan jalan tol Semarang Demak seksi 2.
4. Summary Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika Crossdrain
70
Elv. Muka Air Pasang Elv. MAB Kawasan Elv. MAB Kawasan Elevasi Atas Freeboard
No Sta Nama Saluran Lokasi Elv. Dasar Sal. Penanganan Elv. Dasar Desain
(DWL=HHWL) 10 th 50 th BOX Box (m)
Desa Kedunguter-Dukun Kec. +0,629 (Ka) BC 2mx2m +0,329 +2,629 0.93
1 17+532.42 Saluran Pembuang Guntur Kiri +1,67 +1,70 +1,73
Karang tengah +0,728 (Ki) 2bh +0,428 +2,728 1.03
2 18+066.42 Saluran DI Guntur Kiri Desa Dukun Kec. Karang tengah +0,336 BC 2X3mx2m +0,100 +1,67 +1,74 +1,78 +2,400 0.66
3 18+420.42 Saluran Pembuang DI Guntur Kiri Desa Dukun Kec. Karang tengah +0,426 BC 1X4mx2m +0,275 +1,67 +1,67 +1,67 +3,875 2.21
4 18+683.42 Saluran Pembuang DI Guntur Kiri Desa Dukun Kec. Karang tengah +0,564 BC 2X5mx3m +0,380 +1,67 +1,71 +1,74
5 19+683.42 S T Guntur kanan Desa Karangsari Kec. Karangtengah +0,816 BC 2mx2m +0,516 +1,67 +2,11 +2,27 +2,516 0.41
BC 2x2mx2m
6 20+936.42 S T Guntur kanan Desa Karangsari Kec. Karangtengah +1,344 +1,044 +1,67 +2,77 +2,93 +3,344 0.57
2bh
+1,819 (Ki) BC 2x4mx2m +1,519 +4,019 0.97
7 21+921.42 S T Guntur kanan Desa Pulosari Kec. Karangtengah +1,67 +3,05 +3,26
+1,470 (Ki) BC 2x3mx2m +1,170 +3,670 0.62
71
Draft Laporan Hidrologi Saluran dan Drainase
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – DemakSTA 10+690 ⁓ 27+000 Paket 2