Anda di halaman 1dari 20

Children Vs Adults Learning Styles

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Inggris di SD
pada semester ganjil tahun 2021 oleh Dosen Pengampu
Dr.Diah Gusrayani, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Hafizia Risa Ummaya (2000653) / 3


Naila Rida Kaylila (2000986) / 6
Ratna Nindya (2001003) / 8
Imam Budia (2002824) / 12
Sakti Wijayanti (2002975) / 15
Ajeng Alya Khairunnisa (2003032) / 17
Ghina Meilinda (2003189) / 24
Rena Rohmawati (2003336) / 27
Widuri Tresnawati Jatnika (2005912) / 36
PGSD 3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik meskipun masih adanya kekurangan.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai “Children Vs Adults”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Ibu Dr. Diah
Gusrayani, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Pembelajaran
Bahasa Inggris di SD, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari Ibu demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Sumedang, 15 September 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1. 3 Tujuan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2. 1 Gaya Belajar Pada Masa Bayi, Balita, Anak Sekolah Dasar, dan Dewasa ................. 2
2. 2 Karakteristik dan Perbandingan Karakter pada Setiap Tahap ..................................... 5
2. 3 Mitos dan Kesalahpahaman Mengenai Pembelajaran pada Anak .............................. 7
2. 4 Cara Memaksimalkan Gaya Belajar Berbahasa Inggris pada Masa Bayi, Balita, dan
Anak Sekolah Dasar ............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16
3. 1 Kesimpulan .............................................................................................................. 16
3. 2 Saran......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Belajar adalah proses memahami informasi yang didapat oleh manusia dan hal tersebut
memberikan perubahan ke arah yang positif baik tingkah laku maupun penambahan
pengetahuan baru. Perubahan tersebut relative tetap dan terus menerus. Manusia belajar
dimulai sejak lahir hingga tutup usia, tidak ada batasannya manusia dalam belajar. Belajar
tidak hanya Ketika Sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi, tetapi pelajar sejati belajar
seumur hidupnya. Untuk memudahkan proses komunikasi manusia diharuskan
mempelajari Bahasa, baik Bahasa ibu (Bahasa Indonesia) maupun Bahasa asing dan Bahasa
daerah.
Pembelajaran Bahasa asing adalah kegiatan mempelajari maupun memahami suatu
kata, baik kosa kata maupun pelafalannya. Sejak Sekolah Dasar kita diajarkan berbahasa
Inggris, tetapi banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam proses mempelajari Bahasa
Inggris. Guru, orang tua, dan siswa itu sendiri harus mengetahui bagaimana gaya belajar
yang sesuai agar memudahkan proses mempelajari Bahasa Inggris agar dapat menguasai
Bahasa inggris secara maksimal dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. 2 Rumusan Masalah

1.2. 1 Bagaimana gaya belajar pada pada masa bayi, balita, anak Sekolah Dasar, dan
dewasa?
1.2. 2 Bagaimana karakteristik dan perbandingan karakter pada setiap tahap?
1.2. 3 Apa saja kesalahpahaman mengenai pembelajaran bahasa inggris pada anak?
1.2. 4 Bagaimana cara memaksimalkan gaya belajar berbahasa inggis pada masa bayi,
balita dan anak Sekolah Dasar?

1. 3 Tujuan Masalah

1.3. 1 Untuk mengetahui gaya belajar pada pada masa bayi, balita, anak Sekolah Dasar,
dan dewasa
1.3. 2 Untuk mengetahui karakteristik dan perbandingan karakter pada setiap tahap?
1.3. 3 Untuk mengetahui kesalahpahaman mengenai pembelajaran bahasa inggris pada
anak?
1.3. 4 Untuk mengetahui cara memaksimalkan gaya belajar berbahasa inggis pada masa
bayi, balita dan anak Sekolah Dasar?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Gaya Belajar Pada Masa Bayi, Balita, Anak Sekolah Dasar, dan Dewasa

2.1. 1 Pengertian Gaya Belajar


Gaya belajar yaitu kombinasi antara cara seseorang dalam menyerap pengetahuan
dan cara mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan yang didapat (Sukadi).
“Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.
(S. Nasution).“Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi
strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk
mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di
kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.” (Fleming & Mils).
Gaya belajar dalam pembelajaran bahasa menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan serta efisensi dari pembelajaran bahasa. Gaya belajar setiap orang berbeda.
Hal ini dikarenakan gaya belajar terbentuk dari kondisi lingkungann, kesukaan, dan
kebiasaan. Hal-hal yang disebutkan tadi membentuk karakteristik tiap individu dalam
belajar. Gaya belajar memberikan dampak pada hasil pembelajaran bahasa (Saadat &
Hosseini, 2015).
Pembelajaran bahasa pada bayi terjadi ketika ia mulai mampu menggunakan
inderanya untuk mendengar suara dan melihat gerakan dari mulut orang yang sedang
berbicara. Seiring terjadinya kegiatan berbicara di hadapan bayi, lambat laun ia akan
mulai mengeluarkan suara atau bahkan terkadang terdengar seperti kata “papa” atau
“mama”. Dimulai dari kata-kata pertama itulah akan muncul kata-kata berikutnya.
Perkembangan kemampuan bahasa pada bayi berkembang seiring dengan
berkembangnya fungsi otak bayi.
Perkembangan bahasa pada anak usia di bawah lima tahun lebih menitikberatkan
pada penambahan kata serta perbendaharaan kosakata. Balita akan sangat cepat
menyerap kata-kata yang ia dengar dari lingkunannya, seperti dari orang disekitarnya
atau bahkan mungkin dari acara tv yang ia tonton. Pada masa ini, penting bagi orang
tua untuk selalu memerhatikan kata-kata yang akan dilontarkan di hadapan balita
karena bisa saja sang anak menirunya di kemudian hari.

2
Pada anak usia sd, anak sudah mengenal banyak kata-kata sederhana dan mungkin
sudah mulai terampil merangkai kata menjadi kalimat. Semakin sering anak berbicara
dengan orang tua atau dengan teman-temannya, semakin banyak pula kosa kata yang
nantinya ia akan kuasai. Pada fase ini, kegiatan belajar bahasa akan sejalan dengan
kalimat “Practice makes perfect”. Selain itu, pada anak usia sd akan mulai terlihat
perbedaan antara anak yang kemampuan komunikasinya berkembang dengan baik dan
yang belum berkembang.
Fase dewasa tentu adalah fase dimana penguasaan bahasa sudah bisa dikatakan
sempurna. Selain karna sudah rampung menempuh proses pembelajaran bahasa secara
formal, otak manusia dewasa juga sudah berfungsi maksimal dalam menyerap
pembelajaran bahasa. Bahkan beberapa orang dewasa sudah siap untuk memeroleh
bahasa kedua setelah bahasa pertama telah mereka kuasai.
2.1. 2 Jenis-jenis gaya belajar
• Auditori
Seseorang dengan gaya belajar auditori akan cepat dan mudah mempelajari sesuatu
hanya dengan mendengarkan. Gaya belajar ini cocok untuk mereka yang suka
menghafal.
• Visual
Gaya belajar visual mengandalkan indra penglihatan untuk menyerap suatu
informasi. Seseorang dengan gaya belajar visual dapat memaksimalkan proses
belajarnya dengan memerhatikan gambaran visual atau mind maping.
• Kinestetik
Gaya belajar kinestetik melibatkan kegiatan fisik. Seseorang dengan gaya belajar
kinestetik biasanya adalah seseorang yang cenderung aktif dan tidak bisa diam.
Seseorang dengan gaya belajar kinestetik umumnya menyukai kegiatan fisik
seperti olahraga, menari, drama dan sejenisnya.
2.1. 3 Gaya Belajar Pada Tiap Tahap Perkembangan
Berikut ini merupakan contoh dari perilaku pada setiap perkembangan anak yang
berkaitan dengan masing-masing gaya belajarnya,mulai dari bayi,balita,hingga
anak-anak.
• Bayi visual
Senang melihat-lihat buku,pergerakan yang orangtuanya buat,menyukai mainan
yang berwarna warni.Dalam berkomunikasi biasanya bayi yang cenderung

3
memiliki tipe visual komunikasi nya kurang,meraka lebih senang mengamati dan
memperhatikan detail-detail kecil seperti cahaya,kilauan,dll

• Bayi Audio
Suara merupakan hal yang menarik bagi bayi Audio,mereka senang bermain
dengan suara-suara seperti bermain dengan kunci-kunci yang mengeluarkan
suara.Ketika tidur pun music atau suara-suara menjadi hal yang utama bagi bayi
audio.
• Bayi kinestetik
Memanjat,melompat,berlari merupakan hal yang paling disukai oleh bayi
kinestietik,selain itu pula ia senang melakukan permainan menantang seakan ia
tidak memiliki rasa takut.Bayi kinestetik menggunakan tubuh nya untuk
mengekspresikan diri seperti menghentakkan kaki dengan keras pertanda ia sedang
marah.
• Balita Visual
Balita visual Senang mengamati dan menirukan sesorang,dapat duduk tenang
hanya dengan menonton atau mengamati sesuatu hal.Balita visual cenderung cepat
mengucapkan kata dan tidak menutup kemungkinan kata tersebut sudah sangat
jelas.
• Balita Audio
Balita audio mengikuti seseorang dari apa yang ia dengar,seperti apa yang
dikatakan orang lain dengan cepat balita audio dapat mengingat kata tersebut.Balita
audio sangat senang bermain peran,seperti berpura-pura menjadi tokoh dalam buku
cerita,atau hanya mengobrol dengan boneka.Boleh dikatakan balita audio memiliki
jiwa bersosialisai yang cukup tinggi
• Balita Kinestetik
Balita kinestetik senang permainan yang melibatkan tenaga atau potensi dalam
tubuhnya,seperti melempar bola,bermain sepeda,melompat di trampoline dan lain-
lain.Tetapi dalam Bahasa,balita kinesetetik membutuhkan waktu untuk
berkembang.
• Anak-anak Visual
Seorang anak yang visual lebih memilih hanya mengamati,dengan begitu mereka
merasa bebas dengan bersosialisasi,walaupun hal tersebut dapat menyebabkan

4
kurangnya interaksi sosial.Mereka sangat pandai dalam kegiatan motoric halus
seperti menggambar.Kemampuan berbahasanya khusunya kosakata mereka
dapatkan ketika membaca buku lalu dengan mudahnya mereka dapat
mengingatnya
• Anak-anak Audio
Dalam anak-anak audio hal yang menarik adalah bahwa mereka sangat senang
bersosialisasi dan saling mengobrol,dapat dikatakan berbicara merupakan hobi
sekaligus keahliannya.Contohnya senang mempresentasikan seuatu kepada teman-
temannya,Membaca puisi dan lainnya.Selain itu anak-anak audio dapat memahami
instruksi hanya dengan mendengar saja.
• Anak-anak Kinestetik
Duduk diam dikelas merupakan hal yang sangat tidak disukai oleh anak-anak
kinestetik.Secara akademis mungkin mereka sedikit terlambat.Tetapi mereaka
sangat berbakat dalam bidang olahraga,hal tersebut jugalah yang menjadi
pendorong dalam jiwa kepemimpinan dan sosial mereka.Walaupun terkandang
mereka belum bisa mengontrol emosinya,seperti contohnya memukul orang lain
ketika sedang marah.

2. 2 Karakteristik dan Perbandingan Karakter pada Setiap Tahap

2.2. 1 Karakteristik Perkembangan Bahasa pada Usia Dini


Perkembangan bahasa pada usia dini dapat dibedakan menjadi dua rentang usia
yaitu:
• Anak usia 3-4 tuhan, karakteristik yang dimiliki oleh anak-anak usia tersebut
biasanya mengingat bahasa melalui permainan, lebih senang memahami dengan
konsep yang sederhana, lebih senang menikmati bahasa dengan mendengarkan
cerita yang sama yang diulang-ulang dan lebih senang belajar berbahasa dengan
menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar.
• Anak usia 4-6 tahun, karakteristik pada usia ini biasanya mengalami
perkembangan dari usia sebelumnya seperti berbicara dengan menggukan
bahasa yang sederhana yang sering anak dengar dalam kehidupan sehari-hari
yang terdiri dari 4-5 kata, senang mendengarkan dan lebih senang menceritakan
kembali dengan menggunakan bahasa yang sederhana, mampu membentuk

5
kata-kata menjadi sebuah kalimat pertanyaan, dan mampu menyebutkan nama
panggilan orang-orang sekitarnya.

2.2. 2 Karakteristik Pengembangan Bahasa pada Usia Sekolah Dasar


➢ Anak usia 6 tahun, karakteristik pada usia 6 tahun anak biasanya lebih senang
berbicara tanpa henti, lebih banyak bertanya kepada orang yang lebih
dewasa, dan dapat mengekspresikan apa yang dia ucapkan.
➢ Anak usia 7-8 tahun, memiliki karakteristik dalam pengembangan bahasanya
biasanya lebih senang bercerita dan menceritakannya melalui tulisan, mulai
mampu menyusun kalimat dan bahasa percakapan, mampu mengkritik hasil
karya sendiri, dan senang membesar-besarkan kejadian yang dia alami.
➢ Anak usia 9-10 tahun, biasanya memiliki karakteristik seperti senang
berbicara tanpa berhenti dan tanpa alasan yang jelas, mampu
mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakan, dan mampu menyusun
kalimat dan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih
dewasa, dan senang menirukan ucapan atau bahasa yang sedang popular.
➢ Anak usia 11-12 tahun, pada tahap ini perkembangan bahasa anak menuju
pada tahap remaja dimana anak-anak mulai memperbaiki tata bahasanya dan
memiliki karakteristik seperti senang berargumentasi, mampu menjadi
pendengar yang suka berfikir, mampu mengerti bahwa kalimat yang
diucapkan sebagai sebuah tanda atau kode, dan mampu memahami gaya
bahasa.

2.2. 3 Karakteristik Pengembangan Bahasa pada Remaja


Pada tahap remaja biasanya telah mampu berkomunikasi dengan lingkungan
sekitar seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pada masa remaja
anak-anak telah mampu memahami pengertian dan arti dari bahasa, dimana pada
masa remaja anak-anak telah mampu membedakan mana bahasa baku, bahasa
sehari hari dan mampu menempatkan bahasa yang diucapkan baik kepada yang
lebih tua, teman dan yang lebih rendah.
2.2. 4 Karkateristik Pengembangan Bahasa pada Dewasa
Pada tahap dewasa tentu saja proses berkembangnya kemampuan untuk
memahami dan mengucapkan kata sudah semakin matang. Pada usia dewasa kita
sudah mampu berbahasa dengan baik karena bahasa kita sudah mengalami
6
pengembangan dari mulai kita bayi hingga kita dewasa. Kosakata yang dimiliki oleh
orang dewasa juga sudah banyak karena mereka sudah memiliki banyak pengalaman
berbahasa. Orang dewasapun sudah mampu untuk mengajarkan cara berbahasa
kepada anak-anaknya.

2. 3 Mitos dan Kesalahpahaman Mengenai Pembelajaran pada Anak

2.3. 1 Anak mampu mempelajari bahasa asing dengan cepat dan mudah
Banyak orang yang berpandangan mengenai anak yang dengan lebih mudah
mempelajari dan menguasai bahasa asing daripada orang dewasad. Hal tersebut
dipengaruhi oleh sebuah teori yang dinamakan dengan “Teori Waktu Kritis”
(Critical Period). Teori tersebut memiliki isi yang menyatakan bahwa dalam
pembelajaran bahasa asing, anak-anak lebih ulung daripada orang dewasa, hal itu
disebabkan oleh otak anak-anak yang masih fleksibel, namun isi tersebut masih
menimbulkan pertanyaan oleh para peneliti. Terdapat isi lain dari teori tersebut yang
dinyatakan benar adanya, yaitu mengenai faktor-faktor yang menyebabkan adanya
perbedaan tingkat sulit atau mudahnya mempelajari bahasa adalah faktor sosial dan
psikologi dibandingkan faktor fisik.
Anak-anak diduga lebih cepat dan mudah dalam mempelajari bahasa termasuk
bahasa Inggris daripada orang dewasa karena secara psikologis, manusia dianggap
lebih mudah melakukan banyak hal termasuk salah satunya adalah belajar dan
mempelajari sesuatu apabila ia masih belum memiliki banyak ‘beban’ pikiran.
Dalam anggapan tersebut anak-anak dianggap sebagai manusia yang tanpa beban.
Sebaliknya dengan orang dewasa yang sudah memiliki banyak ‘beban’ pikiran.
Asumsi-asumsi bahwa otak anak lebih fleksibel untuk dapat dengan mudah
belajar bahasa asing dibandingkan dengan orang dewasa masih sulit untuk terjawab
karena dalam berkomunikasi, bahasa anak cenderung ringan dan tidak banyak kosa
kata yang harus dimengerti dan dikuasai, orang dewasa dalam berkomunikasi pasti
menggunakan banyak kosa kata yang lebih luas cakupanya sehingga dapat dikatakan
bahwa orang dewasa lebih kompleks dalam berkomunikasi daripada anak-anak.
Maka, anggapan bahwa anak-anak lebih mudah memahami dan bahasa asing
daripada orang dewasa adalah hanya sebatas mitos dan kesalahpahaman belaka
padahal pembelajaran formal ataupun informal orang dewasa lebih baik daripada
anak-anak sebagaimana penelitian tersebut.

7
Implikasinya bagi orang tua dan guru adalah untuk tidak menargetkan tinggi
pembelajaran bahasa anak terutama bahasa Inggris, karena anak mempelajari hal
tersebut tak kalah sulit dengan orang dewasa. Guru harus mampu memantu siswanya
untuk mengajarkan bahasa yang lebih kreatif agar pembelajaran bahasa terutama
bahasa Inggris dapat berjalan dengan menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik anak.
2.3. 2 Semakin muda umur anak, maka semakin ahli dalam menguasai bahasa
Kesalahpahaman semakin muda umur anak, maka akan semakin ahli dalam
menguasai bahasa adalah berkenaan dengan kapan waktu yang tepat untu bisa mulai
belajar berbahasa. Salah satu penelitian yang dilakukan di Inggris dengan 17.000
anak-anak yang diteliti perkembangan belajar bahasa Prancis selama lima tahun,
hasilnya adalah anak-anak yang berumur 11 lebih bagus dalam mempelajari bahasa
Prancis daripada yang berumur 8 tahun. Penelitian ini juga menunjukkan anak yang
lebih tua umurnya akan lebih mampu menguasai bahasa asing dibandingkan dengan
anak yang lebih mudah apabila dalam pembelajaran formal. Namun, penelitian yang
dilaksanakan di Eropa ini biasa menyesuaikan kultur dalam belajar berbahasa yaitu
penguasaan grammar, maka anak yang lebih tua akan lebih mudah menguasainya
karena mereka lebih mampu untuk mengikuti arahan dari guru maupun orang tua.
Sejalan dengan teori dari Vygotsky bahwa anak-anak mudah mempelajari sesuatu
termasuk bahasa apabila dibantu dan difasilitasi oleh orang dewasa. Sebaliknya
dengan teori Piaget yang menyatakan bahwa anak mengandalkan keahlian dan
kemampuannya dalam mempelajari bahasa asing ataupun bahasa selain bahasa ibu.
Maka, akan dikatakan mitos bahwa sedari bayi hingga usia sebelum sekolah
adalah waktu yang tepat mengajarkan anak berbahasa termasuk bahasa Inggris, hal
tersebut telah banyak dibuktikan melalui berbagai penelitian. Anak akan merasa
tertekan karena bosan untuk mempelajari bahasa asing termasuk bahasa Inggris
karena dari sisi pengajar maupun orang tuanya kurang benar dalam mengajarkannya,
hal tersebut dikarenakan anak-anak yang belum sekolah belum bisa diajarkan terlalu
banyak pembelajaran bahasa kecuali pengucapan (pronunciation). Pronunciation
menjadi hal yang sangat mudah dilakukan untuk anak bahkan anak akan lebih fasih
dalam pronunciation melebihi orang dewasa karena anak merupakan peniru yang
handal dan pronunciation juga menggunakan fungsi motorik yang dapat dipakai oleh
anak-anak diusia tertentu dalam melafalkan bahasa asing dengan syarat orang
dewasa yang menggunakan bahasa asing tersebut fasih dan benar dalam
8
pengucapannya. Tetapi tentu saja hanya sebuah anggapan bahwa pronunciation
menjadi suatu jawaban untuk mitos semakin muda usia anak maka semakin ahli
dalam menguasai bahasa karena para peneliti dan ahli menyatakan faktor umur tidak
berpengaruh dalam proses pembelajaran bahasa termasuk bahasa Inggris.
Implikasi yang bisa didapat dari penelitian tersebut adalah bahwa anak-anak
dengan umur berapapun memiliki potensi yang sama sehingga guru dan orang tua
tidak perlu menargetkan kemampuan berbahasa asing tiap anak apalagi dengan umur
yang masih muda yang masih perlu diperhatikan kembali pola pembelajaran bahasa
asingnya.
2.3. 3 Dengan rentang waktu yang lama dalam mempelajari bahasa asing, maka akan
semakin cepat siswa untuk memahami bahasa asing tersebut.
Menurut kebanyakan guru semakin sering mengenalkan anak bahasa asing,
maka akan semakin cepat dan baik anak didik tersebut dalam menggunakan bahasa
asing karena sudah terbiasa. Inilah mengapa guru lebih sering menggunakan kata-
kata perintah dalam bahasa asing, misal : guru memberi instruksi sit down (sambil
menunjukkan ke kursi), stand up (sambil mendemonstrasikan berdiri), come (sambil
melambaikan tangannya). Orang tua pun harus mendidik anak di rumah dimulai dari
umur 2 tahun dengan menggunakan bahasa sederhana, contohnya yaitu : it’s mommy
(tunjuk ibunya), it’s daddy (tunjuk ayahnya), dan close the door (peragakan menutup
pintu). Mengenalkan anak bahasa asing (bicara) dengan didemonstrasikan (aksi)
secara langsung disebut dengan TPR (Total Physical Response).
Sebenarnya program ini sangat menguntungkan untuk melatih agar anak
terbiasa menggunakan bahasa asing, akan tetapi hal tersebut mitos. Ada beberapa
penelitian yang menunjukkan bahwa cara seperti ini memberikan hasil sama saja,
tidak menjadikan anak menguasai bahasa asing dengan cepat dan baik (Cummins,
1981; Ramiez, Yuen, dan Ramey, 1991). Dapat disimpulkan bahwa seringnya
memperkenalkan anak bahasa asing tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam
proses pembelajaran bahasa asing. Hal ini terjadi karena bahasa ibu mereka struktur
dan polanya tidak sama dengan bahasa ibu dan dengan pengajaran yang tidak
menarik malah akan membuat anak bosan.
2.3. 4 Anak-anak bisa menguasai bahasa asing hanya dengan sekali ucap
Kebanyakan guru berasumsi bahwa anak-anak lebih percaya diri dalam
mengucapkan bahasa asing, karena mereka tidak memikirkan struktur bahasa yang
benar, mereka hanya mengucapkan sesuai dengan apa yang mereka dengar, kapan,
9
dan pada kontek apa itu diucapkan. Sementara untuk anak SMP, SMA dan usia di
atasnya mereka lebih tidak percaya diri dalam mengucapkan kata atau kalimat dalam
bahasa asing dikarenakan mereka terbebani dengan sudah mempelajari grammar,
struktur kalimat, dll
Penelitian kemudian dilakukan untuk membuat persepsi yang sama tentang
keahlian linguistik. Dari situ menghasilkan bahwa anak-anak di usia 5-7 tahun
kesulitan untuk memahami bahasa asing yang bersifat absrak, namun mereka
mampu menguasai bahasa asing untuk berkomunikasi. Cummins (1980)
mengatakan bahwa “anak-anak terlihat fasih dalam berkomunikasi lisan, namun
mengalami masalah dalam melakukan aspek bahasa yang abstrak dan tidak
konstektual.
Para guru harus menyadari anak yang sedang mempelajari bahasa asing
memiliki kesulitan pada umumnya tentang pola pembacaan dan penulisan yang
mungkin tidak akan terlihat ketika ia memiliki kemampuan berkomunikasi lisan
dengan baik. Oleh sebab itu, guru diharapkan untuk lebih perhatian kepada anak
dengan cara membimbing baik pada komunikasi, pembacaan, dan penulisan yang
baik dan benar, karena bahasa asing tidaklah mudah untuk dipelajari dalam waktu
yang singkat.

2. 4 Cara Memaksimalkan Gaya Belajar Berbahasa Inggris pada Masa Bayi, Balita,
dan Anak Sekolah Dasar

Setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, mulai dari visual,
auditori, hingga kinestetik. Ada beberapa Cara memaksimalkan belajar Bahasa
Inggris yang bisa di terapkan oleh orang tua maupun guru, diantaranya sebagai
berikut :
2.4. 1 Cara memaksimalkan belajar Bahasa inggris secara visual
2.4. 1 Peran dari orang tua
➢ Menempelkan poster
Orang tua bisa menempelkan poster mengenai animals, fruits, colors, and etc
pada tempat yang sering dilihat anak. Misalnya dinding kamar, agar anak dapat
melihat nya secara terus-terusan dan membaca hingga anak tersebut hafal.
➢ Menempelkan huruf pada puzzle dan meminta anak menyusun kata-kata
Bahasa inggris yang ada di sekitarnya.

10
Misalnya anak melihat kucing, orang tua menanyakan kepada anak “Apa
Bahasa inggrisnya kucing” Jika anak tidak mengetahui orang tua bisa
memberikan clue untuk melihat di poster yang sudah ditempel. Lalu anak
Menyusun nya menjadi satu kata.
➢ Menyusun kata menjadi kalimat sederhana
Setelah anak sudah bisa Menyusun kata, kita bisa meminta anak Menyusun
kalimat sederhana. Misalnya “Cat is cute” di papan tulis berwarna
a. Menonton kartun Bahasa inggris.
Anak biasa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa mengganggu
siapapun. Hal itu bisa dimanfaatkan orang tua untuk memberikan
pembelajaran Bahasa inggris dengan menampilkan kartun yang
berbahasa inggris. Misalnya cocomelon, Tayo the little bus, Dora the
explorer, dll.
b. Membaca buku Bahasa inggris yang ringan untuk dibaca anak
Bagi anak Sekolah Dasar lebih menyukai membaca buku yang terdapat
gambar yang menarik. Maka orang tua bisa memberikan komik atau
buku cerita Bahasa inggris yang ringan untuk dibaca untuk anak usia
sekolah dasar, selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan literasi
anak.
c. Permainan Bahasa inggris untuk anak
Di zaman sekarang yang serba digital sudah banyak aplikasi yang
menyediakan permainan untuk mempermudah belajar Bahasa inggris,
seperti Duolinggo, Bumblebee Touchbook, Zona Game, dan games
lainnya. Orang tua bisa membantu perkembangan Bahasa inggris anak
dengan mendownload dan mengajari mereka bagaimana cara
memainkannya.
2.4. 2 Peran dari guru
a. Memvisualisasikan kata-kata ejaan Bahasa inggris
Guru dapat menuliskan kata-kata yang akan diajarkan dalam ukuran
besar, berwarna warni. Misalnya guru menempelkan gambar apel, dan
guru menuliskannya “Apple” dan mengejakannya.
b. Tampilkan gambar/ide-ide di papan tulis melalui infocus
Guru bisa menampilkan gambar dan murid menebak dengan
menggunakan Bahasa inggris. Hal itu dapat memperkaya kosa kata anak.
11
c. Teaching English by using games
• Media game terdiri dari unsur visual (dapat dilihat), audio (dapat
didengar) dan gerak (dapat berinteraksi). Jadi, media ini dapat
membangkitkan keingintahuan anak, merangsang penjelasan pendidik,
memungkinkan anak menyentuh objek kajian pelajaran, membantu
mereka mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya (Jazulli,
M. 2006)
• Adanya unsur AI (Article Intelegence) atau kecerdasan buatan dari
media game itu sendiri. Hal ini agar memberikan komunikasi dua arah
dimana pertanyaan bisa diacak dilayar computer dan anak bisa
menjawabnya. Tingkat kesulitan games tersebut juga diatur, dari tingkat
mudah hingga tingkat yang lebih sulit lagi.
• Hal Ini lebih efisien. Disamping menarik, guru juga tidak perlu
mengahabiskan waktu untuk menyampaikan materi dan anak mudah
menyerap materi secara dalam dan utuh dikarenakan didalam games
tersebut ada unsur visual, auditori.
2.4. 2 Cara memaksimalkan belajar Bahasa inggris secara auditori untuk anak
2.4.2. 1 Peran dari orang tua
a. Membacakan buku cerita Bahasa inggris
Anak auditori lebih suka jika mendengarkan dibanding membaca, jadi
baiknya orang tua sejak dini memulainya dengan membacakan buku-buku
berbahasa inggris yang ringan untuk dipahami anak. Misalnya buku detektif
conan, animal story, dan buku lainnya. Anak akan terbiasa mendengarkan
kosa kata Bahasa inggris dan itu akan memudahkan mereka bisa untuk
melafalkannya.
b. Menggunakan Bahasa inggris dalam kegiatan sehari-hari
Membiasakan anak untuk berbicara Bahasa ingris dalam kegiatan sehari-hari.
Misalnya menyapa menggunakan Bahasa inggris “Good Morning”. Dokter
anak setuju bahwa mengajarkan anak pada usia muda akan memudahkan
mereka mempelajari Bahasa inggris agar lancar dalam pelafalannya.
c. Lagu inggris untuk anak-anak
Perdengarkan sejak dini lagu-lagu anak dalam Bahasa inggris. Sekarang ini,
sudah banyak channel youtube yang memfasilitasi anak untuk belajar bahasa

12
inggris melalui lagu, seperti cocomelon. Orang tua bisa memutarkan setiap
hari agar memudahkan anak untuk hafal dan mengerti karena terbiasa
mendengarkannya.
d. Membacakan dengan suara keras
Ketika anak sudah mulai bisa membaca orang tua bisa mendorong mereka
untuk membacanya dengan suara keras agar anak mudah untuk memahami
dan juga apabila ada kosa kata yang salah dibaca bisa dikoreksi oleh orang
tua.
e. Bimbingan belajar Bahasa inggris dengan menggunakan tutor
Dengan bantuan tutor akan memudahkan anak memahami belajar Bahasa
inggris. Carikan seorang tutor yang sesuai untuk anak, bukan hanya
mengajarkan secara monoton tapi harus menarik agar anak semakin tertarik
dalam belajar Bahasa inggris.
2.4.2. 2 Peran guru
a. Mengajarkan Bahasa inggris menggunakan lagu
Keberhasilan metode ini tergantung dari guru, apakah mereka bisa
menyajikan pembelajaran dengan menarik dan menyenangkan bagi anak.
Bukan hanya dengan nyanyian saja, tetapi harus diiringi dengan music yang
membantu proses pembelajaran.
b. Mengajarkan Bahasa inggris dengan menggunakan cerita (story telling)
Guru bisa menyajikan cerita yang akan dibacakan oleh guru dengan
pembawaan yang asik dan juga media yang sesuai untuk anak auditori.
Misalnya video yang disertakan music dan bacaan yang mudah didengar dan
cerita nya juga sesuai untuk usia mereka.
c. Gunakan perlengkapan auditori saat menyampaikan materi
Guru harus bisa menyesuaikan media pembelajaran untuk diajarkan kepada
muridnya. Mengkombinasikan antara semua pembelajaran salah satunya
media pembelajaran auditori, misalnya rekamanan video berbahasa inggris
untuk anak SD, rekaman audio, atau audio book.
d. Berdiskusi kelompok
Banyak anak-anak yang lebih menyukai belajar Bersama. Guru bisa
membuat kelompok untuk belajar agar mereka bisa saling berinteraksi dan
saling membantu dalam belajar Bahasa inggris.

13
2.4. 3 Cara memaksimalkan belajar Bahasa inggris secara kinestetik untuk anak
2.4.3. 1 Peran Orang tua
a. Buat ruang yang fleksibel dan menyenangkan
Anak dengan kecerdasan kinestetik tidak akan tahan jika harus duduk diam
di meja saat belajar. Ia akan cepat bosan dan mudah teralihkan. Nah, orang
tua bisa membantunya dengan membuat ruang belajar yang fleksibel dan
menyenangkan. Tidak harus meja, Orang tua bisa melengkapi ruang belajar
anak dengan karpet atau bean bag agar anak memiliki kebebasan untuk
memilih tempat belajar.
b. Menjelajahi lingkungan sekitar.
Orang tua bisa mengajak anak ke halaman ataupun taman di dekat rumah.
Manfaatkan momen ini untuk memberikan pengenalan benda yang ada di
sekitar dengan menggunakan bahasa inggris.
c. Cari sekolah yang mendukung
Sekolah yang cocok merupakan hal penting yang harus diperhatikan ketika
akan menyekolahkan anak, apalagi anak yang cara belajarnya itu kinestetik.
Alih-alih kecerdasan kinestetik Si anak meningkat, salah dalam memilih
sekolah justru dapat membuat anak kesulitan dalam menerima informasi
selama proses belajar. Pasalnya, metode pelajaran yang tidak menyertakan
gerakan akan membuat tubuh anak tidak terkoneksi sehingga anak sulit
dalam mengingat sesuatu.
d. Ajarkan anak belajar dari kesalahan
Dalam mempelajari suatu pelajaran pasti anak pernah melakukan kesalahan
dalam bahasa inggris pun sama pasti anak melakukan kesalahan. Sebagai
orangtua harus memberikan ruang kepada anak supaya mereka dapat
mempelajari pengalaman maupun kesalahan yang dilakukan. Seperti ketika
anak sedang belajar grammar dan salah maka orangtua jangan terpaku pada
kesalahannya tapi dukung dan berilah solusi atas kesalahan tersebut.
2.4.3. 2 Peran Guru
a. Membuat siswa berperan aktif
Agar pembelajaran lebih menyenangkan, guru tidak hanya menyampaikan
teori saja, tetapi juga mempraktikkannya dan mengajak siswa untuk
berperan aktif. Dengan demikian, siswa merasa lebih terlibat dan lebih asik
dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
14
b. Memberikan pengalaman bagi siswa
Selain itu, sebisa mungkin guru juga bisa memberikan pengalaman belajar
bagi siswa. Caranya dengan membuat siswa situasi dengan percakapan
bahasa inggris seperti bermain peran. Dengan demikian, siswa mudah
mempelajari bahasa inggris bila dipraktekan secara langsung.

15
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Perkembangan bahasa pada anak usia di bawah lima tahun lebih menitikberatkan pada
penambahan kata serta perbendaharaan kosakata. Pada masa ini, penting bagi orang tua
untuk selalu memerhatikan kata-kata yang akan dilontarkan di hadapan balita karena
bisa saja sang anak menirunya di kemudian hari. Pada anak usia sd, anak sudah
mengenal banyak kata-kata sederhana dan mungkin sudah mulai terampil merangkai
kata menjadi kalimat. Semakin sering anak berbicara dengan orang tua atau dengan
teman-temannya, semakin banyak pula kosa kata yang nantinya ia akan kuasai.
Selain itu, pada anak usia sd akan mulai terlihat perbedaan antara anak yang
kemampuan komunikasinya berkembang dengan baik dan yang belum berkembang.
Macam-macam gaya belajar pada anak : Auditorial, Kinestetik, dan Visual.
Karkateristik Pengembangan Bahasa pada Dewasa Kosakata yang dimiliki oleh orang
dewasa juga sudah banyak karena mereka sudah memiliki banyak pengalaman
berbahasa. Orang dewasapun sudah mampu untuk mengajarkan cara berbahasa kepada
anak-anaknya.

3. 2 Saran

Diharapkan murid, guru, maupun orang tua mengetahui bagaimana cara


memaksimalkan pembelajaran dalam mempelajari Bahasa Inggris. Dimulai dari
mengetahui bagaimana gaya belajarnya masing-masing, mitos dan kesalahpahaman
mengenai pembelajaran anak, serta karakteristik antara anak-anak hingga dewasa
dalam belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bernandine N. (2020). Cara Tepat Mendidik Anak yang Cerdas Kinestetik. [Online].

https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/bernadine/cara-tepat-
mendidik-anak-yang-cerdas-kinestetik/5

Gusrayani, D. (2004). Teaching English to Young Learners (Sebuah Telaah Mengajar

Bahasa Inggris kepada Anak-anak). Bandung: UPI PRESS.

Kurniawan. (2019). Cara Mengajar Bahasa Inggris pada Anak-Anak : Sebuah

Panduan. [Online]. https://www.superprof.co.id/blog/petunjuk-dalam-


mengajarkan-bahasa-inggris/

Priyatna, A. (2013). Pahami Gaya Belajar Anak! Memaksimalkan Potensi Anak dengan

Modifikasi Gaya Belajar. Jakarta.

Supriani, R., & Siregar, I. R. (2012). Penelitian analisis kesalahan Berbahasa. Jurnal

Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya, 3(2).

Tia W. (2021). PERAN GURUINOVATIF.ID DALAM MENINGKATKAN


KOMPETENSI PENGAJARAN GURU INDONESIA. [Online].
https://ww w.mrs-dinastian.com/2021/03/peran-guruinovatif-untuk-
meningkatkan-kompetensi-guru.html

17

Anda mungkin juga menyukai