Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM ASESMEN PSIKOLOGI TEKNIK TES

Remaja yang mengalami masalah hubungan dengan pasangannya


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Praktikum Asesmen psikologi teknik tes
Dosen : Putri Dian Dia Conia. M.Psi., Psikolog

Disusun oleh :
Fitri parlani 2285190006
Kelas : 5A
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memeberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Tugas Praktikum Psikologi teknik
tes tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu untuk memenuhi
tugas dari pada matakuliah Praktikum Psikologi teknik tes. Selain itu laporan ini juga
bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dialami oleh klien.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Putri Dian Dia Conia, M.Psi., Psikolog,
dosen matakuliah Praktikum Psikologi teknik tes yang telah memberikan tugas ini sehingga
saya dapat menambah pengetahuan dan bisa membantu klien dengan masalah yang sedang
dihadapinya. Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat
menyelasaikan laporan ini. Saya menyadari, bahwa tugas saya ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun motivasi saya demi
kesempurnaan laporan ini.

Serang, 06 Desember 2021

Fitri parlani

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB I IDENTITAS
1.1 Tabel permasalahan konseli .......................................................................
1.2 anak ...........................................................................................................
1.3 Identitas orang tua ......................................................................................
1.4 Urutan sodara kandung ..............................................................................
1.5 Riwayat pendidikan ...................................................................................
BAB II OBSERVASI
2.1 Observasi penampilan fisik ...................................................................................
2.2 Observasi perkembangan sosioemosional .................................................
BAB III TEORI
3.1 Pengertian konseling individu ...............................................................................
3.2 Pengertian perkembangan remaja ..........................................................................
3.3 Mengenal sifat bossy ..............................................................................................
3.4 Komunikasi Interpersonal ......................................................................................
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................
Kesimpulan ...................................................................................................................
Saran ..............................................................................................................................
Lampiran .......................................................................................................................
BAB I
IDENTITAS

1.1 Tabel permasalahan konseli

Permasalahan yang tergali : M memiliki mantan pasangan yang masih


selalu mengganggu kehidupan pribadi M,
serta sampai setelah hubungannya berakhir
mantan pasangan M selalu mengatur dan
juga menggangu keluarga M, M
menginginkan mantan pasangannya ini
untuk tidak mengatur dan mengganggunya
lagi, akan tetapi mantan pasangannya selalu
memiliki cara untuk menghubungi M.
Mantan pasangannya juga selalu
mengancam M, Jika M tidak mau menuruti
keinginan mantan pasangannya
Apakah sudah mendapatkan solusi saat Pada konseling kedua ini, dimana M sudah
konseling (Jelaskan) : melaksanakan solusi yang diberikan pada
konseling pertama, yaitu M membicarakan
secara langsung kepada mantan
pasangannya, dengan situasi yang tenang
dan penyampaian yang baik, M sudah
mencoba ternyata solusi yang diberikan
cukup membantu M, sehingga mantan
pasangannya ini sudah mulai menerima apa
yang M inginkan.

Menurut Anda, apakah konselee ini harus Pada konseling pertama M diberikan arahan
melanjutkan konseling atau tidak? Berikan untuk melakukan pilihan atas keputusan
alasannya: yang M lakukan, selanjutnya pada sesi kedua
solusi yang M pilih sudah membantu dan
kondisi sudah membaik, M mencukupkan
konseling pada sesi kedua ini, sehingga
proses konseling berakhir disesi dua, akan
tetapi konselor menawarkan kembali jika
nanti suatu saat M memiliki permasalahan,
dan M pun menyetujuinya.

Hasil penilaian Pembimbing (dikosongkan


saja) :

1.2 Identitas Konseli


Nama lengkap : M. H.
Nama panggilan : M.
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat dan tanggal lahir : Serang, 12 November 2002
Usia saat pemeriksaan : 19 tahun 9 bulan
Pendidikan : Lulus SMA
Alamat : Kp. Amcang Sabrang Des. Majasari kec. Jawilan
Sekolah sejak : -
Agama : Islam
Suku bangsa : Bangsa Indonesia
Anak Ke- : 2
Tinggi badan : 155
Berat badan : 38
1.3 Identitas Orang Tua
Keterangan Ayah Ibu
Nama (Inisial) S. P. R. I.
Tempat/Tanggal 16 Juni 1967 22 Juni 1982
Lahir
Alamat Kp. Amcang Kp. Kareo
Usia 46 tahun 36 tahun
Pendidikan SMA SMP
Agama Islam Islam
Suku Bangsa Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia
Pekerjaan Buruh swasta Ibu rumahtangga
Status Menikah Menikah
1.4 Urutan Saudara Kandung

M adalah anak perempuan, M anak ke dua dari 3 bersaudara, usia M 19 tahun, Anak
yang pertama dengan jenis kelamin perempuan sedang menempuh pendidikan tinggi negri
yang berusia 20 tahun, dengan umur beda 1 tahun dengan M dan seringkali orang-orang
dilingkungan sekitar menyapanya dengan anak kembar karna dari postur tubuh dan tinggi
badan yang sama, dan anak ketiga yang berumur 3 bulan yang berjenis kelamin laki-laki
sedang dalam masa pertumbuhan.

1.5 Riwayat Pendidikan

1. SDN Parakan 2 (Lulus)


2. Mts ikhlas Jawilan (Lulus)
3. SMK Ikhlas Multiprogram Jawilan (Lulus)
BAB II

OBSERVASI

2.1 Observasi Penampilan Fisik

M memiliki badan yang cukup ideal diusianya dengan tinggi badan 155cm dan berat
badan 39Kg, serta memiliki pipi yang bulan dan tailalat dibagian bibirnya, matanya yang sipit
dan bulu alis yang tipis, dengan kulit berwarna sawo matang, serta jari jari yang
lentik.Kukunya yang terpotong rapih serta kulit tangannya yang mulus, dan bibirnya agak
sedikit pecah pecah berwarna pink, kulit wajahnya yang sedikit berbintik serta pipinya yang
agak sedikit cabi.

2.2 Observasi Perkembangan Sosioemosional

Dari hasil observasi yang telah dilakukan mengenai perkembangan sosioemosional, ketika
M menceritakan hal yang membuat M sedih ia matanya terlihat berkaca kaca dan suaranya
yang sedikit pelan, ketika menceritakan hal biasa raut mukanya pun kembali biasa dan bola
matanya yang menandakan kejujuran, dapat dilihat dari cara M menyampaikan yang menjadi
keluh kesahnya iya terkadang menunduk sambil mengepal ngepalkan tangannya, M selalu
mendapatkan peraturan-pertauran yang diberikan oleh pasangannya yang membuat M
menjadi merasa tidak nyaman dan gerak M menjadi terbatas ketika menyampaikan hal
tersebut M berkaca kaca dan suaranya aga sedikit pelan, sehingga M ini merasa tidak nyaman
dengan perilaku pasangannya yang selalu membatasi M untuk bersosialisasi dengan teman
lakilakinya, M juga menceritakan bahwa hubungannya telah lama berakhir akan tetapi
pasangannya selalu mengikut campuri urusan pribadinya, tidak hanya mengganggu M
pasangannya juga seringkali mengganggu keluarganya, sehingga M merasa tidak nyaman
dengan posisinya saat ini, dan M pun menunduk.
BAB III

PEMBAHASAN TEORITIS

3.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling Individu


Konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik atau konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan masalah pribadi yang
di derita konseli (Hellen, 2005).
Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dialakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien (Prayitno, 1994).

3.2 Pengertian perkembangan remaja


Masa remaja merupakan masa seseorang mencapai otonomi, yaitu kesadaran
seseorang bahwa dirinya adalah individu yang mengelola diri sendiri dan terpisah dari
orang lain (Collins &Laursen, 2004, dalam Berk, 2014). Pacaran memiliki berbagai risiko
bagi remaja dan terlebih bagi usia sebelum remaja. Risiko yang paling terlihat adalah
remaja dapat mengalami penurunan prestasi akademik dan terlibat dalam perilaku nakal
(Berk, 2014).
Remaja mulai mengalami ketertarikan dan berhubungan romantis pada usia 11- 13
tahun yang dipicu oleh pubertas. Perasaan suka pada lawan jenis adalah hal yang umum
terjadi pada remaja usia ini dan seringkali menjadi bahan pembicaraan yang mendominasi
dengan teman sesama jenis. Rasa tertarik pada lawan jenis kemudian mulai di eksplorasi
menjadi hubungan berpacaran pada usia 14-16 tahun yang biasanya berlangsung singkat.
Kemudian, pada usia 1719 tahun, hubungan yang lebih serius mulai terbangun yang
ditandai dengan ikatan emosional yang kuat dan lebih mendekati pola hubungan romantis
orang dewasa (Connolly&McIsaac, dalam Santrock, 2013).

3.3 Mengenal sifat bossy


Bossy artinya sifat yang senang memerintah, mengatur, dan mengontrol orang lain.
Ada berbagai macam faktor yang membuat seseorang memiliki sifat ini, salah satunya
ingin mengendalikan situasi seperti yang mereka inginkan. Orang yang bossy mungkin
merasa bahwa segala sesuatunya tidak akan berjalan sesuai rencana jika mereka tak
memegang kendali. Kecemasan itulah yang kemudian membuat individu dengan sifat ini
selalu mencoba untuk mengontrol situasi dan orang lain. Di sisi lain, sifat bossy dapat
disebabkan oleh gangguan kepribadian narsistik. Kondisi ini membuat seseorang haus
akan superioritas serta kekaguman dari orang lain. Pengalaman traumatis di masa lalu
juga bisa memicu munculnya sifat ini dalam diri seseorang ( Ditinjau olehdr. Anandika
Pawitri, Dalam artikel).

3.4 Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap
muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan
orang (Wiryanto, 2004). Menurut R Wayne Pace komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang atau Proses
komunikasi yang
berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka (Canggara, 2004).
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara komunikator dengan
seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya
merubah sikap pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa
percakapan serta arus balik bersifat langsung.Komunikator mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui
pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia
dapat meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memberi kesempatan
kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Omong, 1986).

3.5 Teknik Kursi Kosong


Teknik kursi kosong ini digunakan untuk memperkuat apa yang ada dipinggir
kesadaran klien, mengeksplorasikan polaritas, proyeksi-proyeksi, dan introyeksi di dalam
diri klien (Corey, 2000).Kursi kosong sebagai sebuah eksperimen sesuai dengan namanya
menggunakan kursi kosong sebagai sarana untuk memperkuat proses eksperimentasi.
Biasanya kursi kosong tersebut diletakkan dihadapan klien dan kemudian klien diminta
untuk membayangkan seseorang yang selama ini menjadi sumber konfliknya. Pada saat
itu klien diminta untuk mengungkapkan apa saja yang terlintas dalam pikirannya untuk
mengekspresikan perasaannya. Konselor mendorong klien untuk mengungkapkannya
melalui kata-kata, bahkan melalui caci makian pun diperbolehkan, yang terpenting adalah
klien dapat menyadari pengalaman-pengalaman yang selama ini tidak diakuinya (Safaria,
2004).
Teknik ini juga digunakan untuk mengeksplorasi dan memperkuat konflik antara top
dog dan under dog didalam diri klien. Under dog ini merupakan sebuah kiasan untuk
menggambarkan konflik internal dalam diri klien antara introyeksi-introyeksi
danperlawanan terhadap introyeksi tersebut. Top dog menggambarkan “apa yang wajib
atau yang harus dilakukan” sedangkan under dog menggambarkan penolakan atau
pemberontakan terhadap introyeksi tersebut. Caranya Top dog adalah dengan klien secara
bergantian menduduki kursi kosong yang telah ditandai sebagai dimensi top dog dan
under dog. Ketika klien duduk di kursi top dog maka ia mengekspresikan apa yang harus
dilakukannya sedangkan ketika klien duduk di kursi under dog ia memberontak terhadap
tuntutan tersebut (Safaria, 2004).
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Pacaran memiliki berbagai risiko bagi remaja dan terlebih bagi usia sebelum remaja.
Risiko yang paling terlihat adalah remaja dapat mengalami penurunan prestasi akademik dan
terlibat dalam perilaku nakal (Berk, 2014). Hal ini yang membuat M harus dapat menerima
resiko ketika menjalin hubungan, apalagi dengan usia M yang masih terbilang sangat remaja,
hal ini yang menimbulkan banyak terjadi masalah diantara keduanya, serta ego yang belum
bisa dikendalikan masing-masing, sehingga bisa saja dari salah satu di antara mereka yang
mengalami penurunan nilai akademik yang terjadi akibat adanya konflik dalam hubungannya,
sehingga kurang fokus terhadap pelajaran, belum lagi terlibat dalam prilaku buruk, seperti
selalu mengancam jika keinginan ia tidak diikuti, langkah selanjutnya M akan melakukan
konseling kembali.

Pada proses konseling juga konselor memberikan teknik kursi kosong yang bertujuan
untuk melatih komunikasi interpersonal pada konseli.

Saran

1) Semoga praktikum assessment psikologi teknik tes ini dapat dilakukan secara
langsung dengan pembimbing
2) Semoga proses konseling kedepannya dapat membuat konselor lebih terlatih dan tidak
gugup lagi
3) Semoga observer dapat berkonsentrasi dengan baik walaupun proses konseling
diadakan secara daring
LAMPIRAN

Pertanyaan Jawaban konseli Analisis jawaban konseli


Terima kasih sudah datang Lebih baik jauh lebih baik Konseli merasa lebih baik
ke sini lagi, sebelumnya kita malah setelah mengikuti proses
kan sudah pernah bertemu konseling pertama
pada proses konseling
kemarin, jadi bagaimana
perasaannya setelah
mengikuti konseling
pertama ?
Jauh lebih baik ya, oke Sedikit cerita aja ya, di Konseli menceritakan solusi
untuk hari ini kita hanya konseling pertama kan anda yang konselor berikan pada
mereview pertemuan kita memberikan solusi bahwa konseling pertama, dimana
sebelumnya, di mana anda saya harus membicarakan M mencoba melakukan
sudah menceritakan baik-baik terhadap mantan solusi yang diberikan,
permasalahan yang sedang pasangan saya, solusi yang dengan hasil kondisi M
anda alami, boleh saya tahu Anda berikan sudah saya dengan pasangannya cukup
bagaimana perasaan Anda jalankan kemarin, sekarang membaik.
selain anda merasa lebih saya dengan mantan
baik ? pasangan saya sudah tidak
pernah berantem lagi ribut
lagi, Alhamdulillah udah
masing-masing
Oke jadi, karena solusi yang Iyah Solusi konseling pertama
kemarin saya berikan sudah sudah membuat M merasa
membuat anda menjadi lebih baik dan M dengan
baik dan sudah masing- pasangannya sudah fokus
masing juga ya ? kepada kehidupan
masingmasing

Lalu pada saat kemarin tidak, ya walaupun tidak Mantan pasangannya


bertemu pada saat langsung tetapi perlahan- mencoba perlahan-lahan
menjalankan solusi yang lahan mengurangi aturannya untuk tidak mengatur M
saya berikan itu masih
mengatur-atur tidak ?

Kalo boleh tau,hal apa saja Cuma nengok keluarganya M pergi kerumah mantan
yang dilakukan saat terakhir yang lagi sakit pasangannya untuk
bertemu ? menjenguk keluarga mantan
pasangannya yang sedang
sakit

Oh keluarganya ada yang Mamahnya lagi sakit Mamah dari mantan


sakit siapa ? pasangan M sakit sehingga
M menjenguknya
Lalu bagaimana respon Baik kayak masih kayak Keluarga mantan pasangan
keluarganya saat anda ke dulu aja sih nggak ada M menerima M dengan bain
rumah mantan pasangan perubahan ya karena kalau
anda ? orang tua sih ya biasa aja
enggak ada masalah

Oke baik apakah ada hal Ada cuman kan orang tua M juga menceritan
yang anda ceritakan pengennya yang terbaik aja mengenai permasalahan
terhadap keluarga mantan yang ngikutin apa yang yang M alami, respon dari
pasangan anda, mengenai diinginkan oleh anak keluarga mantan pasangan
permasalahan yang anda ini menginginkan yang
alami ? terbaik untuk anaknya

Baik, Terus ketika hubungan Menceritakan gimana M cerita mengenai apa yang
kalian sudah baik Anda maunya, saya nggak mau M inginkan kepada mantan
menceritakan hal apa saja diatur, saya ngga mau pasangannya
kepada mantan pasangan dikekang
anda ?

Lalu saat solusi yang saya Saya ngobrol sama dia ya Hal pertama yang M
berikan kepada Anda hal terus terang, sebenarnya dia lakukan adalah
yang pertama yang anda nggak mau masih pengen membicarakan
lakukan itu apa ? tetep kekeh kaya gitu ya, permasalahannya secara
cuman kan udah gede juga terus terang, M juga terus
udah dewasa, cuman kan menerus menjelaskan apa
harus ngerti juga kan, kita yang M rasakan sehingga
kan punya kepribadian mantan pasangannya dikit
masing-masing ya jadi demi sedikit mengerti apa
menurut saya ngga harus yang diinginkan oleh M,
mengatur juga kan, dia juga mantan pasangan M mulai
ngomong tadinya dia merasa kasihan dengan M
gaterima cuman kan dia sehingga mantan
dikit demi sedikit bisa ngerti pasangannya mencoba
apa yang saya mau, cuma menuruti apa yang menjadi
kan awal awal susah ya saya keinginan M, M juga
juga kan terus-terusan mengerti tentang perasaan
ngomongnya, terus dia juga mantan pasangannya ini.
mungkin kasian sama saya
jadi dia mau untuk
mengikuti keinginan saya,
cuman kalo buat dia
walaupun saya bukan siapa-
siapanya lagi dia belum bisa
ngelerain banget, saya juga
ngerti sih mungkin sulit, tapi
saya sih tetep, terus terusan
ngituin dia, tapi ya selagi dia
baik ke saya ya its oke
Oke baik jadikan mantan Respon dia ya dia ngomong Respon mantan pasangan M
pasangan Anda sempat tidak apa sih kayak gitu, jalanin ini meminta M untuk
menerima yah, lalu ketika aja terus dia juga, ya dia menjalan hubungann, M
mantan pasangan tidak mungkin awalnya sempat menganggap mantan
menerimanya bagaimana nggak suka sama cara saya, pasangannya ini tidak
respon dia apakah dia jadikan saya juga di sini menyukai dengan cara yang
menunjukkan kembali sifat menjalankan solusi yang M lakukan, M menjalankan
dia yang suka marah-marah Anda berikan jadi saya solusi terus menerus
atau gimana nih kepada sedikit demi sedikit walaupun respon mantan
anda, ketika anda menjalani melakukan solusi tersebut, pasangannya tadinya tidak
solusi yang saya berikan ? terus saya juga jelaskan menerima namun sedikit
kepada dia biar ngerasa demi sedikit terdapat
sama-sama nyaman aja gitu perubahan.
nggak satu pihak itu merasa
dirugikan, ya udah saya
jalanin walaupun dia nggak
ini banget tapi ada
perubahan lah
Perubahannya itu dari segi Dari segi sikap terus dari Mantan pasangannya
mana aja ? cara dia, terus dari cara perlahan memiliki
bicara dia, sama keluarga perubahan dari mulai sikap,
saya sih tetap ya tetap baik dari cara memperlakukan M
banget

oke jadi kemarin kemarin Iyah tidak Mantan pasangan M tidak


juga saya memikirkan berkata kasar kepada M
takutnya mantan pasangan
Anda berkata kasar kepada
Anda tapi Anda pesan anda
tidak melakukan itu kan ?

Oke jadi hanya sebatas Tolakan nya di awal-awal Mantan pasangan M


tolakan saja ya ? mungkin susah ya untuk menolak hanya diawal saat
menjalankannya tapi ya saya M mencoba membicarakan
terus-terusan ngejelasin lagi apa yang M inginkan

Apakah sebelum anda Ada ia mulai ngejauh gitu Adanya konflik antara M
menyampaikan hal yang ceritanya mah kayaknya sih dengan mantan
anda ingin sampaikan marah gitu ya, bagi saya sih pasangannya, dengan
sebelumnya itu ada konflik oke itu sih awal ya pertama mantannya ini mulai
terlebih dahulu tidak ? saya maklumin terus saya menjauhi M,
juga gak mau memaksakan
sama mantan pesanan saya
apa yang saya mau juga kan,
jadi saya juga harus ngertiin
dia juga jadi enggak
selamanya apa yang saya
bicarakan dan apa yang saya
mau dia juga bisa menerima
kan, jadi awalnya kan
mungkin dia itu nggak bisa
dia juga nggak nerima gitu
loh
Oke baik jadi selanjutnya Melalui telepon
ketika mantan pasangan
anda sudah mulai menerima
apa yang anda inginkan itu
melalui telepon atau
komunikasi langsung ?

Oke baik jadi pas mantan Katanya daripada saya


pasangan Anda mau menjauhi mantan pasangan
menerima apa yang anda saya, jadi ya katanya oke
inginkan Apa respon dia daripada mantan pasangan
pertama kali pas dia mau saya menjauhi saya,
menerima ? mungkin sementara ini
mungkin dia, ngikutin apa
yang saya mau saya harap
sih itu berkelanjutan ya,
saya harap sih gitu
Baik Semoga berkelanjutan Ada komunikasi tetap baik
ya dia dapat menerima apa
yang anda inginkan, oke jadi
sebelum Anda berangkat ke
sini tadi malam itu sempat
ada komunikasi lagi nggak ?
oke sangat baik sekali nah Sempet jalan juga sih
setelah mantan pasangan dengan perasaan yang kayak
Anda ini menerima apa yang sahabatan aja gitu kayak
anda inginkan kalian sempat temen deket, kayak kakak
gak sih kayak liburan bareng sendiri gitu itu lebih baik sih
atau ketemu ngobrol daripada yang kemarin
berdua ?

Oke menurut Anda setelah Lebih dewasa lebih


kita melakukan konseling menghargai keputusan saya,
pertama kemarin sifat gitu aja sih
mantan pasangan anda itu
menjadi lebih dewasa ?

Iya pokoknya lebih bisa Iya bener lebih bisa


membuat anda nyaman ya ? menghargai keputusan orang
lain gitu

Jadi buat sekarang udah Iya tetap tetap ada hubungan


nggak ada hubungan yang tapi biasa aja, dan ini adalah
spesial ya cuman ada hubungan yang saya
hubungan biasa aja ? inginkan, bener-bener
hubungan yang saya
inginkan kemarin

Oke jadi bukan hubungan Iya bukan tetep kayak


pacaran ya ? kemarin cuman udah nggak
ada ngekang akan saya over
protektif ke saya, jadi ya
kalau dia perhatian lebih ke
sewajarnya jadi kayak orang
yang baru dekat lagi itu sih
yang saya mau
Oh jadi udah sesuai banget Iyah udah sesuai banget
ya sama apa yang kamu
harapkan ?

oke baik jadi kan sekarang Iyah saya sanggup


mantan pasanganmu baru
kurang lebih seminggu ada
perubahan jadi nanti kamu
akan melakukan teknik kursi
kosong apabila nanti
pasangan kamu mengalami
hal yang sama lagi, di mana
pada Teknik ini kamu
ungkapkan apa yang sangat
ingin kamu bicarakan
kepada dia dan apa yang
nantinya yang akan dia
jawab kepada kamu kamu
kapan saja ngomong
omongin aja semuanya apa
yang kamu ingin omongin
dan kamu juga udah tahu
gitu dia bakal jawab apa,
saya harap kamu bisa
mengekspresikan perasaan
kamu di saat kamu
melakukan teknik kursi
kosong Inggris saya harap
kamu juga tidak canggung
canggung dan ungkapkan
saja apa yang kamu ingin
bicarakan terhadap dia hal
yang belum tersampaikan
kepada dia, jadi nanti kamu
akan berdialog dengan kursi
kosong anggap saja itu
mantan pasangan kamu
anggap saja kamu sedang
berbicara di hadapan mantan
pasangan kamu nanti saya
sediakan apakah kamu
sanggup untuk melakukan
teknik kursi kosong ini ?
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Berk, L. E. (2014). Development Through The Lifespan(6th ed.). USA: PearsonEducation,

Inc.

Collins, W.A. &Laursen, B. (2004). Parent-adolescentrelationshipsandinfluences. Dalam

Lerner&Steinberg (2004), pp. 331–361.

Collins, W.A. &Laursen, B. (2004). Parent-adolescentrelationshipsandinfluences. Dalam

Lerner&Steinberg (2004), pp. 331–361.

Connolly, J., &McIsaac, C. (2009). Adolescents‟ explanationsforromanticdissolutions: A

developmentalperspective. Journal of Adolescence, 32(5), 1209 223.

Gerald Corey, Teori dan Praktik konseling dan Psikoterapi, (Bandung:PT ERESCO,2001),

hal. 134.

Hafied Canggara, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, hal:
31 3
Hellen, Bimbingan Dan Konseling (Jakarta, Quantum Teaching, 2005) hal : 84

https://www-sehatq-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/bossy-artinya-suka-

mengatur-demi-tujuan-tertentu-kenali-ciri-dan-cara menghadapinya/amp?

amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D

%3D#aoh=16387741030191&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari

%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.sehatq.com%2Fartikel%2Fbossy-

artinya-suka-mengatur-demi-tujuan-tertentu-kenali-ciri-dan-cara-menghadapinya

Santrock, J. W. (2013). Life-Span Development (14th ed.). New York: McGraw- Hill.

Onong U Effendy, 1986, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal: 9-10

Triantoro Safaria, Terapi dan Konseling Gestalt, (Yogjakarta: Graha Ilmu, 2004), hal. 113.

Triantoro Safaria, Terapi dan Konseling Gestalt……………………….. hal .117-118.

Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling (Jakarta, Rineka Cipta, 1994)
hal : 105

Anda mungkin juga menyukai