Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM DARING HISTOLOGI

ACARA 2
PENGAMATAN JARINGAN EPITEL
Disusun untuk memenuhi mata kuliah praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan yang
diampu oleh Bapak Saifullah Hidayat, S.Pd. M.Sc.

Disusun Oleh:

Nama : Ati Auliyaur Rahmah/1908086029

Aurelia Rahmu Putri Z./1908086022

Intan Aprilia P./1908086020

Hasnun/1908086017
Kelas/Kloter : PB2A/ 2
Dosen Pengampu : Hafidha Asni Akmalia

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
ACARA 2
PENGAMATAN JARINGAN EPITEL
Kamis , 24 September 2020

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur jaringan epitel pada organ hewan

2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi jaringan epitel pada hewan

B. DASAR TEORI

Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau
permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis atau
beberapa lapis.Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang berkumpul
dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan
epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan
jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat
dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi terbentuk
lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya
(Umar, Zulkarnaim. Buku Daras Struktur Hewan. Makassar: UIN Alauddin Press, 2011.)

Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polyhedral yang berkumpul dengan erat dengan
sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat. Jadi, terbentuk lapisan-
lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi ronggarongganya. Jaringan epitel
mempunyai fungsi utama, yaitu: menutupi dan melapisi permukaan (misal kulit), absorbsi
(misal usus), sekresi (misal sel epitel kelenjar), sensoris (misal neuroepitel), dan kontraktil
(misal sel mioepitel)
(Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007)
Menurut (Syamsul Huda, 1998) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih. Sel-selnya
tersusun sangat rapat. Terdapat pada jaringan epitelium pembuluh limfe, pembuluh darah
kapiler dan ginjal. Berfungsi dalam proses filtrasi dan sekresi.

2. Epitel Pipih Berlapis Banyak


Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih.
Sel-selnya tersusun sangat rapat. Terdapat pada jaringan epitelium rongga mulut dan
vagina. Berfungsi sebagai pelindung.

3. Epitel Silindris Selapis


Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris. Terdapat
pada epitelium kelenjar pencernaan, kantung empedu, lambung dan usus. Berfungsi untuk
penyerapan nutrisi di usus dan sekresi.

4. Epitel Silindris Berlapis Banyak


Berlapis Banyak Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis
sel berbentuk silindria. Terdapat pada jaringan epitelium laring, trakea, dan kelenjar ludah.
Berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.

5. Epitel Silindris Bersilia


Epitel silindris bersilia berbentuk silindris banyak lapis dengan siliaTerletak pada rongga
hidung. Berfungsi sebagai proteksi dan sekresi.

6. Epitel Kubus Selapis


Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus. Terdapat pada
epithelium permukaan ovarium, dan kelenjar tiroid. Berfungsi dalam sekresi dan sebagai
pelindung.
7. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel yang berbentuk
kubus. Terdapat pada epitelium folikel ovarium, testis, dan kelenjar keringat. Berfungsi
dalam sekresi dan absorpsi.

8. Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini tidak dapat
dikelompokkan, Terdapat pada epitelium ureter, uretra, dan kantung kemih.
(Huda, Syamsul. Jaringan Epitel. http://unair.ac.id/syamsul.huda.pdf, (1 mei 1998).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

A. Mikroskop cahaya

2. Bahan

A. Preparat epitel kulit

B. Preparat epitel ovarium

C. Preparat epitel bronkus

D. Preparat epitel ginjal

E. Preparat epitel ileum

D. CARA KERJA
1. Siapkan mikroskop dan jaringan epitel yang diamati

2. Amati jaringan dengan mikroskop cahaya pada perbesaran rendah (okuler objektif 10 x
10) kemudian dapat ditingkatkan dengan perbesaran lebih tinggi (10 x 40) untuk detail
pengamatan.
3. Identifikasi preparat berdasarkan bentuk sel epitel, inti sel, dan komponen lain yang
mungkin bisa diamati beserta pewarnaan yang digunakan.

4. Deskripsikan karakter yang tampak

5. Gambarlah struktur jaringan epitel yang diamati dan berikanlah keterangan gambar.

6. Diskusikan kenampakan jarirngan dan karakternaya, hubungkan dengan fungsi jaringan


epitel yang teridentifikasi.

7. Susunanlah hasil pengamatan dan diskui dalam bentuk laporan praktikum


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
ACARA 2
PENGAMATAN JARINGAN EPITEL
Kamis , 24 September 2020

E. HASIL PENGAMATAN
NO GAMBAR PREPARAT KETERANGAN EPITEL

KULIT, 100X, IRISAN MELINTANG, PEWARNAAN HE

B A= EPITEL

C = EPITEL PIPIH

1. BERLAPIS
C

2KULIT, 400X, IRISAN MELINTANG, PEWARNAAN HE

A. EPITEL PIPIH
2.
BERLAPIS
OVARIUM, 100X, MELINTANG, HE

A. KORTEKS
3. A
B. MEDULA

OVARIUM, 400X, MELINTANG, HE

BULAT BIRU= EPITEL


4.
KUBUS SELAPIS
BRONKUS, 100X, MELINTANG, HE

KETERANGAN SUDAH
5.
JELAS DIGAMBAR

BRONKUS, 400X, MELINTANG, HE

Kotak Biru= Epitel Pseudos


6.
Tratified
NEFRON GINJAL, 100X, MELINTANG, HE

Bulat Hijau= Glomelorus


7.
Kotak Hijau= Tubulus

NEFRON GINJAL, 400X, MELINTANG, HE

Glomelorus= epitel piph


selapis
8.
Tubulus= epitel kubus
selapis
ILEUM, 100X MELINTANG HE

KETERANGAN SUDAH
9.
JELAS DIGAMBAR

ILEUM, 400X, MELINTANG, HE

Bulat Hijau= Epitel


10.
Selendris Selapis

F. PEMBAHASAN
KULIT, 100X, IRISAN MELINTANG, PEWARNAAN HE
Kulit adalah bagian yang membungkus dan melindungi bagian dalam makhluk
hidup. Pada bagian luar kulit terdapat kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, rambut
halus, kelenjar mama. Pada perbesaran 100x bagian dalam kulit yang terlihat jelas ialah 2
bagian epidermis dan dermis, perbedaannya adalah Epidermis jaringan epitel yang berasal
dari ektoderm, dan dermis jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm.
(Kalangi, S. J. (2013). Histofisiologi kulit. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 5(3).
KULIT, 400X, IRISAN MELINTANG, PEWARNAAN HE
Kita dapat melihat bagian epidermis dan dermis kulit , kemudian pada epidermis terdapat
sel korneum , sel granulosum, dan sel spinosum.

- Stratum korneum, Lapisan ini terdiri dari sel tanduk keras yang terbentuk dari
keratin. Lapisan terluar kulit ini berfungsi untuk menyerap air dan melindungi
lapisan kulit yang lebih dalam, terdiri atas banyak lapisan sel mati, pipih dan tidak
berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel yang berada pada
permukaan ialah zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.
- Stratum spinosum, nama lainnya dapat disebut lapisan sel skuamosa. Stratum
spinosum merupakan lapisan epidermis tebal berbentuk poligonal dengan inti
lonjong., terdapat keratinosit yang baru terbentuk dan fungsinya untuk
memperkuat protein.Stratum Spinosum juga terdapat Langerhans yang mencegah
infeksi pada kulit.
- Stratum granulosum,berada di bawah stratum spinosum. Stratum
granulosum merupakan lapisan epidermis yang mengandung banyak keratinosit.
Terdapat 1-3 sel skuamosa yang memiliki butiran kecil di sitoplasma basofilik.
Butiran keratohialin ini merupakan tahap sintesis protein keratin kedap air. Pada
lapisan kulit juga terdapat filaggrin, sejenis protein yang berperan sebagai
pelindung epidermis.

Kemudian pada bagian dermis terdapat stratum basale dan jaringan ikat

- Stratum basale,terletak pada bagian dalam, tersusun atas satu lapis sel yang
berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis. Intinya besar, jika
dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya basofilik. Proliferasi sel berfungsi
untuk regenerasi epitel. Sel lapisan ini berarah ke arah permukaan untuk memasok
sel-sel pada lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah
luka, dan regenerasinya dalam keadaan normal cepat.
- Jaringan Ikat, merupakan jaringan yang mengikat bagian organ. Susunan jaringan
ikat adalah sel yang terdiri didalam matriks ekstraseluler dan susunannya tersebar,
banyak ditemukan didalam tubuh dan memiliki susunan sela yang jarang dan
menyebar dalam suatu matriks ekstraseluler. Jaringan ikat terbentuk dari
mesenkim yang asalnya dari mesoderm.

(Putri, F. R., & Tasminatun, S. (2016). Efektivitas salep kitosan terhadap penyembuhan
luka bakar kimia pada Rattus norvegicus. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan, 12(1), 24-30.)

OVARIUM, 100X, MELINTANG, HE


Berdasarkan pengamatan sel epitel ovarium dengan perbesaran 100x melintang
menggunakan pewarnaan HE dapat diamati bagian sel epitel ovarium folikel. Hal tersebut
sesuai dengan teori sel folikel ovarium dalam berbagai tahap perkembangan (primodial,
primer, sekunder dan matur) juga dapat mengalami suatu proses degenerasi yang
disebut atresia, dan sel degenerasi atretik kemudian ditelan oleh makrofag.
Atresia folikel terjadi sebelum lahir dan berlanjut selama masa reproduksi.
(Eroschenko, V. P. 2010.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional,EG.,
Jakarta.)

OVARIUM, 400X, MELINTANG, HE


Berdasarkan pengamatan sel epitel ovarium dengan perbesaran 100x melintang
menggunakan pewarnaan HE dapat diamati lebih jelas daripada perbesaran 100x terutama
bagian sel epitel ovarium folikel, primodinal folicus, nucleus, stromanya. Hal tersebut
sesuai dengan teori yang menyatakan bagian struktur indung teklur berupa korteks,
jaringan ikat, stroma, folikel primordial, dan folikel de graaf, medulla, dan stroma.
(Pudiastuti, R. 2010. Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Jakarta : PT. Indeks)

NEFRON GINJAL, 100X, MELINTANG, HE


Berdasarkan pengamatan sel epitel neufron ginjal dengan perbesaran 100x dapat
diamati nukleus, selaput dalam, rongga, lamina basal dan korteks. Nukleus atau inti sel
merupakan pengendali seluruh kegiatan sel, lamina basal merupakan pembatas antara sel
epitel dengan bagian bawahnya dan korteks sebagai tempat glomerulus dan tubulus. Sel
tersebut menggunakan pewarnaan HE untuk memperjelas pengamatannya. Selnya
menunjukan adanya penyempitan lumen glomerulus dan adanya pelebaran pada space
bowman.
(Suhita, N.L.P.R., I.W. Sudira, dan I.B.O. Winaya. 2013. Histopatolgi ginjal tikus putih
akibat pemberian ekstrak pegagan (Centella asiatica) peroral. Buletin Veteriner
Udayana.5(2):71-78.)

NEFRON GINJAL, 400X, MELINTANG, HE

Pada pengamatan sel epitel neufron ginjal perbesaran 400x dapat diamati seperti
perbesaran 100x yakni dapat diamati nukleus, selaput dalam, rongga, lamina basal dan
korteksnya. Sel tersebut menggunakan pewarnaan HE untuk memperjelas pengamatannya.
Selnya menunjukan adanya penyempitan lumen glomerulus dan adanya pelebaran pada
space bowman, dan perbedaannya terletak pada kejelasan yang lebih pada perbesaran
400x diproses penyempitan lumen glomerulus dan adanya pelebaran pada space
bowman.
(Suhita, N.L.P.R., I.W. Sudira, dan I.B.O. Winaya. 2013. Histopatolgi ginjal tikus putih
akibat pemberian ekstrak pegagan (Centella asiatica) peroral. Buletin Veteriner
Udayana.5(2):71-78.)

ILEUM, 100X, MELINTANG, HE


ileum memiliki dinding yang lebih tipis, lipatan-lipatan mukosa (plika sirkularis)
yang lebih sedikit dan kurang menonjol, vasa recta yang lebih pendek, lemak mesenterium
lebih banyak, dan lebih banyak arcade arteriae. Pada perbesaran 100x praktikan
mengamati bagian epitelium yang merupakan jaringan yangterdiri dari banyak sel yang
tersusun secara terstruktur. Selain itu praktikan juga mengamati adanya Capilaris yang
merupakan pembulu darah kapiler yang merupakan pembuluh darah kecil yang menjadi
pertukaran CO2, air, dan nutrien.
(Yudiarti, T. (2019). Peer Review–Total Bakteri Asam laktat dan Coliform pada ileum
dan Sekum Ayam Broiler yang Diberi Spirulina platensis dengan Lama Pemberian
Berbeda.)

ILEUM, 400X, MELINTANG, HE


Ileum memuliki karakteristik dari nodul limfatik yang disebut plaque peyeri yang
berada pada inding ileum. Sebagian dari nodul limfatik umumnya bersatu dan batas antara
keduanya menjadi suklit dibedakan. Nodul limfatik berasal dari jaringan limfatik pada
lamina propia.Pada perbesaran 400x bagian epitelium nampak jelas bentuk sel epitel yang
terdapat pada usus halus biasa ditemukan kolumnar selapis, dengan karakteristik longgar,
kaya akan pembulu darah, terdapat syaraf dan otot yang licin.
(Utama, F. H., Kamila, K., & Latipudin, D. (2014). Sekret Mucus Sel Goblet Ileum dan
Ukuran Usus Halus Puyuh (Coturnix coturnix japonica) yang diberi Bawang Putih
(Allium sativum). Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran, Bandung.)

BRONKUS, 100X, MELINTANG, HE

Bronkus dilapisi epitel bertingkat semu silindris bersilia yang ditunjang oleh lapisan
tipis lamina propria, jaringan ikat halus dengan serat elastik dan beberapa limfosit. Selapis
tipis otot polos mengelilingi lamina propria. Pada pengamatan praktikan terhadap bronkus
perbesaran 100x dapat dilihat bahwa bagian struktur dari bronkus yang diiris melintang.
Pada bagian atas terdapat alveoli, merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 yang
kemudian dialirkan pada darah. Di bawah alveoli terdapat mucosal fold adalah lipatan
mukosa yang merupakan selaput lendir pada bagian dalam. Bronkus terlihat melintang
pada bagian tengah. Dibawah bronkus terdapat epitel kolmunalis bersilia lapisan ini
terlihat bertumpuk karena tersusun atas sel yang tidak beraturan, fungsi silia pada lapisan
ini guna menggerakan kotoran atau debu yang masuk pada saluran pernafasan sehingga
tidak sampai kepada paru – paru. Sebelah epitel kolmunalis bersilia terdapat otot halus.
Saat bernafas seperti ada gerakan tarik ulur guna menyerap dan mengeluarkan udara, otot
halus berguna pada proses pernafasan tersebut. Terakhir terdapat arteri pulmonalis,
pembawa darah dari kanan jantung menuju paru –paru.
Palupi, D. A., & Hasanah, F. N. (2018). Pengaruh Pemberian Suplementasi Minyak
Zaitun Terhadap Penurunan Ketebalan Epitel Bronkus Pada Menct Asma Yang
Diinduksi Ovalbumin. Cendekia Journal of Pharmacy, 2(2), 109-115.

BRONKUS, 400X, MELINTANG, HE

Fokus pada perbesaran 400x adalah terdapat pada epitel kolmunalis bersilia. Dapat
terlihat silia halus menonjol pada permukaannya, walupum epitel kolmunalis terlihat
bertumbuk memanjang, ini diakibatkan karena bentuk sel yang tidak teratur. Tepat
dibawahnya terdapat arteri pulmonalis, pembawa darah dari kanan jantung menuju paru –
paru. Pembulu darah ini kaya akan CO2 yang kemudian disalurkan pada alveolus guna
untuk difilter menjadi O2 yang akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembulu darah.
(Permatasari, D., Fatahillah, A., & Setiawani, S. (2020). PEMODELAN MATEMATIKA
ALIRAN UDARA PADA BRONKUS AKIBAT PENYAKIT BRONKITIS
KRONIS. KadikmA, 11(1), 38-47.)
BAB III
PENUTUP
ACARA 2
PENGAMATAN JARINGAN EPITEL
Kamis , 24 September 2020
G. KESIMPULAN
Pada praktikum Kamis, 17 September 2020 kelas PB 3A telah melaksanakan
praktikum sel epitel. Adapun yang diamati sel kulit 100x dan 400x, ovarium 100x dan 400x,
bronkus 100x dan 400x,nefron ginjal 100x dan 400x, ileum 100x dan 400x . Praktikum ini
menggunakan pewarnaan HE untuk membedakan nukleus dengan sitoplasma.

Berdasarkan pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Jaringan epitel tersusun atas sel – sel yang susunannya rapat, berbentuk pipih, kubus,
ataupun silindris dan selapis ataupun banyak lapisan.
2. Jaringan epitel pada organ tubuh, ada yang melapisi permukaan organ tubuh, misalnya
kulit ataupun melapisi rongga dalam permukaan organ misalnya bronkus.
3. Kelenjar merupakan turunan dari epitel yang menghasilkan secret yang berupa enzim,
hormone, atau lender.
4. Kelenjar dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah sel,jenis sekresi,metode pelepasan
sekresi, dan struktur anatomis kelenjar.

H. SARAN
Adapun saran saya yaitu saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan
lebih aktif dan teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengamati bagian-bagian
maupun bentuk berbagai preparat jaringan epite ini l. Hal ini dilakukan agar tujuan dari
praktikum ini dapat tercapai. Sebaiknya preparat atau bahan yang ada di laboratorium
lebih diperlihatkan dengan jelas agar praktikum dapat berjalan dengan lancar sehingga
tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini dapat tercapai. Meskipun kita melakukan
praktikum ini secara online tapi dengan harapan mendapatkan hasil yang terbaik sehingga
tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini dapat tercapai.
I. DAFTAR PUSTAKA

(Umar, Zulkarnaim. Buku Daras Struktur Hewan. Makassar: UIN Alauddin Press, 2011.)
(Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007)
(Huda, Syamsul. Jaringan Epitel. http://unair.ac.id/syamsul.huda.pdf, (1 mei 1998).
(Kalangi, S. J. (2013). Histofisiologi kulit. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 5(3).
(Putri, F. R., & Tasminatun, S. (2016). Efektivitas salep kitosan terhadap penyembuhan
luka bakar kimia pada Rattus norvegicus. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan, 12(1), 24-30.)
(Eroschenko, V. P. 2010.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional,EG.,
Jakarta.)
(Pudiastuti, R. 2010. Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Jakarta : PT. Indeks)
(Suhita, N.L.P.R., I.W. Sudira, dan I.B.O. Winaya. 2013. Histopatolgi ginjal tikus putih
akibat pemberian ekstrak pegagan (Centella asiatica) peroral. Buletin Veteriner
Udayana.5(2):71-78.)
(Suhita, N.L.P.R., I.W. Sudira, dan I.B.O. Winaya. 2013. Histopatolgi ginjal tikus putih
akibat pemberian ekstrak pegagan (Centella asiatica) peroral. Buletin Veteriner
Udayana.5(2):71-78.)
(Yudiarti, T. (2019). Peer Review–Total Bakteri Asam laktat dan Coliform pada ileum
dan Sekum Ayam Broiler yang Diberi Spirulina platensis dengan Lama Pemberian
Berbeda.)
(Utama, F. H., Kamila, K., & Latipudin, D. (2014). Sekret Mucus Sel Goblet Ileum dan
Ukuran Usus Halus Puyuh (Coturnix coturnix japonica) yang diberi Bawang Putih
(Allium sativum). Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran, Bandung.)
Palupi, D. A., & Hasanah, F. N. (2018). Pengaruh Pemberian Suplementasi Minyak Zaitun
Terhadap Penurunan Ketebalan Epitel Bronkus Pada Menct Asma Yang Diinduksi
Ovalbumin. Cendekia Journal of Pharmacy, 2(2), 109-115.
(Permatasari, D., Fatahillah, A., & Setiawani, S. (2020). PEMODELAN MATEMATIKA
ALIRAN UDARA PADA BRONKUS AKIBAT PENYAKIT BRONKITIS
KRONIS. KadikmA, 11(1), 38-47.)
J. LEMBAR PENGESAHAN

Balikpapan, 24 September 2020


Praktikan Dosen Pengampu

Kelompok 2 Saifullah Hidayat , S.Pd. M.Sc

K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai